Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Sukma Kemenyan on 19 December 2011, 11:02:47 AM

Title: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 19 December 2011, 11:02:47 AM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 19 December 2011, 11:29:05 AM
apakah seorang arahat punya pilihan utk tidak "memasukin" nibana ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 11:33:03 AM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

mungkin
1-karena dia bertekad di jalan bodhisatta
2-memenuhi hutang kamma sebelum kehidupan dia mencapai arahat
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 19 December 2011, 11:45:12 AM
mungkin
1-karena dia bertekad di jalan bodhisatta
2-memenuhi hutang kamma sebelum kehidupan dia mencapai arahat

Bagaimana mungkin seseorang yang telah 'padam', masih bisa bertekad di jalan bodhisatta ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 11:46:00 AM
Bagaimana mungkin seseorang yang telah 'padam', masih bisa bertekad di jalan bodhisatta ?

apanya yang padam?
kapan padamnya, lalau untuk berapa lama

 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 19 December 2011, 11:49:12 AM
apanya yang padam?
kapan padamnya, lalau untuk berapa lama

 _/\_

Padam kilesanya dong, gimana seh. Sekali padam, ya selama-lamanya padam
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 11:52:38 AM
Padam kilesanya dong, gimana seh. Sekali padam, ya selama-lamanya padam

saya tanya
adakah kilesa padam yang di babarkan oleh Guru Agung?
dan mengacu kata "selama-lamanya"

silahkan
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 19 December 2011, 11:57:13 AM
saya tanya
adakah kilesa padam yang di babarkan oleh Guru Agung?
dan mengacu kata "selama-lamanya"

silahkan
 _/\_

Guru Agung yang ada di Tipitaka (Pali Kanon) memang seperti itu katanya (selama-lama-nya), Guru Agung yang di Kitab Lain berbeda lagi... apakah Guru Agung di kitab-kitab itu sama ? wkwkwkwkwk
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 19 December 2011, 11:58:16 AM
saya tanya
adakah kilesa padam yang di babarkan oleh Guru Agung?
dan mengacu kata "selama-lamanya"

silahkan
 _/\_

Guru agungnya siapa ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 12:14:39 PM
dalam Tipitaka Pali, ketika seseorang mencapai Arahat, biasanya terdapat suatu formula sebagai berikut: “Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak akan ada lagi penjelmaan menjadi kondisi makhluk apapun.” ==> formula ini mengindikasikan suatu pencapaian final
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 12:46:34 PM
Guru Agung yang ada di Tipitaka (Pali Kanon) memang seperti itu katanya (selama-lama-nya), Guru Agung yang di Kitab Lain berbeda lagi... apakah Guru Agung di kitab-kitab itu sama ? wkwkwkwkwk

anda bercanda
atau anda tidak tahu

. _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 19 December 2011, 12:47:31 PM
Kok kayaknya mirip sama seorang member lama yak ?  :D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 19 December 2011, 12:48:00 PM
anda bercanda
atau anda tidak tahu

. _/\_

menurut anda Guru Agung di Kitab-kitab itu sama ? padahal yang satu isi-nya "NO RETURN" yang satu-nya masih ada kemungkinan RETURN.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 12:49:47 PM
dalam Tipitaka Pali, ketika seseorang mencapai Arahat, biasanya terdapat suatu formula sebagai berikut: “Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak akan ada lagi penjelmaan menjadi kondisi makhluk apapun.” ==> formula ini mengindikasikan suatu pencapaian final

yup setuju
pertanyaanya, setelah mencapai nibbana dalam kehidupan terakhir lalu mati

kemana mahluk ini?

pertanyaan inlah yang ingin disampaikan oleh TS
tidak seperti 2 saudara sedhamma di atas, dengan cetana asal-asalan menulis
pendapatnya

theravadin you don't have the answer right
(btw ane theravadin juga :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 12:51:47 PM
menurut anda Guru Agung di Kitab-kitab itu sama ? padahal yang satu isi-nya "NO RETURN" yang satu-nya masih ada kemungkinan RETURN.

mana buktinya Yang Terberkahi mengatakan "no return"
ada suttanya

yang mana para buddha (arahat atau Buddha Gotama sendiri) setelah pari nibbana
ada? atau tidak ada?, atau ada dan tidak ada?

Guru Agung , menjawab dengan diam.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 12:54:26 PM
Kok kayaknya mirip sama seorang member lama yak ?  :D

maaf, saya umat dhammacakka
tidak pernah posting di sini, di undang oleh salah satu dhamma duta
demi menghormatinya saya bikin ID ini hari ini

kalau ada masalah masa lalu, jangan di ingat
kalau orang berbuat jasa alangkah indahnya di ingat terus.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 12:57:37 PM
yup setuju
pertanyaanya, setelah mencapai nibbana dalam kehidupan terakhir lalu mati

kemana mahluk ini?

pertanyaan inlah yang ingin disampaikan oleh TS
tidak seperti 2 saudara sedhamma di atas, dengan cetana asal-asalan menulis
pendapatnya

theravadin you don't have the answer right
(btw ane theravadin juga :))

Quote from: MN 72 Aggivacchagotta Sutta

19. “Bagaimana menurutmu, Vaccha? Misalkan terdapat api yang membakar di depanmu. Apakah engkau mengetahui: ‘Api ini membakar di depanku’?”

“Aku mengetahuinya, Guru Gotama.”

“Jika seseorang bertanya kepadamu, Vaccha: ‘Bergantung pada apakah api yang membakar di depanmu ini?’ – jika ditanya demikian, bagaimanakah engkau menjawab?”

“Jika ditanya demikian, Guru Gotama, aku akan menjawab: ‘Api ini membakar dengan bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu.’”

“Jika api di depanmu itu padam, apakah engkau mengetahui: ‘Api di depanku ini telah padam’?”

“Aku mengetahuinya, Guru Gotama.”

“Jika seseorang bertanya kepadamu, Vaccha: ‘Ketika api di depanmu itu padam, ke arah manakah perginya: ke timur, ke barat, ke utara, atau ke selatan?’ - jika ditanya demikian, bagaimanakah engkau menjawab?”

“Itu tidak berlaku, Guru Gotama. Api itu membakar dengan bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu. Ketika bahan bakar itu habis, jika tidak mendapatkan tambahan bahan bakar, karena tanpa bahan bakar, maka itu dikatakan sebagai padam.”

20. “Demikian pula, Vaccha, Sang Tathāgata telah meninggalkan bentuk materi yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya;  Beliau telah memotongnya pada akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, menyingkirkannya sehingga tidak mungkin muncul lagi di masa depan. Sang Tathāgata terbebaskan dari penganggapan dalam hal bentuk materi, Vaccha, Beliau dalam, tidak terbatas, sulit diukur bagaikan samudera. ‘Beliau muncul kembali’ tidak berlaku; ‘‘Beliau tidak muncul kembali’ tidak berlaku; [488] ‘Beliau muncul kembali juga tidak muncul kembali’ tidak berlaku; ‘Beliau bukan muncul kembali juga bukan tidak muncul kembali’ tidak berlaku.  Sang Tathāgata telah meninggalkan perasaan yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan persepsi yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan bentukan-bentukan yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan kesadaran yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya; Beliau telah memotongnya pada akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, menyingkirkannya sehingga tidak mungkin muncul lagi di masa depan. Sang Tathāgata terbebaskan dari penganggapan dalam hal kesadaran, Vaccha, Beliau dalam, tidak terbatas, sulit diukur bagaikan samudera. ‘Beliau muncul kembali’ tidak berlaku; ‘‘Beliau tidak muncul kembali’ tidak berlaku; [488] ‘Beliau muncul kembali juga tidak muncul kembali’ tidak berlaku; ‘Beliau bukan muncul kembali juga bukan tidak muncul kembali’ tidak berlaku.”

dan saya bukan theravadin
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 01:00:01 PM
maaf, saya umat dhammacakka
tidak pernah posting di sini, di undang oleh salah satu dhamma duta
demi menghormatinya saya bikin ID ini hari ini

kalau ada masalah masa lalu, jangan di ingat
kalau orang berbuat jasa alangkah indahnya di ingat terus.

kalau begitu anda termasuk orang yg berbuat jasa
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 01:03:44 PM
dan saya bukan theravadin

pertanyaanya di baca
yang di post oleh TS

 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 01:09:30 PM
pertanyaanya di baca
yang di post oleh TS

 _/\_

anda tidak melihat jawabannya dalam kutipan sutta itu? apakah benar anda seorang theravadin?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 01:19:20 PM
anda tidak melihat jawabannya dalam kutipan sutta itu? apakah benar anda seorang theravadin?
jadi saya anggap anda menyimpulkan hal ini (yang di tanyakan TS) tidak mungkin

lalu pertanyaan lanjutanya kemana para arahat ini
setelah mereka mati (paranibbana)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 19 December 2011, 01:19:32 PM
Quote from: MN 72 Aggivacchagotta Sutta


    19. “Bagaimana menurutmu, Vaccha? Misalkan terdapat api yang membakar di depanmu. Apakah engkau mengetahui: ‘Api ini membakar di depanku’?”

    “Aku mengetahuinya, Guru Gotama.”

    “Jika seseorang bertanya kepadamu, Vaccha: ‘Bergantung pada apakah api yang membakar di depanmu ini?’ – jika ditanya demikian, bagaimanakah engkau menjawab?”

    “Jika ditanya demikian, Guru Gotama, aku akan menjawab: ‘Api ini membakar dengan bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu.’”

    “Jika api di depanmu itu padam, apakah engkau mengetahui: ‘Api di depanku ini telah padam’?”

    “Aku mengetahuinya, Guru Gotama.”

    “Jika seseorang bertanya kepadamu, Vaccha: ‘Ketika api di depanmu itu padam, ke arah manakah perginya: ke timur, ke barat, ke utara, atau ke selatan?’ - jika ditanya demikian, bagaimanakah engkau menjawab?”

    “Itu tidak berlaku, Guru Gotama. Api itu membakar dengan bergantung pada bahan bakar rumput dan kayu. Ketika bahan bakar itu habis, jika tidak mendapatkan tambahan bahan bakar, karena tanpa bahan bakar, maka itu dikatakan sebagai padam.”

    20. “Demikian pula, Vaccha, Sang Tathāgata telah meninggalkan bentuk materi yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya;  Beliau telah memotongnya pada akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, menyingkirkannya sehingga tidak mungkin muncul lagi di masa depan. Sang Tathāgata terbebaskan dari penganggapan dalam hal bentuk materi, Vaccha, Beliau dalam, tidak terbatas, sulit diukur bagaikan samudera. ‘Beliau muncul kembali’ tidak berlaku; ‘‘Beliau tidak muncul kembali’ tidak berlaku; [488] ‘Beliau muncul kembali juga tidak muncul kembali’ tidak berlaku; ‘Beliau bukan muncul kembali juga bukan tidak muncul kembali’ tidak berlaku.  Sang Tathāgata telah meninggalkan perasaan yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan persepsi yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan bentukan-bentukan yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan kesadaran yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya; Beliau telah memotongnya pada akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, menyingkirkannya sehingga tidak mungkin muncul lagi di masa depan. Sang Tathāgata terbebaskan dari penganggapan dalam hal kesadaran, Vaccha, Beliau dalam, tidak terbatas, sulit diukur bagaikan samudera. ‘Beliau muncul kembali’ tidak berlaku; ‘‘Beliau tidak muncul kembali’ tidak berlaku; [488] ‘Beliau muncul kembali juga tidak muncul kembali’ tidak berlaku; ‘Beliau bukan muncul kembali juga bukan tidak muncul kembali’ tidak berlaku.”

 [at] Choa, dan isi kutipan ini di-tafsirkan lebih ke NO-RETURN atau RETURN ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 01:24:36 PM
jadi saya anggap anda menyimpulkan hal ini (yang di tanyakan TS) tidak mungkin

lalu pertanyaan lanjutanya kemana para arahat ini
setelah mereka mati (paranibbana)

itu adalah kesimpulan anda, tapi saya tidak mengatakan demikian.

setelah anda membaca kutipan sutta ini, bagaimana anda menjawab pertanyaan "kemana api setelah padam?"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 01:33:35 PM
itu adalah kesimpulan anda, tapi saya tidak mengatakan demikian.

setelah anda membaca kutipan sutta ini, bagaimana anda menjawab pertanyaan "kemana api setelah padam?"
pertanyaan di balas pertanyaan
live what you believe,

saya sudah berusaha mengangkat topik
ternyata disini hanya bermodal intelactual saja

sayonara.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 19 December 2011, 01:34:17 PM
pertanyaan di balas pertanyaan
live what you believe,

saya sudah berusaha mengangkat topik
ternyata disini hanya bermodal intelactual saja

sayonara.

Memangnya anda bermodal apa ???
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: sl99 on 19 December 2011, 01:36:35 PM
Spekulasi dari saya.

Jika awal mulanya tidak ada api, kemudian timbul api, kemudian api padam karena habisnya bahan bakar.
Bisa saja dan ada kemungkinan api tersebut nyala kembali, jika "ada yang iseng"  menyatukan bahan2 pembentuk api.

Tapi jika itu yang terjadi, api yang timbul akan benar2 baru, bukan api yang lama, karena tidak ada energi yang berkesinambungan.

Pada akhirmya, tetap no return, untuk makhluk yang sudah mencapai arahat.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 01:37:10 PM
Memangnya anda bermodal apa ???

apakah dengan segala pengetahuan dan praktek anda
anda dapat menangkap saya siapa?

lalu kalau anda menjawab pernyataan atau pertanyaan saya
cetananya apa?
apakah anda merasa lebih bijak, sama atau lebih rendah
itu yang terutama

atau isi, dari pembahasan yang utama?
apa cetana anda?
apa tujuan anda belajar dhamma?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 01:38:00 PM
pertanyaan di balas pertanyaan
live what you believe,

saya sudah berusaha mengangkat topik
ternyata disini hanya bermodal intelactual saja

sayonara.

pertanyaan yg dijawab pertanyaan adalah salah satu metode menjawab yg diajarkan oleh Sang Buddha, seperti jelas terlihat dalam sutta di atas. pertanyaan kemana Arahat setelah parinibbana adalah tidak relevan, maka Sang Buddha menggunakan perumpamaan api itu untuk menjelaskan.

di sini bukan bermodalkan intelactual, tapi kami berusaha sebisa mungkin untuk menggunakan rujukan sah daripada interpretasi pribadi yg mungkin tidak bisa dipertanggungjawabkan.

terima kasih sudah mengangkat topik. selamat jalan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 01:39:44 PM
Spekulasi dari saya.

Jika awal mulanya tidak ada api, kemudian timbul api, kemudian api padam karena habisnya bahan bakar.
Bisa saja dan ada kemungkinan api tersebut nyala kembali, jika "ada yang iseng"  menyatukan bahan2 pembentuk api.

Tapi jika itu yang terjadi, api yang timbul akan benar2 baru, bukan api yang lama, karena tidak ada energi yang berkesinambungan.

Pada akhirmya, tetap no return, untuk makhluk yang sudah mencapai arahat.

saya menghargai pendapat anda
 _/\_

lalu untuk apa para praktisi dharma mengetahui dan mempraktekan dharma
sampai mencapai arahat, jika ujung-ujungnya sama dengan kaum nihilisme
malah mereka yakin tampa pertimbangan kamma baik dan buruk
ini merupakan pandangan yang di hindari oleh Buddha Gotama?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 01:41:01 PM
pertanyaan yg dijawab pertanyaan adalah salah satu metode menjawab yg diajarkan oleh Sang Buddha, seperti jelas terlihat dalam sutta di atas. pertanyaan kemana Arahat setelah parinibbana adalah tidak relevan, maka Sang Buddha menggunakan perumpamaan api itu untuk menjelaskan.

di sini bukan bermodalkan intelactual, tapi kami berusaha sebisa mungkin untuk menggunakan rujukan sah daripada interpretasi pribadi yg mungkin tidak bisa dipertanggungjawabkan.

terima kasih sudah mengangkat topik. selamat jalan.

baiklah
saya angap anda menyatakan diri belum merealisasikan dhamma ini
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 19 December 2011, 01:42:00 PM
apakah dengan segala pengetahuan dan praktek anda
anda dapat menangkap saya siapa?

lalu kalau anda menjawab pernyataan atau pertanyaan saya
cetananya apa?
apakah anda merasa lebih bijak, sama atau lebih rendah
itu yang terutama

atau isi, dari pembahasan yang utama?
apa cetana anda?
apa tujuan anda belajar dhamma?


Anda bertanya, lalu sudah dijawab.
Minta bukti, lalu dikasih sutta, malah balik bilang hanya intelektual

Loh, jadi maunya anda kayak gimana ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 01:43:41 PM
Waktu saya belajar mind and mental factor, guru saya menjelaskan tentang mental factor (cetasika) yg
(1) selalu hadir (ini seperti perasaan, dll yg harus ada)
(2) netral
(3) tidak bajik (kilesa) --> ada 6, disebut sebagai faktor mental pengganggu
(4) bajik (11)
(5) faktor tidak bajik turunan (20) ----> klesha yg minor
dan sisanya.... gak usah dibahas, kita bahas yg kilesa aja

Kita tahu akar dari semua kilesa itu lobha, dosa, dan moha, daaaan akar dari 3 itu adalah pandangan salah tentang ego.
Ketika seorang mencapai nibbana, menjadi arahat, dia menghancurkan landasan untuk lobha dosa moha, dan sebagai akibatnya semua kilesa turunan juga tidak bisa muncul lagi.

Ini tidak berarti pikiran berhenti, karena faktor mental lain dan kesadaran utama masih ada. Bedanya, pikiran seorang arahat tidak lagi mempunyai klesha, dan tidak mungkin ditimbulkan lagi.

Nah, guru saya kemudian mengumpamakan kesadaran itu seperti aliran sungai. Kesadaran sekarang diciptakan kesadaran momen sebelumnya, dan menimbulkan kesadaran momen selanjutnya. Awal dari kesadaran ini tidak dapat dilacak. Tetapi dengan mengikuti logika ini, seorang arahat kesadarannya masih "berlanjut".

Bedanya adalah, makhluk biasa terpenjara dalam samsara karena 2 hal: karma dan kilesa. Sementara Arahat sudah bebas dari karma dan kilesa. Kalau seorang arahat mau tidak terlahir lagi, dia mempunyai kebebasan untuk itu. Tetapi dengan logika yg sama, kalau dia bebas, seharusnya dia juga bebas mau lahir lagi.
Mekanismenya gimana saya masih gak jelas, karena sebab kelahiran melalui karma dan tanha kan udah dipotong, jadi gimana caranya arahat ini memunculkan nama-rupa tanpa tanha
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 19 December 2011, 01:44:40 PM
Kita ribetin sedikit...

Kemanakah kamma dari seseorang yang telah mencapai kondisi batin nibbana ?
Apakah akan berbuah vipaka ?

atau... keseluruhannya tertelan nibbana ?

ataukah...
a. Seseorang yang telah mencapai nibbana sudah diluar kamma-vipaka ?
b. Seseorang yang telah mencapai nibbana impossible menanam kamma ?
c. Apakah feature "cetana" automatically deleted dari seorang mahluk yang mencapai kesucian arahat ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 01:46:05 PM
saya menghargai pendapat anda
 _/\_

lalu untuk apa para praktisi dharma mengetahui dan mempraktekan dharma
sampai mencapai arahat, jika ujung-ujungnya sama dengan kaum nihilisme
malah mereka yakin tampa pertimbangan kamma baik dan buruk
ini merupakan pandangan yang di hindari oleh Buddha Gotama?

darimana kesimpulan nihilisme itu? saya cuma melihat anda sendiri yg mengatakan soal nihilisme ini
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 01:49:01 PM
Kita ribetin sedikit...

Kemanakah kamma dari seseorang yang telah mencapai kondisi batin nibbana ?
Apakah akan berbuah vipaka ?

atau... keseluruhannya tertelan nibbana ?

ataukah...
a. Seseorang yang telah mencapai nibbana sudah diluar kamma-vipaka ?
b. Seseorang yang telah mencapai nibbana impossible menanam kamma ?
c. Apakah feature "cetana" automatically deleted dari seorang mahluk yang mencapai kesucian arahat ?


a. seorang yg sudah mencapai nibbana tidak lagi menghasilkan kamma baru, walaupun masih tetap menerima vipaka selagi masih hidup.
b. yes.
c. segala perbuatan arahat tidak didorong oleh cetana, ada sesuatu yg mirip tapi disebut dengan nama lain yaitu Kiriya dan karena kamma=cetana, maka kiriya tidak termasuk kamma.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 19 December 2011, 01:49:31 PM
di sini bukan bermodalkan intelactual, tapi kami berusaha sebisa mungkin untuk menggunakan rujukan sah daripada interpretasi pribadi yg mungkin tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Bisa sedikit diperjelas ?
Saya tidak melihat ada jawaban dalam kalimat berikut

‘Beliau muncul kembali’ tidak berlaku;
‘‘Beliau tidak muncul kembali’ tidak berlaku;
‘Beliau muncul kembali juga tidak muncul kembali’ tidak berlaku;
‘Beliau bukan muncul kembali juga bukan tidak muncul kembali’ tidak berlaku.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 19 December 2011, 01:51:11 PM
a. seorang yg sudah mencapai nibbana tidak lagi menghasilkan kamma baru, walaupun masih tetap menerima vipaka selagi masih hidup.
Dengan kata lain,
Segala kamma beliau akan segera berbuah hasil sampai akhirnya yang bersangkutan parinibbana ?
Adakah kemungkinan beberapa kamma tidak sempat berbuah ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 01:53:34 PM
Bisa sedikit diperjelas ?
Saya tidak melihat ada jawaban dalam kalimat berikut

‘Beliau muncul kembali’ tidak berlaku;
‘‘Beliau tidak muncul kembali’ tidak berlaku;
‘Beliau muncul kembali juga tidak muncul kembali’ tidak berlaku;
‘Beliau bukan muncul kembali juga bukan tidak muncul kembali’ tidak berlaku.


muncul atau tidak muncul hanya berlaku pada sesuatu yg ada (dalam hal ini "atta"), sedangkan para arahat sudah merealisasi anatta, jadi tidak bisa disebut muncul atau tidak muncul.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 01:54:16 PM
Dengan kata lain,
Segala kamma beliau akan segera berbuah hasil sampai akhirnya yang bersangkutan parinibbana ?
Adakah kemungkinan beberapa kamma tidak sempat berbuah ?

banyak sekali kamma yg tidak memperoleh kondisi yg memungkinkannya untuk berbuah dalam kehidupan terakhir itu, dan semua kamma itu menjadi ahosi (expired)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 01:54:32 PM
Kita ribetin sedikit...

Kemanakah kamma dari seseorang yang telah mencapai kondisi batin nibbana ?
Apakah akan berbuah vipaka ?

atau... keseluruhannya tertelan nibbana ?

ataukah...
a. Seseorang yang telah mencapai nibbana sudah diluar kamma-vipaka ?
b. Seseorang yang telah mencapai nibbana impossible menanam kamma ?
c. Apakah feature "cetana" automatically deleted dari seorang mahluk yang mencapai kesucian arahat ?


a. Menurut pemahaman theravada klasik, kamma-vipaka tidak bisa muncul karena makhluknya sudah tidak dalam kondisi menerima buah kamma, ie udah gak punya tubuh. Jadinya hangus (ahosi kamma0
b. katanya begitu, karena kamma itu ditanam berdasarkan suatu kehendak yg "tercemar" kilesa. Kalau batin tidak tercemar kilesa, tidak ada kamma yg ditanam. Or so i've read somewhere. Tapi kalau gak salah teori alaya-vijnana punya pendapat beda, entahlah lupa lagi
c. idem.

Mahayana says, seorang makhluk yg sudah bebas dari karma dan kilesa, dapat kembali lagi ke samsara bermodalkan tekadnya, demi welas asih untuk makhluk lain yg menderita. Ketika mereka lahir lagi di samsara, mereka mengalami lagi yg namanya penderitaan memiliki tubuh dll, walaupun biasanya dikatakan itu hanya "kelihatannya" begitu.

Jadi katanya, Buddha dapat "kembali" ke samsara. Kalau liat di  Borobudur, kenapa riwayat hidup Buddha digambarkan hanya pada sampai khotbah pertama? the message is : "Buddha gak pernah mati"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sumedho on 19 December 2011, 02:04:06 PM


penyebab terlahir kembali = tanha

tanha ada 3 = kama tanha, vibhava tanha, bhava tanha (craving for existence, pengen menjadi… / lahir… / exist… )

arahant -> no tanha

jika mau terlahir kembali maka harus ada tanha

jika ada  tanha, maka bukan arahant

arahant terlahir lagi maka bukan arahant   :hammer:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 02:08:57 PM
iya, jadi lahir laginya tanpa tanha, entah gimana caranya, dan jangan2 sudah bebas pikirannya dari bayi

jadi ingat, kalau di Lalitavistara, Siddharta masuk ke tubuh ibu-Nya, tanpa percampuran sperma dan sel telur (parthenogenesis), mirip Mr Y. Apa ada hubungannya (Lalitavistara itu Mahayana, percaya bahwa Bodhisattva pencerahan aslinya sudah waktu di Tusita dan datang ke sini cuma buat ngajar)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sumedho on 19 December 2011, 02:10:03 PM
terlepas dari hamil tanpa percampuran sperma + sel telur, maksudnya sang Buddha menjelaskan soal tanha - arahant itu nda komplit atau masih ada exception bro?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 02:10:33 PM
Waktu saya belajar mind and mental factor, guru saya menjelaskan tentang mental factor (cetasika) yg
(1) selalu hadir (ini seperti perasaan, dll yg harus ada)
(2) netral
(3) tidak bajik (kilesa) --> ada 6, disebut sebagai faktor mental pengganggu
(4) bajik (11)
(5) faktor tidak bajik turunan (20) ----> klesha yg minor
dan sisanya.... gak usah dibahas, kita bahas yg kilesa aja

Kita tahu akar dari semua kilesa itu lobha, dosa, dan moha, daaaan akar dari 3 itu adalah pandangan salah tentang ego.
Ketika seorang mencapai nibbana, menjadi arahat, dia menghancurkan landasan untuk lobha dosa moha, dan sebagai akibatnya semua kilesa turunan juga tidak bisa muncul lagi.

Ini tidak berarti pikiran berhenti, karena faktor mental lain dan kesadaran utama masih ada. Bedanya, pikiran seorang arahat tidak lagi mempunyai klesha, dan tidak mungkin ditimbulkan lagi.

Nah, guru saya kemudian mengumpamakan kesadaran itu seperti aliran sungai. Kesadaran sekarang diciptakan kesadaran momen sebelumnya, dan menimbulkan kesadaran momen selanjutnya. Awal dari kesadaran ini tidak dapat dilacak. Tetapi dengan mengikuti logika ini, seorang arahat kesadarannya masih "berlanjut".

Bedanya adalah, makhluk biasa terpenjara dalam samsara karena 2 hal: karma dan kilesa. Sementara Arahat sudah bebas dari karma dan kilesa. Kalau seorang arahat mau tidak terlahir lagi, dia mempunyai kebebasan untuk itu. Tetapi dengan logika yg sama, kalau dia bebas, seharusnya dia juga bebas mau lahir lagi.
Mekanismenya gimana saya masih gak jelas, karena sebab kelahiran melalui karma dan tanha kan udah dipotong, jadi gimana caranya arahat ini memunculkan nama-rupa tanpa tanha

untuk pertama sekali saya membaca postingan disini
yang paham akan postingan TS, dan di jawab dengan tepat dan jujur

anumodanna
semoga meditasi anda berbuah
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 02:13:58 PM
banyak sekali kamma yg tidak memperoleh kondisi yg memungkinkannya untuk berbuah dalam kehidupan terakhir itu, dan semua kamma itu menjadi ahosi (expired)

rujukan sutta ada
atau ini pendapat pribadi

dimana anda menentang itu
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 02:16:51 PM
rujukan sutta ada
atau ini pendapat pribadi

dimana anda menentang itu

hasil kompilasi dari banyak bacaan, dan yg mana anda anggap saya menentang sesuatu?

contohnya:

kutipan MN 86 Angulimala Sutta
"Kemudian, pagi harinya, Yang Mulia Angulimāla merapikan jubah dan dengan membawa mangkuk dan jubah luarnya, pergi ke Sāvatthī untuk menerima dana makanan. Pada saat itu seseorang melemparkan segumpal tanah dan mengenai tubuh Yang Mulia Angulimāla, seorang lainnya melemparkan tongkat dan mengenai tubuhnya, dan seorang lainnya melemparkan pecahan tembikar dan mengenai tubuhnya. Kemudian, dengan darah mengucur dari kepalanya yang terluka, dengan mangkuk pecah, dan dengan jubah luar robek, Yang Mulia Angulimāla mendatangi Sang Bhagavā. Dari jauh Sang Bhagavā melihatnya datang dan berkata kepadanya: “Tahankanlah, brahmana! Tahankanlah, brahmana! Engkau mengalami di sini dan saat ini akibat dari perbuatanmu yang karenanya engkau seharusnya disiksa di neraka selama bertahun-tahun, selama ratusan tahun, selama ribuan tahun."
---------------------------------------------------------------------------
Seharusnya kalau Angulima terlahir kembali, ia akan terlahir kembali di neraka selama ribuan tahun. tapi peluang itu tidak mungkin lagi karena Kearahatannya
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 02:19:17 PM
terlepas dari hamil tanpa percampuran sperma + sel telur, maksudnya sang Buddha menjelaskan soal tanha - arahant itu nda komplit atau masih ada exception bro?

jadinya, pemahaman saya, "bebas dari kelahiran kembali" itu mengandung arti:
"suka-suka dia mau lahir apa kagak."

Buddha menjelaskan jalan menuju kebebasan dari tanha, klesa, dan kelahiran kembali yang tidak bisa dihindari.
Jadi kalau ada cara untuk lahir kembali dengan kehendak bebas, tanpa tanha dan klesa, mungkin arahat juga bisa lahir lagi. Tapi ya ngapain juga datang lagi ke tempat cilaka ini.
Kecuali orangnya punya tekad menyelamatkan makhluk lain, seperti Bodhisattva

untuk pertama sekali saya membaca postingan disini
yang paham akan postingan TS, dan di jawab dengan tepat dan jujur

anumodanna
semoga meditasi anda berbuah

itu guru saya yg ngerti, saya hanya ngulang aja apa yg diajarkan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 02:21:09 PM
mungkin
1-karena dia bertekad di jalan bodhisatta
2-memenuhi hutang kamma sebelum kehidupan dia mencapai arahat
Bisa ditunjukkan ajaran Guru Agung mana yang menyatakan poin 1?

Memenuhi hutang kamma? Seperti paham Makkhali Gosala donk habisin hutang kamma baru capai nibbana? Maksud anda guru agung mana nih?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 02:22:30 PM
saya tanya
adakah kilesa padam yang di babarkan oleh Guru Agung?
dan mengacu kata "selama-lamanya"

silahkan
 _/\_
Adakah kilesa yang dinyatakan oleh Guru Agung 'akarnya telah padam sepenuhnya namun masih ada kemunculannya di masa depan?'




yup setuju
pertanyaanya, setelah mencapai nibbana dalam kehidupan terakhir lalu mati

kemana mahluk ini?

pertanyaan inlah yang ingin disampaikan oleh TS
tidak seperti 2 saudara sedhamma di atas, dengan cetana asal-asalan menulis
pendapatnya

theravadin you don't have the answer right
(btw ane theravadin juga :))
Hebat yah anda, murid Makkhali Gosala, bisa tahu cetana orang lain lewat tulisan. :)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 02:25:17 PM
hasil kompilasi dari banyak bacaan, dan yg mana anda anggap saya menentang sesuatu?

contohnya:

kutipan MN 86 Angulimala Sutta
"Kemudian, pagi harinya, Yang Mulia Angulimāla merapikan jubah dan dengan membawa mangkuk dan jubah luarnya, pergi ke Sāvatthī untuk menerima dana makanan. Pada saat itu seseorang melemparkan segumpal tanah dan mengenai tubuh Yang Mulia Angulimāla, seorang lainnya melemparkan tongkat dan mengenai tubuhnya, dan seorang lainnya melemparkan pecahan tembikar dan mengenai tubuhnya. Kemudian, dengan darah mengucur dari kepalanya yang terluka, dengan mangkuk pecah, dan dengan jubah luar robek, Yang Mulia Angulimāla mendatangi Sang Bhagavā. Dari jauh Sang Bhagavā melihatnya datang dan berkata kepadanya: “Tahankanlah, brahmana! Tahankanlah, brahmana! Engkau mengalami di sini dan saat ini akibat dari perbuatanmu yang karenanya engkau seharusnya disiksa di neraka selama bertahun-tahun, selama ratusan tahun, selama ribuan tahun."
---------------------------------------------------------------------------
Seharusnya kalau Angulima terlahir kembali, ia akan terlahir kembali di neraka selama ribuan tahun. tapi peluang itu tidak mungkin lagi karena Kearahatannya

yang saya bolt karena Buddha Gotama tidak berbicara begitu
saya angap ini pendapat pribadi anda
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 02:28:11 PM
kelupaan: kalau makhluk ini bebas dari karma dan kilesa,
seharusnya KALAU makhluk ini lahir lagi, dia bebas menentukan sendiri lahirnya dimana dan di keluarga yg mana
Makanya dia tidak mungkin lahir di neraka.... (or not? Jadi ingat Bodhisattva Ksitigarbha)

Jadi ingat lagi Siddharta menentukan kelahiran dan keluarganya sendiri..... pusing yah?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sumedho on 19 December 2011, 02:28:18 PM
jadinya, pemahaman saya, "bebas dari kelahiran kembali" itu mengandung arti:
"suka-suka dia mau lahir apa kagak."

Buddha menjelaskan jalan menuju kebebasan dari tanha, klesa, dan kelahiran kembali yang tidak bisa dihindari.
Jadi kalau ada cara untuk lahir kembali dengan kehendak bebas, tanpa tanha dan klesa, mungkin arahat juga bisa lahir lagi. Tapi ya ngapain juga datang lagi ke tempat cilaka ini.
Kecuali orangnya punya tekad menyelamatkan makhluk lain, seperti Bodhisattva
bukannya pengenterlahir lg itu adalah bhava tanha bro? kalau saya sih belum masuk logikanya
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 02:31:42 PM
yang saya bolt karena Buddha Gotama tidak berbicara begitu
saya angap ini pendapat pribadi anda

ini diskusi Bro, tentunya kita memang mengatakan pendapat pribadi, tapi harus berdasarkan sutta, dan pendapat saya itu didukung oleh sutta. jika anda ingin membaca sutta tok, silakan ke thread sutta
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 02:32:13 PM
kelupaan: kalau makhluk ini bebas dari karma dan kilesa,
seharusnya KALAU makhluk ini lahir lagi, dia bebas menentukan sendiri lahirnya dimana dan di keluarga yg mana
Makanya dia tidak mungkin lahir di neraka.... (or not? Jadi ingat Bodhisattva Ksitigarbha)

Jadi ingat lagi Siddharta menentukan kelahiran dan keluarganya sendiri..... pusing yah?
Apakah bro Xenocross mengakui Paticcasamuppada?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 02:32:56 PM
bukannya pengenterlahir lg itu adalah bhava tanha bro? kalau saya sih belum masuk logikanya

itu pengertian terlahir (Jati) dari Paticcasamupada, yg disebabkan Tanha.
Kalau ada kelahiran yg tidak disebabkan tanha, maka itu jadi mungkin.

Atau bisa juga kita pikir seperti ini, Ingin terlahir lagi (bhava tanha) adalah karena kemelekatan. Kalau orang ini sudah bebas dari kemelekatan, dia akan terbebas dari bhava tanha, maka tidak akan lahir lagi.
Tetapi kalau dia ingin lahir lagi, tetapi bebas dari kemelekatan, misalnya ingin terlahir untuk bantu makhluk lain, maka kelahiran ini gak tercemar bhava tanha

sama, gua jg masih gak masuk logikanya, ini ngulang pelajaran yg pernah didengar
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 02:36:49 PM
Apakah bro Xenocross mengakui Paticcasamuppada?

iya, mengakui. Tapi kalau diumpamakan paticcasamupada adalah penjara, orang yang bebas dari penjara apakah gak bisa mengunjungi penjara?
Menurut saya, dia bisa masuk pakai jalur lain selain ditangkap polisi, dan dia punya kebebasan yg gak dimiliki narapidana.
Mungkin lho. Sekali lagi, inilah yg pernah kudengar
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 02:38:20 PM
itu pengertian terlahir (Jati) dari Paticcasamupada, yg disebabkan Tanha.
Kalau ada kelahiran yg tidak disebabkan tanha, maka itu jadi mungkin.

Atau bisa juga kita pikir seperti ini, Ingin terlahir lagi (bhava tanha) adalah karena kemelekatan. Kalau orang ini sudah bebas dari kemelekatan, dia akan terbebas dari bhava tanha, maka tidak akan lahir lagi.
Tetapi kalau dia ingin lahir lagi, tetapi bebas dari kemelekatan, misalnya ingin terlahir untuk bantu makhluk lain, maka kelahiran ini gak tercemar bhava tanha

sama, gua jg masih gak masuk logikanya, ini ngulang pelajaran yg pernah didengar
Pencapaian Arahatta-phala adalah dengan mengikis Avijja sepenuhnya, sehingga bahkan Sankhara tidak lagi terbentuk. Tanpa sankhara tersebut, tidak ada lagi bathin-jasmani di masa depan, yang pada gilirannya adalah bhava, jati, dan jara-marana.

Sekarang merujuk pada Paticcasamuppada, jika tidak didasarkan avijja namun bisa terlahir, berarti paticcasamuppada salah. Apakah maksudnya begitu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 02:42:31 PM
Paticcasamupada gak salah.
Pengertian saya: Buddha menjelaskan:
berbuat kejahatan --> ditangkap --> disidik polisi --> masuk pengadilan --> masuk penjara

Kalau kemudian ada orang mengatakan, saya masuk penjara sebagai pengunjung untuk memberikan layanan kesehatan buat para narapidana, apakah Buddha berkata salah?

Tapi jujur saya jg belum ngerti gimana caranya namarupa itu terbentuk tanpa avijja sankhara tanha
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 02:47:08 PM
Paticcasamupada gak salah.
Pengertian saya: Buddha menjelaskan:
berbuat kejahatan --> ditangkap --> disidik polisi --> masuk pengadilan --> masuk penjara

Kalau kemudian ada orang mengatakan, saya masuk penjara sebagai pengunjung untuk memberikan layanan kesehatan buat para narapidana, apakah Buddha berkata salah?

Tapi jujur saya jg belum ngerti gimana caranya namarupa itu terbentuk tanpa avijja sankhara tanha

orang itu tidak masuk penjara, tapi mengunjungi penjara, orang yg masuk penjara tidak mengalami pengalaman yg sama dengan seorang pengunjung penjara
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 02:50:31 PM
ya kira kira gitu deh,
ada yg terlahir kembali karena terpaksa (narapidana)
ada yg terlahir kembali karena keinginan sendiri (pengunjung)

Sama-sama di dalam penjara tapi beda sebab, beda kebebasan.

Dan kalau ditanya lagi saya yakin gak bisa jawab, jadi saya sudahi saja infonya. Lah saya juga belum ngerti kok. :D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: andry on 19 December 2011, 02:52:15 PM
setau gw,gw pernah baca, ketika tidak ada landasan bagi khanda2, maka apakah mungkin sesuatu terbentuk bila landasan nya tidak ada?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 02:52:39 PM
kelupaan: kalau makhluk ini bebas dari karma dan kilesa,
seharusnya KALAU makhluk ini lahir lagi, dia bebas menentukan sendiri lahirnya dimana dan di keluarga yg mana
Makanya dia tidak mungkin lahir di neraka.... (or not? Jadi ingat Bodhisattva Ksitigarbha)

Jadi ingat lagi Siddharta menentukan kelahiran dan keluarganya sendiri..... pusing yah?
makanya ada 4 hal yang di wanti-wanti untuk tidak usah
di pikirkan bagi putthujanna
yaitu
-tentang cara kerja hukum kamma
-nibbana
-jhanna-jhanna
-dan tentang kebuddhaan

keculi mencapai level Sammasambuddha

 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 02:54:36 PM
bukannya pengenterlahir lg itu adalah bhava tanha bro? kalau saya sih belum masuk logikanya

apakah pengen terlahirnya Bodhisatta Sidartha di tusita
termasuk bhava tanha?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 03:02:35 PM
Paticcasamupada gak salah.
Pengertian saya: Buddha menjelaskan:
berbuat kejahatan --> ditangkap --> disidik polisi --> masuk pengadilan --> masuk penjara

Kalau kemudian ada orang mengatakan, saya masuk penjara sebagai pengunjung untuk memberikan layanan kesehatan buat para narapidana, apakah Buddha berkata salah?

Tapi jujur saya jg belum ngerti gimana caranya namarupa itu terbentuk tanpa avijja sankhara tanha
Menurut Tradisi Theravada, perumpamaan itu tidak tepat.
Kalau dihubungkan dengan paticcasamuppada dan diibaratkan samsara=penjara, maka keinginan untuk berada di penjara (apapun motifnya, misalnya mengunjungi, atau menetap, atau sekadar nyari angin saja), yang menyebabkan seseorang tidak bisa keluar dari penjara. (Ingat orang juga terlahir di samsara karena keinginan dan kemelekatannya pada perbuatan baik.) Ketika seseorang telah mengikis keinginan untuk berada di penjara, maka saat itulah seseorang dikatakan bebas dari penjara.

Nah, jadi tinggal dijawab pertanyaan sederhana ini: "apakah seseorang yang telah mengikis habis keinginannya untuk berada di penjara, bisa punya keinginan berada di penjara?"

Nanti tinggal disesuaikan untuk jawaban pertanyaan: "apakah seseorang yang telah mengikis habis keinginan akan kelahiran, kemusnahan, dan pengukuhan diri, bisa punya keinginan akan kelahiran, kemusnahan, dan pengukuhan diri?"

Atau bisa disesuaikan menjadi pertanyaan berikut: "apakah seseorang yang masih punya keinginan, bisa disebut orang yang bebas dari keinginan?"


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 03:06:45 PM
makanya ada 4 hal yang di wanti-wanti untuk tidak usah
di pikirkan bagi putthujanna
yaitu
-tentang cara kerja hukum kamma
-nibbana
-jhanna-jhanna
-dan tentang kebuddhaan

keculi mencapai level Sammasambuddha

 _/\_
Ini Acinteyya menurut Makkhali Gosala yah? Lumayan mirip, tapi kalo di Tradisi Theravada bukan nibbana, tapi spekulasi tentang dunia (asal-mula, terbatas, kekal, dsb).
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sumedho on 19 December 2011, 03:17:37 PM
apakah pengen terlahirnya Bodhisatta Sidartha di tusita
termasuk bhava tanha?
yup…

ini balik lagi kepada cara pandang
menurut theravada, bodhisatta itu masih ada tanha
menurut mahayana, bodhisatta itu dah setidaknya selevel dengan arahant/sammasambuddha

bukan begitu?

jika memang cara pandangnya berbeda, mari kita identifikasi sehingga jadi nda repot
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 19 December 2011, 03:19:53 PM
Ini Acinteyya menurut Makkhali Gosala yah? Lumayan mirip, tapi kalo di Tradisi Theravada bukan nibbana, tapi spekulasi tentang dunia (asal-mula, terbatas, kekal, dsb).

 ;D ;D

tapi saya jadi penasaran, siapa sih Makkhali Gosala?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sumedho on 19 December 2011, 03:22:16 PM
cek ke http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_Sāmaññaphala_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_Sāmaññaphala_Sutta)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 03:24:20 PM
yup…

ini balik lagi kepada cara pandang
menurut theravada, bodhisatta itu masih ada tanha
menurut mahayana, bodhisatta itu dah setidaknya selevel dengan arahant/sammasambuddha

bukan begitu?

jika memang cara pandangnya berbeda, mari kita identifikasi sehingga jadi nda repot

setuju,

yang jadi pertanyaanya apakah cetana kelahiranya itu bhava tanha
dari seorang bodhisatta untuk menjadi manusi buddha?

kalau bhava tanha maka kelahiran itu tidak baik
kalau bukan maka, pertanyaan TS jawabanya "mungkin"

 _/\_

btw bodhisattva menurut mahayana masih di bawah level mahasattva dan sammasambuddha
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 03:26:21 PM
;D ;D

tapi saya jadi penasaran, siapa sih Makkhali Gosala?
Penganut paham "penyucian melalui samsara". Pahamnya menjelaskan bahwa orang baik atau jahat tidak ada efeknya, dan orang di samsara hanya membayar hutang kamma saja. Setelah hutang kamma dalam jumlah dan jangka waktu tertentu habis, maka ia memperoleh pembebasan akhir.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 19 December 2011, 03:35:19 PM
cek ke http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_Sāmaññaphala_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_Sāmaññaphala_Sutta)

Penganut paham "penyucian melalui samsara". Pahamnya menjelaskan bahwa orang baik atau jahat tidak ada efeknya, dan orang di samsara hanya membayar hutang kamma saja. Setelah hutang kamma dalam jumlah dan jangka waktu tertentu habis, maka ia memperoleh pembebasan akhir.

Ohhhh...
itu juga dah baca link yang dikasih admin.
tengkiu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 03:54:47 PM

kalau bhava tanha maka kelahiran itu tidak baik
kalau bukan maka, pertanyaan TS jawabanya "mungkin"

 _/\_


mohon penjelasan anda sehubungan dengan apa yg dimaksudkan dengan kelahiran yang baik atau tidak baik sehingga dapat mengubah bhava tanha menjadi bukan bhava tanha.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 04:02:51 PM
mohon penjelasan anda sehubungan dengan apa yg dimaksudkan dengan kelahiran yang baik atau tidak baik sehingga dapat mengubah bhava tanha menjadi bukan bhava tanha.

tulisan saya mengacu pembicaraan saya dengan bro Sumedho
seorang Bodhisattva masih ada tanha
tetapi kelahiranya (sebab) dari seorang Bodhisattva di tusita
Mengacu Bodhisatta Sidartha Gotama untuk terlahir di alam manusia (samsara)
dan menjadi buddha (Sammasambuddha)

bukanlah kelahiran yang termasuk dalam kelahiran ulang seperti mahluk
samsara lainya, karena niat kelahiranya bukan bhava tanha
disini sudah di tulis kemungkinanya oleh bro xeno
maka kelahiran bodhisatta Sidartha dari tusita bukan landasan bhava tanha.
atau di luar hukum mahluk yang masih ada di samsara

sisanya anda dapat mereferensikan kelahiran bodhisatta (sudartha)
secara utuh, banyak cerita itu tidak mengacu secara umum seluruh mahluk
ada "pengecualian"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 04:13:59 PM
tulisan saya mengacu pembicaraan saya dengan bro Sumedho
seorang Bodhisattva masih ada tanha
tetapi kelahiranya (sebab) dari seorang Bodhisattva di tusita
Mengacu Bodhisatta Sidartha Gotama untuk terlahir di alam manusia (samsara)
dan menjadi buddha (Sammasambuddha)

bukanlah kelahiran yang termasuk dalam kelahiran ulang seperti mahluk
samsara lainya, karena niat kelahiranya bukan bhava tanha
disini sudah di tulis kemungkinanya oleh bro xeno
maka kelahiran bodhisatta Sidartha dari tusita bukan landasan bhava tanha.
atau di luar hukum mahluk yang masih ada di samsara

sisanya anda dapat mereferensikan kelahiran bodhisatta (sudartha)
secara utuh, banyak cerita itu tidak mengacu secara umum seluruh mahluk
ada "pengecualian"

Dhammacakkappavatana Sutta mendefinisikan tentang Empat Kebenaran Mulia, yg bersifat mutlak, tanpa kecuali, mengatakan bahwa sumber dukkha adalah tanha, yg mana tanha ini diuraikan menjadi kama tanha, bhava tanha, dan vibhava tanha. Nibbana tercapai dengan melenyapkan sumber dukkha ini. Di mana anda membaca tentang pengecualian itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 04:34:22 PM
Dhammacakkappavatana Sutta mendefinisikan tentang Empat Kebenaran Mulia, yg bersifat mutlak, tanpa kecuali, mengatakan bahwa sumber dukkha adalah tanha, yg mana tanha ini diuraikan menjadi kama tanha, bhava tanha, dan vibhava tanha. Nibbana tercapai dengan melenyapkan sumber dukkha ini. Di mana anda membaca tentang pengecualian itu?

Seharusnya anda tanyakan: dari mana sumber yang menyatakan kelahiran kembali terakhir dari Bodhisatta bukan karena bhava-tanha? Dari penjelasan atau tebak-tebakan sendiri?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 04:37:04 PM
Seharusnya anda tanyakan: dari mana sumber yang menyatakan kelahiran kembali terakhir dari Bodhisatta bukan karena bhava-tanha? Dari penjelasan atau tebak-tebakan sendiri?

saya malu kalo harus meniru2 jurus lawan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 04:47:52 PM
saya malu kalo harus meniru2 jurus lawan.
Yah... anggap saja saya titip pertanyaan deh, karena sepertinya siswa Makkhali Gosala ini tidak ingin menjawab pertanyaan saya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 05:02:48 PM
 [at] Choa,

ini titipan dari Bang Kainyn_Kutho:
"dari mana sumber yang menyatakan kelahiran kembali terakhir dari Bodhisatta bukan karena bhava-tanha? Dari penjelasan atau tebak-tebakan sendiri?"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 05:10:01 PM
Dhammacakkappavatana Sutta mendefinisikan tentang Empat Kebenaran Mulia, yg bersifat mutlak, tanpa kecuali, mengatakan bahwa sumber dukkha adalah tanha, yg mana tanha ini diuraikan menjadi kama tanha, bhava tanha, dan vibhava tanha. Nibbana tercapai dengan melenyapkan sumber dukkha ini. Di mana anda membaca tentang pengecualian itu?

kelahiran pangeran sidartha dari tusita ke alam manusia bisa di jadikan referensi
akan tetapi ini pilihan bebas, jika anda tetap mengangap bahwa pemahaman
anda benar, dengan batasan-batasan semua mahluk adalah sam hukumnya

maka seharusnya anda juga menyamakan pencapaian sammasambuddha dengan
seorang arahat, karena sama-sama objeknya nibbana.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 05:11:06 PM
Hehehe jangan2 praktik petapaan kerasnya juga pilihan, biar fenomenal.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 19 December 2011, 05:12:09 PM
Hehehe jangan2 praktik petapaan kerasnya juga pilihan, biar fenomenal.

Kan ada yang bilang "AKTING"  ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 05:16:33 PM
saya malu kalo harus meniru2 jurus lawan.
apakah anda mengangap kita berdebat?
atau memperdebatkan dhamma?

saya rasa anda gagal mengambil esensi pembahasan dharma kalau anda
mengangapnya begitu, dan gagal memahami niat TS mengangkat pertanyaan ini

kalau mau, saya dengan mudah bilang anda benar dan saya salah.
tetapi apakah topik ini putus sampai disini, mau kita angap apa teory yang menyatakan
sebaliknya, kita tidak bisa mengabaikan isi sutra dari tradisi mahayana dan Tantrayana
satu dua orang, berpandangan tidak seperti umumnya kemungkinan besar salah
tetapi kalau jumblahnya banyak, apakah kita akan menutup mata bahwa pandangan
selain pemahaman kita adalah "salah"

terutama dalah buddha dahma teory dan pemahaman intelectual bukanlah hal utama
praktek yang menghasilkan realisasi dhamma yang utama.
jika pada topik lain anda sekalian dapat sepaham, mengapa topik ini tidak

mengapa seperti "tabu"

just another curriuos.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 05:18:27 PM
kelahiran pangeran sidartha dari tusita ke alam manusia bisa di jadikan referensi
akan tetapi ini pilihan bebas, jika anda tetap mengangap bahwa pemahaman
anda benar, dengan batasan-batasan semua mahluk adalah sam hukumnya

maka seharusnya anda juga menyamakan pencapaian sammasambuddha dengan
seorang arahat, karena sama-sama objeknya nibbana.

benar saya menganggap sammasambuddha dan arahat adalah sama dalam hal objek nibbana, adalah pengetahuan mereka yang membedakan.

kelahiran terakhir seorang Bodhisatta sebelum terlahir sebagai seorang Buddha di alam Tusita adalah dhammata, hukum alam yg pasti dialami oleh semua Bodhisatta. bukan karena pilihan.

ini bukan sekedar pilihan bebas, kalau pilihan bebas, kenapa saya tidak bisa memilih untuk terlahir di alam dewa? kenapa saya tidak bisa memilih tidak terlahir kembali? mungkin anda bisa menjelaskan terlebih dulu apa yg anda maksudkan dengan "pilihan bebas".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 19 December 2011, 05:20:18 PM
Dulu matahari mengelilingi bumi, sebab dulu banyak yang bilang begitu, bukan satu-dua orang. hehehe

Mungkin sebaiknya kita juga mulai memperhitungkan Al-Qur'an dan Alkitab, karena banyak yang percaya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 05:24:47 PM
apakah anda mengangap kita berdebat?
atau memperdebatkan dhamma?
ketika ada 2 orang sedang mempertahankan pendapatnya dalam suatu diskusi maka itu adalah debat, terlepas dari apakah anda suka atau tidak suka dengan kata itu.

Quote
saya rasa anda gagal mengambil esensi pembahasan dharma kalau anda
mengangapnya begitu, dan gagal memahami niat TS mengangkat pertanyaan ini

kalau mau, saya dengan mudah bilang anda benar dan saya salah.
tetapi apakah topik ini putus sampai disini, mau kita angap apa teory yang menyatakan
sebaliknya, kita tidak bisa mengabaikan isi sutra dari tradisi mahayana dan Tantrayana
satu dua orang, berpandangan tidak seperti umumnya kemungkinan besar salah
tetapi kalau jumblahnya banyak, apakah kita akan menutup mata bahwa pandangan
selain pemahaman kita adalah "salah"
kriteria benar/salah berdasarkan suara terbanyak hanya berlaku dalam sidang DPR, di sini kita semua adalah umat2 awam yg belum pernah mengalami apa yg disampaikan dalam thread ini, jadi saya pikir tidak ada acuan lain selain teks otentik Tipitaka bagi Theravada atau Tripitaka bagi Mahayana. kecuali anda bisa mengakui bahwa anda memang sudah mengalaminya.

Quote
terutama dalah buddha dahma teory dan pemahaman intelectual bukanlah hal utama
praktek yang menghasilkan realisasi dhamma yang utama.
jika pada topik lain anda sekalian dapat sepaham, mengapa topik ini tidak

mengapa seperti "tabu"

just another curriuos.

baik, apakah anda sudah praktik dan merealisasi Dhamma? praktik spt apa yg anda lakukan? dan Dhamma apa yg anda realisasikan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 05:32:18 PM
[at] Choa,

ini titipan dari Bang Kainyn_Kutho:
"dari mana sumber yang menyatakan kelahiran kembali terakhir dari Bodhisatta bukan karena bhava-tanha? Dari penjelasan atau tebak-tebakan sendiri?"

katakan padanya

apa yang menjadi misi dia berforum terutama di forum buddhis
menambah wawasan dharma
atau membuat kamma buruk

seorang praktisi dharma adalah seorang jujur dan menghindari musavada
jika anda 'tidak tahu" dan belum merealisasikan dhamma itu,
sebijak-bijaknya bertanya

jika anda mengangap diri sudah 'pintar' dan menguasai dharma sepenuhnya
dan mengangap orang lain masih 'rendah" pemahaman dhammanya
sebijak-bijaknya umat yang terpelajar itu "diam" atau menasehati

sebijak-bijaknya praktisi dhamma, yang belum merealisasikan topik dhamma yang
di bahas, sebaiknya memeriksa pikiranya sendiri, bukan malah membuat cetana
yang mengahasilkan kamma buruk

sebijak-bijaknya seorang praktisi dhamma yang tahu dirinya masih dalam tahap
belajar "putthujhanna" seharusnya belajar bukan mengajar

sebaik-baiknya umat Buddha Gotama, mendengarkan/membaca dhamma bersikap
seperti pembabaran dharma, karena bahkan seorang sekelas Sammasambuddha
akan hadir mendengarkan dhamma dimanapun dhamma di babarkan,

para buddha (sammasambuddha) mendengarkan dharmma, bergembira dimana ada
dhamma di babarkan, menghormati, memperhatiakan dengan penuh perhatian
karena Buddha itu ada (sarvakha, pacekkha, Sammasambuddha) karena ada dhamma

siapa dirimu mengangap lebih mulia dari seorang yang membahas dharma
(diluar dhama itu valid atau tidak menurut pemahaman masing-masing)
sedangkan para buddha mendengarkan dan datang bergembira akan pembabaran.

jodoh itu karena kamma, sekuat apapun seseorang menjelaskan padamu tentang
satu dhamma, jika kammanya tidak mencukupi untuk memahami, itu tidak akan
dapat di pahami

lagian anda tidak dapat mengetahui siapa yang anda ajak bicara, apa levelnya

jodoh ada waktunya tidak bisa dipaksakan.
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 05:34:02 PM
katakan padanya

apa yang menjadi misi dia berforum terutama di forum buddhis
menambah wawasan dharma
atau membuat kamma buruk

seorang praktisi dharma adalah seorang jujur dan menghindari musavada
jika anda 'tidak tahu" dan belum merealisasikan dhamma itu,
sebijak-bijaknya bertanya

jika anda mengangap diri sudah 'pintar' dan menguasai dharma sepenuhnya
dan mengangap orang lain masih 'rendah" pemahaman dhammanya
sebijak-bijaknya umat yang terpelajar itu "diam" atau menasehati

sebijak-bijaknya praktisi dhamma, yang belum merealisasikan topik dhamma yang
di bahas, sebaiknya memeriksa pikiranya sendiri, bukan malah membuat cetana
yang mengahasilkan kamma buruk

sebijak-bijaknya seorang praktisi dhamma yang tahu dirinya masih dalam tahap
belajar "putthujhanna" seharusnya belajar bukan mengajar

sebaik-baiknya umat Buddha Gotama, mendengarkan/membaca dhamma bersikap
seperti pembabaran dharma, karena bahkan seorang sekelas Sammasambuddha
akan hadir mendengarkan dhamma dimanapun dhamma di babarkan,

para buddha (sammasambuddha) mendengarkan dharmma, bergembira dimana ada
dhamma di babarkan, menghormati, memperhatiakan dengan penuh perhatian
karena Buddha itu ada (sarvakha, pacekkha, Sammasambuddha) karena ada dhamma

siapa dirimu mengangap lebih mulia dari seorang yang membahas dharma
(diluar dhama itu valid atau tidak menurut pemahaman masing-masing)
sedangkan para buddha mendengarkan dan datang bergembira akan pembabaran.

jodoh itu karena kamma, sekuat apapun seseorang menjelaskan padamu tentang
satu dhamma, jika kammanya tidak mencukupi untuk memahami, itu tidak akan
dapat di pahami

lagian anda tidak dapat mengetahui siapa yang anda ajak bicara, apa levelnya

jodoh ada waktunya tidak bisa dipaksakan.
 _/\_

 [at] Kainyn, akhirnya datang juga menu kesukaanmu, dan gue ada dinas malam, jadi gak perlu nungguin gue
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 05:35:08 PM
ketika ada 2 orang sedang mempertahankan pendapatnya dalam suatu diskusi maka itu adalah debat, terlepas dari apakah anda suka atau tidak suka dengan kata itu.
kriteria benar/salah berdasarkan suara terbanyak hanya berlaku dalam sidang DPR, di sini kita semua adalah umat2 awam yg belum pernah mengalami apa yg disampaikan dalam thread ini, jadi saya pikir tidak ada acuan lain selain teks otentik Tipitaka bagi Theravada atau Tripitaka bagi Mahayana. kecuali anda bisa mengakui bahwa anda memang sudah mengalaminya.

baik, apakah anda sudah praktik dan merealisasi Dhamma? praktik spt apa yg anda lakukan? dan Dhamma apa yg anda realisasikan?

apakah anda yakin-seyakin-yakinya dengan yang saya bolt?
pertanyaan terakhir, setelah anda menjawab ini

saya benar-benar meningalkan thread ini, dan sekaligus sudah saya
mencoba menjelaskan
tetapi saya rasa belum waktunya ini di pahami
silahkan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 05:38:24 PM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

nyan saya rasa member sini belum waktunya memahami
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 19 December 2011, 05:41:36 PM
 Sebenarnya memang harus diakui dan diperhitungkan tradisi lain, karena memang ada,
Kalau memang tradisi ada masalah juga harus diakui, jadi tidak usah malu2.  :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 19 December 2011, 05:46:34 PM
nyan saya rasa member sini belum waktunya memahami

tolonk dibantu supaya bang kayin bisa sibuk :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 19 December 2011, 05:57:33 PM
muncul atau tidak muncul hanya berlaku pada sesuatu yg ada (dalam hal ini "atta"), sedangkan para arahat sudah merealisasi anatta, jadi tidak bisa disebut muncul atau tidak muncul.
bukannya si "atta" ini memang tidak pernah ada om, dan memang "atta" ini hanya hasil pemikiran manusia??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 19 December 2011, 06:00:00 PM

Mahayana says, seorang makhluk yg sudah bebas dari karma dan kilesa, dapat kembali lagi ke samsara bermodalkan tekadnya, demi welas asih untuk makhluk lain yg menderita. Ketika mereka lahir lagi di samsara, mereka mengalami lagi yg namanya penderitaan memiliki tubuh dll, walaupun biasanya dikatakan itu hanya "kelihatannya" begitu.
bukannya setelah mencapai nibbana, panca khandha seseorang suda mati??
lalu, darimana pemikiran "kembali ke samsara bermodalkan tekadnya??"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: andry on 19 December 2011, 06:14:57 PM
nyan saya rasa member sini belum waktunya memahami
 _/\_
bila anda memahaminya, bisakah anda babarkan apa yang anda pahami
sehingga kami dapat mencoba untuk memahaminya...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 06:25:35 PM
bila anda memahaminya, bisakah anda babarkan apa yang anda pahami
sehingga kami dapat mencoba untuk memahaminya...

sudah saya coba  :|

tapi coba anda baca satu-satu dari pertama ada beberapa, malah dengan tag moderator
menulis dengan aroganya, disankanya saya mahluk lain.

disini sepertinya sudah tamat memahami sutta,

Quote from: Choa;586300834
kadang-kadang pada tatanan tertentu expert terhadap pengetahuan dharma
malah menghambat praktek,

terutama banyak kejadian pada meditator

Quote from: xenocross;586362568
me ---> contoh nyata.

hahah
Tapi belakangan emang ngerasa kok yg hapal dan tahu banyak malah jadi arogan dan kurang maju batinnya. Termasuk saya....

Quote from: Choa;586452148
kalau mereka merasa paling pintar tetang dhamma tanyakan apa saja yang
sudah di realisasikan mereka

simpelnya sudah mencapai tingkat kesucian apa mereka :D
ini sih nyindir percakapan di sebelah.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 19 December 2011, 07:04:12 PM
Quote
sebijak-bijaknya seorang praktisi dhamma yang tahu dirinya masih dalam tahap
belajar "putthujhanna" seharusnya belajar bukan mengajar
kalau menuruti keinginan anda, berarti semua guru agama di dunia harus diberhentikan, karena semuanya masih dalam tahap putthujhana, kecuali memang sudah menjadi arahat, baru boleh ngajar...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 07:36:46 PM
kalau menuruti keinginan anda, berarti semua guru agama di dunia harus diberhentikan, karena semuanya masih dalam tahap putthujhana, kecuali memang sudah menjadi arahat, baru boleh ngajar...

sabar bro'

baca pelan-pelan
bukankah dibawah pencapaian arahatta termasuk sekkha

 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 19 December 2011, 07:40:39 PM
sabar bro'

baca pelan-pelan
bukankah dibawah pencapaian arahatta termasuk sekkha

 _/\_
berarti yang mengajar hanya boleh minimal seorang sekha??
dan setahu saya, sekha itu sudah menjadi seorang bhikkhu...
kalau begitu, maka guru agama saya tidak diperbolehkan mengajar, karena ia bukan seorang bhikkhu...
dan semua dhammaduta/pandita/mahapandita juga harus dipensiunkan dari kegiatan mengajarnya??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 19 December 2011, 08:46:11 PM
Saya hanya ingin bertanya kepada TS, Sdr Kemenyan, apakah pertanyaan yang anda ajukan ini sifatnya murni bertanya karena sekedar ingin tahu ataulah untuk konfirmasi ataukah untuk menguji atau supaya DC Forum ramai lagi dibanding dengan FB?

Saya bertanya hal ini karena ada anggota yang memberikan pernyataan yang berkesan bahwa ia datang ke DC atas permintaan anda untuk menceramahi member DC mengenai pandangannya yang mungkin sama dengan pandangan anda mengenai jawaban atas pertanyaan awal.

Semoga memahami pertanyaan saya.

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 December 2011, 08:55:48 PM
berarti yang mengajar hanya boleh minimal seorang sekha??
dan setahu saya, sekha itu sudah menjadi seorang bhikkhu...
kalau begitu, maka guru agama saya tidak diperbolehkan mengajar, karena ia bukan seorang bhikkhu...
dan semua dhammaduta/pandita/mahapandita juga harus dipensiunkan dari kegiatan mengajarnya??

ngak nyambung

:capedes
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 19 December 2011, 09:15:58 PM
disini sepertinya sudah tamat memahami sutta,
ini sih nyindir percakapan di sebelah.


percakapan sebelah mana ya ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 19 December 2011, 09:19:57 PM
ngak nyambung

:capedes
apanya yang ga nyambung??
saya rasa sangat mudah dipahami kok...

saya quotekan lagi
Quote
sebijak-bijaknya seorang praktisi dhamma yang tahu dirinya masih dalam tahap
belajar "putthujhanna" seharusnya belajar bukan mengajar

berarti selama seseorang masih putthujhana tidak/belum boleh ngajar orang lain kan??
lah, yang pandita-pandita itu gimana dong??
apakah kurang bijak??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 19 December 2011, 09:24:33 PM
apanya yang ga nyambung??
saya rasa sangat mudah dipahami kok...

saya quotekan lagi
berarti selama seseorang masih putthujhana tidak/belum boleh ngajar orang lain kan??
lah, yang pandita-pandita itu gimana dong??
apakah kurang bijak??


mungkin bahasanya memang terlalu 'dalam' atau memank lupa apa yang ditulis !
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 09:46:27 PM
apakah anda yakin-seyakin-yakinya dengan yang saya bolt?
pertanyaan terakhir, setelah anda menjawab ini

saya benar-benar meningalkan thread ini, dan sekaligus sudah saya
mencoba menjelaskan
tetapi saya rasa belum waktunya ini di pahami
silahkan.

saya tidak yakin, makanya pada akhir kalimat saya memberikan anda kesempatan untuk membuktikan sebaliknya melalui frasa "kecuali anda bisa mengakui bahwa anda memang sudah mengalaminya." silakan anda mengklarifikasi pengalaman anda di sini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: kuswanto on 19 December 2011, 09:52:26 PM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

Wah gak tau mas, yg bisa jawab ini yah cuma arahat.. Atau kalau mau sabar tunggu saya jadi arahat, nanti baru saya tau, dan saya  kasi tau..
Hehehe peaceee
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 19 December 2011, 10:04:42 PM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

sang Buddha sendiri, ketika menjelaskan apakah seorang Tathagatha terlahir lagi atau tidak? beliau menjawab, "Bukannya terlahir dan bukannya tidak terlahir. Hal ini hanya bisa difahami oleh orang-orang yang bijaksana."
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 10:08:43 PM
sang Buddha sendiri, ketika menjelaskan apakah seorang Tathagatha terlahir lagi atau tidak? beliau menjawab, "Bukannya terlahir dan bukannya tidak terlahir. Hal ini hanya bisa difahami oleh orang-orang yang bijaksana."

jawaban Sang Buddha ini tertulis di manakah?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dipasena on 19 December 2011, 10:14:44 PM
Wah gak tau mas, yg bisa jawab ini yah cuma arahat.. Atau kalau mau sabar tunggu saya jadi arahat, nanti baru saya tau, dan saya  kasi tau..
Hehehe peaceee


jawaban paling jujur yg dato' baca dalam thread ini... hanya seorang mulut besar yg cuma bs mencela dan menyalahkan pandangan orang lain yg mengkritik nya, namun pandangan nya tidak bole di patahkan, walau sama2 tidak memahami apa itu arahat/blum merealisasi nya, bagaimana mungkin ia dapat menjawab secara tepat pertanyaan TS ?

dato' ibaratkan anak SD yg berusaha mengerjakan soal kalkulus lipas banyak, ketika ia tidak dapat menjawab dengan tepat (walau ia merasa telah menjawab dengan benar) dan mendapat kritikan atas jawaban nya yg salah, ia dengan arogan balik menyalahkan si pengkritik bahwa si pengkritik lah yg tidak memahami jawaban nya yg salah...

diskusi ini tidak akan mendapatkan jawaban, karena jawaban yg paling tepat (sebagai umat yg belum merealisasi nibbana) hanya didasarkan pd ajaran dr aliran masing2...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: seniya on 19 December 2011, 10:17:12 PM
Menurut Paul Williams (sebelum ia pindah menjadi kr****n) dalam bukunya Mahayana Buddhism, The Doctrinal Foundation:

Quote
It is frequently said in textbooks that the compassion of the Bodhisattva is so great that he postpones nirvana, or turns back from nirvana, in order to place all other sentient beings in nirvana first. Such a teaching, however, appears prima facie to be incoherent, and contains a claim that somehow a Buddha must be deficient in compassion when compared with a Bodhisattva. Viewed logically, if all other beings must be placed in nirvana before a particular Bodhisattva attains nirvana himself there could obviously be only one Bodhisattva. Alternatively, we have the absurd spectacle of a series of Bodhisattvas each trying to hurry the others into nirvana in order to preserve his or her vow. Moreover if sentient beings are infinite, a widely-held view in the Mahayana, then the Bodhisattva is setting himself an impossible task, and no Bodhisattva could ever attain Buddhahood. I asked the late Kensur Pema Gyaltsen, a former head abbot of Drepung Monastery and one of the most learned Tibetan scholars, about this while he was on a visit to Britain. I explained that it was widely asserted in books available in the West that the Bodhisattva does not become enlightened until he has helped all other sentient beings to enlightenment. The eminent Lama seemed to find this most amusing since, as he put it, all those who had become Bodhisattvas would not become enlightened, while those who had not become Bodhisattvas would. He stated quite categorically that the final view is that this is not how Bodhisattvas behave. In Tibetan practice the merit from virtuous deeds is always directed towards obtaining full Buddhahood in order to be able to help beings most effectively. There is never any mention of really postponing or turning back from Buddhahood. Otherwise any Bodhisattva who did become a Buddha would be presumably either deficient in compassion or have broken his vow.

In fact it should be clear that the concept of nirvana in a Mahayana context is a complex one. There are a number of different types of nirvana – the nirvana of the Arhat, of the Pratyekabuddha, the supreme and compassionate ‘nonabiding’ nirvaua of the Buddha, for example, not to mention the separate issue of whether a Buddha ever finally ‘goes beyond’ beings and enters some kind of final nirvana (see Chapter 8 below). Generally, certainly once the Bodhisattva doctrine had reached its developed form, the Mahayana Bodhisattva does not postpone or turn back from nirvana. Rather he or she rejects the nirvanas of the Arhat and Pratyekabuddhas, at least as final goals, and aims for the full nirvana of the Buddha. According to Kensur Pema Gyaltsen, if a text states or implies that a Bodhisattva postpones nirvana, it is not to be taken literally. It does not embody the final truth. It may be that it embodies a form of exhortatory writing – the Bodhisattva adopts a position of complete renunciation. In renouncing even Buddhahood the Bodhisattva precisely attains Buddhahood.

In terms of the Prajñaparamita, Nancy Lethcoe claims to detect a difference between the Asta [Astasahasrika Prajñaparamita Sutra/8.000 verses Perfect Wisdom Sutra] and the Pañcavimsatisahasrika (25.000 verses) sutras on this issue. The Asta clearly teaches that the Bodhisattva first attains Buddhahood, and only then can he fully help others. The Pañcavimsatisahasrika, on the other hand, teaches that some Bodhisattvas will postpone their enlightenment until all beings have become enlightened (Lethcoe 1977: 264). She gives three references to the Pañcavimsatisahasrika, but although in the first two sections there are many references to types of Bodhisattvas, some of whom it is stated will attain full enlightenment and help others, I fail to find any obvious reference to compassionate Bodhisattvas postponing Buddhahood. Pañcavimsatisahasrika 170, however, is different. In Conze’s translation (used by Lethcoe) it reads (1979: 124): ‘Through this skill in means will I, for the sake of all beings, experience that pain of the hells . . . until these beings have won Nirvana. . . . Afterwards I will, for the sake of my own self, know full enlightenment . . .’. Clearly, the key word here is ‘afterwards’. The Sanskrit and Tibetan, however, do not necessarily carry the temporal sense of the English ‘afterwards’. They can mean ‘thereupon’,  ‘because of that’, or ‘thereby’, all of which convey a very different meaning.

I do not want to emphasize the linguistic point here, however. My purpose is simply to suggest sensitivity to the initial incoherence and textual uncertainty concerning the Bodhisattva’s claimed postponement of nirvana, an assertion which at one time appeared to have become part of the lore of textbooks on Buddhism. In the first edition of this book I suggested that the textual situation regarding the ‘postponement model’ of nirvana in Mahayana really requires further research. There certainly are passages that do appear to speak of the Bodhisattva seeming to postpone or turn back from some enlightenment. Since that first edition two extended treatments have come to my attention (Makransky 1997: esp. 336–45; Jenkins 1999: Chs 2 and 3, esp. 83–112), together with a lengthy internet discussion of the topic. It is clear that once the idea of the apratisthita nirvana (the socalled ‘nonabiding’ or ‘unrestricted’, or ‘not-fixed’ nirvana) had become widely accepted in Mahayana, it made no sense to talk of a Bodhisattva wanting to postpone it. The apratisthita nirvana can be used to refer particularly to the Buddha’s nirvana. It is the state possessed by a Buddha wherein he remains, according to developed Mahayana Buddhology, forever engaged with the world in order to help in the most effective way possible all sentient beings. As such, this is a state that the Bodhisattva dearly wants, since it is the fulfilment of all his or her vows and aspirations. The Bodhisattva simply rejects the enlightenment of an Arhat, and aims for the apratisthita nirvana of a Buddha as quickly as possible. But Makransky suggests that once we view the topic historically in this way we can surmise that it may have taken some time for the idea of a Buddha remaining in a state known as ‘apratisthita nirvana’ to develop. This ‘not-fixed’ nirvana is a response to the earlier suggestion that a Buddha (like an Arhat) at his death does indeed (in accordance with the third Noble Truth) attain a final nirvana, a cessation, and hence finally the Buddha too abandons the world of suffering sentient beings. In the light of that earlier view a Bodhisattva may indeed aspire to postpone that sort of nirvana out of compassion. Since on this model Buddhas too, at death, eventually attain the same state as an Arhat possesses at death, the Bodhisattva will postpone nirvana in two senses: (i) They do not want to become Arhats, and abandon sentient beings soon, perhaps even in this very lifetime; (ii) They presumably do indeed want to become Buddhas (that is, after all, what makes them Bodhisattvas). Buddhas are very helpful towards others. But, perhaps even more important, they very much want to spend the long time it takes to become a Buddha in helping others in all the ways Sakyamuni helped others while a Bodhisattva (as we know from, e.g., the Jataka tales). Hence from compassion the Bodhisattva may even wish not to become a Buddha quickly, and certainly wishes to postpone to the indefinite future attaining the final cessation of the Buddha (which on this older model, remember, is eventually the same as that of the Arhat).

This is clearly an unstable position, for reasons noted earlier. It makes it look as if any Buddha is in some sense defective in compassion when compared with a Bodhisattva. It is difficult to explain why anyone would ever want to succeed in actually becoming a Buddha. Why not simply be reborn again and again throughout all eternity, helping others? With the development of the apratisthita nirvana in a strong sense which entails that the Buddha always remains helping sentient beings, and never abandons them, the issue of postponement ceases. But (Makransky points out) a clearly articulated notion of the Buddha’s apratisthita nirvana in that sense seems to have taken quite some time to develop. It is far from obvious that we have it, for example, in the early Perfection of Wisdom literature.

One of the issues that seems particularly to have concerned the authors of relatively early Mahayana sutras (like some of the Perfection of Wisdom sutras) is not so much any final abandonment of sentient beings by a Buddha, but rather what the actual technology might be whereby a Bodhisattva can avoid falling into the state of an Arhat, and thereby prematurely abandoning sentient beings. Given that the direction of Buddhist practices is towards enlightenment, how can a Bodhisattva avoid becoming an Arhat? How can he or she avoid ‘attaining the reality-limit’ (bhutakoti)? Do Bodhisattvas, for example, need to retain an element of moral taint, of defilement, a smear of  passion (klesa) or perhaps some appropriate sort of karma that will keep them in transmigratory circulation? Should they with the best of motives remain saTsAric, imperfect, or maybe even in some way immoral?

One source that tries to respond to such difficulties is the Asta (Ch. 20; Conze 1973a: 222–9). The key to the difficulty lies in not setting up emptiness – the full cognition of which in its deepest possible liberating way would entail the ‘opting-out’ liberation of an Arhat – as a reified reality standing in opposition to the illusion-like empty things of samsara. Thus, the Buddha states in the Asta, if emptiness itself is not set up as some sort of true reality in opposition to things (that is, if emptiness too is seen as in some way illusion-like) the Bodhisattva cannot ‘attain the reality-limit’, that is, achieve the nirvana of an Arhat. But how does the Bodhisattva avoid setting up emptiness as a reality and falling into the state of an Arhat? The answer is complicated and it is by no means fully clear what it entails in the actual practice of a Bodhisattva’s meditation. The Bodhisattva enters a set of three meditative absorptions well-known from mainstream Buddhism and referred to as the ‘three doors to deliverance’. These are the absorptions on emptiness, on the signless, and on the wishless. When developed fully and properly these can lead to the nirvana of an Arhat. But in doing so the Bodhisattva is also inspired by pity for those who suffer, and also by another set of meditations familiar from mainstream Buddhism, the four brahmaviharas (‘divine abidings’) of immeasurable friendliness, compassion, sympathetic joy, and equanimity (or ‘impartiality’). He combines the Perfection of Wisdom with his use of clever means and stratagems (upaya) to prevent himself from becoming an Arhat (ibid.: 224). He practises not to destroy but actually to keep (albeit under his own control) those factors that would lead to further rebirths. Through such clever means and stratagems he fires and projects his spiritual career onwards to Buddhahood.

What this appears to amount to is that the Bodhisattva in cognizing emptiness also (as the Asta puts it) ‘ties his thought to an objective support’, that is, he remains with an awareness of suffering sentient beings as the objects of his compassion. In possessing the Perfection of Wisdom he does not abandon others. In some manner the Bodhisattva is able to combine simultaneously his direct meditative awareness of emptiness with awareness of others, and of his project of helping them. Hence, we are told, he does not actually ‘directly realize’ or ‘fall into’ emptiness, but rather in an appropriate way for his salvific career he ‘conquers’ emptiness instead. His clever means and stratagems are thus said to protect the Bodhisattva from realizing the reality-limit prematurely (‘midway’, before achieving all the factors for Buddhahood; Conze 1973a: 225). This is well illustrated, albeit with a slight variant, in the Upayakausalya Sutra. It is said there that both Bodhisattvas and Sravakas enter a deep (and, it is suggested, empty) meditation state. But the Sravaka becomes quietistically paralysed by it, and is completely inactive, considering that he has reached nirvana. The Bodhisattva, on the other hand, is driven by his wish to benefit sentient beings and is in such a meditation state because of that compassionate wish, as part of his path to Buddhahood. Hence he does not – indeed cannot – simply stay there immobile, doing nothing. He has much further to go, and a great deal more to do.

Kutipan di atas membahas ttg kemungkinan seorang Bodhisattva menunda atau meninggalkan Nirvana menurut Mahayana:
1. Seorang Bodhisattva dikatakan menunda/meninggalkan Nirvana jika Nirvana yg dimaksud adalah Nirvana spt yg dicapai para Arhat dan Pratyeka Buddha. Mereka berusaha utk tdk jatuh ke dalam jenis Nirvana ini dlm jenis meditasi tertentu di mana mereka mempertahankan faktor-faktor yg menyebabkan mereka tetap terlahir kembali di samsara (yg hrs dilenyapkan jika ingin mencapai Nirvana para Arhat).
2. Seorang Bodhisattva dikatakan mencapai Nirvana jika Nirvana yg dimaksud adalah Apratistha Nirvana (non-abiding Nirvana) yg dicapai para Buddha. Di bagian lain dr buku ini dikatakan bahwa Apratistha Nirvana bukan hanya pelenyapan keserakahan, kebencian dan kebodohan batin (seperti Nirvana para Arhat), tetapi juga tidak meninggalkan belas kasih thd mereka yg menderita di samsara:

Quote
The expression apratisthita nirvana was probably introduced as a term, although not necessarily as a  concept, by the Yogacara tradition. It is best understood initially from the side not of a Buddha but of a Bodhisattva, an aspirant on the path to Buddhahood. It is crucial in his or her practice that the Bodhisattva renounces samsara, the round of ignorant misapprehension and false behaviour, and also any idea of nirvana as not just the negation of greed, hatred and delusion but also a transcendence and neglectful abandonment of the institutions and persons of samsara. That is, the Bodhisattva in going beyond duality abandons greed, hatred and delusion, but does not abandon suffering sentient beings. He or she attains wisdom but preserves compassion. If nirvana is understood as not just abandoning greed, hatred and delusion, but also abandoning in this life all concern for the institutions and persons of ‘the world’, and after death returning no more to help those institutions and persons (i.e. becoming an Arhat), then the Bodhisattva renounces also nirvana. Thus the nirvana that is attained by the Bodhisattva when he or she attains Buddhahood is not that type of nirvana. Rather, it is a nonabiding nirvana, an unrestricted, or not-fixed nirvana, which is to say that it is a nirvana which embodies two dimensions – the upward movement away from samsara, away from greed, hatred and delusion, and a downward movement returning out of compassion to the maelstrom of samsaric institutions and persons (see Nagao 1981: 61 ff.). The Buddha abides neither in samsara, for he is a Buddha, nor in nirvana in the sense that he has abandoned suffering sentient beings. In a sense he has a foot (or a lotus) in both camps, while in another sense he is in neither. He has gone beyond all duality and all clinging. He clings neither to the world nor to transcendence.

Sedangkan para Arhat menurut Mahayana memang tidak terlahir kembali di samsara, melainkan di tanah Buddha murni yang bebas dr kekotoran batin (jadi bukan samsara dan istilah tepatnya bukan "terlahir kembali" dlm pengertian terlahir di samsara). Sumber tidak resmi dikutipkan di bawah ini:

Quote
...the following passage from the Mahāprajñāpāramitā-śāstra attributed to Nāgārjuna.

   
Quote
問曰:
    阿羅漢先世因緣所受身必應當滅,住在何處而具足佛道?

    答曰:
    得阿羅漢時,三界諸漏因緣盡,更不復生三界。有淨佛土,出於三界,乃至無煩惱之名,於是國土佛所,聞《法華經》,具足佛道。如《法華經》說:「有羅漢,若不聞《法華經》,自謂得滅度;我於餘國為說是事,汝皆當作佛。
    (CBETA, T25, no. 1509, p. 714, a9-15)

    Question -- Arhats in their past lives must have extinguished all the conditions and conditions to be reborn into a new body. Where do they abide and perfect the Buddha's path?

    Answer -- When one attains Arhatship, all contaminated causes and conditions of the three realms are extinguished and one is no longer reborn in the three realms. There is a pure Buddha-land beyond the three realms even being without the word 'defilements'. In this realm, the place of the Buddha, they hear the Lotus Sūtra, and perfect the Buddha's path. As the Lotus Sūtra says, "There are Arhats who think of themselves as having attained cessation if they have not heard the Lotus Sūtra. In another realm I explain this - you all will become Buddhas."

Other texts in East Asia explain that Arhats and Pratyekabuddhas receive a "transformation body" (變易身) when they are reborn outside the three realms in the aforementioned pure land.

Other Mahāyāna lines of thought suggest Arhats and Pratyekabuddhas are forever unable to attain Buddhahood. Bodhisattvas also run the risk of attaining Arhatship if they're not careful. One can realize liberation prematurely.

I've also heard some ideas that Arhats remain in a 'samadhi of non-abiding' until they are reborn as bodhisattvas. Does anyone know the source of this?

Answer: The general Tibetan Buddhist view is that Arhats and Praetyakabuddhas are reborn in a kind of Pure Realm and are intoxicated by samadhi. They remain in this state until roused by a Buddha after a very long period of time. They are then reborn as Bodhisattvas on a higher bhumi and get going again.
However I don't know the sutra or tantric source for this.

Sumber: http://www.dharmawheel.net/viewtopic.php?f=66&t=4609 (http://www.dharmawheel.net/viewtopic.php?f=66&t=4609)

Namun demikian, apa pun pandangan tentang Arhat dlm Mahayana berdasarkan sumber2 di atas, semuanya setuju bahwa seorang Arhat memang sudah bebas dari samsara, sudah mencapai Pembebasan (Nirvana). Setelah kematiannya, Arhat tidak terlahir kembali di samsara, tetapi "bermanifestasi" di tanah Buddha yg murni di luar samsara. Di sana mereka bisa mengembangkan diri menjadi Bodhisattva atau tetap seperti itu.

Saya ini tidak akan habis diperdebatkan. Jadi cukup sebagai pengetahuan kita saja (btw saya jg bukan Mahayanis, mungkin teman2 Mahayanis bisa menjelaskan lebih baik). Soal kebenarannya kita tidak mengetahuinya kecuali telah mencapai tingkat Arhat itu sendiri (yaitu melalui praktek yg benar)....

Semoga bermanfaat _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 19 December 2011, 10:41:46 PM
jawaban Sang Buddha ini tertulis di manakah?

dalam angutara nikaya
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 19 December 2011, 10:48:59 PM
kalau sudah mencapai tidak mungkin, kalau belum mencapai masih mungkin.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 19 December 2011, 10:58:06 PM
iya, jadi harus eksperimen
Coba salah seorang dari kita disini tanda tangan kontrak jadi arahat
Lalu setelah mencapai arahat, tunggu meninggal
Kalau bisa balik lagi kesini coba balik lagi (sesuai kontrak)
Ditunggu 10-20 tahun untuk lahir kembalinya. Kalau gak balik berarti kemungkinan arahat gak bisa balik
Kalau balik lagi berarti bisa.

Metode pengenalan kembali diset sebelumnya....

tapi jangan saya lho.........
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 19 December 2011, 11:00:53 PM
dalam angutara nikaya
anguttara nikaya itu ada 5 buku (versi PTS), sekalian aja jawab ada "dalam tipitaka atau dalam perpustakaan", nama atau nomor sutta, please.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 19 December 2011, 11:06:20 PM
kalau seseorang masih bertekad untuk terlahir kembali, itu termasuk pencarian rendah (anariya pariyesana)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 19 December 2011, 11:08:47 PM
sang Buddha sendiri, ketika menjelaskan apakah seorang Tathagatha terlahir lagi atau tidak? beliau menjawab, "Bukannya terlahir dan bukannya tidak terlahir. Hal ini hanya bisa difahami oleh orang-orang yang bijaksana."
saya rasa defenisinya agak kurang lengkap(dan agak berbeda)...
menurut sang buddha, seseorang yang menjadi arahat ketika meninggal, maka ia didefenisikan menjadi bukannya ada, atau bukannya tidak ada atau bukannya ada dan tidak ada atau bukannya bukan ada dan bukan tidak ada alias tak terdefenisikan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 19 December 2011, 11:11:53 PM
logikanya bagaimana, seorang yang masih terlahir terus ingin membuat semua orang menjadi tidak terlahir kembali.

maka mendingan seorang yang terlahir itu bertekad aja membuat semua orang terlahir lagi terus menerus seperti dia (sampai semua orang tidak terlahir kembali? ASTAGA!!!)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: bond on 20 December 2011, 08:05:11 AM
Kalo uda Nibbana masih bisa  lahir lagi, ogah ah latihan capek2 .  ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 08:23:24 AM
katakan padanya

apa yang menjadi misi dia berforum terutama di forum buddhis
menambah wawasan dharma
atau membuat kamma buruk

seorang praktisi dharma adalah seorang jujur dan menghindari musavada
jika anda 'tidak tahu" dan belum merealisasikan dhamma itu,
sebijak-bijaknya bertanya

jika anda mengangap diri sudah 'pintar' dan menguasai dharma sepenuhnya
dan mengangap orang lain masih 'rendah" pemahaman dhammanya
sebijak-bijaknya umat yang terpelajar itu "diam" atau menasehati

sebijak-bijaknya praktisi dhamma, yang belum merealisasikan topik dhamma yang
di bahas, sebaiknya memeriksa pikiranya sendiri, bukan malah membuat cetana
yang mengahasilkan kamma buruk

sebijak-bijaknya seorang praktisi dhamma yang tahu dirinya masih dalam tahap
belajar "putthujhanna" seharusnya belajar bukan mengajar

sebaik-baiknya umat Buddha Gotama, mendengarkan/membaca dhamma bersikap
seperti pembabaran dharma, karena bahkan seorang sekelas Sammasambuddha
akan hadir mendengarkan dhamma dimanapun dhamma di babarkan,

para buddha (sammasambuddha) mendengarkan dharmma, bergembira dimana ada
dhamma di babarkan, menghormati, memperhatiakan dengan penuh perhatian
karena Buddha itu ada (sarvakha, pacekkha, Sammasambuddha) karena ada dhamma

siapa dirimu mengangap lebih mulia dari seorang yang membahas dharma
(diluar dhama itu valid atau tidak menurut pemahaman masing-masing)
sedangkan para buddha mendengarkan dan datang bergembira akan pembabaran.

jodoh itu karena kamma, sekuat apapun seseorang menjelaskan padamu tentang
satu dhamma, jika kammanya tidak mencukupi untuk memahami, itu tidak akan
dapat di pahami

lagian anda tidak dapat mengetahui siapa yang anda ajak bicara, apa levelnya

jodoh ada waktunya tidak bisa dipaksakan.
 _/\_
Choa, ijinkan saya bertanya.

Apakah ini berarti anda yang sedang mengajar kami-kami yang di forum dan saya harus belajar kepada anda?
Lalu apakah ini berarti anda sudah merealisasi dharma dan karenanya kita tidak selevel?

Mohon jawab tanpa putar-putar yah.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 20 December 2011, 11:19:01 AM
Saya hanya ingin bertanya kepada TS, Sdr Kemenyan, apakah pertanyaan yang anda ajukan ini sifatnya murni bertanya karena sekedar ingin tahu ataulah untuk konfirmasi ataukah untuk menguji atau supaya DC Forum ramai lagi dibanding dengan FB?

Saya bertanya hal ini karena ada anggota yang memberikan pernyataan yang berkesan bahwa ia datang ke DC atas permintaan anda untuk menceramahi member DC mengenai pandangannya yang mungkin sama dengan pandangan anda mengenai jawaban atas pertanyaan awal.

Semoga memahami pertanyaan saya.

Thanks
Berawal dari diskusi di forum sebelah dan jawaban yang mengantung.

Jadi... mungkin lebih tepatnya konfirmasi.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 11:24:32 AM
Berawal dari diskusi di forum sebelah dan jawaban yang mengantung.

Jadi... mungkin lebih tepatnya konfirmasi.
Boleh dijelaskan gantung di mana? Apakah benar dalam Tradisi Theravada ada Arahat terlahir kembali, atau ini hanya spekulasi gado-gado campur antar aliran? Sebab kalau ternyata yang campur2, saya tidak tertarik.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sumedho on 20 December 2011, 11:46:09 AM
setuju,

yang jadi pertanyaanya apakah cetana kelahiranya itu bhava tanha
dari seorang bodhisatta untuk menjadi manusi buddha?

kalau bhava tanha maka kelahiran itu tidak baik
kalau bukan maka, pertanyaan TS jawabanya "mungkin"

 _/\_

btw bodhisattva menurut mahayana masih di bawah level mahasattva dan sammasambuddha

maka itu ada perbedaan antara 2 tradisi itu dalam memandang. Dalam theravada seorang bodhisatta masih ada tanha. Lalu apa hubungannya dengan "kelahiran itu tidak baik"? Semua kelahiran tentu dianggap "tidak baik" jika dinilai dari sudut dukkha.

jika ada perbedaan yah dibedakan. Jangan dipaksa disatukan, jadinya yah begini deh. dari dulu juga begitu. Maka itu sebuah topik dibahas tergantung konteks dimana topik itu berada. Kebetulan ini ada di umum, jadi tidak ada segmentasi khusus tetapi harus dibuat jelas menurut pandangan apa dan sumbernya apa.

Jika bilang yang berpandangan theravada "belum siap" menerima pandangan menurut bro, yang sepertinya berpandangan "mahayana", tentu dari sudut theravada bisa saja menganggap bro jg "belum siap" karena masih "masih pandangan salah" atau "belum mengerti" dan memunculkan pengecualian2. Dari pada masing2 saling maksa, kita sadari ada perbedaan ini, terlepas dari mana yg benar. Dan jalan pilih masing2.

soal bothisattva level, thanks utk koreksinya, maksudnya awalnya adalah arahant lebih rendah dari bodhisatta.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 20 December 2011, 11:49:44 AM
Boleh dijelaskan gantung di mana? Apakah benar dalam Tradisi Theravada ada Arahat terlahir kembali, atau ini hanya spekulasi gado-gado campur antar aliran? Sebab kalau ternyata yang campur2, saya tidak tertarik.

kelihatan sih gado2
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 11:50:20 AM
maka itu ada perbedaan antara 2 tradisi itu dalam memandang. Dalam theravada seorang bodhisatta masih ada tanha. Lalu apa hubungannya dengan "kelahiran itu tidak baik"? Semua kelahiran tentu dianggap "tidak baik" jika dinilai dari sudut dukkha.

jika ada perbedaan yah dibedakan. Jangan dipaksa disatukan, jadinya yah begini deh. dari dulu juga begitu. Maka itu sebuah topik dibahas tergantung konteks dimana topik itu berada. Kebetulan ini ada di umum, jadi tidak ada segmentasi khusus tetapi harus dibuat jelas menurut pandangan apa dan sumbernya apa.

Jika bilang yang berpandangan theravada "belum siap" menerima pandangan menurut bro, yang sepertinya berpandangan "mahayana", tentu dari sudut theravada bisa saja menganggap bro jg "belum siap" karena masih "masih pandangan salah" atau "belum mengerti" dan memunculkan pengecualian2. Dari pada masing2 saling maksa, kita sadari ada perbedaan ini, terlepas dari mana yg benar. Dan jalan pilih masing2.

soal bothisattva level, thanks utk koreksinya, maksudnya awalnya adalah arahant lebih rendah dari bodhisatta.
Berarti anda memang tidak tahu levelnya anda.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 11:52:24 AM
kelihatan sih gado2
Susahnya, yang mempertahankan ga memberi referensi malah jual kecap seolah-olah lebih pinter dan sudah mencapai kesucian tertentu. Tidak mampu menjawab tapi arogannya minta ampun. ;D Bawa-bawa 'level' pula, dia pikir main MMORPG kali?

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sumedho on 20 December 2011, 11:52:56 AM
17++ donk
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 11:54:34 AM
17++ donk
Kurang nangkep... Apa hubungannya dengan "17++"?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 20 December 2011, 11:55:34 AM
Susahnya, yang mempertahankan ga memberi referensi malah jual kecap seolah-olah lebih pinter dan sudah mencapai kesucian tertentu. Tidak mampu menjawab tapi arogannya minta ampun. ;D Bawa-bawa 'level' pula, dia pikir main MMORPG kali?


kompor mode=on "status anda sebagai global moderator seharusnya malu komen seperti ini =))"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 12:02:08 PM
kompor mode=on "status anda sebagai global moderator seharusnya malu komen seperti ini =))"
;D Harusnya dia yang malu mengaku sudah punya pencapaian tapi tidak mampu menjawab pertanyaan2 saya. Apa yang harus saya malukan dengan bicara fakta?

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 12:08:43 PM
jadi ini hanya kasus "tabrak-lari"? numpang tampil kemudian kabur karena ketidak-mampuan dalam mempertanggungjawabkan tulisan sendiri?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 01:21:27 PM
jadi ini hanya kasus "tabrak-lari"? numpang tampil kemudian kabur karena ketidak-mampuan dalam mempertanggungjawabkan tulisan sendiri?
Anda tidak selevel.

Namun demi belas kasih pada makhluk di sini, baiklah saya yang mengenalkan kebenaran pada kalian. Perlu diingat: SAYA THERAVADIN. Nah, berdasarkan kitab penembus batas nibbana, yang dibabarkan tathagata kemudian diamankan oleh para Gorgon dan telah direbut kembali oleh Perseus, saya katakan: Samma Sambuddha pun BUKAN pencapaian terakhir.

Siapa di sini yang sudah siap akan kebenaran, boleh berdiskusi dengan saya. 
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 01:29:26 PM
Anda tidak selevel.

Namun demi belas kasih pada makhluk di sini, baiklah saya yang mengenalkan kebenaran pada kalian. Perlu diingat: SAYA THERAVADIN. Nah, berdasarkan kitab penembus batas nibbana, yang dibabarkan tathagata kemudian diamankan oleh para Gorgon dan telah direbut kembali oleh Perseus, saya katakan: Samma Sambuddha pun BUKAN pencapaian terakhir.

Siapa di sini yang sudah siap akan kebenaran, boleh berdiskusi dengan saya. 


kalo di kamar sebelah istilahnya adalah "account anda kena hack"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 20 December 2011, 01:39:54 PM
Boleh dijelaskan gantung di mana? Apakah benar dalam Tradisi Theravada ada Arahat terlahir kembali, atau ini hanya spekulasi gado-gado campur antar aliran? Sebab kalau ternyata yang campur2, saya tidak tertarik.
Mungkin tepat juga kalau disebut "gado-gado"
Saya pribadi menyebutnya "Diskusi Umum"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 01:44:41 PM
Mungkin tepat juga kalau disebut "gado-gado"
Saya pribadi menyebutnya "Diskusi Umum"
OK, sesuai dugaan saya.
Kalau diskusi umum, yang bisa dibahas adalah sebatas fakta saja. Untuk hal-hal yang tidak dapat dibuktikan ke orang lain, tidak akan dapat didiskusikan karena hanya akan menghasilkan konsep vs konsep saja. Dan kalau hanya sebatas konsep yang tak bisa dibuktikan, saya pun bisa membuat yang baru, kalau perlu dengan mengecilkan yang sudah ada. 

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 20 December 2011, 01:54:46 PM
Anda tidak selevel.

Namun demi belas kasih pada makhluk di sini, baiklah saya yang mengenalkan kebenaran pada kalian. Perlu diingat: SAYA THERAVADIN. Nah, berdasarkan kitab penembus batas nibbana, yang dibabarkan tathagata kemudian diamankan oleh para Gorgon dan telah direbut kembali oleh Perseus, saya katakan: Samma Sambuddha pun BUKAN pencapaian terakhir.

Siapa di sini yang sudah siap akan kebenaran, boleh berdiskusi dengan saya.

serius ini statement anda bro?  :P
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 01:58:40 PM
serius ini statement anda bro?  :P
"Anda"? Siapa "saya", siapa "anda"? Saya, anda, dia, mereka, kalian, semua adalah kosong, produk dari dualisme saja.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 20 December 2011, 02:25:49 PM
"Anda"? Siapa "saya", siapa "anda"? Saya, anda, dia, mereka, kalian, semua adalah kosong, produk dari dualisme saja.

jadi palsu donk.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 02:58:54 PM
jadi palsu donk.
Masih membedakan 'palsu' dan 'asli', anda hanya akan terjerat dualisme pikiran saja. Lepaskanlah itu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 20 December 2011, 03:00:50 PM
Masih membedakan 'palsu' dan 'asli', anda hanya akan terjerat dualisme pikiran saja. Lepaskanlah itu.

bagaimanakah Yang Mulia, cara melepas dualisme pikiran ini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 03:14:59 PM
bagaimanakah Yang Mulia, cara melepas dualisme pikiran ini?
Habiskan hutang kammamu dulu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 20 December 2011, 03:22:52 PM
Habiskan hutang kammamu dulu.

memiliki dan tidak memiliki hutang kamma, habis atau masih ada hutang kamma
bukankah itu dualisme pikiran.

bukan memiliki dan juga bukan pula tidak memiliki, bukan habis atau bukan pula masih ada
lalu pada realitas apa keberadaan kamma itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 20 December 2011, 03:31:10 PM
OOT, :backtotopic:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 20 December 2011, 03:37:19 PM
memiliki dan tidak memiliki hutang kamma, habis atau masih ada hutang kamma
bukankah itu dualisme pikiran.

bukan memiliki dan juga bukan pula tidak memiliki, bukan habis atau bukan pula masih ada
lalu pada realitas apa keberadaan kamma itu?
Bagus, anda sudah mencapai pencerahan.
------


OOT, :backtotopic:
Saya masih di topik kok: Samma Sambuddha bukan pencapaian terakhir dan masih terus terlahir kembali.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 07:43:35 PM
saya tidak yakin, makanya pada akhir kalimat saya memberikan anda kesempatan untuk membuktikan sebaliknya melalui frasa "kecuali anda bisa mengakui bahwa anda memang sudah mengalaminya." silakan anda mengklarifikasi pengalaman anda di sini.

ya
saya pribadi sudah mengalami dan sudah merealisasikan apa yang saya tulis
setelah merealisasikan saya bicara, apakah anda dapat menyelami atau mempercayai
itu terlepas dari, apa yang saya tulis

menghormati anda yang telah bertanya dan menjawab dengan baik
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 08:02:02 PM
ya
saya pribadi sudah mengalami dan sudah merealisasikan apa yang saya tulis
setelah merealisasikan saya bicara, apakah anda dapat menyelami atau mempercayai
itu terlepas dari, apa yang saya tulis

menghormati anda yang telah bertanya dan menjawab dengan baik


ini adalah konfirmasi bahwa anda sudah mengalami apa yg menjadi topik thread ini, which is Nibbana, bolekah saya mengetahui identitas Yang Mulia agar saya bisa mencari Yang Mulia utk memberikan penghormatan selayaknya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 20 December 2011, 08:15:28 PM
arahat ya? jaman sekarang arahat pun main internet ya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 08:45:18 PM
ini adalah konfirmasi bahwa anda sudah mengalami apa yg menjadi topik thread ini, which is Nibbana, bolekah saya mengetahui identitas Yang Mulia agar saya bisa mencari Yang Mulia utk memberikan penghormatan selayaknya?

hmmm

sebaiknya saya cerita dulu ya
setelah itu terserah kamu, apa yang ada di cetanamu

aku adalah ank kedua dari seorang ustadz agama sebelah, aku di besarkan dikampung dimana mayoritas ber agama samawi, ayahku seorang tentara, di KODIM 1203 Tanjung Pura, beliau menjabat sebagai "rois" di kodim sebagai pembimbing rohani untuk agama islam

keluarga ayahku haji, walau keluarga kami tidak kaya, paman kakekku ketua MUI, di propinsi dimana aku lahir aku juga belajar pelajaran dasar agamaku sedari aku belum masuk sekolah, tetapi entah mengapa aku tak dapat menghapal pelajaranya, padalah aku siswa terpintar disekolahku

kami (keluargaku) adalah umat yang taat tetapi tidak fanatik, begitu juga aku melakukan segala perintah agamaku tetapi aku menyisakan pertanyaan tentang "tuhan" yang kupertanyakan pada ayahku dan di jawab selalu tidak memuaskanku, samapai aku kejakarta utuk kuliah
aku masih seorang yang taat, tidak ada terpikir akan ajaran buddha, yang maaf aku angap ajaran setan.

lalu aku membaca kisah buddha gotama yg terbagi atas dua buah buku
sebelum buku itu habis kubaca aku mendapatkan "PITI" yang bertahan selama sebulan, disitu aku merasakan kesadaran ini tidak dapat kuceritakan, rasa bahagia, rindu akan ajaran dhamma serta jalan yang di tempuhnya membuat aku (saat terjadi PITI) tidak ada niat jahat di pikiranku, ucapanku dan segala tindak-tandukku

aku menjadi person yang berbeda 180 derajat

tetapi aku tidak memutuskan untuk menjadi umat buddha saat itu, aku hanya meditasi saja
sampai 7 tahun setelah itu ada peristiwa yang membalikan keyakinanku dan beberapa kejadian lainya, aku memutuskan bahwa aku adalah umat buddhis

dalam rentang 7 tahun itu aku membuktikan bahwa apa yang aku lihat, khususnya tentang 31 alam dan apa yang ada di agamaku, yang benar adalah ajaran Buddha Gotama
aku melihat, membandingkan lalu aku memutuskan
setelah aku menjadi buddhis barulah kemampuan tentang past live aku dapat, dan ada beberapa saudara seagamaku dapat melihat juga, tetapi mereka takut untuk berbicara dengan keluarga mereka
sekarang tidak lagi, aku berjalan di jalan dharma tanpa rasa takut
atas cemoohan keluarga kami
atau bahkan dari "saudara kami yang ada di forum ini"

biarkanlah kamma masing-masing yang menjadi jodoh akan dharma
metta cetana
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 20 December 2011, 08:47:34 PM
ya
saya pribadi sudah mengalami dan sudah merealisasikan apa yang saya tulis
setelah merealisasikan saya bicara, apakah anda dapat menyelami atau mempercayai
itu terlepas dari, apa yang saya tulis

menghormati anda yang telah bertanya dan menjawab dengan baik

Bisakah lebih jelas mengalamin apa itu? kenapa reputasinya bisa -3 ?
kira2 siapa yg memberikan penilai spt itu sehingga jadi MINUS ?

Gimana bisa tau kalau bro bukan salah satu dari "penjual kecap" ?

thx sebelumnya...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 08:51:08 PM
Bisakah lebih jelas mengalamin apa itu? kenapa reputasinya bisa -3 ?
kira2 siapa yg memberikan penilai spt itu sehingga jadi MINUS ?

Gimana bisa tau kalau bro bukan salah satu dari "penjual kecap" ?

thx sebelumnya...

aku dihina, tidak akan terhina karena hinaan
aku di puja, tidak akan mulia akan pujian

aku tahu siapa diriku, walau dihina atau di puja akulah pewaris kammaku sendiri
aku lahir dari apa perbuatanku

-3, apalah artinya

baca post saya yang terakhir, semoga anda tercerahkan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 20 December 2011, 09:05:53 PM
aku dihina, tidak akan terhina karena hinaan
aku di puja, tidak akan mulia akan pujian

aku tahu siapa diriku, walau dihina atau di puja akulah pewaris kammaku sendiri
aku lahir dari apa perbuatanku

-3, apalah artinya

baca post saya yang terakhir, semoga anda tercerahkan
apakah yg bro ingin sampaikan pada tiga orang yg memberikan MINUS utk reputasi bro ?
setau gw biksu2 yg posting disini jarang ada yg dpt MINUS, sedangkan bro katanya...
udah ARAHAT, jadi bagaimana yg lebih baik dari biksu bisa mendptkan MINUS tsb ?

kenapa bro memakai kata "HINA" dlm posting diatas ?

apa nasehat bro bagi member2 disini yg ingin mencapai arahat ?
apakah bro berkeluarga ? apakah arahat boleh berkeluarga ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 09:14:41 PM
hmmm

sebaiknya saya cerita dulu ya
setelah itu terserah kamu, apa yang ada di cetanamu

aku adalah ank kedua dari seorang ustadz agama sebelah, aku di besarkan dikampung dimana mayoritas ber agama samawi, ayahku seorang tentara, di KODIM 1203 Tanjung Pura, beliau menjabat sebagai "rois" di kodim sebagai pembimbing rohani untuk agama islam

keluarga ayahku haji, walau keluarga kami tidak kaya, paman kakekku ketua MUI, di propinsi dimana aku lahir aku juga belajar pelajaran dasar agamaku sedari aku belum masuk sekolah, tetapi entah mengapa aku tak dapat menghapal pelajaranya, padalah aku siswa terpintar disekolahku

kami (keluargaku) adalah umat yang taat tetapi tidak fanatik, begitu juga aku melakukan segala perintah agamaku tetapi aku menyisakan pertanyaan tentang "tuhan" yang kupertanyakan pada ayahku dan di jawab selalu tidak memuaskanku, samapai aku kejakarta utuk kuliah
aku masih seorang yang taat, tidak ada terpikir akan ajaran buddha, yang maaf aku angap ajaran setan.

lalu aku membaca kisah buddha gotama yg terbagi atas dua buah buku
sebelum buku itu habis kubaca aku mendapatkan "PITI" yang bertahan selama sebulan, disitu aku merasakan kesadaran ini tidak dapat kuceritakan, rasa bahagia, rindu akan ajaran dhamma serta jalan yang di tempuhnya membuat aku (saat terjadi PITI) tidak ada niat jahat di pikiranku, ucapanku dan segala tindak-tandukku

aku menjadi person yang berbeda 180 derajat

tetapi aku tidak memutuskan untuk menjadi umat buddha saat itu, aku hanya meditasi saja
sampai 7 tahun setelah itu ada peristiwa yang membalikan keyakinanku dan beberapa kejadian lainya, aku memutuskan bahwa aku adalah umat buddhis

dalam rentang 7 tahun itu aku membuktikan bahwa apa yang aku lihat, khususnya tentang 31 alam dan apa yang ada di agamaku, yang benar adalah ajaran Buddha Gotama
aku melihat, membandingkan lalu aku memutuskan
setelah aku menjadi buddhis barulah kemampuan tentang past live aku dapat, dan ada beberapa saudara seagamaku dapat melihat juga, tetapi mereka takut untuk berbicara dengan keluarga mereka
sekarang tidak lagi, aku berjalan di jalan dharma tanpa rasa takut
atas cemoohan keluarga kami
atau bahkan dari "saudara kami yang ada di forum ini"

biarkanlah kamma masing-masing yang menjadi jodoh akan dharma
metta cetana

saya tidak memiliki kemampuan untuk membuktikan apakah cerita anda adalah benar atau tidak. jadi saya hanya mengetahui dari pengakuan anda, bahwa anda sudah mengalami Nibbana, dan saya tidak tertarik untuk membantah sebaliknya. tapi jika anda adalah seorang Arahat maka saya sungguh ingin memberikan penghormatan selayaknya pada anda.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:15:12 PM
apakah yg bro ingin sampaikan pada tiga orang yg memberikan MINUS utk reputasi bro ?
setau gw biksu2 yg posting disini jarang ada yg dpt MINUS, sedangkan bro katanya...
udah ARAHAT, jadi bagaimana yg lebih baik dari biksu bisa mendptkan MINUS tsb ?

kenapa bro memakai kata "HINA" dlm posting diatas ?

apa nasehat bro bagi member2 disini yg ingin mencapai arahat ?
apakah bro berkeluarga ? apakah arahat boleh berkeluarga ?
sejujurnya saya tidak penting (sebagai person) karena saya tidak akan berubah oleh kata-kata atau tindakan orang lain, bikshu, bhikkhu atau siapa saja mahluk yang sudah postingan disini tidak menjadi masalah

dhamma/dharma adalah kebenaran hakiki, bagi saya dharma yang sudah di realisasikan adalah kenyataan lalu saya ucapkan/tulis bagi yang lain dhamma yang sudah saya realisasikan adalah tidak mungkin/bohong

lalu apa hebatnya dari mahluk yang mencapai arahat?
apakah seorang arahat "harus" di perlalukan istimewa
bagaimana anda tahu dia seorang arahat?
lalu bagaimana, sariputra, mongalana mengaku dia arahat
dan murid-murid buddha yang lama, apakah anda dapat mengukur kesucian mereka

lalu apa bedanya arahat dulu dan sekarang?

meditasi, dan praktek dhamma yang utama
bukan orang yang kita ajak bicara yang utama
tetapi apa yang dibicarakanya (ditulisnya)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 20 December 2011, 09:18:43 PM
wah, ada pelawak baru masuk forum..  :)) :)) :))
cukup deh buat menyegarkan kembali forum ini... ;D ;D ;D

aku menjadi person yang berbeda 180 derajat

tetapi aku tidak memutuskan untuk menjadi umat buddha saat itu, aku hanya meditasi saja
sampai 7 tahun setelah itu ada peristiwa yang membalikan keyakinanku dan beberapa kejadian lainya, aku memutuskan bahwa aku adalah umat buddhis

dalam rentang 7 tahun itu aku membuktikan bahwa apa yang aku lihat, khususnya tentang 31 alam dan apa yang ada di agamaku, yang benar adalah ajaran Buddha Gotama
aku melihat, membandingkan lalu aku memutuskan
setelah aku menjadi buddhis barulah kemampuan tentang past live aku dapat, dan ada beberapa saudara seagamaku dapat melihat juga, tetapi mereka takut untuk berbicara dengan keluarga mereka
sekarang tidak lagi, aku berjalan di jalan dharma tanpa rasa takut
atas cemoohan keluarga kami
atau bahkan dari "saudara kami yang ada di forum ini"

biarkanlah kamma masing-masing yang menjadi jodoh akan dharma
metta cetana
mengacu pada pengalaman anda, sepertinya yang anda alami itu (kalaupun memang ada) merupakan pencapaian abhinna, instead of arahantship...


emang kata orang zaman sekarang dunia udah kebalik ya, umat jadi arahat, bhikkhu jadi manusia biasa....
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:22:50 PM
saya tidak memiliki kemampuan untuk membuktikan apakah cerita anda adalah benar atau tidak. jadi saya hanya mengetahui dari pengakuan anda, bahwa anda sudah mengalami Nibbana, dan saya tidak tertarik untuk membantah sebaliknya. tapi jika anda adalah seorang Arahat maka saya sungguh ingin memberikan penghormatan selayaknya pada anda.

saya bukan arahat
murid saya ada yang arahat

jika ingin menghormat, hormatilah tulisan saya disini yang membawamu atau mendorongmu mempraktekan dhamma
karena jika anda tidak ada mata dharma akan sulit membuktikan saya siapa

katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma

buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon buddha

saya rada heran di forum terhormat ini, mengapa umat yang sudah merealisasikan dhamma
yang tulisanya tidak menyerang menjadi seolah-olah musuh?
ada apa dengan umat buddha jaman ini?

saya membayangkan jika dijaman ini, seandainya buddha gotama di delay kelahiranya 2500 tahun
entah apa yang terjadi dengan buddha dhamma.

jika ingin bertemu dan membuktikan apakah saya benar seperti yang saya klaim
silahkan PM, semoga yang berjodoh, akibat kamma baik diri sendiri
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 20 December 2011, 09:24:16 PM
apakah seorang arahat "harus" di perlalukan istimewa?
bagaimana anda tahu dia seorang arahat?
tentu saja arahat diperlakukan secara istimewa dibandingkan putthujhana(ini menurut pendapat saya)

saya bisa tahu seseorang itu arahat dari perbuatannya dan tindak-tanduknya, bukan hasil dari ngaku-ngaku sendiri...

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 09:24:22 PM
saya bukan arahat
murid saya ada yang arahat


kalau murid saya saja arahat, apalagi saya? kalau bukan sammasambuddha, setidaknya ya maha arahat deh
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:24:41 PM
wah, ada pelawak baru masuk forum..  :)) :)) :))
cukup deh buat menyegarkan kembali forum ini... ;D ;D ;D
mengacu pada pengalaman anda, sepertinya yang anda alami itu (kalaupun memang ada) merupakan pencapaian abhinna, instead of arahantship...


emang kata orang zaman sekarang dunia udah kebalik ya, umat jadi arahat, bhikkhu jadi manusia biasa....

luar biasa kemampuanmu menilai

anumodanna
satu kamma buruk terbayar.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:26:31 PM
kalau murid saya saja arahat, apalagi saya? kalau bukan sammasambuddha, setidaknya ya maha arahat deh

level kesucian itu banyak

4 pasang yang di kenal di literatur theravada
ada 32 level Bodhisatta
dan level tak terbatas Mahasatta
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 20 December 2011, 09:27:22 PM
luar biasa kemampuanmu menilai

anumodanna
satu kamma buruk terbayar.
anumodana kembali...  ;D ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:27:58 PM
tentu saja arahat diperlakukan secara istimewa dibandingkan putthujhana(ini menurut pendapat saya)

saya bisa tahu seseorang itu arahat dari perbuatannya dan tindak-tanduknya, bukan hasil dari ngaku-ngaku sendiri...

baiklah

semoga anda juga cepat merealisasikan ajaran buddha Gotama
dan mencapai arahat seperti yang anda cita-citakan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 09:29:00 PM
level kesucian itu banyak

4 pasang yang di kenal di literatur theravada
ada 32 level Bodhisatta
dan level tak terbatas Mahasatta

dan anda adalah salah satu dari margasatwa itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:34:06 PM
dan anda adalah salah satu dari margasatwa itu?

luar biasa pikiran manusia

sayang ngak ada icon geleng-geleng

apakah suatu kejahatan bagi anda, jika ada mahluk lain yang mencapai jalan dharma?
sungguh heran saya,

biar kamu puas, iya saya seperti yang kamu maksut walau tulisanmu salah
semoga kamma jelek saya berkurang dengan menangung ini.

ada lagi yang ingin anda tanyakan??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 20 December 2011, 09:36:32 PM
Quote
saya rada heran di forum terhormat ini, mengapa umat yang sudah merealisasikan dhamma
yang tulisanya tidak menyerang menjadi seolah-olah musuh?
ada apa dengan umat buddha jaman ini?

mohon bimbingannya coachArahat,
supaya member2 disini bisa lebih baik lagi...


apakah bro udah berkeluarga ? (kenapa pertanyaan ini tdk dijawab) ?  :P
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 09:38:39 PM
luar biasa pikiran manusia

sayang ngak ada icon geleng-geleng


ada kok, ini  :no:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:41:12 PM
mohon bimbingannya coachArahat,
supaya member2 disini bisa lebih baik lagi...


apakah bro udah berkeluarga ? (kenapa pertanyaan ini tdk dijawab) ?  :P

sudah, saya terbuka setelah saya berkeluarga
tekanan dari member disini, serta kesinisanya,
tidak sebebrapa di banding yang saya dapat di real live
anda tahu kalau di agama sebelah pindah, apa konsekwensinya?

silahkan anda menekan saya akan menangungnya
tetapi jika anda mau mendengarkan (membaca) dhamma dari pervektip lain silahkan berdiskusi
toh tidak ada kewajiban anda semua untuk percaya
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 09:41:52 PM
luar biasa pikiran manusia

sayang ngak ada icon geleng-geleng
:no:

Quote
apakah suatu kejahatan bagi anda, jika ada mahluk lain yang mencapai jalan dharma?
sungguh heran saya,

mencapai jalan dharma adalah satu hal, halusinasi adalah hal lain lagi.

Quote
biar kamu puas, iya saya seperti yang kamu maksut walau tulisanmu salah
bagaimana ini? tulisan salah kok dibenarkan?

Quote
semoga kamma jelek saya berkurang dengan menangung ini.
jangan khawatir, sebagai arahat semua kamma anda baik maupun jelek, akan expired pada saat anda parinibbana.

Quote
ada lagi yang ingin anda tanyakan??

banyak, tapi saya memberikan kesempatan kepada para member lain dulu, sepertinya Bro Johan punya banyak pertanyaan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:42:22 PM
ada kok, ini  :no:

terima kasih, sekalian tanya untuk multi quote bagaimana?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 20 December 2011, 09:45:30 PM
:no:

mencapai jalan dharma adalah satu hal, halusinasi adalah hal lain lagi.
bagaimana ini? tulisan salah kok dibenarkan?
jangan khawatir, sebagai arahat semua kamma anda baik maupun jelek, akan expired pada saat anda parinibbana.

banyak, tapi saya memberikan kesempatan kepada para member lain dulu, sepertinya Bro Johan punya banyak pertanyaan

bailklah,

apapun yang kamu yakini itulah kebenaranmu
walau keyakinan itu belum tentu sama dengan kenyataan

sama dengan agama lain yang berlandaskan keyakinan
tampa mau ehipassiko, dan apa yang mereka tidak dapat buktikan
adalah hoax
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 20 December 2011, 09:54:58 PM
sudah, saya terbuka setelah saya berkeluarga

tekanan dari member disini, serta kesinisanya,
tidak sebebrapa di banding yang saya dapat di real live
anda tahu kalau di agama sebelah pindah, apa konsekwensinya?

silahkan anda menekan saya akan menangungnya
tetapi jika anda mau mendengarkan (membaca) dhamma dari pervektip lain silahkan berdiskusi
toh tidak ada kewajiban anda semua untuk percaya

kalau pertanyaan2 gw malah arahatCoach terasa tertekan....yaaaa mohon maaf dehhh

sebaiknya ini merupakan posting terakhir gw di thread ini utk bro Choa,

yg dpt gw katakan...

Welcome bro Choa to DC, and.... silahkan Curhat sepuasnya.... dan semoga terasa nyaman disini...
dan bimbinglah mereka2 yg tersesat...  :P

mohon pamit dulu.... _/\_ :x
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 20 December 2011, 09:56:37 PM
kalau pertanyaan2 gw malah arahatCoach terasa tertekan....yaaaa mohon maaf dehhh

sebaiknya ini merupakan posting terakhir gw di thread ini utk bro Choa,

yg dpt gw katakan...

Welcome bro Chia to DC, and.... silahkan Curhat sepuasnya.... dan semoga terasa nyaman disini...
dan bimbinglah mereka2 yg tersesat...  :P

mohon pamit dulu....
wah, enggak seru...
dilanjutin donk...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 10:00:49 PM
terima kasih, sekalian tanya untuk multi quote bagaimana?

Code: [Select]
[quote]
text1 di dalam quote
[/quote]
text2 di luar quote

[quote]
text3 di dalam quote
[/quote]
text4 di luar quote
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: kuswanto on 20 December 2011, 10:08:32 PM
Apakah sdr choa masih melakukan hubungan seksual dengan istri? Apakah hubungan seksual lebih nikmat daripada pengalaman nibbana anda? Atau sebaliknya? Apakah anda masih pernah marah setelah pengalaman nibbana?
Kalau nanti anda sudah jadi arahat apakah mau ngelanjutin karir menuju sammasambuddha atau langsung pensiun?
Maaf hanya penasaran, sangat jarang saya menemui atau bahkan mengenal seorang yg telah menembusi dhamma, boleh tidak dijawab jika tidak berkenan.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 20 December 2011, 10:13:13 PM
seorang arahant tidak boleh tidak berkenan menjawab pertanyaan umat donk...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 20 December 2011, 10:16:22 PM
kalau bisa muridnya yang arahat undang dong ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 20 December 2011, 10:19:44 PM
kalau bisa muridnya yang arahat undang dong ;D
tidakkah engkau mendengar perkataan beliau, bahkan buddha pun terdapat dalam internet...
jadi untuk apa mengundang arahat lagi??
=)) =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 20 December 2011, 10:22:23 PM
tidakkah engkau mendengar perkataan beliau, bahkan buddha pun terdapat dalam internet...
jadi untuk apa mengundang arahat lagi??
=)) =))
kalau gurunya bukan arahat jangan diladeni lagi lah, mending sekarang cari arahat yang pastinya kebijaksanaannya lebih hebat dari gurunya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: kuswanto on 20 December 2011, 10:26:00 PM
Kalau sampai muridnya yg arahat muncul di forum ini, maka bisa dibilang forum dhammacitta mencapai masa kegemilangannya yang luar biasa dimana seorang arahat sudi memasuki forum ini, semua gembira dgn tari2an didepan komputer, ipad, bb, whatever gadgetnya.. Dan terdengar musik2 surgawi meskipun speaker kompie member forum ini tidak dinyalakan.. Sungguh suatu moment berharga bagi forum ini..

OOoo kiranya saudara yang memiliki murid arahat sudi kiranya mengundang arahat menulis sepatah dua patah kata di forum ini..

Syahdu syahdu syahdu
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 20 December 2011, 11:18:34 PM
 [at] Choa,

apakah anda yakin anda tidak sedang berada dalam pengaruh narkoba ketika menulis di sini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 09:03:00 AM
YM. Choa

Selain pernyataan bahwa anda sudah lebih tinggi dari Arahat, bisa melihat 31 alam, dan lain-lain, manfaat apa yang bisa anda berikan pada orang-orang di sini?

Omong-omong jumlah alamnya 31 atau 33?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 21 December 2011, 09:08:35 AM
saya bukan arahat
murid saya ada yang arahat

jika ingin menghormat, hormatilah tulisan saya disini yang membawamu atau mendorongmu mempraktekan dhamma
karena jika anda tidak ada mata dharma akan sulit membuktikan saya siapa

katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma

buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon buddha

saya rada heran di forum terhormat ini, mengapa umat yang sudah merealisasikan dhamma
yang tulisanya tidak menyerang menjadi seolah-olah musuh?
ada apa dengan umat buddha jaman ini?

saya membayangkan jika dijaman ini, seandainya buddha gotama di delay kelahiranya 2500 tahun
entah apa yang terjadi dengan buddha dhamma.

jika ingin bertemu dan membuktikan apakah saya benar seperti yang saya klaim
silahkan PM, semoga yang berjodoh, akibat kamma baik diri sendiri

Jika Buddha Gautama masih hidup sampai sekarang, setidaknya akan mempertunjukkan keajaiban ganda yang hanya bisa dilakukan oleh seorang sammasambuddha.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 21 December 2011, 09:10:19 AM
YM. Choa

Selain pernyataan bahwa anda sudah lebih tinggi dari Arahat, bisa melihat 31 alam, dan lain-lain, manfaat apa yang bisa anda berikan pada orang-orang di sini?

Omong-omong jumlah alamnya 31 atau 33?

yang 2 alam lagi, alam apa bro ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 09:16:03 AM
yang 2 alam lagi, alam apa bro ?

alam mimpi dan alam sakaw
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 09:30:51 AM
yang 2 alam lagi, alam apa bro ?
Menurut anda apa? Yah Olympus dan Hades lah.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 21 December 2011, 09:44:30 AM
Menurut anda apa? Yah Olympus dan Hades lah.

Tanah buddha di barat (sukhavati amitabha) dan Tanah buddha di timur (bhaisjayaguru)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 10:04:29 AM
Tanah buddha di barat (sukhavati amitabha) dan Tanah buddha di timur (bhaisjayaguru)
Berarti anda belum selevel.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 21 December 2011, 10:17:10 AM
Quote
Tanah buddha di barat (sukhavati amitabha) dan Tanah buddha di timur (bhaisjayaguru)

Berarti anda belum selevel.

 ;D ;D ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 10:28:28 AM
;D ;D ;D
Iya nih, bang dilbert baru tahu Mahayana aja berpikir semua alam cuma sebatas literatur Mahayana. Olympus dan Hades itu LEBIH TINGGI dari Tanah Buddha, kaplingnya sudah berpotongan dengan nirvana langsung. Saya yang sudah merealisasikan, makanya bisa melihat di atas itu, dan saya nyatakan Anuttara Samyak Sambodhi juga BUKAN pencapaian terakhir. Dan jangan sembarangan kalian, saya tahu cetana kalian dalam menulis.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 10:45:07 AM
Apakah sdr choa masih melakukan hubungan seksual dengan istri? Apakah hubungan seksual lebih nikmat daripada pengalaman nibbana anda? Atau sebaliknya? Apakah anda masih pernah marah setelah pengalaman nibbana?
Kalau nanti anda sudah jadi arahat apakah mau ngelanjutin karir menuju sammasambuddha atau langsung pensiun?
Maaf hanya penasaran, sangat jarang saya menemui atau bahkan mengenal seorang yg telah menembusi dhamma, boleh tidak dijawab jika tidak berkenan.

saya terlahir seperti manusia umumnya
karen saya tidak tahu siapa oast live saya, malah saya terlahir bukan di keluarga buddhis
saya lahir lengkap dengan kilesa bawaa (kecendrungan kilesa lampau) dan kilesa kelahiran

setelah mengetahui past live saya, saya tidak seperti gambaran seorang arahat di literatur
theravada, karena saya bukan arahata magga dan palla
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 10:51:09 AM
[at] Choa,

apakah anda yakin anda tidak sedang berada dalam pengaruh narkoba ketika menulis di sini?

kadang kadang saya juga mempunyai pertanyaan sama dengan anda
jika Buddha Gotama terlahir atas kehendaknya lalu menulis sesuatu komen
di forum ini, kira-kira apa yang terjadi?

mungkin beliau lebih parah dari pada saya
pikiran ini membuat saya "geli" (tertawa dalam hati)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 10:58:08 AM
YM. Choa

Selain pernyataan bahwa anda sudah lebih tinggi dari Arahat, bisa melihat 31 alam, dan lain-lain, manfaat apa yang bisa anda berikan pada orang-orang di sini?

Omong-omong jumlah alamnya 31 atau 33?

saya cari post yang menyatakan karma buruk dan kilesa terhapuskan setelah mencapai arahat
tidak ketemu, sekalian saya jawab pertanyaan anda dan post tersebut

ini berlwanan dengan theory theravda umumnya
saya nyatakan, jika seorang arahat parinibbana beliau para buddha (sarvaka) akan terlahir di alam 32
atau alam buddha, disana tidak ada landasan kamma berbuah, jadi sifatnya statis akan tetapi jejak
rekam kamma baik dan kamma buruk masih ada

artinya jika para buddha (sarvakha) memutuskan tetap di alam ini, maka mereka stay disini statis
kamma baik dan kamma buruknya
jika meeka memutuskan untuk melanjutkan ke jalan bodhisattva untuk mencapai Sammasambuddha
catatan lalu mereka tetap berlaku,
ini juga berlaku bagi para arahat ini, sekedar hanya ingin membayar hutang kamma yang belum sempat mereka penuhi, sebagian, beberapa atau semua terserah individu masing-masing

manfaat bagi orang-orang lain (menurut saya) dhamma benar-benar ada dan dapat direalisasikan
bagi yang mau mempraktekan dhamma

alam takterbatas di atas bukan hanya sampai 33 atau alam (langit) 36, tempat di mana para Buddha masa lampau ada dan berdiam
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 21 December 2011, 10:58:47 AM
Sepertinya YM choa ini levelnya sudah setingkat dengan deva19
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:00:02 AM
saya terlahir seperti manusia umumnya
karen saya tidak tahu siapa oast live saya, malah saya terlahir bukan di keluarga buddhis
saya lahir lengkap dengan kilesa bawaa (kecendrungan kilesa lampau) dan kilesa kelahiran

setelah mengetahui past live saya, saya tidak seperti gambaran seorang arahat di literatur
theravada, karena saya bukan arahata magga dan palla

jadi YM masih melakukan hubungan seks dengan istri gak? kok jawabannya ikan kribo sih?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 11:00:44 AM
saya cari post yang menyatakan karma buruk dan kilesa terhapuskan setelah mencapai arahat
tidak ketemu, sekalian saya jawab pertanyaan anda dan post tersebut

ini berlwanan dengan theory theravda umumnya
saya nyatakan, jika seorang arahat parinibbana beliau para buddha (sarvaka) akan terlahir di alam 32
atau alam buddha, disana tidak ada landasan kamma berbuah, jadi sifatnya statis akan tetapi jejak
rekam kamma baik dan kamma buruk masih ada

artinya jika para buddha (sarvakha) memutuskan tetap di alam ini, maka mereka stay disini statis
kamma baik dan kamma buruknya
jika meeka memutuskan untuk melanjutkan ke jalan bodhisattva untuk mencapai Sammasambuddha
catatan lalu mereka tetap berlaku,
ini juga berlaku bagi para arahat ini, sekedar hanya ingin membayar hutang kamma yang belum sempat mereka penuhi, sebagian, beberapa atau semua terserah individu masing-masing

manfaat bagi orang-orang lain (menurut saya) dhamma benar-benar ada dan dapat direalisasikan
bagi yang mau mempraktekan dhamma

alam takterbatas di atas bukan hanya sampai 33 atau alam (langit) 36, tempat di mana para Buddha masa lampau ada dan berdiam
Oh, berarti secara singkat, Kitab Pali itu isinya ngaco yah, dan yang benar adalah ajaran anda. Betulkah begitu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:01:31 AM
Jika Buddha Gautama masih hidup sampai sekarang, setidaknya akan mempertunjukkan keajaiban ganda yang hanya bisa dilakukan oleh seorang sammasambuddha.

itu berlaku terhadap manusi buddha
dimana kekuatan kebuddhaanya ada di alam "materi" atau tidak ada mahluk "kasar" (mempunyai pisik yang dapat terlihat dengan mata telanjang dapat melawan kehendak beliau

jangan salah,
ini masih kalpanya buddha Gotama, masa pengajaran beliau saya mengunakan dhamma yang di ucapkan beliau sebagai dhamma yang saya praktekan

hanya satu manusi buddha dalam kalpa ini sebelum di gantikan oleh maytreya
yaitu Sammasambuddha Sidartha Gotama
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:02:04 AM
kadang kadang saya juga mempunyai pertanyaan sama dengan anda
jika Buddha Gotama terlahir atas kehendaknya lalu menulis sesuatu komen
di forum ini, kira-kira apa yang terjadi?

mungkin beliau lebih parah dari pada saya
pikiran ini membuat saya "geli" (tertawa dalam hati)

ini memang gejala halusinasi akut, silakan berandai2 tapi ketahuilah batasannya

tapi tetap tidak menjawab apa yg ditanyakan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:03:38 AM
yang 2 alam lagi, alam apa bro ?

langit/alam 32, dinamakan alam buddha, tempat para buddha sarvakha
langit/alam 33, dinamakan alam dharma, tempat sukhavati dan para mahluk dharma (bodhisattva, pacekhabuddha, dan mahasattva serta sammasambuddha)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 21 December 2011, 11:03:40 AM
bhante choa berkarir di vihara mana?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:06:24 AM
jadi YM masih melakukan hubungan seks dengan istri gak? kok jawabannya ikan kribo sih?
ya, saya berkeluarga sekarang dan mempunyai 2 anak.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:06:40 AM
langit/alam 32, dinamakan alam buddha, tempat para buddha sarvakha
langit/alam 33, dinamakan alam dharma, tempat sukhavati dan para mahluk dharma (bodhisattva, pacekhabuddha, dan mahasattva serta sammasambuddha)

dan ini juga pengalaman langsung dari anda? atau ada sumber bacaan yg bisa kami baca?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:07:22 AM
ya, saya berkeluarga sekarang dan mempunyai 2 anak.

sangat tidak sesuai dengan Arahatnya Agama Buddha, baik dari Theravada maupun Mahayana, boleh tau anda beragama apakah?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 11:07:29 AM
langit/alam 32, dinamakan alam buddha, tempat para buddha sarvakha
langit/alam 33, dinamakan alam dharma, tempat sukhavati dan para mahluk dharma (bodhisattva, pacekhabuddha, dan mahasattva serta sammasambuddha)
Kalo boleh tanya lagi, kitab Pali itu 'kan berarti ngaco, tapi ada ga ajaran2 yang masih sesuai dharma?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:07:44 AM
Oh, berarti secara singkat, Kitab Pali itu isinya ngaco yah, dan yang benar adalah ajaran anda. Betulkah begitu?

saya tidak pernah berkata begitu
apakah ada kata-kata buddha gotama yang saya "revisi"?
silahkan di babar.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:10:23 AM
sangat tidak sesuai dengan Arahatnya Agama Buddha, baik dari Theravada maupun Mahayana, boleh tau anda beragama apakah?

maksudnya?
apakah buddha dhamma adalah agama bagi anda?

jika ya, saya tidak terikat oleh pengkotakan yang anda sangkakan
saya bukan theradava, mahayana, tantrayana
saya juga seorang theravada, mahayana, tantrayana

saya hanya mengikuti kata-kata manusi buddha Gotama
ada yang salah???
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:11:01 AM
saya tidak pernah berkata begitu
apakah ada kata-kata buddha gotama yang saya "revisi"?
silahkan di babar.

terlepas dari ada revisi atau tidak, jika saya jadi anda, saya akan membaca lebih banyak tentang Arahat dan tentang Buddhisme, sebelum saya berani ngaku2 Arahat.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 11:12:16 AM
terlepas dari ada revisi atau tidak, jika saya jadi anda, saya akan membaca lebih banyak tentang Arahat dan tentang Buddhisme, sebelum saya berani ngaku2 Arahat.
"Beliau" bukan Arahat, tapi Bodhisatva atau Mahasatva. Muridnyalah yang ada sebagian Arahat.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:15:05 AM
sangat tidak sesuai dengan Arahatnya Agama Buddha, baik dari Theravada maupun Mahayana, boleh tau anda beragama apakah?

hal yang sangat mengherankan, bila seorang berkeluarga dianggap tidak sesuai dengan arahatnya agama Buddha. karena sang Buddha sendiri berkeluarga dan mempunyai anak bernama rahula.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:16:33 AM
hal yang sangat mengherankan, bila seorang berkeluarga dianggap tidak sesuai dengan arahatnya agama Buddha. karena sang Buddha sendiri berkeluarga dan mempunyai anak bernama rahula.

Pangeran Siddhattha memang pernah berkeluarga dan memiliki Anak, tapi bedakan antara Pangeran Siddhattha dan Sang Buddha.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:16:44 AM
maksudnya?
apakah buddha dhamma adalah agama bagi anda?

jika ya, saya tidak terikat oleh pengkotakan yang anda sangkakan
saya bukan theradava, mahayana, tantrayana
saya juga seorang theravada, mahayana, tantrayana

saya hanya mengikuti kata-kata manusi buddha Gotama
ada yang salah???

kata-kata yang bagus. bagaimana kalau kalau dikatakan lebih lengkap, seperti ..

"saya juga kr****n, hindu, buddha dan Islam".

????
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:16:54 AM
ini memang gejala halusinasi akut, silakan berandai2 tapi ketahuilah batasannya

tapi tetap tidak menjawab apa yg ditanyakan

angap saja apa yang anda sangkakan pada saya benar.
lalu angap saja pemahaman akan dhamma anda benar

sudah sampai dimana realisasimu terhadap ajaran Gotama, wahai umt awam?
berapa dhamma yang mulia, yang dibabarkan oleh Sammasambuddha Gotama yang sudah kamu realisasikan

apa manfaatmu mempelajari dan (kalau iya) mempraktekan ajaran dhamma ini
apakah kamu memaksakan pemahaman diri adalah benar yang lain "pasti" salah

in the end, murid Gotama

apa manfaat dhamma yang kamu pelajari untuk kemajuan bathimmu sendiri
itulah pertanyaan yang harus engkau renungkan,

bukan mendebat orang yang kamu angap sakau menyatakan realisasinya ngaco
apakah kamu takut, orang lain akan percaya cerita gila saya
apakah kamu mempunyai kewajiban atas suatu itu hal yang benar ajaran Gotama
dan yang lain bukan?

itu bukan tugasmu murid Gotama,
gurumu mewariskan dhamma mulia untuk di praktekan bukan untuk menjadi pengetahuan saja
lalu kamu gunakan untuk berdebat

perhatikan pencapaian diri, bukan pencapaian orang lain.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:17:56 AM
Pangeran Siddhattha memang pernah berkeluarga dan memiliki Anak, tapi bedakan antara Pangeran Siddhattha dan Sang Buddha.

ketika pangeran menjadi buddha, apakah anak dan istrinya tidak diakui lagi sebagai keluarganya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:18:12 AM
kata-kata yang bagus. bagaimana kalau kalau dikatakan lebih lengkap, seperti ..

"saya juga kr****n, hindu, buddha dan Islam".

????

seseorang tidak bisa jadi penganut agama Buddha dan agama lain pada saat yg bersamaan, Bro.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 21 December 2011, 11:19:03 AM
hal yang sangat mengherankan, bila seorang berkeluarga dianggap tidak sesuai dengan arahatnya agama Buddha. karena sang Buddha sendiri berkeluarga dan mempunyai anak bernama rahula.
Pangeran Siddhattha memang pernah berkeluarga dan memiliki Anak, tapi bedakan antara Pangeran Siddhattha dan Sang Buddha.
kalian lupa ya ada buda yang masih hidup dan berkeluarga, LSY
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 11:19:43 AM
maksudnya?
apakah buddha dhamma adalah agama bagi anda?

jika ya, saya tidak terikat oleh pengkotakan yang anda sangkakan
saya bukan theradava, mahayana, tantrayana
saya juga seorang theravada, mahayana, tantrayana

saya hanya mengikuti kata-kata manusi buddha Gotama
ada yang salah???
Anda masih terkotakkan sedikit. Kalau mau, anda bisa bebas dari belenggu tersebut. Saya selain Buddhis, juga Kr1sten, Muslim, Hindu, dan merangkap pendeta Zeus. Jika ada hutang karma yang mau dihabiskan, kita bisa minta tolong sama Yesus yang sudah disalib membayar karma. Nanti kalau mau ke Tanah Buddha Barat, juga bisa pinjam Pegasus saya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:20:26 AM
seseorang tidak bisa jadi penganut agama Buddha dan agama lain pada saat yg bersamaan, Bro.

tentu saja. seperti halnya seseorang tidak bisa pergi ke geraja dan ke viahara pada saat yang bersamaan. karena itu dua tempat yang berbeda. tapi seseorang bisa pergi ke geraja di hari minggu, dan ke vihara di hari selasa. apakah itu mustahil dilakukan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:20:34 AM
ketika pangeran menjadi buddha, apakah keluarganya tidak diakui lagi sebagai keluarganya?

menurut saya begitu, tapi saya tidak akan memaksakan pandangan saya pada anda. Sang Buddha memperlakukan ayahnya, ibu tirinya, anaknya, sama seperti Beliau memperlakukan orang lain. Sang Buddha menyapa ayahnya dengan sebutan "Perumah tangga," dan ketika Rahula menjadi samanera dan menjadi Bhikkhu, Sang Buddha juga tidak memberikan hak istimewa padanya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:21:08 AM
tentu saja. seperti halnya seseorang tidak bisa pergi ke geraja dan ke viahara pada saat yang bersamaan. karena itu dua tempat yang berbeda. tapi seseorang bisa pergi ke geraja di hari minggu, dan ke vihara di hari selasa. apakah itu mustahil dilakukan?

Bagi seorang Arahat, bukanlah mustahil untuk berada di tempat berbeda pada saat yg sama.
tapi baiklah saya ralat pertanyaan saya,"pada saat ini, Sang Arahat  beragama apakah?"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 11:22:41 AM
hal yang sangat mengherankan, bila seorang berkeluarga dianggap tidak sesuai dengan arahatnya agama Buddha. karena sang Buddha sendiri berkeluarga dan mempunyai anak bernama rahula.
Tidak mengherankan jika saja anda belajar sedikit apa itu "arahat" menurut Buddhisme.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:23:30 AM
Kalo boleh tanya lagi, kitab Pali itu 'kan berarti ngaco, tapi ada ga ajaran2 yang masih sesuai dharma?
kamu ini moderator tetapi kenapa kamu gagal menangkap tulisan saya?
apakah karena rasa 'ego'mu sehinga tidak membaca tulisan saya

saya lahir disini, adalah praktisi semua kata-kata Sammasambuddha Gotama
paham???

lalu saya menulis yang tidk ada di sutta (theravada)

dengarkan,
suatu saat Yng Terberkahi tiba di pingir hutan, lalu yang dijunjung dunia mengambil segengam daun
dan bertanya pada Y.A. Ananda,
ananda banyak mana daun yang ada di tanganku dan daun yang ada di hutan ini
yang di hutan ini , bhante jawab ananda

lalu yang Agung berkata" inilah dhamma yang kuajarkan pada murid-muridku yang ada di gengaman tanganku, dan ananda daun yang di hutn itu ibarat dhamma yang tidak aku ajarkan.
akan tetapi ananda, dhamma yang kuajarkan sudah cukup membawa manusia mencapai nibbana jika mereka mempraktekanya"


apakah kamu tidak percaya pada Buddha Gotama???
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 21 December 2011, 11:24:05 AM
 [at]  om menyan, mending di split yang oot nih =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:24:53 AM
terlepas dari ada revisi atau tidak, jika saya jadi anda, saya akan membaca lebih banyak tentang Arahat dan tentang Buddhisme, sebelum saya berani ngaku2 Arahat.

saya bukan arahat
untuk kedua kali saya tulis

thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:26:07 AM
saya bukan arahat
untuk kedua kali saya tulis

thanks

ya, maaf atas kekeliruan saya yg disengaja,anda adalah Gurunya Arahat.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:26:18 AM
"Beliau" bukan Arahat, tapi Bodhisatva atau Mahasatva. Muridnyalah yang ada sebagian Arahat.
kali ini anda menyimak

anumodanna
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 11:27:32 AM
tentu saja. seperti halnya seseorang tidak bisa pergi ke geraja dan ke viahara pada saat yang bersamaan. karena itu dua tempat yang berbeda. tapi seseorang bisa pergi ke geraja di hari minggu, dan ke vihara di hari selasa. apakah itu mustahil dilakukan?
Tidak bisa, sebab Hari Jumat harus ke Mesjid sekaligus ke kuil Apollo dan waktunya bersamaan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:27:44 AM
 [at] Choa, apakah anda yakin bahwa anda bukan Satria?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:27:55 AM
Pangeran Siddhattha memang pernah berkeluarga dan memiliki Anak, tapi bedakan antara Pangeran Siddhattha dan Sang Buddha.

kalau anda menyimak saya berposisi sebagai pangeran sekarang
dan tidak akan menjadi buddha dalam kehidupan sekarang

paham om???
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 11:29:55 AM
kamu ini moderator tetapi kenapa kamu gagal menangkap tulisan saya?
apakah karena rasa 'ego'mu sehinga tidak membaca tulisan saya
Maafkan saya, dan harap maklum sebab moderator di sini bukan semuanya ahli penyakit jiwa.


Quote
saya lahir disini, adalah praktisi semua kata-kata Sammasambuddha Gotama
paham???

lalu saya menulis yang tidk ada di sutta (theravada)

dengarkan,
suatu saat Yng Terberkahi tiba di pingir hutan, lalu yang dijunjung dunia mengambil segengam daun
dan bertanya pada Y.A. Ananda,
ananda banyak mana daun yang ada di tanganku dan daun yang ada di hutan ini
yang di hutan ini , bhante jawab ananda

lalu yang Agung berkata" inilah dhamma yang kuajarkan pada murid-muridku yang ada di gengaman tanganku, dan ananda daun yang di hutn itu ibarat dhamma yang tidak aku ajarkan.
akan tetapi ananda, dhamma yang kuajarkan sudah cukup membawa manusia mencapai nibbana jika mereka mempraktekanya"


apakah kamu tidak percaya pada Buddha Gotama???
Iya, saya percaya sekali, makanya saya bilang kalau mau bayar hutang karma, cari Yesus saja.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:30:09 AM
kalau anda menyimak saya berposisi sebagai pangeran sekarang
dan tidak akan menjadi buddha dalam kehidupan sekarang

paham om???

baiklah Yang Mulia Pangeran, jadi apakah sampai saat ini anda masih melakukan hubungan seksual dengan istri anda?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:31:37 AM
langit/alam 32, dinamakan alam buddha, tempat para buddha sarvakha
langit/alam 33, dinamakan alam dharma, tempat sukhavati dan para mahluk dharma (bodhisattva, pacekhabuddha, dan mahasattva serta sammasambuddha)

mohon petunjuk YM Pangeran, saya bisa baca dimana referensi tentang alam 32 dan 33 ini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:32:11 AM
kalian lupa ya ada buda yang masih hidup dan berkeluarga, LSY
LSY boleh mengaku buddha, tetapi buddha sarvaka dalam pengertian tantrayana

atau dia buddha, bagi murid-muridnya

aslinya da kelahiran bodhisattva level 6 (masa awal jalan)

pengajarangnya banyak di tentang karena tidak convensional, tetapi ingat jasanya mengenalkan
buddha dhamma di luar negri,

kesalahan (mungkin) ada
jasa juga ada.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Mas Tidar on 21 December 2011, 11:32:21 AM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

sedikit menjawab dari link yang sudah pernah ada, dimulai dari tingkat sotapana:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20967.msg367924#msg367924 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20967.msg367924#msg367924)

Banyak orang secara keliru beranggapan bahwa Sotapana ada dua jenis - satu adalah Sotapanna senior, dan yg lainnya adalaj Sotapanna Junior. Karena dalam Visuddhimagga dan komentar lainnya disebutkan bahwa seorang meditator yang telah mencapai Paccaya-pariggaha-nana, tingkat ke dua dari pengetahuan Pandangan Terang, adalah Cula-Sotapanna, kata Cula dalam beberapa kasus, merujuk pada "Junior" atau "kecil", itulah sebabnya mengapa banyak orang yang menganggap "Cula-Sotapanna" sebagai "Sotapanna Junior" atau "Sotapanna kecil". tentu saja, dalam hal ini, dalam kata Cula-Sotapanna, "Cula" bukan bermakna "junior" atau "kecil". Makna "Cula" dalam kata Cula-Sotapanna berarti "menyerupai Sotapanna". seorang Sotapanna tidak akan terlahir kembali di empat alam Apaya (empat alam sengsara); dengan cara yang sama seseorang yang telah mencapai Paccaya-pariggaha-nana, Pengetahuan Pandangan Terang Sebab-akibat, tidak akan terlahir kembali dalam salah satu dari empat alam Apaya dalam kelahiran berikutnya. Itulah sebabnya mengapa seorang yang telah mencapai Paccaya-pariggaha-nana disebut Cula-Sotapanna. Maknanya adalah "seorang yang menyerupai seorang Sotapanna."
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:34:06 AM
Anda masih terkotakkan sedikit. Kalau mau, anda bisa bebas dari belenggu tersebut. Saya selain Buddhis, juga Kr1sten, Muslim, Hindu, dan merangkap pendeta Zeus. Jika ada hutang karma yang mau dihabiskan, kita bisa minta tolong sama Yesus yang sudah disalib membayar karma. Nanti kalau mau ke Tanah Buddha Barat, juga bisa pinjam Pegasus saya.

inilah tulisan seorang praktisi buddha dharma

sarkasme, moha, dan ego

but, anda mulia
orang lain tidak benar dalam memahami dharma,

hormat sama yang mulia
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:35:34 AM
Tidak mengherankan jika saja anda belajar sedikit apa itu "arahat" menurut Buddhisme.

arahat menurut buddhisme mana?
buddhisme theravada saja

sempit pikiranmu nak.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:39:08 AM
Bagi seorang Arahat, bukanlah mustahil untuk berada di tempat berbeda pada saat yg sama.
tapi baiklah saya ralat pertanyaan saya,"pada saat ini, Sang Arahat  beragama apakah?"

saya tidak mengetahui, arahat mana yang pernah berkata "agamaku buddha".

seorang arahat tidak terikat kepada label agama, tidak terikat kepada ssuatu sebagai "milikku".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:40:57 AM
arahat menurut buddhisme mana?
buddhisme theravada saja

sempit pikiranmu nak.

mungkin sekarang ada bisa membuat pikiran kita semua menjadi luas. siapakah orang itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:42:45 AM
saya tidak mengetahui, arahat mana yang pernah berkata "agamaku buddha".

seorang arahat tidak terikat kepada label agama, tidak terikat kepada ssuatu sebagai "milikku".

saya tidak akan membantah anda dalam hal ini, dan pertanyaan itu juga tidak ditujukan pada anda. tapi saya curiga arahat satu ini masih terikat pada banyak-suatu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:43:26 AM
mohon petunjuk YM Pangeran, saya bisa baca dimana referensi tentang alam 32 dan 33 ini?

cukup indra,

jangan kau kotori cetanamu, kasihanilah dirimu jangan kamu keras kepala
lihatlah dirimu, aku (Choa) benar atau salah tidak akan membawa kamu ke bawah atau ke atas

perhatikan pikiranmu, cukup jangan buang waktumu untuk memuaskan egomu
perhatkan pikiranmu, kamma jelek kalau berbuah indra
sungguh teramat menderita

cukup, kasihanilah dirimu
aku berkata (menulis) untuk kedua kalinya padamu.

jika tulisanku hanya membuat member disini memupuk akusala mula citta sebaiknya saya tidak posting lagi
selamat meneruskan pencarian kalian, praktekan dhamma
jangan hanya di pelajari secara teoritis saja

meditasilah, realisasikan dhamma
jangan menghina orang lain sementara diri sendiri belum membuktikanya.

metta cetanna
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Menander on 21 December 2011, 11:43:53 AM
LSY boleh mengaku buddha, tetapi buddha sarvaka dalam pengertian tantrayana

atau dia buddha, bagi murid-muridnya

aslinya da kelahiran bodhisattva level 6 (masa awal jalan)

pengajarangnya banyak di tentang karena tidak convensional, tetapi ingat jasanya mengenalkan
buddha dhamma di luar negri,

kesalahan (mungkin) ada
jasa juga ada.


kalau li hong zhi & chang thien ran kesuciannya sudah tingkat berapa?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: sobat-dharma on 21 December 2011, 11:44:05 AM
 [at] Kang_Asep
sudah... lagi seru nih tonton saja deh  ;D :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:46:52 AM
cukup indra,

jangan kau kotori cetanamu, kasihanilah dirimu jangan kamu keras kepala
lihatlah dirimu, aku (Choa) benar atau salah tidak akan membawa kamu ke bawah atau ke atas

perhatikan pikiranmu, cukup jangan buang waktumu untuk memuaskan egomu
perhatkan pikiranmu, kamma jelek kalau berbuah indra
sungguh teramat menderita

cukup, kasihanilah dirimu
aku berkata (menulis) untuk kedua kalinya padamu.

jika tulisanku hanya membuat member disini memupuk akusala mula citta sebaiknya saya tidak posting lagi
selamat meneruskan pencarian kalian, praktekan dhamma
jangan hanya di pelajari secara teoritis saja

meditasilah, realisasikan dhamma
jangan menghina orang lain sementara diri sendiri belum membuktikanya.

metta cetanna

Bung YM, terlepas dari apakah anda benar2 suci atau tidak, dalam berdiskusi, terutama di forum ini, jika seseorang membuat suatu pertanyaan kontroversial, maka member lain berhak mempertanyakan referensi yg ia gunakan, sekarang saya menggunakan hak itu, silakan anda menjawabnya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:48:44 AM
[at] Kang_Asep
sudah... lagi seru nih tonton saja deh  ;D :)) :))

silakan bergabung, mumpung masih ada kesempatan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: sobat-dharma on 21 December 2011, 11:50:05 AM
silakan bergabung, mumpung masih ada kesempatan

Trims bro...., nggak deh. Lagi nggak mood. Enakan nonton aja.  ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 11:50:13 AM
inilah tulisan seorang praktisi buddha dharma

sarkasme, moha, dan ego

but, anda mulia
orang lain tidak benar dalam memahami dharma,

hormat sama yang mulia
 _/\_
Ini Upaya-kausalya. Level Bodhisatva anda masih kalah tinggi, jadi tidak mengerti.


arahat menurut buddhisme mana?
buddhisme theravada saja

sempit pikiranmu nak.
Arahat *hanya* menurut Buddhisme? Sempit pikiranmu, cucuku.
Arahat Poseidon saja bisa perkosa kuda.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 21 December 2011, 11:53:47 AM
Ini Upaya-kausalya. Level Bodhisatva anda masih kalah tinggi, jadi tidak mengerti.

Arahat *hanya* menurut Buddhisme? Sempit pikiranmu, cucuku.
Arahat Poseidon saja bisa perkosa kuda.

cukup Kainyn, CUKUP....!!!

Spoiler: ShowHide
atau saya perut saya akan tambah sakit karena  :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 11:56:55 AM

kalau li hong zhi & chang thien ran kesuciannya sudah tingkat berapa?

maaf saya tidak mengenal nama mereka mengunakan bahasa mandarin
tetapi jika anda bertanya tentang to tsng lo kun dia adalah maharaja alam 18

btw

saya heran dengan theravadin disini,
apakah mereka tidak pernah menbaca JATAKA, lalu apa pikiran mereka hanya Sidartha saja yang berjuang menjadi samma sambudda?
lalu bagai mana cerita JATAKA Meteyya yang mereka yakini sebagai Next Sammasambuddha

lalu apakah menurut theravadin hanya mereka berdua saja yang berjuang di jalan menuju sammasambuddha
theravadin baca ulang JATAKA, kalu kalian percaya TIPITAKA, jataka apakah anda yakini juga
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 12:00:32 PM
maaf saya tidak mengenal nama mereka mengunakan bahasa mandarin
tetapi jika anda bertanya tentang to tsng lo kun dia adalah maharaja alam 18

btw

saya heran dengan theravadin disini,
apakah mereka tidak pernah menbaca JATAKA, lalu apa pikiran mereka hanya Sidartha saja yang berjuang menjadi samma sambudda?
lalu bagai mana cerita JATAKA Meteyya yang mereka yakini sebagai Next Sammasambuddha

lalu apakah menurut theravadin hanya mereka berdua saja yang berjuang di jalan menuju sammasambuddha
theravadin baca ulang JATAKA, kalu kalian percaya TIPITAKA, jataka apakah anda yakini juga


bagaimana dengan Jataka Choa? Jataka Metteya itu sumbernya dari mana ya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 12:01:41 PM
maaf saya tidak mengenal nama mereka mengunakan bahasa mandarin
tetapi jika anda bertanya tentang to tsng lo kun dia adalah maharaja alam 18
Oh ya? Kalau dari sudut Olympus, kami menyebutnya χαμάλης (khamalis).

Spoiler: ShowHide
Jongos



Quote
btw

saya heran dengan theravadin disini,
apakah mereka tidak pernah menbaca JATAKA, lalu apa pikiran mereka hanya Sidartha saja yang berjuang menjadi samma sambudda?
lalu bagai mana cerita JATAKA Meteyya yang mereka yakini sebagai Next Sammasambuddha

lalu apakah menurut theravadin hanya mereka berdua saja yang berjuang di jalan menuju sammasambuddha
theravadin baca ulang JATAKA, kalu kalian percaya TIPITAKA, jataka apakah anda yakini juga
Tentu tidaklah. Theseus, Achilles, Perseus, Herakles, minimal semua itu juga Bodhisatva. Hanya orang gila yang mengatakan Bodhisatva cuma Sidharta dan Maitreya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 12:02:41 PM
Bung YM, terlepas dari apakah anda benar2 suci atau tidak, dalam berdiskusi, terutama di forum ini, jika seseorang membuat suatu pertanyaan kontroversial, maka member lain berhak mempertanyakan referensi yg ia gunakan, sekarang saya menggunakan hak itu, silakan anda menjawabnya.

ketika seseorang mempunyai hak tanya, maka orang lain punya hak jawab. ketika hak jawab itu hendak tidak digunakannya, maka itunya juga haknya. kalau orang tampaknya tidak ingin menjawab suatu pertanyaan, hendaknya tidak dpaksa.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 12:05:00 PM
ketika seseorang mempunyai hak tanya, maka orang lain punya hak jawab. ketika hak jawab itu hendak tidak digunakannya, maka itunya juga haknya. kalau orang tampaknya tidak ingin menjawab suatu pertanyaan, hendaknya tidak dpaksa.

saya tidak melihat ada keberatan untuk tidak menjawab, makanya saya ulangi lagi, mana tau hanya lupa atau terlewatkan, tapi kalo memang tidak mau jawab, ok deh.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 21 December 2011, 12:34:31 PM
saya bukan arahat
murid saya ada yang arahat

jika ingin menghormat, hormatilah tulisan saya disini yang membawamu atau mendorongmu mempraktekan dhamma
karena jika anda tidak ada mata dharma akan sulit membuktikan saya siapa

katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma


buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon buddha


saya rada heran di forum terhormat ini, mengapa umat yang sudah merealisasikan dhamma
yang tulisanya tidak menyerang menjadi seolah-olah musuh?
ada apa dengan umat buddha jaman ini?

saya membayangkan jika dijaman ini, seandainya buddha gotama di delay kelahiranya 2500 tahun
entah apa yang terjadi dengan buddha dhamma.

jika ingin bertemu dan membuktikan apakah saya benar seperti yang saya klaim
silahkan PM, semoga yang berjodoh, akibat kamma baik diri sendiri

Quote
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma

Cakup Sdr. Choa, mari saya tunjukkan.

Anda, Sdr. Choa, mengatakan: “Buddha ada dimana-mana …… jika mereka berbicara/menulis dhamma…..”, dengan demikian saya menganggap Buddha yang anda maksud adalah manussa Buddha karena bisa berbicara dan menulis di Internet.

Dalam Dhamma Tathāgata saya pahami, manussa Buddha tidak bisa dikatakan ada dimana-mana. Ketika dikatakan ada dimana-mana itu berarti manussa Buddha ada dalam diri setiap orang, hewan, tumbuhan, kotoran, hingga minuman keras.

Jika manussa Buddha ada dalam sayuran, maka seseorang yang bervegetarian telah membunuh manussa Buddha. Tidak ada yang bisa dimakan. Dengan demikian maka selamanya makhluk hidup yang membutuhkan makan maka ia akan membunuh manussa Buddha, dan makhluk hidup tidak akan lepas dari penderitaan.

Jika manussa Buddha ada dalam minuman keras, maka manussa Buddha yang ada dalam diri seseorang adalah sebanyak minuman keras yang ia teguk. Jika demikian maka seharusnya tidak ada kriminalitas yang muncul setelah seseorang banyak meminum minuman keras yang di dalamnya ada manussa Buddha. Tetapi kenyataannya tidak demikian.

Cukup Sdr. Choa, dengan mengatakan bahwa manussa Buddha ada dimana-mana, maka itu telah menjauhi Dhamma, memutar-balik Dhamma Tathāgata. Dan karena itu cukup Sdr. Choa, bagi saya untuk tidak menyepakati dan mengikuti apa yang anda paparkan dan tidak perlu pembuktian apapun lagi lewat PM. 

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 12:35:00 PM
Oh ya? Kalau dari sudut Olympus, kami menyebutnya χαμάλης (khamalis).

Spoiler: ShowHide
Jongos


bukan khamales om??
η=eta??

by the way saya merasa sangat beruntung bisa dilahirkan di DC dan bertemu seorang boddhisatta hidup..
tapi ada kebingungan yang mengganjal di hati saya...
kalau seorang bodhisatta saja sudah bisa membuat orang lain menjadi arahat, kenapa boddhisatta perlu menjadi seorang samma-sambuddha??
mohon dijawab..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 12:55:44 PM
YM Choa ... mohon dituntaskan, sebagai Gurunya Arahat masak segitu aja nyerah?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 12:56:35 PM
ketika seseorang mempunyai hak tanya, maka orang lain punya hak jawab. ketika hak jawab itu hendak tidak digunakannya, maka itunya juga haknya. kalau orang tampaknya tidak ingin menjawab suatu pertanyaan, hendaknya tidak dpaksa.
Kalau orang telah menyatakan sesuatu argumen, maka dia harus mempertanggung-jawabkannya ketika diminta dasarnya. Betul, dia boleh memilih tidak bertanggung-jawab, sebagaimana tukang omong-kosong juga tidak bertanggung-jawab pada omongannya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 12:58:45 PM
bukan khamales om??
η=eta??
Tulisannya memang "eta", dalam pengucapan Yunani klasik juga 'eta', tetapi dalam Yunani modern menjadi 'ita'.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 01:00:32 PM
cukup indra,

jangan kau kotori cetanamu, kasihanilah dirimu jangan kamu keras kepala
lihatlah dirimu, aku (Choa) benar atau salah tidak akan membawa kamu ke bawah atau ke atas

perhatikan pikiranmu, cukup jangan buang waktumu untuk memuaskan egomu
perhatkan pikiranmu, kamma jelek kalau berbuah indra
sungguh teramat menderita

cukup, kasihanilah dirimu
aku berkata (menulis) untuk kedua kalinya padamu.

jika tulisanku hanya membuat member disini memupuk akusala mula citta sebaiknya saya tidak posting lagi
selamat meneruskan pencarian kalian, praktekan dhamma
jangan hanya di pelajari secara teoritis saja

meditasilah, realisasikan dhamma
jangan menghina orang lain sementara diri sendiri belum membuktikanya.

metta cetanna
Tekadmu bodhisatva yang tidak akan mencapai pencerahan sebelum semua makhluk tercerahkan, bahkan mau turun neraka mencoba membimbing para bajingan paling bengis untuk menempuh jalan bodhi. Masa' baru ketemu segelintir Theravadin saja sudah keok??

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 01:01:02 PM
Cakup Sdr. Choa, mari saya tunjukkan.

Anda, Sdr. Choa, mengatakan: “Buddha ada dimana-mana …… jika mereka berbicara/menulis dhamma…..”, dengan demikian saya menganggap Buddha yang anda maksud adalah manussa Buddha karena bisa berbicara dan menulis di Internet.

Dalam Dhamma Tathāgata saya pahami, manussa Buddha tidak bisa dikatakan ada dimana-mana. Ketika dikatakan ada dimana-mana itu berarti manussa Buddha ada dalam diri setiap orang, hewan, tumbuhan, kotoran, hingga minuman keras.

Jika manussa Buddha ada dalam sayuran, maka seseorang yang bervegetarian telah membunuh manussa Buddha. Tidak ada yang bisa dimakan. Dengan demikian maka selamanya makhluk hidup yang membutuhkan makan maka ia akan membunuh manussa Buddha, dan makhluk hidup tidak akan lepas dari penderitaan.

Jika manussa Buddha ada dalam minuman keras, maka manussa Buddha yang ada dalam diri seseorang adalah sebanyak minuman keras yang ia teguk. Jika demikian maka seharusnya tidak ada kriminalitas yang muncul setelah seseorang banyak meminum minuman keras yang di dalamnya ada manussa Buddha. Tetapi kenyataannya tidak demikian.

Cukup Sdr. Choa, dengan mengatakan bahwa manussa Buddha ada dimana-mana, maka itu telah menjauhi Dhamma, memutar-balik Dhamma Tathāgata. Dan karena itu cukup Sdr. Choa, bagi saya untuk tidak menyepakati dan mengikuti apa yang anda paparkan dan tidak perlu pembuktian apapun lagi lewat PM. 

Thanks

anda benar kalau yang saya maksud itu sama seperti anda tulis (ini yang pertama)

coba telaah lagi tulisan saya sdr kelana, saya menulis buddha (tampa kata manusi), buddha disini yang sadar
yang sadar ada dimana mana

kalau anda mau tahu tentang manusia buddha menurut pendapat saya, cuma satu yaitu Sammasambuddha Sidartha Gotama, sampai ajaranya hilang baru ada manusi buddha baru, (saya tegaskan)

dan saya tidak berniat memberikan penjelasan pada anda lewat PM.

tetapi sdr kelana, saya hargai pendapatmu
anumodana.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 01:05:03 PM
bukan khamales om??
η=eta??

by the way saya merasa sangat beruntung bisa dilahirkan di DC dan bertemu seorang boddhisatta hidup..
tapi ada kebingungan yang mengganjal di hati saya...
kalau seorang bodhisatta saja sudah bisa membuat orang lain menjadi arahat, kenapa boddhisatta perlu menjadi seorang samma-sambuddha??
mohon dijawab..

benar juga pertanyaan anda, akan tetapi dia menjadi arahat bukan dalam kehidupan ini
serta bukan karena belajar pada seorang bodhisatta, tetapi past livenya seorang arahat
dan belajar dengan salah satu Sammasambuddha yang terlahir sebagai manusi buddha
mungkin disini mispersepsinya.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 01:10:47 PM
apakah ia terlahir kembali dsini melalui kelahiran atau spontan terlahir kembali, dan bagaimana dia punya "niat" untuk menjelma, ketika pancakhandhanya sudah padam??
niat itu datangnya darimana??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 01:13:21 PM
apakah ia terlahir kembali dsini melalui kelahiran atau spontan terlahir kembali, dan bagaimana dia punya "niat" untuk menjelma, ketika pancakhandhanya sudah padam??
niat itu datangnya darimana??

niat itu datangnya dari kesadaran
existensi para mahluk
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 01:15:01 PM
bukankah seperti sudah saya katakan, ketika arahat parinibbana, pancakhandha-nya juga sudah padam??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 01:18:30 PM
bukankah seperti sudah saya katakan, ketika arahat parinibbana, pancakhandha-nya juga sudah padam??

betul,
sama seperti api padam karena faktor-faktor pendukungnya habis
tetapi apakah api itu tidak akan menjelma selama-lamanya

sama seperti proses padamnya, proses terjadinya panca khandha
juga memungkinkan kembali karena suatu sebab

jika finish saja di garis ini, maka faham nihilisme akan di sematkan pada ajaran dhamma
maknya Buddha Gotama menolak untuk menjawab pertanyaan ini dan tidak menyangkal juga
saat di tanya oleh Maha Mongalana.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 21 December 2011, 01:21:53 PM
anda benar kalau yang saya maksud itu sama seperti anda tulis (ini yang pertama)

coba telaah lagi tulisan saya sdr kelana, saya menulis buddha (tampa kata manusi), buddha disini yang sadar
yang sadar ada dimana mana

kalau anda mau tahu tentang manusia buddha menurut pendapat saya, cuma satu yaitu Sammasambuddha Sidartha Gotama, sampai ajaranya hilang baru ada manusi buddha baru, (saya tegaskan)

dan saya tidak berniat memberikan penjelasan pada anda lewat PM.

tetapi sdr kelana, saya hargai pendapatmu
anumodana.

Cakup Sdr. Choa, tidak perlu berkilah lagi, anda telah menulis: “….jika mereka berbicara/menulis dhamma.” Ini membuktikan yang anda maksud adalah manussa Buddha atau apapun yang anda istilahkan, tetap saja membutuhkan anggota tubuh untuk berbicara/menulis di internet.

Jika anda berkilah dengan mengatakan : "buddha disini yang sadar yang sadar ada dimana mana", ini juga sama menjauhi Dhamma, karena jika yang sadar tersebut ada dimana-mana maka ia ada di sebuah batu dan batu pun berkesadaran dan bisa berinternet untuk menulis Dhamma.

Jadi cukup Sdr. Choa, semakin banyak anda menyangkal, maka akan memalukan diri anda sendiri.

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 01:29:57 PM
Cakup Sdr. Choa, tidak perlu berkilah lagi, anda telah menulis: “….jika mereka berbicara/menulis dhamma.” Ini membuktikan yang anda maksud adalah manussa Buddha atau apapun yang anda istilahkan, tetap saja membutuhkan anggota tubuh untuk berbicara/menulis di internet.

Jika anda berkilah dengan mengatakan : "buddha disini yang sadar yang sadar ada dimana mana", ini juga sama menjauhi Dhamma, karena jika yang sadar tersebut ada dimana-mana maka ia ada di sebuah batu dan batu pun berkesadaran dan bisa berinternet untuk menulis Dhamma.

Jadi cukup Sdr. Choa, semakin banyak anda menyangkal, maka akan memalukan diri anda sendiri.

Thanks

baiklah saya maklumi pemahaman anda jika itu sedah pendapat final anda

metta cetanna,
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 01:30:17 PM
betul,
sama seperti api padam karena faktor-faktor pendukungnya habis
tetapi apakah api itu tidak akan menjelma selama-lamanya

sama seperti proses padamnya, proses terjadinya panca khandha
juga memungkinkan kembali karena suatu sebab
dalam dua belas rantai niddana, yang menjadi akar kemunculan adalah kebodohan..
dengan adanya kebodohan, maka terjadi bentuk-bentuk kamma(sankhara), dengan adanya sankhara maka terjadi kesadaran, dst dst...
maka bisa saya simpulkan disini, berarti kalau arahat tersebut bisa mempunyai kesadaran kembali, berarti juga ia memiliki kebodohan?? begitukah??
kalau begitu kenapa hal ini bertentangan dengan perkataan sang buddha yang menyatakan kalau seorang arahat sama sekali tidak memiliki avijja lagi??
apakah buddha salah??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 01:30:24 PM
betul,
sama seperti api padam karena faktor-faktor pendukungnya habis
tetapi apakah api itu tidak akan menjelma selama-lamanya

sama seperti proses padamnya, proses terjadinya panca khandha
juga memungkinkan kembali karena suatu sebab

jika finish saja di garis ini, maka faham nihilisme akan di sematkan pada ajaran dhamma
maknya Buddha Gotama menolak untuk menjawab pertanyaan ini dan tidak menyangkal juga
saat di tanya oleh Maha Mongalana.

bukankah anda berpandangan eternaslime di sini? ekstrim lawan dari nihilisme?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 01:33:37 PM
dalam dua belas rantai niddana, yang menjadi akar kemunculan adalah kebodohan..
dengan adanya kebodohan, maka terjadi bentuk-bentuk kamma(sankhara), dengan adanya sankhara maka terjadi kesadaran, dst dst...
maka bisa saya simpulkan disini, berarti kalau arahat tersebut bisa mempunyai kesadaran kembali, berarti juga ia memiliki kebodohan?? begitukah??
kalau begitu kenapa hal ini bertentangan dengan perkataan sang buddha yang menyatakan kalau seorang arahat sama sekali tidak memiliki avijja lagi??
apakah buddha salah??

tidak seperti yang anda pahami, yang anda tulis untuk mahluk yang masih di alam samsaa
saya katakan mahluk dharma mempunyai landasan akan "niat" atau kesadaran sebagai
landasanya

Buddha Gotama tidak salah, cuma saya berbicara tentang objek yang lain
tidak bisa toery mahluk di alam samsara di gunakan untuk mahluk yang sudah di luar alam samsara
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 01:35:31 PM
apa bedanya kemunculan arahat dengan manusia biasa??
lalu kalau bukan kebodohan, apa yang menyebabkan kemunculannya??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 01:38:26 PM
apa bedanya kemunculan arahat dengan manusia biasa??
lalu kalau bukan kebodohan, apa yang menyebabkan kemunculannya??
kesaradaran,

saya mengatakan tidak semua kamma buruk habis atau ahosi saat seorang arahat
parinibbana,
itu saja bedanya

disinilah letak perbedaan pandangan kita intinya

makanya dalam pertanyaan TS, saya menjawab mungkin
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 01:43:28 PM
Quote
betul,
sama seperti api padam karena faktor-faktor pendukungnya habis
tetapi apakah api itu tidak akan menjelma selama-lamanya

sama seperti proses padamnya, proses terjadinya panca khandha
juga memungkinkan kembali karena suatu sebab
disini anda mengatakan kalau proses terjadinya panca khandha(dalam hal ini kesadaran) dalam diri arahat dimungkinkan dalam suatu sebab..
nah, apa penyebab kesadaran itu muncul kalau bukan kebodohan??
kok dijawab kesadaran lagi?? muter deh...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 01:44:46 PM
kesaradaran,

saya mengatakan tidak semua kamma buruk habis atau ahosi saat seorang arahat
parinibbana,
itu saja bedanya

disinilah letak perbedaan pandangan kita intinya

makanya dalam pertanyaan TS, saya menjawab mungkin
Jadi kesadaran yang memunculkan bathin-jasmani?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 01:45:24 PM
Ga konsisten... bentar murid Makkhali, bentar murid Kevattaputta. Payah.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 01:46:19 PM
Ga konsisten... bentar murid Makkhali, bentar murid Kevattaputta. Payah.
bentar lagi murid zeus, dan berselingkuh dengan hera..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 01:48:08 PM
kesaradaran,

saya mengatakan tidak semua kamma buruk habis atau ahosi saat seorang arahat
parinibbana,
itu saja bedanya

disinilah letak perbedaan pandangan kita intinya

makanya dalam pertanyaan TS, saya menjawab mungkin

ref please
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 01:54:05 PM
disini anda mengatakan kalau proses terjadinya panca khandha(dalam hal ini kesadaran) dalam diri arahat dimungkinkan dalam suatu sebab..
nah, apa penyebab kesadaran itu muncul kalau bukan kebodohan??
kok dijawab kesadaran lagi?? muter deh...

apakah anda mau merevisi tulisan yang saya bolt???
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 01:59:07 PM
apakah anda mau merevisi tulisan yang saya bolt???
saya ganti...
disini anda mengatakan kalau proses terjadinya panca khandha(dalam hal ini kesadaran) dalam diri arahat dimungkinkan dalam suatu sebab..
nah, apa penyebab kesadaran itu muncul???
kok dijawab kesadaran lagi?? muter deh...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 02:04:38 PM
saya ganti...
disini anda mengatakan kalau proses terjadinya panca khandha(dalam hal ini kesadaran) dalam diri arahat dimungkinkan dalam suatu sebab..
nah, apa penyebab kesadaran itu muncul???
kok dijawab kesadaran lagi?? muter deh...

he he he
maaf membingungkan anda,
kesadaran itu ada karena existensi mahluk, karena adanya mahluk

metta cetana

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 02:06:18 PM
Choa,

Saya mau tanya, jadi maksudnya kalau sudah Arahat, kamma-nya masih ada tapi statis, khandanya juga padam. Namun ketika dia menginginkannya, dia bisa menjelma lagi. Betul begitu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 02:10:09 PM
kesadaran itu ada karena existensi mahluk, karena adanya mahluk
bukankah seorang arahat tidak lagi bisa didefenisikan sebagai ada(eksis), tidak ada, ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 02:16:05 PM
bukankah seorang arahat tidak lagi bisa didefenisikan sebagai ada(eksis), tidak ada, ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada??

ilustrasi ya,

buddha gotama "diam" saat di tanya jika beliau parinibanna ada atau tidak

artinya saya berbicara tentang "dhamma" yang seperti daun di dalam hutan
saya melihat dengan mata kepala sendiri dan berinteraksi, saya pernah menjadi
salah satu diantara mereka, lalu saya menuliskan

1, saya tidak pernah dan tidak pernah akan merubah kata-kata buddha Gotama
2, saya melihat artinya pengalaman saya sendiri

anda fell free untuk percaya apa tidak, itu hak anda
yang jadi masalah kan kalau apa yang saya tuliskan tidak sesuai sutta, itu saya hindari
tetapi kalau masalahnya tidak ada di sutta saya akui,

sebagai contoh saya katakan ada alam/langit 32 atau 33
sang buddha tidak pernah berkata " tidak ada langit/alam 32 atau 33"

betul tidak.
masalah perbedaan pemahaman tentang suatu sutta itu biasa karena level panna
masing-masing individu berbeda.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 02:25:29 PM
ilustrasi ya,

buddha gotama "diam" saat di tanya jika beliau parinibanna ada atau tidak

artinya saya berbicara tentang "dhamma" yang seperti daun di dalam hutan
saya melihat dengan mata kepala sendiri dan berinteraksi, saya pernah menjadi
salah satu diantara mereka, lalu saya menuliskan

1, saya tidak pernah dan tidak pernah akan merubah kata-kata buddha Gotama
2, saya melihat artinya pengalaman saya sendiri

anda fell free untuk percaya apa tidak, itu hak anda
yang jadi masalah kan kalau apa yang saya tuliskan tidak sesuai sutta, itu saya hindari
tetapi kalau masalahnya tidak ada di sutta saya akui,

sebagai contoh saya katakan ada alam/langit 32 atau 33
sang buddha tidak pernah berkata " tidak ada langit/alam 32 atau 33"

betul tidak.
masalah perbedaan pemahaman tentang suatu sutta itu biasa karena level panna
masing-masing individu berbeda.

di halaman2 awal saya ada mengutipkan jawaban Sang Buddha pada vacchagota tentang parinibbana yg diumpamakan dengan api yg padam, Sang Buddha bukan diam pun bukan tidak menjawab, melainkan menjawab dengan tepat dan telak. jadi anda terbukti memelintir kata2 Sang Buddha di sini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 02:36:41 PM
ilustrasi ya,

buddha gotama "diam" saat di tanya jika beliau parinibanna ada atau tidak

artinya saya berbicara tentang "dhamma" yang seperti daun di dalam hutan
saya melihat dengan mata kepala sendiri dan berinteraksi, saya pernah menjadi
salah satu diantara mereka, lalu saya menuliskan

1, saya tidak pernah dan tidak pernah akan merubah kata-kata buddha Gotama
2, saya melihat artinya pengalaman saya sendiri

anda fell free untuk percaya apa tidak, itu hak anda
yang jadi masalah kan kalau apa yang saya tuliskan tidak sesuai sutta, itu saya hindari
tetapi kalau masalahnya tidak ada di sutta saya akui,

sebagai contoh saya katakan ada alam/langit 32 atau 33
sang buddha tidak pernah berkata " tidak ada langit/alam 32 atau 33"

betul tidak.
masalah perbedaan pemahaman tentang suatu sutta itu biasa karena level panna
masing-masing individu berbeda.
sang buddha juga menjawab seperti yang saya katakan diatas, kenapa anda mengatakan sang buddha diam ketika ditanya?? kalau bisa, tolong tunjukkan di bagian mana sang buddha diam ketika ditanya tentang nibbana..
kalau sang buddha merasa tidak perlu mengungkapkan apa yang ia ketahui, kenapa anda merasa perlu mengungkapkannya?? apakah karena mana??
lalu, apa manfaat anda mengatakannya untuk kami??
sang buddha tidak mengatakan segala yang ia ketahui, karena ia merasa hal tersebut diak perlu, lalu, kenapa anda merasa perlu untuk memberitahukannya kepada kami??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 02:52:11 PM
“Ia Kusebut bodoh, Aggivessana, yang belum meninggalkan noda-noda yang mengotori, membawa penjelmaan baru, memberikan kesulitan, matang dalam kesengsaraan, dan mengarah menuju kelahiran, penuaan, dan kematian di masa depan..."

MN 36, Mahasaccakasutta.


YM Choa, bisa dijelaskan bagaimana penjelmaan kembali Arahat yang berujung pada tua, sakit, mati di masa depan, yang menurut anda adalah mulia, melampaui Theravadin di sini? Apakah Sutta di atas keliru dan Buddha Gotama juga berpandangan picik seperti Theravadin di sini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 02:59:50 PM
Betul, dalam Ajaran Theravada, khanda bisa seolah habis, didiamkan dengan kekuatan konsentrasi sehingga kammanya 'seolah' terhenti. Namun karena akar penjelmaan memang belum tercabut, maka ia tetap akan berlanjut kembali, menjelma kembali. 
"Sayangnya", makhluk tersebut disebut 'Asaññasattá', bukan 'Bodhisatva'. ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 05:19:42 PM
orang-orang berbicara sampai pada tingkat teori yang tinggi. tapi, bagaimanakah kiranya dalam hal praktikdan pengalaman? apakah telah sampai pada apa yang didiskusikan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 05:23:42 PM
orang-orang berbicara sampai pada tingkat teori yang tinggi. tapi, bagaimanakah kiranya dalam hal praktikdan pengalaman? apakah telah sampai pada apa yang didiskusikan?

praktik dan pengalaman bersifat pribadi dan tidak semua orang mengalami hal yg sama. yg bisa kita bahas hanyalah apakah praktik dan pengalaman itu sesuai dengan teori yg diajarkan atau tidak.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 05:28:30 PM
orang-orang berbicara sampai pada tingkat teori yang tinggi. tapi, bagaimanakah kiranya dalam hal praktikdan pengalaman? apakah telah sampai pada apa yang didiskusikan?

Di masa lampau, tersebutlah sekumpulan ilmuwan sedang berkumpul. Mereka memperhitungkan bahan bakar yang diperlukan agar cukup untuk melontarkan pesawat ulang-alik ke bulan, bagaimana sudutnya, kapan kah jarak terdekat antara stasiun dan bulan, bagaimana gesekan atmosfer, bagaimana astronot bertahan hidup di sana, bagaimana kembali ke bumi dengan selamat.

Lalu datanglah seorang 'brilian' dan berkata: "teori tinggi aja kalian, memang ada yang pernah ke bulan?"

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 05:42:44 PM
Di masa lampau, tersebutlah sekumpulan ilmuwan sedang berkumpul. Mereka memperhitungkan bahan bakar yang diperlukan agar cukup untuk melontarkan pesawat ulang-alik ke bulan, bagaimana sudutnya, kapan kah jarak terdekat antara stasiun dan bulan, bagaimana gesekan atmosfer, bagaimana astronot bertahan hidup di sana, bagaimana kembali ke bumi dengan selamat.

Lalu datanglah seorang 'brilian' dan berkata: "teori tinggi aja kalian, memang ada yang pernah ke bulan?"



berbicara masalah teori yang tinggi tersebut bukanlah hal yang salah. tapi yng dipertanyakan adalah, "jarak antara teori dengan pelaksanaan" ? jika sekarang berbicara teori "terbang ke bulan", maka "jaraknya" tidak terlalu jauh sebagaimana apabila hal ini dibicarakan pada masa di mana pesawat terbang sekalipun belum ditemukan.

ilustrasinya, jika kita berbicara tentang 7 tangga, maka umumnya kita, berada ditangga manakah sekrang?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 05:43:45 PM
praktik dan pengalaman bersifat pribadi dan tidak semua orang mengalami hal yg sama. yg bisa kita bahas hanyalah apakah praktik dan pengalaman itu sesuai dengan teori yg diajarkan atau tidak.

agak sulit menangkap "apa yang dipermasalah" di thread ini. sebenarnya, inti permasalahannya apa sih?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 05:48:28 PM
agak sulit menangkap "apa yang dipermasalah" di thread ini. sebenarnya, inti permasalahannya apa sih?

biasakan baca dari awal. ini permasalahan yg sering terjadi bagi orang yg langsung nimbrung tanpa mengikuti dari awal
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 05:55:33 PM
biasakan baca dari awal. ini permasalahan yg sering terjadi bagi orang yg langsung nimbrung tanpa mengikuti dari awal

barangkali aja ada yang mau membantu menjelaskan. tapi kalau tidak, ya sudah. lewatkan aja!
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 05:59:38 PM
berbicara masalah teori yang tinggi tersebut bukanlah hal yang salah. tapi yng dipertanyakan adalah, "jarak antara teori dengan pelaksanaan" ? jika sekarang berbicara teori "terbang ke bulan", maka "jaraknya" tidak terlalu jauh sebagaimana apabila hal ini dibicarakan pada masa di mana pesawat terbang sekalipun belum ditemukan.

ilustrasinya, jika kita berbicara tentang 7 tangga, maka umumnya kita, berada ditangga manakah sekrang?
Kalau dihubungkan dengan ilustrasi di atas, keadaan topik ini adalah, Buddha mengajarkan, 'ke bulan pake pesawat ulang-alik'. Lalu datang seseorang dan mengatakan, 'ke bulan itu naik becak, bukan ulang-alik seperti perkiraan kalian. Kalian adalah orang berwawasan sempit.'

Lalu kami mempertanyakan atas dasar apa ia membuat pernyataannya yang menganulir Ajaran Buddha dan dia jawab, 'ini pengalaman saya secara langsung, naik becak sampe ke bulan.'

Sekarang saya mau tanya anda, apakah kita semua yang belum ke bulan ini, masih cetek2 ilmunya, tidak boleh meminta penjelasan dan hanya percaya saja padanya bahwa dia sudah naik becak ke bulan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 06:08:07 PM
Kalau dihubungkan dengan ilustrasi di atas, keadaan topik ini adalah, Buddha mengajarkan, 'ke bulan pake pesawat ulang-alik'. Lalu datang seseorang dan mengatakan, 'ke bulan itu naik becak, bukan ulang-alik seperti perkiraan kalian. Kalian adalah orang berwawasan sempit.'

Lalu kami mempertanyakan atas dasar apa ia membuat pernyataannya yang menganulir Ajaran Buddha dan dia jawab, 'ini pengalaman saya secara langsung, naik becak sampe ke bulan.'

Sekarang saya mau tanya anda, apakah kita semua yang belum ke bulan ini, masih cetek2 ilmunya, tidak boleh meminta penjelasan dan hanya percaya saja padanya bahwa dia sudah naik becak ke bulan?

oh, begitu!

Sepertinya orang itu mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dhamma, cuma sepertinya juga dia kurang memiliki pengetahuan di dalam metode "berkomunikasi", dan mungkin kita lebih dulu terperangkap di dalam "kesan kesombongannya", jadi sulit menangkap maksud yang disampaikan oleh dia.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 06:09:42 PM
barangkali aja ada yang mau membantu menjelaskan. tapi kalau tidak, ya sudah. lewatkan aja!

cuma 20 pages, masih blm terla,bat utk mulai dari page 1,  anda beruntung tdk nimbrung di thread yg 500 pages.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 21 December 2011, 06:12:51 PM
oh, begitu!

Sepertinya orang itu mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dhamma, cuma sepertinya juga dia kurang memiliki pengetahuan di dalam metode "berkomunikasi", dan mungkin kita lebih dulu terperangkap di dalam "kesan kesombongannya", jadi sulit menangkap maksud yang disampaikan oleh dia.
;D Mungkin saja. Untuk itu, coba anda ambil intisari pengetahuannya tentang dhamma, dan jelaskan kepada saya. Barangkali saya bisa ubah cara pandang saya terhadap dia. 
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 06:21:34 PM
;D Mungkin saja. Untuk itu, coba anda ambil intisari pengetahuannya tentang dhamma, dan jelaskan kepada saya. Barangkali saya bisa ubah cara pandang saya terhadap dia. 

intisarinya terletak pada logika. Kita harus diskusi dengan logika yang benar. tapi logika ini harus berdiri diatas ketenangan, kedamaian, dan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih. Dengan demikian, logika akan dapat dicerna.

empat kediaman luhur, yakni dhamma chariya, itulah yang harus diwujudkan, sebelum berbicara dengan logika. kegagalan menempatkan pikiran pada kediaman luhur tersebut, akan menimbulka kegagalan "saling memahami". kita tidak akan dpat memahami dia. dan dia tidak akan dapat memahami kita.

berbicara masalah "apakah setelah parinibana terlahir lagi atau tidak" mungkin merupakan hal penting seperti ilmuwan zaman dulu yang membicarakan cara terbang ke bulan, tapi ketika diskusi telah berkesan seperti perslisihan yang tidak indah, berarti teori itu telah terlalu tinggi untuk dibicarakan. membicarakan dhamma yang lebih mudah dibuktikan adalh mungkin lebih berguna, seperti misalnya metta, karuna, muditta dan upekkha. Bila dia sudah terbukti dapat berdiam pada empat kediaman luhur tersebut, demikian pula dengan kita, maka dengan mudha terwujud kondisi "saling memahami".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: DragonHung on 21 December 2011, 07:52:42 PM
Setuju dengan Kang Asep, terlepas benar atau tidaknya pengakuan saudara Choa sebagai seorang bodhisatva.  Jika tidak benar, biar saudara Choa yang menanggung akibat buruknya.

Tapi harap secara logika perlu kita ingat "apakah di dunia ini hanya ada satu bodhisatva maitreya dan tidak ada bodhisatva yang lain?"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 07:58:15 PM
sang buddha juga menjawab seperti yang saya katakan diatas, kenapa anda mengatakan sang buddha diam ketika ditanya?? kalau bisa, tolong tunjukkan di bagian mana sang buddha diam ketika ditanya tentang nibbana..
kalau sang buddha merasa tidak perlu mengungkapkan apa yang ia ketahui, kenapa anda merasa perlu mengungkapkannya?? apakah karena mana??
lalu, apa manfaat anda mengatakannya untuk kami??
sang buddha tidak mengatakan segala yang ia ketahui, karena ia merasa hal tersebut diak perlu, lalu, kenapa anda merasa perlu untuk memberitahukannya kepada kami??

apakah anda merasa tulisan saya tidak bermanfaat
kalau iya mohon abaikan,

saya katakan saya tidak menentang dan menyetujui isi ajaran seluruh TIPITAKA pali.
yang menurut saya intinya untuk melepaskan atau terbebas dari samsara.
memang yang saya tulis sesuai pertanyaan topik thread ini mengacu pada mahluk
yang sudah mencapai nibbana, lalu saya menjawabnya

penting, atau tidak penting saya hanya merespon pertanyaan lalu saya menjawab
dan mempertahankan jawaban saya

sekali lagi kalau menurut anda tidak penting, saya memaklumi
tentang Nibbana, ada baiknya anda membaca sutta dengan lengkap

anumodana
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 08:02:11 PM
orang-orang berbicara sampai pada tingkat teori yang tinggi. tapi, bagaimanakah kiranya dalam hal praktikdan pengalaman? apakah telah sampai pada apa yang didiskusikan?

itu dia masalahnya bro

merasa well educated tampa praktek menimbulkan arogansi yang tidak bermanfaat
tanya pada mereka yang mengangap mereka "pintar dan yang paling benar" dalam memahami
dharma,

apakah mereka sudah membuktikan kata-kata buddha Gotama yang terangkai dalam sutta???

sebagai contoh apakah mereka sudah membuktikan sendiri ada 31 alam, coba jawab?
baru satu hal tidak dapat membuktikannya sendiri

berani mengklain sebagai pewaris dhamma???
memalukan Sang Guru, jika benar orang semacam ini di akui sebagai "murid" nya.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 21 December 2011, 08:03:21 PM
Setuju dengan Kang Asep, terlepas benar atau tidaknya pengakuan saudara Choa sebagai seorang bodhisatva.  Jika tidak benar, biar saudara Choa yang menanggung akibat buruknya.

Tapi harap secara logika perlu kita ingat "apakah di dunia ini hanya ada satu bodhisatva maitreya dan tidak ada bodhisatva yang lain?"

karena ada tradisi yg tidak membahas dan tidak mengakui serta tidK tahu ada alam khusus penghuni bodisatwa.
tentunya tidak membicarakan bodisatwa lainnya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 21 December 2011, 08:09:48 PM
intisarinya terletak pada logika. Kita harus diskusi dengan logika yang benar. tapi logika ini harus berdiri diatas ketenangan, kedamaian, dan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih. Dengan demikian, logika akan dapat dicerna.

empat kediaman luhur, yakni dhamma chariya, itulah yang harus diwujudkan, sebelum berbicara dengan logika. kegagalan menempatkan pikiran pada kediaman luhur tersebut, akan menimbulka kegagalan "saling memahami". kita tidak akan dpat memahami dia. dan dia tidak akan dapat memahami kita.

berbicara masalah "apakah setelah parinibana terlahir lagi atau tidak" mungkin merupakan hal penting seperti ilmuwan zaman dulu yang membicarakan cara terbang ke bulan, tapi ketika diskusi telah berkesan seperti perslisihan yang tidak indah, berarti teori itu telah terlalu tinggi untuk dibicarakan. membicarakan dhamma yang lebih mudah dibuktikan adalh mungkin lebih berguna, seperti misalnya metta, karuna, muditta dan upekkha. Bila dia sudah terbukti dapat berdiam pada empat kediaman luhur tersebut, demikian pula dengan kita, maka dengan mudha terwujud kondisi "saling memahami".

mungkin bro asep, bisa baca dari page 1-20, sesudah itu mohon jelaskan sesosok guru arahat sang choa, penjabaran dharma modelnya, supaya bisa saling memahami. seprti pengharapan anda.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 08:10:06 PM
oh, begitu!

Sepertinya orang itu mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dhamma, cuma sepertinya juga dia kurang memiliki pengetahuan di dalam metode "berkomunikasi", dan mungkin kita lebih dulu terperangkap di dalam "kesan kesombongannya", jadi sulit menangkap maksud yang disampaikan oleh dia.

dulu Buddha Gotama pernah dikatakan sombong saat sudah merealisasikan pencerahan agung
dan bertemu dengan seorang petapa, dan di tanya

apakah anda seorang manusia?
bukan jawab Buddha Gotama

apakah anda seorang deva?
bukan Jawab Buddha Gotama.

lalu orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini,
mengaku lebih mulia dari seorang deva sekalipun,

ada dua masalah
1, bisa jadi buddha Gotama memang sombong dan dia bukanlah semulia mahluk deva
2, ternyata dia mengatakan kebenaran, tetapi kesan yang di dapat si penanya pada saat itu
sunguh luar biasa arogan menyamakan diri bahkan mengklaim lebih tinggi dari deva

saya hanya mengatakan saya sudah mempraktekan dharma, dan merealisasikanya
pada kehidupan lampau

bisa jadi saya sakau, mabok, berhalusinasi, atau hanya punya kemampuan supra atauabhinna
so what?, take it eazy cerap, kalau tidak mampu mencerapnya angap angin lalu, ini hanya dunia maya
bagaimana jika yang saya katakan kebenaran??

btw, siapa yang bisa merealisasikan dhamma dan membuktikan dhamma, saya tunggu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 08:14:06 PM
Setuju dengan Kang Asep, terlepas benar atau tidaknya pengakuan saudara Choa sebagai seorang bodhisatva.  Jika tidak benar, biar saudara Choa yang menanggung akibat buruknya.

Tapi harap secara logika perlu kita ingat "apakah di dunia ini hanya ada satu bodhisatva maitreya dan tidak ada bodhisatva yang lain?"

saya bersedia menangung kamma buruknya saudara DragonHung jika saya musavada
saya tidak menentang ajaran buddha yang tercakup dalam TIPITAKA, bahkan saya
menyetujuinya dan mempraktekanya

tetapi mereka yang menentang saya bukan saya menentang mereka,

btw, saya tidak ada masalah kok mereka anda, semua umat mau percaya atau tidak
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Wirajhana on 21 December 2011, 08:14:24 PM
Sekarang:
maksudnya?
apakah buddha dhamma adalah agama bagi anda?

jika ya, saya tidak terikat oleh pengkotakan yang anda sangkakan
saya bukan theradava, mahayana, tantrayana
saya juga seorang theravada, mahayana, tantrayana

saya hanya mengikuti kata-kata manusi buddha Gotama
ada yang salah???

sebelumnya:

(btw ane theravadin juga :))

gw:
bicara saja masih berubah2..berlagak mengerti dhamma

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Wirajhana on 21 December 2011, 08:16:48 PM
dulu Buddha Gotama pernah dikatakan sombong saat sudah merealisasikan pencerahan agung
dan bertemu dengan seorang petapa, dan di tanya

apakah anda seorang manusia?
bukan jawab Buddha Gotama

apakah anda seorang deva?
bukan Jawab Buddha Gotama.

lalu orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini,
mengaku lebih mulia dari seorang deva sekalipun,

ada dua masalah
1, bisa jadi buddha Gotama memang sombong dan dia bukanlah semulia mahluk deva
2, ternyata dia mengatakan kebenaran, tetapi kesan yang di dapat si penanya pada saat itu
sunguh luar biasa arogan menyamakan diri bahkan mengklaim lebih tinggi dari deva

saya hanya mengatakan saya sudah mempraktekan dharma, dan merealisasikanya
pada kehidupan lampau

bisa jadi saya sakau, mabok, berhalusinasi, atau hanya punya kemampuan supra atauabhinna
so what?, take it eazy cerap, kalau tidak mampu mencerapnya angap angin lalu, ini hanya dunia maya
bagaimana jika yang saya katakan kebenaran??

btw, siapa yang bisa merealisasikan dhamma dan membuktikan dhamma, saya tunggu.

gw:
sumber please..cantumkan no suttanya...
silakan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Wirajhana on 21 December 2011, 08:18:23 PM
ilustrasi ya,

buddha gotama "diam" saat di tanya jika beliau parinibanna ada atau tidak


gw:
sumber please..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Wirajhana on 21 December 2011, 08:21:11 PM
betul,
sama seperti api padam karena faktor-faktor pendukungnya habis
tetapi apakah api itu tidak akan menjelma selama-lamanya

sama seperti proses padamnya, proses terjadinya panca khandha
juga memungkinkan kembali karena suatu sebab

jika finish saja di garis ini, maka faham nihilisme akan di sematkan pada ajaran dhamma
maknya Buddha Gotama menolak untuk menjawab pertanyaan ini dan tidak menyangkal juga
saat di tanya oleh Maha Mongalana.

gw:
anda ini nulis saja saling bertentangan..."faktor-faktor pendukungnya habis
tetapi apakah api itu tidak akan menjelma selama-lamanya"

lah kalo bisa idup lagi ya BUKAN HABIS namanya..

coba lebih konsisten lagi kalo menulis.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 21 December 2011, 08:25:06 PM
itu dia masalahnya bro
sebagai contoh apakah mereka sudah membuktikan sendiri ada 31 alam, coba jawab?
baru satu hal tidak dapat membuktikannya sendiri

saya sudah membuktikannya, adanya alam manusia dan alam hewan :P
kalau alam sukawati memang tidak tahu, yang saya tahu adanya 'sukaramai' di kota medan :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Wirajhana on 21 December 2011, 08:27:36 PM
kesaradaran,

saya mengatakan tidak semua kamma buruk habis atau ahosi saat seorang arahat
parinibbana,
itu saja bedanya

disinilah letak perbedaan pandangan kita intinya

gw:
kalo tidak habis lantas apa pantasnya disebut PARINIBANNA?

sudah tidak konsiten...diperparah dengan tidak memahami konteks.

belajar lagi yang baik.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 21 December 2011, 08:29:51 PM
Sekarang:
sebelumnya:

gw:
bicara saja masih berubah2..berlagak mengerti dhamma

bro Wi, sang bodisatwa guru choa bukan hanya mengerti tapi sudah merealisasi darma
jadi darma yang dibabarkan pastilah anda tidak memahami, hanya bodisatwa selevel yang bisa memahami. ^-^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 21 December 2011, 08:30:08 PM
bukankah seorang arahat tidak lagi bisa didefenisikan sebagai ada(eksis), tidak ada, ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada??

saya jawab untuk yang kedua kali sebagai perumpamaan

betul apa yang di katakan Buddha Gotama, jika kita membandingkan seorang arahat atau yang lebih tinggi setelah parinibbana, maka kata yang tepat adalah:

seorang arahat tidak lagi bisa didefenisikan sebagai ada(eksis),
tidak ada, ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada


ingat ini jika mengacu kelahiran di 31 alam, maka pengambaran ini tepat,
lalu saya katakan tidak berlalu di luar alam samsara 31, karena

dialam 32 keatas mereka hidup "bukan" berdasarkan buah kamma,
tetapi akibat akumulasi kamma (bisa kamma baik atau kamma buruk dalam jumblah tertentu)
satu hal disini saja berbeda dengan kelahiran di alam samsara (31 alam)
maka mereka dikatakan ada

mereka bebas untuk tetap tingal disana atau kembali kealam samsara
tampa terikat oleh jangka waktu kelahiran alam alam seperti di alam samsara (31 alam)
(contoh alan deva 1 catur maharajika, jangka hidup mahluk itu 50,000 tahun
yang mana satu hari di alam langit satu = 50 tahun manusia
maka mereka di kategorikan tidak ada

mereka juga bisa kembali ke alam tersebut, dapat berdiam disana sesuai keinginan mereka
jika mereka memutuskan demikian, maka tetap tingal atau pergi dapat dilakukan atas
kehendak para mahluk itu sendiri tampa terikat hukum alam kelahiran
maka mereka di kategorikan ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada

metta cetana

untuk ke tiga kali saya katakan "mungkin" untuk pertanyaan TS di thread ini

sabbe satta bhavantu sukkhi tatta

Garavo ca nivato ca
Santutthi ca katannuta
Kalena dhammassavanam
Ettammangalamuttamam
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 08:31:39 PM
saya sudah membuktikannya, adanya alam manusia dan alam hewan :P
kalau alam sukawati memang tidak tahu, yang saya tahu adanya 'sukaramai' di kota medan :))
anda penghuni alam sukaramai juga ya??
wwkkwkwkw..
ane berdiam dekat sukaramai, yaitu sukasepi... :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 21 December 2011, 08:36:58 PM
Berawal dari diskusi di forum sebelah dan jawaban yang mengantung.

Jadi... mungkin lebih tepatnya konfirmasi.

IC, thanks Sdr. Kemenyan atas jawabannya.
Mengenai jawaban terhadap pertanyaan awal adalah kita harus menyamakan dulu kriteria, ciri-ciri kondisi batin arahat (Hal ini sepertinya telah dibahas di DC.) dan tentukan rujukan mana yang kita gunakan. Tidak ada cara lain dalam diskusi di forum internet selain mengajukan rujukan. Ujungnya, Kanon Pali (Theravada) Vs Kanon Taisho (Mahayana).

Jika kita tidak mengambil sikap rujukan mana yang dipilih, maka jelas masalah ini akan mengambang bagi kita. Untuk menentukan rujukan mana yang kita pilih maka kita perlu menelaah terlebih dulu kedua rujukan tersebut. Bagi saya, rujukan terbaik adalah yang isinya konsisten, kitab yang satu dengan yang lain dalam satu kumpulan tersebut se-iya sekata. Tidak mudah menelaah kedua rujukan tersebut, tapi tidak sampai harus jadi arahat dulu untuk tahu mana yang konsisten mana yang tidak. 

Jadi kita perlu menelaah dan menentukan sikap atas rujukan yang kita pegang terlebih dulu.

Hanya itu saja yang bisa saya sampaikan.

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 21 December 2011, 08:37:39 PM
untuk ke tiga kali saya katakan "mungkin" untuk pertanyaan TS di thread ini

kalau aliran gado2 jawabannya memang demikian  ^-^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Wirajhana on 21 December 2011, 08:41:51 PM
saya jawab untuk yang kedua kali sebagai perumpamaan

betul apa yang di katakan Buddha Gotama, jika kita membandingkan seorang arahat atau yang lebih tinggi setelah parinibbana, maka kata yang tepat adalah:

seorang arahat tidak lagi bisa didefenisikan sebagai ada(eksis),
tidak ada, ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada


ingat ini jika mengacu kelahiran di 31 alam, maka pengambaran ini tepat,
lalu saya katakan tidak berlalu di luar alam samsara 31, karena

dialam 32 keatas mereka hidup "bukan" berdasarkan buah kamma,
tetapi akibat akumulasi kamma (bisa kamma baik atau kamma buruk dalam jumblah tertentu)
satu hal disini saja berbeda dengan kelahiran di alam samsara (31 alam)
maka mereka dikatakan ada

mereka bebas untuk tetap tingal disana atau kembali kealam samsara
tampa terikat oleh jangka waktu kelahiran alam alam seperti di alam samsara (31 alam)
(contoh alan deva 1 catur maharajika, jangka hidup mahluk itu 50,000 tahun
yang mana satu hari di alam langit satu = 50 tahun manusia
maka mereka di kategorikan tidak ada

mereka juga bisa kembali ke alam tersebut, dapat berdiam disana sesuai keinginan mereka
jika mereka memutuskan demikian, maka tetap tingal atau pergi dapat dilakukan atas
kehendak para mahluk itu sendiri tampa terikat hukum alam kelahiran
maka mereka di kategorikan ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada

gw:
Mengerti bedanya apa itu alam dan padamnya nafsu keinginan saja masih kacau....belaga mengerti dhamma lagi.

bahkan lamanya hidup di alam caturmaharajika ngawur dan tanpa dasar...

belajar lagi lebih banyak daripada banyak membual disini.


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 08:44:46 PM
apakah anda merasa tulisan saya tidak bermanfaat
kalau iya mohon abaikan,

saya katakan saya tidak menentang dan menyetujui isi ajaran seluruh TIPITAKA pali.
yang menurut saya intinya untuk melepaskan atau terbebas dari samsara.
memang yang saya tulis sesuai pertanyaan topik thread ini mengacu pada mahluk
yang sudah mencapai nibbana, lalu saya menjawabnya

penting, atau tidak penting saya hanya merespon pertanyaan lalu saya menjawab
dan mempertahankan jawaban saya

sekali lagi kalau menurut anda tidak penting, saya memaklumi
tentang Nibbana, ada baiknya anda membaca sutta dengan lengkap

anumodana
bro, anda belum menjawab semua pertanyaan saya...
agar lebih memudahkan anda, saya nomorkan ya...

1.sang buddha juga menjawab seperti yang saya katakan diatas, kenapa anda mengatakan sang buddha diam ketika ditanya mengenai nibbana?? ada sumber??

2. kalau bisa, tolong tunjukkan di bagian mana sang buddha diam ketika ditanya tentang nibbana..

3. kalau sang buddha merasa tidak perlu mengungkapkan apa yang ia ketahui, kenapa anda merasa perlu mengungkapkannya??
 
4. apakah karena mana??

5. lalu, apa manfaat anda mengatakannya untuk kami??

6. sang buddha tidak mengatakan segala yang ia ketahui, karena ia merasa hal tersebut tidak perlu, lalu, kenapa anda merasa perlu untuk memberitahukannya kepada kami??
tambahan...

bahkan ketika sang buddha ditanya mengenai awal mula alam semesta, beliau tidak menjawabnya dan memberikan perumpamaan anak panah dan racun, dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak akan membawa pada pencerahan..
lalu, kenapa anda mengatakannya??(yang ini anggap aja nomor tujuh  ;D)
apakah sang buddha hanya mengarang-ngarang perumpamaan tersebut, padahal beliau tidak tahu, sehingga tidak menjawabnya, sedangkan anda telah mengetahui dan menembusnya??
BTW, anda bodhisatva level berapa?? (yang ini nomor 8 ;D) sudah merealisasi arahanta magga-phala belum?? (yang ini nomor 9  ;D)

tolong dijawab dengan penomoran seperti yang saya cantumkan juga, biar lebih mudah saya mengerti..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 08:57:19 PM
 [at] Choa,

Kebodhisattvaan anda itu apakah dalam makna Bodhisatta theravada atau Bodhisattva Mahayana? bukan bermaksud untuk kotak2, tapi ini penting karena ada perbedaan makna Bodhisatta antara kedua aliran itu. Mohon anda sudi menjawab pertanyaan penting ini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Mas Tidar on 21 December 2011, 09:09:00 PM
disini ramai, disana ramai
dimana mana dhamacitta tetap ramai....
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 09:15:50 PM
disini ramai, disana ramai
dimana mana dhamacitta tetap ramai....
huss...
mengganggu saja... =)) =)) =))

 ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 09:28:25 PM
wah, Wirajhana sudah turun gunung, keliatannya bakal ada yg "babak belur dan berdarah2" nih
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 09:41:40 PM
itu dia masalahnya bro

merasa well educated tampa praktek menimbulkan arogansi yang tidak bermanfaat
tanya pada mereka yang mengangap mereka "pintar dan yang paling benar" dalam memahami
dharma,



apakah mereka sudah membuktikan kata-kata buddha Gotama yang terangkai dalam sutta???

Itu pertanyaan yang baik untuk ditanyakan. tapi sebelum ditanyakan, mungkin kita bisa memperkirakan terlebih dahulu, bagaimana jawaban mereka. mungkin jawaban mereka adalah :

"kami sudah membuktikan sebagian kebenaran ajaran yang terangkai dalam sutta. dan belum untuk sebagiannya".

Dan mungkin perlu dipikirkan lagi, apa pertanyaan selanjutnya, bila isi jawabannya seperti itu?

Quote
sebagai contoh apakah mereka sudah membuktikan sendiri ada 31 alam, coba jawab?
baru satu hal tidak dapat membuktikannya sendiri

ya, mungkin ini merupakan hal yang jrang orang bisa membuktikannya secara langsung. Tapi, jika mereka belum dapat membuktikannya secara lansung, maka sebenarnya di mana letak permasalahannya?

Jika mereka mengaku "telah dapat membuktikannya sendiri", tapi sebenarnya belum, ini berarti "berbohong"
Jika mereka hanya menyatakan bahwa "berdasarkan sutta terdapat 31 alam", maka ini pengetahuan sesuai dengan sutta.

maka dimanakah letak permasalahan sebenarnya?

Quote
berani mengklain sebagai pewaris dhamma???
memalukan Sang Guru, jika benar orang semacam ini di akui sebagai "murid" nya.

jadi, siapa yang berwenang mengklaim pewaris dhamma?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 09:53:36 PM
dulu Buddha Gotama pernah dikatakan sombong saat sudah merealisasikan pencerahan agung
dan bertemu dengan seorang petapa, dan di tanya

apakah anda seorang manusia?
bukan jawab Buddha Gotama

apakah anda seorang deva?
bukan Jawab Buddha Gotama.

lalu orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini,
mengaku lebih mulia dari seorang deva sekalipun,

ada dua masalah
1, bisa jadi buddha Gotama memang sombong dan dia bukanlah semulia mahluk deva
2, ternyata dia mengatakan kebenaran, tetapi kesan yang di dapat si penanya pada saat itu
sunguh luar biasa arogan menyamakan diri bahkan mengklaim lebih tinggi dari deva

hal tersebut benar. tidak seorangpun manusia yang tidak dipersalahkan. Bahkan sang Buddha pun dianggap sombong dan dipersalahkan. Tapi saat ini, mungkin masih ada cara lain bagi kita semua untuk bagaimana mengurangi situasi "dipersalahkan dan dianggap sombong" oleh orang lain. Ataukah sudah tidak ada jalan lagi?

Quote
saya hanya mengatakan saya sudah mempraktekan dharma, dan merealisasikanya
pada kehidupan lampau

bisa jadi saya sakau, mabok, berhalusinasi, atau hanya punya kemampuan supra atauabhinna
so what?, take it eazy cerap, kalau tidak mampu mencerapnya angap angin lalu, ini hanya dunia maya
bagaimana jika yang saya katakan kebenaran??

anggap saja mereka tidak mengerti maksud kita. Mungkin, reaksi mereka menjadi sesuatu yang mengherankan, mengapa bisa begitu? Kita kadang-kadang tidak sabar hendak menyampaikan sisi pengetahuan kita yang tertinggi kepada orang lain, sementara orang lain mungkin belum siap menerima sisi pengetahuan ini. sebenarnya siapa yang salah, ketidak sabaran kita atau ketidak siapan orang lain?

sang Buddha menyarankan bahwa dhamma harus disampaikan secara bertahap. apabila kita membabarkan dhamma yang sulit dimengerti orang lain, mungkin kita telah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan saran sang Buddha, yakni seharusnya lebih bertahap dalam menjelaskan ssuatu.

sang Buddha juga menyarankan, bahwa dalam membabarkan dhamma, hendaknya tidak menyinggung diri sendiri atau orang lain. mungkin terdapat berbagai multi tafsir terhadap hal ini. Tapi menghindari membahas tentang "saya" maupun "anda" aka membuat kita terhindar dari menyinggung diri sendiri maupun ornag lain". coba perhatikan, perselisihan di berbagai forum online umumnya dimulai karena orang membahas tentang "saya" atau "anda".

Quote
btw, siapa yang bisa merealisasikan dhamma dan membuktikan dhamma, saya tunggu.

mari kita sama-sama menunggu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 09:54:37 PM

jadi, siapa yang berwenang mengklaim pewaris dhamma?
tentu saja boddhisatta, seperti bro choa...
bagaimana sih anda ini...  ;D ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 21 December 2011, 10:14:08 PM
gw:
sumber please..cantumkan no suttanya...
silakan.

1. Upaka

An Ᾱjivaka whom the Buddha met on his way between Gayā and the Bodhi Tree, after he set out from Isipatana for the preaching of the First Sermon. Upaka questioned the Buddha on his attainments, and when the Buddha told him what he had accomplished he asked the Buddha if he were "Anantajina." When the Buddha acknowledged it, Upaka shook his bead saying, "It may be so, friend," and went along by another road (J.i.81; Vin.i.8; M.i.170-1; DhA.iv.71-2). It is said (DA.ii.471) that the Buddha walked all the way from the Bodhi Tree to Isipatana - instead of flying through the air, as is the custom of Buddhas - because he wished to meet Upaka.
http://www.palikanon.com/namen/u/upaka.htm

lengkapnya di
ARIYAPARIYESANA SUTTA
Majjhima Nikaya, Sihanada Vagga, Bab 26

saya bantuin dah kalau hanya referensi :)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 10:18:15 PM
1. Upaka

An Ᾱjivaka whom the Buddha met on his way between Gayā and the Bodhi Tree, after he set out from Isipatana for the preaching of the First Sermon. Upaka questioned the Buddha on his attainments, and when the Buddha told him what he had accomplished he asked the Buddha if he were "Anantajina." When the Buddha acknowledged it, Upaka shook his bead saying, "It may be so, friend," and went along by another road (J.i.81; Vin.i.8; M.i.170-1; DhA.iv.71-2). It is said (DA.ii.471) that the Buddha walked all the way from the Bodhi Tree to Isipatana - instead of flying through the air, as is the custom of Buddhas - because he wished to meet Upaka.
http://www.palikanon.com/namen/u/upaka.htm

lengkapnya di
ARIYAPARIYESANA SUTTA
Majjhima Nikaya, Sihanada Vagga, Bab 26

saya bantuin dah kalau hanya referensi :)

mana bagian bergumam sombong itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 10:22:42 PM
sepertinya yang dipermasalahkan oleh satu pihak adalah persoalan referensi. Tidak setujuan dengan pihak lainnya yang sekedar menceritakan "apa yang diketahui" dan "apa yang dialami". kalau istilah sms, ini namanya "salah sambung".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Jubah Emas on 21 December 2011, 10:26:16 PM
YM. Choa,
Apakah anda memiliki 10 faktor seorang araha?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 10:28:21 PM
justru di sini kita cuma punya referensi sebagai alat untuk mengetahui apakah pengakuan itu sesuai dengan ajaran Buddha atau tidak, karena terus terang saya belum punya pengalaman luar biasa itu
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 10:28:38 PM
YM. Choa,
Apakah anda memiliki 10 faktor seorang araha?

sulit dimengerti, mengapa pertanyaan ini diajukan kepadanya, bukankah dia sendiri telah mengatakan "saya bukan arahat" ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 21 December 2011, 10:31:49 PM
mana bagian bergumam sombong itu?

kalau di buku riwayat Buddha versi populer ada. Di sutta hanya 1 kalimat "gitu yah?" yg artinya multitafsir
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 10:35:04 PM
kalau di buku riwayat Buddha versi populer ada. Di sutta hanya 1 kalimat "gitu yah?" yg artinya multitafsir

kutipan lengkapnya menurut sutta adalah sbb:

Quote

25. “Kemudian, para bhikkhu, ketika Aku telah menetap di Uruvelā selama yang Aku inginkan, Aku melakukan perjalanan secara bertahap menuju Benares. Antara Gayā dan tempat pencerahan, Ājīvaka Upaka melihatKu dalam perjalanan dan berkata: ‘Teman, indriaMu cerah, warna kulitMu bersih dan cemerlang. Di bawah siapakah engkau meninggalkan keduniawian, teman? Siapakah guruMu? Dhamma siapakah yang Engkau [171] anut? Aku menjawab Ājīvaka Upaka dalam syair:

   ‘Aku adalah seorang yang telah melampaui segalanya, pengenal segalanya,
   Tidak ternoda di antara segalanya, meninggalkan segalanya,
   Terbebaskan dalam lenyapnya keinginan. Setelah mengetahui semua ini
   Bagi diriKu, siapakah yang harus Kutunjuk sebagai guru?

   Aku tidak memiliki guru, dan seseorang yang setara denganKu
   Tidak ada di segala alam
   Bersama dengan semua dewanya, karena Aku tidak memiliki
   Siapapun yang dapat menandingiKu.

   Aku adalah Yang Sempurna di dunia ini,
   Aku adalah Guru Tertinggi.
   Aku sendiri adalah seorang Yang Tercerahkan Sempurna
   Yang api-apinya telah padam.

   Aku pergi sekarang ke kota Kāsi
   Untuk memutar Roda Dhamma.
   Dalam dunia yang telah buta
   Aku pergi untuk menabuh tambur Keabadian.’

   ‘Dengan pengakuanMu, teman, engkau pasti adalah Pemenang Segalanya.’

   ‘Para pemenang adalah mereka yang sepertiKu
   Yang telah memenangkan penghancuran noda-noda.
   Aku telah menaklukkan segala kondisi jahat,
   Oleh karena itu, Upaka, Aku adalah pemenang.’

“Ketika ini dikatakan, Ājīvaka Upaka berkata: ‘Semoga demikian, teman.’ Dengan menggelengkan kepala, ia berjalan melalui jalan kecil dan pergi.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Jubah Emas on 21 December 2011, 10:35:22 PM
sulit dimengerti, mengapa pertanyaan ini diajukan kepadanya, bukankah dia sendiri telah mengatakan "saya bukan arahat" ?
oo..kalo gitu tanyanya diganti, apakah siswa anda memiliki 10 faktor araha?..dah gitu aja
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 10:37:42 PM
YM. Choa,
Apakah anda memiliki 10 faktor seorang araha?
sudah, hanya saja belum direalisasikan untuk menjadi araha...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 10:40:17 PM
justru di sini kita cuma punya referensi sebagai alat untuk mengetahui apakah pengakuan itu sesuai dengan ajaran Buddha atau tidak, karena terus terang saya belum punya pengalaman luar biasa itu

kita ingin menguji, apakah suatu pengakuan itu sesuai dengan ajaran sang Buddha atau tidak, maka dari itu kita menuntut agar orang yang membuat pengakuan itu mengemukakan refrensi sutta yang sesuai dengan pengakuannya. ini tidak satu visi dengan yang membuat pengakuan. yang ingin menguji hanya pada pihak kita. sedangkan yang membuat pengakuan hanya menyampaikan "apa yang diketahui" dan "apa yang dialami". pengujian benar tidaknya pengakuan itu dengan sutta, dapat kita lakukan sendiri tanpa melibatkan orang itu. karena, menyeret orang tersebut ke dalam visi kita, tentulah menjadi sulit. perlulah kiranya kita memberikan alasan, mengapa dia mau menjadi visi dengan kita.

anggaplah pengakuannya itu tidak sesuai dengan sutta. misalnya, jika orang tersebut menyatakan terdapat 33 alam, sedangkan pada sutta dinyatakan terdapat 31 alam, lalu kita menyimpulkan bahwa pernyataannya tersebut tidak sesuai dengan sutta.

masalah terjadi ketika kedua belah pihak berupaya menyampaikan argumen bahwa pernyataannya itu benar. yang menjadi masalah, dasar argumentasi yang satu pihak adalah "pengalaman" sedangkan yang lain adalah "sutta". kalau telepon ini namanya salah sambung. tidak satu visi.

satu pihak bersikukuh bahwa sutta hanya menyebut ada 31 alam.
pihak lainnya bersikukuh bahwa sutta tidak menyebut bahwa "tidak ada 33 alam"

seolah keduanya bertentangan. sebenarnya tidak bertentangan, hanya kesalah fahaman. bgaimana kiranya mengurai kesalah fahaman ini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 10:50:22 PM
kita ingin menguji, apakah suatu pengakuan itu sesuai dengan ajaran sang Buddha atau tidak, maka dari itu kita menuntut agar orang yang membuat pengakuan itu mengemukakan refrensi sutta yang sesuai dengan pengakuannya. ini tidak satu visi dengan yang membuat pengakuan. yang ingin menguji hanya pada pihak kita. sedangkan yang membuat pengakuan hanya menyampaikan "apa yang diketahui" dan "apa yang dialami". pengujian benar tidaknya pengakuan itu dengan sutta, dapat kita lakukan sendiri tanpa melibatkan orang itu. karena, menyeret orang tersebut ke dalam visi kita, tentulah menjadi sulit. perlulah kiranya kita memberikan alasan, mengapa dia mau menjadi visi dengan kita.

anggaplah pengakuannya itu tidak sesuai dengan sutta. misalnya, jika orang tersebut menyatakan terdapat 33 alam, sedangkan pada sutta dinyatakan terdapat 31 alam, lalu kita menyimpulkan bahwa pernyataannya tersebut tidak sesuai dengan sutta.

masalah terjadi ketika kedua belah pihak berupaya menyampaikan argumen bahwa pernyataannya itu benar. yang menjadi masalah, dasar argumentasi yang satu pihak adalah "pengalaman" sedangkan yang lain adalah "sutta". kalau telepon ini namanya salah sambung. tidak satu visi.

satu pihak bersikukuh bahwa sutta hanya menyebut ada 31 alam.
pihak lainnya bersikukuh bahwa sutta tidak menyebut bahwa "tidak ada 33 alam"

seolah keduanya bertentangan. sebenarnya tidak bertentangan, hanya kesalah fahaman. bgaimana kiranya mengurai kesalah fahaman ini?

benar, pengujian itu memang saya bandingkan sendiri dengan bantuan sutta, yg saya lakukan di sini hanyalah bertanya, dan membandingkan jawabannya apakah sesuai dengan sutta atau tidak. tapi jika ada orang yg mengatakan bahwa ia mengutip kata2 Sang Buddha, tidak bolehkah kita mempertanyakan darimana sumber yg ia katakan sebagai kata2 Sang Buddha itu? kecuali bahwa, dengan mempertimbangkan pencapaiannya, ia mengatakan bahwa ia mendengar langsung secara pribadi dari Sang Buddha, sehingga tidak tercatat dalam sutta.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 10:52:00 PM

satu pihak bersikukuh bahwa sutta hanya menyebut ada 31 alam.
pihak lainnya bersikukuh bahwa sutta tidak menyebut bahwa "tidak ada 33 alam"


sutta juga mengatakan tentang Empat Kebenaran Mulia, tapi sutta tidak mengatakan bahwa tidak ada dua puluh kebenaran mulia. jadi bisakah kita menyimpulkan bahwa ada 20 kebenaran mulia?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 10:54:50 PM
benar, pengujian itu memang saya bandingkan sendiri dengan bantuan sutta, yg saya lakukan di sini hanyalah bertanya, dan membandingkan jawabannya apakah sesuai dengan sutta atau tidak. tapi jika ada orang yg mengatakan bahwa ia mengutip kata2 Sang Buddha, tidak bolehkah kita mempertanyakan darimana sumber yg ia katakan sebagai kata2 Sang Buddha itu? kecuali bahwa, dengan mempertimbangkan pencapaiannya, ia mengatakan bahwa ia mendengar langsung secara pribadi dari Sang Buddha, sehingga tidak tercatat dalam sutta.

bertanya, tentu saja boleh. Ketika orang itu tidak menjawab atau memberikan referensi yang tidak valid, maka dapat kita simpulkan bahwa kata-kata yang dia kutip itu tidak valid. Bukankah sampai di sini akan selesai urusannya? ataukah ada hal lain yang dipermasalahkan?

apakah perlu pula kita mengatakan kepadanya "anda pembohong, ternyata sang Buddha di dalam sutta tidak menyatakan demikian" ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 10:58:38 PM
bertanya, tentu saja boleh. Ketika orang itu tidak menjawab atau memberikan referensi yang tidak valid, maka dapat kita simpulkan bahwa kata-kata yang dia kutip itu tidak valid. Bukankah sampai di sini akan selesai urusannya? ataukah ada hal lain yang dipermasalahkan?

apakah perlu pula kita mengatakan kepadanya "anda pembohong, ternyata sang Buddha di dalam sutta tidak menyatakan demikian" ?

perlu atau tidak perlu kita kembalikan saja kepada si penanya, tapi adakah yg berkata spt itu? dan fakta berbohong itu sudah jelas, kecuali kalau yg bersangkutan mengaku sudah berbincang2 langsung dengan Sang Buddha sehingga bisa mengatakan bahwa sutta itu salah.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:03:09 PM
sutta juga mengatakan tentang Empat Kebenaran Mulia, tapi sutta tidak mengatakan bahwa tidak ada dua puluh kebenaran mulia. jadi bisakah kita menyimpulkan bahwa ada 20 kebenaran mulia?

Pertama, sutta menyatakan : ada empat kebenaran mulia
Kedua, sutta tidak menyatakan :  tidak ada dua puluh kebenaran mulia

pernyataan pertama adalah benar.
pernyataan kedua juga benar.

apakah dapat disimpulkan bahwa ada dua puluh kebenaran mulia?

tentu tidak.

tapi jika ada yang mengatakan bahwa "ada dua puluh kebenaran mulia", maka hal ini tidak dinyatakan sebagai kontradiksi dengan sutta. kenapa, sesuatu yang kontradiksi itu harus sama termnya dan memiliki dua sifat, yakni jika yang satu benar, yang lainnya pasti keliru.

misal :

kebenaran mulia itu ada empat.

kontradiksi dengan

kebenaran mulia itu tidak ada empat

tapi tidak kontradiksi dengan

kebenaran mulia itu ada dua puluh.

jadi, apkah benar bahwa kebenaran mulia itu ada dua puluh? belum tentu. apa salah? belum tentu.

lalu bagaimana menguji kebenarannya ?

cukup sekian dulu. uraian tersebut hanya contoh yang kiranya bukan hal mudah untuk dapat difahami. juga sesuatu yang mungkin salah dalam sudut pandang yang berbeda. itu hanya penjelasan dari satu sudut pandang, untuk menjelaskan bahwa kemungkinan orang lain memiliki suatu alasan yang belum kita fahami, sebagaimana kita memiliki alasan yang mungkin tidak difahami orang lain. oleh karena itu sikap tenang dalam saling memahami, itu merupakan hal yang pokok.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: gina on 21 December 2011, 11:04:01 PM
sy jarang posting, tapi pengen comment aja

geli banget baca org yg ngaku2 muridnya udh arahat, hari genee gw sih kaga percaya, blm arahat kok tau muridnya udh arahat,
kacau

Sang Buddha tidak dilahirkan lagi, tapi kok masih ada di satu alam, alam ke 33 pula ??? ^-^

jangan ngaco belo lagi deh, bikin org ketawa aja, cari lelucon kira2 kalee
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:06:50 PM
perlu atau tidak perlu kita kembalikan saja kepada si penanya, tapi adakah yg berkata spt itu? dan fakta berbohong itu sudah jelas, kecuali kalau yg bersangkutan mengaku sudah berbincang2 langsung dengan Sang Buddha sehingga bisa mengatakan bahwa sutta itu salah.

mengungkapkan atau menyatakan bahwa orang itu telah berbohong, tentulah tidak akan menyenangkan orang lain. seandainyapun memang dia berbohong, seharusnya kita memberi wawasan agar orng lain mau berhenti dari berbohong, dan bukan menyatakan sesuatu yang kiranya membuat orng itu tidak senang hatinya. kita dapat memperkirakan, apakah orang itu merasa dirinya berbohong atau tidak? jika "ya", maka ketika kita mengatakan bahwa "kamu telah berbohong", itu akan sangat membantu dirinya sendiri. tapi jika "tidak", orang itu hanya akan tersinggung dan merasa difitnah.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:10:32 PM
Pertama, sutta menyatakan : ada empat kebenaran mulia
Kedua, sutta tidak menyatakan :  tidak ada dua puluh kebenaran mulia

pernyataan pertama adalah benar.
pernyataan kedua juga benar.

apakah dapat disimpulkan bahwa ada dua puluh kebenaran mulia?

tentu tidak.

tapi jika ada yang mengatakan bahwa "ada dua puluh kebenaran mulia", maka hal ini tidak dinyatakan sebagai kontradiksi dengan sutta. kenapa, sesuatu yang kontradiksi itu harus sama termnya dan memiliki dua sifat, yakni jika yang satu benar, yang lainnya pasti keliru.

misal :

kebenaran mulia itu ada empat.

kontradiksi dengan

kebenaran mulia itu tidak ada empat

tapi tidak kontradiksi dengan

kebenaran mulia itu ada dua puluh.

jadi, apkah benar bahwa kebenaran mulia itu ada dua puluh? belum tentu. apa salah? belum tentu.

lalu bagaimana menguji kebenarannya ?

cukup sekian dulu. uraian tersebut hanya contoh yang kiranya bukan hal mudah untuk dapat difahami. juga sesuatu yang mungkin salah dalam sudut pandang yang berbeda. itu hanya penjelasan dari satu sudut pandang, untuk menjelaskan bahwa kemungkinan orang lain memiliki suatu alasan yang belum kita fahami, sebagaimana kita memiliki alasan yang mungkin tidak difahami orang lain. oleh karena itu sikap tenang dalam saling memahami, itu merupakan hal yang pokok.


secara ilmu logika anda benar, tapi dalam hal ajaran Sang Buddha, kita sudah dibekali dengan alat uji, yaitu Dhamma dan Vinaya. apakah sesuai atau tidak.
 
metode yg saya gunakan dalam hal ini adalah seperti kasus perasaan.
ada 3 jenis perasaan, tapi ada juga yg mengatakan 6 jenis perasaan, ada lagi yg mengatakan 18jenis, hingga ada yg mengatakan 108 jenis perasaan. saya mencari dalam sutta, dan ternyata semua itu benar, tergantung bagaimana penjelasannya.

dalam hal 4 Kebenaran, ini jelas dalam sutta, kalau ada yg mengatakan 20, maka saya juga akan mencari referensinya dalam sutta, kalau 20 kebenaran itu benar, maka Sang Buddha pasti ada menjelaskan. jika tidak ada sama sekali dalam sutta yg mengatakan 20, maka saya bisa mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha. bukan persoalan benar atau salah, tetapi apakah ajaran Sang Buddha atau bukan.

seseorang boleh saja mengaku arahat dan ia ketika mati nanti akan berkumpul dengan tuhan, hal ini tidak bisa dibantah, tapi ini bukan ajaran Sang Buddha.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 11:11:24 PM
bro choa, ada salah satu sutta yang pas buat anda...
tolong dijawab dengan jujur ya, jangan nyontek!!..
Quote
nama suttanya aye hilangin biar ga bisa nyontek...  ;D ;D

1. Demikian yang saya dengar.

Pada suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi di Hutan Jeta, Taman Anathapindika.

Di sana Beliau berbicara kepada para bhikkhu demikian:

"Para bhikkhu."

"Bhante," jawab mereka.

Yang Terberkahi menyampaikan hal ini:

2. "Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu membuat pernyataan tentang pengetahuan akhir demikian:

'Saya memahami:

Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak lagi ada dumadi di alam mana pun juga.'

3. "Kata-kata bhikkhu tersebut jangan disetujui dan jangan pula tidak-disetujui.

Tanpa menyetujui atau tidak-menyetujui, suatu pertanyaan harus diajukan demikian:

'Sahabat, ada empat jenis ungkapan yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Apakah yang empat itu?

.....(tolong diisi yah!!)

Sahabat, inilah empat jenis ungkapan yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehubungan dengan empat jenis ungkapan ini, sehingga melalui tidak-melekat pikirannya terbebas dari noda-noda?'

4. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur, telah menjalani kehidupan suci, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, telah mencapai tujuan sejati, telah menghancurkan belenggu-belenggu dumadi, dan telah sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya:

....(tolong diisi lagi!!)

Dengan mengetahui demikian, melihat demikian, sehubungan dengan empat jenis ungkapan ini, maka melalui tidak-melekat pikiran saya terbebas dari noda noda.'

5. "Dengan mengatakan 'bagus', seseorang mungkin bersukacita dan bergembira dengan kata-kata bhikkhu tersebut.

Setelah melakukan hal itu, selanjutnya satu pertanyaan bisa diajukan demikian :

"'Sahabat, ada lima kelompok khandha yang dipengaruhi oleh kemelekatan, yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Apakah yang lima itu?

Itulah kelompok bentuk materi yang dipengaruhi oleh kemelekatan,

kelompok perasaan yang dipengaruhi oleh kemelekatan,

kelompok persepsi yang dipengaruhi oleh kemelekatan,

kelompok bentukan-bentukan yang dipengaruhi oleh kemelekatan,

kelompok kesadaran yang dipengaruhi oleh kemelekatan.

Sahabat, inilah lima kelompok khandha yang dipengaruhi oleh kemelekatan, yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi --:

yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehubungan dengan dipengaruhi oleh kemelekatan ini, sehingga melalui tidak-melekat pikirannya pun terbebas dari noda-noda?'

6. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur, telah menjalani kehidupan suci, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, telah mencapai tujuan sejati, telah menghancurkan belenggu-belenggu dumadi, dan telah sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya:

......(tolong diisi!!)

"'Dengan mengetahui demikian, melihat demikian, sehubungan dengan lima kelompok khandha yang dipengaruhi kemelekatan ini, maka melalui tidak melekat pikiran saya terbebas dari noda-noda.'

7. "Dengan mengatakan 'bagus', seseorang mungkin bersukacita dan bergembira dengan kata-kata bhikkhu tersebut.

Setelah melakukan hal itu, selanjutnya satu pertanyaan bisa diajukan demikian:

"Sahabat, ada enam elemen yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Apakah yang enam itu?

...................................(tolong diisi!!)

Sahabat, inilah enam elemen yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehubungan dengan enam elemen ini, sehingga melalui tidak-melekat pikirannya terbebas dari noda- noda?'

8. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur, telah menjalani kehidupan suci, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, telah mencapai tujuan sejati, telah menghancurkan belenggu-belenggu dumadi, dan telah sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya:

......................(tolong diisi!!)

"'Dengan mengetahui demikian, melihat demikian, sehubungan dengan enam elemen ini, maka melalui tidak-melekat pikiran saya terbebas dari noda-noda.'

9. "Dengan mengatakan 'bagus', seseorang mungkin bersukacita dan bergembira dengan kata-kata bhikkhu tersebut.

Setelah melakukan hal itu, selanjutnya satu pertanyaan diajukan demikian:

"'Tetapi, sahabat, ada enam landasan internal dan eksternal yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuh tercerahkan.

Apakah yang enam itu?

Itulah mata dan bentuk, telinga dan suara, hidung dan bebauan, lidah dan citarasa, tubuh dan sentuhan, pikiran dan objek-pikiran.

Sahabat, inilah landasan internal dan eksternal yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehubungan dengan enam landasan internal dan eksternal ini, sehingga melalui tidak melekat pikirannya terbebas dari noda-noda?'

10. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur ... dan sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya :

...............(tolong diisi!!)


‘”Dengan mengetahui demikian, melihat demikian, sehubungan dengan enam landasan internal dan eksternal ini, maka melalui tidak-melekat pikiran saya terbebas dari noda-noda.'

11. "Dengan mengatakan 'bagus', seseorang mungkin bersukacita dan bergembira dengan kata-kata bhikkhu tersebut.

Setelah melakukan hal itu, selanjutnya satu pertanyaan bisa diajukan demikian:

"'Tetapi, sahabat, bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehingga sehubungan dengan tubuh dengan kesadarannya serta semua tanda eksternalnya, pembentukan-aku, pembentukan-milikku, dan kecenderungan yang mendasar terhadap kesombongan telah dihapus di dalam dirinya?'

12. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur, telah menjalani kehidupan suci, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, telah mencapai tujuan sejati, telah menghancurkan belenggu-belenggu dumadi, dan telah sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya:

.......................(tolong diisi!!)


Demikianlah yang dikatakan oleh Yang Terberkahi.

Para bhikkhu merasa puas dan bersukacita di dalam kata-kata Yang Terberkahi.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 21 December 2011, 11:13:20 PM
sy jarang posting, tapi pengen comment aja

geli banget baca org yg ngaku2 muridnya udh arahat, hari genee gw sih kaga percaya, blm arahat kok tau muridnya udh arahat,
kacau

Sang Buddha tidak dilahirkan lagi, tapi kok masih ada di satu alam, alam ke 33 pula ??? ^-^

jangan ngaco belo lagi deh, bikin org ketawa aja, cari lelucon kira2 kalee
jangan salah, nih saya kasih bocoran...
sebenarnya total alam kehidupan itu ada 42!!!
sang buddha hanya hidup di alam ke 33 saja..
masih banyak yang diatasnya!!!
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:14:41 PM
secara ilmu logika anda benar, tapi dalam hal ajaran Sang Buddha, kita sudah dibekali dengan alat uji, yaitu Dhamma dan Vinaya. apakah sesuai atau tidak.
 
metode yg saya gunakan dalam hal ini adalah seperti kasus perasaan.
ada 3 jenis perasaan, tapi ada juga yg mengatakan 6 jenis perasaan, ada lagi yg mengatakan 18jenis, hingga ada yg mengatakan 108 jenis perasaan. saya mencari dalam sutta, dan ternyata semua itu benar, tergantung bagaimana penjelasannya.

dalam hal 4 Kebenaran, ini jelas dalam sutta, kalau ada yg mengatakan 20, maka saya juga akan mencari referensinya dalam sutta, kalau 20 kebenaran itu benar, maka Sang Buddha pasti ada menjelaskan. jika tidak ada sama sekali dalam sutta yg mengatakan 20, maka saya bisa mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha. bukan persoalan benar atau salah, tetapi apakah ajaran Sang Buddha atau bukan.

seseorang boleh saja mengaku arahat dan ia ketika mati nanti akan berkumpul dengan tuhan, hal ini tidak bisa dibantah, tapi ini bukan ajaran Sang Buddha.

ya. cara berpikir ini bagus dan benar. berarti sampai pada kesimpulan tersebut, selesailah urusannya, betul tidak? atau, adakah suatu persoalan lain yang dipermasalahkan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:15:32 PM
 [at] will_i_am, kenapa gak ambil versi DC?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:18:13 PM
ya. cara berpikir ini bagus dan benar. berarti sampai pada kesimpulan tersebut, selesailah urusannya, betul tidak? atau, adakah suatu persoalan lain yang dipermasalahkan?

masalahnya adalah kita belum sampai pada kesimpulan dalam thread ini. masalah lain lagi adalah, YM Choa bukan orang pertama yg ngaku suci di DC ini, bahkan juga bukan yg ke dua. bisakah anda bayangkan jika kita meng-iya-kan begitu saya klaimnya itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: gina on 21 December 2011, 11:22:08 PM
jangan salah, nih saya kasih bocoran...
sebenarnya total alam kehidupan itu ada 42!!!
sang buddha hanya hidup di alam ke 33 saja..
masih banyak yang diatasnya!!!

ooo ada 42, wah lbh sakti ternyata dr si choa hahaha
ngomong2, si choa ini punya brp murid sih yg udh jd arahat?

si choa masih kalah lah dr LSY, LSY Buddha hidup lhooo ^-^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:24:17 PM
masalahnya adalah kita belum sampai pada kesimpulan dalam thread ini. masalah lain lagi adalah, YM Choa bukan orang pertama yg ngaku suci di DC ini, bahkan juga bukan yg ke dua. bisakah anda bayangkan jika kita meng-iya-kan begitu saya klaimnya itu?

jika ada orang yang mengaku suci, lalu apa yang harus kita khawatirkan?

tentu kita tidak harus meng-iya-kan klaim orang itu, tetapi juga tidak harus membantah kepadanya.

kita dapat menjelaskan bahwa ciri-ciri arahat itu adalah demikian-demikian. biarkan umat belajar, mereka akan tau apakah orang itu benar-benar suci atau sekedar klaim.

tapi kalau orang yang mengaku suci trus dibantah, maka yang terjadi adalah berbantah-bantahan, menjadi perslisihan, dan dhammacitta akan tampak menjadi tempat berdebat yang tidak sehat, mendorong umat berpikir dengan emosi, bukan dengan pikiran yang damai.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: gina on 21 December 2011, 11:27:32 PM
jaman gini  masih caper ngaku2 org suci atau gurunya org suci segala, halooo :whistle:

tapi...asikkk forum rame lagiii :P
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: gina on 21 December 2011, 11:30:07 PM
jika ada orang yang mengaku suci, lalu apa yang harus kita khawatirkan?

tentu kita tidak harus meng-iya-kan klaim orang itu, tetapi juga tidak harus membantah kepadanya.

kita dapat menjelaskan bahwa ciri-ciri arahat itu adalah demikian-demikian. biarkan umat belajar, mereka akan tau apakah orang itu benar-benar suci atau sekedar klaim.

tapi kalau orang yang mengaku suci trus dibantah, maka yang terjadi adalah berbantah-bantahan, menjadi perslisihan, dan dhammacitta akan tampak menjadi tempat berdebat yang tidak sehat, mendorong umat berpikir dengan emosi, bukan dengan pikiran yang damai.

elo aja kaleee, kite2 mah kaga ngerasa gitu tuh, aman2 aja
off dl ahh
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: gina on 21 December 2011, 11:31:40 PM
alam mimpi dan alam sakaw

 :)) :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:31:58 PM
jika ada orang yang mengaku suci, lalu apa yang harus kita khawatirkan?

tentu kita tidak harus meng-iya-kan klaim orang itu, tetapi juga tidak harus membantah kepadanya.

kita dapat menjelaskan bahwa ciri-ciri arahat itu adalah demikian-demikian. biarkan umat belajar, mereka akan tau apakah orang itu benar-benar suci atau sekedar klaim.

tapi kalau orang yang mengaku suci trus dibantah, maka yang terjadi adalah berbantah-bantahan, menjadi perslisihan, dan dhammacitta akan tampak menjadi tempat berdebat yang tidak sehat, mendorong umat berpikir dengan emosi, bukan dengan pikiran yang damai.

kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang berpikir, saya sendiri tidak merasa sedang emosi.

permata asli akan bertahan terhadap segala ujian, sementara permata palsu akan hancur bahkan hanya dengan gesekan kecil saja.

jika seorang suci mengaku suci, saya yakin ia akan tetap suci bagaimana pun beratnya ujian yg ia terima. dan ini berlaku sebaliknya.

perdebatan yg terjadi di sini adalah aplikasi dari saran anda mengenai bagaimana mengidentifikasi seorang suci atau tidak.

mengenai dampak yg bakal diterima oleh Dhammacitta ini, saya serahkan kepada moderator untuk mengambil tindakan yg dianggap perlu, untuk itulah mereka ditugaskan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 21 December 2011, 11:37:36 PM
kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang berpikir, saya sendiri tidak merasa sedang emosi.

itu hal yang bagus dan bermanfaat.

Quote
permata asli akan bertahan terhadap segala ujian, sementara permata palsu akan hancur bahkan hanya dengan gesekan kecil saja.

hal serupa dapat dipikirkan dan dilakukan oleh mereka yang berbuat menyebalkan di DC dengan mengaku suci, atau berkata so suci, atau yang so pintar, so baik dll. mereka bisa bisa berkata "saya sedang menguji orang lain". alasan ini bisa digunakan oleh semua orang.

Quote
jika seorang suci mengaku suci, saya yakin ia akan tetap suci bagaimana pun beratnya ujian yg ia terima. dan ini berlaku sebaliknya.

benar sekali.

Quote
perdebatan yg terjadi di sini adalah aplikasi dari saran anda mengenai bagaimana mengidentifikasi seorang suci atau tidak.

saran yang baik adalah : hindari saling bantah, temukan cara untuk saling bantu dalam memahami sesuatu.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 21 December 2011, 11:42:45 PM
itu hal yang bagus dan bermanfaat.

hal serupa dapat dipikirkan dan dilakukan oleh mereka yang berbuat menyebalkan di DC dengan mengaku suci, atau berkata so suci, atau yang so pintar, so baik dll. mereka bisa bisa berkata "saya sedang menguji orang lain". alasan ini bisa digunakan oleh semua orang.

benar sekali.

saran yang baik adalah : hindari saling bantah, temukan cara untuk saling bantu untuk memahami sesuatu.



perdebatan (saling menguji) dilakukan oleh kedua belah pihak, dan jika dua2nya mempertahankan pendapatnya masing2, maka bantah2an memang tidak terhindarkan. tapi hal ini pun bukanlah sesuatu yg buruk. dari bantah2an itu akan terkuak kebenaran, dan ini jelas bermanfaat bagi para pembaca. "saling bantu untuk memahami sesuatu", sepertinya tahap ini sudah lewat, dan sudah memasuki tahap berikutnya yaitu "bantah2an".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 21 December 2011, 11:53:26 PM
IMHO, hal bertanya juga bukanlah hal yg jelek, dan murid yg belajar harus rajin dan berani bertanya. Dan dari sederetan pertanyaan mudah2an terkuak kebenaran. dan ini jelas bermanfaat dalam pembelajaran sesuatu. Tapi saat ini gw belum mau bertanya di thread ini... supaya member2 tertentu lebih dapat menikmatin fasilitas di DC dan tidak terasa tertekan oleh pertanyaan2 tsb.

just curhat aja...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 12:00:18 AM
IMHO, hal bertanya juga bukanlah hal yg jelek, dan murid yg belajar harus rajin dan berani bertanya. Dan dari sederetan pertanyaan mudah2an terkuak kebenaran. dan ini jelas bermanfaat dalam pembelajaran sesuatu. Tapi saat ini gw belum mau bertanya di thread ini... supaya member2 tertentu lebih dapat menikmatin fasilitas di DC dan tidak terasa tertekan oleh pertanyaan2 tsb.

just curhat aja...

nyontek gue tanpa izin, ayo bayar royalty
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 22 December 2011, 12:00:48 AM
jika ada orang yang mengaku suci, lalu apa yang harus kita khawatirkan?

tentu kita tidak harus meng-iya-kan klaim orang itu, tetapi juga tidak harus membantah kepadanya.

kita dapat menjelaskan bahwa ciri-ciri arahat itu adalah demikian-demikian. biarkan umat belajar, mereka akan tau apakah orang itu benar-benar suci atau sekedar klaim.
coba baca lagi bro quote sutta saya..
itu sudah saya cantumkan referensi suttanya, agar dijawab oleh bro choa..
bila benar beliau bisa menjawabnya(tanpa nyontek), tentunya saya  akan percaya bahwa beliau memang benar-benar seorang bodhisatta tingkat 19... ;D ;D
Title: tidak boleh mempromosikan KESUCIAN
Post by: johan3000 on 22 December 2011, 12:12:38 AM
jika ada orang yang mengaku suci, lalu apa yang harus kita khawatirkan?

tentu kita tidak harus meng-iya-kan klaim orang itu, tetapi juga tidak harus membantah kepadanya.

kita dapat menjelaskan bahwa ciri-ciri arahat itu adalah demikian-demikian. biarkan umat belajar, mereka akan tau apakah orang itu benar-benar suci atau sekedar klaim.

tapi kalau orang yang mengaku suci trus dibantah, maka yang terjadi adalah berbantah-bantahan, menjadi perslisihan, dan dhammacitta akan tampak menjadi tempat berdebat yang tidak sehat, mendorong umat berpikir dengan emosi, bukan dengan pikiran yang damai.

Seingat gw, spt Biksu atau murid Buddha adalah tidak boleh mempromosikan pencapaian kesucian mereka...
(mohon dikoreksi kalau gw salah)..

Dan udah tentu di DC bukan tempat orang2 mempromosikan kesucian atau pencapaian....
dan Bila ada org yg mengaku SUCI, ya jelas akan gw layanin dgn baik...
akan gw "gilas" dgn pertanyaan... ratusan pertanyaan bahkan ribuan pertanyaan...
dan bila org tsb marah, emosi dan merasa tidak damai,.. ya itu udah terbukti bahwa org tersebut jauh dari "SUCI"...

apakah ada pertanaan tidak sehat ? mari kita cari taoooo
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 22 December 2011, 12:16:29 AM
nyontek gue tanpa izin, ayo bayar royalty
udah gw bayar dgn +1,... (karna nyonteknya gak persis...jadi diberi keringanan)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Wirajhana on 22 December 2011, 12:38:13 AM
Bacotnya:

dulu Buddha Gotama pernah dikatakan sombong saat sudah merealisasikan pencerahan agung
dan bertemu dengan seorang petapa, dan di tanya

apakah anda seorang manusia?
bukan jawab Buddha Gotama

apakah anda seorang deva?
bukan Jawab Buddha Gotama.

lalu orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini,
mengaku lebih mulia dari seorang deva sekalipun,

ada dua masalah
1, bisa jadi buddha Gotama memang sombong dan dia bukanlah semulia mahluk deva
2, ternyata dia mengatakan kebenaran, tetapi kesan yang di dapat si penanya pada saat itu
sunguh luar biasa arogan menyamakan diri bahkan mengklaim lebih tinggi dari deva

saya hanya mengatakan saya sudah mempraktekan dharma, dan merealisasikanya
pada kehidupan lampau

bisa jadi saya sakau, mabok, berhalusinasi, atau hanya punya kemampuan supra atauabhinna
so what?, take it eazy cerap, kalau tidak mampu mencerapnya angap angin lalu, ini hanya dunia maya
bagaimana jika yang saya katakan kebenaran??

btw, siapa yang bisa merealisasikan dhamma dan membuktikan dhamma, saya tunggu.

saya minta refnya, trus ada yg bantu dgn ini:
1. Upaka

An Ᾱjivaka whom the Buddha met on his way between Gayā and the Bodhi Tree, after he set out from Isipatana for the preaching of the First Sermon. Upaka questioned the Buddha on his attainments, and when the Buddha told him what he had accomplished he asked the Buddha if he were "Anantajina." When the Buddha acknowledged it, Upaka shook his bead saying, "It may be so, friend," and went along by another road (J.i.81; Vin.i.8; M.i.170-1; DhA.iv.71-2). It is said (DA.ii.471) that the Buddha walked all the way from the Bodhi Tree to Isipatana - instead of flying through the air, as is the custom of Buddhas - because he wished to meet Upaka.
http://www.palikanon.com/namen/u/upaka.htm

lengkapnya di
ARIYAPARIYESANA SUTTA
Majjhima Nikaya, Sihanada Vagga, Bab 26

saya bantuin dah kalau hanya referensi :)

Gw:
XP, sy hargai campur tangan anda pada si bacot gede ini...sayang gak nyambung dan gak berguna karena gak ada tuh..statement yg menunjukan bhw sang Buddha "pernah dikatakan sombong" ato "orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini" ...

Saya masih menunggu..apakah pembual ini mampu/gak menyampaikan ref atas bualannya ato cuma mampu berkilah kaing2 tok.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: L1M on 22 December 2011, 01:56:21 AM
MAKAN DULU AH LAPAR TAR SAKIT BHAYA :whistle:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: SaddhaMitta on 22 December 2011, 05:37:30 AM
jangan salah, nih saya kasih bocoran...
sebenarnya total alam kehidupan itu ada 42!!!
sang buddha hanya hidup di alam ke 33 saja..
masih banyak yang diatasnya!!!

hah 42 alam?   :o minta sumber linknya dong  ^:)^  :whistle:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 22 December 2011, 06:08:19 AM
sulit dimengerti, mengapa pertanyaan ini diajukan kepadanya, bukankah dia sendiri telah mengatakan "saya bukan arahat" ?

Ikutan ah....untuk memperjelas masalahnya..

Didalam theread ini YM Choa sudah menyatakan bahwa muridnya aja sudah "arahat" dan beliau sendiri, YM Choa, adalah seorang "bodhisatva/mahasatva" tingkatan tinggi...dimana kalo arahat itu cuma tingkat setara demgan bodhisatva tingkat 5. jadi dapat dipastikan bahwa beliau sudah jauh diatas Arahat Kan?.... apakah krn sudah diatas arahat jd tidak pantas dipertanyakan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 22 December 2011, 06:17:00 AM
jika ada orang yang mengaku suci, lalu apa yang harus kita khawatirkan?
memang tidak ada yang dikhawatirkan, saya aja senang  ;D, punya kesempatan utk beranjali kepada guru para arahat
dan sebelum kita berbondong2 utk beranjali, tentunya kita minta pembuktian reallisasi pencapaian sesuai dhamma dan vinaya
 
saya kira bang asep yang 'kepanasan'

Quote
tentu kita tidak harus meng-iya-kan klaim orang itu, tetapi juga tidak harus membantah kepadanya.
kita sedang diskusi di forum, mengapa kita tidak harus membantah ?
wong ngakunya guru para arahat

kecuali lagi di restoran, khawatir piring sendok berterbangan, meja2 terbalik =)) =)) 

Quote
kita dapat menjelaskan bahwa ciri-ciri arahat itu adalah demikian-demikian. biarkan umat belajar, mereka akan tau apakah orang itu benar-benar suci atau sekedar klaim.

tapi kalau orang yang mengaku suci trus dibantah, maka yang terjadi adalah berbantah-bantahan, menjadi perslisihan, dan dhammacitta akan tampak menjadi tempat berdebat yang tidak sehat, mendorong umat berpikir dengan emosi, bukan dengan pikiran yang damai.

nah itu kita perlu meluruskan yang bengkok
kalau masalah emosi/marah, saya kira tidak ada yang emosi/marah, malah kita senang dan tertawa, karena di forum ini sudah lama tidak muncul mahluk bodisatwa !

jadi bro asep jangan terlalu ikuti perasaaan utk menyatakan bahwa kita disini marah/emosi
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 22 December 2011, 06:21:03 AM
Bacotnya:

saya minta refnya, trus ada yg bantu dgn ini:
Gw:
XP, sy hargai campur tangan anda pada si bacot gede ini...sayang gak nyambung dan gak berguna karena gak ada tuh..statement yg menunjukan bhw sang Buddha "pernah dikatakan sombong" ato "orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini" ...


sejarah awal munculnya 'sutra-sutra'  ^-^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 07:03:40 AM
udah gw bayar dgn +1,... (karna nyonteknya gak persis...jadi diberi keringanan)

+1 juga
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 07:06:51 AM
MAKAN DULU AH LAPAR TAR SAKIT BHAYA :whistle:

di sini efeknya kurang terasa, lagi pula gak pas di jam 01:56:21 AM
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 22 December 2011, 07:12:33 AM
Ikutan ah....untuk memperjelas masalahnya..

Didalam theread ini YM Choa sudah menyatakan bahwa muridnya aja sudah "arahat" dan beliau sendiri, YM Choa, adalah seorang "bodhisatva/mahasatva" tingkatan tinggi...dimana kalo arahat itu cuma tingkat setara demgan bodhisatva tingkat 5. jadi dapat dipastikan bahwa beliau sudah jauh diatas Arahat Kan?.... apakah krn sudah diatas arahat jd tidak pantas dipertanyakan?
Ternyata bro William_phang lebih jeli membaca,
jadi bolehkah di list lengkap tingkatan2 kesucian yg ada, supaya bro Choa mau menunjukan posisinya ada dimana ?

apakah tingkatan tsb (pencapaian kesucian) pada manusia dapat (cepat) berubah ?
seberapa lama tingkatan tsb dpt bertahan ?

thanks atas berkah dari thread ini bisa dpt +1...  dan udah gw bagikan utk bro William +1 atas posting yg jeli...

mohon transparansi ya...!
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 22 December 2011, 07:14:30 AM
saya coba menarik kesimpulan dari pertanyaan TS dari diskusi sejauh ini:

YM Choa dalam salah satu jawaban di thread ini mengatakan bahwa beliau sudah merealisasikan dhamma dan arahat pada kehidupan yang lampau beliau dan sekarang terlahir lagi dengan "kesadaran" sebagai akar untuk meneruskan karir bodhisatva..jd beliau sudha melampaui arahat.. dengan demikian beliau mengatakan bahwa jawaban untuk pertanyaan TS adalah "mungkin". jadi arahat setelah parinibbana masih mungkin terlahir lagi..... mohon dikoreksi jika salah YM choa..

Sedangkan pada theravadin disini yang merujuk pada Pali Kanon mengatakan untuk jawaban atas pertanyaan TS adalah tidak akan terlahir lagi.

kelihatannya ini sudah beda pandangan yang sangat jauh....antara theravada dengan mahayana/tantrayana...

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 07:17:59 AM
saya jawab untuk yang kedua kali sebagai perumpamaan

betul apa yang di katakan Buddha Gotama, jika kita membandingkan seorang arahat atau yang lebih tinggi setelah parinibbana, maka kata yang tepat adalah:

seorang arahat tidak lagi bisa didefenisikan sebagai ada(eksis),
tidak ada, ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada


ingat ini jika mengacu kelahiran di 31 alam, maka pengambaran ini tepat,
lalu saya katakan tidak berlalu di luar alam samsara 31, karena

dialam 32 keatas mereka hidup "bukan" berdasarkan buah kamma,
tetapi akibat akumulasi kamma (bisa kamma baik atau kamma buruk dalam jumblah tertentu)
satu hal disini saja berbeda dengan kelahiran di alam samsara (31 alam)
maka mereka dikatakan ada

mereka bebas untuk tetap tingal disana atau kembali kealam samsara
tampa terikat oleh jangka waktu kelahiran alam alam seperti di alam samsara (31 alam)
(contoh alan deva 1 catur maharajika, jangka hidup mahluk itu 50,000 tahun
yang mana satu hari di alam langit satu = 50 tahun manusia
maka mereka di kategorikan tidak ada

mereka juga bisa kembali ke alam tersebut, dapat berdiam disana sesuai keinginan mereka
jika mereka memutuskan demikian, maka tetap tingal atau pergi dapat dilakukan atas
kehendak para mahluk itu sendiri tampa terikat hukum alam kelahiran
maka mereka di kategorikan ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada

metta cetana

untuk ke tiga kali saya katakan "mungkin" untuk pertanyaan TS di thread ini

sabbe satta bhavantu sukkhi tatta

Garavo ca nivato ca
Santutthi ca katannuta
Kalena dhammassavanam
Ettammangalamuttamam

sekarang saya mengerti kenapa anda begitu mengkhawatirkan mengenai "nihilistik", karena anda sedang mengajarkan doktrin "eternalistik"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 07:22:34 AM
Ikutan ah....untuk memperjelas masalahnya..

Didalam theread ini YM Choa sudah menyatakan bahwa muridnya aja sudah "arahat" dan beliau sendiri, YM Choa, adalah seorang "bodhisatva/mahasatva" tingkatan tinggi...dimana kalo arahat itu cuma tingkat setara demgan bodhisatva tingkat 5. jadi dapat dipastikan bahwa beliau sudah jauh diatas Arahat Kan?.... apakah krn sudah diatas arahat jd tidak pantas dipertanyakan?

itu sebabnya pertanyaan saya ini sangat penting untuk dijawab oleh YM. Choa.

Yang Mulia Choa, mohon anda tidak mengabaikan pertanyaan penting dan wajar dari saya berikut ini:
[at] Choa,

Kebodhisattvaan anda itu apakah dalam makna Bodhisatta theravada atau Bodhisattva Mahayana? bukan bermaksud untuk kotak2, tapi ini penting karena ada perbedaan makna Bodhisatta antara kedua aliran itu. Mohon anda sudi menjawab pertanyaan penting ini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 22 December 2011, 07:42:45 AM
Guys, jangan sampai DC di cap tukang keroyok bodisatwa, mending satu2 dulu pertanyaannya, kasihan kalau beliau nanti harus meditasi perjalanan spiritual nyari buda buat menjawab pertanyaan kalian.

dan bagi pembela YM choa, sebaiknya ke topik fokusnya, hindari acara termehek2 nya ya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 22 December 2011, 07:46:32 AM
sepertinya yang dipermasalahkan oleh satu pihak adalah persoalan referensi. Tidak setujuan dengan pihak lainnya yang sekedar menceritakan "apa yang diketahui" dan "apa yang dialami". kalau istilah sms, ini namanya "salah sambung".
apa yang diketahui dan apa yang dialami apabila tidak menyambung maka ada salah satu yang tidak benar.

sebaiknya di lihat dulu apakah yang di tanyakan itu jawabannya memang benar2 tidak sama dengan apa yang di katakan  sutta maka bisa saja sutta yang di buat para biku penghapal itu salah dan apa yang di alami YM choa itu benar sehingga mungkin suatu saat sutta bisa dibuat revisi oleh bodisatwa YM choa, bukankah begitu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dipasena on 22 December 2011, 09:25:04 AM
MAKAN DULU AH LAPAR TAR SAKIT BHAYA :whistle:

ini kalimat yg sering di gunakan oleh BS dan seorang member di FB, stephen halim... apakah L1M adalah stephen halim ? ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 22 December 2011, 10:26:30 AM
hah 42 alam?   :o minta sumber linknya dong  ^:)^  :whistle:
saya tidak memberitahu apa saja alam-alam lain itu, karena seperti sang buddha, dalam khotbah mengenai daun simsapa, saya menganggap hal itu tidak perlu dan tidak membawa pada pencerahan... :P :P :P
tapi om indra juga udah kasih bocoran mengenai 2 alam lain, yaitu alam sakaw dan alam mimpi..  :)) :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 22 December 2011, 10:34:48 AM
thanks atas berkah dari thread ini bisa dpt +1...  dan udah gw bagikan utk bro William +1 atas posting yg jeli...

mohon transparansi ya...!
wah, ada pembagi-bagian ++..
bagi dong +1 nya...  [-o< [-o< [-o<

 :whistle: :whistle: :whistle:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 10:44:34 AM
wah, ada pembagi-bagian ++..
bagi dong +1 nya...  [-o< [-o< [-o<

 :whistle: :whistle: :whistle:
ayo mulai
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 22 December 2011, 10:44:55 AM
Ternyata bro William_phang lebih jeli membaca,
jadi bolehkah di list lengkap tingkatan2 kesucian yg ada, supaya bro Choa mau menunjukan posisinya ada dimana ?

apakah tingkatan tsb (pencapaian kesucian) pada manusia dapat (cepat) berubah ?
seberapa lama tingkatan tsb dpt bertahan ?

thanks atas berkah dari thread ini bisa dpt +1...  dan udah gw bagikan utk bro William +1 atas posting yg jeli...

mohon transparansi ya...!

mgkn agak oot ya.... ini saya copas dari tempat lain:
=============

Yana is not the carrier or what is carried—it is the carrying. Thus Hinayana means "carrying the smaller load," and Mahayana, "carrying the great load."

Hinayana practitioners are those who find samsara unbearable and want to escape from it into the state of nirvana. They help others enormously by renouncing the world and striving to obtain freedom, but their main thought is personal liberation from samsara. An arhat—one who has completed this path of personal liberation—has many spiritual powers, and can give spiritual teaching and aid to many beings, but still has to remove jneyavarana. The attainment of nirvana will prove not to be sufficient and the arhat will then have to enter the bodhisattva path and progress through the ten levels to the final, complete buddhahood.

Those who practise Mahayana also renounce samsara and want to escape from it. But because they identify with all other beings in samsara, Mahayanists do not want merely personal liberation. Through their great concern for others, Mahayanists' all-motivating wish is to give complete happiness to all beings. They understand first that all beings in samsara—insects, devas and the rest—are equal in that they all want happiness and do not want suffering. They also perceive that none of these beings has the satisfaction of complete happiness. For this reason, they develop the great wish to take all beings out of suffering. This wish, which is also a kind of caitta, is called mahakarunika, "the great compassionate one." Mahayana practitioners realize that all beings in samsara, though they may have transitory happiness, do not have true, lasting, happiness.

The next wish, that of giving all beings the ultimate happiness of buddhahood is called mahamaitreya, "the great wish of active love." These wishes are stronger than the dissatisfaction of the Hinayana follower. Before this stage of aspiration is reached, there are many other practices that have to be developed so that Mahayanists can fully realize the suffering of beings.

At first they want to bring all beings to enlightenment without any help. This is called adicinta, "the first thought." Then, when they examine themselves to see if they have enough power to do so alone, they find that the same defilements that other beings have exist within themselves as well. Thus they try to find who does have the power to help others in this way. Through this they find that only a buddha can do so, and develop the wish to reach the buddha stage quickly. This is bodhicitta 12, "the mind dedicated to enlightenment."

When one has practised this a great deal, mahakarunika, mahamaitreya, adicinta and bodhicitta become part of the person's very nature. At this point the practitioner becomes a bodhisattva, though not yet an arya-bodhisattva—a very advanced bodhisattva, who has seen emptiness clearly. When the practitioner reaches the high state of a bodhisattva, all the devas pay respect. Once bodhicitta has arisen, the seed of Dharma will continue to grow whether the person is awake or asleep, and even very harmful karma can be prevented from ripening.

Usually, people can remove mental defilements only by meditation on emptiness. Bodhicitta makes meditation on emptiness much more powerful. When a soldier is fighting an enemy he needs to use his weapon, but he also needs to have good food; bodhicitta is like this food.

To reach the final goal we need two instruments: prajna (wisdom), and upaya (right means), which contains both compassion and compassionate activity. 13 Mahakarunika, mahamaitreya, adicinta and bodhicitta are all included in upaya. Prajna is seeing things as they really are. A bodhisattva must have both of these. Arhats, who have completed the Hinayana path, are out of samsara and have attained the lowest level of nirvana, are strong in prajna—in the realization of emptiness—but weak in upaya. They have compassion (karuna), but not the great compassion of mahakarunika. They have active love (maitri), but not mahamaitreya. The main difference between their path and that of the Mahayana is on the side of upaya. Eventually, arhats will have to develop it.

The Five Paths and the Ten Levels

There are five successive paths on which a bodhisattva develops:

    The path of accumulation (sambharamarga)
    The path of training or preparation (prayogamarga)
    The path of seeing (darshanamarga)
    The path of intense contemplation (bhavanamarga)
    The path of liberation or no more training(vimuktimarga)


When bodhicitta has been developed until it is natural and intrinsic, the bodhisattva has completely obtained the sambharamarga (which has lower levels before this point). Then many spiritual powers (rddhi) are attained, such as psychic power (mahabhijna), which enables the bodhisattva to know other people's thoughts, to know the past and future events of other beings' lives, to fly, to have multiple bodies, and so forth. A bodhisattva does not concentrate on these techniques specially to get a particular power; these powers come naturally. But the bodhisattva is able to put them to good use because these powers aid greatly in seeing the karma, spiritual development and potentialities of other beings, and whether or not they are in a state where they can be helped escape from samsara. The bodhisattva can see at which place beings can receive teachings from the buddhas and bodhisattvas in the various buddha-fields. 14 Many other virtues also accrue to the bodhisattva.

At this point the most important thing for the bodhisattvas is to meditate on emptiness, which is still not perceived clearly. When emptiness becomes clearer the second path, the path of training, is attained; this stage immediately precedes becoming an arya-bodhisattva.

Then, after much meditation, the feeling arises within the bodhisattva that the mind that meditates and emptiness are one, like water poured into water; (this feeling, though, is deceptive). This signifies the attainment of the path of seeing and the becoming of an arya-bodhisattva. Although the arya-bodhisattva still retains old karma as well as some defilements, no new karma is produced from this level of attainment onwards, and there is a great increase in psychic powers. For instance, the arya-bodhisattva begins obtaining the power to eradicate past karma and even deeper defilements. Because there are many different layers of avarana, they have to be removed one by one; as the psychic powers grow stronger, the bodhisattva can remove more and more layers.

Due to the first direct perception of emptiness on the path of seeing, the bodhisattva removes the first layer of obscuration of defilements (kleshavarana). The bodhisattva now has greater wisdom because there are fewer layers of defilements covering or hiding reality. On the first two paths, the obscurations are suppressed but are not truly eradicated and therefore they can still rise again. But on the path of seeing, one layer is actually removed forever. In all, there are ten layers of defilement-obscurations; they are like ten cloths which hide reality and have to be peeled or washed away. The practitioner removes the veils covering reality in the same way that one washes clothes, by using the strength of washing soap appropriate to the amount of dirt.

There are ten levels of arya-bodhisattva:

  1. The joyous (pramudita)
  2. The stainless (vimala)
  3. The light-maker (prabhakari)
  4. The radiant (arcishmati)
  5. The very hard to conquer (sudurjaya)
  6. The turning-toward (abhimukhi)
  7. The far-going (durangama)
  8. The unshakable (acala)
  9. The good mind (sadhumati)
  10. The cloud of dharma (dharmamegha)


" The joyous" level, pramudita, is reached on the path of seeing, and all the other nine on the path of intense contemplation. At each of the ten levels, the bodhisattva has increasingly greater virtue and has overcome more defilements. In several scriptures, the amount of increase in virtue is given for each level; at some levels the virtues are innumerable. All these levels are a connected stream. One layer of defilement-obscuration is removed at each of the first seven levels; at the eighth, "The unshakable," the remaining three are removed so that the bodhisattva is then free entirely from kleshavarana. With respect to the removal of defilements, the bodhisattva is equal with the lower arhats, but in terms of the virtue amassed through such practice, the bodhisattva is much higher. These defilements are all removed by meditation on emptiness; at the level of the unshakable there is particularly strong growth in the strength of this meditation on emptiness.

At the ninth level, "The good mind," the bodhisattva begins at last to remove the wisdom-obscuration— jneyavarana. This is very subtle and difficult to perceive. If we put some garlic or onion into a pot and then remove it, the smell still remains. In the same way, although the defilement has gone, this obscuration still remains. At the level of "good mind," the bodhisattva is out of samsara but the wisdom is not quite perfect. At this point the bodhisattva can recognize and begin to remove the only remaining factor obscuring reality: the wisdom-obscuration, Without the removal of the wisdom-obscuration, the bodhisattva cannot help beings to the extent that a fully enlightened buddha can. The degree to which we can help others depends on the depth of our own wisdom.

While defilement-obscuration is like a cut that gives pain, the wisdom-obscuration is like the painless scar that remains when the cut has healed but not finally disappeared. "The cloud of dharma" is the level immediately before buddhahood, on which the last traces of the wisdom-obscuration are taken away. The removal of obscurations is like removing increasingly fine and wispy veils. The development of greater spiritual power is like having stronger and stronger binoculars to see more and more clearly. At the buddha stage, all obscurations are gone. Even a small part of a buddha's mind can see all things clearly at the same time. If there is even a tiny cloud in the sky there is still a small shadow on the earth, but when this cloud has disappeared the sun can shine everywhere. At the level called "The cloud of dharma," the bodhisattva meditates on emptiness with perfect concentration. Although emptiness can be seen clearly and completely, the tenth level bodhisattva cannot perceive both emptiness and phenomena simultaneously; a buddha, however, can see both at the same time. Things are empty of independent self- existence, but they themselves are not emptiness. The moment this final trace of the wisdom-obscuration disappears, phenomenal existence and emptiness suddenly appear together. At this moment a buddha can see phenomenality and emptiness simultaneously, not only with eye-perception, but also with the other sense-perceptions. At the time of becoming a buddha, not only is knowledge of the deepest nature of everything attained, but also the final virtues of body—such as easily multiplying the body an infinite number of times—and speech—such as being able to give teachings to any being without difficulty.

The virtue of a buddha's speech is unlimited. If, for instance, a thousand people each ask a different question in a different language at the same time, a buddha, by saying just one word, can answer all their questions immediately. We do not have the inner power to do this kind of action because of our avaranas. In all, there are sixty-four virtues of a buddha's speech: sweetness, softness, an attraction that makes people want to listen, a quality that gives a feeling of peace to those who hear it, and so forth. The different virtues of the body, speech and mind of a buddha can be found throughout many different sutras, and are presented collectively in a work by Lama Tsongkhapa. 16

There are one hundred and twelve different virtues of a buddha's body. The duty of a buddha is to help sentient beings; if it is helpful, in one second he can multiply himself as many times as there are beings, or can manifest as any kind of being or object such as trees, water, and so on. The buddha performs this type of miraculous action always and only to help beings find release from samsara.

To receive such help, we must also contact the buddha from our own side. At night, when the moon is shining on the surface of a lake that is clear and smooth, the light can shine on all parts of it, but if the surface is disturbed or overgrown the moon cannot penetrate or be reflected; when it is smooth and clear, the moon is reflected clearly in it, the reflection being just like the moon in the sky. In the same way, the buddha's help goes out to all beings equally; it is the beings' receptivity that varies. We must, for our part, make contact with the buddha; if it were not necessary for us to act from our own side, the buddha would have already taken us all out of samsara. A buddha has the ultimate mahakarunika, so he would not leave beings in suffering if by his own efforts alone he were able to take them out of it. If you clap your left hand with your right, your left hand must be there to receive the blow, otherwise there is no sound.

Once all coverings are removed and the power of the virtue that has been built up is at its full height, there is nothing we cannot do. We can multiply our bodies infinitely and can give teachings on all levels, from the beginning of the path to the goal; the virtue of a buddha's mind is that even a small part of it knows the reality of everything. This buddha stage is the effect of many causes, achieved through an enormous amount of Dharma practice.

After the historical buddha, Shakyamuni, had finished his teaching on earth, all the beings there at the time who had the karma to see and hear him had done so, and so he went to continue his work in other realms. Although this form has disappeared, he can still help beings in other forms. Buddhas can take ordinary forms such as a friend, guru and so forth.

=================

Semoga membantu bro Johan3k
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 22 December 2011, 10:48:43 AM
perdebatan (saling menguji) dilakukan oleh kedua belah pihak, dan jika dua2nya mempertahankan pendapatnya masing2, maka bantah2an memang tidak terhindarkan. tapi hal ini pun bukanlah sesuatu yg buruk. dari bantah2an itu akan terkuak kebenaran, dan ini jelas bermanfaat bagi para pembaca. "saling bantu untuk memahami sesuatu", sepertinya tahap ini sudah lewat, dan sudah memasuki tahap berikutnya yaitu "bantah2an".

menurut saya, debat-debat-an bisa jadi salah satu upaya "penyelidikan dhamma" sebagai salah satu tujuh faktor menuju pencerahan.,
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 22 December 2011, 10:50:21 AM
Ikutan ah....untuk memperjelas masalahnya..

Didalam theread ini YM Choa sudah menyatakan bahwa muridnya aja sudah "arahat" dan beliau sendiri, YM Choa, adalah seorang "bodhisatva/mahasatva" tingkatan tinggi...dimana kalo arahat itu cuma tingkat setara demgan bodhisatva tingkat 5. jadi dapat dipastikan bahwa beliau sudah jauh diatas Arahat Kan?.... apakah krn sudah diatas arahat jd tidak pantas dipertanyakan?

CMIIW, dalam dasabhumi bodhisatva, savaka buddha di-kategori-kan sebagai bodhisatva tingkat ke-7...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 22 December 2011, 10:50:50 AM
ayo mulai
sorry, can't repeat kama action within 720 hours...  ;D ;D
entar ingetin lagi yah kalo ane utang satu +...  :)) :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 22 December 2011, 10:54:30 AM
CMIIW, dalam dasabhumi bodhisatva, savaka buddha di-kategori-kan sebagai bodhisatva tingkat ke-7...

Iya saya salah soal level itu.. kalo baca diatas kayaknya level 7 ato 8 soalnya arahat masih harus menembus ato melenyapkan jneyavarana.... dimana level ini baru bisa ditembus kalo sudah level 9...

tetapi kayak tetap aja masih kurang kayaknya:

To reach the final goal we need two instruments: prajna (wisdom), and upaya (right means), which contains both compassion and compassionate activity. 13 Mahakarunika, mahamaitreya, adicinta and bodhicitta are all included in upaya. Prajna is seeing things as they really are. A bodhisattva must have both of these. Arhats, who have completed the Hinayana path, are out of samsara and have attained the lowest level of nirvana, are strong in prajna—in the realization of emptiness—but weak in upaya. They have compassion (karuna), but not the great compassion of mahakarunika. They have active love (maitri), but not mahamaitreya. The main difference between their path and that of the Mahayana is on the side of upaya. Eventually, arhats will have to develop it.



Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Jubah Emas on 22 December 2011, 10:59:35 AM
ini YM Choa-nya mana ya??? ora nongol2
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 22 December 2011, 11:05:57 AM
Iya saya salah soal level itu.. kalo baca diatas kayaknya level 7 ato 8 soalnya arahat masih harus menembus ato melenyapkan jneyavarana.... dimana level ini baru bisa ditembus kalo sudah level 9...

tetapi kayak tetap aja masih kurang kayaknya:

To reach the final goal we need two instruments: prajna (wisdom), and upaya (right means), which contains both compassion and compassionate activity. 13 Mahakarunika, mahamaitreya, adicinta and bodhicitta are all included in upaya. Prajna is seeing things as they really are. A bodhisattva must have both of these. Arhats, who have completed the Hinayana path, are out of samsara and have attained the lowest level of nirvana, are strong in prajna—in the realization of emptiness—but weak in upaya. They have compassion (karuna), but not the great compassion of mahakarunika. They have active love (maitri), but not mahamaitreya. The main difference between their path and that of the Mahayana is on the side of upaya. Eventually, arhats will have to develop it.

Lah memang savaka buddha (arahat siswa) dibedakan dengan pacceka buddha dan sammasambuddha. dan bagaimana proses / parami dalam pencapaian ketiga jenis buddha ini tentu-nya berbeda. Bahkan untuk bakal calon sammasambuddha sendiri dibedakan atas bakal buddha pannadhika, saddhadhika dan viriyadhika dan perbedaan kualitas 3 bakal buddha (bodhisatva) ini sendiri juga berbeda antara kombinasa panna, saddha dan viriya.

Pertanyaan TS ini adalah RETURN of ARHAT (sravaka, pracetya, samyak buddha)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 22 December 2011, 11:16:59 AM
Lah memang savaka buddha (arahat siswa) dibedakan dengan pacceka buddha dan sammasambuddha. dan bagaimana proses / parami dalam pencapaian ketiga jenis buddha ini tentu-nya berbeda. Bahkan untuk bakal calon sammasambuddha sendiri dibedakan atas bakal buddha pannadhika, saddhadhika dan viriyadhika dan perbedaan kualitas 3 bakal buddha (bodhisatva) ini sendiri juga berbeda antara kombinasa panna, saddha dan viriya.

Pertanyaan TS ini adalah RETURN of ARHAT (sravaka, pracetya, samyak buddha)

Untuk menjawab pertanyaan TS kan tregantung cara pandang yg mana, bukan?...

disini ada YM Choa. menyatakan bahwa murid beliau saja sudah arahat.... dan beliau sendiri sudah diatas arahat dan menyatakan diri sebagai bodhisattva tingkat tinggi dan sudah diatas arahat... karena beliau sudah merealisasikan dhamma dan arahat pada kehidupan yang lampau... dan boleh dikatakan bahwa beliau secara tersirat menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman beliau bahwa Arahat masih bisa terlahir lagi kalo mereka mau...

nah saya jelaskan itu untuk memperjelas saja....
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 22 December 2011, 11:22:19 AM
kok sepertinya meditasi kekosongan itu mirip dengan meditasi arupa jhana 3 yak(akincanayatna/kekosongan)??
dan menurut kanon pali, kekosongan masih dua tingkat dibawah nibbana... CMIIW
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 22 December 2011, 11:25:56 AM
kok sepertinya meditasi kekosongan itu mirip dengan meditasi arupa jhana 3 yak(akincanayatna/kekosongan)??
dan menurut kanon pali, kekosongan masih dua tingkat dibawah nibbana... CMIIW

Saya coba jelaskan ya apa yg saya pernah baca dan dengar.... kekosongan itu bisa dibagi menjadi:
- kekosongan rupa - ini kayak arupa brahma
- kekosongan nama - ini kalo tidak salah -asannasatta
- kekosongan nama - rupa --- ini adalah nibbana

mohon koreksi kalo salah

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 22 December 2011, 11:46:42 AM
Saya coba jelaskan ya apa yg saya pernah baca dan dengar.... kekosongan itu bisa dibagi menjadi:
- kekosongan rupa - ini kayak arupa brahma
- kekosongan nama - ini kalo tidak salah -asannasatta
- kekosongan nama - rupa --- ini adalah nibbana
mohon koreksi kalo salah

kekosongan nama-rupa = nibbana... lah para arahat yang masih hidup (yg belum meninggal dunia) itu dianggap apa ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: senbudha on 22 December 2011, 12:21:19 PM
Selama ini kt berdebat berdasarkan buku2 yg kt baca,tp apakah ada di antara kt yg sdh sanggup hidup serba susah spt di hutan,kuburan atau di desa terpencil?hanya sekedar menguji batin kt smp dimana daya tahannya,atau mencoba duduk dlm posisi teratai utk merasakan sensasi sakit yg menguji ketahanan?Apakah kt sdh mampu memberikan sesuatu yg berharga  dr kt utk menolong orang lain?apalagi KALO ORANG ITU YG KT tdk suka? Ingatlah tokoh2 suci yg ada dlm buku2 Budhist,semuanya pernah melewati HIDUP YG SANGAT MENDERITA utk mencapai BUAH.hanya orang yg telah melewati sebuah jalan yg bisa menceritakan keadaan jalan tersebut.Kt dikasih tahu,agar tahu keadaan jalan,tp blm jelas smp kt ada di jalan itu,merasakannya dan TAHU SENDIRI.Kt berterima kasih pd para suciwan Budhist yg telah menceritakan jalan itu agar kt lebih mempersiapkan diri.Jujur kukatakan,di antara kt,utk terlahir sbg manusia aja,sdh sgt susah.BUDHA GOTAMA memberitahukan pd mereka yg punya sdkt debu batin,ADA JALAN UTK MENHENTIKAN DERITA,maka itu memang ada jalannya.Mari kt jalankan semampu kt,kumpulkan dikit dm dikit pupuk kebajikan dan hidup sesuai sila budhist dlm setiap kehidupan,maka kt akan tahu jawaban itu.Bagi mereka yg BENAR2 dlm JALAN,mereka akan TAHU apa kuceritakan disini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 22 December 2011, 12:24:57 PM
Selama ini kt berdebat berdasarkan buku2 yg kt baca,tp apakah ada di antara kt yg sdh sanggup hidup serba susah spt di hutan,kuburan atau di desa terpencil?hanya sekedar menguji batin kt smp dimana daya tahannya,atau mencoba duduk dlm posisi teratai utk merasakan sensasi sakit yg menguji ketahanan?Apakah kt sdh mampu memberikan sesuatu yg berharga  dr kt utk menolong orang lain?apalagi KALO ORANG ITU YG KT tdk suka? Ingatlah tokoh2 suci yg ada dlm buku2 Budhist,semuanya pernah melewati HIDUP YG SANGAT MENDERITA utk mencapai BUAH.hanya orang yg telah melewati sebuah jalan yg bisa menceritakan keadaan jalan tersebut.Kt dikasih tahu,agar tahu keadaan jalan,tp blm jelas smp kt ada di jalan itu,merasakannya dan TAHU SENDIRI.Kt berterima kasih pd para suciwan Budhist yg telah menceritakan jalan itu agar kt lebih mempersiapkan diri.Jujur kukatakan,di antara kt,utk terlahir sbg manusia aja,sdh sgt susah.BUDHA GOTAMA memberitahukan pd mereka yg punya sdkt debu batin,ADA JALAN UTK MENHENTIKAN DERITA,maka itu memang ada jalannya.Mari kt jalankan semampu kt,kumpulkan dikit dm dikit pupuk kebajikan dan hidup sesuai sila budhist dlm setiap kehidupan,maka kt akan tahu jawaban itu.Bagi mereka yg BENAR2 dlm JALAN,mereka akan TAHU apa kuceritakan disini.

Buddha Gautama juga pernah "berdebat" dengan penganut ajaran lain, jika memang "menyebarkan dhamma" bisa di-sebut dengan berdebat.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 12:30:31 PM
Semua member dalam thread ini sudah mendapat "click" tanpa melihat bulunya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 12:56:52 PM
Permata asli akan bertahan terhadap segala ujian
Permata palsu digesek dikit langsung lenyap.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 22 December 2011, 01:18:32 PM
disini ada member Dhammacakka? coba konfirmasi ada arahat ga disana.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 22 December 2011, 02:24:26 PM
disini ada member Dhammacakka? coba konfirmasi ada arahat ga disana.

Arahat tidak la yau  ;D
adanya Bhikkhu Sangha  _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 22 December 2011, 02:31:52 PM
ini YM Choa-nya mana ya??? ora nongol2

berada di alam bodisatwa

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 22 December 2011, 03:58:38 PM
intisarinya terletak pada logika. Kita harus diskusi dengan logika yang benar. tapi logika ini harus berdiri diatas ketenangan, kedamaian, dan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih. Dengan demikian, logika akan dapat dicerna.
Logika? Baik, saya berikan logikanya.
1. Saya Theravadin <- Pakai kitab Pali
2. Kalau saya tidak sesuai kitab Pali, itu karena saya tidak picik, jadi pakai kitab lain.
3. Kalau orang lain tidak sesuai, berarti belum selevel.

Gampang 'kan jadi orang suci? Buktinya beberapa orang malah mendukung, termasuk anda sendiri. ;D

Spoiler: ShowHide
Mungkin anda tidak sadar, saya sengaja menggunakan logika PERSIS seperti dia, hanya saya perjelas lagi sehingga ketololannya terlihat jelas oleh orang-orang yang kurang peka alias bebal.

1. Saya Theravadin <- Pakai kitab Pali
2. Kalau saya tidak sesuai kitab Pali, itu karena saya tidak picik, jadi pakai kitab lain termasuk Alkitab + kitab Zeus.
3. Kalau orang lain tidak sesuai, berarti belum selevel.



Quote
empat kediaman luhur, yakni dhamma chariya, itulah yang harus diwujudkan, sebelum berbicara dengan logika. kegagalan menempatkan pikiran pada kediaman luhur tersebut, akan menimbulka kegagalan "saling memahami". kita tidak akan dpat memahami dia. dan dia tidak akan dapat memahami kita.
Yang saya tahu empat kediaman luhur adalah Brahmavihara, boleh dijelaskan apa 'dhamma chariya' itu?


Quote
berbicara masalah "apakah setelah parinibana terlahir lagi atau tidak" mungkin merupakan hal penting seperti ilmuwan zaman dulu yang membicarakan cara terbang ke bulan, tapi ketika diskusi telah berkesan seperti perslisihan yang tidak indah, berarti teori itu telah terlalu tinggi untuk dibicarakan. membicarakan dhamma yang lebih mudah dibuktikan adalh mungkin lebih berguna, seperti misalnya metta, karuna, muditta dan upekkha. Bila dia sudah terbukti dapat berdiam pada empat kediaman luhur tersebut, demikian pula dengan kita, maka dengan mudha terwujud kondisi "saling memahami".
Bung, jika memang itu tidak perlu dibicarakan, mengapa anda mengatakannya hanya kepada satu pihak? Seharusnya anda juga mengatakannya ke dia bahwa yang dikatakannya tidak bisa dibuktikan. Apakah anda bersikap berat sebelah hanya karena dia mengumbar 'pencapaiannya' di sini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 22 December 2011, 04:04:52 PM
Setuju dengan Kang Asep, terlepas benar atau tidaknya pengakuan saudara Choa sebagai seorang bodhisatva.  Jika tidak benar, biar saudara Choa yang menanggung akibat buruknya.

Tapi harap secara logika perlu kita ingat "apakah di dunia ini hanya ada satu bodhisatva maitreya dan tidak ada bodhisatva yang lain?"
Berarti seharusnya anda juga setuju ajaran Samyak Sambodhi bukanlah pencapaian tertinggi karena saya punya ajaran Zeus yang lebih tinggi. Setuju? Kalau anda tidak setuju, berarti anda tidak konsisten, dan ingatlah bahwa di dunia ini tidak hanya ada satu Bodhisatva. Pakailah logika! 
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 22 December 2011, 04:10:41 PM
dulu Buddha Gotama pernah dikatakan sombong saat sudah merealisasikan pencerahan agung
dan bertemu dengan seorang petapa, dan di tanya

apakah anda seorang manusia?
bukan jawab Buddha Gotama

apakah anda seorang deva?
bukan Jawab Buddha Gotama.

lalu orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini,
mengaku lebih mulia dari seorang deva sekalipun,

ada dua masalah
1, bisa jadi buddha Gotama memang sombong dan dia bukanlah semulia mahluk deva
2, ternyata dia mengatakan kebenaran, tetapi kesan yang di dapat si penanya pada saat itu
sunguh luar biasa arogan menyamakan diri bahkan mengklaim lebih tinggi dari deva

saya hanya mengatakan saya sudah mempraktekan dharma, dan merealisasikanya
pada kehidupan lampau

bisa jadi saya sakau, mabok, berhalusinasi, atau hanya punya kemampuan supra atauabhinna
so what?, take it eazy cerap, kalau tidak mampu mencerapnya angap angin lalu, ini hanya dunia maya
bagaimana jika yang saya katakan kebenaran??

btw, siapa yang bisa merealisasikan dhamma dan membuktikan dhamma, saya tunggu.

Sekarang saya balik bertanya, coba anda buktikan bahwa anda sudah mencapai sesuatu.


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 04:13:57 PM
 [at] Kainyin, sudahlah, YM sudah parinibbana. dari sekian banyak orang suci yg pernah berkunjung ke sini, YM Choa inilah yang paling cepat lulusnya dari sini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 22 December 2011, 04:21:38 PM
[at] Kainyin, sudahlah, YM sudah parinibbana. dari sekian banyak orang suci yg pernah berkunjung ke sini, YM Choa inilah yang paling cepat lulusnya dari sini.
sayang para kalyanamitta disini masih berkutat dalam samsara yang tidak berkesudahan  ;D ;D ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 22 December 2011, 04:28:11 PM
[at] Kainyin, sudahlah, YM sudah parinibbana. dari sekian banyak orang suci yg pernah berkunjung ke sini, YM Choa inilah yang paling cepat lulusnya dari sini.

Semoga "bertumimbal lahir" dengan sikap dan perilaku yang sudah berubah...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 22 December 2011, 04:34:02 PM
[at] Kainyin, sudahlah, YM sudah parinibbana. dari sekian banyak orang suci yg pernah berkunjung ke sini, YM Choa inilah yang paling cepat lulusnya dari sini.
Wah, prematur sekali! Saya tidak terima!

Lihat dari seluruh pertanyaan saya, belum satupun dijawab, masa' udah parinibbana?

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 22 December 2011, 04:41:08 PM
tenang saja...
beliau akan terlahir kembali menjadi samma sambuddha yang sepenuhnya tercerahkan di masa depan dengan nama baru..
tunggu saja kehadirannya..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 22 December 2011, 04:52:35 PM
Wah, prematur sekali! Saya tidak terima!

Lihat dari seluruh pertanyaan saya, belum satupun dijawab, masa' udah parinibbana?

[sammasambuddha]

*** berdiam diri *** (baca : pertanyaan anda termasuk pertanyaan yang dijawab dengan "berdiam diri")

[/sammasambuddha]

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 22 December 2011, 09:49:53 PM
Ikutan ah....untuk memperjelas masalahnya..

Didalam theread ini YM Choa sudah menyatakan bahwa muridnya aja sudah "arahat" dan beliau sendiri, YM Choa, adalah seorang "bodhisatva/mahasatva" tingkatan tinggi...dimana kalo arahat itu cuma tingkat setara demgan bodhisatva tingkat 5. jadi dapat dipastikan bahwa beliau sudah jauh diatas Arahat Kan?.... apakah krn sudah diatas arahat jd tidak pantas dipertanyakan?

mempertanyakan itu tidaklah salah. tapi ketika orang yang ditanya merasa bahwa pertanyaan itu berisi "keraguan" yang timbul dari kesalah fahaman, ini mungkin akan dirasakan sebagai suatu masalah.

pangeran sidharta telah mencapai penerangan sempurna, yakni kebuddhaan. . sebelum itu , beliau pernah menjadi murid beberapa pertapa. benarkah demikian? jika benar, maka bukankah ketika para pertapa itu belum mencapai kebudhaan, pangeran sidharta telah mendahului para guru itu. jadi, adakah sesuatu yang salah bila seseorang yang bukan arahat memiliki murid yang sudah arahat?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 22 December 2011, 10:00:14 PM
IMHO, hal bertanya juga bukanlah hal yg jelek, dan murid yg belajar harus rajin dan berani bertanya. Dan dari sederetan pertanyaan mudah2an terkuak kebenaran. dan ini jelas bermanfaat dalam pembelajaran sesuatu. Tapi saat ini gw belum mau bertanya di thread ini... supaya member2 tertentu lebih dapat menikmatin fasilitas di DC dan tidak terasa tertekan oleh pertanyaan2 tsb.

just curhat aja...

dalam logika, sebuah pertanyaan tidak pernah bernilai benar atau salah. tapi dalam etika dan estetika, sebuah pertanyaan bisa bernilai benar atau salah.

seperti misalnya, ketika ada seorang permpuan lewat di depan seorang pria, lalu pria itu tiba-tiba bertanya, "sis, apakah anda pelacur?" itu sekedar pertanyaan. secara logika tidak ada  yang salah. seharusnya perempuan itu hanya menjawab "ya" atau "bukan", tapi mengapa permpuan itu menjawab dengan tamparan. apa yang salah dengan pertanyaan itu?

ketika misalnya seseorang menceritakan pengalamannya "murid-murid saya telah mencapai arahat". lalu muncul pertanyaan, "kalau begitu anda seorang Buddha dong?" pertanyaan yang tidak bernilai benar atau salah secara logika ini mungkin menjengkelkan ketika diketahui pertanyaan tersebut muncul dari "ketergesa-gesaan penalaran".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 22 December 2011, 10:00:36 PM
mempertanyakan itu tidaklah salah. tapi ketika orang yang ditanya merasa bahwa pertanyaan itu berisi "keraguan" yang timbul dari kesalah fahaman, ini mungkin akan dirasakan sebagai suatu masalah.

pangeran sidharta telah mencapai penerangan sempurna, yakni kebuddhaan. . sebelum itu , beliau pernah menjadi murid beberapa pertapa. benarkah demikian? jika benar, maka bukankah ketika para pertapa itu belum mencapai kebudhaan, pangeran sidharta telah mendahului para guru itu. jadi, adakah sesuatu yang salah bila seseorang yang bukan arahat memiliki murid yang sudah arahat?
daripada anda cape2 buang energi membela pribadi guru arahat ini, bisakah anda fokus pada thread ini? apakah anda punya jawaban pada thread ini dan anda mempunyai sumber2 yang bisa dipercaya selain pengalaman guru arahat ini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 22 December 2011, 10:04:43 PM
Permata asli akan bertahan terhadap segala ujian
Permata palsu digesek dikit langsung lenyap.

jika bertahan, mungkin ada yang melenyapkan. jadi, sama saja.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 22 December 2011, 10:08:21 PM
Bung, jika memang itu tidak perlu dibicarakan, mengapa anda mengatakannya hanya kepada satu pihak? Seharusnya anda juga mengatakannya ke dia bahwa yang dikatakannya tidak bisa dibuktikan. Apakah anda bersikap berat sebelah hanya karena dia mengumbar 'pencapaiannya' di sini?

komentar diberikan hendaknya kepada siapa yang dianggap perlu untuk dikomentari. adapun seseorang yang tidak sedang dalam posisi membuktikan, tidak perlu dituntut untuk membuktikan apapun. apalagi, bila dia tidak berada di dalam ruang sidang pengadilan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 22 December 2011, 10:11:51 PM
daripada anda cape2 buang energi membela pribadi guru arahat ini, bisakah anda fokus pada thread ini? apakah anda punya jawaban pada thread ini dan anda mempunyai sumber2 yang bisa dipercaya selain pengalaman guru arahat ini?

apa yang dipertanyakan di thread ini, sudah dijawab.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 22 December 2011, 10:20:12 PM
dalam logika, sebuah pertanyaan tidak pernah bernilai benar atau salah. tapi dalam etika dan estetika, sebuah pertanyaan bisa bernilai benar atau salah.

seperti misalnya, ketika ada seorang permpuan lewat di depan seorang pria, lalu pria itu tiba-tiba bertanya, "sis, apakah anda pelacur?" itu sekedar pertanyaan. secara logika tidak ada  yang salah. seharusnya perempuan itu hanya menjawab "ya" atau "bukan", tapi mengapa permpuan itu menjawab dengan tamparan. apa yang salah dengan pertanyaan itu?

ketika misalnya seseorang menceritakan pengalamannya "murid-murid saya telah mencapai arahat". lalu muncul pertanyaan, "kalau begitu anda seorang Buddha dong?" pertanyaan yang tidak bernilai benar atau salah secara logika ini mungkin menjengkelkan ketika diketahui pertanyaan tersebut muncul dari "ketergesa-gesaan penalaran".
apakah seorang arahat atau buda atau bodisatwa masih bisa jengkel? kualitas seorang guru arahat, bodisatwa menurut anda seperti apa?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 10:24:08 PM
mempertanyakan itu tidaklah salah. tapi ketika orang yang ditanya merasa bahwa pertanyaan itu berisi "keraguan" yang timbul dari kesalah fahaman, ini mungkin akan dirasakan sebagai suatu masalah.

pangeran sidharta telah mencapai penerangan sempurna, yakni kebuddhaan. . sebelum itu , beliau pernah menjadi murid beberapa pertapa. benarkah demikian? jika benar, maka bukankah ketika para pertapa itu belum mencapai kebudhaan, pangeran sidharta telah mendahului para guru itu. jadi, adakah sesuatu yang salah bila seseorang yang bukan arahat memiliki murid yang sudah arahat?

Pangeran Siddhattha meninggalkan kedua gurunya dan mencapai Kebuddhaan setelah itu, bukan ketika belajar dari gurunya. jadi pada saat pencapaian Kebuddhaan, Sang Pangeran dalam status tidak memiliki guru. bukankah definisi Sammasambuddha itu adalah seorang yang mencapai Penerangan Sempurna dengan usaha sendiri, tanpa guru?

Faktanya adalah kedua guru itu sama sekali tidak mengajarkan cara untuk mencapai Kebuddhaan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 10:26:31 PM
jika bertahan, mungkin ada yang melenyapkan. jadi, sama saja.

jika ada yg bisa melenyapkan, maka yg melenyapkan itu adalah permata yg lebih asli dari permata yg dilenyapkan. sebuah permata asli tidak akan mengundang untuk dilenyapkan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 22 December 2011, 10:27:24 PM
apa yang dipertanyakan di thread ini, sudah dijawab.

dan jawaban itu adalah ...?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 22 December 2011, 10:36:07 PM
apakah seorang arahat atau buda atau bodisatwa masih bisa jengkel? kualitas seorang guru arahat, bodisatwa menurut anda seperti apa?

hal yang mengherankan, mengapa pertanyaan ini diajukan?

atau mungkin orang lain juga tidak mengerti, mengapa ada yang bertanya :

"mengapa pertanyaan ini diajukan? "

jika demikian persoalannya, maka apakah artinya?
Title: kenapa pertanyaan ditakutin ?
Post by: johan3000 on 22 December 2011, 10:37:33 PM
dalam logika, sebuah pertanyaan tidak pernah bernilai benar atau salah. tapi dalam etika dan estetika, sebuah pertanyaan bisa bernilai benar atau salah.

seperti misalnya, ketika ada seorang permpuan lewat di depan seorang pria, lalu pria itu tiba-tiba bertanya, "sis, apakah anda pelacur?" itu sekedar pertanyaan. secara logika tidak ada  yang salah. seharusnya perempuan itu hanya menjawab "ya" atau "bukan", tapi mengapa permpuan itu menjawab dengan tamparan. apa yang salah dengan pertanyaan itu?

ketika misalnya seseorang menceritakan pengalamannya "murid-murid saya telah mencapai arahat". lalu muncul pertanyaan, "kalau begitu anda seorang Buddha dong?" pertanyaan yang tidak bernilai benar atau salah secara logika ini mungkin menjengkelkan ketika diketahui pertanyaan tersebut muncul dari "ketergesa-gesaan penalaran".

sewaktu pria tsb menelusurin gang disebuah kampung yg banyak wisma2nya...dia pun bertanya pada wanita cantik tsb...

Qp : Apakah anda pelacur ?

Nahhh jawabnya pun bisa beraneka ragam....

Ac1 : Kalau elu punya duit goPekCheng, baru gw jawab...
Ac2 : Bukan, gw merawat burung yg sakit mulai dari harga goPekCheng per 30 menit.
Ac3 : apakah yg menyebabkan anda bertanya begitu ?
Ac4 : pelacur atau bukan, Hanya yg di ATAS yg tao.....
ac5 : kalau elu punya duit ceTiau... mari gw buktikan....
Ac6 : bapak butuh cepat dan yg padat, bisa deh gw bantu urus... mana duitnya!

sedangkan kosa kata : menjengkelkan
adalah tidak terdapat pada orang suci, arahat, maupun Buddha

kalau seseorang dgn mudah tersinggung dgn sebaris pertanyaan,
Nah, kwalitas org tsb yg PERLU DIPERTANYAKAN DULU.... :)) :)) :))

 _/\_ :P
thanks banget atas perhatian dari kang Asep



seorang cowok yg lagi mau tunangan masuk kesebuah toko berlian yg megah dikota tsb...

customer : Pak, perlihatkan cicin berlian utk tunangan yg paling mahal..
manager  : Silahkan pak, ini yg baru tiba dan yg paling keren...
customer : Bagaimana kalau gw tau ini berlian asli ? apakah boleh diuji ?
manager  : udah tentu....

customer ini pun mengeluarkan HAMMER siap utk menguji kekerasan berlian tsb.... 
   (siap2 utk memukulin berlian ini dgn PALU...hehehhee  :D)

nahhhh dapatkah berlian TAHAN DIUJI dgn HAMMER ? bolehkah berlian diuji dgn HAMMER ?
apakah berlian tahan diuji dgn segala macam ujian ?

itulah pertanyaannya...



YM : murid gw udah arahat
JO : isteri YM umur berapa ? terakhir kapan ?
YM :  :ngomel: :-t
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 22 December 2011, 11:06:13 PM
hal yang mengherankan, mengapa pertanyaan ini diajukan?

atau mungkin orang lain juga tidak mengerti, mengapa ada yang bertanya :

"mengapa pertanyaan ini diajukan? "

jika demikian persoalannya, maka apakah artinya?
bahkan pertanyaan sederhana saja susah ya jawabnya, ya sudahlah.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 05:48:50 AM
bahkan pertanyaan sederhana saja susah ya jawabnya, ya sudahlah.

sesama warga bandung 'jangan saling mendahului'  =))

dan jawaban itu adalah ...?

jangan-jangan kang asep Gurunya ym choa mahasatwa.
senang nih muncul penasehat baru, biar ramai ........

tapi sayang kurang 'hot'  : 8-}
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 06:01:04 AM
jika bertahan, mungkin ada yang melenyapkan. jadi, sama saja.

jawabanya tidak nyambung nih !  ???

saceng 'mode on'
bertahan dimana dan apanya ? siapa yang melenyapkan ? samanya dimana ?
saceng 'mode off'
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 06:18:32 AM
pangeran sidharta telah mencapai penerangan sempurna, yakni kebuddhaan. . sebelum itu , beliau pernah menjadi murid beberapa pertapa. benarkah demikian? jika benar, maka bukankah ketika para pertapa itu belum mencapai kebudhaan, pangeran sidharta telah mendahului para guru itu. jadi, adakah sesuatu yang salah bila seseorang yang bukan arahat memiliki murid yang sudah arahat?

sayang waktu itu petapa Gotama belum Arahat, masih status Bodhisatta.

secara umum, seorang murid lebih pintar dari guru, itu sudah biasa dan sampai sekarang masih berlaku.
(tetapi hal umum ini tidak berlaku bagi kualitas 'Sang Guru Samsambuddha')

sebenarnya penghuni DC senang munculnya 'ym choa mahluk mahasatwa' (ngakunya guru para arahat), karena menurut dhamma vinaya sudah langka mahluk demikian
makanya banyak mengajukan pertanyaan2, semoga bisa dapat pengetahuan dari ym choa, itu saja kok. :))

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 09:14:42 AM
komentar diberikan hendaknya kepada siapa yang dianggap perlu untuk dikomentari. adapun seseorang yang tidak sedang dalam posisi membuktikan, tidak perlu dituntut untuk membuktikan apapun. apalagi, bila dia tidak berada di dalam ruang sidang pengadilan.
Jadi menurut anda boleh bicara seenak perut asal bukan di ruang sidang? Boleh klaim apapun tanpa dasar dan bukti? Baiklah, tampaknya anda memang tidak tahu. Diskusi memang bisa saja bebas, tidak terlalu formal. Namun namanya diskusi, seseorang yang mengemukakan argumen harus bisa mempertanggung-jawabkannya, apakah dengan bukti, logika, ataupun sekadar referensi. Itu yang membedakan diskusi dengan gossip. Cara anda 'diskusi' itu tidak ada bedanya dengan gossip ibu-ibu di pasar, tidak perlu mempertanggung-jawabkan, tidak perlu mempertahankan argumen, tidak perlu membuktikan. Nah, jika demikian cara anda, silahkan lanjutkan, tapi saya pamit sebab saya tidak suka gossip.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 09:21:25 AM
Jadi menurut anda boleh bicara seenak perut asal bukan di ruang sidang? Boleh klaim apapun tanpa dasar dan bukti? Baiklah, tampaknya anda memang tidak tahu. Diskusi memang bisa saja bebas, tidak terlalu formal. Namun namanya diskusi, seseorang yang mengemukakan argumen harus bisa mempertanggung-jawabkannya, apakah dengan bukti, logika, ataupun sekadar referensi. Itu yang membedakan diskusi dengan gossip. Cara anda 'diskusi' itu tidak ada bedanya dengan gossip ibu-ibu di pasar, tidak perlu mempertanggung-jawabkan, tidak perlu mempertahankan argumen, tidak perlu membuktikan. Nah, jika demikian cara anda, silahkan lanjutkan, tapi saya pamit sebab saya tidak suka gossip.


sabar, bang. dalam setiap perdebatan panas, selalu bermunculan para cheerleader yg akan bersorak untuk kubunya masing2. tdk terkecuali di sini. tapi kita tidak melawan cheerleader, karena sementara kita sibuk mengurus cheerleader, lawan sesungguhnya malah melarikan diri.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 09:22:16 AM
aye mau ngaku, sebenernya aye ini maha arahat =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 09:29:11 AM
mempertanyakan itu tidaklah salah. tapi ketika orang yang ditanya merasa bahwa pertanyaan itu berisi "keraguan" yang timbul dari kesalah fahaman, ini mungkin akan dirasakan sebagai suatu masalah.

pangeran sidharta telah mencapai penerangan sempurna, yakni kebuddhaan. . sebelum itu , beliau pernah menjadi murid beberapa pertapa. benarkah demikian? jika benar, maka bukankah ketika para pertapa itu belum mencapai kebudhaan, pangeran sidharta telah mendahului para guru itu. jadi, adakah sesuatu yang salah bila seseorang yang bukan arahat memiliki murid yang sudah arahat?

Siddharta Gotama memang sebelum mencapai pencerahan belajar dengan dua guru... tetapi tetap setelah semua yg diketahui oleh gururnya sidharta melihat bahwa jalan tsb tidak membawa kearahan pencerahan atau apa yg dicari oleh Siddharta... oleh kerana itu beliau meninggalkan gurunya dan menjalani pertapaan keras.... jd anda sebut Siddharta saat itu sudah arahat..apakah yang anda katakan ini benar? kalo anda meyakini benar, mohon berikan rujukan/fakta/eviden atas pernyataan ini...

Siddharta mencapai pencerahan dengan usaha sendiri tanpa guru, itulah kenapa disebut sammasambuddha...beliau mencapai sammasambuddha bukan krn diajari oleh gurunya...

Sedangkan apa yang disampaikan oleh YM Choa adalah beliau pada kehidupan yang lampau sudah merealisasikan dhamma dan sudah merealisasikan arahat...dan terlahir kembali pada kehidupan ini, dan beliau menyatakan bahwa beliau sudah diatas kualitas arahat, dan beliau menjawab TS secara tersirat bahwa dengan pengalaman beliau (yg dulunya adalah arahat) masih bisa terlahir lagi ke dunia ini yang sekarang menjelma menjadi YM Choa...

Apakah anda membaca dengan teliti apa yg ditulis YM Choa?.... jd coba bandingkan antara kondisi Siddharta sebelum pencerahan dengan YM Choa sekarang.. apakah kondisinya sama?....
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 23 December 2011, 10:39:17 AM
aye mau ngaku, sebenernya aye ini maha arahat =))

kenapa bro yang satu ini tidak di-pertanya-kan ke-"arahat"-annya ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 10:50:58 AM
bicara tentang jumlah alam, ini saya tambahin 1 alam yang unik.

Alam Surga " Thien Fo Yen "

Spoiler: ShowHide


Setiap orang akan menyempurnakan realisasi Nurani nya pada kelahiran demi kelahiran selanjutnya sampai bisa merealisasikan Nurani nya sendiri secara sempurna. Karena kemajuan realisasi Nurani (sedikit atau banyak) tergantung pada penyesuaian kamma dirinya sendiri. Itulah sebabnya setiap orang perlukan satu kelahiran demi kelahiran berikutnya sampai kamma memungkinkan setiap orang itu merealisasikan secara sempurna kebenaran Nurani.

Oleh karena itu , atas welas asih dari Yang Kuasa Lao Mu / Whuang Mu, Aliran Thien Tao ada satu alam penciptaan tersendiri nama nya Thien Fo Yen.

Alam Thien Fo Yen itu untuk menampung umat Maitreya yang meninggal tetapi belum mencapai sempurna agar tidak masuk ke dalam Neraka atau terlahir ke alam-alam yang lain. Tujuan tidak masuk neraka atau tidak terlahir di alam-alam lain nya adalah agar kelangsungan membina Nurani bisa tersambung jika semua roh umat Maitreya tertampung di Thien Fo Yen.

Di Thien Fo Yen ada kelas pembinaan / kelas dharma secara roh / kelas review ulang kesalahan ada di mana, ada ruang pertobatan dan ada juga penjara roh , semua roh yang meninggal akan masuk ke Thien Fo Yen untuk menunggu dilahirkan kembali ke dunia dan bisa menyambung membina Kebenaran Nurani sebagai lanjutan sebelumnya.

Jadi setiap ada kematian dan lahir kembali , umat Maitreya , seperti keluar masuk alam Thien Fo Yen dan alam Dunia bolak balik sampai realisasi Nurani mencapai sempurna. Inilah kita sebut " Thien Pang Kwa Hau , Ti Fu Chou Ting. " artinya nama terdaftar di surga Thien Fo Yen dan nama di Neraka dihapus.

Jadi seseorang yang chiu tao , arwah nya atau Roh nya tidak berhubungan dengan Neraka lagi tetapi menjadi tanggung jawab para Entity suci Thien Tao.


ini yang menarik

Ruang kelas pembinaan

Di Alam Surga Thien Fo Yen ada ruang kelas pembinaan. Yang menarik adalah setiap roh yang masuk ke alam surga Thien Fo Yen dibagi berdasarkan level kesucian batin nya. kita ambil contoh level 1 sampai level 10.

Roh yang ada di ruang Dharma level 1 ternyata dibimbing oleh roh yang ada di level 2. sedangkan roh yang ada di level 2 dibimbing oleh roh yang ada di level 3 ..dan seterusnya.

Jadi Roh yang baru sampai di Thien Fo Yen akan menuju Ruang review , di sana semua tindakan yang menimbulkan trauma atau tindakan yang salah semua dikaji ulang di mana letak kesalahannya. Serta dikaji juga keberhasilan pencapaian apa saja dalam hidup sebelumnya.

Setelah melewati Ruang review , setiap Roh akan menuju Ruang Pertobatan , di sana Roh melakukan perenungan. Atau Roh di bawa masuk ke Ruang Penjara , jika terlalu berat tertutup Nurani nya.

Di Ruang Penjara , Roh menunggu karma baik nya matang untuk agar bisa melakukan penyucian jiwa. Setelah ada penyucian roh , roh baru bisa masuk ke Ruang pertobatan untuk merenung.

Setelah melewati Ruang Pertobatan , Roh masuk Ruang kelas dharma berdasarkan level kesucian batin , di sanalah level 1 dibimbing oleh level 2 dan 2 oleh 3 dan seterusnya.

Jadi kalo ada orang yang tidak paham merasa aneh kenapa ada Gelar kesucian misal nya ada gelar Ku Fo atau Phusa / Bodhisatva dan sebagainya diberikan kepada Roh umat Maitreya , itu adalah Gelar untuk Thien Fo Yen klasifikasinya. Gelar itu murni untuk intern Alam Thien Fo Yen saja.

Jadi semua Roh yang masuk Thien Fo Yen itu diberi gelar kesucian , artinya gelar itu sebenarnya adalah identifikasi level batin.

Semua Roh yang masuk diberi gelar, bahkan roh-roh yang berasal dari pengangkatan arwah , semua masuk ke Alam Thien Fo Yen dan diberi gelar sesuai dengan level kesucian batin nya.

Ada beberapa Level batin yang tidak masuk Ruang Dharma. misal nya ada gelar Shen Mu , Ta Tie , Shen Tie , Phusa , Ku Fo , Roh level ini termasuk anggota DPR Thien Fo Yen dan Gelar dibawah nya , misalnya cen cing , ciang cing , yen suai dan sebagainya sampai terendah ta sien , mereka ini termasuk Menteri Thien Fo Yen. Di bawahnya lagi ada sebagai pengurus dan penjaga Thien Fo Yen dan dibawah nya lagi semua masuk kelas dharma belajar dan juga mengajar level yg lebih rendah.

Mereka semua belajar sambil menunggu kesempatan kelahiran berikutnya. Kalo level papan atas bisa langsung menuju kelahiran berikut nya jika mau setelah melewati Ruang review.


ngaku nih, saya adalah salah satu roh pengajar di kelas level 10. sekarang lagi maen2 di dunia manusia untuk cari inspirasi.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 23 December 2011, 10:58:05 AM
bicara tentang jumlah alam, ini saya tambahin 1 alam yang unik.

Alam Surga " Thien Fo Yen "

Spoiler: ShowHide


Setiap orang akan menyempurnakan realisasi Nurani nya pada kelahiran demi kelahiran selanjutnya sampai bisa merealisasikan Nurani nya sendiri secara sempurna. Karena kemajuan realisasi Nurani (sedikit atau banyak) tergantung pada penyesuaian kamma dirinya sendiri. Itulah sebabnya setiap orang perlukan satu kelahiran demi kelahiran berikutnya sampai kamma memungkinkan setiap orang itu merealisasikan secara sempurna kebenaran Nurani.

Oleh karena itu , atas welas asih dari Yang Kuasa Lao Mu / Whuang Mu, Aliran Thien Tao ada satu alam penciptaan tersendiri nama nya Thien Fo Yen.

Alam Thien Fo Yen itu untuk menampung umat Maitreya yang meninggal tetapi belum mencapai sempurna agar tidak masuk ke dalam Neraka atau terlahir ke alam-alam yang lain. Tujuan tidak masuk neraka atau tidak terlahir di alam-alam lain nya adalah agar kelangsungan membina Nurani bisa tersambung jika semua roh umat Maitreya tertampung di Thien Fo Yen.

Di Thien Fo Yen ada kelas pembinaan / kelas dharma secara roh / kelas review ulang kesalahan ada di mana, ada ruang pertobatan dan ada juga penjara roh , semua roh yang meninggal akan masuk ke Thien Fo Yen untuk menunggu dilahirkan kembali ke dunia dan bisa menyambung membina Kebenaran Nurani sebagai lanjutan sebelumnya.

Jadi setiap ada kematian dan lahir kembali , umat Maitreya , seperti keluar masuk alam Thien Fo Yen dan alam Dunia bolak balik sampai realisasi Nurani mencapai sempurna. Inilah kita sebut " Thien Pang Kwa Hau , Ti Fu Chou Ting. " artinya nama terdaftar di surga Thien Fo Yen dan nama di Neraka dihapus.

Jadi seseorang yang chiu tao , arwah nya atau Roh nya tidak berhubungan dengan Neraka lagi tetapi menjadi tanggung jawab para Entity suci Thien Tao.


ini yang menarik

Ruang kelas pembinaan

Di Alam Surga Thien Fo Yen ada ruang kelas pembinaan. Yang menarik adalah setiap roh yang masuk ke alam surga Thien Fo Yen dibagi berdasarkan level kesucian batin nya. kita ambil contoh level 1 sampai level 10.

Roh yang ada di ruang Dharma level 1 ternyata dibimbing oleh roh yang ada di level 2. sedangkan roh yang ada di level 2 dibimbing oleh roh yang ada di level 3 ..dan seterusnya.

Jadi Roh yang baru sampai di Thien Fo Yen akan menuju Ruang review , di sana semua tindakan yang menimbulkan trauma atau tindakan yang salah semua dikaji ulang di mana letak kesalahannya. Serta dikaji juga keberhasilan pencapaian apa saja dalam hidup sebelumnya.

Setelah melewati Ruang review , setiap Roh akan menuju Ruang Pertobatan , di sana Roh melakukan perenungan. Atau Roh di bawa masuk ke Ruang Penjara , jika terlalu berat tertutup Nurani nya.

Di Ruang Penjara , Roh menunggu karma baik nya matang untuk agar bisa melakukan penyucian jiwa. Setelah ada penyucian roh , roh baru bisa masuk ke Ruang pertobatan untuk merenung.

Setelah melewati Ruang Pertobatan , Roh masuk Ruang kelas dharma berdasarkan level kesucian batin , di sanalah level 1 dibimbing oleh level 2 dan 2 oleh 3 dan seterusnya.

Jadi kalo ada orang yang tidak paham merasa aneh kenapa ada Gelar kesucian misal nya ada gelar Ku Fo atau Phusa / Bodhisatva dan sebagainya diberikan kepada Roh umat Maitreya , itu adalah Gelar untuk Thien Fo Yen klasifikasinya. Gelar itu murni untuk intern Alam Thien Fo Yen saja.

Jadi semua Roh yang masuk Thien Fo Yen itu diberi gelar kesucian , artinya gelar itu sebenarnya adalah identifikasi level batin.

Semua Roh yang masuk diberi gelar, bahkan roh-roh yang berasal dari pengangkatan arwah , semua masuk ke Alam Thien Fo Yen dan diberi gelar sesuai dengan level kesucian batin nya.

Ada beberapa Level batin yang tidak masuk Ruang Dharma. misal nya ada gelar Shen Mu , Ta Tie , Shen Tie , Phusa , Ku Fo , Roh level ini termasuk anggota DPR Thien Fo Yen dan Gelar dibawah nya , misalnya cen cing , ciang cing , yen suai dan sebagainya sampai terendah ta sien , mereka ini termasuk Menteri Thien Fo Yen. Di bawahnya lagi ada sebagai pengurus dan penjaga Thien Fo Yen dan dibawah nya lagi semua masuk kelas dharma belajar dan juga mengajar level yg lebih rendah.

Mereka semua belajar sambil menunggu kesempatan kelahiran berikutnya. Kalo level papan atas bisa langsung menuju kelahiran berikut nya jika mau setelah melewati Ruang review.


ngaku nih, saya adalah salah satu roh pengajar di kelas level 10. sekarang lagi maen2 di dunia manusia untuk cari inspirasi.

minta tolong donk... coba cari-in KIM JONG IL terlahir kagak di Thien Fo Yen ? Jika ada di Level berapa ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 10:58:41 AM
bicara tentang jumlah alam, ini saya tambahin 1 alam yang unik.

Alam Surga " Thien Fo Yen "

Spoiler: ShowHide


Setiap orang akan menyempurnakan realisasi Nurani nya pada kelahiran demi kelahiran selanjutnya sampai bisa merealisasikan Nurani nya sendiri secara sempurna. Karena kemajuan realisasi Nurani (sedikit atau banyak) tergantung pada penyesuaian kamma dirinya sendiri. Itulah sebabnya setiap orang perlukan satu kelahiran demi kelahiran berikutnya sampai kamma memungkinkan setiap orang itu merealisasikan secara sempurna kebenaran Nurani.

Oleh karena itu , atas welas asih dari Yang Kuasa Lao Mu / Whuang Mu, Aliran Thien Tao ada satu alam penciptaan tersendiri nama nya Thien Fo Yen.

Alam Thien Fo Yen itu untuk menampung umat Maitreya yang meninggal tetapi belum mencapai sempurna agar tidak masuk ke dalam Neraka atau terlahir ke alam-alam yang lain. Tujuan tidak masuk neraka atau tidak terlahir di alam-alam lain nya adalah agar kelangsungan membina Nurani bisa tersambung jika semua roh umat Maitreya tertampung di Thien Fo Yen.

Di Thien Fo Yen ada kelas pembinaan / kelas dharma secara roh / kelas review ulang kesalahan ada di mana, ada ruang pertobatan dan ada juga penjara roh , semua roh yang meninggal akan masuk ke Thien Fo Yen untuk menunggu dilahirkan kembali ke dunia dan bisa menyambung membina Kebenaran Nurani sebagai lanjutan sebelumnya.

Jadi setiap ada kematian dan lahir kembali , umat Maitreya , seperti keluar masuk alam Thien Fo Yen dan alam Dunia bolak balik sampai realisasi Nurani mencapai sempurna. Inilah kita sebut " Thien Pang Kwa Hau , Ti Fu Chou Ting. " artinya nama terdaftar di surga Thien Fo Yen dan nama di Neraka dihapus.

Jadi seseorang yang chiu tao , arwah nya atau Roh nya tidak berhubungan dengan Neraka lagi tetapi menjadi tanggung jawab para Entity suci Thien Tao.


ini yang menarik

Ruang kelas pembinaan

Di Alam Surga Thien Fo Yen ada ruang kelas pembinaan. Yang menarik adalah setiap roh yang masuk ke alam surga Thien Fo Yen dibagi berdasarkan level kesucian batin nya. kita ambil contoh level 1 sampai level 10.

Roh yang ada di ruang Dharma level 1 ternyata dibimbing oleh roh yang ada di level 2. sedangkan roh yang ada di level 2 dibimbing oleh roh yang ada di level 3 ..dan seterusnya.

Jadi Roh yang baru sampai di Thien Fo Yen akan menuju Ruang review , di sana semua tindakan yang menimbulkan trauma atau tindakan yang salah semua dikaji ulang di mana letak kesalahannya. Serta dikaji juga keberhasilan pencapaian apa saja dalam hidup sebelumnya.

Setelah melewati Ruang review , setiap Roh akan menuju Ruang Pertobatan , di sana Roh melakukan perenungan. Atau Roh di bawa masuk ke Ruang Penjara , jika terlalu berat tertutup Nurani nya.

Di Ruang Penjara , Roh menunggu karma baik nya matang untuk agar bisa melakukan penyucian jiwa. Setelah ada penyucian roh , roh baru bisa masuk ke Ruang pertobatan untuk merenung.

Setelah melewati Ruang Pertobatan , Roh masuk Ruang kelas dharma berdasarkan level kesucian batin , di sanalah level 1 dibimbing oleh level 2 dan 2 oleh 3 dan seterusnya.

Jadi kalo ada orang yang tidak paham merasa aneh kenapa ada Gelar kesucian misal nya ada gelar Ku Fo atau Phusa / Bodhisatva dan sebagainya diberikan kepada Roh umat Maitreya , itu adalah Gelar untuk Thien Fo Yen klasifikasinya. Gelar itu murni untuk intern Alam Thien Fo Yen saja.

Jadi semua Roh yang masuk Thien Fo Yen itu diberi gelar kesucian , artinya gelar itu sebenarnya adalah identifikasi level batin.

Semua Roh yang masuk diberi gelar, bahkan roh-roh yang berasal dari pengangkatan arwah , semua masuk ke Alam Thien Fo Yen dan diberi gelar sesuai dengan level kesucian batin nya.

Ada beberapa Level batin yang tidak masuk Ruang Dharma. misal nya ada gelar Shen Mu , Ta Tie , Shen Tie , Phusa , Ku Fo , Roh level ini termasuk anggota DPR Thien Fo Yen dan Gelar dibawah nya , misalnya cen cing , ciang cing , yen suai dan sebagainya sampai terendah ta sien , mereka ini termasuk Menteri Thien Fo Yen. Di bawahnya lagi ada sebagai pengurus dan penjaga Thien Fo Yen dan dibawah nya lagi semua masuk kelas dharma belajar dan juga mengajar level yg lebih rendah.

Mereka semua belajar sambil menunggu kesempatan kelahiran berikutnya. Kalo level papan atas bisa langsung menuju kelahiran berikut nya jika mau setelah melewati Ruang review.


ngaku nih, saya adalah salah satu roh pengajar di kelas level 10. sekarang lagi maen2 di dunia manusia untuk cari inspirasi.

I Kuan Tao lagi...hehehe
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 11:02:04 AM
minta tolong donk... coba cari-in KIM JONG IL terlahir kagak di Thien Fo Yen ? Jika ada di Level berapa ?

Kim Jong Il bukan nama waktu didaftar, pada 3 kehidupannya sebelumnya Kim telah didaftar dengan nama Tok Kheng Guan
jadi nama yang dipakai adalah nama waktu pertama kali mendaftar.
beliau ada di kelas 9 dan di jamin hanya dengan 2 kelahiran lagi akan mencapai tujuan akhir.

mau tanya siapa lagi?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 11:03:44 AM
I Kuan Tao lagi...hehehe

sembarangan  ??? , ini thien tao
Tao Maha Besar dari Maha Buddha Maha Tinggi, yang mengemban misi Lao Mu
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 11:04:54 AM
 :outoftopic: udah OOT hei....  :backtotopic:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 11:14:31 AM
:outoftopic: udah OOT hei....  :backtotopic:

 ;D ;D ;D

sedikit minyak untuk sumber api aja bro.

ok deh, back to topic.

so ini sudah halaman ke 29 masa belum ada kejelasan atas pertanyaan bro menyan
dari page 1 saya dah ikutin, dan sedikit penasaran. tapi kok jawaban yang ada masih ngambang. belum ada yang finalin.

so saya bantu TS ulangi pertanyaannya

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 11:17:06 AM
;D ;D ;D

sedikit minyak untuk sumber api aja bro.

ok deh, back to topic.

so ini sudah halaman ke 29 masa belum ada kejelasan atas pertanyaan bro menyan
dari page 1 saya dah ikutin, dan sedikit penasaran. tapi kok jawaban yang ada masih ngambang. belum ada yang finalin.

so saya bantu TS ulangi pertanyaannya

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi?

Jawabannya sudah ada cuma harus memilih pandangan yang mana itu saja...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 11:17:54 AM
kenapa bro yang satu ini tidak di-pertanya-kan ke-"arahat"-annya ?

buat apa? soalnya gue adalah seorang Sammasambuddha
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 11:20:19 AM
Jawabannya sudah ada cuma harus memilih pandangan yang mana itu saja...

ok, sepertinya harus spesifik.

dari pandangan theravada bagaimana?
dari pandangan mahayana bagaimana?
dari pandangan tantrayana bagaimana?
dari pandangan zen bagaimana?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 11:25:48 AM
Ini menurut pendapat pribadi ya....

Theravada --- setelah arahat tidak akan terlahir lagi...tidak ada lagi kondisi untuk makhluk tsb..
Mahayana/Tantraya --- setelah arahat masih bisa terlahir lagi untuk melanjutkan karir bodhisattva (coba cek saddharmapundarika sutra, dimana sariputra diramalkan akan mencapai samyak sambodhi dimasa depan)...

kalo zen saya tidak tahu...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 11:29:37 AM
Ini menurut pendapat pribadi ya....

Theravada --- setelah arahat tidak akan terlahir lagi...tidak ada lagi kondisi untuk makhluk tsb..
Mahayana/Tantraya --- setelah arahat masih bisa terlahir lagi untuk melanjutkan karir bodhisattva (coba cek saddharmapundarika sutra, dimana sariputra diramalkan akan mencapai samyak sambodhi dimasa depan)...

kalo zen saya tidak tahu...

Final Statement?

karena YM Choa yang juga mengaku Theravadin menyatakan berbeda.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 11:32:58 AM
Saya kira,
Untuk di theravada kaga ada sutta / penjelasan dari siddartha yang mengatakan tidak mungkin.
Tapi kalau di cross-check dengan penjelasan/teori dhamma lainnya,
dan berdasarkan asumsi pribadi, kelihatannya tidak mungkin.

Akan tetapi,
Seperti yang pernah disebut... bahwa lebih sering pertanyaan sejenis tersebut tidak dijawab.
dan mengingat... dalamnya pemikiran seorang sammasambuddha tidak bisa ditebak,
kelihatannya pertanyaan ini emang sungguh kaga layak untuk diasumsikan apa lagi oleh umat awam seperti gue.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 11:45:27 AM
Saya kira,
Untuk di theravada kaga ada sutta / penjelasan dari siddartha yang mengatakan tidak mungkin.
Tapi kalau di cross-check dengan penjelasan/teori yang lain dan berdasarkan asumsi pribadi, kelihatannya tidak mungkin.

Akan tetapi,
Seperti yang pernah disebut... bahwa lebih sering pertanyaan sejenis tersebut tidak dijawab.
dan mengingat... dalamnya pemikiran seorang sammasambuddha tidak bisa ditebak,
kelihatannya pertanyaan ini emang sungguh kaga layak untuk mengasumsikan apa lagi oleh umat awam seperti gue.

Sang Buddha menjelaskan itu sebagai padam, karena "muncul" dan "tidak muncul" tidak applicable untuk pertanyaan ini.

Muncul/terlahir kembali atau tidak muncul/tidak terlahir kembali hanya berlaku untuk sesuatu yg exist, di mana dari sesuatu yg dari ada menjadi ada (ini adalah paham eternalisme) atau sesuatu yg dari ada menjadi tidak ada (paham nihilistik), Sang Buddha menghindari kedua ekstrim ini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 11:49:11 AM
Sang Buddha menjelaskan itu sebagai padam,
karena "muncul" dan "tidak muncul" tidak applicable untuk pertanyaan ini.

Muncul/terlahir kembali atau tidak muncul/tidak terlahir kembali hanya berlaku untuk sesuatu yg exist,
di mana dari sesuatu yg dari ada menjadi ada (ini adalah paham eternalisme)
atau sesuatu yg dari ada menjadi tidak ada (paham nihilistik),

Sang Buddha menghindari kedua ekstrim ini.
Agak sedikit bingung...
antara eternal dan nihil..

exist akan tetapi tidak ada ?
tidak exist akan tetapi ada ?
semakin puyeng...  8-}

Gue tetap kembali ke asumsi awal yaitu...  tidak berasumsi.
atau ada yang bisa menjelaskan sehingga bisa dipahami ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 11:53:11 AM
Agak sedikit bingung...
antara eternal dan nihil..

exist akan tetapi tidak ada ?
tidak exist akan tetapi ada ?
semakin puyeng...  8-}

Gue tetap kembali ke asumsi awal yaitu...  tidak berasumsi.
atau ada yang bisa menjelaskan sehingga bisa dipahami ?

sesuatu yg exist yg dimaksudkan di sini adalah "atta", sejak awalnya "atta" ini memang tidak ada. sesuatu yg tidak ada bagaimana bisa dikatakan sebagai akan ada atau akan tidak ada?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 11:58:27 AM
sesuatu yg exist yg dimaksudkan di sini adalah "atta", sejak awalnya "atta" ini memang tidak ada. sesuatu yg tidak ada bagaimana bisa dikatakan sebagai akan ada atau akan tidak ada?
Ini namanya teknik muter-muter om... Irrelevant...

Buddhism mengakui ada yang namanya rebirth, ada yang namanya roda samsara, ada yang namanya kelahiran dan kematian.

Nah... yang menjadi pertanyaan awal kan...
Apakah bisa seseorang yang telah sadar memilih untuk Punabbhava (lahir kembali) ?

Kaga pernah juga dari awal kita berbicara mengenai atta.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 23 December 2011, 12:01:14 PM
Ini namanya teknik muter-muter om... Irrelevant...

Buddhism mengakui ada yang namanya rebirth, ada yang namanya roda samsara, ada yang namanya kelahiran dan kematian.

Nah... yang menjadi pertanyaan awal kan...
Apakah bisa seseorang yang telah sadar memilih untuk Punabbhava (lahir kembali) ?

Kaga pernah juga dari awal kita berbicara mengenai atta.

kalau masih ada bhava tanha, maka akan terlahir kembali, kalau tidak ada bhava tanha maka tidak ada terlahir kembali...
apakah arahat masih memiliki bhava tanha ? doktrin yang dikutip dari Pali Kanon menyatakan bahwa para arahat tidak memiliki bhava tanha lagi, jadi yah prosedurnya tidak ada kelahiran kembali lagi...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 12:01:53 PM
Ini namanya teknik muter-muter om... Irrelevant...

Buddhism mengakui ada yang namanya rebirth, ada yang namanya roda samsara, ada yang namanya kelahiran dan kematian.

Nah... yang menjadi pertanyaan awal kan...
Apakah bisa seseorang yang telah sadar memilih untuk Punabbhava (lahir kembali) ?

Kaga pernah juga dari awal kita berbicara mengenai atta.

ya saya hanya mencoba untuk menjelaskan sejauh apa yg bisa saya pahami,

seorang yg telah tercerahkan sudah tidak memiliki kemelekatan "atta" lagi, rebirth/samsara itu hanya untuk mereka yg masih terjebak dalam pandangan "atta"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 12:02:35 PM
kalau masih ada bhava tanha, maka akan terlahir kembali, kalau tidak ada bhava tanha maka tidak ada terlahir kembali...
apakah arahat masih memiliki bhava tanha ? doktrin yang dikutip dari Pali Kanon menyatakan bahwa para arahat tidak memiliki bhava tanha lagi, jadi yah prosedurnya tidak ada kelahiran kembali lagi...
ya saya hanya mencoba untuk menjelaskan sejauh apa yg bisa saya pahami,

seorang yg telah tercerahkan sudah tidak memiliki kemelekatan "atta" lagi, rebirth/samsara itu hanya untuk mereka yg masih terjebak dalam pandangan "atta"
Kalau dari teori ini... bukankah menjadi kejeblos ke nihilisme ?
*poof* end of story
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 23 December 2011, 12:05:18 PM
Kalau dari teori ini... bukankah menjadi kejeblos ke nihilisme ?
*poof* end of story

coba bahas-bahas doktrin guru nihilisme di jaman Buddha...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 12:06:41 PM
coba bahas-bahas doktrin guru nihilisme di jaman Buddha...
um... mungkin biar kaga bentrok ama istilah/term/definisi orang laen...
mungkin gw kaga pake istilah... nihilisme...

gue pake istilah "*poof* end of story",
so... what is nibbana ? end of story ? end of existence ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 12:09:35 PM
apakah arahat masih memiliki bhava tanha ?
doktrin yang dikutip dari Pali Kanon menyatakan bahwa para arahat tidak memiliki bhava tanha lagi
oh iya om...
boleh di quote sutta yang nge-doktrin...
biar asik dibahas bareng.

gue curiganya... tuh sutta isinya mirip kaya yang lain... menjelimet tuk dipahami...
seperti contoh: "tidak punya bhava tanha dan memiliki bhava tanha"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 12:11:09 PM
Quote from: http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_S%C4%81ma%C3%B1%C3%B1aphala_Sutta
23. ‘Ajita Kesakambalī berkata: “Baginda, tidak yang diberikan, dianugerahkan, dipersembahkan dalam pengorbanan, tidak ada buah atau akibat dari perbuatan baik atau buruk, tidak ada dunia ini atau dunia setelah ini, tidak ada ibu atau ayah, tidak ada makhluk yang muncul secara spontan,[22] tidak ada di dunia ini, petapa atau Brahmana yang telah mencapai, yang telah berlatih dengan sempurna, yang menyatakan dunia ini dan dunia setelah ini, telah mencapainya dengan pengetahuannya sendiri. Manusia ini tersusun dari empat unsur utama, dan ketika seseorang meninggal dunia, bagian tanah kembali ke tanah, bagian air kembali ke air, bagian api kembali ke api, bagian udara kembali ke udara, dan indria-indria menguap ke dalam ruang. Mereka menyertai mayat itu dengan empat pengangkut dan tandu sebagai yang ke lima, langkah kaki mereka terdengar hingga sejauh tanah-pemakaman. Di sana tulang-belulang memutih, pengorbanan berakhir dalam debu. Hanyalah gagasan si dungu untuk memberi: kata-kata dari mereka yang mengajarkan ajaran kelangsungan adalah kosong dan keliru. Si dungu dan sang bijaksana, saat hancurnya jasmani, akan hancur dan lenyap, tidak ada lagi setelah kematian.”’
24. ‘Demikianlah, Bhagavā, Ajita Kesakambalī, ketika ditanya tentang buah dari kehidupan tanpa rumah, menjelaskan ajaran pemusnahan kepadaku … [56] … Aku bangkit dan pergi.’
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 12:13:49 PM
kek lanjutan thread ini ;D

KEMANA API PADAM (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18117.0)

KEMANA API PADAM JILID 2 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19302.15)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 12:15:15 PM
Manusia ini tersusun dari empat unsur utama,
dan ketika seseorang meninggal dunia,
bagian tanah kembali ke tanah,
bagian air kembali ke air,
bagian api kembali ke api,
bagian udara kembali ke udara,
dan indria-indria menguap ke dalam ruang.


Kalau dari sini,
Kelihatannya melebur dengan alam.

Dengan kata lain,
Nibbana adalah proses bersatu dengan alam ?  :-?

Irrelevant -- bukan dhamma siddartha
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 12:19:30 PM
Kalau dari sini,
Kelihatannya melebur dengan alam.

Dengan kata lain,
Nibbana adalah proses bersatu dengan alam ?  :-?

itu adalah ajaran Ajita Kesakambali, bukan Ajaran Buddha. ajaran pemusnahan = nihilisme
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 12:20:56 PM
itu adalah ajaran Ajita Kesakambali, bukan Ajaran Buddha. ajaran pemusnahan = nihilisme
Lha... kalo gitu ngapaen di bawa... :hammer:
Tuh khan... jadi salah tangkep... :hammer:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 12:23:04 PM
Lha... kalo gitu ngapaen di bawa... :hammer:
Tuh khan... jadi salah tangkep... :hammer:

untuk menunjukkan perbedaan dengan asumsi ini

Kalau dari teori ini... bukankah menjadi kejeblos ke nihilisme ?
*poof* end of story
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 01:46:42 PM
um... mungkin biar kaga bentrok ama istilah/term/definisi orang laen...
mungkin gw kaga pake istilah... nihilisme...

gue pake istilah "*poof* end of story",
so... what is nibbana ? end of story ? end of existence ?
Are we exist, in the first place? Ataukah 'ada' hanyalah sebuah persepsi?

Bedanya Buddhisme dan nihilisme atau eternalisme adalah:
-Menurut Eternalisme/Nihilisme, 'aku' ada dan setelah meninggal/nibbana/fase tertentu, yang ada itu menjadi kekal atau hancur
-Menurut Buddhisme, bahkan sebelum mencapai nibbana pun, tidak ada 'aku', semua ini adalah kumpulan yang berproses dan berlangsung tanpa akhir. Proses ini tidak terlepas dari perubahan, tidak ada yang bisa dipertahankan, maka menyebabkan penderitaan. Nah, Buddhisme tidak mengajarkan 'aku kekal' ataupun 'aku hilang', namun mengajarkan dukkha dan akhir dari dukkha.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 02:33:40 PM
Siddharta Gotama memang sebelum mencapai pencerahan belajar dengan dua guru... tetapi tetap setelah semua yg diketahui oleh gururnya sidharta melihat bahwa jalan tsb tidak membawa kearahan pencerahan atau apa yg dicari oleh Siddharta... oleh kerana itu beliau meninggalkan gurunya dan menjalani pertapaan keras.... jd anda sebut Siddharta saat itu sudah arahat..apakah yang anda katakan ini benar? kalo anda meyakini benar, mohon berikan rujukan/fakta/eviden atas pernyataan ini...

Siddharta mencapai pencerahan dengan usaha sendiri tanpa guru, itulah kenapa disebut sammasambuddha...beliau mencapai sammasambuddha bukan krn diajari oleh gurunya...

Setiap term itu memiliki 8 kesatuan arti dan 10 kategori. salah satunya adalah tmpat dan tempo. jika ada orang menyatakan bahwa "SBY itu murid saya", maka baik subjek (sby) atau predikat (murid saya) itu memiliki 8 kesatuan arti yang salah satunya adalah "tempat dan tempo". Jika kemudian orang menafsirkan bahwa si pembuat pernyataan telah menyatakan bahwa "saat ini sby adalah murid dia", maka dia telah melakukan suatu penambahan kepada term orang lain. padahal orang lain itu belum menjelaskan tempo "saat ini", " masa lalu" atau "masa depan" dari masing-masing term.

demikian pula ketika ada orang mengatakan "murid saya telah menjadi arahat". itu tidak boleh terburu-buru ditafsirkan sebagai "saat ini", "masa lalu" maupun "masa depan". karena yang mengetahui "makna tempo" pada term sebuah pernyataan adalah orang yang membuat pernyataannya itu sendiri.

"Sang Buddha adalah murid seorang pertapa". membantah kebenaran proposisi ini dengan berargumen bahwa ketika sang buddha disebut "sang Buddha" adalah dalam kondisi sudah tidak berguru lagi kepada pertapa tersebut, menandakan bahwa pembantah tersbut telah menambahkan persepsinya kepada pernyataan orang lain, yakni menafsirkan sendiri term milik orang lain tanpa bertanya apa makna term tersebut kepada si pembuat pernyataan.

Quote

Sedangkan apa yang disampaikan oleh YM Choa adalah beliau pada kehidupan yang lampau sudah merealisasikan dhamma dan sudah merealisasikan arahat...dan terlahir kembali pada kehidupan ini, dan beliau menyatakan bahwa beliau sudah diatas kualitas arahat, dan beliau menjawab TS secara tersirat bahwa dengan pengalaman beliau (yg dulunya adalah arahat) masih bisa terlahir lagi ke dunia ini yang sekarang menjelma menjadi YM Choa...

lalu, apa yang salah dengan pernyataan tersebut?

apakah karena kita memiliki pengetahuan bahwa ciri-ciri dari arahat itu adalah begini dan begitu, lalu kemudian kita ingin menyelidiki, apakah dia itu memenuhi ciri-ciri arahat yang kita ketahui? apakah ini masalahnya?

Quote
Apakah anda membaca dengan teliti apa yg ditulis YM Choa?.... jd coba bandingkan antara kondisi Siddharta sebelum pencerahan dengan YM Choa sekarang.. apakah kondisinya sama?....

hanya melihat dari halaman trakhir diskusi, yang tampak terlihat jelas kesalahan fahaman, atau mis komunikasi.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 02:37:34 PM
Setiap term itu memiliki 8 kesatuan arti dan 10 kategori. salah satunya adalah tmpat dan tempo. jika ada orang menyatakan bahwa "SBY itu murid saya", maka baik subjek (sby) atau predikat (murid saya) itu memiliki 8 kesatuan arti yang salah satunya adalah "tempat dan tempo". Jika kemudian orang menafsirkan bahwa si pembuat pernyataan telah menyatakan bahwa "saat ini sby adalah murid dia", maka dia telah melakukan suatu penambahan kepada term orang lain. padahal orang lain itu belum menjelaskan tempo "saat ini", " masa lalu" atau "masa depan" dari masing-masing term.

demikian pula ketika ada orang mengatakan "murid saya telah menjadi arahat". itu tidak boleh terburu-buru ditafsirkan sebagai "saat ini", "masa lalu" maupun "masa depan". karena yang mengetahui "makna tempo" pada term sebuah pernyataan adalah orang yang membuat pernyataannya itu sendiri.

"Sang Buddha adalah murid seorang pertapa". membantah kebenaran proposisi ini dengan berargumen bahwa ketika sang buddha disebut "sang Buddha" adalah dalam kondisi sudah tidak berguru lagi kepada pertapa tersebut, menandakan bahwa pembantah tersbut telah menambahkan persepsinya kepada pernyataan orang lain, yakni menafsirkan sendiri term milik orang lain tanpa bertanya apa makna term tersebut kepada si pembuat pernyataan.

lalu, apa yang salah dengan pernyataan tersebut?

apakah karena kita memiliki pengetahuan bahwa ciri-ciri dari arahat itu adalah begini dan begitu, lalu kemudian kita ingin menyelidiki, apakah dia itu memenuhi ciri-ciri arahat yang kita ketahui? apakah ini masalahnya?


Seseorang pada masa kecilnya pernah belajar musik, kemudian setelah menyelesaikan pendidikan formal ia berhasil menjadi seorang dokter, dalam bahasa umum sehari2, apakah "dalam hal kedokterannya" si dokter ini akan mengakui si guru musik sebagai gurunya?

Quote

hanya melihat dari halaman trakhir diskusi, yang tampak terlihat jelas kesalahan fahaman, atau mis komunikasi.


setelah berhari2 anda sepertinya tetap tidak mau membaca dari awal agar dapat menilai secara objektik. oleh karena itu, saya meragukan kapasitas anda sebagai juri di sini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 02:46:10 PM

lalu, apa yang salah dengan pernyataan tersebut?

apakah karena kita memiliki pengetahuan bahwa ciri-ciri dari arahat itu adalah begini dan begitu, lalu kemudian kita ingin menyelidiki, apakah dia itu memenuhi ciri-ciri arahat yang kita ketahui? apakah ini masalahnya?


Penyataan tersebut tidak ada yg salah... tp YM Choa bilang beliau juga theravadin... jd seharusnya pengalamannya sejalan dengan sutta-sutta yang ada.. krn saya dan teman2 disini belum pernah merealisasikan dhamma tersebut maka timbul banyak pertanyaan krn ada perbedaan pandangan dengan sutta-sutta yang ada, dan juag pengen tau dan belajar kecuali kalo YM Choa mengatakab bahwa sutta-sutta itu tidak benar dan pengalaman beliau lah yang benar, maka ya sudah tidak ada yg perlu di tanyakan lagi...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 23 December 2011, 02:46:39 PM
Setiap term itu memiliki 8 kesatuan arti dan 10 kategori. salah satunya adalah tmpat dan tempo. jika ada orang menyatakan bahwa "SBY itu murid saya", maka baik subjek (sby) atau predikat (murid saya) itu memiliki 8 kesatuan arti yang salah satunya adalah "tempat dan tempo". Jika kemudian orang menafsirkan bahwa si pembuat pernyataan telah menyatakan bahwa "saat ini sby adalah murid dia", maka dia telah melakukan suatu penambahan kepada term orang lain. padahal orang lain itu belum menjelaskan tempo "saat ini", " masa lalu" atau "masa depan" dari masing-masing term.

demikian pula ketika ada orang mengatakan "murid saya telah menjadi arahat". itu tidak boleh terburu-buru ditafsirkan sebagai "saat ini", "masa lalu" maupun "masa depan". karena yang mengetahui "makna tempo" pada term sebuah pernyataan adalah orang yang membuat pernyataannya itu sendiri.


wuah... mempertahankan pendapat-nya sampai tahap seperti ini... salut-salut...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 02:47:34 PM
Jadi menurut anda boleh bicara seenak perut asal bukan di ruang sidang? Boleh klaim apapun tanpa dasar dan bukti? Baiklah, tampaknya anda memang tidak tahu. Diskusi memang bisa saja bebas, tidak terlalu formal. Namun namanya diskusi, seseorang yang mengemukakan argumen harus bisa mempertanggung-jawabkannya, apakah dengan bukti, logika, ataupun sekadar referensi. Itu yang membedakan diskusi dengan gossip. Cara anda 'diskusi' itu tidak ada bedanya dengan gossip ibu-ibu di pasar, tidak perlu mempertanggung-jawabkan, tidak perlu mempertahankan argumen, tidak perlu membuktikan. Nah, jika demikian cara anda, silahkan lanjutkan, tapi saya pamit sebab saya tidak suka gossip.

inilah hal yang membuat diskusi yang berat dan tidak menyenangkan. kerena, apabila segala perkataan harus dibuktikan kebenarannya, harus dipertanggung jawabkan di depan kawan diskusi yang terus menerus mencari "titik salah" dari pernyataan orang lain, maka pertanggung jawaban itu menjadi tidak mungkin. kenapa? karena setiap pernyataan akhirnya harus diurai sampai kepada detail yang terkecil yang disebut dengan "atom-atom logic". energi membutuhkan energi yang besar dan melelahkan. setelah atom-atom logic itu ditemukan, ia akan sampai kepada faktor x, yakni sesuatu yang melampaui nalar. "apa yang ada" ketika ditelusuri hingga faktor x, maka ia menjadi "tidak ada". apa yang tidak ada, ketika ditelusuri hingga faktor x, maka ia menjadi ada. sesuatu yang benar, sesampainya di faktor x, ia menjadi salah. demikian pula sebaliknya.

petanyaan yang bajik diajukan untuk mengetahui sebuah jawaban dan tidak berasal dari suatu kesimpulan bahwa orang lain telah membuat sebuah pernyataan yang salah dan akan terbukti kesalahannya oleh serangan pertanyaan yang bertubi-tubi. ini disebut "bertanya untuk menjatuhkan". Pertanyaan yang bajik itu berasal dari seseorang yang terdesak oleh suatu masalah sperti terdesaknya dia oleh rasa sakit, "apakah obat yang bisa meredakan rasa sakitku ini?" ketika orang lain menjelaskan, maka ia tidak mendebat dengan cara yang tidak menyenangkan. ia hanya mempertimbangkan, apakah jawaban orang lain itu dapat dipercaya ataukah tidak. bila tidak, ia akan bertanya kepada orang lainnya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 02:50:25 PM
setelah berhari2 anda sepertinya tetap tidak mau membaca dari awal agar dapat menilai secara objektik. oleh karena itu, saya meragukan kapasitas anda sebagai juri di sini.

jadi penasehat yang tidak punya kapasitas
apa yang di bicarakan juga tidak nyambung.  ::) 
 
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 02:52:37 PM
inilah hal yang membuat diskusi yang berat dan tidak menyenangkan. kerena, apabila segala perkataan harus dibuktikan kebenarannya, harus dipertanggung jawabkan di depan kawan diskusi yang terus menerus mencari "titik salah" dari pernyataan orang lain, maka pertanggung jawaban itu menjadi tidak mungkin. kenapa? karena setiap pernyataan akhirnya harus diurai sampai kepada detail yang terkecil yang disebut dengan "atom-atom logic". energi membutuhkan energi yang besar dan melelahkan. setelah atom-atom logic itu ditemukan, ia akan sampai kepada faktor x, yakni sesuatu yang melampaui nalar. "apa yang ada" ketika ditelusuri hingga faktor x, maka ia menjadi "tidak ada". apa yang tidak ada, ketika ditelusuri hingga faktor x, maka ia menjadi ada. sesuatu yang benar, sesampainya di faktor x, ia menjadi salah. demikian pula sebaliknya.


bingung  ???
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 02:57:16 PM
Penyataan tersebut tidak ada yg salah... tp YM Choa bilang beliau juga theravadin... jd seharusnya pengalamannya sejalan dengan sutta-sutta yang ada.. krn saya dan teman2 disini belum pernah merealisasikan dhamma tersebut maka timbul banyak pertanyaan krn ada perbedaan pandangan dengan sutta-sutta yang ada, dan juag pengen tau dan belajar kecuali kalo YM Choa mengatakab bahwa sutta-sutta itu tidak benar dan pengalaman beliau lah yang benar, maka ya sudah tidak ada yg perlu di tanyakan lagi...

berarti kita ingin menguji kesesuaian antara sutta-sutta dengan pengalaman orang itu. begitu ya?

tampaknya sejak kemarin sudah dapat disimpulkan dengan baik bahwa pengalaman dia itu tidak sesuai dengan sutta-sutta yang dipercaya kaum theravada di sini. itu saja kan? bahkan kita bisa menyimpulkan bahwa kemungkinan orang itu hanya berhalusinasi, kalau kita ingin menyimpulkannya demikian. apakah lagi yang harus dipermasalahkan? masalah terjadi, mungkin ketika kita sangat mengharapkan bahwa dia mengakui dirinya bersalah. sebagaimana yang terlihat di dalam jalannya diskusi, pretanyaan-pertanyaan yang diajukan itu spertinya mendesak agar orang itu mengakui ssuatu. akan tetapi, orang itu juga tidak dapat mengakuinya karena tampaknya tidak mrasa seperti yang dituduhkan kepadanya. inilah tampaknya yang menjadi masalah.



Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 23 December 2011, 02:58:55 PM
inilah hal yang membuat diskusi yang berat dan tidak menyenangkan. kerena, apabila segala perkataan harus dibuktikan kebenarannya, harus dipertanggung jawabkan di depan kawan diskusi yang terus menerus mencari "titik salah" dari pernyataan orang lain, maka pertanggung jawaban itu menjadi tidak mungkin. kenapa? karena setiap pernyataan akhirnya harus diurai sampai kepada detail yang terkecil yang disebut dengan "atom-atom logic". energi membutuhkan energi yang besar dan melelahkan. setelah atom-atom logic itu ditemukan, ia akan sampai kepada faktor x, yakni sesuatu yang melampaui nalar. "apa yang ada" ketika ditelusuri hingga faktor x, maka ia menjadi "tidak ada". apa yang tidak ada, ketika ditelusuri hingga faktor x, maka ia menjadi ada. sesuatu yang benar, sesampainya di faktor x, ia menjadi salah. demikian pula sebaliknya.

petanyaan yang bajik diajukan untuk mengetahui sebuah jawaban dan tidak berasal dari suatu kesimpulan bahwa orang lain telah membuat sebuah pernyataan yang salah dan akan terbukti kesalahannya oleh serangan pertanyaan yang bertubi-tubi. ini disebut "bertanya untuk menjatuhkan". Pertanyaan yang bajik itu berasal dari seseorang yang terdesak oleh suatu masalah sperti terdesaknya dia oleh rasa sakit, "apakah obat yang bisa meredakan rasa sakitku ini?" ketika orang lain menjelaskan, maka ia tidak mendebat dengan cara yang tidak menyenangkan. ia hanya mempertimbangkan, apakah jawaban orang lain itu dapat dipercaya ataukah tidak. bila tidak, ia akan bertanya kepada orang lainnya.

seperti kang asep yang mencoba "membela" argumen tertentu sampai kepada atom atom logic.

contohnya :
Setiap term itu memiliki 8 kesatuan arti dan 10 kategori. salah satunya adalah tmpat dan tempo. jika ada orang menyatakan bahwa "SBY itu murid saya", maka baik subjek (sby) atau predikat (murid saya) itu memiliki 8 kesatuan arti yang salah satunya adalah "tempat dan tempo". Jika kemudian orang menafsirkan bahwa si pembuat pernyataan telah menyatakan bahwa "saat ini sby adalah murid dia", maka dia telah melakukan suatu penambahan kepada term orang lain. padahal orang lain itu belum menjelaskan tempo "saat ini", " masa lalu" atau "masa depan" dari masing-masing term.

demikian pula ketika ada orang mengatakan "murid saya telah menjadi arahat". itu tidak boleh terburu-buru ditafsirkan sebagai "saat ini", "masa lalu" maupun "masa depan". karena yang mengetahui "makna tempo" pada term sebuah pernyataan adalah orang yang membuat pernyataannya itu sendiri.

"Sang Buddha adalah murid seorang pertapa". membantah kebenaran proposisi ini dengan berargumen bahwa ketika sang buddha disebut "sang Buddha" adalah dalam kondisi sudah tidak berguru lagi kepada pertapa tersebut, menandakan bahwa pembantah tersbut telah menambahkan persepsinya kepada pernyataan orang lain, yakni menafsirkan sendiri term milik orang lain tanpa bertanya apa makna term tersebut kepada si pembuat pernyataan.


pernyataan dari member CHOA bahwa ada muridnya yg menjadi Arahat, menurut kang asep ditafsirkan sebagai apa ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 03:04:58 PM
seperti kang asep yang mencoba "membela" argumen tertentu sampai kepada atom atom logic.

semua boleh menjelaskan pendapatnya sampai kepada atom-atom logic. Tapi semua akan menjadi tidak mungkin dan hanya akan mmbuang-buang energi apabila logika tidak tegak di atas ketenangan, kedamaian dan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih. karena untuk dapat melihat dhamma secara lebih mendalam dan terperinci dibutuhkan konsentrasi dan ketenangan, demikian pula untuk bisa sampai kepada atom-atom logic. tidak ada hal lain yang diharapkan dari komentar-komentar ini kecuali harapan "umat bisa menjalin komunikasi" dengan cara yang lebih baik.

Quote
contohnya :
pernyataan dari member CHOA bahwa ada muridnya yg menjadi Arahat, menurut kang asep ditafsirkan sebagai apa ?

ditafsirkan sebagai kemungkinan, yakni mungkin salah atau mungkin benar.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 03:07:34 PM
berarti kita ingin menguji kesesuaian antara sutta-sutta dengan pengalaman orang itu. begitu ya?

tampaknya sejak kemarin sudah dapat disimpulkan dengan baik bahwa pengalaman dia itu tidak sesuai dengan sutta-sutta yang dipercaya kaum theravada di sini. itu saja kan? bahkan kita bisa menyimpulkan bahwa kemungkinan orang itu hanya berhalusinasi, kalau kita ingin menyimpulkannya demikian. apakah lagi yang harus dipermasalahkan? masalah terjadi, mungkin ketika kita sangat mengharapkan bahwa dia mengakui dirinya bersalah. sebagaimana yang terlihat di dalam jalannya diskusi, pretanyaan-pertanyaan yang diajukan itu spertinya mendesak agar orang itu mengakui ssuatu. akan tetapi, orang itu juga tidak dapat mengakuinya karena tampaknya tidak mrasa seperti yang dituduhkan kepadanya. inilah tampaknya yang menjadi masalah.





iya memang diuji apakah benar seperti yg terulis di sutta,,,dan sudah dapat disimpulkan bahwa pengalaman YM Choa tidak sesuai dengan sutta.. makanya ada, indra, yang menanyakan apakah beliau itu menganut bodhisattva (mahayana) atau bodhisatta (theravada).... tetapi hal ini tidak pernah dijawab...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 03:09:36 PM
iya memang diuji apakah benar seperti yg terulis di sutta,,,dan sudah dapat disimpulkan bahwa pengalaman YM Choa tidak sesuai dengan YM Choa.. makanya ada, indra, yang menanyakan apakah beliau itu menganut bodhisattva (mahayana) atau bodhisatta (theravada).... tetapi hal ini tidak pernah dijawab...

berarti sebenarnya sudah selesai urusan. semua sudah jelas. kemudian, apakah lagi yang dipermsalahkan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 03:14:17 PM
 ;D
berarti sebenarnya sudah selesai urusan. semua sudah jelas. kemudian, apakah lagi yang dipermsalahkan?

Kalo saya sendiri tidak mempermasalahkan... yang saya tulis itu cuma untuk memperjelas saja.. apakah saya ada menanyakan ke YM Choa?... yang saya reply semua adalah postingan kang_Asep...  ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 03:15:12 PM
bingung  ???

demikianlah sifat dari faktor x tersebut. ia adalah sesuatu yang membingungkan, bila dicoba difahami olh pikiran. faktor x ini tidak dapt dijangkau oleh fikiran, hanya dapat disentuh oleh kesadaran.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 03:16:59 PM
;D
Kalo saya sendiri tidak mempermasalahkan... yang saya tulis itu cuma untuk memperjelas saja.. apakah saya ada menanyakan ke YM Choa?... yang saya reply semua adalah postingan kang_Asep...  ;D

dan pertanyaan yang diajukan sebelumnya, tidak ditujukan kepada seorang pribadi, tapi berlaku umum, ditujukan kepada sema mmber yang aktif di thread ini. adapun postingan yang dikutip hanyalah sebagai inspirator dari pertanyaan tersebut.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 03:17:16 PM
sebaiknya kalaian para arahat lebih bersabar lagi dalam menjamu tamu sehingga tidak terjadi guru2 para arahat yang muncul lalu dalam sekejap hilang lagi.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 03:23:15 PM
sebaiknya kalaian para arahat lebih bersabar lagi dalam menjamu tamu sehingga tidak terjadi guru2 para arahat yang muncul lalu dalam sekejap hilang lagi.

betul juga, belum apa2 maen bantai aja nih.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 03:24:18 PM
Setiap term itu memiliki 8 kesatuan arti dan 10 kategori. salah satunya adalah tmpat dan tempo. jika ada orang menyatakan bahwa "SBY itu murid saya", maka baik subjek (sby) atau predikat (murid saya) itu memiliki 8 kesatuan arti yang salah satunya adalah "tempat dan tempo". Jika kemudian orang menafsirkan bahwa si pembuat pernyataan telah menyatakan bahwa "saat ini sby adalah murid dia", maka dia telah melakukan suatu penambahan kepada term orang lain. padahal orang lain itu belum menjelaskan tempo "saat ini", " masa lalu" atau "masa depan" dari masing-masing term.
Tergantung kata dan penggunaannya, tidak semua harus memiliki kedelapan makna tersebut, terutama jika makna dari kata tersebut telah menjelaskannya. Misalnya anda bilang tentang "Buddha Gotama berguru pada Alara Kalama", maka itu sudah salah tanpa perlu ditanya tempo, sebab pencapaian Kebuddhaan sendiri terjadi SETELAH bodhisatta menyamai Alara Kalama dan meninggalkannya. Jadi tanpa perlu berkilah banyak, bisa dipastikan kalimat itu tidak sesuai dengan sutta.


Quote
demikian pula ketika ada orang mengatakan "murid saya telah menjadi arahat". itu tidak boleh terburu-buru ditafsirkan sebagai "saat ini", "masa lalu" maupun "masa depan". karena yang mengetahui "makna tempo" pada term sebuah pernyataan adalah orang yang membuat pernyataannya itu sendiri.
Istilah Arahat sendiri mengacu pada hal yang irreversible, tidak dapat menurun dari sana. Jadi 'di masa lalu Arahat, sekarang jadi orang biasa' itu tidak mungkin secara makna. Jika dikatakan untuk masa depan, maka penggunaan 'telah' itu sendiri keliru, sebab seharusnya digunakan kata 'akan'. Maka hanya ada satu makna dalam hal ini, yaitu 'sekarang ini muridnya sudah Arahat'. 

Jadi sekali lagi, anda jangan berkilah banyak. Pelajari dulu istilah-istilah yang digunakan dalam Ajaran Buddha.


Quote
"Sang Buddha adalah murid seorang pertapa". membantah kebenaran proposisi ini dengan berargumen bahwa ketika sang buddha disebut "sang Buddha" adalah dalam kondisi sudah tidak berguru lagi kepada pertapa tersebut, menandakan bahwa pembantah tersbut telah menambahkan persepsinya kepada pernyataan orang lain, yakni menafsirkan sendiri term milik orang lain tanpa bertanya apa makna term tersebut kepada si pembuat pernyataan.

lalu, apa yang salah dengan pernyataan tersebut?
Dalam Brahmajala Sutta, ada 7 pandangan salah tentang nibbana. Buddha Gotama menjelaskan nibbana versinya sendiri. Lalu umat Buddha kemudian meneruskan ajaran itu dan membahasnya, maka ada namanya Ajaran Buddha Theravada.

Sekarang coba anda pikir masak-masak dengan akal sehat. Ketika ada dua umat yang membahas dalam koridor Buddhisme Theravada, apakah nibbana yang dibicarakan mereka adalah yang diajarkan Buddha Gotama, atau salah satu di antara 7 pandangan salah tersebut?

Silahkan jawab.

Quote
apakah karena kita memiliki pengetahuan bahwa ciri-ciri dari arahat itu adalah begini dan begitu, lalu kemudian kita ingin menyelidiki, apakah dia itu memenuhi ciri-ciri arahat yang kita ketahui? apakah ini masalahnya?
Bukan. Saya berikan ilustrasi.
Choa: Saya juga orang Indonesia, maka saya akan mengajarkan Bahasa Indonesia. Cat bisa berpindah.
Pemirsa: Gimana berpindah? Udah ditempel ke tembok yah tetap di sana.
Choa: Jadi anda cuma gunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi? Dasar picik. Cat adalah hewan yang mengeong.

Paham?

Quote
hanya melihat dari halaman trakhir diskusi, yang tampak terlihat jelas kesalahan fahaman, atau mis komunikasi.
Menurut saya, andanya saja yang malas menyelidiki, hanya ambil kesimpulan berdasarkan halaman terakhir, dan tragisnya, anda memang tidak mampu menyimpulkan dengan baik.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: bawel on 23 December 2011, 03:40:53 PM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

Kisah Godhika Thera

dari dhammapada
Spoiler: ShowHide
Quote
Godhika Thera pada suatu kesempatan, melatih meditasi ketenangan dan
pandangan terang di atas lempengan batu di kaki gunung Isigili di Magadha. Ketika beliau telah mencapai Jhana, (1) beliau jatuh sakit dan kondisi ini mempengaruhi latihannya. Dengan mengabaikan rasa sakitnya, beliau tetap berlatih dengan keras. Namun setiap kali beliau mencapai kemajuan, beliau merasa kesakitan. Beliau mengalami hal ini sebanyak enam kali. (2) Akhirnya, beliau memutuskan untuk berjuang keras untuk mencapai tingkat arahat, walaupun ia harus mati untuk itu.
 
Tanpa beristirahat, beliau melanjutkan meditasinya dengan rajin. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.(3) Dengan memilih perasaan sakit sebagai objek meditasi, beliau memotong lehernya sendiri dengan pisau. Dengan berkonsentrasi terhadap rasa sakit, beliau dapat memusatkan pikirannya dan mencapai tingkat kesucian arahat, tepat sebelum beliau meninggal dunia.
 
Ketika Mara mendengar bahwa Godhika Thera telah meninggal dunia, ia mencoba
untuk menemukan di mana Godhika Thera tersebut dilahirkan, tetapi gagal. Maka
dengan menyamar sebagai seorang laki-laki muda, Mara menghampiri Sang Buddha dan bertanya di mana Godhika Thera sekarang. Sang Buddha menjawab;

"Tidak ada manfaatnya bagi kamu untuk mengetahui Godhika Thera. Setelah terbebas dari kekotoran-kekotoran moral, ia mencapai tingkat kesucian arahat. Seseorang seperti kamu, Mara, dengan seluruh kekuatanmu tidak akan dapat menemukan ke mana para arahat pergi setelah meninggal dunia."
 
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 57 berikut:
 
"Mara tak dapat menemukan jejak mereka yang memiliki sila,
yang hidup tanpa kelengahan,
dan yang telah terbebas melalui Pengetahuan Sempurna"


kutipan:

Quote
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 57 berikut:
 
"Mara tak dapat menemukan jejak mereka yang memiliki sila,
yang hidup tanpa kelengahan,
dan yang telah terbebas melalui Pengetahuan Sempurna
"

*mara si penggoda semua alam saja tidak bisa menemukan jejak Godhika Thera, jadi dimanakah yang sudah merealisasikan nibbana terlahir? ;D
---------------

dari MARASAMYUTTA, Samyutta Nikaya, Sagatha Vagga, Bab 4, III. SUB BAB KE TIGA (KELOMPOK LIMA MARA)

Spoiler: ShowHide
Quote
23 (3) Godhika

Demikianlah yang kudengar.

Pada suatu ketika, Sang Bhagavà sedang berdiam di Ràjagaha, di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai.

Pada saat itu, Yang Mulia Godhika sedang berdiam di Batu Hitam, di Lereng Isigili.

Kemudian, selagi Yang Mulia Godhika sedang berdiam dengan tekun, rajin, dan teguh, ia mencapai pembebasan batin sementara, namun ia jatuh dari pembebasan batin sementara itu.

Untuk ke dua kalinya, selagi Yang Mulia Godhika sedang berdiam dengan tekun, rajin, dan teguh, ia mencapai pembebasan batin sementara, namun ia jatuh dari pembebasan batin sementara itu.

Untuk ke tiga kalinya …

Untuk ke empat kalinya …

… untuk ke lima kalinya …

Untuk ke enam kalinya, selagi Yang Mulia Godhika sedang berdiam dengan tekun, rajin, dan teguh, ia mencapai pembebasan batin sementara, namun ia jatuh dari pembebasan batin sementara itu.

Untuk ke tujuh kalinya, selagi Yang Mulia Godhika sedang berdiam dengan tekun, rajin, dan teguh, ia mencapai pembebasan batin sementara.

Kemudian Yang Mulia Godhika berpikir:

“Sudah enam kali aku jatuh dari pembebasan batin sementara.

Biarlah aku menggunakan pisau.”

Kemudian Màra si Jahat, setelah mengetahui perenungan dalam pikiran Yang Mulia Godhika dengan pikirannya sendiri, mendekati Sang Bhagavà dan berkata kepada Beliau dalam syair-syair ini:

syair 490
“O, Pahlawan besar, luas dalam kebijaksanaan,
Menyala dengan kekuatan dan kemenangan!
Aku menyembah kakiMu, yang memiliki penglihatan,
Yang telah mengatasi segala permusuhan dan ketakutan.

syair 491
“O, Pahlawan besar yang telah menaklukkan kematian,
SiswaMu menginginkan kematian.
Ia berniat [untuk membunuh dirinya sendiri]:
Cegahlah ia dari hal ini, O, Yang Bersinar!

syair 492
“Bagaimana mungkin, Bhagavà, siswaMu—
Seorang yang bergembira dalam Ajaran,
Seorang siswa yang mencari yang terbaik bagi batinnya—
Membunuh dirinya sendiri, O ,Yang Termashyur luas?”

Pada saat itu, Yang Mulia Godhika telah menggunakan pisau itu.

Kemudian Sang Bhagavà, setelah memahami, “Ini adalah Màra si Jahat,” berkata kepadanya dalam syair:

syair 493
“Demikianlah sesungguhnya bagaimana yang teguh bertindak:
Mereka tidak melekat pada kehidupan.
Setelah mencabut keinginan hingga ke akarnya,
Godhika telah mencapai Nibbàna akhir.”

Kemudian Sang Bhagavà berkata kepada para bhikkhu:

“Marilah, Para bhikkhu, kita pergi ke Batu Hitam, di Lereng Isigili, di mana Godhika menggunakan pisaunya.”

“Baik, Yang Mulia,” para bhikkhu itu menjawab.

Kemudian Sang Bhagavà, bersama dengan sejumlah bhikkhu, pergi ke Batu Hitam, di Lereng Isigili.

Dari jauh Sang Bhagavà melihat Yang Mulia Godhika terbaring di tempat tidur dengan bahunya terbalik.

Pada saat itu, segumpal asap, pusaran kegelapan, sedang bergerak dari timur, kemudian ke barat, ke utara, ke selatan, ke atas, ke bawah, dan ke bidang-bidang di antaranya.

Sang Bhagavà kemudian berkata kepada para bhikkhu:

“Apakah kalian lihat, Para bhikkhu, bahwa segumpal asap, pusaran kegelapan, bergerak dari timur, kemudian ke barat, ke utara, ke selatan, ke atas, ke bawah, dan ke bidang-bidang di antaranya?”

“Ya, Yang Mulia.”

“Itu, Para bhikkhu, adalah Màra si Jahat yang sedang mencari kesadaran Godhika, bertanya-tanya:

‘Di manakah sekarang kesadaran Godhika muncul?’

Akan tetapi, Para bhikkhu, dengan kesadaran yang tidak muncul di mana pun, Godhika telah mencapai Nibbana akhir.”

Kemudian Màra si Jahat, membawa kecapi dari kayu vilva-kuning, mendekati Sang Bhagavà dan berkata kepada Beliau dalam syair:

syair 494
“Ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling,
Di empat penjuru dan di antaranya,
Aku mencari tetapi tidak menemukan
Ke mana Godhika telah pergi.”

[Sang Bhagavà:]

syair 495
“Orang yang teguh tidak tergoyahkan,
Seorang meditator selalu gembira dalam meditasi,
Mengerahkan dirinya siang dan malam
Tanpa kemelekatan bahkan pada hidupnya.

syair 496
“Setelah menaklukkan bala tentara Kematian,
Tidak kembali ke kehidupan baru,
Setelah mencabut keinginan hingga ke akarnya,
Godhika telah mencapai Nibbàna akhir.”

syair 497
Begitu banyak ia didera oleh kesedihan
Sehingga kecapinya jatuh dari ketiaknya.
Lalu makhluk yang kecewa itu
Lenyap dari tempat itu.


kutipan:

Quote
Kemudian Màra si Jahat, membawa kecapi dari kayu vilva-kuning, mendekati Sang Bhagavà dan berkata kepada Beliau dalam syair:

syair 494
“Ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling,
Di empat penjuru dan di antaranya,
Aku mencari tetapi tidak menemukan
Ke mana Godhika telah pergi.


[Sang Bhagavà:]

syair 495
“Orang yang teguh tidak tergoyahkan,
Seorang meditator selalu gembira dalam meditasi,
Mengerahkan dirinya siang dan malam
Tanpa kemelekatan bahkan pada hidupnya.

syair 496
Setelah menaklukkan bala tentara Kematian,
Tidak kembali ke kehidupan baru,
Setelah mencabut keinginan hingga ke akarnya,
Godhika telah mencapai Nibbàna akhir
.”

syair 497
Begitu banyak ia didera oleh kesedihan
Sehingga kecapinya jatuh dari ketiaknya.
Lalu makhluk yang kecewa itu
Lenyap dari tempat itu.

*nah sang buddha sudah dengan jelas mengatakan tidak kembali ke kehidupan baru ;D. sama seperti sang buddha yang m***kikkan suara kemenangkan dengan mengatakan sudah menghancurkan si pembuat rumah ;D. (sang buddha kan arahat juga ;D).
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 03:41:11 PM
Tergantung kata dan penggunaannya, tidak semua harus memiliki kedelapan makna tersebut, terutama jika makna dari kata tersebut telah menjelaskannya. Misalnya anda bilang tentang "Buddha Gotama berguru pada Alara Kalama", maka itu sudah salah tanpa perlu ditanya tempo, sebab pencapaian Kebuddhaan sendiri terjadi SETELAH bodhisatta menyamai Alara Kalama dan meninggalkannya. Jadi tanpa perlu berkilah banyak, bisa dipastikan kalimat itu tidak sesuai dengan sutta.

hal tersebut benar. tanpa perlu bertanya lagi kepada orang itu, sudah jelas pernyataan seperti itu salah. tapi hendaknya difahami "salah itu kata siapa, menurut siapa?" tentunya "salah itu kata kita, menurut kita"  dengan "pengetahuan, logika dan semua argumen yang kita miliki".

tetapi, perlu pula diingat bahwa dalam suatu diskusi, apa yang benar dan salah menurut diri kita sendiri bukanlah faktor yang dicari bersama. faktor yang dicari bersama dalam suatu diskusi adalah sesuatu yang bernilai "benar" menurut kedua belah pihak yang berdiskusi. maka ketika orang berkata "Buddha berguru kepada alara krama", dimana hal ini dinilai salah oleh kita, tapi apakah nilai "salah" itu juga diakui oleh kawan diskusi kita? seandainya suatu perdebatan itu menggunakan "dalil" dan tidak hanya menggunakan argumen, maka inilah yang akan menjadi perdebatan yang sehat.

argumen itu bersifat umum, yakni alasan dari suatu pernyataan yang bisa bernilai benar atau salah menurut satu pihak atau kedua belah pihak, tapi dalil adalah argumen yang diterima kebenarannya oleh kedua belah pihak. maka berdebatlah dngan dalil. apabila suatu argumen tidak dapat diterima oleh satu pihak, maka kita harus fahami bahwa itu bukanlah "dalil yang sah" dalam sebuah diskusi maupun perdebatan.

Quote
Istilah Arahat sendiri mengacu pada hal yang irreversible, tidak dapat menurun dari sana. Jadi 'di masa lalu Arahat, sekarang jadi orang biasa' itu tidak mungkin secara makna. Jika dikatakan untuk masa depan, maka penggunaan 'telah' itu sendiri keliru, sebab seharusnya digunakan kata 'akan'. Maka hanya ada satu makna dalam hal ini, yaitu 'sekarang ini muridnya sudah Arahat'. 

ini adalah contoh argumen, tapi apakah ini sebuah dalil?

Quote
Jadi sekali lagi, anda jangan berkilah banyak. Pelajari dulu istilah-istilah yang digunakan dalam Ajaran Buddha.

dan juga pelajari apa yang dimaksud oleh orang lain!

Quote
Dalam Brahmajala Sutta, ada 7 pandangan salah tentang nibbana. Buddha Gotama menjelaskan nibbana versinya sendiri. Lalu umat Buddha kemudian meneruskan ajaran itu dan membahasnya, maka ada namanya Ajaran Buddha Theravada.

Sekarang coba anda pikir masak-masak dengan akal sehat. Ketika ada dua umat yang membahas dalam koridor Buddhisme Theravada, apakah nibbana yang dibicarakan mereka adalah yang diajarkan Buddha Gotama, atau salah satu di antara 7 pandangan salah tersebut?

tentu, seharusnya "yang diajarkan oleh buddha gotama". tapi tentang "mana yang diajarkan oleh buddha gotama" belum tentu sama dalam pandangn masing-masing orang.

Quote
Silahkan jawab.
Bukan. Saya berikan ilustrasi.
Choa: Saya juga orang Indonesia, maka saya akan mengajarkan Bahasa Indonesia. Cat bisa berpindah.
Pemirsa: Gimana berpindah? Udah ditempel ke tembok yah tetap di sana.
Choa: Jadi anda cuma gunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi? Dasar picik. Cat adalah hewan yang mengeong.

tampaknya jawabannya tidak masuk akal. karena tidak mungkin "car adalah hewan yang mengeong". tapi juga, ketidak mungkinan ini harus diingat, kata siapa dan menurut siapa? menurut kita? bagaimana menurut dia?

Paham?
Menurut saya, andanya saja yang malas menyelidiki, hanya ambil kesimpulan berdasarkan halaman terakhir, dan tragisnya, anda memang tidak mampu menyimpulkan dengan baik.
[/quote]
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 03:43:51 PM
jika ada orang yang mengaku suci, lalu apa yang harus kita khawatirkan?

tentu kita tidak harus meng-iya-kan klaim orang itu, tetapi juga tidak harus membantah kepadanya.

kita dapat menjelaskan bahwa ciri-ciri arahat itu adalah demikian-demikian. biarkan umat belajar, mereka akan tau apakah orang itu benar-benar suci atau sekedar klaim.

tapi kalau orang yang mengaku suci trus dibantah, maka yang terjadi adalah berbantah-bantahan, menjadi perslisihan, dan dhammacitta akan tampak menjadi tempat berdebat yang tidak sehat, mendorong umat berpikir dengan emosi, bukan dengan pikiran yang damai.

sepertinya ade-ade putthujanna disini penasaran apakah ada mahluk yang dapat mempraktekan
ajaran buddha dharma, dan mencapai apa yang tertera di sutta/sutra

karena ini topik sudah saya jawab
lalu banyak pertanyaan pada klaim saya (yang saya maksudkan untuk menguatkan argumen saya)
serta bahasan OOT, disini termasuk para momod

ade-ade putthujanna disini yang tidak dapat menghormati Gurunya secara "pantas" masih penasaran akan
saya "ladeni" asal ada ijin dari TS, dan sekalu momod disini

maka topik terbuka bukan hanya pertanyaan TS saja
biar saya didik, anak-anak murid Gotama yang tidak tahu diri disini
sekalian saya bikin "terguncang"


maka kalau ada konfirmasi dari TS dan momod akan saya lanjutkan dan akan saya nyatakan
ini berbentuk "debat" bukan berdhamma desana,  ;D

karena "bodoh" nya member disini ngak ketulungan, tidak akan mempan mengunakan bahasa dharma
saya rasa tabungan kamma baiknya belum cukup untuk mencerap dhamma tingkat tinggi

saya tunggu confirmasi TS dan sekaligus sebagai momod
jika di ijinkan saya mohon maaf dengan kata-kata saya yang akan "vulgar"
 ^:)^

nah para sekkha, para putthujanna, para manusia bodoh yang hanya tahu teory be wise
bertanyalah, pertanyaan yang kalian tidak tahu
jangan malu saya tahu kwalitas otak kalian dan tabungan kamma baik kalian sedikit
jadi saya maklumi kata-kata bodoh kalian

saya akan bicara sama guru kalian, maklumin saja manusia yang sedikit debu dimatanya
sepertinya sudah habis di jama ini

jika di ijinkan let the fight begun... :o
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: bawel on 23 December 2011, 03:44:48 PM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

Bhikkhu Vakkhali

Spoiler: ShowHide
Quote
Dikisahkan bahwa Sepanjang hari dan malam itu Sang Buddha berada di puncak Karang Burung Nasar. Ketika malam telah berlalu, Beliau memberikan wejangan demikian kepada para Bhikkhu : “ Para Bkhikkhu, pergilah menemui Bhikkhu Vakkhali dan beritahu dia tentang hal ini :

 “ Sahabat, dengarlah apa yang para dewa sampaikan kepada Sang Bhagava : semalam dua orang dewa yang berwajah gemilang datang menemui Sang Bhagava dan mereka berkata :’ Yang Mulia, hati bhikkhu Vakkhali telah siap untuk menerima pembebasan’. Sedang yang lainnya berkata :’Yang Mulia, ia pasti memperoleh pembebasan yang sempurna.’

Dan Sang Bhagava memberitahu kepadamu hal ini sahabat : “ Jangan takut, Vakkhali, jangan takut. Kematianmu akan bebas dari kejahatan, akhir hayatmu akan bebas dari kejahatan.”

“Baiklah, Yang Mulia,” jawab mereka.

Dan mereka pergi menemui Yang Mulia Vakkhali dan berkata kepadanya :” Sahabat, dengarlah pesan dari Sang Bhagava dan dari dewa-dewa...”.

Tidak lama kemudian setelah kepergian mereka, Yang Mulia Vakkhali mempergunakan pisau untuk membunuh dirinya.

Melihat kejadian ini Sang Buddha berkata : “ Para Bhikkhu, Vakkhali telah mencapai Nibbana, sehingga kesadarannya tidak berada dimanapun.”


kutipan:

Quote
Melihat kejadian ini Sang Buddha berkata : “ Para Bhikkhu, Vakkhali telah mencapai Nibbana, sehingga kesadarannya tidak berada dimanapun.”

di sini juga jelas, nibbana itu sudah terbebas dari samsara ;D.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 03:49:09 PM
 [at] mod, saya juga mohon agar diijinkan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: bawel on 23 December 2011, 03:50:32 PM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

Kisah Bhikkhu Channa
dari CHANNOVADA SUTTA, Majjhima Nikaya, Maha Vagga, bab 144

Spoiler: ShowHide
Quote
1. Demikian yang saya dengar.

Pada suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di Rajagaha, di Hutan Bambu, Taman Tupai.

2. Pada waktu itu, Y.M. Sariputta, Y.M. Maha Cunda, dan Y.M. Channa sedang berdiam di Puncak Burung Nasar.

3. Pada suatu ketika Y.M. Channa sedang terkena penyakit, menderita, dan sakit parah.

Kemudian, menjelang malam, Y.M. Sariputta bangkit dari meditasinya, Pergi menemui Y.M. Maha Cunda, dan berkata kepadanya:

“Sahabat Cunda, marilah kita pergi menemui Y.M. Channa dan menanyakan tentang sakitnya.”

“Baik, sahabat,” jawab Y.M. Maha Cunda.

4. Maka Y.M. Sariputta dan Y.M. Maha Cunda pergi menemui Y.M. Channa dan bertukar sapa dengannya.

Setelah percakapan yang ramah dan bersahabat ini selesai, mereka duduk di satu sisi dan Y.M. Sariputta berkata kepada Y.M. Channa:

“Saya harap engkau membaik, sahabat Channa. Saya harap engkau nyaman.

Saya harap perasaan-perasaanmu yang menyakitkan mereda dan tidak bertambah; dan bahwa meredanya perasaan-perasaan yang menyakitkan itu, bukan meningkatnya, jelas terlihat.”

5. “Sahabat Sariputta, saya tidak membaik, saya tidak nyaman.

Perasaan-perasaan saya yang menyakitkan bertambah, tidak mereda; bertambahnya perasaan-perasaan menyakitkan itu, bukan meredanya, jelas terlihat.

Sama seolah-olah seorang laki-laki yang kuat sedang membelah kepala saya dengan pedang yang tajam, demikian pula, angin yang keras menusuk kepala saya.

Saya tidak membaik, saya tidak nyaman.

Perasaan-perasaan saya yang menyakitkan bertambah, tidak mereda; bertambahnya perasaan-perasaan menyakitkan itu, bukan meredanya, jelas terlihat.

Sama seolah-olah seorang laki-laki yang kuat sedang mengencangkan tali kulit yang ulet ke sekeliling kepala saya sebagai ikat kepala, demikian pula, ada rasa sakit yang luar biasa di kepala saya.

Saya tidak membaik, saya tidak nyaman.

Perasaan-perasaan saya yang menyakitkan bertambah, tidak mereda; bertambahnya perasaan-perasaan menyakitkan itu, bukan meredanya, jelas terlihat.

Sama seolah-olah seorang tukang jagal yang terampil atau magangnya memotong perut sapi dengan pisau jagal yang tajam, demikian pula, angin yang keras memotong perut saya.

Saya tidak membaik, saya tidak nyaman.

Perasaan-perasaan saya yang menyakitkan bertambah, tidak mereda; bertambahnya perasaan-perasaan menyakitkan itu, bukan meredanya, jelas terlihat.

Sama seolah-olah dua laki-laki yang kuat menarik orang yang lebih lemah pada kedua lengannya dan memanggangnya di atas lubang batubara yang panas menganga, demikian pula ada rasa terbakar yang luar biasa di tubuh saya.

Saya tidak membaik, saya tidak nyaman.

Perasaan-perasaan saya yang menyakitkan bertambah, tidak mereda; bertambahnya perasaan-perasaan menyakitkan itu, bukan meredanya, jelas terlihat.”

Saya akan menggunakan pisau, sahabat Sariputta; saya tidak punya keinginan untuk hidup.”

6. “Biarlah Y.M. Channa tidak menggunakan pisau.

Biarlah Y.M. Channa hidup.

Kami ingin Y.M. Channa hidup.

Jika dia kekurangan makanan yang cocok, saya akan mencari makanan yang cocok untuknya.

Jika dia kekurangan obat yang cocok, saya akan mencari obat yang cocok untuknya.

Jika dia kekurangan perawat yang cocok, saya akan merawatnya.

Biarlah Y.M. Channa tidak menggunakan pisau.

Biarlah Y.M. Channa hidup.

Kami ingin Y.M. Channa hidup.

7. “Sahabat Sariputta, bukannya saya tidak punya makanan dan obat yang cocok atau perawat yang cocok.

Justru, sahabat Sariputta, Sang Guru telah lama dipuja oleh saya dengan cinta kasih, bukannya tanpa cinta kasih; memang sudah selayaknya siswa memuja Guru dengan cinta kasih, bukannya tanpa cinta kasih.

Sahabat Sariputta, ingatlah hal ini:

bhikkhu Channa akan menggunakan pisau tanpa-cela.”

8. “Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Y.M. Channa, Jika Y.M. Channa berkenan menjawab.”

“Bertanyalah, sahabat Y.M. Sariputta.

Saya akan tahu setelah saya mendengar.”

9. “Sahabat Channa, apakah engkau menganggap mata, kesadaran mata, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-mata demikian:

‘Ini adalah milikku, inilah aku, ini adalah diriku’?

Apakah engkau menganggap telinga, kesadaran telinga, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-telinga demikian:

‘Ini adalah milikku, inilah aku, ini adalah diriku’?

Apakah engkau menganggap hidung, kesadaran hidung, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-hidung demikian:

‘Ini adalah milikku, inilah aku, ini adalah diriku’?

Apakah engkau menganggap lidah, kesadaran lidah, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-lidah demikian:

‘Ini adalah milikku, inilah aku, ini adalah diriku’?

Apakah engkau menganggap tubuh, kesadaran tubuh, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-tubuh demikian:

‘Ini adalah milikku, inilah aku, ini adalah diriku’?

Apakah engkau menganggap pikiran, kesadaran pikiran, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-pikiran demikian:

‘Ini adalah milikku, inilah aku, ini adalah diriku’?

“Sahabat Sariputta, saya menganggap mata, kesadaran mata, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-mata demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’

Saya menganggap telinga, kesadaran telinga, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-telinga demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’

Saya menganggap hidung, kesadaran hidung, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-hidung demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’

Saya menganggap lidah, kesadaran lidah, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-lidah demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’

Saya menganggap tubuh, kesadaran tubuh, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-tubuh demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’

Saya menganggap pikiran, kesadaran pikiran, dan hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-pikiran demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’”

10. “Sahabat Channa, apa yang telah engkau lihat, apa yang telah engkau ketahui secara langsung di dalam mata, di dalam kesadaran-mata, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-mata sehingga engkau menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku’?

Apa yang telah engkau lihat, apa yang telah engkau ketahui secara langsung di dalam telinga, di dalam kesadaran-telinga, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-telinga sehingga engkau menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku’?

Apa yang telah engkau lihat, apa yang telah engkau ketahui secara langsung di dalam hidung, di dalam kesadaran-hidung, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-hidung sehingga engkau menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku’?

Apa yang telah engkau lihat, apa yang telah engkau ketahui secara langsung di dalam lidah, di dalam kesadaran-lidah, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-lidah sehingga engkau menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku’?

Apa yang telah engkau lihat, apa yang telah engkau ketahui secara langsung di dalam tubuh, di dalam kesadaran-tubuh, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-tubuh sehingga engkau menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku’?

Apa yang telah engkau lihat, apa yang telah engkau ketahui secara langsung di dalam pikiran, di dalam kesadaran-pikiran, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-pikiran sehingga engkau menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku’?

“Sahabat Sariputta, melalui melihat penghentian, melalui mengetahui secara langsung penghentian di dalam mata, di dalam kesadaran-mata, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-mata, maka saya menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’

Melalui melihat penghentian, melalui mengetahui secara langsung penghentian di dalam telinga, di dalam kesadaran-telinga, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-telinga, maka saya menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’

Melalui melihat penghentian, melalui mengetahui secara langsung penghentian di dalam hidung, di dalam kesadaran-hidung, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-hidung, maka saya menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’

Melalui melihat penghentian, melalui mengetahui secara langsung penghentian di dalam lidah, di dalam kesadaran-lidah, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-lidah, maka saya menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku’

Melalui melihat penghentian, melalui mengetahui secara langsung penghentian di dalam tubuh, di dalam kesadaran-tubuh, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-tubuh, maka saya menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku’

Melalui melihat penghentian, melalui mengetahui secara langsung penghentian di dalam pikiran, di dalam kesadaran-pikiran, dan di dalam hal-hal yang dapat dikognisi [oleh pikiran] melalui kesadaran-pikiran, maka saya menganggapnya demikian:

‘Ini bukanlah milikku, ini bukanlah aku, ini bukanlah diriku.’”

11. Ketika hal ini dikatakan, Y.M. Maha Cunda berkata kepada Y.M. Channa:

“Karena itu, sahabat Channa, instruksi Yang Terberkahi ini haruslah senantiasa diperhatikan:

‘Ada kegentaran pada orang yang bergantung, tidak ada kegentaran pada orang yang tidak-bergantung; bila tidak ada kegentaran, ada ketenangan; bila ada ketenangan, tidak ada bias; bila tidak ada bias, tidak ada datang dan pergi; bila tidak ada datang dan pergi, tidak ada kelenyapan dan kemunculan-kembali; bila tidak ada kelenyapan dan kemunculan-kembali, tidak ada di sini atau di sebelah sana atau di antaranya.

Inilah akhir penderitaan.’”

12. Kemudian setelah Y.M. Sariputta dan Y.M. Maha Cunda menasihati Y.M. Channa demikian, mereka bangkit dari tempat duduknya dan pergi.

Maka, segera setelah mereka pergi, Y.M. Channa menggunakan pisaunya.

13. Maka Y.M. Sariputta pergi menemui Yang Terberkahi, dan setelah memberi hormat kepada Beliau, dia duduk di satu sisi dan berkata kepada Yang Terberkahi:

“Bhante, Y.M. Channa telah menggunakan pisau.

Di mana tempat tujuannya, di mana arah di masa-depannya?”

“Sariputta, tidakkah bhikkhu Channa menyatakan kepadamu tentang tanpa-celanya?

“Bhante, ada sebuah desa Vajji yang bernama Pubbajira.
Di sana Y.M. Channa mempunyai keluarga-keluarga yang merupakan sahabatnya, keluarga-keluarga yang merupakan teman-dekatnya, keluarga-keluarga yang pantas dicela.”

“Memang ada keluarga-keluarga yang merupakan sahabat-sahabat bhikkhu Channa, Sariputta, keluarga-keluarga yang merupakan teman-dekatnya, keluarga-keluarga yang pantas dicela; tetapi aku tidak mengatakan bahwa sejauh ini bhikkhu Channa adalah pantas dicela.

Sariputta, bila seseorang melekatkan tubuh ini dan melekat pada tubuh yang baru, pada waktu itu kukatakan bahwa dia pantas dicela.

Tidak ada hal itu pada bhikkhu Channa; bhikkhu Channa telah menggunakan pisau tanpa-cela.”

Demikianlah yang dikatakan oleh Yang Terberkahi.

Y.M. Sariputta merasa puas dan bersuka cita di dalam kata-kata Yang Terberkahi.


kutipan:

Quote
“Bhante, ada sebuah desa Vajji yang bernama Pubbajira.
Di sana Y.M. Channa mempunyai keluarga-keluarga yang merupakan sahabatnya, keluarga-keluarga yang merupakan teman-dekatnya, keluarga-keluarga yang pantas dicela.”

“Memang ada keluarga-keluarga yang merupakan sahabat-sahabat bhikkhu Channa, Sariputta, keluarga-keluarga yang merupakan teman-dekatnya, keluarga-keluarga yang pantas dicela; tetapi aku tidak mengatakan bahwa sejauh ini bhikkhu Channa adalah pantas dicela.

Sariputta, bila seseorang melekatkan tubuh ini dan melekat pada tubuh yang baru, pada waktu itu kukatakan bahwa dia pantas dicela.

Tidak ada hal itu pada bhikkhu Channa; bhikkhu Channa telah menggunakan pisau tanpa-cela.”

Demikianlah yang dikatakan oleh Yang Terberkahi.

Y.M. Sariputta merasa puas dan bersuka cita di dalam kata-kata Yang Terberkahi.

nah, itu artinya kalo masih pengen lahir lagi namanya adalah yang dicela oleh para yang bijaksana ;D.
jadi Y.M. Choa itu pantas dicela atau tidak? ;D :)) =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 03:50:48 PM
sepertinya ade-ade putthujanna disini penasaran apakah ada mahluk yang dapat mempraktekan
ajaran buddha dharma, dan mencapai apa yang tertera di sutta/sutra

karena ini topik sudah saya jawab
lalu banyak pertanyaan pada klaim saya (yang saya maksudkan untuk menguatkan argumen saya)
serta bahasan OOT, disini termasuk para momod


ade-ade putthujanna disini yang tidak dapat menghormati Gurunya secara "pantas" masih penasaran akan
saya "ladeni" asal ada ijin dari TS, dan sekalu momod disini


maka topik terbuka bukan hanya pertanyaan TS saja
biar saya didik, anak-anak murid Gotama yang tidak tahu diri disini
sekalian saya bikin "terguncang"


maka kalau ada konfirmasi dari TS dan momod akan saya lanjutkan dan akan saya nyatakan
ini berbentuk "debat" bukan berdhamma desana,  ;D

karena "bodoh" nya member disini ngak ketulungan, tidak akan mempan mengunakan bahasa dharma
saya rasa tabungan kamma baiknya belum cukup untuk mencerap dhamma tingkat tinggi


saya tunggu confirmasi TS dan sekaligus sebagai momod
jika di ijinkan saya mohon maaf dengan kata-kata saya yang akan "vulgar"
 ^:)^

nah para sekkha, para putthujanna, para manusia bodoh yang hanya tahu teory be wise
bertanyalah, pertanyaan yang kalian tidak tahu
jangan malu saya tahu kwalitas otak kalian dan tabungan kamma baik kalian sedikit
jadi saya maklumi kata-kata bodoh kalian


saya akan bicara sama guru kalian, maklumin saja manusia yang sedikit debu dimatanya
sepertinya sudah habis di jama ini

jika di ijinkan let the fight begun... :o


agar kata-kata lebih mudah difahami orang lain.

kata-kata yang baik  dan menyenangkan saja, kadang kala sulit difahami. maka apalagi kata-kata yang tidak baik dan tidak menyenangkan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 03:51:30 PM
Ikutan ah....untuk memperjelas masalahnya..

Didalam theread ini YM Choa sudah menyatakan bahwa muridnya aja sudah "arahat" dan beliau sendiri, YM Choa, adalah seorang "bodhisatva/mahasatva" tingkatan tinggi...dimana kalo arahat itu cuma tingkat setara demgan bodhisatva tingkat 5. jadi dapat dipastikan bahwa beliau sudah jauh diatas Arahat Kan?.... apakah krn sudah diatas arahat jd tidak pantas dipertanyakan?

kamu tifak kasihan dengan kedua orang tuamu yang sudah menjaga dan mendidikmu
dan dengan kerja keras membanting tulang mencari sesuap nasi dan menabung sedikit
demi sedikit disisihkanya untuk pendidikanmu,

apa hasilnya kalau mereka tahu betapa "dungu' nya dirimu
membaca dan mengurut tulisan saja tidak bisa, saya tidak tahu apakah kedua orang tuamu
pernah menyogok kepala sekolah agar kamu tetap naik kelas walau otakmu tidak pantas
untuk naik kelas? coba tanyakan ya, nak

saya menulis (mengatakan) bahwa murid saya "dimasa lampau" ada yang sudah mencapai
arahatta, beda dengan konsep arahat theravada, kitap yang kamu baca lalu di bakar dan
airnya di minum bukanya di praktekan

mengerti kamu nak,
sekolah yang rajin ya, jangan biarkan orang tuamu sedih telak bekerja keras agar kamu dapat
sekolah dan hasilnya tetap saja bodoh

maaf terlalu vulgar ngak???

post terakhir jika tidak di ijinkan TS
Kalau di ijinkan saya akan teruskan memukul pantat anak murid durhaka di thread ini.
yang bikin malu gurunya, sampai tidfak mengenali mahluk yang bahkan oleh gurunya juga
dihormati 8)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 23 December 2011, 03:51:59 PM
lebih cepat...disini saja

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21707.msg384980#msg384980 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21707.msg384980#msg384980)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 03:55:30 PM
saya menulis (mengatakan) bahwa murid saya "dimasa lampau" ada yang sudah mencapai
arahatta, beda dengan konsep arahat theravada,

yang lebih lebih mudah dan lebih simple untuk difahami.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 03:59:33 PM
kamu tifak kasihan dengan kedua orang tuamu yang sudah menjaga dan mendidikmu
dan dengan kerja keras membanting tulang mencari sesuap nasi dan menabung sedikit
demi sedikit disisihkanya untuk pendidikanmu,

apa hasilnya kalau mereka tahu betapa "dungu' nya dirimu
membaca dan mengurut tulisan saja tidak bisa, saya tidak tahu apakah kedua orang tuamu
pernah menyogok kepala sekolah agar kamu tetap naik kelas walau otakmu tidak pantas
untuk naik kelas? coba tanyakan ya, nak

saya menulis (mengatakan) bahwa murid saya "dimasa lampau" ada yang sudah mencapai
arahatta, beda dengan konsep arahat theravada, kitap yang kamu baca lalu di bakar dan
airnya di minum bukanya di praktekan

mengerti kamu nak,
sekolah yang rajin ya, jangan biarkan orang tuamu sedih telak bekerja keras agar kamu dapat
sekolah dan hasilnya tetap saja bodoh

maaf terlalu vulgar ngak???

post terakhir jika tidak di ijinkan TS
Kalau di ijinkan saya akan teruskan memukul pantat anak murid durhaka di thread ini.
yang bikin malu gurunya, sampai tidfak mengenali mahluk yang bahkan oleh gurunya juga
dihormati 8)

Ok Yang Mulai, berarti saya salah baca atas tulisan yang mulia.... apa yang saya tulis diatas adalah untuk membantu teman2 disini agar lebih jelas biar tidak perlu membaca dari awal.... jd saya menarik satu kesimpulan dari tulisan yang  mulia.... maafkan lah kalo salah maklum masih puthujhana dan bersedialah memberikan weyangan dan membabarkan dhamma agar kita bisa mengikis kekotoran bathin sehingga bisa melihat dhamma tersebut...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 03:59:42 PM
agar kata-kata lebih mudah difahami orang lain.

kata-kata yang baik  dan menyenangkan saja, kadang kala sulit difahami. maka apalagi kata-kata yang tidak baik dan tidak menyenangkan?

ada yang mengerti kata-kata indah di awal, di tengah dan di akhirnya
ada orang bodoh hidup ditempat dimana orang berbicara selalu berteriak
dan mengunakan makian, mereka ini "hanya" mengerti kata-kata kasar
dan dengan berteriak,

saya menghargai anda, yang lemah lembut pikiranya maka anda tidak termasuk
manusia yang perlu "dikhawatirkan"

aku adalah mahluk yang melekat dengan kelahiran manusia dengan kilesa lengkap
maka aku bisa menjadi manusia dengan segala aspeknya, cuma cetanaku yang tetap
murni, yang lain aku menyamakan dengan para mahluk disekitarku yang sedang
bergumul dengan lumpur kekotoran bathin

bro' perhatikan aku mengajar
jika engkau mau belajar dan pantas apa yang akan aku tulis merupakan kebenaran
jangan biarkan kemelekatan akan kata-kata halus menghalangi enkau untuk
menerima dharma,

ada banyak pintu dharma
jika engkau berbicara dengan kambing gunakan bahasa mereka, karena mereka tidak
mengerti bahasa manusia

aku mereplay post anda karena rasa harmat atas pemahamanmu
lalu, diamlah biarkan kamma mereka masing-masing yang membuat apakah mereka
dapat menerima kebenaran atau kamma mereka tidak cukup untuk mencerna tulisan ku

anumodanna
atas kesadaran dharmamu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:00:56 PM

saya menulis (mengatakan) bahwa murid saya "dimasa lampau" ada yang sudah mencapai
arahatta, beda dengan konsep arahat theravada, kitap yang kamu baca lalu di bakar dan
airnya di minum bukanya di praktekan


supaya anda sebagai orang suci tidak melakukan kebohongan lebih jauh lagi, ini saya quote lagi kata2 anda sebelumnya

saya bukan arahat
murid saya ada yang arahat

jika ingin menghormat, hormatilah tulisan saya disini yang membawamu atau mendorongmu mempraktekan dhamma
karena jika anda tidak ada mata dharma akan sulit membuktikan saya siapa

katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma

buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon buddha

saya rada heran di forum terhormat ini, mengapa umat yang sudah merealisasikan dhamma
yang tulisanya tidak menyerang menjadi seolah-olah musuh?
ada apa dengan umat buddha jaman ini?

saya membayangkan jika dijaman ini, seandainya buddha gotama di delay kelahiranya 2500 tahun
entah apa yang terjadi dengan buddha dhamma.

jika ingin bertemu dan membuktikan apakah saya benar seperti yang saya klaim
silahkan PM, semoga yang berjodoh, akibat kamma baik diri sendiri
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:01:30 PM
sepertinya ade-ade putthujanna disini penasaran apakah ada mahluk yang dapat mempraktekan
ajaran buddha dharma, dan mencapai apa yang tertera di sutta/sutra

karena ini topik sudah saya jawab
lalu banyak pertanyaan pada klaim saya (yang saya maksudkan untuk menguatkan argumen saya)
serta bahasan OOT, disini termasuk para momod

ade-ade putthujanna disini yang tidak dapat menghormati Gurunya secara "pantas" masih penasaran akan
saya "ladeni" asal ada ijin dari TS, dan sekalu momod disini

maka topik terbuka bukan hanya pertanyaan TS saja
biar saya didik, anak-anak murid Gotama yang tidak tahu diri disini
sekalian saya bikin "terguncang"


maka kalau ada konfirmasi dari TS dan momod akan saya lanjutkan dan akan saya nyatakan
ini berbentuk "debat" bukan berdhamma desana,  ;D

karena "bodoh" nya member disini ngak ketulungan, tidak akan mempan mengunakan bahasa dharma
saya rasa tabungan kamma baiknya belum cukup untuk mencerap dhamma tingkat tinggi

saya tunggu confirmasi TS dan sekaligus sebagai momod
jika di ijinkan saya mohon maaf dengan kata-kata saya yang akan "vulgar"
 ^:)^

nah para sekkha, para putthujanna, para manusia bodoh yang hanya tahu teory be wise
bertanyalah, pertanyaan yang kalian tidak tahu
jangan malu saya tahu kwalitas otak kalian dan tabungan kamma baik kalian sedikit
jadi saya maklumi kata-kata bodoh kalian

saya akan bicara sama guru kalian, maklumin saja manusia yang sedikit debu dimatanya
sepertinya sudah habis di jama ini

jika di ijinkan let the fight begun... :o
Banyak bicara saja anda ini. Apa sih yang sudah anda jawab? Pertanyaan saya saja tidak ada yang dijawab.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 04:09:22 PM
ada yang mengerti kata-kata indah di awal, di tengah dan di akhirnya
ada orang bodoh hidup ditempat dimana orang berbicara selalu berteriak
dan mengunakan makian, mereka ini "hanya" mengerti kata-kata kasar
dan dengan berteriak,

saya menghargai anda, yang lemah lembut pikiranya maka anda tidak termasuk
manusia yang perlu "dikhawatirkan"

aku adalah mahluk yang melekat dengan kelahiran manusia dengan kilesa lengkap
maka aku bisa menjadi manusia dengan segala aspeknya, cuma cetanaku yang tetap
murni, yang lain aku menyamakan dengan para mahluk disekitarku yang sedang
bergumul dengan lumpur kekotoran bathin

bro' perhatikan aku mengajar
jika engkau mau belajar dan pantas apa yang akan aku tulis merupakan kebenaran
jangan biarkan kemelekatan akan kata-kata halus menghalangi enkau untuk
menerima dharma,

ada banyak pintu dharma
jika engkau berbicara dengan kambing gunakan bahasa mereka, karena mereka tidak
mengerti bahasa manusia

aku mereplay post anda karena rasa harmat atas pemahamanmu
lalu, diamlah biarkan kamma mereka masing-masing yang membuat apakah mereka
dapat menerima kebenaran atau kamma mereka tidak cukup untuk mencerna tulisan ku

anumodanna
atas kesadaran dharmamu.

terima kasih.

terhadap siapapun, kita harus memperlakukannya dengan rasa cinta dan hormat.

tapi mungkin, setiap orang memiliki metoda yang berbeda dalam menyampaikan dhamma.

menggunakan kata-kata yang kasar atau vulgar, mungkin merupakan sebuah metoda dalam membabarkan dhamma. hanya di sini, ada member yang mengkhawatirkan bahwa metoda tersebut tidak akan membuahkan apa-apa kecuali "perasaa tidak menyenangkan" pada para member di sini dan menjadi semkin sulitnya orang lain memahami dhamma yang dibabarkan. tapi kalau ada yang yakin bahwa metoda itu bisa membuahkan hasil yang lebih baik, maka silahka dicoba dan kita semua akan melihat, bagaimana hasilnya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:09:28 PM
 [at] YM Choa, anda sudah ditunggu di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21707.msg384980#msg384980 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21707.msg384980#msg384980)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:21:11 PM
hal tersebut benar. tanpa perlu bertanya lagi kepada orang itu, sudah jelas pernyataan seperti itu salah. tapi hendaknya difahami "salah itu kata siapa, menurut siapa?" tentunya "salah itu kata kita, menurut kita"  dengan "pengetahuan, logika dan semua argumen yang kita miliki".

tetapi, perlu pula diingat bahwa dalam suatu diskusi, apa yang benar dan salah menurut diri kita sendiri bukanlah faktor yang dicari bersama. faktor yang dicari bersama dalam suatu diskusi adalah sesuatu yang bernilai "benar" menurut kedua belah pihak yang berdiskusi. maka ketika orang berkata "Buddha berguru kepada alara krama", dimana hal ini dinilai salah oleh kita, tapi apakah nilai "salah" itu juga diakui oleh kawan diskusi kita? seandainya suatu perdebatan itu menggunakan "dalil" dan tidak hanya menggunakan argumen, maka inilah yang akan menjadi perdebatan yang sehat.

argumen itu bersifat umum, yakni alasan dari suatu pernyataan yang bisa bernilai benar atau salah menurut satu pihak atau kedua belah pihak, tapi dalil adalah argumen yang diterima kebenarannya oleh kedua belah pihak. maka berdebatlah dngan dalil. apabila suatu argumen tidak dapat diterima oleh satu pihak, maka kita harus fahami bahwa itu bukanlah "dalil yang sah" dalam sebuah diskusi maupun perdebatan.

ini adalah contoh argumen, tapi apakah ini sebuah dalil?

dan juga pelajari apa yang dimaksud oleh orang lain!

tentu, seharusnya "yang diajarkan oleh buddha gotama". tapi tentang "mana yang diajarkan oleh buddha gotama" belum tentu sama dalam pandangn masing-masing orang.

tampaknya jawabannya tidak masuk akal. karena tidak mungkin "car adalah hewan yang mengeong". tapi juga, ketidak mungkinan ini harus diingat, kata siapa dan menurut siapa? menurut kita? bagaimana menurut dia?

Paham?
Menurut saya, andanya saja yang malas menyelidiki, hanya ambil kesimpulan berdasarkan halaman terakhir, dan tragisnya, anda memang tidak mampu menyimpulkan dengan baik.
Lho, anda ini lucu.

Sekarang di sini forum Buddhisme, lalu ada orang datang ingin membuktikan Buddhisme salah, tentu dia harus bahas Buddhismenya dan tunjukkan kesalahannya donk? Kok Buddhis yang disuruh belajar Agamanya dan melihat Buddhisme salah menurut sudut pandangnya? Aneh sekali anda.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 04:24:37 PM
Lho, anda ini lucu.

Sekarang di sini forum Buddhisme, lalu ada orang datang ingin membuktikan Buddhisme salah, tentu dia harus bahas Buddhismenya dan tunjukkan kesalahannya donk? Kok Buddhis yang disuruh belajar Agamanya dan melihat Buddhisme salah menurut sudut pandangnya? Aneh sekali anda.



di sini, orang tidak sedang berdebat dengan buddhisme, tapi dengan sesama orang juga. oleh karena itu, satu orang dengan oran lainnya seharusnya berusaha untuk saling memahami. buddhisme tidak akan menjadi suatu masalah. yang menjdi masalah adalah pemahaman yang berbeda yang tidak dapat ditolelir oleh suatu pihak peserta diskusi.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:24:58 PM
supaya anda sebagai orang suci tidak melakukan kebohongan lebih jauh lagi, ini saya quote lagi kata2 anda sebelumnya

bodohnya kamu nak
kalau aku berkata Buddha Gotama mengangkat ku sebagai guru
apa opinimu,

apa kamu mengerti apa yang aku tulis?
apa kapasitas otakmu sudah mumpuni?

saya nyatakan, jika kamu sudah mengerti semua sutta theravada dan mempraktekanya
lalu kamu mencapai aharatta di alam sekarang, kearahatanmu dialam dharma
sama seperti anak lulusan SMA, anak SMA mau mengerti tulisan para profesor
sebaiknya anda berpikir ulang, kira-kita kepintaranmu mampu memahami tulisan
atau apa yang di bahas disini??

tau dirilah, kamu saja belum lulus SMA.. ;D

sudah di jelaskan sekali saja cukup nak
apakah saking bodohnya dirimu sampai tidak bisa membaca, sungguh memalukan
seorang buddhis seperti kamu

maaf saya mesti tanya apakah kamu seorang buddhis?
apakah kamu melaksanakan sila?
apakah kamu meditasi?
apakah kamu masuk level "paling rendah" sotapana magga?

anak kecil, mingir orang dewasa mau berdiskusi
cuci kaki dan tanganmu lalu duduk yang manis, jangan replay, bodohmu kelihatan

mengapa? kamu bagaimana dapat mengenali seorang itu sudah arahat?
kalau kamu masih di bawahnya, lalu kamu mau berdiskusi (selevel) dengan di atas
arahat?, ngaca dulu nak ... ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:30:29 PM
di sini, orang tidak sedang berdebat dengan buddhisme, tapi dengan sesama orang juga. oleh karena itu, satu orang dengan oran lainnya seharusnya berusaha untuk saling memahami. buddhisme tidak akan menjadi suatu masalah. yang menjdi masalah adalah pemahaman yang berbeda yang tidak dapat ditolelir oleh suatu pihak peserta diskusi.
Orang mengaku Bodhisatva dan bicara tentang Arahat, dan 31 alam, tapi bukan omongin Buddhisme yah?

Memang saya yang bodoh melayani anda. Lebih baik  |-)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 04:31:17 PM
bodohnya kamu nak
kalau aku berkata Buddha Gotama mengangkat ku sebagai guru
apa opinimu,

apa kamu mengerti apa yang aku tulis?
apa kapasitas otakmu sudah mumpuni?

saya nyatakan, jika kamu sudah mengerti semua sutta theravada dan mempraktekanya
lalu kamu mencapai aharatta di alam sekarang, kearahatanmu dialam dharma
sama seperti anak lulusan SMA, anak SMA mau mengerti tulisan para profesor
sebaiknya anda berpikir ulang, kira-kita kepintaranmu mampu memahami tulisan
atau apa yang di bahas disini??

tau dirilah, kamu saja belum lulus SMA.. ;D

sudah di jelaskan sekali saja cukup nak
apakah saking bodohnya dirimu sampai tidak bisa membaca, sungguh memalukan
seorang buddhis seperti kamu

maaf saya mesti tanya apakah kamu seorang buddhis?
apakah kamu melaksanakan sila?
apakah kamu meditasi?
apakah kamu masuk level "paling rendah" sotapana magga?

anak kecil, mingir orang dewasa mau berdiskusi
cuci kaki dan tanganmu lalu duduk yang manis, jangan replay, bodohmu kelihatan

mengapa? kamu bagaimana dapat mengenali seorang itu sudah arahat?
kalau kamu masih di bawahnya, lalu kamu mau berdiskusi (selevel) dengan di atas
arahat?, ngaca dulu nak ... ;D
saya seorang maha arahat, saya juga juru selamat manusia, anda sebenarnya masih di bawah level saya tapi ok mari kita berbincang bincang.

pertanyaan saya, apakah anda murid buda atau lebih tinggi dari buda?

apakah anda meditasi? metode apa yang anda lakukan dalam meditasi?

apakah anda menjaga sila?

apakah anda masih melakukan hubungan seks dengan istri anda?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:31:29 PM
bodohnya kamu nak
kalau aku berkata Buddha Gotama mengangkat ku sebagai guru
apa opinimu,

apa kamu mengerti apa yang aku tulis?
apa kapasitas otakmu sudah mumpuni?

saya nyatakan, jika kamu sudah mengerti semua sutta theravada dan mempraktekanya
lalu kamu mencapai aharatta di alam sekarang, kearahatanmu dialam dharma
sama seperti anak lulusan SMA, anak SMA mau mengerti tulisan para profesor
sebaiknya anda berpikir ulang, kira-kita kepintaranmu mampu memahami tulisan
atau apa yang di bahas disini??

tau dirilah, kamu saja belum lulus SMA.. ;D

sudah di jelaskan sekali saja cukup nak
apakah saking bodohnya dirimu sampai tidak bisa membaca, sungguh memalukan
seorang buddhis seperti kamu

maaf saya mesti tanya apakah kamu seorang buddhis?
apakah kamu melaksanakan sila?
apakah kamu meditasi?
apakah kamu masuk level "paling rendah" sotapana magga?

anak kecil, mingir orang dewasa mau berdiskusi
cuci kaki dan tanganmu lalu duduk yang manis, jangan replay, bodohmu kelihatan

mengapa? kamu bagaimana dapat mengenali seorang itu sudah arahat?
kalau kamu masih di bawahnya, lalu kamu mau berdiskusi (selevel) dengan di atas
arahat?, ngaca dulu nak ... ;D

faktanya adalah anda mengatakan ini sebelumnya

saya bukan arahat
murid saya ada yang arahat

yg anda ralat bahwa anda tidak mengatakan itu,

saya tidak akan membantah anda bahwa saya seorang bodoh. saya akan membiarkan anda mempermalukan diri anda. saya mau melihat seberapa lama orang suci satu ini bertahan.

tapi sedikit saya kasih bocoran, saya adalah seorang sarjana dengan kapasitas otak yg lebih besar dari anda. anda mungkin suci, tapi sepertinya kesucian anda tidak berarti apa2 di banding saya, karena saya adalah seorang Sammasambuddha. jadi janganlah anda kurang ajar sama seorang Buddha, bisa saya kutuk anda jadi kecoak nanti, mau?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:33:06 PM
saya seorang maha arahat, saya juga juru selamat manusia, anda sebenarnya masih di bawah level saya tapi ok mari kita berbincang bincang.

pertanyaan saya, apakah anda murid buda atau lebih tinggi dari buda?

apakah anda meditasi? metode apa yang anda lakukan dalam meditasi?

apakah anda menjaga sila?

apakah anda masih melakukan hubungan seks dengan istri anda?

haiya... kok tiba2 jadi bermunculan orang2 suci? ayo kita sepakati dulu deh, gelar kita, supaya gak overlap
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:38:09 PM
saya seorang maha arahat, saya juga juru selamat manusia, anda sebenarnya masih di bawah level saya tapi ok mari kita berbincang bincang.

pertanyaan saya, apakah anda murid buda atau lebih tinggi dari buda?

apakah anda meditasi? metode apa yang anda lakukan dalam meditasi?

apakah anda menjaga sila?

apakah anda masih melakukan hubungan seks dengan istri anda?

sebelum saya jawab, jawablah pertanyaan anda
bisa... ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:40:15 PM
sebelum saya jawab, jawablah pertanyaan anda
bisa... ;D

beginikh cara anda mendidik? anjing saya di rumah bisa mendidik dengan lebih baik daripada ini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:41:09 PM

tapi sedikit saya kasih bocoran, saya adalah seorang sarjana dengan kapasitas otak yg lebih besar dari anda. anda mungkin suci, tapi sepertinya kesucian anda tidak berarti apa2 di banding saya, karena saya adalah seorang Sammasambuddha. jadi janganlah anda kurang ajar sama seorang Buddha, bisa saya kutuk anda jadi kecoak nanti, mau?

kamu ini sekolah ngak

saya bilang saya bukan arahat, mengerti

murid saya arahat, lalu kalau di hubungkan dengan arahatta theravada yang sesui dengan tipitaka
tidak sama, murid saya seorang arahat di past live nya

ada masalah dengan pernyataan saya, kalau ada emang ada apa?
apakah ketidak setujuanmu penting ;D

kamu tidak penting, paham
kamu bukan siapa-siapa paham
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 04:41:25 PM

Kalau di ijinkan saya akan teruskan memukul pantat anak murid durhaka di thread ini.
yang bikin malu gurunya, sampai tidfak mengenali mahluk yang bahkan oleh gurunya juga
dihormati
8)


maaf, yang ini serius?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:43:13 PM
kamu ini sekolah ngak

saya bilang saya bukan arahat, mengerti

murid saya arahat, lalu kalau di hubungkan dengan arahatta theravada yang sesui dengan tipitaka
tidak sama, murid saya seorang arahat di past live nya

ada masalah dengan pernyataan saya, kalau ada emang ada apa?
apakah ketidak setujuanmu penting ;D

kamu tidak penting, paham
kamu bukan siapa-siapa paham
Ini pelajaran pertamanya, guru?

 :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:44:06 PM
kamu ini sekolah ngak

saya bilang saya bukan arahat, mengerti

murid saya arahat, lalu kalau di hubungkan dengan arahatta theravada yang sesui dengan tipitaka
tidak sama, murid saya seorang arahat di past live nya

ada masalah dengan pernyataan saya, kalau ada emang ada apa?
apakah ketidak setujuanmu penting ;D

kamu tidak penting, paham
kamu bukan siapa-siapa paham
Guru, monyet di deket kantor saya juga ada yang Arahat, tapi istilahnya beda sama di Tipitaka. Mungkin murid anda itu selevel sama monyet tersebut yah? ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:44:19 PM
beginikh cara anda mendidik? anjing saya di rumah bisa mendidik dengan lebih baik daripada ini.

nah kamu belum pernah dididik beginikan
kamu selalu menilai penampilan orang lain,

orang tuamu tidak pernah menyuruh;

"nilailah dirimu terlebih dahulu sebelum kamu menilai orang lain"

apakah kamu tergungcang?
apakah kamu tidak mampu melihat dirimu?
yang penuh kilesa, lau menunjuk orang lain penuh kilesa?
ingat satu jari menunjuk orang lain 4 (empat) jari menunjuk diri sendiri

paham ngak sih, anak putthujanna ini tulisa ane (bingung)
apa otaknya cukup untuk memahami yah????

sak karepmu dewe' ;D :o =P~
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:45:16 PM
kamu ini sekolah ngak

saya bilang saya bukan arahat, mengerti

murid saya arahat, lalu kalau di hubungkan dengan arahatta theravada yang sesui dengan tipitaka
tidak sama, murid saya seorang arahat di past live nya

ada masalah dengan pernyataan saya, kalau ada emang ada apa?
apakah ketidak setujuanmu penting ;D

kamu tidak penting, paham
kamu bukan siapa-siapa paham

saya juga tidak mengatakan anda arahat, tapi anda sediri yg mengatakan bahwa murid anda ada arahat, yg awalnya tanpa disertai dengan petunjuk waktu "past live", yg kemudian anda tambahkan untuk menyelamatkan pantat anda.

saya memang bukan siapa2, dan itu sebabnya saya bisa membuat anda lebih berdarah2 lagi daripada seandainya saya adalah siapa2.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:46:27 PM
nah kamu belum pernah dididik beginikan
kamu selalu menilai penampilan orang lain,

orang tuamu tidak pernah menyuruh;

"nilailah dirimu terlebih dahulu sebelum kamu menilai orang lain"

apakah kamu tergungcang?
apakah kamu tidak mampu melihat dirimu?
yang penuh kilesa, lau menunjuk orang lain penuh kilesa?
ingat satu jari menunjuk orang lain 4 (empat) jari menunjuk diri sendiri

paham ngak sih, anak putthujanna ini tulisa ane (bingung)
apa otaknya cukup untuk memahami yah????

sak karepmu dewe' ;D :o =P~

mari kita lihat siapa yg akan terguncang-guncang di sini.

jadi cuma itukah kemampuan anda dalam mendidik? boleh saya mulai sekarang?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:47:30 PM
maaf, yang ini serius?

jika kamu dapat membuktikanya
saya bersedia menangung kamma jeleknya
jika saya musavada

metta cetanna
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:49:01 PM
Guru Choa, sudahlah, kami tidak perlu dongeng2 yang tidak bisa dibuktikan. Ayo mulailah pelajarannya, yang bisa dibuktikan langsung, di sini, sekarang.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 04:50:08 PM
sebelum saya jawab, jawablah pertanyaan anda
bisa... ;D
astaga, tipe muter2.com hasil meditasinya muter2.com
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 04:50:41 PM
jika kamu dapat membuktikanya
saya bersedia menangung kamma jeleknya
jika saya musavada

metta cetanna

bisakah Yang Arya mengenalkan identitas asli?
nama, alamat, no telp

kalau ada halangan untuk mengungkapkan secara terbuka, via PM juga gak apa2.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:50:58 PM
saya juga tidak mengatakan anda arahat, tapi anda sediri yg mengatakan bahwa murid anda ada arahat, yg awalnya tanpa disertai dengan petunjuk waktu "past live", yg kemudian anda tambahkan untuk menyelamatkan pantat anda.

saya memang bukan siapa2, dan itu sebabnya saya bisa membuat anda lebih berdarah2 lagi daripada seandainya saya adalah siapa2.

kamu buta dan tuli

berani bercerita tentang dhamma?
berani bernyanyi tentang dhamma?

jawab tuh pertanyaan yang di tujukan pada saya, kalau kamu tidak menjawab
atau tidak mampu menjawabnya, saya angap anda hopeless

tidak naik kelas, tunggu kelahiran berikut untuk menfdengarkan pelajaran dharma dari seorang
yang sudah merealisasikanya,

anak siapa sih ini, pernah meditasi dan mempraktekan sila ngak sih :(
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:51:17 PM
astaga, tipe muter2.com hasil meditasinya muter2.com
Mungkin "dipuji" sebagai terunggul dalam mulut besarnya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:51:57 PM
kamu buta dan tuli

berani bercerita tentang dhamma?
berani bernyanyi tentang dhamma?

jawab tuh pertanyaan yang di tujukan pada saya, kalau kamu tidak menjawab
atau tidak mampu menjawabnya, saya angap anda hopeless

tidak naik kelas, tunggu kelahiran berikut untuk menfdengarkan pelajaran dharma dari seorang
yang sudah merealisasikanya,

anak siapa sih ini, pernah meditasi dan mempraktekan sila ngak sih :(
Guru, masa' ditanya pertanyaan, minta murid yang jawabin sih? Ga malu yah?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:52:44 PM
bisakah Yang Arya mengenalkan identitas asli?
nama, alamat, no telp

kalau ada halangan untuk mengungkapkan secara terbuka, via PM juga gak apa2.

saya berbicara pada para mahluk yang mengotori forum ini
bukan pada para mahluk yang memperindah forum ini

dengan kemuliaan hati serta cetana yang murni, bisa bertemu
tetapi belum saatnya, karena ada beberapa member aktip disini
tahu dan pernah bertemu dengan saya, so kita skip dulu ya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:53:47 PM
kamu buta dan tuli

berani bercerita tentang dhamma?
berani bernyanyi tentang dhamma?

jawab tuh pertanyaan yang di tujukan pada saya, kalau kamu tidak menjawab
atau tidak mampu menjawabnya, saya angap anda hopeless

tidak naik kelas, tunggu kelahiran berikut untuk menfdengarkan pelajaran dharma dari seorang
yang sudah merealisasikanya,

anak siapa sih ini, pernah meditasi dan mempraktekan sila ngak sih :(

=)) =)) =))
parah parah ....

teman2 bolehkah saya mengundurkan diri saja? yg ini lebih parah daripada badut yg dulu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:55:27 PM
astaga, tipe muter2.com hasil meditasinya muter2.com

kamu bisa jawab?

apakah kamu takut ketahuan dirimu siapa?
apakah kamu takut kamu tidak pantas berbicara atas nama dhamma

jawab, kalau tidak saya tidak akan menjawab pertanyaan kamu lagi

fair??

kalau iya kita lanjutkan kalau tidak, saya angap anda belum cukup kamma
untuk mendengar dhamma lebih tinggi

tidak naik kelas,!!! :-?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 04:56:42 PM
mari kita lihat siapa yg akan terguncang-guncang di sini.

jadi cuma itukah kemampuan anda dalam mendidik? boleh saya mulai sekarang?

=)) =)) =))
parah parah ....

teman2 bolehkah saya mengundurkan diri saja? yg ini lebih parah daripada badut yg dulu.

pecundang akan lari terbirit-birit jika ada singa asli mengaumkan aumanya
keledai dunggu mengaku singa?

lari sana sembunyi di bawah ketiak ibumu,

banci,!!!
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 04:57:44 PM
 (:$

Sudah mulai ngantuk nih. Ini guru apaan yah? Pelajaran belum dikasih udah vonis ga naik kelas.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 04:58:42 PM
pecundang akan lari terbirit-birit jika ada singa asli mengaumkan aumanya
keledai dunggu mengaku singa?

lari sana sembunyi di bawah ketiak ibumu,

banci,!!!

bukan sembunyi, anda hanya belum layak untuk melawan saya, anak bau kencur. anda harus lebih suci lagi minimal kalau bisa mengalahkan anjing saya, baru saya akan mempertimbangkan untuk melayani anda, sementara itu silakan anda dilayani oleh murid2 saya yg semuanya juga sudah Arahat di sini.

=)) =)) =))

oh ya, orang suci gak boleh emosi, DUNGU bukan DUNGGU, dengan 1 G.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 05:00:41 PM
bro choa, saya mengakui bahwa saya masih seorang putthujhana, dan masih perlu banyak bimbingan dari anda yang adalah bodhisattva...

maka dari itu, apakah salah bila saya bertanya keppada anda??
dan kenapa pertanyaan saya yang ini ga di jawab??
mohon dijawab, agar saya bisa tercerahkan seperti anda...
bukankah itu tugas seorang bodhisatta?? mencerahkan orang lain??

Quote
bro, anda belum menjawab semua pertanyaan saya...
agar lebih memudahkan anda, saya nomorkan ya...

1.sang buddha juga menjawab seperti yang saya katakan diatas, kenapa anda mengatakan sang buddha diam ketika ditanya mengenai nibbana?? ada sumber??

2. kalau bisa, tolong tunjukkan di bagian mana sang buddha diam ketika ditanya tentang nibbana..

3. kalau sang buddha merasa tidak perlu mengungkapkan apa yang ia ketahui, kenapa anda merasa perlu mengungkapkannya??
 
4. apakah karena mana??

5. lalu, apa manfaat anda mengatakannya untuk kami??

6. sang buddha tidak mengatakan segala yang ia ketahui, karena ia merasa hal tersebut tidak perlu, lalu, kenapa anda merasa perlu untuk memberitahukannya kepada kami??
tambahan...


tolong dijawab dengan penomoran seperti yang saya cantumkan juga, biar lebih mudah saya mengerti..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 05:00:53 PM
pecundang akan lari terbirit-birit jika ada singa asli mengaumkan aumanya
keledai dunggu mengaku singa?

lari sana sembunyi di bawah ketiak ibumu,

banci,!!!

dari awal thread saya di tanya saya menjawab

member disini di tanya, "tidak ada yang bisa menjawab"

apakah saya mesti menunggu ada member disini yang menguasai sutta dan mempraktekanya
lalu selevel atau setidak tidaknya dapat menjawab pertanyaan saya

yang OL sekarang , PAYAH,!!!
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 23 December 2011, 05:01:12 PM
Quote
choa : lari sana sembunyi di bawah ketiak ibumu,
sangat tidak LOGIKA kalau ini dpt dilakukan  :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 05:03:13 PM

dari awal thread saya di tanya saya menjawab

member disini di tanya, "tidak ada yang bisa menjawab"

apakah saya mesti menunggu ada member disini yang menguasai sutta dan mempraktekanya
lalu selevel atau setidak tidaknya dapat menjawab pertanyaan saya

yang OL sekarang , PAYAH,!!!

Wah, Guru mulai kehilangan kendali yah?

Boleh diulang pertanyaannya apa, guru?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 05:04:10 PM
bro choa, saya mengakui bahwa saya masih seorang putthujhana, dan masih perlu banyak bimbingan dari anda yang adalah bodhisattva...

maka dari itu, apakah salah bila saya bertanya keppada anda??
dan kenapa pertanyaan saya yang ini ga di jawab??
mohon dijawab, agar saya bisa tercerahkan seperti anda...
bukankah itu tugas seorang bodhisatta?? mencerahkan orang lain??
bro will.

kamu g****k apa buta????

kamu tanya apa yang dilakukan Sammasambuddha Gotama  kepada saya
apa kamu seidiot ini?

mengakui putthujanna adalah baik
lalu pertanyaan konyolmu itu membuat saya tidak tahan untuk membodohimu
tanyalah pada Buddha Gotama mengapa dia memelih demikian

paham, mahluk putthujanna?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 05:05:21 PM
Sang Buddha menjawab;

"Tidak ada manfaatnya bagi kamu untuk mengetahui Godhika Thera. Setelah terbebas dari kekotoran-kekotoran moral, ia mencapai tingkat kesucian arahat. Seseorang seperti kamu, Mara, dengan seluruh kekuatanmu tidak akan dapat menemukan ke mana para arahat pergi setelah meninggal dunia."


*nah sang buddha sudah dengan jelas mengatakan tidak kembali ke kehidupan baru ;D. sama seperti sang buddha yang m***kikkan suara kemenangkan dengan mengatakan sudah menghancurkan si pembuat rumah ;D. (sang buddha kan arahat juga ;D).
Bold: Terima kasih atas asumsi pribadinya,
Akan tetapi tidak,
Saya pribadi tidak melihat penegasan bahwa arahat "tidak kembali ke kehidupan baru"
Unless... anda membaca potongan kalimat yang terlewatkan oleh saya.





Bhikkhu Vakkhali
Tidak lama kemudian setelah kepergian mereka, Yang Mulia Vakkhali mempergunakan pisau untuk membunuh dirinya.

Melihat kejadian ini Sang Buddha berkata : “ Para Bhikkhu, Vakkhali telah mencapai Nibbana, sehingga kesadarannya tidak berada dimanapun.”


di sini juga jelas, nibbana itu sudah terbebas dari samsara ;D.
Yaps, hal ini benar-benar memberikan penegasan tentang bentuk "*poof* end of story"
Namun maaf, saya menganggap jawaban beliau merupakan jawaban untuk pertanyaan "bunuh diri" setelah nibbana.





Kisah Bhikkhu Channa
dari CHANNOVADA SUTTA, Majjhima Nikaya, Maha Vagga, bab 144

kutipan:
Sariputta, bila seseorang melekatkan tubuh ini dan melekat pada tubuh yang baru, pada waktu itu kukatakan bahwa dia pantas dicela.
nah, itu artinya kalo masih pengen lahir lagi namanya adalah yang dicela oleh para yang bijaksana ;D.
Amat sangat menjawab, apabila didasari oleh tanha.

Namun seperti yang kita ketahui bersama,
arahat bukan lagi "seseorang".









Walaupun saya yang penuh debu masih bingung,
Akan tetapi anumodana atas sharing'nya

 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 05:05:43 PM

dari awal thread saya di tanya saya menjawab

member disini di tanya, "tidak ada yang bisa menjawab"

apakah saya mesti menunggu ada member disini yang menguasai sutta dan mempraktekanya
lalu selevel atau setidak tidaknya dapat menjawab pertanyaan saya

yang OL sekarang , PAYAH,!!!


dasar TOLOL, andalah yg tidak pernah menjawab, apakah anda menjawab semua pertanyaan saya? ada banyak pertanyaan penting dari saya yg tidak anda jawab, silakan buka lagi halaman2 sebelumnya. dan anda mengaku bodhisatta? lebih tepat anda adalah SEEKOR MARGASATWA. ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 05:06:45 PM
bro will.

kamu g****k apa buta????

kamu tanya apa yang dilakukan Sammasambuddha Gotama  kepada saya
apa kamu seidiot ini?

mengakui putthujanna adalah baik
lalu pertanyaan konyolmu itu membuat saya tidak tahan untuk membodohimu
tanyalah pada Buddha Gotama mengapa dia memelih demikian

paham, mahluk putthujanna?
sepertinya anda sudah lupa pembahasan topik yang dulu itu apa ya??
atau anda yang terlalu bodoh dan terlalu banyak bacotnya??

anda mengatakan bahwa sang buddha diam ketika ditanyamengenai nibbana, lalu, mengapa anda mengatakan kalau sang buddha diam ketika ditanya??
ada sumber??
tanya langsung sama sang buddha??
Omigod...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 05:07:16 PM
Wah, Guru mulai kehilangan kendali yah?

Boleh diulang pertanyaannya apa, guru?

bodohnya kamu nak
mbok ya sudah putthujanna jangan idiot kenapa?
yang nulis pertanyaan ente sendiri, paham

aduh ada ngak sih member disini yang intelek dikit, capedeh
taunya jadi trooler masuk diskusi, mental

ada yang jadi keleday dunggu lari terbirit-birit, ini lagi orang alay dia nanya
ditanya balik pertanyaanya, malah nanya mana pertanyaanya

nyesel saya ketemu beberapa orang idiot yang terguncang, jauuuuh dari
praktek dhamma.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 05:09:00 PM
bodohnya kamu nak
mbok ya sudah putthujanna jangan idiot kenapa?
yang nulis pertanyaan ente sendiri, paham

aduh ada ngak sih member disini yang intelek dikit, capedeh
taunya jadi trooler masuk diskusi, mental

ada yang jadi keleday dunggu lari terbirit-birit, ini lagi orang alay dia nanya
ditanya balik pertanyaanya, malah nanya mana pertanyaanya

nyesel saya ketemu beberapa orang idiot yang terguncang, jauuuuh dari
praktek dhamma.
Oh, jadi maksudnya terguncang adalah malas meladeni tingkah lucumu yah? Tenang, saya memang bertugas membangkitkan kelucuanmu di sini.

Ayolah, mulailah pelajarannya di thread sebelah. Masa' cuma bisa maki2 saja sih?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 05:09:42 PM
sepertinya anda sudah lupa pembahasan topik yang dulu itu apa ya??
atau anda yang terlalu bodoh dan terlalu banyak bacotnya??

anda mengatakan bahwa sang buddha diam ketika ditanyamengenai nibbana, lalu, mengapa anda mengatakan kalau sang buddha diam ketika ditanya??
ada sumber??
tanya langsung sama sang buddha??
Omigod...

kamu tidak dapat menemukan disutta tentang bahasan ini?
bahwa ada pembicaraan antara YA Ananda dan YA Sariputta bertanya pada
YA Maha Mongalana, mengenai pertanyaan apakah guru ada atau tidak ada atau ada dan tidak ada
setelah parinibanna?

maka sebaiknya anda jangan masuk diskusi disini, jadilah murid yang baik lalu SR,
mengerti
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 05:11:03 PM
bodohnya kamu nak
mbok ya sudah putthujanna jangan idiot kenapa?
yang nulis pertanyaan ente sendiri, paham

aduh ada ngak sih member disini yang intelek dikit, capedeh
taunya jadi trooler masuk diskusi, mental

ada yang jadi keleday dunggu lari terbirit-birit, ini lagi orang alay dia nanya
ditanya balik pertanyaanya, malah nanya mana pertanyaanya

nyesel saya ketemu beberapa orang idiot yang terguncang, jauuuuh dari
praktek dhamma.

Wahai PENIPU, tidak ada yg lari dari anda, terbukti selama beberapa hari ini andalah yg lari terbirit2 bagaikan anjing kudisan disiram air panas. btw, anda sudah berapa lama jadi manusia? memory kehidupan lampau anda masih sangat melekat kuat hingga kehidupan ini, sehingga sudah beradaptasi dengan jasmani manusia. ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 05:13:46 PM
Wahai PENIPU, tidak ada yg lari dari anda, terbukti selama beberapa hari ini andalah yg lari terbirit2 bagaikan anjing kudisan disiram air panas. btw, anda sudah berapa lama jadi manusia? memory kehidupan lampau anda masih sangat melekat kuat hingga kehidupan ini, sehingga sudah beradaptasi dengan jasmani manusia. ;D
Mengapa anda terus-menerus menghina anjing? Tahukah anda bahwa banyak kualitas anjing yang lebih baik daripada Choa ini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 05:16:06 PM
Mengapa anda terus-menerus menghina anjing? Tahukah anda bahwa banyak kualitas anjing yang lebih baik daripada Choa ini?

tentu saja saya tidak menyama-ratakan semua anjing, hanya dengan satu ekor anjing kudisan tertentu saja.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 23 December 2011, 05:16:31 PM
Aduh... :hammer:
Bisakah kita berdiskusi dengan damai ?

Silahkan penuh sarkas...
tapi tetep jaga kualitas postingan dan pemilihan kata.

Thanks,
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 23 December 2011, 05:17:48 PM
Aduh... :hammer:
Bisakah kita berdiskusi dengan damai ?

Silahkan penuh sarkas...
tapi tetep jaga kualitas postingan dan pemilihan kata.

Thanks,

tenang mod, klo di k*sk*s ini dah jadi hot thread kan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 05:29:02 PM
kita mulai saja ceritanya biar tambah terguncang

ada 2 cerita yang saya alami, ini yang pertama cerita ini benar saya alami dan ada
dua orang lagi yang menjadi saksi, kebetulan mereka beragama sebelah
cerita ini saya dedikasikan untuk member disini yang mempraktekan jalan dhamma

suatu saat saya di datangi kolega saya dari masa lampau, dan ada yang hanya
menyapa dan ada yang memperkenalkan diri bahwa dia teman atau adik seperguruan
yang saya ingat dan dapat saya lihat telah adalah Sanjaya, karena dia berbicara langsung
memangil nama tampa embel-embel,

setelah acara silaturahmi seslesai saya melihat seorang bikkhu berdiri agak jauh dengan sikap
anjali dengan angun dan tenang, mempertahankan kedamaian internalnya
lalu saya menyapa, wahai bhikkhu silahkan mendekat;
bhikkhu ini mendekat lalu beranjali, sambil memperkenalkan diri saya Ananda, murid Tathagata Gotama
saya terkejut bukan kepalang, sambil belum hilang keterkejutan saya, replek saya berbicara
ada yang dapat saya bantu?
lalu dengan tenang berbicara dengan tidak cepat atau lambat YA Ananda berbicara
mohon Yang Arya tidak merubah dhamma yang dibabarkan oleh guru saya,
dengan tergesa, gesa saya menjelaskan panjang lebar hukum manusi buddha dan masa berlakunya
dhamma seorang manusi buddha, dan saya merupakan praktisi masa ini bukan ada untuk merubah
setelah saya nilai penjelasan saya cukup saya diam
YA Ananda hanya mengucapkan satu kata, terimakasih

sebelum pergi saya berbicara pada beliau memuji kehebatan ingatanya dapat mengingat semua sutta
dan menjadikanya menjadi kitap TIPITAKA,
saya amat terkejut mendegarkan apa responya,
"saya tidak dapat mengingat semua ceramah guru, dan TIPITAKA tidak memuat semua sutta
yang leih lengkap itu di sutra mahayana, (tipitaka + tripitaka)

next saya akan cerita bertemu dengan YA Sariputta dan YA Mongalana


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 05:33:05 PM
kamu tidak dapat menemukan disutta tentang bahasan ini?
bahwa ada pembicaraan antara YA Ananda dan YA Sariputta bertanya pada
YA Maha Mongalana, mengenai pertanyaan apakah guru ada atau tidak ada atau ada dan tidak ada
setelah parinibanna?

maka sebaiknya anda jangan masuk diskusi disini, jadilah murid yang baik lalu SR,
mengerti
waduh, berarti anda yang memang benar-benar bodoh....
pernyataan anda mengatakan bahwa SANG BUDDHA sendiri yang diam ketika ditanya...
kok jadi ke ananda dan mogallana...
terbukti memang ternyata masih ada arahat yang bodoh dan pelupa...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 05:33:13 PM
Yah... lagi-lagi dongeng.

AJARAN donk, AJARAN!! Yang bisa dibuktikan. Kalau cuma dongeng, banyak yang punya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 05:35:59 PM
waduh, berarti anda yang memang benar-benar bodoh....
pernyataan anda mengatakan bahwa SANG BUDDHA sendiri yang diam ketika ditanya...
kok jadi ke ananda dan mogallana...
terbukti memang ternyata masih ada arahat yang bodoh dan pelupa...

saya memaklumi
bisa jadi saya yang bodoh

tetapi apakah kamu tidak penasan dengan tulisan saya lalu membaca sutta
tentang pertanyaan apakah buddha ada atau tidak setelah beliau meningal?

lebih bermanfaat mana;
saya yang bodoh?
atau kamu menyelidiki sutta?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 05:39:45 PM
kita mulai saja ceritanya biar tambah terguncang

ada 2 cerita yang saya alami, ini yang pertama cerita ini benar saya alami dan ada
dua orang lagi yang menjadi saksi, kebetulan mereka beragama sebelah
cerita ini saya dedikasikan untuk member disini yang mempraktekan jalan dhamma

suatu saat saya di datangi kolega saya dari masa lampau, dan ada yang hanya
menyapa dan ada yang memperkenalkan diri bahwa dia teman atau adik seperguruan
yang saya ingat dan dapat saya lihat telah adalah Sanjaya, karena dia berbicara langsung
memangil nama tampa embel-embel,

setelah acara silaturahmi seslesai saya melihat seorang bikkhu berdiri agak jauh dengan sikap
anjali dengan angun dan tenang, mempertahankan kedamaian internalnya
lalu saya menyapa, wahai bhikkhu silahkan mendekat;
bhikkhu ini mendekat lalu beranjali, sambil memperkenalkan diri saya Ananda, murid Tathagata Gotama
saya terkejut bukan kepalang, sambil belum hilang keterkejutan saya, replek saya berbicara
ada yang dapat saya bantu?
lalu dengan tenang berbicara dengan tidak cepat atau lambat YA Ananda berbicara
mohon Yang Arya tidak merubah dhamma yang dibabarkan oleh guru saya,
dengan tergesa, gesa saya menjelaskan panjang lebar hukum manusi buddha dan masa berlakunya
dhamma seorang manusi buddha, dan saya merupakan praktisi masa ini bukan ada untuk merubah
setelah saya nilai penjelasan saya cukup saya diam
YA Ananda hanya mengucapkan satu kata, terimakasih

sebelum pergi saya berbicara pada beliau memuji kehebatan ingatanya dapat mengingat semua sutta
dan menjadikanya menjadi kitap TIPITAKA,
saya amat terkejut mendegarkan apa responya,
"saya tidak dapat mengingat semua ceramah guru, dan TIPITAKA tidak memuat semua sutta
yang leih lengkap itu di sutra mahayana, (tipitaka + tripitaka)

next saya akan cerita bertemu dengan YA Sariputta dan YA Mongalana
anda yakin ketika anda mengalami hal ini, anda bersama teman-teman anda tidak sedang dalam kondisi mabuk,??
dan anda yakin juga kalau yang menjelma itu bukam MARA??
MARA itu bisa menjelma jadi orang yang luar biasa baik loh...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 05:42:17 PM
Quote from: C
hoa link=topic=21689.msg385069#msg385069 date=1324636142
kita mulai saja ceritanya biar tambah terguncang

ada 2 cerita yang saya alami, ini yang pertama cerita ini benar saya alami dan ada
dua orang lagi yang menjadi saksi, kebetulan mereka beragama sebelah
cerita ini saya dedikasikan untuk member disini yang mempraktekan jalan dhamma

suatu saat saya di datangi kolega saya dari masa lampau, dan ada yang hanya
menyapa dan ada yang memperkenalkan diri bahwa dia teman atau adik seperguruan
yang saya ingat dan dapat saya lihat telah adalah Sanjaya, karena dia berbicara langsung
memangil nama tampa embel-embel,

setelah acara silaturahmi seslesai saya melihat seorang bikkhu berdiri agak jauh dengan sikap
anjali dengan angun dan tenang, mempertahankan kedamaian internalnya
lalu saya menyapa, wahai bhikkhu silahkan mendekat;
bhikkhu ini mendekat lalu beranjali, sambil memperkenalkan diri saya Ananda, murid Tathagata Gotama
saya terkejut bukan kepalang, sambil belum hilang keterkejutan saya, replek saya berbicara
ada yang dapat saya bantu?
lalu dengan tenang berbicara dengan tidak cepat atau lambat YA Ananda berbicara
mohon Yang Arya tidak merubah dhamma yang dibabarkan oleh guru saya,
dengan tergesa, gesa saya menjelaskan panjang lebar hukum manusi buddha dan masa berlakunya
dhamma seorang manusi buddha, dan saya merupakan praktisi masa ini bukan ada untuk merubah
setelah saya nilai penjelasan saya cukup saya diam
YA Ananda hanya mengucapkan satu kata, terimakasih

sebelum pergi saya berbicara pada beliau memuji kehebatan ingatanya dapat mengingat semua sutta
dan menjadikanya menjadi kitap TIPITAKA,
saya amat terkejut mendegarkan apa responya,
"saya tidak dapat mengingat semua ceramah guru, dan TIPITAKA tidak memuat semua sutta
yang leih lengkap itu di sutra mahayana, (tipitaka + tripitaka)

next saya akan cerita bertemu dengan YA Sariputta dan YA Mongalana




apakah anda berkeinginan untuk sembuh dari kecanduan narkoba yg anda alami ini? kalo anda ingin, cobalah panti rehabilitasi narkoba, saya bisa merekomendasikan beberapa, tapi cari di google juga banyak kok.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 05:43:07 PM
saya memaklumi
bisa jadi saya yang bodoh

tetapi apakah kamu tidak penasan dengan tulisan saya lalu membaca sutta
tentang pertanyaan apakah buddha ada atau tidak setelah beliau meningal?

lebih bermanfaat mana;
saya yang bodoh?
atau kamu menyelidiki sutta?
saya sudah tau dari awal ketika anda membuat statement, bahwa statement anda itu salah om...
udah ada kok di otak saya...  ;D
ternyata sekarang penamaan antara makhluk bodhisattva dan bodohsatwa sudah rancu ya...

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 05:50:16 PM
anda yakin ketika anda mengalami hal ini, anda bersama teman-teman anda tidak sedang dalam kondisi mabuk,??
dan anda yakin juga kalau yang menjelma itu bukam MARA??
MARA itu bisa menjelma jadi orang yang luar biasa baik loh...

tidak bro'
saya sadar dan tidak mabuk, saya tidak minum-minuman alkohol
saya seumur hidup tidak mengunakan obat-obatan yang memabukan
dan saya tidak minum alkohol (saya elergy alkohol)

saya tahu mara, bukanlah mahluk yang hebat amat, tida tidak bisa
apa-apa terhadap para praktisi dhamma, masih banyak mahluk yg
di atasnya, dan lebih kejam.

fell free, what ever you believe  _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 05:51:18 PM
saya sudah tau dari awal ketika anda membuat statement, bahwa statement anda itu salah om...
udah ada kok di otak saya...  ;D
ternyata sekarang penamaan antara makhluk bodhisattva dan bodohsatwa sudah rancu ya...
baiklah, anda sudah sampai pada kesimpulan saya
bodohsattva

anumodana
semoga anda maju dalam praktek dhamma
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 05:52:54 PM
baiklah, anda sudah sampai pada kesimpulan saya
bodohsattva

anumodana
semoga anda maju dalam praktek dhamma
 _/\_
sadhu.. sadhu.. sadhu...
semoga saya dapat bertemu anda di kehidupan mendatang, ketika anda sudah menjadi samma-sambuddha...
amen...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 05:53:46 PM
kita mulai saja ceritanya biar tambah terguncang

ada 2 cerita yang saya alami, ini yang pertama cerita ini benar saya alami dan ada
dua orang lagi yang menjadi saksi, kebetulan mereka beragama sebelah
cerita ini saya dedikasikan untuk member disini yang mempraktekan jalan dhamma

suatu saat saya di datangi kolega saya dari masa lampau, dan ada yang hanya
menyapa dan ada yang memperkenalkan diri bahwa dia teman atau adik seperguruan
yang saya ingat dan dapat saya lihat telah adalah Sanjaya, karena dia berbicara langsung
memangil nama tampa embel-embel,

setelah acara silaturahmi seslesai saya melihat seorang bikkhu berdiri agak jauh dengan sikap
anjali dengan angun dan tenang, mempertahankan kedamaian internalnya
lalu saya menyapa, wahai bhikkhu silahkan mendekat;
bhikkhu ini mendekat lalu beranjali, sambil memperkenalkan diri saya Ananda, murid Tathagata Gotama
saya terkejut bukan kepalang, sambil belum hilang keterkejutan saya, replek saya berbicara
ada yang dapat saya bantu?
lalu dengan tenang berbicara dengan tidak cepat atau lambat YA Ananda berbicara
mohon Yang Arya tidak merubah dhamma yang dibabarkan oleh guru saya,
dengan tergesa, gesa saya menjelaskan panjang lebar hukum manusi buddha dan masa berlakunya
dhamma seorang manusi buddha, dan saya merupakan praktisi masa ini bukan ada untuk merubah
setelah saya nilai penjelasan saya cukup saya diam
YA Ananda hanya mengucapkan satu kata, terimakasih

sebelum pergi saya berbicara pada beliau memuji kehebatan ingatanya dapat mengingat semua sutta
dan menjadikanya menjadi kitap TIPITAKA,
saya amat terkejut mendegarkan apa responya,
"saya tidak dapat mengingat semua ceramah guru, dan TIPITAKA tidak memuat semua sutta
yang leih lengkap itu di sutra mahayana, (tipitaka + tripitaka)

next saya akan cerita bertemu dengan YA Sariputta dan YA Mongalana




baiklah, saya tampung dulu dongeng anda. nanti saja saya tertawakan. dan apakah dhamma manusi Buddha dan masa berlaku yg anda maksudkan itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 05:55:42 PM

fell free, what ever you believe  _/\_
ini artinya "jatuh bebas pada apa yang kamu percayai" ya??
wkwkkwkw...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 06:00:56 PM
sadhu.. sadhu.. sadhu...
semoga saya dapat bertemu anda di kehidupan mendatang, ketika anda sudah menjadi samma-sambuddha...
amen...

itu tidak akan terjadi
praktekan saja dhamma yang sudah di babarkan dengan baik
yang indah di awalnya
indah di tengahnya
serta indah di akhirnya
yang membawa kedamainan internal pikiran
yang membawa ketenangan
dan menuju ke pengakhiran dukkha

semoga anda sukses melakukan pati-pati pujja
bukan amisa puja
umur kita tidak ada yang tahu sampai kapan, jadi mulailah berjuang
jangan malas, abaikan pencapaian orang lain, konsentrasi ke diri sendiri

anumodanna
. _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 23 December 2011, 06:16:21 PM
Akhirnya bubar juga penonton. Bosan lihat badutsatva berceloteh.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dipasena on 23 December 2011, 06:20:00 PM
kita mulai saja ceritanya biar tambah terguncang

ada 2 cerita yang saya alami, ini yang pertama cerita ini benar saya alami dan ada
dua orang lagi yang menjadi saksi, kebetulan mereka beragama sebelah
cerita ini saya dedikasikan untuk member disini yang mempraktekan jalan dhamma

suatu saat saya di datangi kolega saya dari masa lampau, dan ada yang hanya
menyapa dan ada yang memperkenalkan diri bahwa dia teman atau adik seperguruan
yang saya ingat dan dapat saya lihat telah adalah Sanjaya, karena dia berbicara langsung
memangil nama tampa embel-embel,

setelah acara silaturahmi seslesai saya melihat seorang bikkhu berdiri agak jauh dengan sikap
anjali dengan angun dan tenang, mempertahankan kedamaian internalnya
lalu saya menyapa, wahai bhikkhu silahkan mendekat;
bhikkhu ini mendekat lalu beranjali, sambil memperkenalkan diri saya Ananda, murid Tathagata Gotama
saya terkejut bukan kepalang, sambil belum hilang keterkejutan saya, replek saya berbicara
ada yang dapat saya bantu?
lalu dengan tenang berbicara dengan tidak cepat atau lambat YA Ananda berbicara
mohon Yang Arya tidak merubah dhamma yang dibabarkan oleh guru saya,
dengan tergesa, gesa saya menjelaskan panjang lebar hukum manusi buddha dan masa berlakunya
dhamma seorang manusi buddha, dan saya merupakan praktisi masa ini bukan ada untuk merubah
setelah saya nilai penjelasan saya cukup saya diam
YA Ananda hanya mengucapkan satu kata, terimakasih

sebelum pergi saya berbicara pada beliau memuji kehebatan ingatanya dapat mengingat semua sutta
dan menjadikanya menjadi kitap TIPITAKA,
saya amat terkejut mendegarkan apa responya,
"saya tidak dapat mengingat semua ceramah guru, dan TIPITAKA tidak memuat semua sutta
yang leih lengkap itu di sutra mahayana, (tipitaka + tripitaka)

next saya akan cerita bertemu dengan YA Sariputta dan YA Mongalana


cerita ini mirip dengan cerita model agama tetangga... karena terlalu tergila-gila pada ajaran agama secara membabi buta, mengakibatkan diri nya menjadi "gila"

ini efek dr pikiran tidak mampu mencerap, malah merusak... ;D

jika memang anda benar YA. Ananda, wow... ternyata Ananda blum parinibbana... tolong dunk, di ulang kembali semua sutta yg ada, total semua nya ada 84.000. dato' rasa kemampuan mengingat tidak semudah itu hilang apalagi sebagai seorang Arahat...

ka-chow
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 06:21:42 PM
itu tidak akan terjadi
praktekan saja dhamma yang sudah di babarkan dengan baik
yang indah di awalnya
indah di tengahnya
serta indah di akhirnya
yang membawa kedamainan internal pikiran
yang membawa ketenangan
dan menuju ke pengakhiran dukkha

semoga anda sukses melakukan pati-pati pujja
bukan amisa puja
umur kita tidak ada yang tahu sampai kapan, jadi mulailah berjuang
jangan malas, abaikan pencapaian orang lain, konsentrasi ke diri sendiri

anumodanna
. _/\_
darimana anda tahu saya tidak akan bertemu anda lagi??
sudah bisa melihat masa depan??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 06:21:51 PM
cerita ini mirip dengan cerita model agama tetangga... karena terlalu tergila-gila pada ajaran agama secara membabi buta, mengakibatkan diri nya menjadi "gila"

ini efek dr pikiran tidak mampu mencerap, malah merusak... ;D

jika memang anda benar YA. Ananda, wow... ternyata Ananda blum parinibbana... tolong dunk, di ulang kembali semua sutta yg ada, total semua nya ada 84.000. dato' rasa kemampuan mengingat tidak semudah itu hilang apalagi sebagai seorang Arahat...

ka-chow
saya bukan ananda, tetapi saya berbicara dengan Y.A. Ananda
mohon di baca perlahan
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 06:22:49 PM
darimana anda tahu saya tidak akan bertemu anda lagi??
sudah bisa melihat masa depan??

baca ulang kata-kata (tulisan anda) lagi

. _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 23 December 2011, 06:26:14 PM
umur kita tidak ada yang tahu sampai kapan, jadi mulailah berjuang
jangan malas, abaikan pencapaian orang lain, konsentrasi ke diri sendiri

anumodanna
. _/\_

anda orang suci yg sanfat payah, masak anda tdk tahu umur anda sampai kapan? orang suci tertolol yg pernah ada di semesta ini
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 06:26:24 PM
Orang mengaku Bodhisatva dan bicara tentang Arahat, dan 31 alam, tapi bukan omongin Buddhisme yah?

Memang saya yang bodoh melayani anda. Lebih baik  |-)

mungkin tidak pernah terpikir oleh kita bahwa ada seseorang yang sangat mengherankan para member di sini, dan hampir tidak percaya kalau para member di sini bermazhab theravada, sebab mulai dari gaya bicara sampai dengan banyak persoalan yang diungkapkannya sangat berlainan dengan theravada yang dianutnya. akan tetapi keberadaan para member di sini, dengan semua karakteristiknya adalh kenyaaan yang khas yang harus diterima bahwa umumnya mereka mengaku mazhab theravada, sehingga mereka yang sama-sama mengaku bermazhab theravada tapi bertentangan faham dan karakteristik dengan para memberi di sini tidak boleh memonopoli mazhab dengan mengklaim bahwa kelompok merekalah yang mempunyai hak tafsir terhadap ajaran theravada.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dipasena on 23 December 2011, 06:29:25 PM
 8-> waiting... kapan nih, dongeng ketemu sariputta dan mogallana ?  :-w

lebih seru mendengarkan cerita dr pd celoteh badutsatva tentang arahat... ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 06:40:36 PM
kang_asep, setelah apa yang dilontarkannya dari tadi siang sampai sekarang, anda masih membela si bodohsatwa ini???
apakah anda yang terlalu buta untuk mencerna perkataan semua orang disini??
kalau istilahnya, anda ini seperti orang bebal, udah tau salah, tapi engga mau mengakuinya, eh malah narik-narik keterangan yang ga ada hubungannya dengan pembahasan untuk mempertahankan argumen anda...

saya tahu niat anda baik, untuk menengahi pembicaraan dan menenangkan situasi, tapi anda tidak tahu ujung pangkal masalahnya apa, langsung main terjun saja...
dan parahnya lagi, anda membela orang yang salah...

kalau memang statement orang itu tidak perlu dipertanyakan, maka saya juga akan mengatakan hal yang saya tahu kebenarannya, ibu anda dulunya adalah seorang pel***r...
dan lagi, anda tidak usah mempertanyakan kenapa saya berpendapat seperti itu, karena saya berhak untuk diam...


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 06:43:30 PM
interupsi, apakah choa ini reinkarnasi djoe bukan nih?

secara mirip sekali cara berpikirnya =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 06:55:49 PM
kang_asep, setelah apa yang dilontarkannya dari tadi siang sampai sekarang, anda masih membela si bodohsatwa ini???
apakah anda yang terlalu buta untuk mencerna perkataan semua orang disini??
kalau istilahnya, anda ini seperti orang bebal, udah tau salah, tapi engga mau mengakuinya, eh malah narik-narik keterangan yang ga ada hubungannya dengan pembahasan untuk mempertahankan argumen anda...

saya tahu niat anda baik, untuk menengahi pembicaraan dan menenangkan situasi, tapi anda tidak tahu ujung pangkal masalahnya apa, langsung main terjun saja...
dan parahnya lagi, anda membela orang yang salah...

kalau memang statement orang itu tidak perlu dipertanyakan, maka saya juga akan mengatakan hal yang saya tahu kebenarannya, ibu anda dulunya adalah seorang pel***r...
dan lagi, anda tidak usah mempertanyakan kenapa saya berpendapat seperti itu, karena saya berhak untuk diam...




mungkin ada orang yang terlalu bodoh untuk memahami mana yang sebenarnya benar dan mana yang sebenarnya salah. dan mungkin ada orang bijaksana yang bisa mengajari si bodoh ini untuk mengerti.

mencoba berpikir benar, berkata benar dan berbuat benar sebagaimana yang diyakini, belum tentu dianggap benar oleh orang lain. ketika ada orang yang berbuat salah, mungkin mnurut dirinya sendiri dia sedang berbuat benar. inilah alasan mengapa kita harus mengasihi semua orang.

orang yang bijaksana tidak akan berusaha menyudutkan orang lain, atau membela orang lain karena kecenderungannya pribadi. ia tidak seharusnya membla seseorang karena orang itu adalah saudaranya atau orang yang seagama dengan dia. tapi dia hanya akan membela dan melindungi apa yang benar menurut keyakinannya. oleh karena itu, siapa yang dibela dan dilindungi adalah semua orang. kenapa? karena "kebenaran" itu ada pada diri semua orang. tapi seandainya dia tampak berpihak pada diri "seseorang" dari pada "diri yang lainnya", maka ada kemungkinan ada kebenaran yang mnonjol pada diri orang itu, atau mungkin bukan karena itu, mungkin karena ada ketidak benaran yang menonjol pada diri yang lainnya, atau ada kebaikan yang menonjol pada diri yang lainnya, dan karena dia berharap "diri yang lainnya" itu mempertahankan kebaikan itu, dia tampak cenderung membela "seseorang" itu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 23 December 2011, 07:05:17 PM
mungkin ada orang yang terlalu bodoh untuk memahami mana yang sebenarnya benar dan mana yang sebenarnya salah. dan mungkin ada orang bijaksana yang bisa mengajari si bodoh ini untuk mengerti.
ternyata ikannya sudah masuk perangkap... ;D ;D

kenapa tiba-tiba marah om??
saya hanya mengatakan kebenarannya, terserah, anda mau percaya atau tidak
bukankah anda sendiri yang bilang, harus memperhatikan 4 brahma vihara yang harus dikembangkan oleh masing-masing pribadi??
ataukah ini hanya omongan kosong belaka??  ??? ??? ???


orang yang bijaksana tidak akan berusaha menyudutkan orang lain, atau membela orang lain karena kecenderungannya pribadi. ia tidak seharusnya membla seseorang karena orang itu adalah saudaranya atau orang yang seagama dengan dia. tapi dia hanya akan membela dan melindungi apa yang benar menurut keyakinannya. oleh karena itu, siapa yang dibela dan dilindungi adalah semua orang. kenapa? karena "kebenaran" itu ada pada diri semua orang. tapi seandainya dia tampak berpihak pada diri "seseorang" dari pada "diri yang lainnya", maka ada kemungkinan ada kebenaran yang mnonjol pada diri orang itu, atau mungkin bukan karena itu, mungkin karena ada ketidak benaran yang menonjol pada diri yang lainnya, atau ada kebaikan yang menonjol pada diri yang lainnya, dan karena dia berharap "diri yang lainnya" itu mempertahankan kebaikan itu, dia tampak cenderung membela "seseorang" itu.
darimana anda tahu bahwa yang ia nyatakan itu adalah benar-benar apa yang diyakininya??
bagaimana kalau orang itu hanya sekedar mencari sensasi di forum ini??


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 23 December 2011, 07:21:15 PM
ternyata ikannya sudah masuk perangkap... ;D ;D

kenapa tiba-tiba marah om??
saya hanya mengatakan kebenarannya, terserah, anda mau percaya atau tidak
bukankah anda sendiri yang bilang, harus memperhatikan 4 brahma vihara yang harus dikembangkan oleh masing-masing pribadi??
ataukah ini hanya omongan kosong belaka??  ??? ??? ???

di forum online, para pendiskusi tidak melihat ekpresi kawa diskusinya, hanya dibantu oleh emoticon yang dalam menggambarkan ekspresinya sangat terbatas. oleh karena itu, kadang orang menilai dengan benar, kadang salah, apakah kawan diskusi itu sedng marah kadang tidak. bentuk kata-kata, memang menggambarkan kondisi batin seseorang, tapi kadang kita salah tafsir dengan perkataan orang lain. hal ini perlu difahami dengan sebaik-baiknya.

Quote
darimana anda tahu bahwa yang ia nyatakan itu adalah benar-benar apa yang diyakininya??
bagaimana kalau orang itu hanya sekedar mencari sensasi di forum ini??

dari jawaban yang diberikan olehnya.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 08:21:25 PM
8-> waiting... kapan nih, dongeng ketemu sariputta dan mogallana ?  :-w

lebih seru mendengarkan cerita dr pd celoteh badutsatva tentang arahat... ;D

sekarang saya yang menantang seluruh member DC
yang mudahnya mengatakan orang lain over klaim atas apa yang di tulisnya
yang tidak takut akan sila musavada

ada member DC disini yang telah mencapai jhanna-jhanna dalam meditasinya
(silahkan mengaku)
dan
ada member DC disini yang telah mencapai sotapana atas praktek dhammanya
(silahkan mengaku)

ini adalah hal yang anda ketahui dengan pasti, adalah pencapaian diri sendiri
bukan pencapaian orang lain
jika ada yang mengaku, saya akan menjawab semua pertanyaan oleh ID yang
mampu menjawab pertanyaan simple ini, hayo jantan dan berani bertangung
jawab member DC,


yang katanya buddhis dan praktisi dhamma, cuihhh (memalukan)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 08:26:55 PM
ternyata ikannya sudah masuk perangkap... ;D ;D

kenapa tiba-tiba marah om??
saya hanya mengatakan kebenarannya, terserah, anda mau percaya atau tidak
bukankah anda sendiri yang bilang, harus memperhatikan 4 brahma vihara yang harus dikembangkan oleh masing-masing pribadi??
ataukah ini hanya omongan kosong belaka??  ??? ??? ???
darimana anda tahu bahwa yang ia nyatakan itu adalah benar-benar apa yang diyakininya??
bagaimana kalau orang itu hanya sekedar mencari sensasi di forum ini??


dan dengan tololnya anda menyatakan ketololan diri sendiri, (tahu ngak kamu tolol)

darimana pula kamu tahu bahwa yang di klaim palsu?
apakah kamu lebih tinggi dari arahat?
apakah kamu lebih tinggi dari maha arahat? ;D
ataukah kamu lebih tinggi dari bodhisattva
ataukah kamu lebih tinggi dari sammasambuddha? ;D

eh, manusia "bodoh" semua orang juga tahu saat kamu menolak klaim orang
bisa di kembalikan dari mana kamu bisa apa yang kamu katakan benar
apa dasarnya?
apakah kamu lebih tinggi atau sama? yang mulia putthujhanna


lihat seorang yang mengaku putthujhanna, menilai seorang maha arahat


tolol nya ngak ketulungan, masih tidak malu dengan diri sendiri :hammers
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 08:31:27 PM
di forum online, para pendiskusi tidak melihat ekpresi kawa diskusinya, hanya dibantu oleh emoticon yang dalam menggambarkan ekspresinya sangat terbatas. oleh karena itu, kadang orang menilai dengan benar, kadang salah, apakah kawan diskusi itu sedng marah kadang tidak. bentuk kata-kata, memang menggambarkan kondisi batin seseorang, tapi kadang kita salah tafsir dengan perkataan orang lain. hal ini perlu difahami dengan sebaik-baiknya.

dari jawaban yang diberikan olehnya.

apakah anda tidak khawatir akan di kasih bad reputation oleh
orang mulia disini yang mereka dengan angkuhnya menilai
orang lain?


apakah anda tahan melihat saudara sedhamma anda begitu kuatnya "dogma"
tentang ajaran, yang bahkan belum mampu mereka praktekan?
apakah anda dapat melihat "kebijaksanaan" dari member disini dari postingan mereka
seperti anda memahami apa isi jawaban saya,

maaf membebanimu
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 08:54:13 PM
dan dengan tololnya anda menyatakan ketololan diri sendiri, (tahu ngak kamu tolol)

darimana pula kamu tahu bahwa yang di klaim palsu?
apakah kamu lebih tinggi dari arahat?
apakah kamu lebih tinggi dari maha arahat? ;D
ataukah kamu lebih tinggi dari bodhisattva
ataukah kamu lebih tinggi dari sammasambuddha? ;D

eh, manusia "bodoh" semua orang juga tahu saat kamu menolak klaim orang
bisa di kembalikan dari mana kamu bisa apa yang kamu katakan benar
apa dasarnya?
apakah kamu lebih tinggi atau sama? yang mulia putthujhanna


lihat seorang yang mengaku putthujhanna, menilai seorang maha arahat


tolol nya ngak ketulungan, masih tidak malu dengan diri sendiri :hammers

ini maha satwa atau bodo satwa ?  ^-^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 08:56:36 PM
soal meditasi maaf saya tidak mau praktek dahulu, secara melihat hasil2 produk dari meditasi seperti anda, MMD, LSY dll sepertinya menakutkan melihat efek samping dari meditasinya, dan saya menanyakan anda praktek meditasi apa untuk catatan saya untuk tidak mempraktekannya, so boleh tahu anda mempraktekan meditasi seperti apa?

kelas seperti ini mau menghina orang lain
apa ngak tahu diri.......sungguh membingungkan

kewajiban seorang buddhis yang mempraktekan dharma atas kesadaran diri sendiri
tidak di lakukan?
lalu mudahnya kata-kata bohong keluar dari mulutnya?

sungguh T...E...R...L...A...L...U

 ;D ;D ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 08:58:33 PM
ini maha satwa atau bodo satwa ?  ^-^

sebaiknya anda bertanya apa yang anda tidak paham tentang dhamma saja
dari pada anda melakukan hal sia-sia?

saya rasa anda bijaksana dan jawab apa yang saya tanya tentang pencapaian dirimu
jangan insult saja, mending koreksi diri sendiri
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 08:59:34 PM
sekarang saya yang menantang seluruh member DC
yang mudahnya mengatakan orang lain over klaim atas apa yang di tulisnya
yang tidak takut akan sila musavada

ada member DC disini yang telah mencapai jhanna-jhanna dalam meditasinya
(silahkan mengaku)
dan
ada member DC disini yang telah mencapai sotapana atas praktek dhammanya
(silahkan mengaku)

ini adalah hal yang anda ketahui dengan pasti, adalah pencapaian diri sendiri
bukan pencapaian orang lain
jika ada yang mengaku, saya akan menjawab semua pertanyaan oleh ID yang
mampu menjawab pertanyaan simple ini, hayo jantan dan berani bertangung
jawab member DC,


yang katanya buddhis dan praktisi dhamma, cuihhh (memalukan)

ada yang berani memjawab tantangan ini?
seluruh member DC?


 :x :x :x
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 09:01:13 PM
apakah anda tidak khawatir akan di kasih bad reputation oleh
orang mulia disini yang mereka dengan angkuhnya menilai
orang lain?


kok mahasatwa berbicara masalah bad reputasi
bukannya mahluk bodhisatta berani berkorban demi cinta kasih

memank beda mahasatwa dengan bodhisatta

Quote
apakah anda tahan melihat saudara sedhamma anda begitu kuatnya "dogma"
tentang ajaran, yang bahkan belum mampu mereka praktekan?
apakah anda dapat melihat "kebijaksanaan" dari member disini dari postingan mereka
seperti anda memahami apa isi jawaban saya,

maaf membebanimu
 _/\_

apa sih dogma itu, roti atau getok ? :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 09:03:45 PM
ada yang berani memjawab tantangan ini?
seluruh member DC?

 :x :x :x

YM CHOA, anda ini selevel dengan mahasatwa tentunya member DC  tidak ada yang mau menyamai  :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 09:07:38 PM
sekarang saya yang menantang seluruh member DC
yang mudahnya mengatakan orang lain over klaim atas apa yang di tulisnya
yang tidak takut akan sila musavada

ada member DC disini yang telah mencapai jhanna-jhanna dalam meditasinya
(silahkan mengaku)
dan
ada member DC disini yang telah mencapai sotapana atas praktek dhammanya
(silahkan mengaku)

ini adalah hal yang anda ketahui dengan pasti, adalah pencapaian diri sendiri
bukan pencapaian orang lain
jika ada yang mengaku, saya akan menjawab semua pertanyaan oleh ID yang
mampu menjawab pertanyaan simple ini, hayo jantan dan berani bertangung
jawab member DC,


yang katanya buddhis dan praktisi dhamma, cuihhh (memalukan)
pertanyaan mudah saja tidak bisa jawab, mau maen tantang menantang, cape deh.
secara klaimnya sendiri saja tidak bisa membuktikan, secara hasil dari latihannya sendiri saja seperti orang tolol baru berhasil memasukkan benang ke lubang jarum, dan berteriak2 sudah mencapai kebudaan wkwkwkwk
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 09:09:07 PM
sebaiknya anda bertanya apa yang anda tidak paham tentang dhamma saja
dari pada anda melakukan hal sia-sia?

saya rasa anda bijaksana dan jawab apa yang saya tanya tentang pencapaian dirimu
jangan insult saja, mending koreksi diri sendiri

saya sudah koreksi diri dan memang mengakui belum mencapai apa2.

jadi apa yang mau dibeberkan selain dongeng ketemu YM Ananda.

MUngkin Bodhisatta mantan murid ym choa pada jaman Buddha Kassapa pernah ketemu
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 09:09:26 PM
kelas seperti ini mau menghina orang lain
apa ngak tahu diri.......sungguh membingungkan

kewajiban seorang buddhis yang mempraktekan dharma atas kesadaran diri sendiri
tidak di lakukan?
lalu mudahnya kata-kata bohong keluar dari mulutnya?

sungguh T...E...R...L...A...L...U

 ;D ;D ;D
c'mon girl, jawab dong, meditasi apa yang sudah dipraktekan, dan hasilnya seperti apa? ga bisa jawab ya? wkwkwkwk
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 23 December 2011, 09:14:19 PM
pertanyaan mudah saja tidak bisa jawab, mau maen tantang menantang, cape deh.
secara klaimnya sendiri saja tidak bisa membuktikan, secara hasil dari latihannya sendiri saja seperti orang tolol baru berhasil memasukkan benang ke lubang jarum, dan berteriak2 sudah mencapai kebudaan wkwkwkwk

diskusi dengan mahasatwa memang capek deh, bosan ah !
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 09:23:00 PM
diskusi dengan mahasatwa memang capek deh, bosan ah !

padahal mumpung para sepuh lagi praktek dama, kita2 bisa mencari kesenangan, eh taunya memang ga jauh beda kualitas guru arahat dengan master djoe ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dipasena on 23 December 2011, 09:44:49 PM
maaf maha arahat choa, saya sebagai yang mulia dato' puthujjana mau bertanya kepada maha arahat choa :
1. apakah seorang arahat begitu arogan dan sombong nan congkak menantang bahkan mau memamerkan ke arahatan nya... ?
 
2. apakah seorang arahat sudah terbiasa mengatakan "cuihhh (memalukan)" ?   ini sudah menyatakan kualitas bathin anda, yg mudah tersulut api emosi,   bukan kah seorang arahat telah terbebas dr kebencian ?
 
3. apakah seorang arahat begitu mudah marah sambil mengatakan "tolol"   kepada khayalak ramai ? apakah itu menyatakan bahwa seorang arahat masih   terbelenggu kemarahan karena kebencian ?
 
4. apakah seorang arahat bs berpikir/berbicara dan menulis dengan tidak   teratur yg disebabkan emosi nya sedang meluap, sehingga tidak jelas   tanda baca nya ?

5. apa sebenarnya kriteria seseorang mengklaim diri nya sebagai seorang arahat ? karena khayalan dan imajinasi nya sendiri ? apakah karena kualitas bathin nya yg telah mengikis kilesa/LDM/kekotoran bathin ? apakah karena penilaian dr orang lain dengan memperhatikan pola pikir/ucapan yg terjaga dan perbuatan yg pantas ?

6. bagaimana kah seharusnya seorang arahat bersikap dalam segala kondisi dan situasi ?

7. apakah anda seorang perumahtangga dan memiliki istri/anak serta materi ? atau anda seorang bhikkhu/bhikkhuni/samanera/samaneri ?

8. apakah seorang arahat masih dan terus terlahir kembali/tumimbal lahir demi menyempurnakan tekat nya untuk menyelamatkan semua manusia ? tp yg terlihat, anda begitu emosi, ketika hal kecil yg diangkat untuk mempertanyakan ke-arahatan anda...

itu saja dulu, dato' puthujjana bertanya hal2 simple koq, ga seperti yg lain tanya yg dalem2...

terimakasih arahat choa atas kesediaan nya menjawab... ;D

NB. oh ya, kapan nih cerita tentang ketemu sariputta dan mogalanna ?

sekarang saya yang menantang seluruh member DC
yang mudahnya mengatakan orang lain over klaim atas apa yang di tulisnya
yang tidak takut akan sila musavada

ada member DC disini yang telah mencapai jhanna-jhanna dalam meditasinya
(silahkan mengaku)
dan
ada member DC disini yang telah mencapai sotapana atas praktek dhammanya
(silahkan mengaku)

ini adalah hal yang anda ketahui dengan pasti, adalah pencapaian diri sendiri
bukan pencapaian orang lain
jika ada yang mengaku, saya akan menjawab semua pertanyaan oleh ID yang
mampu menjawab pertanyaan simple ini, hayo jantan dan berani bertangung
jawab member DC,


yang katanya buddhis dan praktisi dhamma, cuihhh (memalukan)

dan dengan tololnya anda menyatakan ketololan diri sendiri, (tahu ngak kamu tolol)

darimana pula kamu tahu bahwa yang di klaim palsu?
apakah kamu lebih tinggi dari arahat?
apakah kamu lebih tinggi dari maha arahat? ;D
ataukah kamu lebih tinggi dari bodhisattva
ataukah kamu lebih tinggi dari sammasambuddha? ;D

eh, manusia "bodoh" semua orang juga tahu saat kamu menolak klaim orang
bisa di kembalikan dari mana kamu bisa apa yang kamu katakan benar
apa dasarnya?
apakah kamu lebih tinggi atau sama? yang mulia putthujhanna


lihat seorang yang mengaku putthujhanna, menilai seorang maha arahat


tolol nya ngak ketulungan, masih tidak malu dengan diri sendiri :hammers


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 23 December 2011, 09:50:23 PM
sekarang saya yang menantang seluruh member DC
yang mudahnya mengatakan orang lain over klaim atas apa yang di tulisnya
yang tidak takut akan sila musavada

ada member DC disini yang telah mencapai jhanna-jhanna dalam meditasinya
(silahkan mengaku)
dan
ada member DC disini yang telah mencapai sotapana atas praktek dhammanya
(silahkan mengaku)

ini adalah hal yang anda ketahui dengan pasti, adalah pencapaian diri sendiri
bukan pencapaian orang lain
jika ada yang mengaku, saya akan menjawab semua pertanyaan oleh ID yang
mampu menjawab pertanyaan simple ini, hayo jantan dan berani bertangung
jawab member DC,


yang katanya buddhis dan praktisi dhamma, cuihhh (memalukan)

silahkan isi, dan dapatkan hak bertanya
wahai nak-anak yang tersesat yang tampa malu melakukan "musavada"

adakah disini yang dapat bersikap jujur tampa melangar sila musavada?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 23 December 2011, 10:02:21 PM
baiklah saya maklumi pemahaman anda jika itu sedah pendapat final anda

metta cetanna,

Terima kasih jika tanggapan terakhir anda hanya itu, dengan demikian saya bisa menyimpulkan bahwa anda telah melakukan kesalahan dengan mengatakan, menulis hal yang menjauhi Dhamma. Dengan demikian pertanyaan anda mengenai :

katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma

Sudah terjawab dan sudah saya buktikan. Tinggal menunggu pengakuan anda bahwa anda salah.

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 10:11:50 PM
semakin lama sungguh menakutkan efek samping dari meditasi, apalagi produk2 meditasi seperti ini kemudian keluar dan mengajarkan ke umat2 yang tidak tau apa2 sehingga mengakibatkan muncul tunas2 meditator gagal yang arogan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 23 December 2011, 10:16:13 PM
semakin lama sungguh menakutkan efek samping dari meditasi, apalagi produk2 meditasi seperti ini kemudian keluar dan mengajarkan ke umat2 yang tidak tau apa2 sehingga mengakibatkan muncul tunas2 meditator gagal yang arogan.

Sdr. Ryu, Sang Buddha pernah mengatakan bahwa Dhamma itu seperti ular, jika salah memegangnya maka akan melukai diri sendiri.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dipasena on 23 December 2011, 10:17:48 PM
Sdr. Ryu, Sang Buddha pernah mengatakan bahwa Dhamma itu seperti ular, jika salah memegangnya maka akan melukai diri sendiri.

sdh ada korban nya...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 10:18:15 PM
semakin lama sungguh menakutkan efek samping dari meditasi, apalagi produk2 meditasi seperti ini kemudian keluar dan mengajarkan ke umat2 yang tidak tau apa2 sehingga mengakibatkan muncul tunas2 meditator gagal yang arogan.

makanya belajarlah pada guru2 yang memang competent jgn asal bisa aja...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 10:19:36 PM
Sdr. Ryu, Sang Buddha pernah mengatakan bahwa Dhamma itu seperti ular, jika salah memegangnya maka akan melukai diri sendiri.
kenapa kebanyakan para meditator terjebak dalam ilusi, seakan2 melihat past life, apakah ada kemungkinan past life yang dilihat itu pun ilusi?

indikator apa yg bisa digunakan untuk memilah mana ilusi atau tidak?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 23 December 2011, 10:21:38 PM
sdh ada korban nya...

Banyak Dato, dan mungkin tanpa sadar kita juga mungkin salah satunya. Oleh karena itu perlu kewaspadaan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 23 December 2011, 10:27:18 PM
kenapa kebanyakan para meditator terjebak dalam ilusi, seakan2 melihat past life, apakah ada kemungkinan past life yang dilihat itu pun ilusi?

indikator apa yg bisa digunakan untuk memilah mana ilusi atau tidak?

Saya tidak tahu Sdr. Ryu, saya bukan pakar, mungkin sekali lagi mungkin, untuk memastikan diperlukan banyak narasumber yang mampu/ ahli, sehingga tidak hanya bergantung pada 1 atau 2 pendapat, apalagi hanya diri sendiri.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 23 December 2011, 10:30:20 PM
OK saya masih menunggu pengakuan Sdr. Choa akan kesalahannya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 10:30:51 PM
Saya tidak tahu Sdr. Ryu, saya bukan pakar, mungkin sekali lagi mungkin, untuk memastikan diperlukan banyak narasumber yang mampu/ ahli, sehingga tidak hanya bergantung pada 1 atau 2 pendapat, apalagi hanya diri sendiri.
apakah sutta bisa dijadikan tolak ukur? atau hanya pengalaman saja yang jadi tolak ukurnya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 23 December 2011, 10:31:53 PM
OK saya masih menunggu pengakuan Sdr. Choa akan kesalahannya.

kalo ngaku nanti ketahuan donk bukan maha arahat....
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 23 December 2011, 10:38:01 PM
apakah sutta bisa dijadikan tolak ukur? atau hanya pengalaman saja yang jadi tolak ukurnya?

Menurut saya, kita tidak bisa mengandalkan hanya sekali lagi hanya satu tolak ukur. Berbagi pengalaman dengan banyak orang juga penting. Dalam beberapa sutta dapat kita temukan para siswa Sang Buddha juga saling berbagi dan melakukan tanya jawab antar sesama mereka. 
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 23 December 2011, 10:40:41 PM
kalo ngaku nanti ketahuan donk bukan maha arahat....

Yah, itulah salah satu pilihan yang bisa diambil oleh yang bersangkutan, Sdr. William.P
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 23 December 2011, 10:45:15 PM
Menurut saya, kita tidak bisa mengandalkan hanya sekali lagi hanya satu tolak ukur. Berbagi pengalaman dengan banyak orang juga penting. Dalam beberapa sutta dapat kita temukan para siswa Sang Buddha juga saling berbagi dan melakukan tanya jawab antar sesama mereka. 
ya rasanya kalau pengalaman pribadi yang walau seperti WAHH seharusnya tidak menjadikan dirinya mengiyakan atau menidakan pengalaman pribadinya itu sebagai kebenaran dulu sampai dimana pengalaman itu bisa benar2 diuji dan menghasilkan kebenaran mutlak.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 12:27:51 AM
sekarang saya yang menantang seluruh member DC
yang mudahnya mengatakan orang lain over klaim atas apa yang di tulisnya
yang tidak takut akan sila musavada

ada member DC disini yang telah mencapai jhanna-jhanna dalam meditasinya
(silahkan mengaku)
dan
ada member DC disini yang telah mencapai sotapana atas praktek dhammanya
(silahkan mengaku)

ini adalah hal yang anda ketahui dengan pasti, adalah pencapaian diri sendiri
bukan pencapaian orang lain
jika ada yang mengaku, saya akan menjawab semua pertanyaan oleh ID yang
mampu menjawab pertanyaan simple ini, hayo jantan dan berani bertangung
jawab member DC,


yang katanya buddhis dan praktisi dhamma, cuihhh (memalukan)

adik-adik sekolah minggu sudah ada yang jawab ini belum, ;)

jangan malu-malu ya ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 12:43:06 AM
OK saya masih menunggu pengakuan Sdr. Choa akan kesalahannya.

kesalahan pengakuan saya?

tanya apa kesalahan saya, karena sytatement saya?
sama memaklumi anda sdr. kelana

"saya memaklumi  anda"

artinya apapun yang anda nilai tentang saya, saya maklumi bahwa itu pendapat anda
apakah pendapat anda benar, itu lain masalah lagi
apakah dhamma yang saya bicarakan adalah adhamma menurut anda, saya maklumi

bahwa apakah saya berbicara adhamma itu bukan hak anda menilai,

coba lihat ke dalam, siapa dirimu bisakah anda menilai orang lain yang levelnya
dia atasmu? itu suatu kemustahilan,

saya memaklumi anda, itu intinya
kecuali anda benar-benar sudah masuk jalan kesucian dan dapat menilai siapa saya
jangan angap anda dapat berkoar-koar tentang mr. LU, lalu anda samakan semua orang

ada buta saudara kelana, saya setuju hampir semua tulisan kamu di sana, tetapi anda
salah, tahukah anda?
tidak, karena kamu tidak tahu apa yang kamu bicarakan,
jangankan kamu, Buddha Gotama akan berpikir ulang meminta statement yang saya
ucapkan, benar gurumu Buddha Gotama,
biar sekalian kamu angap saya "edan", tetapi itu kenyataan bagi saya dan bagi yang
dapat membuktikan

tidak bagimu dan rekan-rekanmu,
jangan kira saya senang berdebat dengan kalian, mengunakan kata-kata yang tidak
enak untuk di baca, masalahnya bukan disitu, jika kalian jujur itu sudah cukup.

katakanlah saya palsu, tetapi apakah kamu (sdr, kelana sudah menjadi murid yang baik
merealisasikan dhamma gurumu) satu pertanyaan jujur yang harus kamu jawab.

lalu apakah bodhisatta didunia ini haya 2, saja (pertanyaan berikut)
saran saya bacalah cerita JATAKA, camkan

dan supaya anda mengerti saya sadar, sesadar sadarnya kamma buruk atas musavada
berlaku, tanya kepada saya sdr kelana, tentang dhamma yang kamu tidak mengerti bukan
dhamma yang kamu angap mengerti

ada 3 hal guru dapat di cela saudara kelana
1, seorang guru itu meningalkan keduniawian tetapi tidak dapat merealisasikan buah
kehidupan suci, setelah mengajar dia tidak dapat membuat muridnya mendengarkan
dan merealisasikan ajaranya

2, seorang guru itu meningalkan keduniawian tetapi dia dapat merealisasikan buah
kehidupan suci, setelah mengajar dia tidak dapat membuat muridnya mendengarkan
dan merealisasikan ajaranya

3, seorang guru itu meningalkan keduniawian tetapi tidak dapat merealisasikan buah
kehidupan suci, setelah mengajar dia dapat membuat muridnya mendengarkan
dan merealisasikan ajaranya, sehinga mencapai kesucian

apakah kamu mau gurumu di cela?

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 12:47:39 AM
tidak adakah satu bijipun di forum ini yang mampu menjawab tantangan saya

tidak adakah satu bijipun member disini yang sudah merealisasikan apa yang
setiap hari di diskusikan?

sungguh dhamma akan berakhir,
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: SaddhaMitta on 24 December 2011, 01:03:02 AM
salam choa.

saya tidak tau apa saya harus memberikan salam Namo Buddhaya atau tidak kepada anda.

ada yang mau saya tanyakan kepada anda. boleh saya tau anda berdomisili dimana?

selama ini guru yang saya kenal tidak ada seorangpun yang mengakui boddhisatva.
 
sungguh karma baik buat saya bila dikehidupan ini saya bisa bertemu, melihat langsung bahkan berdana kepada seorang boddhisatva. via pm juga boleh (semoga anda memberikan kesempatan kepada saya memiliki karma baik ini)
Title: kelihatannya YM Choa suka TANTANGAN..
Post by: johan3000 on 24 December 2011, 07:16:39 AM
tidak adakah satu bijipun di forum ini yang mampu menjawab tantangan saya

tidak adakah satu bijipun member disini yang sudah merealisasikan apa yang
setiap hari di diskusikan?

sungguh dhamma akan berakhir,


Dengan senang hati gw melayanin (tantangan) YM Choa,

Apa yg telah YM Choa realisasikan dalam Buddha dhamma ?
Kenapa YM Choa begitu menikmatin TANTANGAN ?

Atas kapasitas apa, YM Choa mengatakan "Dhamma akan berakhir" ?
Apakah YM Choa berkapasitas menjadi seorang guru ? terutama guru dlm Buddha Dhamma ?

posting yg lalu YM Choa menjawab udah berkeluarga,
   berapa anak2 YM Choa ? dan bagaimana tingkat kesucian mereka ?
   masih sering kumpul sama isteri dalam satu ranjang ?

sementara itu dulu ya... mohon kejelasannya....mohon transparansinya...

nb: unit utk manusia bukan pakai BIJI, mohon dikoreksi ya...
pala dan telur bolehlah pakai BIJI. sebagai seorang guru, kosa kata hrs tepat pakai...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:56:12 AM
jangankan kamu, Buddha Gotama akan berpikir ulang meminta statement yang saya
ucapkan, benar gurumu Buddha Gotama,

hebat, YM Choa malah lebih tinggi dan lebih mulia daripada Buddha Gotama, sakaw stadium terminal.

Quote
biar sekalian kamu angap saya "edan", tetapi itu kenyataan bagi saya dan bagi yang
dapat membuktikan

dari semua ajaran cuma satu ini yg tampak masuk akal dan benar di sini, tapi sungguh jarang ada orang "edan" yg mengaku edan, sepertinya anda tidak separah yg kami duga sebelumnya, saya yakin dengan sedikit terapi anda masih berpeluang untuk sembuh. btw, sudah berapa lama anda menyadari ke"edan"an anda?


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Mr.Jhonz on 24 December 2011, 08:58:55 AM
 [at] bapak chao
Sungguh mencerahkan postingan2 bapa,bapa bagai anjing gembala yg menuntun domba2 tersesat..
Saya yakin pancaran energi dari tubuh bapak sangat kuat..
Sudilah bapa,mengajarkan saya dhamma secara live..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:05:16 AM
[at] bapak chao
Sungguh mencerahkan postingan2 bapa,bapa bagai anjing gembala yg menuntun domba2 tersesat..
Saya yakin pancaran energi dari tubuh bapak sangat kuat..
Sudilah bapa,mengajarkan saya dhamma secara live..

Mr. Jhonz, jangan terlalu vulgar, kemaren gue juga bilang "anjing" dan gue dapat warning dari KK, katanya gue terlalu menghina anjing.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Mr.Jhonz on 24 December 2011, 09:21:24 AM
Mr. Jhonz, jangan terlalu vulgar, kemaren gue juga bilang "anjing" dan gue dapat warning dari KK, katanya gue terlalu menghina anjing.
Tersesatlah engkau indra..
Setiap ada guru-guru besar yg main ke DC anda selalu membuat onar..
Dari hudoyo,candra mukti dan clonengannya,ceodabgf dan sekarang choa..

Avici les bel** sudah menunggu anda,sadarlah
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 09:23:02 AM
kesalahan pengakuan saya?

tanya apa kesalahan saya, karena sytatement saya?
sama memaklumi anda sdr. kelana

"saya memaklumi  anda"

artinya apapun yang anda nilai tentang saya, saya maklumi bahwa itu pendapat anda
apakah pendapat anda benar, itu lain masalah lagi
apakah dhamma yang saya bicarakan adalah adhamma menurut anda, saya maklumi

bahwa apakah saya berbicara adhamma itu bukan hak anda menilai,

coba lihat ke dalam, siapa dirimu bisakah anda menilai orang lain yang levelnya
dia atasmu? itu suatu kemustahilan,

saya memaklumi anda, itu intinya
kecuali anda benar-benar sudah masuk jalan kesucian dan dapat menilai siapa saya
jangan angap anda dapat berkoar-koar tentang mr. LU, lalu anda samakan semua orang

ada buta saudara kelana, saya setuju hampir semua tulisan kamu di sana, tetapi anda
salah, tahukah anda?
tidak, karena kamu tidak tahu apa yang kamu bicarakan,
jangankan kamu, Buddha Gotama akan berpikir ulang meminta statement yang saya
ucapkan, benar gurumu Buddha Gotama,
biar sekalian kamu angap saya "edan", tetapi itu kenyataan bagi saya dan bagi yang
dapat membuktikan

tidak bagimu dan rekan-rekanmu,
jangan kira saya senang berdebat dengan kalian, mengunakan kata-kata yang tidak
enak untuk di baca, masalahnya bukan disitu, jika kalian jujur itu sudah cukup.

katakanlah saya palsu, tetapi apakah kamu (sdr, kelana sudah menjadi murid yang baik
merealisasikan dhamma gurumu) satu pertanyaan jujur yang harus kamu jawab.

lalu apakah bodhisatta didunia ini haya 2, saja (pertanyaan berikut)
saran saya bacalah cerita JATAKA, camkan

dan supaya anda mengerti saya sadar, sesadar sadarnya kamma buruk atas musavada
berlaku, tanya kepada saya sdr kelana, tentang dhamma yang kamu tidak mengerti bukan
dhamma yang kamu angap mengerti

ada 3 hal guru dapat di cela saudara kelana
1, seorang guru itu meningalkan keduniawian tetapi tidak dapat merealisasikan buah
kehidupan suci, setelah mengajar dia tidak dapat membuat muridnya mendengarkan
dan merealisasikan ajaranya

2, seorang guru itu meningalkan keduniawian tetapi dia dapat merealisasikan buah
kehidupan suci, setelah mengajar dia tidak dapat membuat muridnya mendengarkan
dan merealisasikan ajaranya

3, seorang guru itu meningalkan keduniawian tetapi tidak dapat merealisasikan buah
kehidupan suci, setelah mengajar dia dapat membuat muridnya mendengarkan
dan merealisasikan ajaranya, sehinga mencapai kesucian

apakah kamu mau gurumu di cela?



Cukup Sdr. Choa, tidak perlu berkilah lagi. Dan saya sudah memperkirakan kemungkinan bahwa anda tidak mau mengakui kesalahan anda, saya maklumi anda, karena mungkin anda belum bisa memahami apa yang saya sampaikan. Saya uraikan kembali kesalahan anda.
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma

buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon buddha

Saat anda mengatakan: “Buddha ada dimana-mana”, itu adalah kesalahan fatal. Dan anda justru mulai berkilah dengan bermain kata-kata dengan mempermasalahkan kata “jika” kemudian mengubah pengertian Buddha dari manussa yang berinternet dengan pengertian Buddha menjadi  “Yang Sadar”.  Apapun pengertian anda mengenai Buddha, saat anda mengatakan, “Buddha ada dimana-mana”, anda melakukan kesalahan fatal.

Dengan mengatakan , “Buddha ada dimana-mana”, maka ini berarti bahwa Buddha ada di dalam sebuah batu, ada di dalam seonggok kotoran, dan bahkan ada dalam seteguk minuman keras. Dengan demikian semakin banyak minum minuman keras maka semakin banyak Buddha dalam diri seseorang. Tapi faktanya, banyak kriminalitas terjadi karena seseorang banyak minuman keras. Anda sepakat?

Dari uraian di atas maka pernyataan Anda, Sdr. Choa, bahwa “Buddha ada dimana-mana”, tidak dapat dibenarkan dan menjauhi Dhamma karena seseorang tidak bisa mengatakan “Buddha ada dimana-mana”. Anda sepakat?

Cukup Sdr. Choa, tidak perlu berkilah dengan menambahkan pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang hendak mengaburkan tuntutan atas pengakuan kesalahan anda. Jika anda memahami saya maka seharusnya anda menanggapi uraian saya secara tepat dengan menyatakan sepakat atau tidak dengan uraian saya. Jika sepakat kenapa? Jika tidak kenapa? Tapi kenyataannya tidak demikian.

Bagaimana Sdr. Choa, sudah siap untuk mengakui kesalahan anda karena telah mengatakan “Buddha ada dimana-mana” ?

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:27:16 AM
Tersesatlah engkau indra..
Setiap ada guru-guru besar yg main ke DC anda selalu membuat onar..
Dari hudoyo,candra mukti dan clonengannya,ceodabgf dan sekarang choa..

Avici les bel** sudah menunggu anda,sadarlah

terima kasih atas pujiannya
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 09:42:16 AM
harusnya YM choa bisa ke tukang sketsa wajah, minta di gambarin ciri2 Yesus, amitaba, kwan im biar seluruh dunia bisa berterima kasih telah di berikan gambaran yang nyata hasil visual ke-choa ini =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 09:46:59 AM
salam choa.

saya tidak tau apa saya harus memberikan salam Namo Buddhaya atau tidak kepada anda.

ada yang mau saya tanyakan kepada anda. boleh saya tau anda berdomisili dimana?

selama ini guru yang saya kenal tidak ada seorangpun yang mengakui boddhisatva.
 
sungguh karma baik buat saya bila dikehidupan ini saya bisa bertemu, melihat langsung bahkan berdana kepada seorang boddhisatva. via pm juga boleh (semoga anda memberikan kesempatan kepada saya memiliki karma baik ini)

setelah ini, nanti kalau aga berkumpul saya akan memberikan alamat
ke pada anda,

ikuti kalama sutta jangan percaya pada apa yang saya ucapkan, telaah saja apa
yang saya babarkan,

btw, konsep level kesucian di theravada itu berbeda dengan seorang bodhisatta
coba anda baca cerita JATAKA, disitu mereferensikan kelahiran Gotama sebagai
bodhisatta, mungkin anda dapat sedikit gambaran
Title: Re: kelihatannya YM Choa suka TANTANGAN..
Post by: Choa on 24 December 2011, 09:49:57 AM
Dengan senang hati gw melayanin (tantangan) YM Choa,

Apa yg telah YM Choa realisasikan dalam Buddha dhamma ?
Kenapa YM Choa begitu menikmatin TANTANGAN ?

Atas kapasitas apa, YM Choa mengatakan "Dhamma akan berakhir" ?
Apakah YM Choa berkapasitas menjadi seorang guru ? terutama guru dlm Buddha Dhamma ?

posting yg lalu YM Choa menjawab udah berkeluarga,
   berapa anak2 YM Choa ? dan bagaimana tingkat kesucian mereka ?
   masih sering kumpul sama isteri dalam satu ranjang ?

sementara itu dulu ya... mohon kejelasannya....mohon transparansinya...

nb: unit utk manusia bukan pakai BIJI, mohon dikoreksi ya...
pala dan telur bolehlah pakai BIJI. sebagai seorang guru, kosa kata hrs tepat pakai...

untuk mendapatkan hak bertanya
jawab dulu pertanyaan saya dan anda berhak menantang saya

takut?
takut musavada?
atao anda kosong dari praktek?

isi jawaban saya, jangan hanya bisa "sok" menguji, kelayakan kamu dipertanyakan
dan seluruh member disini,

bagaimana mau menguji emas sedangkan anda bukan tukang emas?
bagaimana anda mau menguji kedalaman praktek seseorang sedangkan
anda tidak mempraktekan dhamma


jawab isi list pertanyaan saya, dapatkan hak bertanya, silahkan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 09:53:01 AM
sekarang saya yang menantang seluruh member DC
yang mudahnya mengatakan orang lain over klaim atas apa yang di tulisnya
yang tidak takut akan sila musavada

ada member DC disini yang telah mencapai jhanna-jhanna dalam meditasinya
(silahkan mengaku)
dan
ada member DC disini yang telah mencapai sotapana atas praktek dhammanya
(silahkan mengaku)

ini adalah hal yang anda ketahui dengan pasti, adalah pencapaian diri sendiri
bukan pencapaian orang lain
jika ada yang mengaku, saya akan menjawab semua pertanyaan oleh ID yang
mampu menjawab pertanyaan simple ini, hayo jantan dan berani bertangung
jawab member DC,


yang katanya buddhis dan praktisi dhamma, cuihhh (memalukan)

jawab isi siapa anda, lalu dapatkan hak menjawab

saya simplekan pertanyaanya

1 apakah anda mempraktekan meditasi
2 apakah anda sudah mencapai jhanna atau buah yang lebih tinggi (sebutkan)
3, apakah anda sudah ber trisarana
4, apakah anda mempraktekan dhamma
5, apakah anda sudah mencapai sotapana atau yang lebih tinggi


isi 5 pertanyaan ini, dan anda dapat hak bertanya saya akan menjawab semua
pertanyaan anda, bisa atau tidak.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: suwarto8116f on 24 December 2011, 09:53:20 AM
apakah yg terjadi disini ? bolehkan diceritakan asal usulnya dari page ke berapa?   ???


semoga semua mahluk berbahagia
bebas dari penderitaan
bebas dari kebencian
bebas dari kesakitan
bebas dari kesukaran
semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri
  _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 09:55:12 AM
[at] bapak chao
Sungguh mencerahkan postingan2 bapa,bapa bagai anjing gembala yg menuntun domba2 tersesat..
Saya yakin pancaran energi dari tubuh bapak sangat kuat..
Sudilah bapa,mengajarkan saya dhamma secara live..
sdr chiken,

kamu jadi banci gini biasanya kamu galak dalam beropini
silahkan datang kapan saja buat anda, setelah saya memukul pantad
anak-anak orogan disini,

 ;D ;D ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 09:58:57 AM
Cukup Sdr. Choa, tidak perlu berkilah lagi. Dan saya sudah memperkirakan kemungkinan bahwa anda tidak mau mengakui kesalahan anda, saya maklumi anda, karena mungkin anda belum bisa memahami apa yang saya sampaikan. Saya uraikan kembali kesalahan anda.
Saat anda mengatakan: “Buddha ada dimana-mana”, itu adalah kesalahan fatal. Dan anda justru mulai berkilah dengan bermain kata-kata dengan mempermasalahkan kata “jika” kemudian mengubah pengertian Buddha dari manussa yang berinternet dengan pengertian Buddha menjadi  “Yang Sadar”.  Apapun pengertian anda mengenai Buddha, saat anda mengatakan, “Buddha ada dimana-mana”, anda melakukan kesalahan fatal.

Dengan mengatakan , “Buddha ada dimana-mana”, maka ini berarti bahwa Buddha ada di dalam sebuah batu, ada di dalam seonggok kotoran, dan bahkan ada dalam seteguk minuman keras. Dengan demikian semakin banyak minum minuman keras maka semakin banyak Buddha dalam diri seseorang. Tapi faktanya, banyak kriminalitas terjadi karena seseorang banyak minuman keras. Anda sepakat?

Dari uraian di atas maka pernyataan Anda, Sdr. Choa, bahwa “Buddha ada dimana-mana”, tidak dapat dibenarkan dan menjauhi Dhamma karena seseorang tidak bisa mengatakan “Buddha ada dimana-mana”. Anda sepakat?

Cukup Sdr. Choa, tidak perlu berkilah dengan menambahkan pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang hendak mengaburkan tuntutan atas pengakuan kesalahan anda. Jika anda memahami saya maka seharusnya anda menanggapi uraian saya secara tepat dengan menyatakan sepakat atau tidak dengan uraian saya. Jika sepakat kenapa? Jika tidak kenapa? Tapi kenyataannya tidak demikian.

Bagaimana Sdr. Choa, sudah siap untuk mengakui kesalahan anda karena telah mengatakan “Buddha ada dimana-mana” ?

Thanks

kamu anak sekolah yang belum tamat kelana

kalau kamu jadi arahat kamu baru taman SMA di alam dharma
(sedangkan kamu belum lulus)

kalau mau saya tangapi silahkan isi  5 pertanyaan saya kalau kamu tidak mengisi
saya akan mengabaikan pertanyaan atau tulisan anda,

anak bodoh, dan tolo masih ngedot mau membahas pelajaran teory quatum

:capedes
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 09:59:30 AM
wah mbah ini ternyata jual beli kunti cantik ya =))

dijual berapa mbah =))

(http://i40.tinypic.com/1zw11c6.jpg)

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 10:00:29 AM
Tersesatlah engkau indra..
Setiap ada guru-guru besar yg main ke DC anda selalu membuat onar..
Dari hudoyo,candra mukti dan clonengannya,ceodabgf dan sekarang choa..

Avici les bel** sudah menunggu anda,sadarlah

ha ha ha............

orang ini mau anda samakan dengan saya, pikir ulang, di forum lain saja dia tidak
berani beropini dengan saya,

 ^:)^ ^:)^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 10:02:37 AM
ha ha ha............

orang ini mau anda samakan dengan saya, pikir ulang, di forum lain saja dia tidak
berani beropini dengan saya,

 ^:)^ ^:)^

ya memang tidak sama dengan anda, mereka jauh di atas anda. setidaknya mereka punya otak
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 10:05:35 AM
jawab isi siapa anda, lalu dapatkan hak menjawab

saya simplekan pertanyaanya

1 apakah anda mempraktekan meditasi
2 apakah anda sudah mencapai jhanna atau buah yang lebih tinggi (sebutkan)
3, apakah anda sudah ber trisarana
4, apakah anda mempraktekan dhamma
5, apakah anda sudah mencapai sotapana atau yang lebih tinggi


isi 5 pertanyaan ini, dan anda dapat hak bertanya saya akan menjawab semua
pertanyaan anda, bisa atau tidak.

silahkan isi siapa yang berani?

terima kasih pada orang bodoh yang terguncang, dengan menunjukan anda
men track pada saya ternyata anda benar-benar terguncang, tampa berani masuk
dalam orang yang berhak bertanya

saya memang menguncang DC, sampai postingan kaskus di bawa-bawa :cool

 ;D ;D ;D ;D ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 10:07:40 AM
silahkan isi siapa yang berani?

terima kasih pada orang bodoh yang terguncang, dengan menunjukan anda
men track pada saya ternyata anda benar-benar terguncang, tampa berani masuk
dalam orang yang berhak bertanya

saya memang menguncang DC, sampai postingan kaskus di bawa-bawa :cool

 ;D ;D ;D ;D ;D

terima kasih atas kontribusi anda, DC memang memerlukan guncangan untuk menaikkan rating
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 10:07:44 AM
silahkan isi siapa yang berani?

terima kasih pada orang bodoh yang terguncang, dengan menunjukan anda
men track pada saya ternyata anda benar-benar terguncang, tampa berani masuk
dalam orang yang berhak bertanya

saya memang menguncang DC, sampai postingan kaskus di bawa-bawa :cool

 ;D ;D ;D ;D ;D
bercerminlah
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: suwarto8116f on 24 December 2011, 10:09:38 AM
jawab isi siapa anda, lalu dapatkan hak menjawab

saya simplekan pertanyaanya

1 apakah anda mempraktekan meditasi
yup 1 hari 45 menit
2 apakah anda sudah mencapai jhanna atau buah yang lebih tinggi (sebutkan)
blom sama sekali
3, apakah anda sudah ber trisarana
yup
4, apakah anda mempraktekan dhamma
diusahakan
5, apakah anda sudah mencapai sotapana atau yang lebih tinggi

blom sama sekali

isi 5 pertanyaan ini, dan anda dapat hak bertanya saya akan menjawab semua
pertanyaan anda, bisa atau tidak.

saya mau tanya dunkz di alam2 selain alam manusia ada kuburan gak ? klo mahluk2 lain meninggal dialamnya ada kuburannya kah ?

thanks sebelomnya  ::)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 10:15:59 AM


sdr. suwarto8116f

anda mendapatkan hak bertanya silahkan, gunakan demi manfaat anda sendiri
baik saat ini maupun saat yang akan datang,

perhatikan semua jawaban saya berdasarkan pertanyaan anda saja dan tidak
bisa digunakan untuk pertanyaan orang lain,

silahkan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: suwarto8116f on 24 December 2011, 10:22:38 AM
saya mau tanya dunkz di alam2 selain alam manusia ada kuburan gak ? klo mahluk2 lain meninggal dialamnya ada kuburannya kah ?

jawabannya apapun saya ucapkan terima kasih karena saya tidak tahu yg anda katakan benar atau tidak karena saya blom melihatnya  :'( thanks sekali lagi  _/\_

sdr. suwarto8116f

anda mendapatkan hak bertanya silahkan, gunakan demi manfaat anda sendiri
baik saat ini maupun saat yang akan datang,

perhatikan semua jawaban saya berdasarkan pertanyaan anda saja dan tidak
bisa digunakan untuk pertanyaan orang lain,

silahkan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: suwarto8116f on 24 December 2011, 10:23:47 AM
Mungkinkah ?  :-?

Mungkinkah seseorang yang telah mencapai nibbana (arahat)
Bertekad untuk bergumul dengan samsara lagi ?

gan misi numpang nanya 1 pertanyaan ya OOT :X kaburrrrrr
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 10:26:46 AM
kamu anak sekolah yang belum tamat kelana

kalau kamu jadi arahat kamu baru taman SMA di alam dharma
(sedangkan kamu belum lulus)

kalau mau saya tangapi silahkan isi  5 pertanyaan saya kalau kamu tidak mengisi
saya akan mengabaikan pertanyaan atau tulisan anda,

anak bodoh, dan tolo masih ngedot mau membahas pelajaran teory quatum

:capedes

Cukup Sdr. Choa, tidak perlu berkilah lagi dengan menggunakan teknik sarkasme, itu tidak mempan terhadap saya. Atau mungkin itu bukan sarkasme tetapi sifat asli anda yang sudah mulai keluar.

Permasalahan pernyataan anda mengenai “Buddha ada dimana-mana” sudah ada sebelum tantangan anda terhadap member DC. Adalah elok dan baik, saat kita menyelesaikan satu persatu masalah dari pada meninggalkan masalah yang lama dan menumpuknya dengan masalah yang baru. Jadi sudah selayaknya, seharusnya, permasalahan “Buddha ada dimana-mana” diselesaikan terlebih dahulu dengan pengakuan anda bahwa anda salah karena menyatakan “Buddha ada dimana-mana”.

Bagaimana Sdr. Choa, apakah anda mengakui kesalahan anda karena telah mengatakan “Buddha ada dimana-mana” ?

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Mr.Jhonz on 24 December 2011, 10:30:02 AM
wah mbah ini ternyata jual beli kunti cantik ya =))

dijual berapa mbah =))
Asataga!!!
Anda menyamakan chao dengan LSY??
Sepertinya kita harus mengundang pariahina..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 24 December 2011, 10:36:50 AM
Asataga!!!
Anda menyamakan chao dengan LSY??
Sepertinya kita harus mengundang pariahina..

kalau LSY itu pengikutnya banyak, banyak wiharanya.... pernah punya RR n Bently, dst dst...

kalau yg YM Choa ini mohon didata (maksudnya dilengkapin biodatanya)...
berapa banyak muridnya dia ya ? udah berapa tahun mengajar ? di fakultas apa n bidang study apa ya?

bolehkah aku tau udah berapa kali YM Choa diSUNAT ya ? (boleh PM kalau ini masalah pribadi)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Mr. Wei on 24 December 2011, 10:42:57 AM
Choa kayaknya mengalami delusi, salah satu gejala schizophrenia tuh. Mau gw bawa ke psikolog gak?

Sebelum parah, nanti telanjang keliaran di jalanan sambil teriak2: akulah nabi!
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 10:46:54 AM
saya mau tanya dunkz di alam2 selain alam manusia ada kuburan gak ? klo mahluk2 lain meninggal dialamnya ada kuburannya kah ?

jawabannya apapun saya ucapkan terima kasih karena saya tidak tahu yg anda katakan benar atau tidak karena saya blom melihatnya  :'( thanks sekali lagi  _/\_

putra yang baik atas pertanyaan anda saya menjawab;

Deva brahma ,tidak ada mayat dan kuburan
deva tavatimsa keatas, tidak ada mayat dan kuburan
asura, (peta,bhumi deva) tidak ada kuburan (mengenai mayat saya ragu karena di alam ini sungguh
luas, saya belum bisa memastikan)
para PETA tidak ada
khusu alam caturmaharajika (saya belum bisa memutuskan karena saya melihat mayat di alam ini
tetapi bentuk mereka tidak seperti devata umumnya lebih mengarah bentuk
para asura, jadi ini tidak dapat saya tentukan)

anumodana saya menghargai semua opini anda,
satu pesan saya jangan percaya apa yang saya tulis, angap sebagai referensi saja
lalu semoga anda bisa ehipassiko.

metta cettana
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: gunadharo on 24 December 2011, 11:19:05 AM
seru banget!! Novel Harry Potter yg fenomenal aja kalah seru
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 24 December 2011, 12:18:14 PM
putra yang baik atas pertanyaan anda saya menjawab;

Deva brahma ,tidak ada mayat dan kuburan
deva tavatimsa keatas, tidak ada mayat dan kuburan
asura, (peta,bhumi deva) tidak ada kuburan (mengenai mayat saya ragu karena di alam ini sungguh
luas, saya belum bisa memastikan)
para PETA tidak ada
khusu alam caturmaharajika (saya belum bisa memutuskan karena saya melihat mayat di alam ini
tetapi bentuk mereka tidak seperti devata umumnya lebih mengarah bentuk
para asura, jadi ini tidak dapat saya tentukan)

anumodana saya menghargai semua opini anda,
satu pesan saya jangan percaya apa yang saya tulis, angap sebagai referensi saja
lalu semoga anda bisa ehipassiko.

metta cettana

bagi referensinya napa mbah :) lantas peta asura dll asalnya darimana? share dong share
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 24 December 2011, 12:32:39 PM
Choa kayaknya mengalami delusi, salah satu gejala schizophrenia tuh. Mau gw bawa ke psikolog gak?

Sebelum parah, nanti telanjang keliaran di jalanan sambil teriak2: akulah nabi!

kalau analisa gw sih YM Choa ini KEMUNGKINAN besar... OLI nya udah lama gak di tap
jadi agak konslititan disini..., konon YM Choa itu udah punya isteri... masih suka sentuh2 muridnya lhoo
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 24 December 2011, 12:57:23 PM
adik-adik sekolah minggu sudah ada yang jawab ini belum, ;)
jangan malu-malu ya ;D


sekarang saya yang menantang seluruh member DC
yang mudahnya mengatakan orang lain over klaim atas apa yang di tulisnya
yang tidak takut akan sila musavada

ada member DC disini yang telah mencapai jhanna-jhanna dalam meditasinya
(silahkan mengaku)

saya belum mencapai jhana, karena belum pernah benar-benar meditasi, apakah member DC lain-nya sudah mencapai jhana ? saya tidak tahu


ada member DC disini yang telah mencapai sotapana atas praktek dhammanya
(silahkan mengaku)

sepertinya saya juga belum mencapai sotapanna, karena masih melakukan pelanggaran pancasila buddhis. Mengenai member DC yang lain apakah ada yang mencapai salah satu tingkat kesucian (sotapanna/sakadagami/anagami/arahat), saya juga tidak tahu ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 24 December 2011, 01:12:44 PM
jawab isi siapa anda, lalu dapatkan hak menjawab

saya simplekan pertanyaanya

1 apakah anda mempraktekan meditasi
2 apakah anda sudah mencapai jhanna atau buah yang lebih tinggi (sebutkan)
3, apakah anda sudah ber trisarana
4, apakah anda mempraktekan dhamma
5, apakah anda sudah mencapai sotapana atau yang lebih tinggi


isi 5 pertanyaan ini, dan anda dapat hak bertanya saya akan menjawab semua
pertanyaan anda, bisa atau tidak.

untuk pertanyaan nomor 1-4, jawabannya: yes, i was...
untuk yang ke 5, not yet...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 24 December 2011, 03:08:01 PM
putra yang baik atas pertanyaan anda saya menjawab;

Deva brahma ,tidak ada mayat dan kuburan
deva tavatimsa keatas, tidak ada mayat dan kuburan
asura, (peta,bhumi deva) tidak ada kuburan (mengenai mayat saya ragu karena di alam ini sungguh
luas, saya belum bisa memastikan)
para PETA tidak ada
khusu alam caturmaharajika (saya belum bisa memutuskan karena saya melihat mayat di alam ini
tetapi bentuk mereka tidak seperti devata umumnya lebih mengarah bentuk
para asura, jadi ini tidak dapat saya tentukan)

anumodana saya menghargai semua opini anda,
satu pesan saya jangan percaya apa yang saya tulis, angap sebagai referensi saja
lalu semoga anda bisa ehipassiko.

metta cettana

Tanya donk YM Choa, apakah yang menyebabkan di alam-alam tersebut ada yg punya mayat dan ada yang tidak punya mayat?...kenapa bisa begitu?.. kan kita tahu kalo di alam manusia dan hewan itu ada mayatnya....
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: bluppy on 24 December 2011, 03:21:33 PM
Kalau ym sariputta dan ym mogallana berada di alam apa?

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 24 December 2011, 03:51:38 PM
di alam ke 32...
Btw, maw nanya YM choa, nama alam ke 32 dan ke 33 apa yah??
Apa spt kata om indra, alam sakaw dan alam mimpi, atau ad nama lain?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 04:25:30 PM
apakah anda tidak khawatir akan di kasih bad reputation oleh
orang mulia disini yang mereka dengan angkuhnya menilai
orang lain?


apakah anda tahan melihat saudara sedhamma anda begitu kuatnya "dogma"
tentang ajaran, yang bahkan belum mampu mereka praktekan?
apakah anda dapat melihat "kebijaksanaan" dari member disini dari postingan mereka
seperti anda memahami apa isi jawaban saya,

maaf membebanimu
 _/\_

ada sebuah kisah, seorang muslim yang tiba-tiba tertarik dengan budhisme karena ia teringat dengan kehidupan masa lalunya, di mana di dalam agamanya "terlahir kembalinya seseorang kedunia" merupakan hal yang tidak diakui kebenarnanya. Tapi ia telah yakin bahwa ia telah hidup di masa lampau, dan kini terlahir di keluarga muslim.

sejak itu, ia membeli banyak buku buddhis, mendownload ebook-ebook budhisme, ia menemukan kebenaran di dalam ajaran buddhisme, dan ia selalu bergumam "Betapa indahnya ajaran sang Buddha". setiap kali ia membaca sutta, batinnya selalu diliputi oleh keindahan. maka dia bermeditasi dengan penuh rasa bahagia, sehingga tidaklah sulit baginya mencapai jhana-jhana.

tidak puas dengan pencapaiannya, ia mencari tempat di mana ia berharap bisa belajar lebih banyak tentang dhamma. lalu, ia menemukan sebuah tempat berkumpul umat yang sama meyakini kebenaran ajaran sang Buddha. lalu ia mencoba untuk bertanya lebih banyak, belajar lebih banyak. tapi ia sangat terkejut, ketika ia melihat kenyataan bahwa cara para guru mengajar di komunitas itu dengan cara yang begitu kasar, hingga terasa menyakitkan bagi hati. dan karena telah menjadi sakit hati, para guru ini membeli pelajarannya, "kau telah sakit hati, berarti kau ini pendusta. sebab, seorang yang telah mampu mencapai jhana-jhana tidak mungkin bisa merasa sakit hati". Lalu para guru ini tidak berhenti memperolok dirinya sebagai badut dan orang gila, kendatipun ia sudah berkali-kali minta maaf.

dia bersedih. keindahan ajaran sang Buddha, seakan tidak tampak lagi di dalam pandangan hatinya. ia kembali ke dalam kesendirian untuk bermeditasi, dan mencari sendiri jalan kebenaran, sehingga akhirnya munculah setitik cahaya harapan. itu adalah pengetahuan, bahwa jalan kebahagiaan setiap orang harus ditemukan oleh diri masing-masing melalui jalannya sendiri-sendiri. orang lain mungkin dapat membantu, tapi sebatas membantu, diri kita sendirilah yang harus berjuang dan menemukannya sendiri. Oleh karena itu, kini ia berhenti mencari guru dan menjadikan semua orang sebagai gurunya. Dengan cara apapun mereka mengajar, apakah dengan cara lembut atau kasar, dengan cara bodoh atau pintar, mereka semua adalah guru. semua sikap mereka adalah pelajaran bagi orang yang dapat mengambil pelajaran darinya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 04:37:05 PM
sebab, seorang yang telah mampu mencapai jhana-jhana tidak mungkin bisa merasa sakit hati.

pencapaian jhana bukanlah pencapaian tidak-bisa-sakit-hati-lagi. seorang yg telah mampu mencapai jhana juga masih bisa marah, masih membenci. pada kasus Devadatta, bahkan melakukan kejahatan berat, melukai Sang Buddha dan memecah-belah Sangha.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 04:38:41 PM
ada sebuah kisah, seorang muslim yang tiba-tiba tertarik dengan budhisme karena ia teringat dengan kehidupan masa lalunya, di mana di dalam agamanya "terlahir kembalinya seseorang kedunia" merupakan hal yang tidak diakui kebenarnanya. Tapi ia telah yakin bahwa ia telah hidup di masa lampau, dan kini terlahir di keluarga muslim.

sejak itu, ia membeli banyak buku buddhis, mendownload ebook-ebook budhisme, ia menemukan kebenaran di dalam ajaran buddhisme, dan ia selalu bergumam "Betapa indahnya ajaran sang Buddha". setiap kali ia membaca sutta, batinnya selalu diliputi oleh keindahan. maka dia bermeditasi dengan penuh rasa bahagia, sehingga tidaklah sulit baginya mencapai jhana-jhana.

tidak puas dengan pencapaiannya, ia mencari tempat di mana ia berharap bisa belajar lebih banyak tentang dhamma. lalu, ia menemukan sebuah tempat berkumpul umat yang sama meyakini kebenaran ajaran sang Buddha. lalu ia mencoba untuk bertanya lebih banyak, belajar lebih banyak. tapi ia sangat terkejut, ketika ia melihat kenyataan bahwa cara para guru mengajar di komunitas itu dengan cara yang begitu kasar, hingga terasa menyakitkan bagi hati. dan karena telah menjadi sakit hati, para guru ini membeli pelajarannya, "kau telah sakit hati, berarti kau ini pendusta. sebab, seorang yang telah mampu mencapai jhana-jhana tidak mungkin bisa merasa sakit hati". Lalu para guru ini tidak berhenti memperolok dirinya sebagai badut dan orang gila, kendatipun ia sudah berkali-kali minta maaf.

dia bersedih. keindahan ajaran sang Buddha, seakan tidak tampak lagi di dalam pandangan hatinya. ia kembali ke dalam kesendirian untuk bermeditasi, dan mencari sendiri jalan kebenaran, sehingga akhirnya munculah setitik cahaya harapan. itu adalah pengetahuan, bahwa jalan kebahagiaan setiap orang harus ditemukan oleh diri masing-masing melalui jalannya sendiri-sendiri. orang lain mungkin dapat membantu, tapi sebatas membantu, diri kita sendirilah yang harus berjuang dan menemukannya sendiri. Oleh karena itu, kini ia berhenti mencari guru dan menjadikan semua orang sebagai gurunya. Dengan cara apapun mereka mengajar, apakah dengan cara lembut atau kasar, dengan cara bodoh atau pintar, mereka semua adalah guru. semua sikap mereka adalah pelajaran bagi orang yang dapat mengambil pelajaran darinya.
sungguh anda sangat hebat dalam memutar balik fakta =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 04:40:45 PM
pencapaian jhana bukanlah pencapaian tidak-bisa-sakit-hati-lagi. seorang yg telah mampu mencapai jhana juga masih bisa marah, masih membenci. pada kasus Devadatta, bahkan melakukan kejahatan berat, melukai Sang Buddha dan memecah-belah Sangha.

sependapat
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 04:41:48 PM
sependapat

tapi mencapai jhana mungkin saja tidak sulit, dan ngibul tentang mencapai jhana lebih tidak sulit lagi
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: tesla on 24 December 2011, 04:42:16 PM
bagaimana mau menguji emas sedangkan anda bukan tukang emas?

itu korelasi, bukan sebab akibat.
korelasi bersifat kecenderungan, tetapi tidak mutlak

seorang tukang emas (yg hidupnya terus bergelut dg emas) "cenderung" tau emas.
tapi itu hanya sebatas korelasi. kisah tukang emas ditipu juga sudah banyak.
dan juga sebaliknya, tidak perlu seorang yg ahli emas utk tau emas, walau kecenderungannya begitu
ada orang yg alergi kalau ga pakai perhiasan non emas :hammer:, jadi mudah saja kalau alerginya kambuh artinya bukan emas (tentu saja ini juga bukan sebab akibat murni, orang itu mungkin alergi perak, besi, kuningan, dll, tapi kalau alerginya tidak timbul pun belum tentu yg dipakainya adalah emas).



Quote
bagaimana anda mau menguji kedalaman praktek seseorang sedangkan
anda tidak mempraktekan dhamma


saya tidak tau anda emas apa bukan... saya cuma numpang lewat aja di sini... i'm indifferent walau anda adalah emas (Buddha). tidak ada apa2 yg saya perlukan dari emas.

maybe orang2 sini adalah orang yg alergi kalau udah berdekatan dg non-emas, so anda bukan emas
maybe juga orang2 di sini alergi terhadap emas, shg kalau ada emas seperti anda muncul, mereka semua alergi

:)

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 04:47:14 PM
tapi mencapai jhana mungkin saja tidak sulit, dan ngibul tentang mencapai jhana lebih tidak sulit lagi

ada seorang yang tidak pernah menyatakan dirinya mencapai jhana. tetapi ketika ia datang kepada seseorang yang dianggap "guru", guru tersebut bertanya, "Sampai tahap manakah meditasi mu, nak?"

orang itu menjelaskan tentang hal-hal yang dialaminya di dalam meditasi. kemudian guru tersebut menyimpulkan, "hmm.. kalau begitu, kamu telah mencapai jhana-I."

ketika, guru yang lainnya bertanya, "sampai di mana tahap meditasi mu, nak?"

"saya telah mencapai jhana-I, guru!"

"hebat benar, kebohonganmu nak! coba angkat gunung ini, kalau kau tidak mampu, itu artinya kau pendusta." begitu kata guru lainnya.

si murid jadi bingung dan bersedih.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 04:53:09 PM
ada seorang yang tidak pernah menyatakan dirinya mencapai jhana. tetapi ketika ia datang kepada seseorang yang dianggap "guru", guru tersebut bertanya, "Sampai tahap manakah meditasi mu, nak?"

orang itu menjelaskan tentang hal-hal yang dialaminya di dalam meditasi. kemudian guru tersebut menyimpulkan, "hmm.. kalau begitu, kamu telah mencapai jhana-I."

ketika, guru yang lainnya bertanya, "sampai di mana tahap meditasi mu, nak?"

"saya telah mencapai jhana-I, guru!"

"hebat benar, kebohonganmu nak! coba angkat gunung ini, kalau kau tidak mampu, itu artinya kau pendusta." begitu kata guru lainnya.

si murid jadi bingung dan bersedih.

Guru 3 bertanya kepada si murid: "Sampai di mana latihanmu, nak?"
Murid: "saya sudah mencapai jhana 23"
Guru 3: "Oh ya, bagaimanakah jhana 23 itu"?

Murid: "Apakah guru sudah mencapai jhana? jawab dulu, setelah guru menjawab baru saya akan menjawab pertanyaanmu."
..
..
..
..
..
..
..
..
..

guru3: pergilah, obatimu penyakitmu dulu
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 05:08:41 PM
Guru 3 bertanya kepada si murid: "Sampai di mana latihanmu, nak?"
Murid: "saya sudah mencapai jhana 23"
Guru 3: "Oh ya, bagaimanakah jhana 23 itu"?

Murid: "Apakah guru sudah mencapai jhana? jawab dulu, setelah guru menjawab baru saya akan menjawab pertanyaanmu."
..
..
..
..
..
..
..
..
..

guru3: pergilah, obatimu penyakitmu dulu

kini, murid tersebut telah memperoleh pelajaran penting, bahwa ia tidak seharusnya mengkhawatirkan apapun yang dilakukan orang lain kepadanya, karena kelak, semua orang akan mendapatkan pelajarannya masing-masing. biarkan semua orang berproses, mengikuti jalannya masing-masing.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 05:15:17 PM
kini, murid tersebut telah memperoleh pelajaran penting, bahwa ia tidak seharusnya mengkhawatirkan apapun yang dilakukan orang lain kepadanya, karena kelak, semua orang akan mendapatkan pelajarannya masing-masing. biarkan semua orang berproses, mengikuti jalannya masing-masing.

sebaliknya, si murid malah berpikir, "saya akan mendidik guru ini dengan memukul pantatnya."
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 24 December 2011, 05:18:49 PM
perbanyak kata2 santun, ramah, tidak sombong, tidak banyak bual.
Layaninkah semua pertanyaan dgn baik.

Janganlah jadi choa=ular. (setan)

Itulah sabda xmas dari bro 3ribu
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 05:36:57 PM
ada sebuah kisah, seorang muslim yang tiba-tiba tertarik dengan budhisme karena ia teringat dengan kehidupan masa lalunya, di mana di dalam agamanya "terlahir kembalinya seseorang kedunia" merupakan hal yang tidak diakui kebenarnanya. Tapi ia telah yakin bahwa ia telah hidup di masa lampau, dan kini terlahir di keluarga muslim.

sejak itu, ia membeli banyak buku buddhis, mendownload ebook-ebook budhisme, ia menemukan kebenaran di dalam ajaran buddhisme, dan ia selalu bergumam "Betapa indahnya ajaran sang Buddha". setiap kali ia membaca sutta, batinnya selalu diliputi oleh keindahan. maka dia bermeditasi dengan penuh rasa bahagia, sehingga tidaklah sulit baginya mencapai jhana-jhana.

tidak puas dengan pencapaiannya, ia mencari tempat di mana ia berharap bisa belajar lebih banyak tentang dhamma. lalu, ia menemukan sebuah tempat berkumpul umat yang sama meyakini kebenaran ajaran sang Buddha. lalu ia mencoba untuk bertanya lebih banyak, belajar lebih banyak. tapi ia sangat terkejut, ketika ia melihat kenyataan bahwa cara para guru mengajar di komunitas itu dengan cara yang begitu kasar, hingga terasa menyakitkan bagi hati. dan karena telah menjadi sakit hati, para guru ini membeli pelajarannya, "kau telah sakit hati, berarti kau ini pendusta. sebab, seorang yang telah mampu mencapai jhana-jhana tidak mungkin bisa merasa sakit hati". Lalu para guru ini tidak berhenti memperolok dirinya sebagai badut dan orang gila, kendatipun ia sudah berkali-kali minta maaf.

dia bersedih. keindahan ajaran sang Buddha, seakan tidak tampak lagi di dalam pandangan hatinya. ia kembali ke dalam kesendirian untuk bermeditasi, dan mencari sendiri jalan kebenaran, sehingga akhirnya munculah setitik cahaya harapan. itu adalah pengetahuan, bahwa jalan kebahagiaan setiap orang harus ditemukan oleh diri masing-masing melalui jalannya sendiri-sendiri. orang lain mungkin dapat membantu, tapi sebatas membantu, diri kita sendirilah yang harus berjuang dan menemukannya sendiri. Oleh karena itu, kini ia berhenti mencari guru dan menjadikan semua orang sebagai gurunya. Dengan cara apapun mereka mengajar, apakah dengan cara lembut atau kasar, dengan cara bodoh atau pintar, mereka semua adalah guru. semua sikap mereka adalah pelajaran bagi orang yang dapat mengambil pelajaran darinya.

anumodana

maafkan kata-kata saya jika menurutmu tidak pantas saya tulis disini
semoga engkau dapat membaca residu tulisanku apa cetananya
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 05:43:35 PM
anumodana

maafkan kata-kata saya jika menurutmu tidak pantas saya tulis disini
semoga engkau dapat membaca residu tulisanku apa cetananya
 _/\_

ada orang yang merasa pernah dirinya begitu dekat dengan kamatian. ketika hal itu terjadi, ada hal yang sangat dia takutkan. apakah itu? ternyata yang sangat begitu menakutkan dirinya bukanlah kematian itu sendiri, melainkan teringat akan segela kamma buruk yang telah dia lakukan selama hidupnya, termasuk menyakiti orang lain dengan kata-kata. lalu, dia menjadi menyalahkan diri sendiri dan sulit memaafkannya. dan terlihatlah sebuah kenyataan, bahwa apa yang membuatnya semakin sakit, dan terus terpuruk dalam kesakitan adalah bukan perbuatan orang lain kepadanya, tapi karena ketidak mampuan dirinya memaafkan diri sendiri. dia tidak mampu memaafkan diri sendiri, karena ia tidak cukup belajar untuk memaafkan orang lain.

kemudian, ketika dia sembuh dari sakitnya, dia tidak berani lagi untuk tidak memaafkan orang lain. Bahkan, ia selalu memaafkan orang lain sebelum orang lain minta maaf padanya. hal itu karena dia sangat takut, apabila dia tidak memaafkan semua orang yang bersalah kepadanya, kelak ia menjadi tidak dapat memaafkan dirinya sendiri, yakni pda saat -saat ajal menjelang.

_/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 06:06:18 PM
ada orang yang merasa pernah dirinya begitu dekat dengan kamatian. ketika hal itu terjadi, ada hal yang sangat dia takutkan. apakah itu? ternyata yang sangat begitu menakutkan dirinya bukanlah kematian itu sendiri, melainkan teringat akan segela kamma buruk yang telah dia lakukan selama hidupnya, termasuk menyakiti orang lain dengan kata-kata. lalu, dia menjadi menyalahkan diri sendiri dan sulit memaafkannya. dan terlihatlah sebuah kenyataan, bahwa apa yang membuatnya semakin sakit, dan terus terpuruk dalam kesakitan adalah bukan perbuatan orang lain kepadanya, tapi karena ketidak mampuan dirinya memaafkan diri sendiri. dia tidak mampu memaafkan diri sendiri, karena ia tidak cukup belajar untuk memaafkan orang lain.

kemudian, ketika dia sembuh dari sakitnya, dia tidak berani lagi untuk tidak memaafkan orang lain. Bahkan, ia selalu memaafkan orang lain sebelum orang lain minta maaf padanya. hal itu karena dia sangat takut, apabila dia tidak memaafkan semua orang yang bersalah kepadanya, kelak ia menjadi tidak dapat memaafkan dirinya sendiri, yakni pda saat -saat ajal menjelang.

_/\_

bagus,
kamu mengerti semoga jalanmu tampa halangan menuju apa yang kamu "tekadkan"

anumodana
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 06:12:22 PM
Untuk kedua kalinya Sdr. Choa, apakah anda mengakui kesalahan anda karena telah mengatakan “Buddha ada dimana-mana” ?

Apakah anda terlalu tinggi hati untuk mengakui kesalahan anda, Sdr. Choa ? Ini kemungkinan pertama mengapa anda tidak mau mengakui kesalahan anda.

Kemungkinan kedua adalah anda tetap berpegang pada pendapat bahwa Buddha ada dimana-mana. Ini berarti Anda mengatakan bahwa Buddha ada di seteguk minuman keras. Dengan demikian semakin banyak minum minuman keras maka semakin banyak Buddha dalam diri seseorang yang justru semakin seseorang banyak meminumnya maka ia kehilangan kesadaran dan kesempatan pelanggaran atas Sila pun terbuka lebar. Inikah yang mendekati Dhamma? Tidak, ini menjauhi Dhamma.

Saya tidak perlu menjawab tantangan anda terhadap member DC karena saya sudah menjawab tantangan anda sebelumnya untuk menunjukkan tulisan anda yang membuat menjauhi Dhamma. Kini giliran anda. Saya rasa ini cukup adil.

Jadi, Sdr. Choa, apakah anda mengakui kesalahan anda karena telah mengatakan “Buddha ada dimana-mana” ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 06:19:08 PM
ada seorang yang tidak pernah menyatakan dirinya mencapai jhana. tetapi ketika ia datang kepada seseorang yang dianggap "guru", guru tersebut bertanya, "Sampai tahap manakah meditasi mu, nak?"

orang itu menjelaskan tentang hal-hal yang dialaminya di dalam meditasi. kemudian guru tersebut menyimpulkan, "hmm.. kalau begitu, kamu telah mencapai jhana-I."

ketika, guru yang lainnya bertanya, "sampai di mana tahap meditasi mu, nak?"

"saya telah mencapai jhana-I, guru!"

"hebat benar, kebohonganmu nak! coba angkat gunung ini, kalau kau tidak mampu, itu artinya kau pendusta." begitu kata guru lainnya.

si murid jadi bingung dan bersedih.

Maaf, saya tidak tahu ini kisah asli atau bukan, tapi bagi saya murid tersebut kurang bijak. Saat guru pertama mengatakan bahwa dirinya mencapai Jhana 1 seharusnya murid tersebut tidaklah langsung sesumbar dengan mengatakan telah mencapai Jhana 1 kepada guru yang kedua. Seharusnya ia membiarkan guru kedua untuk memeriksa kisah dalam meditasi seperti yang dilakukan oleh guru pertama. Untuk selanjutnya seharusnya murid tersebut kemudian menghadap ke guru yang lainnya lagi ke-3, ke-4 , ke-5  untuk memastikannya. Murid tersebut terlalu melow alias mudah menyerah pada perasaan.

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 06:24:06 PM
Untuk kedua kalinya Sdr. Choa, apakah anda mengakui kesalahan anda karena telah mengatakan “Buddha ada dimana-mana” ?

mengapa kita ingin orang lain untuk mengakui kesalahannya?

Quote
Apakah anda terlalu tinggi hati untuk mengakui kesalahan anda, Sdr. Choa ? Ini kemungkinan pertama mengapa anda tidak mau mengakui kesalahan anda.

kemungkinan karena ia merasa tidak bersalah.

Quote
Kemungkinan kedua adalah anda tetap berpegang pada pendapat bahwa Buddha ada dimana-mana. Ini berarti Anda mengatakan bahwa Buddha ada di seteguk minuman keras. Dengan demikian semakin banyak minum minuman keras maka semakin banyak Buddha dalam diri seseorang yang justru semakin seseorang banyak meminumnya maka ia kehilangan kesadaran dan kesempatan pelanggaran atas Sila pun terbuka lebar. Inikah yang mendekati Dhamma? Tidak, ini menjauhi Dhamma.

Jika Buddha itu ada di mana-mana, di semua tempat tanpa terkecuali berarti, ketika seseorang semakin banyak meminuman minuman keras, tidak berarti semakin banyak buddha di dalam diri seseorang, karea diri seseorang itupun termasuk keapda bagian dari apa yang disebut "mana-mana". dengan demikian, ia tidak bisa ditambahkan ataupun dikurangkan pada ssuatu.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 06:27:56 PM
Maaf, saya tidak tahu ini kisah asli atau bukan, tapi bagi saya murid tersebut kurang bijak. Saat guru pertama mengatakan bahwa dirinya mencapai Jhana 1 seharusnya murid tersebut tidaklah langsung sesumbar dengan mengatakan telah mencapai Jhana 1 kepada guru yang kedua. Seharusnya ia membiarkan guru kedua untuk memeriksa kisah dalam meditasi seperti yang dilakukan oleh guru pertama. Untuk selanjutnya seharusnya murid tersebut kemudian menghadap ke guru yang lainnya lagi ke-3, ke-4 , ke-5  untuk memastikannya. Murid tersebut terlalu melow alias mudah menyerah pada perasaan.

Thanks

guru kedua boleh bertanya, "atas dasar apa kamu mengatakan bahwa dirimu telah mencapai jhana-I ?

maka murid dapat dengan mudah menjawabnya "itu menurut guru pertama".

tanpa harus berkata "hebat benar kebohonganmu itu!"

guru kedua boleh juga bertanya, "apakah pendapat guru mu yang pertama itu benar atau salah?"

maka si murid dapat menjawab, "saya tidak mengetahuinya dengan pasti. untuk memastikannya, silahkan guru kedua memeriksanya kembali!"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 06:34:36 PM
sepertinya jubir lebih hebat nih, bisa tau pikiran muridnya (guru arahat) =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 06:38:41 PM
mengapa kita ingin orang lain untuk mengakui kesalahannya?

kemungkinan karena ia merasa tidak bersalah.

Jika Buddha itu ada di mana-mana, di semua tempat tanpa terkecuali berarti, ketika seseorang semakin banyak meminuman minuman keras, tidak berarti semakin banyak buddha di dalam diri seseorang, karea diri seseorang itupun termasuk keapda bagian dari apa yang disebut "mana-mana". dengan demikian, ia tidak bisa ditambahkan ataupun dikurangkan pada ssuatu.

sudahlah abaikan saja (tetapi silahkan saja coba memberikan pengertian padanya)
saya lihat kamma baiknya belum cukup untuk memahami,

perumpamaan vulgar
seorang yang masih sekolah entah SD, SMP, SMA dan belum lulus

"tidak akan mengerti bahasan tentang teory Quantum"
yang dibahas oleh doktoral S3,

apapun yang anda katakan pikiranya tidak akan sampai (ini menurut saya)
kalau anda menilai lain, silahkan saja.
 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 06:50:37 PM
sudahlah abaikan saja (tetapi silahkan saja coba memberikan pengertian padanya)
saya lihat kamma baiknya belum cukup untuk memahami,

perumpamaan vulgar
seorang yang masih sekolah entah SD, SMP, SMA dan belum lulus

"tidak akan mengerti bahasan tentang teory Quantum"
yang dibahas oleh doktoral S3,

apapun yang anda katakan pikiranya tidak akan sampai (ini menurut saya)
kalau anda menilai lain, silahkan saja.
 _/\_

guru yang bijak, tentu akan menyesuaikan diri dengan tingkat berpikir murid-muridnya. jika muridnya memang masih kelas SD, guru harus mengajar dengan pelajaran dan cara berpikir SD. dan ternyata itu tidak mudah.

tanyalah kepada para guru SD, merekapun senantiasa harus terus belajar, belajar dan terus belajar tentang bagaimana cara mengajar anak SD. seorang sarjana pun, ketika harus mengajar di SD dia harus belajar kembali sehingga memperoleh Akta IV. karena seorang ahli teknik mesin misalnya, belum tentu memiliki kterampilan mengajar. ilmu mengajar adalah disiplin ilmu tersendiri.

kesalahan fahaman yang sering terjadi di forum ini benar-benar mengherankan dan merupakan suatu misteri. Bagaimana "sesuatu seperti ini" kemudian mereka fahami sebagai "sesuatu seperti itu", bagamana sesuatu disimpulan dengan cara yang sulit dimengerti. seperti misalnya, ketika ada yang menyatakan bahwa buddha itu ada di mana-mana, kemudian disimpulkan "berarti ketika seseorang meminum minuman keras, berarti buddha itu bertambah pada dirinya". penonton menjadi terheran-heran, bagaimana cara dia membuat kesimpulan? tetapi, hal yang mengherankan tersebut, bukan sesuatu yang harus dipersalahkan, melainkan sesuatu yang harus dipelajari secara perlahan, kareana ada kemungkinan orang itu memiliki rumusan tersendiri dalam menyimpulkan sesuatu atau mungkin karena ketidak tahuannya dia menyimpulkan demikian. semua itu harus dapat difahami secara gamblang. ketika diketahui bahwa orang itu menyimpulkan tanpa suatu cara yang berstandar pada suatu hukum, itu berarti kesimpulan liar. dan kita dapat mengerti masalah yang sebenarnya, bahwa orang itu telah membuat kesimpulan tanpa "hukum". maka secara perlahan dan bertahap dapat kita memberi penjelasan, bagaimana cara membuat kesimpulan dengan benar.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 24 December 2011, 06:52:49 PM
sudahlah abaikan saja (tetapi silahkan saja coba memberikan pengertian padanya)
saya lihat kamma baiknya belum cukup untuk memahami,

perumpamaan vulgar
seorang yang masih sekolah entah SD, SMP, SMA dan belum lulus

"tidak akan mengerti bahasan tentang teory Quantum"
yang dibahas oleh doktoral S3,


apapun yang anda katakan pikiranya tidak akan sampai (ini menurut saya)
kalau anda menilai lain, silahkan saja.
 _/\_

albert einsteins itu lulusan apa ya om, terus liem siu long juga lulusan apa ya? apa orang yg baru lulus SD.SMP atau SMA sudah pasti tidak bisa jadi yang terbaik atau menjadi orang kaya? dan tidak mungkin punya perusahaan maupun menciptakan sesuatu hal yg belum pernah terpikirkan oleh orang2 ber title?

lalu bagaimana orang yg hanya lulus SD tapi bisa jadi kontraktor?  ^-^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 06:57:24 PM
albert einsteins itu lulusan apa ya om, terus liem siu long juga lulusan apa ya? apa orang yg baru lulus SD.SMP atau SMA sudah pasti tidak bisa jadi yang terbaik atau menjadi orang kaya? dan tidak mungkin punya perusahaan maupun menciptakan sesuatu hal yg belum pernah terpikirkan oleh orang2 ber title?

lalu bagaimana orang yg hanya lulus SD tapi bisa jadi kontraktor?  ^-^

ini adalah salah satu contoh "misteri" itu. ketika yang menjadi "pokok bahasan" adalah "taraf berpikir", tapi kemudian pembahasan yang dilanjutkan malah tentang "jenis lulusan". sedangkan pada sebelumnya, "SD", "SMP", maupun "SMU" hanyalah perumpamaan atau contoh dari taraf berpikir. ini adalah teka-teki, mengapa orang bisa mempunyai cara berpikir seperti itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 07:16:15 PM
mengapa kita ingin orang lain untuk mengakui kesalahannya?

Untuk memastikan apakah sikapnya sejalan dengan klaiman atas dirinya, Sdr. Asep. Dengan demikian dapat dipastikan orang tersebut dapat dipercaya dan patut diikuti atau tidak apa yang akan ia sampaikan. Sebagai sampingan juga sebagai ajakan untuk bertanggung jawab dari apa yang seseorang perbuat.

Quote
kemungkinan karena ia merasa tidak bersalah.

Ya saya mengetahui kemunginkan itu Sdr. Asep. Namun hal itu memberikan dampak bahwa ia menyatakan sesuatu yang menjauhi Dhamma yaitu Buddha ada dimana-mana.

Quote
Jika Buddha itu ada di mana-mana, di semua tempat tanpa terkecuali berarti, ketika seseorang semakin banyak meminuman minuman keras, tidak berarti semakin banyak buddha di dalam diri seseorang, karea diri seseorang itupun termasuk keapda bagian dari apa yang disebut "mana-mana". dengan demikian, ia tidak bisa ditambahkan ataupun dikurangkan pada ssuatu.

Sdr. Asep, apakah zat yang memabukkan bertambah atau tidak dalam tubuh seseorang yang meminum minuman keras? Tentu saja bertambah. Oleh karena itu ada pemeriksaan urine bagi pengendara mobil yang ngebut dijalan untuk mengetahui ambang batas alkohol dalam diri pengemudi. Gula darah juga ada dalam tubuh manusia, namun saat anda terus mengkonsumsi makanan manis berlebih, maka kadar gula darah anda meningkat. Namun yang lebih penting bukanlah mengenai meningkat atau tidak tapi pernyataan Buddha ada dimana-mana dapat melegalkan minuman keras karena mengandung Buddha di dalamnya. Dan hal-hal lain yang telah saya sampaikan kepda Sdr. Choa.

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 07:17:40 PM
guru kedua boleh bertanya, "atas dasar apa kamu mengatakan bahwa dirimu telah mencapai jhana-I ?

maka murid dapat dengan mudah menjawabnya "itu menurut guru pertama".

tanpa harus berkata "hebat benar kebohonganmu itu!"

guru kedua boleh juga bertanya, "apakah pendapat guru mu yang pertama itu benar atau salah?"

maka si murid dapat menjawab, "saya tidak mengetahuinya dengan pasti. untuk memastikannya, silahkan guru kedua memeriksanya kembali!"

Itulah akibat sesumbar murid tersebut yang langsung menyatakan dirinya telah mencapai Jhana 1 sehingga guru kedua menanyakan dasarnya apa, Sdr Asep.

Jika sejak awal murid tersebut dengan rendah hati mengatakan, "saya tidak mengetahuinya dengan pasti. untuk memastikannya, silahkan guru kedua memeriksanya kembali!", maka hal itu adalah hal yang lebih bijak.

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 07:18:55 PM
guru yang bijak, tentu akan menyesuaikan diri dengan tingkat berpikir murid-muridnya. jika muridnya memang masih kelas SD, guru harus mengajar dengan pelajaran dan cara berpikir SD. dan ternyata itu tidak mudah.

tanyalah kepada para guru SD, merekapun senantiasa harus terus belajar, belajar dan terus belajar tentang bagaimana cara mengajar anak SD. seorang sarjana pun, ketika harus mengajar di SD dia harus belajar kembali sehingga memperoleh Akta IV. karena seorang ahli teknik mesin misalnya, belum tentu memiliki kterampilan mengajar. ilmu mengajar adalah disiplin ilmu tersendiri.

kesalahan fahaman yang sering terjadi di forum ini benar-benar mengherankan dan merupakan suatu misteri. Bagaimana "sesuatu seperti ini" kemudian mereka fahami sebagai "sesuatu seperti itu", bagamana sesuatu disimpulan dengan cara yang sulit dimengerti. seperti misalnya, ketika ada yang menyatakan bahwa buddha itu ada di mana-mana, kemudian disimpulkan "berarti ketika seseorang meminum minuman keras, berarti buddha itu bertambah pada dirinya". penonton menjadi terheran-heran, bagaimana cara dia membuat kesimpulan? tetapi, hal yang mengherankan tersebut, bukan sesuatu yang harus dipersalahkan, melainkan sesuatu yang harus dipelajari secara perlahan, kareana ada kemungkinan orang itu memiliki rumusan tersendiri dalam menyimpulkan sesuatu atau mungkin karena ketidak tahuannya dia menyimpulkan demikian. semua itu harus dapat difahami secara gamblang. ketika diketahui bahwa orang itu menyimpulkan tanpa suatu cara yang berstandar pada suatu hukum, itu berarti kesimpulan liar. dan kita dapat mengerti masalah yang sebenarnya, bahwa orang itu telah membuat kesimpulan tanpa "hukum". maka secara perlahan dan bertahap dapat kita memberi penjelasan, bagaimana cara membuat kesimpulan dengan benar.

mengenai hal ini, dan anak SD ini bukan tugas saya lagi menjadi guru (pengajar)
masih ada pelajaran dari gurunya (dhamma yang dibabarkan oleh Sammasambuddha Gotama)
biarkanlah menjadi tangung jawab masing-masing guru

btw, anda memang seharusnya berlaku demikian, itu memang jalanmu
tetapi tidak bagi saya karena bukan tugas saya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 24 December 2011, 07:20:42 PM
ini adalah salah satu contoh "misteri" itu. ketika yang menjadi "pokok bahasan" adalah "taraf berpikir", tapi kemudian pembahasan yang dilanjutkan malah tentang "jenis lulusan". sedangkan pada sebelumnya, "SD", "SMP", maupun "SMU" hanyalah perumpamaan atau contoh dari taraf berpikir. ini adalah teka-teki, mengapa orang bisa mempunyai cara berpikir seperti itu?

karena suhu choa membawa tentang daya berpikir seseorang dengan melihat title maka saya lanjutkan pembahasan ini dengan bertanya " apakah seseorang yg tidak mempunyai title tidak mungkin bisa berpikir jenius? atau menciptakan sesuatu yg tidak pernah dilakukan oleh seseorang yg ber title" begitu jg dalam mengenal dhamma, apakah seseorang baru mengerti dhamma setelah menjadi bhikku? mari kita tanyakan kepada YM suhu , mbah , om CHOA  ^-^

Quote
mengenai hal ini, dan anak SD ini bukan tugas saya lagi menjadi guru (pengajar)
masih ada pelajaran dari gurunya (dhamma yang dibabarkan oleh Sammasambuddha Gotama)
biarkanlah menjadi tangung jawab masing-masing guru

btw, anda memang seharusnya berlaku demikian, itu memang jalanmu
tetapi tidak bagi saya karena bukan tugas saya.

wah berarti anda hanya mengajar arahat saja ya  =D> =D> =D> =D>
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 07:26:49 PM
sudahlah abaikan saja (tetapi silahkan saja coba memberikan pengertian padanya)
saya lihat kamma baiknya belum cukup untuk memahami,

perumpamaan vulgar
seorang yang masih sekolah entah SD, SMP, SMA dan belum lulus

"tidak akan mengerti bahasan tentang teory Quantum"
yang dibahas oleh doktoral S3,

apapun yang anda katakan pikiranya tidak akan sampai (ini menurut saya)
kalau anda menilai lain, silahkan saja.
 _/\_

Untuk ketiga kalinya Sdr. Choa, apakah anda mengakui kesalahan anda karena telah mengatakan “Buddha ada dimana-mana” ?

Bagaimana mungkin seseorang yang mengklaim menghasilkan seorang "arahat" tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana dari seorang puthujjana?  Bagaimana mungkin seorang yang mengerti teori Quantum tapi tidak tahu bunga itu apa? Bagaimana mungkin seorang yang S3 tetapi tidak bisa menjawab pertayaan anak SD?

Jadi Sdr. Choa, apakah anda mengakui kesalahan anda karena telah mengatakan “Buddha ada dimana-mana” ?




Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:28:38 PM
Untuk memastikan apakah sikapnya sejalan dengan klaiman atas dirinya, Sdr. Asep. Dengan demikian dapat dipastikan orang tersebut dapat dipercaya dan patut diikuti atau tidak apa yang akan ia sampaikan. Sebagai sampingan juga sebagai ajakan untuk bertanggung jawab dari apa yang seseorang perbuat.

baiklah!

Quote
Ya saya mengetahui kemunginkan itu Sdr. Asep. Namun hal itu memberikan dampak bahwa ia menyatakan sesuatu yang menjauhi Dhamma yaitu Buddha ada dimana-mana.

orang yang harus mengakui bersalah, adalah orang yang sudah tau bahwa dirinya bersalah. apakah kita tau, bahwa dia mengetahui dirinya bersalah?

bila seseorang bersalah, yang tidak mengetahui dirinya bersalah, tapi di desak untuk mengakui dirinya bersalah, tentu orang itu tidak akan mau, dan akan merasa dipaksa untuk membohongi dirinya sendiri. maka apalagi bila sebenarnya orang itu tidak bersalah.

Quote
Sdr. Asep, apakah zat yang memabukkan bertambah atau tidak dalam tubuh seseorang yang meminum minuman keras? Tentu saja bertambah. Oleh karena itu ada pemeriksaan urine bagi pengendara mobil yang ngebut dijalan untuk mengetahui ambang batas alkohol dalam diri pengemudi. Gula darah juga ada dalam tubuh manusia, namun saat anda terus mengkonsumsi makanan manis berlebih, maka kadar gula darah anda meningkat. Namun yang lebih penting bukanlah mengenai meningkat atau tidak tapi pernyataan Buddha ada dimana-mana dapat melegalkan minuman keras karena mengandung Buddha di dalamnya. Dan hal-hal lain yang telah saya sampaikan kepda Sdr. Choa.

Thanks

mari persoalan itu diuraikan secara bertahap.

Jika orang meminum-minuman keras, maka buddha bertambah pada dirinya.

kalimat tersebut sebenarnya terdiri dari dua proposisi, yaitu :

pertama : buddha bertambah pada diri orang
kedua : orang meminum-minuman keras.

dipermudah

orang itu adalah yang bertambah buddha pada dirinya
orang itu menimum-minuman keras

dihubungkan,


orang itu adalah yang bertambah buddha pada dirinya, karena orang itu meminum-minum keras. Jadi, setiap yang meminum-minuman keras itu bertambah budha pada dirinya.


minuman keras yang diminum itu menambah buddha pada diri seseorang. benar?

karena minum-minuman keras yang diminum itu adalah mengandung buddha. benar ?

pertanyaan  terakhir : apakah setiap yang mengandung buddha itu menambah buddha pada diri seseorang?

jawaban dari pertanyaan terakhir itulah yang merupakan premi tersembunyi. keberhasilan menemukan jawaban tersebut berarti keberhasilan menemukan nilai apakah kesimpulan tadi benar atau tidak. sedangkan kegagalan menemukan jawaban tersebut berarti kegagalan menemukan nilai pada kesimpulan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 07:31:25 PM
jawab isi siapa anda, lalu dapatkan hak menjawab

saya simplekan pertanyaanya

1 apakah anda mempraktekan meditasi
2 apakah anda sudah mencapai jhanna atau buah yang lebih tinggi (sebutkan)
3, apakah anda sudah ber trisarana
4, apakah anda mempraktekan dhamma
5, apakah anda sudah mencapai sotapana atau yang lebih tinggi


isi 5 pertanyaan ini, dan anda dapat hak bertanya saya akan menjawab semua
pertanyaan anda, bisa atau tidak.

ada yang mau bertanya?
silahkan isi
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 07:35:14 PM
baiklah!

orang yang harus mengakui bersalah, adalah orang yang sudah tau bahwa dirinya bersalah. apakah kita tau, bahwa dia mengetahui dirinya bersalah?

bila seseorang bersalah, yang tidak mengetahui dirinya bersalah, tapi di desak untuk mengakui dirinya bersalah, tentu orang itu tidak akan mau, dan akan merasa dipaksa untuk membohongi dirinya sendiri. maka apalagi bila sebenarnya orang itu tidak bersalah.

mari persoalan itu diuraikan secara bertahap.

Jika orang meminum-minuman keras, maka buddha bertambah pada dirinya.

kalimat tersebut sebenarnya terdiri dari dua proposisi, yaitu :

pertama : buddha bertambah pada diri orang
kedua : orang meminum-minuman keras.

dipermudah

orang itu adalah yang bertambah buddha pada dirinya
orang itu menimum-minuman keras

dihubungkan,


orang itu adalah yang bertambah buddha pada dirinya, karena orang itu meminum-minum keras. Jadi, setiap yang meminum-minuman keras itu bertambah budha pada dirinya.


minuman keras yang diminum itu menambah buddha pada diri seseorang. benar?

karena minum-minuman keras yang diminum itu adalah mengandung buddha. benar ?

pertanyaan  terakhir : apakah setiap yang mengandung buddha itu menambah buddha pada diri seseorang?

jawaban dari pertanyaan terakhir itulah yang merupakan premi tersembunyi. keberhasilan menemukan jawaban tersebut berarti keberhasilan menemukan nilai apakah kesimpulan tadi benar atau tidak. sedangkan kegagalan menemukan jawaban tersebut berarti kegagalan menemukan nilai pada kesimpulan.

disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:35:57 PM
Itulah akibat sesumbar murid tersebut yang langsung menyatakan dirinya telah mencapai Jhana 1 sehingga guru kedua menanyakan dasarnya apa, Sdr Asep.

Jika sejak awal murid tersebut dengan rendah hati mengatakan, "saya tidak mengetahuinya dengan pasti. untuk memastikannya, silahkan guru kedua memeriksanya kembali!", maka hal itu adalah hal yang lebih bijak.

Thanks

ketika si murid memberi jawaban bahwa dirinya telah mencapai jhanaI, itu sekedar memberikan sebuah jawaban dari pertanyaan gurunya. dan seseorang akan menjawab sesuai dengan apa yang diketahui dan diyakininya. dia tidak bisa menjawab sesuai dengan yang diketahui dan diyakini oleh orang lain. ketka si murid menjawab, "saya telah mencapai jhanaI" itu dalam arti, "menurut guru pertama" dan "menurut apa yang telah diyakininya" adapun menurut guru kedua "itu tidak diketahui secara pasti". oleh karena itu ketika ditanya, "apakah hal itu benar ata salah?" maka si murid menjawab "tidak tau pasti" (benar atau salahnya dalam pandangan guru kedua).

lalu bagaimana jawaban sederhana itu menjadi tampak angker dengan ditaburkan kepadanya sebutan "sesumbar" ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:37:56 PM
karena suhu choa membawa tentang daya berpikir seseorang dengan melihat title maka saya lanjutkan pembahasan ini dengan bertanya " apakah seseorang yg tidak mempunyai title tidak mungkin bisa berpikir jenius? atau menciptakan sesuatu yg tidak pernah dilakukan oleh seseorang yg ber title" begitu jg dalam mengenal dhamma, apakah seseorang baru mengerti dhamma setelah menjadi bhikku? mari kita tanyakan kepada YM suhu , mbah , om CHOA  ^-^

wah berarti anda hanya mengajar arahat saja ya  =D> =D> =D> =D>

tidak tampak dia mempersalahkan title, tapi "taraf berpikir" ada perbedaan antara "title" dan "taraf berpikir".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 24 December 2011, 07:38:46 PM
ada yang mau bertanya?
silahkan isi

hahahahah  ;D

jawab saja dulu pertanyaan saya sdr choa  :)

lantas apa ber trisarana itu harus di vihara seperti kaum2 muslim yg membacakan 2 kalimat syahadat di masjid dan di saksikan oleh kyai agar resmi menjadi muslim ?

dan apakah seorang buddhis baru resmi menjadi pengikut buddha jika telah bertrisarana di vihara di saksikan oleh bhikku?

apakah sang guru pernah bertanya
1 apakah anda mempraktekan meditasi
2 apakah anda sudah mencapai jhanna atau buah yang lebih tinggi (sebutkan)
3, apakah anda sudah ber trisarana
4, apakah anda mempraktekan dhamma
5, apakah anda sudah mencapai sotapana atau yang lebih tinggi

kepada orang yg ingin mendapatkan jawaban dari murid2 nya atau para perumah tangga ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 24 December 2011, 07:40:22 PM
ketika si murid memberi jawaban bahwa dirinya telah mencapai jhanaI, itu sekedar memberikan sebuah jawaban dari pertanyaan gurunya. dan seseorang akan menjawab sesuai dengan apa yang diketahui dan diyakininya. dia tidak bisa menjawab sesuai dengan yang diketahui dan diyakini oleh orang lain. ketka si murid menjawab, "saya telah mencapai jhanaI" itu dalam arti, "menurut guru pertama" dan "menurut apa yang telah diyakininya" adapun menurut guru kedua "itu tidak diketahui secara pasti". oleh karena itu ketika ditanya, "apakah hal itu benar ata salah?" maka si murid menjawab "tidak tau pasti" (benar atau salahnya dalam pandangan guru kedua).

lalu bagaimana jawaban sederhana itu menjadi tampak angker dengan ditaburkan kepadanya sebutan "sesumbar" ?

itu karena keangkuhan guru ke 2, yang dirinya sendiri belum mencapai jhanna
dan mau di angap guru,
ini adalah guru yang patut di cela

karena guru asli dia pasti mempunyai jhanna, dan dapat melihat apakah seseorang
mempunyai jhanna apa tidak, jika gurunya benar guru yang baik dia tidak akan
memfonis demikian.

hanya guru palsu yang berkata-kata bodoh
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 24 December 2011, 07:40:39 PM
tidak tampak dia mempersalahkan title, tapi "taraf berpikir" ada perbedaan antara "title" dan "taraf berpikir".

bagi saya sama saja :) dan coba anda lihat kembali apakah dia tidak melihat title juga? kalau tidak kenapa mempermasalahkan soal sd smp sma? aneh  :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:45:24 PM
disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?

tapi, jika sesuatu disebut "ada di mana-mana" tidak bisa diperumakan seperti itu, tapi seperti air di dalam kolam. ketika seseorang menuangkan  seember air ke dalam kolam, sedangkan tidak ada sumber air yang diambil dari tempat lain, kecuali dari kolam itu juga, maka tidak mungkin penumpahan seember air itu menambah banyaknya pada air kolam, karena airnya diambil dari situ juga.

jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: The Ronald on 24 December 2011, 07:48:26 PM
ini krn mengadopsi paham tuhan ada di mana2...
kang asep tau apa arti dari kata Buddha?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 24 December 2011, 07:48:54 PM
tapi, jika sesuatu disebut "ada di mana-mana" tidak bisa diperumakan seperti itu, tapi seperti air di dalam kolam. ketika seseorang menuangkan  seember air ke dalam kolam, sedangkan tidak ada sumber air yang diambil dari tempat lain, kecuali dari kolam itu juga, maka tidak mungkin penumpahan seember air itu menambah banyaknya pada air kolam, karena airnya diambil dari situ juga.

jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana".

secara logika jika berkata buddha ada dimana2 berarti perumpamaan yg di katakan bro indra sesuai , jika bro bertanya saya ada di mana , lantas saya jawab saya ada dimana- mana apakah anda tidak berpikir saya dalam jumlah yg banyak?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 07:50:27 PM
tapi, jika sesuatu disebut "ada di mana-mana" tidak bisa diperumakan seperti itu, tapi seperti air di dalam kolam. ketika seseorang menuangkan  seember air ke dalam kolam, sedangkan tidak ada sumber air yang diambil dari tempat lain, kecuali dari kolam itu juga, maka tidak mungkin penumpahan seember air itu menambah banyaknya pada air kolam, karena airnya diambil dari situ juga.

jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana".

disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?

kita lanjutkan lagi setelah anda menjawab pertanyaan ini. jika anda ngotot berkutat dengan logika anda, anda akan tampak seperti seorang mantan "pakar" logika gagal yg pernah drop out dari forum ini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 24 December 2011, 07:52:41 PM
disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?

kita lanjutkan lagi setelah anda menjawab pertanyaan ini. jika anda ngotot berkutat dengan logika anda, anda akan tampak seperti seorang mantan "pakar" logika gagal yg pernah drop out dari forum ini.

saya bantu jawab om jumlahnya 70.1 KG   :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:54:46 PM
secara logika jika berkata buddha ada dimana2 berarti perumpamaan yg di katakan bro indra sesuai , jika bro bertanya saya ada di mana , lantas saya jawab saya ada dimana- mana apakah anda tidak berpikir saya dalam jumlah yg banyak?

ada dimana-mana, tidak berarti "banyak". siapa yang membuat pernyaaan itu? maka dialah yang lebih tau persis makna dari "mana-mana". ketika seekor ikan berada di dalam aquarium, kemanapun ia pergi yang ia selalu menyentuh air. maka ia menyebut "air ada di mana-mana", padahal air itu tidak terlalu banyak. si ikan hanya bermaksud menyatakan ke atas, kebawah, ke depan, belakang, kiri atau kanan, dia tidak bisa lepas dari air, maka dia sebut "air ada di mana-mana".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 07:55:03 PM
saya bantu jawab om jumlahnya 70.1 KG   :))
salah, 1kg=1000gram
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:56:49 PM
ini krn mengadopsi paham tuhan ada di mana2...
kang asep tau apa arti dari kata Buddha?

arti kata buddha menurut siapa? menurut sutta, atau menurut orang yang membuat pernyataan?

jika menurut sutta, dapat dilihat di dalam sutta. jika menurut orang yang membuat pernyataan, silahkan ditanyakan kepada si pembuat pernyataan. belum tentu dia bermaksud menyebutkan buddha sebagaimana yang dimaksud sutta.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: The Ronald on 24 December 2011, 08:00:35 PM
menurut kang asep yg menyatakan bahwa "jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana"."

apa arti kata Buddha di sini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:00:43 PM
disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?

kita lanjutkan lagi setelah anda menjawab pertanyaan ini. jika anda ngotot berkutat dengan logika anda, anda akan tampak seperti seorang mantan "pakar" logika gagal yg pernah drop out dari forum ini.

tidak ada hal yang menarik pada sesuatu yang disebut "ngotot". dan penjelasan diberikan kepada mereka yang merasa membutuhkan penjelasan. siapa saja yang merasa tidak membutuhkan penjelasan, dia bisa melewatkannya. siapa yang mengharapkan penjelasan lain selain dari yang telah dijelaskan, tentu tidak dapat ditanyakan kepada yang tidak punya jawaban. mungkin dia bisa mencari orang yang memiliki jawaban sebagaimana yang dia harapkan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:01:39 PM
menurut kang asep yg menyatakan bahwa "jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana"."

apa arti kata Buddha di sini?

arti kata buddha menurut siapa dulu, menurut sutta, atau menurut si pembuat pernyataan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:02:53 PM
arti kata buddha menurut siapa? menurut sutta, atau menurut orang yang membuat pernyataan?

jika menurut sutta, dapat dilihat di dalam sutta. jika menurut orang yang membuat pernyataan, silahkan ditanyakan kepada si pembuat pernyataan. belum tentu dia bermaksud menyebutkan buddha sebagaimana yang dimaksud sutta.

kita menggunakan bahasa yg sama di sini, perlukah kita menanyakan apa maksud dari suatu kata umum yg dilontarkan seseorang? perlukah saya bertanya apa makna "sutta" dalam kalimat anda?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:05:08 PM
ada dimana-mana, tidak berarti "banyak". siapa yang membuat pernyaaan itu? maka dialah yang lebih tau persis makna dari "mana-mana". ketika seekor ikan berada di dalam aquarium, kemanapun ia pergi yang ia selalu menyentuh air. maka ia menyebut "air ada di mana-mana", padahal air itu tidak terlalu banyak. si ikan hanya bermaksud menyatakan ke atas, kebawah, ke depan, belakang, kiri atau kanan, dia tidak bisa lepas dari air, maka dia sebut "air ada di mana-mana".

jika ikan dalam aquarium itu beratnya 1kg, kemudian ia meminum air seteguk yg beratnya setara dengan 1gram, berapakah berat ikan itu sekarang?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:06:52 PM
kita menggunakan bahasa yg sama di sini, perlukah kita menanyakan apa maksud dari suatu kata umum yg dilontarkan seseorang? perlukah saya bertanya apa makna "sutta" dalam kalimat anda?

tanyakan, apabila merasa perlu untuk menanyakan. tidak perlu tanyakan, apabila merasa tidak perlu. yang terpenting, jangan paksa orang lain untuk menjawab, apabila ia tidak ingin menjawab. orang mempunyai hak menyatakan pendapat atau diam. dan apalagi mendesak orang lain menjawab sesuai dengan yang kita inginkan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: The Ronald on 24 December 2011, 08:07:04 PM
arti kata buddha menurut siapa dulu, menurut sutta, atau menurut si pembuat pernyataan?
ke 2 kalinya..menurut anda yg memakai nama kang asep, saat menyatakan "jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana"."

bukan menurut indra, bukan menurut choa.. tp menurut anda, saat anda memakai kata Buddha tsb.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:10:38 PM
jika ikan dalam aquarium itu beratnya 1kg, kemudian ia meminum air seteguk yg beratnya setara dengan 1gram, berapakah berat ikan itu sekarang?

pesan dari contoh tersebut adalah bahwa pengertian "mana-mana" itu mengandung berbagai kemungkinan, salah satu kemungkinannya adalah sebagaimana yang dimaksud dengan si ikan. jadi, dari sebuah contoh itu, ambil "apa pesannya". jika tidak, maka kita bisa terjebak kepada persoalan lain yang pesannya tidak disampaikan oleh pesan tersebut.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:12:04 PM
tanyakan, apabila merasa perlu untuk menanyakan. tidak perlu tanyakan, apabila merasa tidak perlu. yang terpenting, jangan paksa orang lain untuk menjawab, apabila ia tidak ingin menjawab. orang mempunyai hak menyatakan pendapat atau diam. dan apalagi mendesak orang lain menjawab sesuai dengan yang kita inginkan.

untuk kata umum "Buddha" saya merasa tidak ada yg perlu ditanyakan, ini adalah forum Buddhis, semua member cukup memahami kata ini, jika ada member yg mungkin bukan Buddhis dan merasa asing dengan kata ini, maka ialah yg seharusnya bertanya.

dan sekali lagi, ini adalah forum, setiap member berhak bertanya, dan orang yg ditanya pun berhak diam, tapi jika ia memang tidak ingin menjawab, ia boleh mengatakan "saya tidak ingin menjawab pertanyaan ini", agar tidak berulang2 ditanyakan. selama ia tidak berkata begitu, penanya mungkin beranggapan bahwa mungkin saja pertanyaannya terlewatkan dan tidak terbaca, sehingga ia mengulangi lagi pertanyaannya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:13:40 PM
pesan dari contoh tersebut adalah bahwa pengertian "mana-mana" itu mengandung berbagai kemungkinan, salah satu kemungkinannya adalah sebagaimana yang dimaksud dengan si ikan. jadi, dari sebuah contoh itu, ambil "apa pesannya". jika tidak, maka kita bisa terjebak kepada persoalan lain yang pesannya tidak disampaikan oleh pesan tersebut.

anda lihat sendiri kan? anda cukup menjawab dengan "saya tidak ingin menjawab pertanyaan itu", tapi karena anda tidak berkata begitu, maka saya terpaksa mengulangi lagi pertanyaan saya, karena saya membutuhkan jawaban dari anda.

"jika ikan dalam aquarium itu beratnya 1kg, kemudian ia meminum air seteguk yg beratnya setara dengan 1gram, berapakah berat ikan itu sekarang?"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 24 December 2011, 08:14:16 PM
+grp send :D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:16:30 PM
ke 2 kalinya..menurut anda yg memakai nama kang asep, saat menyatakan "jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana"."

bukan menurut indra, bukan menurut choa.. tp menurut anda, saat anda memakai kata Buddha tsb.

buddha yang dimaksudkan di sini adalah buddha yang katanya "ada di mana-mana".

untuk menguji benar tidaknya "Buddha tersebut ada di mana-mana", seseorang telah mengujinya dengan membuat sebuah kesimpulan "kalau begitu, seseorang yang menenggak minuman keras, buddha akan bertambah?" sebelum dia bertanya kepada yang membuat pernyataan "apa artinya buddha" dan "apa artinya mana-mana".

tetapi, apapun pengertian yang mereka berdua maksud, yaitu yang dimaksud oleh si pembuat pernyataan dan si penguji pernyataan, maka yang dipermasalahkan selanjutnya bukanlah makna dari buddha atau makna dari "mana-mana", melainkan cara penarikan kesimpulan yang misterius. kemudian dipertanyakan, bagaimana kesimpulan seperti itu bisa terjadi?

jadi, pengertian buddha yang saya maksud adaalah "apapun yang dimaksud oleh mereka berdua".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 08:17:03 PM
baiklah!

orang yang harus mengakui bersalah, adalah orang yang sudah tau bahwa dirinya bersalah. apakah kita tau, bahwa dia mengetahui dirinya bersalah?

bila seseorang bersalah, yang tidak mengetahui dirinya bersalah, tapi di desak untuk mengakui dirinya bersalah, tentu orang itu tidak akan mau, dan akan merasa dipaksa untuk membohongi dirinya sendiri. maka apalagi bila sebenarnya orang itu tidak bersalah.

Sdr. Asep, setiap awal, saya selalu memberikan 2 pilihan kepada yang seseorang, untuk tetap pada pandangannya dengan resiko-resikonya atau mengubah pandangannya dengan resiko-resikonya. Ini berarti saya memberikan kesempatan ia untuk mengetahui kesalahannya, apalagi yang bersangkutan sendiri yang ingin ditunjukkan kesalahannya. Mendesak seseorang kadang diperlukan untuk melihat lebih dalam. Dan anda tidak perlu khawatir mengenai hal mendesak ini.

Quote
mari persoalan itu diuraikan secara bertahap.

Jika orang meminum-minuman keras, maka buddha bertambah pada dirinya.

kalimat tersebut sebenarnya terdiri dari dua proposisi, yaitu :

pertama : buddha bertambah pada diri orang
kedua : orang meminum-minuman keras.

dipermudah

orang itu adalah yang bertambah buddha pada dirinya
orang itu menimum-minuman keras

dihubungkan,


orang itu adalah yang bertambah buddha pada dirinya, karena orang itu meminum-minum keras. Jadi, setiap yang meminum-minuman keras itu bertambah budha pada dirinya.


minuman keras yang diminum itu menambah buddha pada diri seseorang. benar?

karena minum-minuman keras yang diminum itu adalah mengandung buddha. benar ?

pertanyaan  terakhir : apakah setiap yang mengandung buddha itu menambah buddha pada diri seseorang?

jawaban dari pertanyaan terakhir itulah yang merupakan premi tersembunyi. keberhasilan menemukan jawaban tersebut berarti keberhasilan menemukan nilai apakah kesimpulan tadi benar atau tidak. sedangkan kegagalan menemukan jawaban tersebut berarti kegagalan menemukan nilai pada kesimpulan.

Ketiga jawabannya Ya Sdr. Asep. Mengapa? Karena jawaban: Tidak, merupakan jawaban yang tidak mengandung kebenaran. Perumpamaan telah saya berikan.

Thanks
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 08:18:15 PM
ketika si murid memberi jawaban bahwa dirinya telah mencapai jhanaI, itu sekedar memberikan sebuah jawaban dari pertanyaan gurunya. dan seseorang akan menjawab sesuai dengan apa yang diketahui dan diyakininya. dia tidak bisa menjawab sesuai dengan yang diketahui dan diyakini oleh orang lain. ketka si murid menjawab, "saya telah mencapai jhanaI" itu dalam arti, "menurut guru pertama" dan "menurut apa yang telah diyakininya" adapun menurut guru kedua "itu tidak diketahui secara pasti". oleh karena itu ketika ditanya, "apakah hal itu benar ata salah?" maka si murid menjawab "tidak tau pasti" (benar atau salahnya dalam pandangan guru kedua).

lalu bagaimana jawaban sederhana itu menjadi tampak angker dengan ditaburkan kepadanya sebutan "sesumbar" ?

Sdr. Asep, sesumbar karena ia langsung menyatakan dirinya telah mencapai Jhana 1 sehingga guru kedua menanyakan dasarnya apa. Sesumbar, karena berdasarkan keyakianan sendiri dan satu petunjuk (guru) didukung dengan minimnya kerendahan hati. Orang yang tidak biasa dengan kerendahan hati maka ia akan mudah untuk sesumbar meskipun kemudian ia menyadarinya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:23:03 PM
Ketiga jawabannya Ya Sdr. Asep. Mengapa? Karena jawaban: Tidak, merupakan jawaban yang tidak mengandung kebenaran. Perumpamaan telah saya berikan.

Thanks


kalau semua jawabannya "ya" berarti benar bahwa buddha itu menbamah buddha pada diri seseorang. tapi, dari mana kita mengetahui dengan benar bahwa "setiap yang mengandung buddha itu menambah buddha?"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: The Ronald on 24 December 2011, 08:24:47 PM
kang asep..apakah anda mengetahui apa yg mereka ber dua maksudkan?? klo iya.. boleh beritau apa Buddha yg di maksud ?? klo tidak cuekin aja

atau kah aku gagal menangkap pernyataan kang asep , bahwa menurut kang asep Buddha adalah apapun yg dimaksud oleh mereka berdua ...

choa memelintir kata Buddha..bahwa Buddha ada dimana2.. coba kalian ber 2 ga usah ikut2 lah.... sebaliknya tanya dia Buddha itu apa? ada kemungkinan dia salah mengerti Buddha itu apa... dan menganggap semua mahluk dan benda adalah Buddha..dan mungkin dirinya juga.. sehingga dia membuat pernyataan Buddha ada dimana2.
klo demikian gak heran klo dia menganggap dirinya juga Buddha ( dikarenakan dia tidak mengerti arti kata Buddha), yg ngerti tolong sadar...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:29:37 PM
kang asep..apakah anda mengetahui apa yg mereka ber dua maksudkan?? klo iya.. boleh beritau apa Buddha yg di maksud ?? klo tidak cuekin aja

mereka belum menjelaskan, apa makna Buddha yang mereka maksudkan. untuk mengetahuinya, silahkan bertanya kepada yang bersangkutan.

yang jelas, yang satu telah menyatakan (katanya) "Buddha ada di mana-mana"

sedangkan yang lainnya tampak tidak setuju dengan pernyataan itu.

kemudian yang dipersoalkan adalah "atas dasar apa ketidak setujuan itu?"

lalu ditemukanlah bahwa ketidak setujuan itu terjadi atas dasar "asumsi" dan "kesimpulan" orang yang tidak setuju tersebut.

tapi, cara penyimpulan itu tampak aneh, misteri, mengapa bisa disimpulkan seperti itu. inilah yang ingin diperjelas dalam masalah ini. jadi, persoalan utamanya tidak terletak pada "Makna buddha" yang mereka maksud, tapi bagaimana suatu kesimpulan bisa terjadi.

Quote
atau kah aku gagal menangkap pernyataan kang asep , bahwa menurut kang asep Buddha adalah apapun yg dimaksud oleh mereka berdua ...

tidak gagal. itu benar.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:32:44 PM
di sini, ada orang yang sekedar ingin mengerti, bagaimana cara seseorang dalam membuat suatu kesimpulan. itu saja sebenarnya.

yaitu ketika orang itu menyimpulkan "bahwa ketika seseorang minuman keras di minum, maka buddha akan bertambah pada diri orang itu"

ini adalah pernyataan aneh. kesimpulan yang aneh. maka hal yang wjar, ketika ada orang ingin mgnerti, mengapa kesimpulannya seperti itu, apa dasar-dasar pemikirannya" sedangkan menurut pemikiran yang lain yang tidak dianggap aneh adalah "ketika seseorang minum minuman keras, tidak berarti buddha bertambah pada diri orang itu".

demikian persoalan sejatinya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:35:55 PM
di sini, ada orang yang sekedar ingin mengerti, bagaimana cara seseorang dalam membuat suatu kesimpulan. itu saja sebenarnya.

di sini ada banyak (beberapa) orang yg ingin mengerti ajaran dari seorang yg mengaku guru arahat, tanpa mempedulikan bagaimana cara membuat kesimpulan. itu saja sebenarnya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:38:42 PM
di sini ada banyak (beberapa) orang yg ingin mengerti ajaran dari seorang yg mengaku guru arahat, tanpa mempedulikan bagaimana cara membuat kesimpulan. itu saja sebenarnya.

itu sudah difahami oleh semuanya dan tidak ada yang melarangnya. hanya ada orang yang mencoba menyarankan bahwa mari kita saling bertanya jawab dengan cara yang santun.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 08:39:50 PM
lucunya seorang guru arahat bisanya berlindung pada seorang jubir tanpa bisa menjawab satupun pertanyaan, cape dehhh
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:41:41 PM
lucunya seorang guru arahat bisanya berlindung pada seorang jubir tanpa bisa menjawab satupun pertanyaan, cape dehhh

dan ada yang menyarankan untuk bersungguh-sungguh dalam menghindari kesalah fahaman dengan berdialog dalam ketenagan dan kedamaian pikiran.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:42:01 PM
itu sudah difahami oleh semuanya dan tidak ada yang melarangnya. hanya ada orang yang mencoba menyarankan bahwa mari kita saling bertanya jawab dengan cara yang santun.

yg mengherankan, kenapa anda masih berlaku tidak adil? saya tidak pernah melihat anda menegur atau menghimbau sang guru. apakah karena menurut anda sang guru sudah cukup santun? dan kamilah yg tidak bersikap santun?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 08:44:28 PM
buddha yang dimaksudkan di sini adalah buddha yang katanya "ada di mana-mana".
untuk menguji benar tidaknya "Buddha tersebut ada di mana-mana", seseorang telah mengujinya dengan membuat sebuah kesimpulan "kalau begitu, seseorang yang menenggak minuman keras, buddha akan bertambah?" sebelum dia bertanya kepada yang membuat pernyataan "apa artinya buddha" dan "apa artinya mana-mana".
tetapi, apapun pengertian yang mereka berdua maksud, yaitu yang dimaksud oleh si pembuat pernyataan dan si penguji pernyataan, maka yang dipermasalahkan selanjutnya bukanlah makna dari buddha atau makna dari "mana-mana", melainkan cara penarikan kesimpulan yang misterius. kemudian dipertanyakan, bagaimana kesimpulan seperti itu bisa terjadi?
jadi, pengertian buddha yang saya maksud adaalah "apapun yang dimaksud oleh mereka berdua".
Anda salah lagi Sdr. Asep, pengertian Buddha sudah ditetapkan sebelumnya oleh Sdr. Chao sendiri, silahkan anda baca kembali dari awal. Jadi Buddha yang saya maksud adalah apa yang Sdr. Chao anggap. berikut:

katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma

buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon buddha


Ini jelas Buddha yang ia maksud adalah manussa Buddha karena menyebutkan dhamma yang sudah dipraktekannya. Kemudian ia berkilah dengan mengatakan bukan manussa Buddha.

anda benar kalau yang saya maksud itu sama seperti anda tulis (ini yang pertama)
coba telaah lagi tulisan saya sdr kelana, saya menulis buddha (tampa kata manusi), buddha disini yang sadar
yang sadar ada dimana mana

Anda melihat tulisan Yang Sadar ?

Jadi sebaiknya anda lebih teliti lagi Sdr. Asep.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 08:45:55 PM
yg mengherankan, kenapa anda masih berlaku tidak adil? saya tidak pernah melihat anda menegur atau menghimbau sang guru. apakah karena menurut anda sang guru sudah cukup santun? dan kamilah yg tidak bersikap santun?
ingat level kita khan di bawah guru arahat, jubir pasti bela gurunya lah.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:47:08 PM
yg mengherankan, kenapa anda masih berlaku tidak adil? saya tidak pernah melihat anda menegur atau menghimbau sang guru. apakah karena menurut anda sang guru sudah cukup santun? dan kamilah yg tidak bersikap santun?

mungkin karena ketidak telitian orang yang membaca.

"menegur" itu rasanya seperti bahasa yang terlalu keras. kalau bisa, itu semua tafirkan sebagai "saran pendapat" saja. dan berlaku umum, untuk semua orang, tanpa ditujukan kepada seseorangpun di sini.

jika ada yang diuraikan dari "bagaimana seharusnya suatu pemikiran di susun", itu adalah pendapat yang ditujukan kepada semua orang. adapun, komentar yang dikutip, hanyalah inspirator saja.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:50:47 PM
mungkin karena ketidak telitian orang yang membaca.

"menegur" itu rasanya seperti bahasa yang terlalu keras. kalau bisa, itu semua tafirkan sebagai "saran pendapat" saja. dan berlaku umum, untuk semua orang, tanpa ditujukan kepada seseorangpun di sini.

jika ada yang diuraikan dari "bagaimana seharusnya suatu pemikiran di susun", itu adalah pendapat yang ditujukan kepada semua orang. adapun, komentar yang dikutip, hanyalah inspirator saja.

anda seharusnya menanyakan apa makna "menegur" itu sebelum mengambil kesimpulan keras atau lunaknya.

sudah menjadi kesepakatan umum di sini, dan di forum mana pun, yg saya yakin anda pun memahami, bahwa jika anda memposting sesuatu dengan meng-quote postingan seseorang, maka itu mengindikasikan bahwa anda sedang berbicara dengan orang yg postingannya anda quote itu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:54:23 PM
Quote
Anda melihat tulisan Yang Sadar ?

Jadi sebaiknya anda lebih teliti lagi Sdr. Asep.

yang dapat saya telaah adalah pernyataan ini :

Quote
buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon buddha

tidak ada di dalam tulisannya itu "manussa/manusi". tapi kemudian disimpulkan :

Quote
Ini jelas Buddha yang ia maksud adalah manussa Buddha karena menyebutkan dhamma yang sudah dipraktekannya.

sedangkan menurut suatu pendapat yang lain, sebenar-benar suatu kesimpulan, itu adalah suatu kesimpulan. ia hanyalah hipotesa yang harus dikonfirmasikan. dalam etika jurnalistik, menyimpulkan pendapat orang lain merupakan "hal tabu" bagi jurnalis untuk diinformasikan sebagai berita. jika si pembuat pernyataan tidak setuju dengan kesimpulan itu, maka itu tidak boleh dinyatakan sebagai pendapatnya.

apalagi, setelah isi kesimpulan itu diuji, ternyata tidak sesuai dengan "hukum penyimpulan", maka kemudian ditanyakan "dengan cara seperti apa kesimpulan itu dibuat?" kesimpulan itu muncl tiba-tiba tanpa penjelasan bagaimana prosesnya sehingga muncul. maka wajar ada orang yang tidak dapat mengerti, mengapa kesimpulan itu terjadi.


Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 08:57:25 PM
anda seharusnya menanyakan apa makna "menegur" itu sebelum mengambil kesimpulan keras atau lunaknya.

sudah menjadi kesepakatan umum di sini, dan di forum mana pun, yg saya yakin anda pun memahami, bahwa jika anda memposting sesuatu dengan meng-quote postingan seseorang, maka itu mengindikasikan bahwa anda sedang berbicara dengan orang yg postingannya anda quote itu.

tanpa harus menanyakan kepada orang lain, apa makna "menegur" tersebut, maka kita dapat mengajukan suatu permintaan, bahwa kalau bisa hal itu jangan ditafsirkan sebagai "menegur", apapun makna dari "menegur" tersebut menurut orang lain. karena ada yang mengasumsikan atau mengesankan bahwa "menegur" itu sesuatu yang terasa terlalu keras.  tapi, kalau orang lain itu tidak bisa memenuhi permintaan tersebut, maka dia tidak dipaksa.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 08:59:26 PM
yang dapat saya telaah adalah pernyataan ini :

tidak ada di dalam tulisannya itu "manussa/manusi". tapi kemudian disimpulkan :

sedangkan menurut suatu pendapat yang lain, sebenar-benar suatu kesimpulan, itu adalah suatu kesimpulan. ia hanyalah hipotesa yang harus dikonfirmasikan. dalam etika jurnalistik, menyimpulkan pendapat orang lain merupakan "hal tabu" bagi jurnalis. jika si pembuat pernyataan tidak setuju dengan kesimpulan itu, maka itu tidak boleh dinyatakan sebagai pendapatnya.

apalagi, setelah isi kesimpulan itu diuji, ternyata tidak sesuai dengan "hukum penyimpulan", maka kemudian ditanyakan "dengan cara seperti apa kesimpulan itu dibuat?" kesimpulan itu muncl tiba-tiba tanpa penjelasan bagaimana prosesnya sehingga muncul. maka wajar ada orang yang tidak dapat mengerti, mengapa kesimpulan itu terjadi.




jika ada orang mengatakan "istri saya melahirkan anak", apakah kesimpulan bahwa "istrinya adalah seorang perempuan" ada kemungkinan salah?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: The Ronald on 24 December 2011, 09:00:05 PM
ini bukan jurnalistik.. di sini klo ada yg ga sesuai balik lagi ke tipitaka, kecuali dia tidak mengerti apa arti kata tsb. seharusnya di buat mengerti..bukan di bikin sesuai dgn pernyataan, bahkan yg berusaha menyesuaikan tidak mengerti apa yg dimaksudkan...zzzz
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 09:00:20 PM
kalau semua jawabannya "ya" berarti benar bahwa buddha itu menbamah buddha pada diri seseorang. tapi, dari mana kita mengetahui dengan benar bahwa "setiap yang mengandung buddha itu menambah buddha?"

Saya dan rekan lain sudah memberikan contoh, Sdr. Asep. Kadang alcohol, gula, garam, bahkan balon yang ditambah akan bertambah. Jelas bertambah. Dan katakan Sdr. Asep mengapa tidak bertambah?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 09:02:27 PM
yang dapat saya telaah adalah pernyataan ini :

tidak ada di dalam tulisannya itu "manussa/manusi". tapi kemudian disimpulkan :


Lalu siapa yang berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya dan dengan apa mereka melakukan berbicara/menulis ?

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:03:13 PM
anda seharusnya menanyakan apa makna "menegur" itu sebelum mengambil kesimpulan keras atau lunaknya.

sudah menjadi kesepakatan umum di sini, dan di forum mana pun, yg saya yakin anda pun memahami, bahwa jika anda memposting sesuatu dengan meng-quote postingan seseorang, maka itu mengindikasikan bahwa anda sedang berbicara dengan orang yg postingannya anda quote itu.

di sini, para memberi selalu menggunakan kata "saya" yang menunjuk kepada dirinya. dan juga "anda" yang menunjuk kepada orang yang diajaknya bicara. dengan menghindari kata "saya" maupun "anda" adalah sebagai suatu harapan bahwa komentar tersbut akan dianggap bersifat umum, atau tidak hanya ditujukan pada seorang saja. ditujukan pada orang yang pernyataannya di quote itu adlah "ya", tapi juga kepada yang lainnya juga "ya". artinya kepada "semua".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:03:33 PM
tanpa harus menanyakan kepada orang lain, apa makna "menegur" tersebut, maka kita dapat mengajukan suatu permintaan, bahwa kalau bisa hal itu jangan ditafsirkan sebagai "menegur", apapun makna dari "menegur" tersebut menurut orang lain. karena ada yang mengasumsikan atau mengesankan bahwa "menegur" itu sesuatu yang terasa terlalu keras.  tapi, kalau orang lain itu tidak bisa memenuhi permintaan tersebut, maka dia tidak dipaksa.

apa yg membedakan kata "menegur" itu dengan kata "Buddha" sehingga kata "Buddha" harus di klarifikasi [arti kata buddha menurut siapa dulu, menurut sutta, atau menurut si pembuat pernyataan?] sementara kata "menegur" tidak perlu?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:03:59 PM
Lalu siapa yang berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya dan dengan apa mereka melakukan berbicara/menulis ?



harus ditanyakan kepada yang membuat pernyataan? apakah benar itu manussa buddha?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:05:52 PM
apa yg membedakan kata "menegur" itu dengan kata "Buddha" sehingga kata "Buddha" harus di klarifikasi [arti kata buddha menurut siapa dulu, menurut sutta, atau menurut si pembuat pernyataan?] sementara kata "menegur" tidak perlu?

ssuatu harus diklarifikasikan, ketika seseorang merasa perlu memahami "apa maknanya" menurut si pembuat pernyataan. jika seseorang tidak merasa perlu, maka tidak perlu diklarifikasikan. atau ketika orang menanyakan suatu makna kepada orang yang tidak "memproduksi" istilah tersebut, maka dapat dianjurkan kepadanya "seharusnya bertanya kepada yang membuat pernyataan, bukan kepada yang tidak membuat pernyataan tersebut!"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:06:13 PM
di sini, para memberi selalu menggunakan kata "saya" yang menunjuk kepada dirinya. dan juga "anda" yang menunjuk kepada orang yang diajaknya bicara. dengan menghindari kata "saya" maupun "anda" adalah sebagai suatu harapan bahwa komentar tersbut akan dianggap bersifat umum, atau tidak hanya ditujukan pada seorang saja. ditujukan pada orang yang pernyataannya di quote itu adlah "ya", tapi juga kepada yang lainnya juga "ya". artinya kepada "semua".

kata "saya" dan "anda" hanyalah suatu konvensi dalam berbahasa, ada seorang member di sini yg selalu menyebut diri sendiri sebagai "kami", hal ini tidak membuat perbedaan dalam apa yg ia sampaikan. kata apa pun yg digunakan, quote menempati prioritas lebih tinggi
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:08:11 PM
kata "saya" dan "anda" hanyalah suatu konvensi dalam berbahasa, ada seorang member di sini yg selalu menyebut diri sendiri sebagai "kami", hal ini tidak membuat perbedaan dalam apa yg ia sampaikan. kata apa pun yg digunakan, quote menempati prioritas lebih tinggi

itu menurut suatu pendapat. sedangkan menurut pendapat lainnya tidak seprti itu. setiap orang boleh memiliki pendapat yang berbeda. betul kan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:08:25 PM
ssuatu harus diklarifikasikan, ketika seseorang merasa perlu memahami "apa maknanya" menurut si pembuat pernyataan. jika seseorang tidak merasa perlu, maka tidak perlu diklarifikasikan. atau ketika orang menanyakan suatu makna kepada orang yang tidak "memproduksi" istilah tersebut, maka dapat dianjurkan kepadanya "seharusnya bertanya kepada yang membuat pernyataan, bukan kepada yang tidak membuat pernyataan tersebut!"

lantas kenapa anda bisa sampai pada kesimpulan bahwa kata "menegur" terlalu keras, padahal mungkin saya yg saya maksudkan adalah "meminta" atau "memohon" atau "mengemis"?

bagaimana cara anda mengambil kesimpulan di sini?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 09:09:35 PM
rasanya DC sekarang sudah jadi ajang termehek2 wkwkwkwk

thread bisa berhalaman2 tanpa bisa menjelaskan pertanyaan TS =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:09:50 PM
itu menurut suatu pendapat. sedangkan menurut pendapat lainnya tidak seprti itu. setiap orang boleh memiliki pendapat yang berbeda. betul kan?

karena setiap orang boleh memiliki pendapat berbeda, jadi apa kepentingan anda dalam thread ini? silakan tampilkan argumen yg ingin anda sampaikan sehubungan dengan topik ini, alih2 menjadi hakim di sini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:10:27 PM
lantas kenapa anda bisa sampai pada kesimpulan bahwa kata "menegur" terlalu keras, padahal mungkin saya yg saya maksudkan adalah "meminta" atau "memohon" atau "mengemis"?

bagaimana cara anda mengambil kesimpulan di sini?

itu bukan kesimpulan, itu adalah "kesan". kesan itu muncul dari perasaan, yakni "sesuatu yang risakan". "rasanya terlalu keras". adapun perasaan tersebut, sulit dijelaskan bagaimana proses terjadinya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:12:02 PM
karena setiap orang boleh memiliki pendapat berbeda, jadi apa kepentingan anda dalam thread ini? silakan tampilkan argumen yg ingin anda sampaikan sehubungan dengan topik ini, alih2 menjadi hakim di sini.

pendapat telah disampaikan. apa yang ingin disampaikan telah terlihat dari banyak postingan. dan apa kepentingannya, sepertinya tanpa ditanyakan sudah jelas. dan sebuta "menjadi hakim" itu tampaknya "angker".

apakah seseorang menyampaikan apa yang benar menurut pendapatnya, menyarankan keapda orang lain untuk berdiskusi secara santun tanpa prasangka, mencoba mengajukan pertanyaan apda beberapa hal yang tidak dimengertinya, harus dikategorikan sebagai hakim?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:12:14 PM
itu bukan kesimpulan, itu adalah "kesan". kesan itu muncul dari perasaan, yakni "sesuatu yang risakan". "rasanya terlalu keras". adapun perasaan tersebut, sulit dijelaskan bagaimana proses terjadinya.

kenapa suatu pernyataan dari anda disebut "kesan" sementara pernyataan orang lain disebut "kesimpulan"? mohon penjelasan anda.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 09:13:23 PM
harus ditanyakan kepada yang membuat pernyataan? apakah benar itu manussa buddha?

Sdr. Asep, yang bersangkutan mengatakan yang dimaksud adalah Yang Sadar . Dengan demikian bukankah bisa kita katakan bahwa Yang Sadar itu yang berbicara/menulis dhamma. Dengan apa Yang Sadar itu menulis/berbicara ? Anda bisa menjawab sendiri.

Jadi saya menggunakan definisi Buddha sesuai dengan yang bersangkutan inginkan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:16:41 PM
kenapa suatu pernyataan dari anda disebut "kesan" sementara pernyataan orang lain disebut "kesimpulan"? mohon penjelasan anda.

ketika sebuah pernyataan itu muncul dari pernyataan lain, dimana ada midle term yang bisa dihubungkan, maka itu disebut kesimpulan.

seseorang menyatakan "ini jelas manussa buddha, karena (ini) adalah  x )

maka "ini" adalah term "minor" sedangkan manussa buddha adalah midle term. karena ditemukannya midle term, maka pernyataaan tersbut adalah "kesimplan".

ketika orang menyatakan "istilah menegur itu rasanya terlalu keras", maka manakah yang harus dianggap sebagai midle termnya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:20:52 PM
ketika sebuah pernyataan itu muncul dari pernyataan lain, dimana ada midle term yang bisa dihubungkan, maka itu disebut kesimpulan.

seseorang menyatakan "ini jelas manussa buddha, karena (ini) adalah  x )

maka "ini" adalah term "minor" sedangkan manussa buddha adalah midle term. karena ditemukannya midle term, maka pernyataaan tersbut adalah "kesimplan".

ketika orang menyatakan "istilah menegur itu rasanya terlalu keras", maka manakah yang harus dianggap sebagai midle termnya?

bisa anda quote kan bagaimanakah persisnya kalimat "manussa buddha" itu? saya ingin mempelajari lebih jauh, dan bagaimanakah sampai anda bisa berkesan demikian? btw, anda belum menjawab pertanyaan saya tentang berat ikan dalam aquarium itu, perlukah saya mengulanginya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:23:55 PM
Sdr. Asep, yang bersangkutan mengatakan yang dimaksud adalah Yang Sadar . Dengan demikian bukankah bisa kita katakan bahwa Yang Sadar itu yang berbicara/menulis dhamma. Dengan apa Yang Sadar itu menulis/berbicara ? Anda bisa menjawab sendiri.

Jadi saya menggunakan definisi Buddha sesuai dengan yang bersangkutan inginkan.

petama-tama, harus diperjalan mana "kalimat asli" si pembuat pernyataan, mana yang merupakan kesimpulan.

misalnya, kalimat asli si pembuat pernyataan adalah :

buddha adalah yang sadar.

kalimat kesimpulan :

yang sadar itu adalah yang berbicara dhamma.

berbicara dhamma itu mempunyai mulut.

berarti yang sadar itu mempunyai mulut.

seharusnya begini kesimpulannya (menurut kita).

lalu, apa salahnya kita untuk mengajukan pertanyaan kepada si pembuat pernyataan :

"apakah yang sadar itu mempunyai mulut?"

pertanyaan itu tidak salah. tapi yang salah adalah ketika memvonis bahwa kalimat asli si pembuat pernyatan telah salah, karena telah munculnya suatu kesimpulan yang salah.

menurut suatu pendapat, apabila jawaban dari pernyataan itu sudah dinyatakan oleh si pembuat pernyataan, dan ternyata jawaban itu "irrelevant", maka barulah kalimat si pembuat pernyataan bisa dianggap sebagai kalimat yang salah.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 24 December 2011, 09:24:05 PM
 [at] mod, usul: bagaimana jika diskusi dengan Kang_Asep di split menjadi thread terpisah agar topik ini tidak penuh dengan OOT
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 09:51:25 PM
pengennya sih gitu, ama om menyan aja deh sebagai mod & TS
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 10:20:15 PM
petama-tama, harus diperjalan mana "kalimat asli" si pembuat pernyataan, mana yang merupakan kesimpulan.

misalnya, kalimat asli si pembuat pernyataan adalah :

buddha adalah yang sadar.

kalimat kesimpulan :

yang sadar itu adalah yang berbicara dhamma.

berbicara dhamma itu mempunyai mulut.

berarti yang sadar itu mempunyai mulut.

seharusnya begini kesimpulannya (menurut kita).

lalu, apa salahnya kita untuk mengajukan pertanyaan kepada si pembuat pernyataan :

"apakah yang sadar itu mempunyai mulut?"

pertanyaan itu tidak salah. tapi yang salah adalah ketika memvonis bahwa kalimat asli si pembuat pernyatan telah salah, karena telah munculnya suatu kesimpulan yang salah.

Sdr. Asep, saya tidak pernah memvonis sebagai salah terhadap kalimat asli, “buddha adalah yang sadar”. Saya mengatakan tindakannya salah (sesuai keinginannya/ tantangannya untuk menunjukkan kesalahannya) dengan mengatakan Buddha ada dimana-mana dengan kriteria yang bersangkutan sampaikan yaitu berbicara/ menulis, dhamma yang sudah di praktikannya. Jadi janganlah anda pisahkan sendiri-sendiri ciri-ciri yang telah disebutkan oleh si pembuat pernyataan. Lagi pula ia mengaku telah memaklumi saya (KBBI memaklumi = memahami), jadi pertanyaan lain tidak perlu saya ajukan.

Quote
menurut suatu pendapat, apabila jawaban dari pernyataan itu sudah dinyatakan oleh si pembuat pernyataan, dan ternyata jawaban itu "irrelevant", maka barulah kalimat si pembuat pernyataan bisa dianggap sebagai kalimat yang salah.

Sayangnya Sdr. Asep, kita tidak sedang menilai kalimat benar atau salah, tetapi pandangan ataupun tindakan yang mendekat atau menjauhi Dhamma.
Dan kedua kalinya saya bertanya kepada anda, Sdr. Asep. Dengan apa Yang Sadar itu menulis/berbicara?

Hanya itu saja dulu saat ini.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 24 December 2011, 10:33:16 PM
Choa,
Terlepas mengenai kontroversi pencapaian anda dahulu,

Sungguh amat sangat membantu apabila...
Anda (yang telah mengecapi kebijaksanaan) bersedia sharing dengan...
Menelusuri lebih lanjut apa reaksi pembaca dari jawaban anda,
Memperbaiki jawaban anda, dan ditelusuri lagi apa reaksi pembaca.
dan pada akhirnya memberikan jawaban anda untuk public.

Bukankah salah satu tekad anda sebagai bodhisatta adalah pembebasan untuk yang lainnya,
Sejauh yang terbaca... jawaban dan tulisan anda bertolak belakang dengan tekad mulia anda dahulunya.

Dengan tanpa mencoba menyelami pemikiran sammasambuddha gautama,
Mungkin dikarenakan pertimbangan kebijaksanaan pendengar yang mengakibatkan beliau terkadang menjawab dengan diam
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 24 December 2011, 11:12:04 PM
Dan jikalau ternyata...
Jawaban bisa dicerna namun bakalan membutuhkan penjelasan rumit,
Sudilah kiranya untuk menjelaskan dengan tanpa merendahkan para pembaca yang masih tertutup debu.

Ingat bagaimana saya kemarin menolak tawaran penembusan kelahiran terdahulunya saya?
Dan bagaimana saya juga menyarankan untuk tidak memberitahukan pencapaian terdahulu dari seseorang?

Salah satu alasan penolakan saya adalah untuk menghindari merendahkan orang lain,
baik secara disengaja ataupun tidak.

Akhir kata...
Semoga tekad dan latihan anda berbuah kebijaksanaan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 11:15:14 PM
Hmmm.... apakah ini berarti kecurigaan saya bahwa Sdr. Chao dan Kemenyan memiliki hubungan terjawab?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 24 December 2011, 11:18:21 PM
Hmmm.... apakah ini berarti kecurigaan saya bahwa Sdr. Chao dan Kemenyan memiliki hubungan terjawab?
Hubungan saya dan Choa saat ini hanya sebatas rekan diskusi diforum.




Entahlah jikalau ternyata dahulunya gw gurunya :hammer:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 24 December 2011, 11:24:33 PM
Ingat bagaimana saya kemarin menolak tawaran penembusan kelahiran terdahulunya saya?
Dan bagaimana saya juga menyarankan untuk tidak memberitahukan pencapaian terdahulu dari seseorang?

Apakah ini maksudnya Sdr. Kemenyan sudah "diterawang" oleh Sdr. Choa atau sebaliknya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 24 December 2011, 11:31:15 PM
yg satu kurang beberapa gram, yg satu kelebihan beberapa gram, makanya klop
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 24 December 2011, 11:35:30 PM
rasanya meditasi akut bisa menyebabkan halusinasi berlebihan. waspadalah
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 25 December 2011, 02:02:32 AM
rasanya meditasi akut bisa menyebabkan halusinasi berlebihan. waspadalah

lebih mirip gejala OD
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: SaddhaMitta on 25 December 2011, 03:32:11 AM

Ingat bagaimana saya kemarin menolak tawaran penembusan kelahiran terdahulunya saya?
Dan bagaimana saya juga menyarankan untuk tidak memberitahukan pencapaian terdahulu dari seseorang?

Salah satu alasan penolakan saya adalah untuk menghindari merendahkan orang lain,
baik secara disengaja ataupun tidak.

Akhir kata...
Semoga tekad dan latihan anda berbuah kebijaksanaan

  ::) :-&   :-SS
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 25 December 2011, 09:54:38 AM
btw om menyan dulu ketemu /ngobrol sama sapa? buda? khan YM choa itu pernah ketemu ananda ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 25 December 2011, 12:10:42 PM
rasanya meditasi akut bisa menyebabkan halusinasi berlebihan. waspadalah

Sdr. Ryu, saya rasa tidak hanya hasil meditasi semata sehingga ada halusinasi, kemelekatan pada konsep atta yang kekal juga memperkuat hasilnya. Jadi hasilnya: yang dilihat adalah wujud, wujud dan wujud. Sehalus apapun wujud itu, bagaimana seseorang menangkap wujud itu, tetap saja itu wujud.

Selamat Natal (masih merayakan tidak ya?  ;D).
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 25 December 2011, 12:20:47 PM
Choa,
Terlepas mengenai kontroversi pencapaian anda dahulu,

Sungguh amat sangat membantu apabila...
Anda (yang telah mengecapi kebijaksanaan) bersedia sharing dengan...
Menelusuri lebih lanjut apa reaksi pembaca dari jawaban anda,
Memperbaiki jawaban anda, dan ditelusuri lagi apa reaksi pembaca.
dan pada akhirnya memberikan jawaban anda untuk public.

Bukankah salah satu tekad anda sebagai bodhisatta adalah pembebasan untuk yang lainnya,
Sejauh yang terbaca... jawaban dan tulisan anda bertolak belakang dengan tekad mulia anda dahulunya.

Dengan tanpa mencoba menyelami pemikiran sammasambuddha gautama,
Mungkin dikarenakan pertimbangan kebijaksanaan pendengar yang mengakibatkan beliau terkadang menjawab dengan diam

baik atas permintaan anda saya memberikan jawaban
walau member di sini bodohnya minta ampun saya menghargai anda
maka bacalah satu-satu reaksi teman anda di DC yang tolol ini
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 25 December 2011, 12:30:40 PM
rasanya meditasi akut bisa menyebabkan halusinasi berlebihan. waspadalah

Gotama adalah orang yang paling bertangung jawab akan hal ini, dialah yang pertama sekali berhalsinasi setelah kekurangan giji di hutan uruwela, menurut ilmu kesehatan modern orang yang tidak makan dan minum selama 49 hari boleh dimasukan ke RSJ, apalagi kalu membaca klaim dia;


 ;D
1-dia menyatakan disinya mencapai penerangan sempurna?
orang bermeditasi alias halusinasi kerasu ;Dkan jin alias sakau ini....cuihhh
setuju teman-teman DC, si Gotama ini biang kerok halusinasi, biang kerok sakau, biang kerok mabok, yang harus di hujat karena menyuruh orang bermeditasi, orang gila macam ini pantas di hujat,!!!

2-dia menyatakan ajaran dia ajaran kebenaran dan dapat di buktikan dengan mempraktekanya?
orang gila yang sakau ini sunguh tidak tahu diri, cuba ada yang menulis dapat membuktikan apa yang dikatakanya hanya sebagian kecil saja, bakalan di bilang orang gila. maka Gotama rajanya gila dengan segala ajaranya

3-Gotama mengaku dapat melihat past live?
come on, hei mana ada yang percaya, kalau loh doang yang bisa, karena kalau orang lain bisa lihat past live di bilang mabok, sakau, halusinasi, maka Gotama adalah raja dari semua itu

4-semua ajaran yang tidak dapat dicerna logika "orang intelek" adalah halusinasi, gila sakau sinting
Gotama yang pertama mencetuskan, maka Gotama yang bertangung jawab akan semua ini, karena dialah yang mengajarkan semua itu

sekian dulu, banyak yang membuat Gotama pantas di sebut sakau, gila , halunisasi, mabok, dan tolo untuk sementara 4 ini saja dulu

pesan saya, Gotama ngapain ente ngajarin yang jika di praktekan akan dimaki-maki orang, di bilang gila ente gila ya Gotama???

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kelana on 25 December 2011, 12:30:56 PM
Ah, yang bersangkutan sudah hadir.

Dibaca atau tidak
Jadi, Sdr. Choa, tugas saya sudah hampir selesai untuk menunjukkan kesalahan anda seperti yang anda minta yang mengatakan:  “Buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon Buddha”

Alasan apapun yang diberikan oleh anda dan “pembela anda” mengenai wujud Buddha yang dimaksud untuk mengaburkan masalah tidak akan bisa membantah bahwa Buddha yang dimaksud adalah manussa Buddha ( atau agar lebih mudah ditangkap oleh otak anda kita sebut saja Buddha yang berwujud) karena kriteria Buddha yang dimaksud sudah jelas disampaikan yaitu berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya, di internet, di forum,  maka anda bertemu dengan Buddha. Dan semuanya dalam satu kalimat utuh. Anda harus jujur.

Dengan adanya pernyataan seperti itu dianggap masuk di akal atau tidak, akan ada pembenaran meminum minuman keras (apakah buddhanya bertambah atau tidak), ada pembenaran batu bisa menjadi cerah dan mengajar dhamma,  ada pembenaran bahwa dalam setiap tindakan kriminalitas ada Buddha, dsb. Camkan hal ini.
“Vaccha, aku tidak memiliki pandangan: ‘Setelah kematian, Tathagata bukan-ada-pun-bukan-tidak-ada : hanya ini yang benar, yang lain salah.” (AggiVacchagotta Sutta).

Saat seseorang sesumbar mengatakan melihat Buddha Gotama maka ia telah mengatakan Buddha Gotama ada dan ini berarti keluar dari apa yang disampaikan oleh Buddha sendiri. Begitu juga sebaliknya. Camkan hal ini.

Karena Sdr. Choa sudah menilai saya sebelumnya maka adalah adil saat kini saya menilai Sdr. Choa.

Anda Sdr. Choa, sangat lucu, anda tidak ada hak  melarang saya untuk tidak menilai di saat anda menantang orang lain untuk menilai tulisan anda yang menjauh Dhamma.

Anda Sdr. Choa, cenderung memiliki kemelekatan yang tinggi pada konsep atta yang kekal, tercermin dalam tulisan anda.

Anda Sdr. Choa, jika pun anda dulu memiliki tekad bodhisatta bukan berarti anda pasti akan menjadi bodhisatta. Selama tidak memiliki kebijaksanaan seperti yang tercermin dalam sikap anda dalam forum ini jangan harap anda menjadi bodhisatta. Tekad anda akan menjadi tekad yang basi. Camkan hal ini.

Anda Sdr. Choa, jika benar pengalaman anda, maka titip salam dengan Y.A Ananda atau sekalian Buddha Gotama dan tanyakan kepada mereka mana yang paling benar Tipitaka atau sutra Mahayana (tipitaka + tripitaka), dari pada hanya terkejut karena abhina anda belum mumpuni untuk menyadari kedatangan Y.A. Ananda.
 
Terakhir, saya bisa menyimpulkan sendiri kualitas seperti apa bagi mereka yang menyatakan sesuatu yang tidak dikatakan oleh Tatagatha dan tidak mengakui kesalahan yang diperbuatnya meskipun telah ditunjukkan. Apakah pantas untuk saya tanggapi lagi mereka? Jadi selanjutnya silahkan jika ada yang ingin dikomentari, dikritik, dihujat dari tulisan saya ini. Selanjutnya no comment untuk tulisan anda selanjutnya.


Btw, Khrisna adalah titisan Wishnu, bukan Khrisna pemimpinannya Wishnu.  :)

Evam
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 12:38:21 PM

Gotama adalah orang yang paling bertangung jawab akan hal ini, dialah yang pertama sekali berhalsinasi setelah kekurangan giji di hutan uruwela, menurut ilmu kesehatan modern orang yang tidak makan dan minum selama 49 hari boleh dimasukan ke RSJ, apalagi kalu membaca klaim dia;


 ;D
1-dia menyatakan disinya mencapai penerangan sempurna?
orang bermeditasi alias halusinasi kerasu ;Dkan jin alias sakau ini....cuihhh
setuju teman-teman DC, si Gotama ini biang kerok halusinasi, biang kerok sakau, biang kerok mabok, yang harus di hujat karena menyuruh orang bermeditasi, orang gila macam ini pantas di hujat,!!!

2-dia menyatakan ajaran dia ajaran kebenaran dan dapat di buktikan dengan mempraktekanya?
orang gila yang sakau ini sunguh tidak tahu diri, cuba ada yang menulis dapat membuktikan apa yang dikatakanya hanya sebagian kecil saja, bakalan di bilang orang gila. maka Gotama rajanya gila dengan segala ajaranya

3-Gotama mengaku dapat melihat past live?
come on, hei mana ada yang percaya, kalau loh doang yang bisa, karena kalau orang lain bisa lihat past live di bilang mabok, sakau, halusinasi, maka Gotama adalah raja dari semua itu

4-semua ajaran yang tidak dapat dicerna logika "orang intelek" adalah halusinasi, gila sakau sinting
Gotama yang pertama mencetuskan, maka Gotama yang bertangung jawab akan semua ini, karena dialah yang mengajarkan semua itu

sekian dulu, banyak yang membuat Gotama pantas di sebut sakau, gila , halunisasi, mabok, dan tolo untuk sementara 4 ini saja dulu

pesan saya, Gotama ngapain ente ngajarin yang jika di praktekan akan dimaki-maki orang, di bilang gila ente gila ya Gotama???



adakah goyangan lebih dasyat lagi ? apakah para mod, glomod juga member DC ?
apakah YM Choa juga termasuk dalam member dc ?.... silahkan digoyang lagi...
tapi ini kali lebih terarah ya...


Quote
walau member di sini bodohnya minta ampun saya menghargai anda
apakah YM Choa member disini ?  :-t :hammer:



pertanyaan utk ym Choa,
1. bagaimana supaya member2 di DC bisa pintar ?
2. apa yg ym Chao lakukan sehingga member2 di DC bisa lebih pinter ?
3. siapakah yg termasuk dalam daftar bodoh, sehingga lebih dpt diperhatikan ? adakah penilaian yg adil ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 25 December 2011, 12:40:05 PM
Ah, yang bersangkutan sudah hadir.

Dibaca atau tidak
Jadi, Sdr. Choa, tugas saya sudah hampir selesai untuk menunjukkan kesalahan anda seperti yang anda minta yang mengatakan:

 “Buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon Buddha”



yang saya bolt itu memang tulisan saya, saya malas meng maki-maki kamu bodoh kelana
bawa tulisan saya pada bhikkhu, (bhikkhu ya bukan tukang ojek) lalu kasih tulisan saya itu
jika kalau menurut bhikkhu itu tulisan saya adhamma,

cantumkan siapa nama bhikkhu itu,
kenapa?
karena bodohnya dirimu, ujar-ujar sederhana ZEN tidak dapat kamu pahami

sekarang saya "tidak mereply kamu sampai kamu tanya orang yang konpeten
untuk menilai apa yang saya tulis benar apa salah,

maaf saya tidak tahu separah ini, pengetahuan teoritik kamu, satu kata kelana

"kamu seperti katak dalam tempurung"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 25 December 2011, 12:54:49 PM



pertanyaan utk ym Choa,
1. bagaimana supaya member2 di DC bisa pintar ?
2. apa yg ym Chao lakukan sehingga member2 di DC bisa lebih pinter ?
3. siapakah yg termasuk dalam daftar bodoh, sehingga lebih dpt diperhatikan ? adakah penilaian yg adil ?

1, mmenjalankan sila-samadhi-panna
2, menulis sesuatu agar dapat membuat member disini ber ehipassiko, bukan berdebat
3, member yang bodoh adalah member yang tidak tahu mana yang baik bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya, dengan menghindari akusala kamma dan membuat kusala kamma lewat tulisanya
bodoh, dalam arti spiritual tidak dapat membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik
membawa dhamma sebagai landasan berdebat bukan untuk di praktekan

dan anda salah satu dari orang bodoh dengan kreteria di atas.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 25 December 2011, 12:57:01 PM

Gotama adalah orang yang paling bertangung jawab akan hal ini, dialah yang pertama sekali berhalsinasi setelah kekurangan giji di hutan uruwela, menurut ilmu kesehatan modern orang yang tidak makan dan minum selama 49 hari boleh dimasukan ke RSJ, apalagi kalu membaca klaim dia;



 ;D
1-dia menyatakan disinya mencapai penerangan sempurna?
orang bermeditasi alias halusinasi kerasu ;Dkan jin alias sakau ini....cuihhh
setuju teman-teman DC, si Gotama ini biang kerok halusinasi, biang kerok sakau, biang kerok mabok, yang harus di hujat karena menyuruh orang bermeditasi, orang gila macam ini pantas di hujat,!!!


karakteristik umat agama lain juga ada yang mirip dengan hal tersebut. Nabi mereka bersemedi di dalam goa selama berbula-bulan, terus menceritakan pengalaman-pengalaman gaibnya. umatnya percaya begitu saja. katanya "wajib beriman". tapi kalau ada diantara umatnya yang bersemedi di dalam goa, kemudian menceritakan pengalaman spiritualnya, pasti akan dikatakan "gila", "sesat", "pengkhayal tingkat tinggi", dsb. siapakah yang memiliki karakteristik yang mirip dengan umat agama lain ini?

Quote
3-Gotama mengaku dapat melihat past live?
come on, hei mana ada yang percaya, kalau loh doang yang bisa, karena kalau orang lain bisa lihat past live di bilang mabok, sakau, halusinasi, maka Gotama adalah raja dari semua itu

ehipasiko akhirnya menjadi omong kosong.

Quote
4-semua ajaran yang tidak dapat dicerna logika "orang intelek" adalah halusinasi, gila sakau sinting
Gotama yang pertama mencetuskan, maka Gotama yang bertangung jawab akan semua ini, karena dialah yang mengajarkan semua itu

sangat masuk akal

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 25 December 2011, 01:08:57 PM
Spoiler: ShowHide


Gotama adalah orang yang paling bertangung jawab akan hal ini, dialah yang pertama sekali berhalsinasi setelah kekurangan giji di hutan uruwela, menurut ilmu kesehatan modern orang yang tidak makan dan minum selama 49 hari boleh dimasukan ke RSJ, apalagi kalu membaca klaim dia;


 ;D
1-dia menyatakan disinya mencapai penerangan sempurna?
orang bermeditasi alias halusinasi kerasu ;Dkan jin alias sakau ini....cuihhh
setuju teman-teman DC, si Gotama ini biang kerok halusinasi, biang kerok sakau, biang kerok mabok, yang harus di hujat karena menyuruh orang bermeditasi, orang gila macam ini pantas di hujat,!!!

2-dia menyatakan ajaran dia ajaran kebenaran dan dapat di buktikan dengan mempraktekanya?
orang gila yang sakau ini sunguh tidak tahu diri, cuba ada yang menulis dapat membuktikan apa yang dikatakanya hanya sebagian kecil saja, bakalan di bilang orang gila. maka Gotama rajanya gila dengan segala ajaranya

3-Gotama mengaku dapat melihat past live?
come on, hei mana ada yang percaya, kalau loh doang yang bisa, karena kalau orang lain bisa lihat past live di bilang mabok, sakau, halusinasi, maka Gotama adalah raja dari semua itu

4-semua ajaran yang tidak dapat dicerna logika "orang intelek" adalah halusinasi, gila sakau sinting
Gotama yang pertama mencetuskan, maka Gotama yang bertangung jawab akan semua ini, karena dialah yang mengajarkan semua itu

sekian dulu, banyak yang membuat Gotama pantas di sebut sakau, gila , halunisasi, mabok, dan tolo untuk  sementara 4 ini saja dulu

pesan saya, Gotama ngapain ente ngajarin yang jika di praktekan akan dimaki-maki orang, di bilang gila ente gila ya Gotama???




kesimpulan : memang si mahasatwa choa dulunya adalah gotama  :))
(maaf bukan Buddha Gotama)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 01:12:21 PM
Quote
Choa : dan anda salah satu dari orang bodoh dengan kreteria di atas.

1. apakah ym Choa orang pintar ?
2. apakah KA orang pintar ?

dgn kredteria disini :
Quote
1, mmenjalankan sila-samadhi-panna
2, menulis sesuatu agar dapat membuat member disini ber ehipassiko, bukan berdebat
3, member yang bodoh adalah member yang tidak tahu mana yang baik bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya, dengan menghindari akusala kamma dan membuat kusala kamma lewat tulisanya
bodoh, dalam arti spiritual tidak dapat membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik

duuhh, gw mulai terguncang dehhhh
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 25 December 2011, 01:13:04 PM


kesimpulan : memang si mahasatwa choa dulunya adalah gotama  :))
(maaf bukan Buddha Gotama)

apa yang ada di pikiran orang ini ? :-?

apa yang mau disampaikan sehinga tidak mampu menulis apa yang dipikirkanya
apakah dia terguncang bahwa ajaran yang di agung-agungkanya sekaligus
dihina oleh dirinya sendiri?

perlu perenungan orang yang dewasa secara spiritual 8)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 25 December 2011, 01:14:02 PM
Spoiler: ShowHide

Ah, yang bersangkutan sudah hadir.

Dibaca atau tidak
Jadi, Sdr. Choa, tugas saya sudah hampir selesai untuk menunjukkan kesalahan anda seperti yang anda minta yang mengatakan:  “Buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon Buddha”

Alasan apapun yang diberikan oleh anda dan “pembela anda” mengenai wujud Buddha yang dimaksud untuk mengaburkan masalah tidak akan bisa membantah bahwa Buddha yang dimaksud adalah manussa Buddha ( atau agar lebih mudah ditangkap oleh otak anda kita sebut saja Buddha yang berwujud) karena kriteria Buddha yang dimaksud sudah jelas disampaikan yaitu berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya, di internet, di forum,  maka anda bertemu dengan Buddha. Dan semuanya dalam satu kalimat utuh. Anda harus jujur.

Dengan adanya pernyataan seperti itu dianggap masuk di akal atau tidak, akan ada pembenaran meminum minuman keras (apakah buddhanya bertambah atau tidak), ada pembenaran batu bisa menjadi cerah dan mengajar dhamma,  ada pembenaran bahwa dalam setiap tindakan kriminalitas ada Buddha, dsb. Camkan hal ini.
“Vaccha, aku tidak memiliki pandangan: ‘Setelah kematian, Tathagata bukan-ada-pun-bukan-tidak-ada : hanya ini yang benar, yang lain salah.” (AggiVacchagotta Sutta).

Saat seseorang sesumbar mengatakan melihat Buddha Gotama maka ia telah mengatakan Buddha Gotama ada dan ini berarti keluar dari apa yang disampaikan oleh Buddha sendiri. Begitu juga sebaliknya. Camkan hal ini.

Karena Sdr. Choa sudah menilai saya sebelumnya maka adalah adil saat kini saya menilai Sdr. Choa.

Anda Sdr. Choa, sangat lucu, anda tidak ada hak  melarang saya untuk tidak menilai di saat anda menantang orang lain untuk menilai tulisan anda yang menjauh Dhamma.

Anda Sdr. Choa, cenderung memiliki kemelekatan yang tinggi pada konsep atta yang kekal, tercermin dalam tulisan anda.

Anda Sdr. Choa, jika pun anda dulu memiliki tekad bodhisatta bukan berarti anda pasti akan menjadi bodhisatta. Selama tidak memiliki kebijaksanaan seperti yang tercermin dalam sikap anda dalam forum ini jangan harap anda menjadi bodhisatta. Tekad anda akan menjadi tekad yang basi. Camkan hal ini.

Anda Sdr. Choa, jika benar pengalaman anda, maka titip salam dengan Y.A Ananda atau sekalian Buddha Gotama dan tanyakan kepada mereka mana yang paling benar Tipitaka atau sutra Mahayana (tipitaka + tripitaka), dari pada hanya terkejut karena abhina anda belum mumpuni untuk menyadari kedatangan Y.A. Ananda.
 
Terakhir, saya bisa menyimpulkan sendiri kualitas seperti apa bagi mereka yang menyatakan sesuatu yang tidak dikatakan oleh Tatagatha dan tidak mengakui kesalahan yang diperbuatnya meskipun telah ditunjukkan. Apakah pantas untuk saya tanggapi lagi mereka? Jadi selanjutnya silahkan jika ada yang ingin dikomentari, dikritik, dihujat dari tulisan saya ini. Selanjutnya no comment untuk tulisan anda selanjutnya.


Btw, Khrisna adalah titisan Wishnu, bukan Khrisna pemimpinannya Wishnu.  :)

Evam



terlalu panjang bro Kelana,
kesimpulan : HAMPIR GILA  ^-^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 25 December 2011, 01:14:13 PM
1. apakah ym Choa orang pintar ?
2. apakah KA orang pintar ?

dgn kredteria disini :
duuhh, gw mulai terguncang dehhhh
bisa jadi bagi kamu saya orang bodoh,

so what gitu loh, saya hanya menemani kebodohan Buddha Gotama
:cool:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 01:45:22 PM
bisa jadi bagi kamu saya orang bodoh,

so what gitu loh, saya hanya menemani kebodohan Buddha Gotama
:cool:

gw menunggu jawaban dari ym Choa,..... pintar atau tidak....
tapi malah menjahuin dari pertanyaan tsb...

jadi gw ulang pertanyaan semula..

1. apakah ym Choa orang pinter menurut 3 point tsb ?

mohon transparansi dan kejujurannya.. _/\_ ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 25 December 2011, 01:54:41 PM
gw menunggu jawaban dari ym Choa,..... pintar atau tidak....
tapi malah menjahuin dari pertanyaan tsb...

jadi gw ulang pertanyaan semula..

1. apakah ym Choa orang pinter menurut 3 point tsb ?

mohon transparansi dan kejujurannya.. _/\_ ;D

saya sama seperti Buddha Gotama,

bodoh dia bodohlah saya, paham ngak sih
bodoh jangan keterlaluan kenapa?
Title: dijawab langsung aja ya..
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 02:26:40 PM
apakah ym Choa
1 menjalankan sila-samadhi-panna ? berapa % ?
2 membuat member disini ber ehipassiko, bukan berdebat ?
3 menghindari akusala kamma dan membuat kusala kamma lewat tulisan ?

nahh dijawab langsung aja ym Choa...




karna setalah anak dewasa, bukan tutur kata yg ditiru
tapi tingkah laku dan perbuatan (ortu yg) yg ditiru...
jadi mohon dijawab ya...sebagai pengajar, mohon transparansi apa yg telah ym Choa lakukan...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 25 December 2011, 03:30:29 PM

Gotama adalah orang yang paling bertangung jawab akan hal ini, dialah yang pertama sekali berhalsinasi setelah kekurangan giji di hutan uruwela, menurut ilmu kesehatan modern orang yang tidak makan dan minum selama 49 hari boleh dimasukan ke RSJ, apalagi kalu membaca klaim dia;


 ;D
1-dia menyatakan disinya mencapai penerangan sempurna?
orang bermeditasi alias halusinasi kerasu ;Dkan jin alias sakau ini....cuihhh
setuju teman-teman DC, si Gotama ini biang kerok halusinasi, biang kerok sakau, biang kerok mabok, yang harus di hujat karena menyuruh orang bermeditasi, orang gila macam ini pantas di hujat,!!!
setuju saja kalau kelakuannya sama seperti ente =))

Quote
2-dia menyatakan ajaran dia ajaran kebenaran dan dapat di buktikan dengan mempraktekanya?
orang gila yang sakau ini sunguh tidak tahu diri, cuba ada yang menulis dapat membuktikan apa yang dikatakanya hanya sebagian kecil saja, bakalan di bilang orang gila. maka Gotama rajanya gila dengan segala ajaranya
ya sudah jelas kalau hasilnya seperti ente ;D

Quote
3-Gotama mengaku dapat melihat past live?
come on, hei mana ada yang percaya, kalau loh doang yang bisa, karena kalau orang lain bisa lihat past live di bilang mabok, sakau, halusinasi, maka Gotama adalah raja dari semua itu
hehehe past live emang apaan? suatu kebanggaan bisa dibuktikan? sama siapa? kata elo doang? orang mabok aja bisa tuh bilang melihat past live dll tapi apa harus dipercaya?

Quote
4-semua ajaran yang tidak dapat dicerna logika "orang intelek" adalah halusinasi, gila sakau sinting
Gotama yang pertama mencetuskan, maka Gotama yang bertangung jawab akan semua ini, karena dialah yang mengajarkan semua itu

sekian dulu, banyak yang membuat Gotama pantas di sebut sakau, gila , halunisasi, mabok, dan tolo untuk sementara 4 ini saja dulu

pesan saya, Gotama ngapain ente ngajarin yang jika di praktekan akan dimaki-maki orang, di bilang gila ente gila ya Gotama???
untungnya tidak semua budis kek eloe, mungkin elo cuma ampas doang yang bukan siapa2.

btw eloe pernah ngobrol sama biku2 gak? kalau ga membantu coba ngobrol sama psikolog =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 25 December 2011, 03:37:59 PM
Sdr. Ryu, saya rasa tidak hanya hasil meditasi semata sehingga ada halusinasi, kemelekatan pada konsep atta yang kekal juga memperkuat hasilnya. Jadi hasilnya: yang dilihat adalah wujud, wujud dan wujud. Sehalus apapun wujud itu, bagaimana seseorang menangkap wujud itu, tetap saja itu wujud.

Selamat Natal (masih merayakan tidak ya?  ;D).
oh iya selamat natal juga ;D
Title: kita mulai dari sini aja...
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 04:15:36 PM
apakah ym Choa
1 menjalankan sila-samadhi-panna ? berapa % ?
2 membuat member disini ber ehipassiko, bukan berdebat ?
3 menghindari akusala kamma dan membuat kusala kamma lewat tulisan ?

mohon transparansi atas guru yg ingin mengajar... ^:)^
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: hermanto1988 on 25 December 2011, 08:06:06 PM
miris sekali melihat umat buddhis berdebat akan dharma. mencari kesalahan2 orang hanya untuk membuat orang tersebut menjadi bodoh. untuk apa?
rasa bahagia sesaatkah?
coba baca apa yang diajarkan agan choa. dia udah suruh ehipassiko, klo agan2 sekalian tidak percaya yah kembali kepada individu masing2.
ingat kita tidak tahu tingkat kesucian orang, makin tinggi tingkat kesucian seseorang makin besar juga karma buruk bagi yang menghina orang tersebut.
lebih baik kita bercermin dulu apakah kita sudah pantas untuk menyatakan bahwa apa yang yang orang lain katakan itu salah.
_/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 25 December 2011, 08:16:26 PM
miris sekali melihat umat buddhis berdebat akan dharma. mencari kesalahan2 orang hanya untuk membuat orang tersebut menjadi bodoh. untuk apa?
rasa bahagia sesaatkah?
coba baca apa yang diajarkan agan choa. dia udah suruh ehipassiko, klo agan2 sekalian tidak percaya yah kembali kepada individu masing2.
ingat kita tidak tahu tingkat kesucian orang, makin tinggi tingkat kesucian seseorang makin besar juga karma buruk bagi yang menghina orang tersebut.
lebih baik kita bercermin dulu apakah kita sudah pantas untuk menyatakan bahwa apa yang yang orang lain katakan itu salah.
_/\_
wah ternyata di budis ada kutukan ya kalau menghina orang suci, mantap deh ajaran buda ternyata mengandung kutukan karma buruk.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 25 December 2011, 08:19:23 PM

Gotama adalah orang yang paling bertangung jawab akan hal ini, dialah yang pertama sekali berhalsinasi setelah kekurangan giji di hutan uruwela, menurut ilmu kesehatan modern orang yang tidak makan dan minum selama 49 hari boleh dimasukan ke RSJ, apalagi kalu membaca klaim dia;


 ;D
1-dia menyatakan disinya mencapai penerangan sempurna?
orang bermeditasi alias halusinasi kerasu ;Dkan jin alias sakau ini....cuihhh
setuju teman-teman DC, si Gotama ini biang kerok halusinasi, biang kerok sakau, biang kerok mabok, yang harus di hujat karena menyuruh orang bermeditasi, orang gila macam ini pantas di hujat,!!!

2-dia menyatakan ajaran dia ajaran kebenaran dan dapat di buktikan dengan mempraktekanya?
orang gila yang sakau ini sunguh tidak tahu diri, cuba ada yang menulis dapat membuktikan apa yang dikatakanya hanya sebagian kecil saja, bakalan di bilang orang gila. maka Gotama rajanya gila dengan segala ajaranya

3-Gotama mengaku dapat melihat past live?
come on, hei mana ada yang percaya, kalau loh doang yang bisa, karena kalau orang lain bisa lihat past live di bilang mabok, sakau, halusinasi, maka Gotama adalah raja dari semua itu

4-semua ajaran yang tidak dapat dicerna logika "orang intelek" adalah halusinasi, gila sakau sinting
Gotama yang pertama mencetuskan, maka Gotama yang bertangung jawab akan semua ini, karena dialah yang mengajarkan semua itu

sekian dulu, banyak yang membuat Gotama pantas di sebut sakau, gila , halunisasi, mabok, dan tolo untuk sementara 4 ini saja dulu

pesan saya, Gotama ngapain ente ngajarin yang jika di praktekan akan dimaki-maki orang, di bilang gila ente gila ya Gotama???


sudah sepantasnya di sebrangkan  :)

jika anda merasa lebih pintar dari kami2 yang bodoh kenapa anda mengabaikan semua pertanyaan dari member sini, bahkan saya lihat anda lebih mengandalkan kata2 yg hanya pantas di ucapkan oleh orang dungu :)

tolong juga anda jawab pertanyaan di bawah ini yg pernah anda ajukan kepada member sini  :)
Quote
quote author=Choa link=topic=21689.msg385198#msg385198 date=1324695181]
jawab isi siapa anda, lalu dapatkan hak menjawab

saya simplekan pertanyaanya

1 apakah anda mempraktekan meditasi
2 apakah anda sudah mencapai jhanna atau buah yang lebih tinggi (sebutkan)
3, apakah anda sudah ber trisarana
4, apakah anda mempraktekan dhamma
5, apakah anda sudah mencapai sotapana atau yang lebih tinggi

saya ingin mengetahui jawaban anda , atau anda hanya "tong kosong yg nyaring bunyinya "  sehingga pertanyaan yg diajukan kepada anda tidak mau menjawab :)


o iya anda juga saya undang ke tempat ini
Spoiler: ShowHide
http://www.facebook.com/groups/damarshashangka/ (http://www.facebook.com/groups/damarshashangka/)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: hermanto1988 on 25 December 2011, 08:24:44 PM
wah ternyata di budis ada kutukan ya kalau menghina orang suci, mantap deh ajaran buda ternyata mengandung kutukan karma buruk.
kalau begitu statement anda. berarti maksud anda saya boleh menghinaa saudara?
kita aja tidak boleh menghina orang biasa apalagi menghina para ariya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 25 December 2011, 08:37:51 PM
kalau begitu statement anda. berarti maksud anda saya boleh menghinaa saudara?
kita aja tidak boleh menghina orang biasa apalagi menghina para ariya.
silahkan saja ;D

jadi kalau ada umat lain mengatakan buda itu botak, buda itu sesat, buda itu iblis, maka mereka otomatis akan mendapat karma buruk ya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: hermanto1988 on 25 December 2011, 08:53:49 PM
silahkan saja ;D

jadi kalau ada umat lain mengatakan buda itu botak, buda itu sesat, buda itu iblis, maka mereka otomatis akan mendapat karma buruk ya?

Ucapan Benar
Dapat digolongkan sebagai Ucapan Benar, jika empat syarat di bawah ini dipenuhi :
1. ucapan itu benar
2. ucapan itu belarasan
3. ucapan itu berfaedah
4. ucapan itu tepat pada waktunya
(Majjhima Nikaya 58)

Ini berarti membebaskan diri dari:

1. kata-kata yang tidak benar (berdusta)
2. kata-kata yang dapat menimbulkan kebencian, perpecahan dan perselisihan di antara perorangan atau golongan
3. kata-kata cabul dan kasar yang menyakiti hati orang lain
4. kata-kata yang kosong dan tidak ada artinya, desas-desus dan berbicara tentang keburukan orang lain.

Kalau orang dapat membebaskan diri dari kata-kata dan pembicaraan yang salah dan tidak baik, orang tentu akan bicara tentang hal-hal yang benar, memakai kata-kata yang manis dan bersahabat, enak didengar dan lemah lembut, yang mempunyai arti dan berguna. Dengan demikian ia tidak akan bicara seenaknya saja dan hanya bicara pada saat yang tepat. Jadi, kalau ia tidak dapat mengutarakan sesuatu yang berguna, dengan sendirinya ia akan membisu dalam seribu bahasa
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 25 December 2011, 09:00:06 PM
Ucapan Benar
Dapat digolongkan sebagai Ucapan Benar, jika empat syarat di bawah ini dipenuhi :
1. ucapan itu benar
2. ucapan itu belarasan
3. ucapan itu berfaedah
4. ucapan itu tepat pada waktunya
(Majjhima Nikaya 58)

Ini berarti membebaskan diri dari:

1. kata-kata yang tidak benar (berdusta)
2. kata-kata yang dapat menimbulkan kebencian, perpecahan dan perselisihan di antara perorangan atau golongan
3. kata-kata cabul dan kasar yang menyakiti hati orang lain
4. kata-kata yang kosong dan tidak ada artinya, desas-desus dan berbicara tentang keburukan orang lain.

Kalau orang dapat membebaskan diri dari kata-kata dan pembicaraan yang salah dan tidak baik, orang tentu akan bicara tentang hal-hal yang benar, memakai kata-kata yang manis dan bersahabat, enak didengar dan lemah lembut, yang mempunyai arti dan berguna. Dengan demikian ia tidak akan bicara seenaknya saja dan hanya bicara pada saat yang tepat. Jadi, kalau ia tidak dapat mengutarakan sesuatu yang berguna, dengan sendirinya ia akan membisu dalam seribu bahasa
ok nah sudah selesai termehek2 nya ?

bisakah anda jawab pertanyaan TS atau anda join hanya untuk membela YM Choa?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: hermanto1988 on 25 December 2011, 09:10:36 PM
ok nah sudah selesai termehek2 nya ?

bisakah anda jawab pertanyaan TS atau anda join hanya untuk membela YM Choa?
saya tidak bisa menjawab, karena saya belum ehipassiko untuk itu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 25 December 2011, 09:17:29 PM
miris sekali melihat umat buddhis berdebat akan dharma. mencari kesalahan2 orang hanya untuk membuat orang tersebut menjadi bodoh. untuk apa?
rasa bahagia sesaatkah?
coba baca apa yang diajarkan agan choa. dia udah suruh ehipassiko, klo agan2 sekalian tidak percaya yah kembali kepada individu masing2.
ingat kita tidak tahu tingkat kesucian orang, makin tinggi tingkat kesucian seseorang makin besar juga karma buruk bagi yang menghina orang tersebut.
lebih baik kita bercermin dulu apakah kita sudah pantas untuk menyatakan bahwa apa yang yang orang lain katakan itu salah.
_/\_

hopeng ya ! memang sama sih
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 09:47:36 PM
coba ym Choa atau KA menjelaskan

yg dimaksud Ehipasiko itu arti dan cara kerjanya gimana sih ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 09:51:58 PM
saya sama seperti Buddha Gotama,

bodoh dia bodohlah saya, paham ngak sih
bodoh jangan keterlaluan kenapa?

Dalam hal apa ym Choa sama spt Buddha Gotama ?

apakah ym Choa
1, mmenjalankan sila-samadhi-panna
2, menulis sesuatu agar dapat membuat member disini ber ehipassiko, bukan berdebat
    ?
ini belum ym Choa jawab, jadi silahkan dicoba lagi yaaa
Title: ym Choa : member di sini bodohnya minta ampun
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 10:16:18 PM
baik atas permintaan anda saya memberikan jawaban
walau member di sini bodohnya minta ampun saya menghargai anda
maka bacalah satu-satu reaksi teman anda di DC yang tolol ini

Quote
menurut ym Choa, supaya member2 DC jadi pinter inilah RESEPNYA..
1, mmenjalankan sila-samadhi-panna
2, menulis sesuatu agar dapat membuat member disini ber ehipassiko, bukan berdebat
3, member yang bodoh adalah member yang tidak tahu mana yang baik bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya, dengan menghindari akusala kamma dan membuat kusala kamma lewat tulisanya
bodoh, dalam arti spiritual tidak dapat membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik

Forum didirikan sekitar thn 2007, nahhh sampai saat ini udah 4 tahun begitu...
menurut penilaian ym Choa, member2 disini bodohnya minta ampun,

1 jadi bagaimanakah penerapan RESEPNYA ym Choa supaya member2 disini bisa pinter ?
2 apakah kesalahan sistem forum ini ? apa penyebab banyakan kebodohan ?
3 apakah yg harus diperbaikin seputar, sistem maupun moderator sehingga member2 CEPAT PINTAR ?
4 apakah ym Choa pernah menjadi moderator di suatu forum ?

5 dan juga yg terpenting, bagaimana dgn ym Choa sendiri ?
      apakah juga udah melaksanakan RESEPNYA sendiri ?
6 apakah ym Choa telah menjadi TELADAN dan CONTOH, sebelum menyuarakan orang lain utk hal yg sama ?
7 apakah ym Choa pernah mengajar di universitas atau setingkatnya ?
8 bagaimana dgn mod, dan glomod apakah semua nya juga bodoh menurut penilaian ym Choa ?
9 apakah dalam hal mengajar, guru mengeluarkan statemen kalau muridnya bodoh semua ?

silahkan juga KA berpartisipasi utk kebaikan dan kemajuan forum ini... :P


mohon dijawab dgn cermat dan teliti, serta menggunakan bahasa yg benar...
karna gw masih banyak sekali pertanyaan2 lagi...

nb: kalau kenal sama dharmakaya (yg bilang gw newbi), tolong diundang kesini aja...


 _/\_ ;D :P :o :'(
Title: menurut ym Choa, hermanto1988 juga bodoh
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 10:39:42 PM
miris sekali melihat umat buddhis berdebat akan dharma. mencari kesalahan2 orang hanya untuk membuat orang tersebut menjadi bodoh. untuk apa?
rasa bahagia sesaatkah?
coba baca apa yang diajarkan agan choa. dia udah suruh ehipassiko, klo agan2 sekalian tidak percaya yah kembali kepada individu masing2.
ingat kita tidak tahu tingkat kesucian orang, makin tinggi tingkat kesucian seseorang makin besar juga karma buruk bagi yang menghina orang tersebut.
lebih baik kita bercermin dulu apakah kita sudah pantas untuk menyatakan bahwa apa yang yang orang lain katakan itu salah.
_/\_

katanya semua member2 disini bodoh, itu termasuk hermanto1988

coba deh lebih teliti apa yg diajarkan di tulis oleh ym Choa !
Title: Re: menurut ym Choa, hermanto1988 juga bodoh
Post by: hermanto1988 on 25 December 2011, 11:07:06 PM
katanya semua member2 disini bodoh, itu termasuk hermanto1988

coba deh lebih teliti apa yg diajarkan di tulis oleh ym Choa !

saya mengakui saya masih bodoh gan. Dharma yang saya ketahui bahkan lebih kecil dari bakteri.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 25 December 2011, 11:24:54 PM
saya mengakui saya masih bodoh gan. Dharma yang saya ketahui bahkan lebih kecil dari bakteri.

pernahkah Buddha Gautama mengatakan pada muridnya BODOH ?
coba tunjukan suta2 tsb ......

hal2 apakah yg dpt bro lakukan supaya tidak bodoh ?
hal2 apakah yg dpt bro lakukan supaya kepintarannya tiap hari bertambah ?
apakah guru ym Choa memberi dampak positip utk pengembangan kepintaran bro ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: hermanto1988 on 26 December 2011, 12:09:52 AM
pernahkah Buddha Gautama mengatakan pada muridnya BODOH ?
coba tunjukan suta2 tsb ......

hal2 apakah yg dpt bro lakukan supaya tidak bodoh ?
hal2 apakah yg dpt bro lakukan supaya kepintarannya tiap hari bertambah ?
apakah guru ym Choa memberi dampak positip utk pengembangan kepintaran bro ?
maaf bro, saya tidak pernah bilang yang saya bold diatas.
saya hanya menyadari bahwa saya masih bodoh dan masih berusaha supaya tidak bodoh lagi.
saya berusaha untuk menjalani sila,samadhi dan panna bro.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 26 December 2011, 12:27:01 AM
maaf bro, saya tidak pernah bilang yang saya bold diatas.
saya hanya menyadari bahwa saya masih bodoh dan masih berusaha supaya tidak bodoh lagi.
saya berusaha untuk menjalani sila,samadhi dan panna bro.


ym Choa bilang member disini bodohnya minta ampun,
sedangkan setau gw di suta2 gak pernah baca...
   kalau Buddha Gautama bilang pada muridnya bodoh...

menurut bro hermanto1988, apakah ym Chao sedang mengajarkan ajaran Buddha Gautama ?
menurut bro hermanto1988, apakah ym Chao adalah guru yg baik ?
selama membaca postingnya ym Chao, apakah bro termotivasi menjadi lebih pintar atau lebih bodoh ? kenapa ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: sebuah_label_nama on 26 December 2011, 12:47:37 AM

Gotama adalah orang yang paling bertangung jawab akan hal ini, dialah yang pertama sekali berhalsinasi setelah kekurangan giji di hutan uruwela, menurut ilmu kesehatan modern orang yang tidak makan dan minum selama 49 hari boleh dimasukan ke RSJ, apalagi kalu membaca klaim dia;


 ;D
1-dia menyatakan disinya mencapai penerangan sempurna?
orang bermeditasi alias halusinasi kerasu ;Dkan jin alias sakau ini....cuihhh
setuju teman-teman DC, si Gotama ini biang kerok halusinasi, biang kerok sakau, biang kerok mabok, yang harus di hujat karena menyuruh orang bermeditasi, orang gila macam ini pantas di hujat,!!!

2-dia menyatakan ajaran dia ajaran kebenaran dan dapat di buktikan dengan mempraktekanya?
orang gila yang sakau ini sunguh tidak tahu diri, cuba ada yang menulis dapat membuktikan apa yang dikatakanya hanya sebagian kecil saja, bakalan di bilang orang gila. maka Gotama rajanya gila dengan segala ajaranya

3-Gotama mengaku dapat melihat past live?
come on, hei mana ada yang percaya, kalau loh doang yang bisa, karena kalau orang lain bisa lihat past live di bilang mabok, sakau, halusinasi, maka Gotama adalah raja dari semua itu

4-semua ajaran yang tidak dapat dicerna logika "orang intelek" adalah halusinasi, gila sakau sinting
Gotama yang pertama mencetuskan, maka Gotama yang bertangung jawab akan semua ini, karena dialah yang mengajarkan semua itu

sekian dulu, banyak yang membuat Gotama pantas di sebut sakau, gila , halunisasi, mabok, dan tolo untuk sementara 4 ini saja dulu

pesan saya, Gotama ngapain ente ngajarin yang jika di praktekan akan dimaki-maki orang, di bilang gila ente gila ya Gotama???


Sdr Choa yang baik, anda mengaku sebagai umat Buddha, akan tetapi statement yang sdr buat di atas sungguh sangat di sayangkan.
Sebagai seorang pengikut ajaran Buddha, tentunya kita berusaha untuk mengikis kilesa / kekotoran batin kita.
Apa yang kita pikirkan, itu lah yang akan kita tuangkan dalam bentuk ide atau pandangan. Dan ide / pandangan tersebut bisa di sampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Saya yakin sdr Choa pasti mengetahui dengan baik apa itu hukum Kamma.
Dengan cetana yang baik, maka ide/pandangan yang di sampaikan dalam bentuk lisan dan tulisan itu akan bagus pula utk di baca/di dengar, serta menimbulkan kedamaian batin bagi setiap pembaca/pendengar-nya.

 _/\_

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: andry on 26 December 2011, 01:18:35 AM
sdr choa, anda tidak tahu sdg bermain di level mana.
silahkan gunakan tools sesuai level permainan anda.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 26 December 2011, 11:51:01 AM
** ehi phassiko mode on

[at] Bro Choa,

saya pengen di test untuk melihat past live saya... tapi untuk membuktikan kebenaran "terawangan" kelahiran sebelumnya, setidaknya saya pengen di-terawang untuk melihat kisah saya di masa SMA.

dapatkan bro choa melihat siapakah PACAR saya di masa SMA (sekitar tahun 1992 - 1995) ? -- Jika ada info apa yang musti saya berikan, tolong di PM (private message).

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 26 December 2011, 02:23:12 PM
Sdr Choa yang baik, anda mengaku sebagai umat Buddha, akan tetapi statement yang sdr buat di atas sungguh sangat di sayangkan.
Sebagai seorang pengikut ajaran Buddha, tentunya kita berusaha untuk mengikis kilesa / kekotoran batin kita.
Apa yang kita pikirkan, itu lah yang akan kita tuangkan dalam bentuk ide atau pandangan. Dan ide / pandangan tersebut bisa di sampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Saya yakin sdr Choa pasti mengetahui dengan baik apa itu hukum Kamma.
Dengan cetana yang baik, maka ide/pandangan yang di sampaikan dalam bentuk lisan dan tulisan itu akan bagus pula utk di baca/di dengar, serta menimbulkan kedamaian batin bagi setiap pembaca/pendengar-nya.
 _/\_

tadinya memang member DC melayani dengan baik,
karena ada pengakuan guru para arahat, para member dengan semangat utk bertanya dan menguji, utk Hal yang bisa diajarkan kepada kami para member, supaya menambah pengetahuan Dhamma, tapi sayank ternyata pengakuan itu tidak selaras dan malah melakukan perbuatan buruk dengan melontarkan dan menghina Buddha Gotama.
karena tuhan DC kasihan ama si Choa mahasatwa, makanya disebrangkan terlebih dahulu, utk mengurangi perbuatan buruknya bertambah banyak  .
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 27 December 2011, 09:52:27 AM
apa sudah di sebrangkan?

kalau belum saya pengin tanya kepada YM Choa ,

1. bagaimanakah pengalaman YM Choa mencapai Jhana....?
2. Bila benar anda punya murid Arahat, mohon share, bagaimana proses pencapaian Arahat

 :)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 09:56:42 AM
belum disebrangkan, tapi sepertinya sudah menyebrang ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: andry on 27 December 2011, 10:25:45 AM
belum disebrangkan, tapi sepertinya sudah menyebrang ;D
gak jadi dong gathering di bdg yah...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 11:41:33 AM
Ucapan Benar
Dapat digolongkan sebagai Ucapan Benar, jika empat syarat di bawah ini dipenuhi :
1. ucapan itu benar
2. ucapan itu belarasan
3. ucapan itu berfaedah
4. ucapan itu tepat pada waktunya
(Majjhima Nikaya 58)

Ini berarti membebaskan diri dari:

1. kata-kata yang tidak benar (berdusta)
2. kata-kata yang dapat menimbulkan kebencian, perpecahan dan perselisihan di antara perorangan atau golongan
3. kata-kata cabul dan kasar yang menyakiti hati orang lain
4. kata-kata yang kosong dan tidak ada artinya, desas-desus dan berbicara tentang keburukan orang lain.

Kalau orang dapat membebaskan diri dari kata-kata dan pembicaraan yang salah dan tidak baik, orang tentu akan bicara tentang hal-hal yang benar, memakai kata-kata yang manis dan bersahabat, enak didengar dan lemah lembut, yang mempunyai arti dan berguna. Dengan demikian ia tidak akan bicara seenaknya saja dan hanya bicara pada saat yang tepat. Jadi, kalau ia tidak dapat mengutarakan sesuatu yang berguna, dengan sendirinya ia akan membisu dalam seribu bahasa

sayangnya, sebagian orang menganggap bahwa sikap lemah lembut, kata-kata halus dan menyentuh, itu sebagai sesuati yang identik dengan "cengeng". mereka menghindarkan diri dari sesuatu yang disebut dengan "tersentuh", "terharu" atau menghindari sesuatu yang menyedihkan. Dengan cara itu, mereka tidak mengenal bahasa kasih sayang, hanya mengerti bahasa matametis.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 27 December 2011, 11:46:44 AM
sayangnya, sebagian orang menganggap bahwa sikap lemah lembut, kata-kata halus dan menyentuh, itu sebagai sesuati yang identik dengan "cengeng". mereka menghindarkan diri dari sesuatu yang disebut dengan "tersentuh", "terharu" atau menghindari sesuatu yang menyedihkan. Dengan cara itu, mereka tidak mengenal bahasa kasih sayang, hanya mengerti bahasa matametis.

mungkin juga mereka agak "keras" ibarat kasih sayang orang tua terhadap anak-nya
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 11:50:35 AM
Quote
ingat kita tidak tahu tingkat kesucian orang, makin tinggi tingkat kesucian seseorang makin besar juga karma buruk bagi yang menghina orang tersebut.
lebih baik kita bercermin dulu apakah kita sudah pantas untuk menyatakan bahwa apa yang yang orang lain katakan itu salah.

apakah orang itu mengaku diri seorang arahat atau bukan, seharusnya kita perlakukan secara hormat. kenapa?

Jika dia benar-benar arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan karma buruk yang berat
2. menghormatinya berarti kamma baik yang besar

jika dia sebenarnya bukan arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan kamma baik
2. menghormatinya berarti kamma baik

Kesimpulanya, orang itu arahat atau bukan, tidak ada kerugiannya bila kita menghormati orang itu. sebaliknya, jika orng itu benar-benar arahat, maka sangatlah rugi bagi orang yang memperolok-oloknya.

Tetapi, ketika seseorang berpikir "tidaklah mungkin dia itu arahat". padahal dia sendiri tlah mengetahui bahwa tidak ada seseorang yang dapat menilai arahat, kecuali orang yang memiliki level di atas arahat itu sendiri. jadi, dengan merasa pasti bahwa seseorang itu bukan arahat, apakah berarti menunjukan bahwa si penilai merasa lebih tinggi dari arahat?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 27 December 2011, 11:54:25 AM
Jika dia benar-benar arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan karma buruk yang berat
2. menghormatinya berarti kamma baik yang besar

jika dia sebenarnya arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan kamma baik
2. menghormatinya berarti kamma baik

Kok aneh ya  ???
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 11:54:59 AM
apakah orang itu mengaku diri seorang arahat atau bukan, seharusnya kita perlakukan secara hormat. kenapa?

Jika dia benar-benar arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan karma buruk yang berat
2. menghormatinya berarti kamma baik yang besar

jika dia sebenarnya arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan kamma baik
2. menghormatinya berarti kamma baik

Kesimpulanya, orang itu arahat atau bukan, tidak ada kerugiannya bila kita menghormati orang itu. sebaliknya, jika orng itu benar-benar arahat, maka sangatlah rugi bagi orang yang memperolok-oloknya.

Tetapi, ketika seseorang berpikir "tidaklah mungkin dia itu arahat". padahal dia sendiri tlah mengetahui bahwa tidak ada seseorang yang dapat menilai arahat, kecuali orang yang memiliki level di atas arahat itu sendiri. jadi, dengan merasa pasti bahwa seseorang itu bukan arahat, apakah berarti menunjukan bahwa si penilai merasa lebih tinggi dari arahat?
ya betul, bila ada orang yang berpandangan salah juga kita harus memujinya, menghormatinya, bila ada orang mengaku2 buda juga kita harus ikut dia, kita tidak akan bisa menilai dia buda kecuali kita ini selevel dengan buda, maka kita ini hanyalah orang2 bodoh di mata orang2 yang mengaku buda dan arahat.

sungguh mengagumkan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 11:55:36 AM
mungkin juga mereka agak "keras" ibarat kasih sayang orang tua terhadap anak-nya

mungkin saja. apakah tidak ada pengetahuan yang menjelaskan bagaimana perbedaan antara "keras kasih sayang" dengan "keras kebencian" ?

bukankah orang yang membunuh sekalipun bisa beralasan "atas dasar kasih sayang" ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 12:00:56 PM
ya betul, bila ada orang yang berpandangan salah juga kita harus memujinya, menghormatinya, bila ada orang mengaku2 buda juga kita harus ikut dia, kita tidak akan bisa menilai dia buda kecuali kita ini selevel dengan buda, maka kita ini hanyalah orang2 bodoh di mata orang2 yang mengaku buda dan arahat.

sungguh mengagumkan.

tidak ada yang mengatakan "harus memujinya". rasa hormat harus ditujukan kepada setiap orang dan bukan kepada "setiap pandang salah".

Di sini juga tidak ada yang mengatakan bahwa kita harus mengikuti ornag yang mengaku buddha. Tapi juga tidak ada yang mengatakan bahwa kita harus menghina, mengejek dan memperolok-olok orang yang mengaku buddha.

Kebenaran tidak dapat dikenali melalui orangnya. Tapi kebenaran itu sendirilah yang harus dikenali, maka kita akan mengetahui siapa orangnya. selama tidak datang pengetahuan yang sangat meyakinkan kepada kita, bahwa seseorang yang mengaku buddha itu memang benar-benar buddha, maka tidak ada keharusan bagi kita untuk mengikutinya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 12:08:34 PM
tidak ada yang mengatakan "harus memujinya". rasa hormat harus ditujukan kepada setiap orang dan bukan kepada "setiap pandang salah".

Di sini juga tidak ada yang mengatakan bahwa kita harus mengikuti ornag yang mengaku buddha. Tapi juga tidak ada yang mengatakan bahwa kita harus menghina, mengejek dan memperolok-olok orang yang mengaku buddha.

Kebenaran tidak dapat dikenali melalui orangnya. Tapi kebenaran itu sendirilah yang harus dikenali, maka kita akan mengetahui siapa orangnya. selama tidak datang pengetahuan yang sangat meyakinkan kepada kita, bahwa seseorang yang mengaku buddha itu memang benar-benar buddha, maka tidak ada keharusan bagi kita untuk mengikutinya.
penasaran, pengen tau menghormati para buda dan arahat itu seperti apa?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 12:13:38 PM
penasaran, pengen tau menghormati para buda dan arahat itu seperti apa?

sebagaimana halnya menghormati setiap orang, yaitu dengan tidk menghina, tidak memperolok-olok, tidak menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 12:14:55 PM
sebagaimana halnya menghormati setiap orang, yaitu dengan tidk menghina, tidak memperolok-olok, tidak menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor.
dan?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 27 December 2011, 01:46:08 PM
mungkin saja. apakah tidak ada pengetahuan yang menjelaskan bagaimana perbedaan antara "keras kasih sayang" dengan "keras kebencian" ?

bukankah orang yang membunuh sekalipun bisa beralasan "atas dasar kasih sayang" ?

anda benar sekali...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 27 December 2011, 01:57:15 PM
sebagaimana halnya menghormati setiap orang, yaitu dengan tidk menghina, tidak memperolok-olok, tidak menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor.
tujuan para member disini hanya meluruskan yang perlu di luruskan apakah itu berarti benci? memperolok? menghina? jika anda katakan semua member disini membencinya coba anda tanyakan apakah mereka memiliki rasa itu ? apakah mereka marah .? dan coba anda bandingkan dengan kata2 ym choa yg seperti dibawah ini:
Quote
Gotama adalah orang yang paling bertangung jawab akan hal ini, dialah yang pertama sekali berhalsinasi setelah kekurangan giji di hutan uruwela, menurut ilmu kesehatan modern orang yang tidak makan dan minum selama 49 hari boleh dimasukan ke RSJ, apalagi kalu membaca klaim dia;

 ;D
1-dia menyatakan disinya mencapai penerangan sempurna?
orang bermeditasi alias halusinasi kerasu ;Dkan jin alias sakau ini....cuihhh
setuju teman-teman DC, si Gotama ini biang kerok halusinasi, biang kerok sakau, biang kerok mabok, yang harus di hujat karena menyuruh orang bermeditasi, orang gila macam ini pantas di hujat,!!!

2-dia menyatakan ajaran dia ajaran kebenaran dan dapat di buktikan dengan mempraktekanya?
orang gila yang sakau ini sunguh tidak tahu diri, cuba ada yang menulis dapat membuktikan apa yang dikatakanya hanya sebagian kecil saja, bakalan di bilang orang gila. maka Gotama rajanya gila dengan segala ajaranya

3-Gotama mengaku dapat melihat past live?
come on, hei mana ada yang percaya, kalau loh doang yang bisa, karena kalau orang lain bisa lihat past live di bilang mabok, sakau, halusinasi, maka Gotama adalah raja dari semua itu

4-semua ajaran yang tidak dapat dicerna logika "orang intelek" adalah halusinasi, gila sakau sinting
Gotama yang pertama mencetuskan, maka Gotama yang bertangung jawab akan semua ini, karena dialah yang mengajarkan semua itu

sekian dulu, banyak yang membuat Gotama pantas di sebut sakau, gila , halunisasi, mabok, dan tolo untuk sementara 4 ini saja dulu

pesan saya, Gotama ngapain ente ngajarin yang jika di praktekan akan dimaki-maki orang, di bilang gila ente gila ya Gotama???

dibandingkan komentar rekan lain coba anda perhatikan komentar siapa yg mengandung kebencian, amarah, memperolok, menghina dll :)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 02:06:43 PM
Dalam Ajaran Buddha, seseorang dihormati karena memiliki Moralitas dan Kebijaksanaan.

Walaupun seseorang mengaku hanya seorang budak yang remeh, jika dia memiliki moralitas dan kebijaksanaan, ia pantas dihormati, dan tidak layak dicela.

Walaupun seseorang mengaku Arahat atau Buddha sekalipun, tanpa moralitas dan kebijaksanaan, maka ia pantas dicela dan tidak layak dihormati.

Belajar Ajaran Buddha, seharusnya kita memahami apa itu kebijaksanaan, bagaimana orang bijaksana bertindak, sehingga tidak bias oleh 'gelar-gelar' tidak jelas. Sungguh amat disayangkan kalau orang menjadi apati terhadap hal tersebut. Ibaratnya orang berjubah, kepala botak, lalu dinafkahi. Bhikkhu betulan yah bagus, kalo jackpot dapat Arahat, lebih untung lagi. Kalau bhikkhu palsu, ya udah, hitung-hitung kamma baik.

Orang-orang yang kurang bijaksana begini yang menyuburkan kehancuran Buddha-sasana.

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 02:11:03 PM
tujuan para member disini hanya meluruskan yang perlu di luruskan apakah itu berarti benci? memperolok? menghina? jika anda katakan semua member disini membencinya coba anda tanyakan apakah mereka memiliki rasa itu ? apakah mereka marah .?

sebenarnya, siapa yang mengatakan semua member di sini membencinya? sepertinya tidak ada. hanya ada yang mengatakan "jangan memperolok siapa saja yang mengaku arahat atau tidak mengaku arahat". artinya, jangan memperolok kepada siapapun orangnya. Silahkan diquote, jika ada yang menyatakan "semua memberi di sini marah"

Quote
dibandingkan komentar rekan lain coba anda perhatikan komentar siapa yg mengandung kebencian, amarah, memperolok, menghina dll :)

sepertinya, tidak perlu seseorang dibandingkan dengan orang lain, siapa yang lebih sabar dan siapa yang lebih marah batinnya. Tapi nasihat yang baik itu adalah bagi semua orang yang mengharapkan dirinya dapat menjadi lebih baik.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 02:13:53 PM
Dalam Ajaran Buddha, seseorang dihormati karena memiliki Moralitas dan Kebijaksanaan.

Walaupun seseorang mengaku hanya seorang budak yang remeh, jika dia memiliki moralitas dan kebijaksanaan, ia pantas dihormati, dan tidak layak dicela.

Walaupun seseorang mengaku Arahat atau Buddha sekalipun, tanpa moralitas dan kebijaksanaan, maka ia pantas dicela dan tidak layak dihormati.

Belajar Ajaran Buddha, seharusnya kita memahami apa itu kebijaksanaan, bagaimana orang bijaksana bertindak, sehingga tidak bias oleh 'gelar-gelar' tidak jelas. Sungguh amat disayangkan kalau orang menjadi apati terhadap hal tersebut. Ibaratnya orang berjubah, kepala botak, lalu dinafkahi. Bhikkhu betulan yah bagus, kalo jackpot dapat Arahat, lebih untung lagi. Kalau bhikkhu palsu, ya udah, hitung-hitung kamma baik.

Orang-orang yang kurang bijaksana begini yang menyuburkan kehancuran Buddha-sasana.



demikianlah menurut ajaran sang Buddha versi satu. sedangkan menurut sang Buddha versi lainya, "rasa hormat harus ditunjukan kepada semua orang. kepada orang yang menggapnya musuh sekalipun". sebagaimana halnya metta, harus dipancarkan kepada semua orang, termasuk kepada orang  yang memotong-motong tubuhnya sekalipun.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 02:14:30 PM
Dalam Ajaran Buddha, seseorang dihormati karena memiliki Moralitas dan Kebijaksanaan.

Walaupun seseorang mengaku hanya seorang budak yang remeh, jika dia memiliki moralitas dan kebijaksanaan, ia pantas dihormati, dan tidak layak dicela.

Walaupun seseorang mengaku Arahat atau Buddha sekalipun, tanpa moralitas dan kebijaksanaan, maka ia pantas dicela dan tidak layak dihormati.

Belajar Ajaran Buddha, seharusnya kita memahami apa itu kebijaksanaan, bagaimana orang bijaksana bertindak, sehingga tidak bias oleh 'gelar-gelar' tidak jelas. Sungguh amat disayangkan kalau orang menjadi apati terhadap hal tersebut. Ibaratnya orang berjubah, kepala botak, lalu dinafkahi. Bhikkhu betulan yah bagus, kalo jackpot dapat Arahat, lebih untung lagi. Kalau bhikkhu palsu, ya udah, hitung-hitung kamma baik.

Orang-orang yang kurang bijaksana begini yang menyuburkan kehancuran Buddha-sasana.


itu bukan ajaran buda, kalau ajaran buda, kentut orang kaya pasti di bilang wangi ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 27 December 2011, 02:15:27 PM
sebenarnya, siapa yang mengatakan semua member di sini membencinya? sepertinya tidak ada. hanya ada yang mengatakan "jangan memperolok siapa saja yang mengaku arahat atau tidak mengaku arahat". artinya, jangan memperolok kepada siapapun orangnya. Silahkan diquote, jika ada yang menyatakan "semua memberi di sini marah"

sepertinya, tidak perlu seseorang dibandingkan dengan orang lain, siapa yang lebih sabar dan siapa yang lebih marah batinnya. Tapi nasihat yang baik itu adalah bagi semua orang yang mengharapkan dirinya dapat menjadi lebih baik.
menurut anda kata2 dibawah ini di tujukan kepada semua member atau "seseorang"?
sebagaimana halnya menghormati setiap orang, yaitu dengan tidk menghina, tidak memperolok-olok, tidak menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 02:19:32 PM
maksud KA disini, kalau ada yang mengaku arahat, jangan curiga, kita harus menghormatinya, kalau dia bilang ajaran buda dalam sutta salah kita harus menghormatinya, kita ini belum selevel, jangan menganggap salah pandangan arahat itu karena kita ini masih bodoh belum mencapai arahat.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 02:24:44 PM
Quote from: wang ai lie
menurut anda kata2 dibawah ini di tujukan kepada semua member atau "seseorang"?

Quote
sebagaimana halnya menghormati setiap orang, yaitu dengan tidk menghina, tidak memperolok-olok, tidak menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor.

kata-kata itu ditujukan kepada pembaca, siapa saja yang menjadi pembaca. dan bukan berarti menyatakan "semua pembaca marah". Itu adalah penjelasan yang menjelaskan "rasa hormat" dan bukan sebuah "tuduhan" kepada "seseorang" atau "semua".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 02:26:43 PM
maksud KA disini, kalau ada yang mengaku arahat, jangan curiga, kita harus menghormatinya, kalau dia bilang ajaran buda dalam sutta salah kita harus menghormatinya, kita ini belum selevel, jangan menganggap salah pandangan arahat itu karena kita ini masih bodoh belum mencapai arahat.

 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: kumara on 27 December 2011, 02:34:15 PM
Salam teman2, namo buddhaya
Back to topic masih bisakah?
Kembali ke pencapaian nibbana, cuma penekanan pada dimanakah Arahat

dari pada berpage2 isinya cuma bantah - bantahan  :(

Belum lama saya membaca buku dari perpus DC berjudul A SPIRITUAL BIOGRAPHY : Venerable Ācariya Man Bhūridatta Thera By Ācariya Mahā Boowa Ñāṇasampanno.

Pada Malam berikutnya saat Ācariya Man mencapai vimutti, sejumlah Buddha, didampingi para Arahat pengikut-Nya datang untuk memberikan selamat kepadanya atas  vimuttidhamma-nya. Suatu malam, seorang Buddha, bersama sepuluh ribu siswa Arahat, datang berkunjung; malam berikutnya, ia juga dikunjungi oleh Buddha lainnya yang ditemani seratus ribu siswa Arahat. Tiap malam secara bergantian Buddha lainnya datang untuk menunjukkan apresiasinya.

Apa yang masih membuatnya bingung adalah: bagaimana Buddha dan Para Arahat yang telah mencapai anupādisesa-nibbāna tanpa ada yang tersisa, masih muncul dalam bentuk tubuh fisik. Buddha menjelaskan hal ini kepadanya: dst....

Hal ini di ceritakan oleh Acariya Man dan ditulis oleh Ācariya Mahā Boowa , bhikkhu Theravada yang mengembangkan silsilah Dhutanga Kammathana.
 
Dalam buku ini tidak dibicarakan mengenai kelahiran kembali seorang Arahat, namun sepertinya memberikan informasi baru tentang kondisi setelah parinibbana. Selama ini saya berpikir bahwa setelah Parinibbana makhluk akan "menjadi diluar konsep"


Pertanyaan nya :
Apakah hal ini dijelaskan dalam Tipitaka? Adakah penjelasan dan penceraham dari saudara2 se dhamma yang lebih senior? Atau penulisan dari acariya maha boowa tersebut yang salah masih diliputi noda mengagungkan gurunya ?

Jangan di bantai atau di tanya balik yah, saya memang baru buat id ini, tapi silent reader sudah lama. Cuma tertarik topik dan "pengembangan topik". Saya tahu pada akhirnya memang harus ehipasiko, menjadi arahat untuk mengetahui yang terjadi.
 
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 27 December 2011, 02:44:02 PM
sebagaimana halnya menghormati setiap orang, yaitu dengan tidk menghina, tidak memperolok-olok, tidak menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor.

kang asep, bagaimana pula seorang ym choa guru para Arahat memaki dan melecehkan seorang Gotama (anda sudah membaca), pendapat kamu dimana
tolong dijawab, jangan diputar2 dengan teori hakim.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 27 December 2011, 02:49:27 PM
Apa yang masih membuatnya bingung adalah: bagaimana Buddha dan Para Arahat yang telah mencapai anupādisesa-nibbāna tanpa ada yang tersisa, masih muncul dalam bentuk tubuh fisik. Buddha menjelaskan hal ini kepadanya: dst....
Hal ini di ceritakan oleh Acariya Man dan ditulis oleh Ācariya Mahā Boowa , bhikkhu Theravada yang mengembangkan silsilah Dhutanga Kammathana.
 
Dalam buku ini tidak dibicarakan mengenai kelahiran kembali seorang Arahat, namun sepertinya memberikan informasi baru tentang kondisi setelah parinibbana. Selama ini saya berpikir bahwa setelah Parinibbana makhluk akan "menjadi diluar konsep"

mungkin saja Sammasabuddha dan Arahat dari bumi lain.
Karena memang tidak disebutkan nama Sammasambuddha dan nama Arahat yang pernah kita baca di sutta-sutta Pitaka
 
Quote
Pertanyaan nya :
Apakah hal ini dijelaskan dalam Tipitaka? Adakah penjelasan dan penceraham dari saudara2 se dhamma yang lebih senior? Atau penulisan dari acariya maha boowa tersebut yang salah masih diliputi noda mengagungkan gurunya ?
mengagungkan guru tidak melanggar Vinaya, menurut saya malah bagus sekali, memang seorang guru yang berpraktek benar, patut diagungkan.

para Arahat dulu juga mengagungkan Buddha Gotama, coba  rajin 'bongkar' sutta2 Tipitaka

Quote
Jangan di bantai atau di tanya balik yah, saya memang baru buat id ini, tapi silent reader sudah lama. Cuma tertarik topik dan "pengembangan topik". Saya tahu pada akhirnya memang harus ehipasiko, menjadi arahat untuk mengetahui yang terjadi.

emang member DC tukang bantai ? persepsi dari mana ya ?  :)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 02:57:29 PM
kang asep, bagaimana pula seorang ym choa guru para Arahat memaki dan melecehkan seorang Gotama (anda sudah membaca), pendapat kamu dimana
tolong dijawab, jangan diputar2 dengan teori hakim.

telah dinyatakan secara berulang-ulang, bahwa siapapun hendaknya tidak boleh melecehkan, memperolok-olok yang lain siapapun juga.

Nama Gotama nama yang dihormati oleh umat buddha, oleh karena itu melecehkan namanya berarti akan menyakiti orang-orang yang mengagungkan nama itu.

tapi kalau ada orang berkata, "orang yang mengaku bisa melihat mara itu orang sinting" yang merupakan ejekan yang ditujukan kepada orang yang mempunyai pengalaman spiritual melihat mara. Dan orang lain menjawab, "Kalau begitu, si Gotama itu sinting, karena ia mengaku melihat mara". maka sebenarnya itu bukan pelecehan terhadap nama Gotama, tapi pelecehan terhadap cara berpikir si pengejek yang pertama. Ejekan tersebut seperti bumerang yang dilemparkan ke arah mata angin, sudah menjadi hukum alam bumerang itu kembali kepada yang melemparkannya. Tetapi menjadi sangat berbahaya dan mengherankan, apalabila perkataan seperti itu terus ditafsirkan sebagai "pelecehan terhadap nama Agung Gotama". Mungkin penafsiran seperti itu diperlukan untuk membangkitkan kecemburuan dan dukungan sesama umat buddhis yang kurang jeli dalam pemikirannya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: wang ai lie on 27 December 2011, 03:02:03 PM
telah dinyatakan secara berulang-ulang, bahwa siapapun hendaknya tidak boleh melecehkan, memperolok-olok yang lain siapapun juga.

Nama Gotama nama yang dihormati oleh umat buddha, oleh karena itu melecehkan namanya berarti akan menyakiti orang-orang yang mengagungkan nama itu.

tapi kalau ada orang berkata, "orang yang mengaku bisa melihat mara itu orang sinting" yang merupakan ejekan yang ditujukan kepada orang yang mempunyai pengalaman spiritual melihat mara. Dan orang lain menjawab, "Kalau begitu, si Gotama itu sinting, karena ia mengaku melihat mara". maka sebenarnya itu bukan pelecehan terhadap nama Gotama, tapi pelecehan terhadap cara berpikir si pengejek yang pertama. Ejekan tersebut seperti bumerang yang dilemparkan ke arah mata angin, sudah menjadi hukum alam bumerang itu kembali kepada yang melemparkannya. Tetapi menjadi sangat berbahaya dan mengherankan, apalabila perkataan seperti itu terus ditafsirkan sebagai "pelecehan terhadap nama Agung Gotama". Mungkin penafsiran seperti itu diperlukan untuk membangkitkan kecemburuan dan dukungan sesama umat buddhis yang kurang jeli dalam pemikirannya.

tunjukan saja kata2 melecehkan , memperolok , menghina menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor. saya tanyakan kembali karena anda tiba2 memunculkan hal tersebut, coba anda tunjukan jika tidak ada , lantas darimana anda bisa menyatakan hal seperti itu ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 03:05:37 PM
tunjukan saja kata2 melecehkan , memperolok , menghina menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor. saya tanyakan kembali karena anda tiba2 memunculkan hal tersebut, coba anda tunjukan jika tidak ada , lantas darimana anda bisa menyatakan hal seperti itu ?

semua itu sudah jelas, bagi orang yang mau memikirkannya dengan tenang dan benar.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 03:08:24 PM
demikianlah menurut ajaran sang Buddha versi satu. sedangkan menurut sang Buddha versi lainya, "rasa hormat harus ditunjukan kepada semua orang. kepada orang yang menggapnya musuh sekalipun". sebagaimana halnya metta, harus dipancarkan kepada semua orang, termasuk kepada orang  yang memotong-motong tubuhnya sekalipun.
Buddha mengajarkan bahwa para bijaksana memuji hal yang perlu dipuji dan mencela hal yang patut dicela. Di kesempatan lain, Buddha juga mengatakan tidak memunculkan kebencian walaupun kepada orang yang menggergaji tubuh kita.

Ini adalah Ajaran Buddha yang sama. Anda memang tidak konsisten tidak mampu membedakan ajaran membedakan yang patut dipuji/dicela dan ajaran cinta kasih, atau anda mau menggiring opini bahwa Buddha ajarannya tidak konsisten?

Sekalian anda bilang Buddha memuji orang yang menggergaji orang lain saja sekaligus mencintai perbuatan tercela?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 03:09:28 PM
itu bukan ajaran buda, kalau ajaran buda, kentut orang kaya pasti di bilang wangi ;D
Bukan buda yang itu, bang. ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 03:12:11 PM
Bukan buda yang itu, bang. ;D
anda belum mencapai level LSY bang ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 03:12:51 PM
Salam teman2, namo buddhaya
Back to topic masih bisakah?
Kembali ke pencapaian nibbana, cuma penekanan pada dimanakah Arahat

dari pada berpage2 isinya cuma bantah - bantahan  :(

Belum lama saya membaca buku dari perpus DC berjudul A SPIRITUAL BIOGRAPHY : Venerable Ācariya Man Bhūridatta Thera By Ācariya Mahā Boowa Ñāṇasampanno.

Pada Malam berikutnya saat Ācariya Man mencapai vimutti, sejumlah Buddha, didampingi para Arahat pengikut-Nya datang untuk memberikan selamat kepadanya atas  vimuttidhamma-nya. Suatu malam, seorang Buddha, bersama sepuluh ribu siswa Arahat, datang berkunjung; malam berikutnya, ia juga dikunjungi oleh Buddha lainnya yang ditemani seratus ribu siswa Arahat. Tiap malam secara bergantian Buddha lainnya datang untuk menunjukkan apresiasinya.

Apa yang masih membuatnya bingung adalah: bagaimana Buddha dan Para Arahat yang telah mencapai anupādisesa-nibbāna tanpa ada yang tersisa, masih muncul dalam bentuk tubuh fisik. Buddha menjelaskan hal ini kepadanya: dst....

Hal ini di ceritakan oleh Acariya Man dan ditulis oleh Ācariya Mahā Boowa , bhikkhu Theravada yang mengembangkan silsilah Dhutanga Kammathana.
 
Dalam buku ini tidak dibicarakan mengenai kelahiran kembali seorang Arahat, namun sepertinya memberikan informasi baru tentang kondisi setelah parinibbana. Selama ini saya berpikir bahwa setelah Parinibbana makhluk akan "menjadi diluar konsep"


Pertanyaan nya :
Apakah hal ini dijelaskan dalam Tipitaka? Adakah penjelasan dan penceraham dari saudara2 se dhamma yang lebih senior? Atau penulisan dari acariya maha boowa tersebut yang salah masih diliputi noda mengagungkan gurunya ?

Jangan di bantai atau di tanya balik yah, saya memang baru buat id ini, tapi silent reader sudah lama. Cuma tertarik topik dan "pengembangan topik". Saya tahu pada akhirnya memang harus ehipasiko, menjadi arahat untuk mengetahui yang terjadi.
Nah, ini ada yang BTT. :)
Soal apa yang terjadi setelah Arahat, sesungguh2nya kita tidak tahu, kecuali kita sendiri telah mencapainya. Untuk itu kalau kita bahas, maka kita gunakan tolok ukur yang kita setujui bersama dulu.

Nah, menurut anda, lebih pantas mana yang kita prioritaskan: Tipitaka atau pengalaman pribadi?

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 03:16:31 PM
Buddha mengajarkan bahwa para bijaksana memuji hal yang perlu dipuji dan mencela hal yang patut dicela. Di kesempatan lain, Buddha juga mengatakan tidak memunculkan kebencian walaupun kepada orang yang menggergaji tubuh kita.

menuji hal yang perlu dipuji itu berbeda dengan memuji orang. mencela hal yang patut dicela, itu tidak sama dengan mencela orang. Tidak ada di dalam sutta manapun di mana sang buddha mengajarkan para bikkhu untuk mencela orang lain.

Quote
Ini adalah Ajaran Buddha yang sama.

demikian menurut satu pendapat yang berbeda dengan pendapat lainnya. dan setiap orang tidak termask melanggar hukum apabila memiliki pendapat yang berbeda.

Quote
Sekalian anda bilang Buddha memuji orang yang menggergaji orang lain saja sekaligus mencintai perbuatan tercela?

sebaimana telah dikatakan tadi, bahwa memuji hal yang patut dipuji, itu berbeda dengan memuji orang. apakah hal = orang?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 03:24:20 PM
betul, kalau ada yang membunuh, jangan mencela orangnya tapi membunuhnya yang dicela.

jadi saudara2, apabila ada yang membunuh jangan dicela, jangan dihina, jangan marah, jangan benci, kita harus menghormati pembunuhnya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 03:24:56 PM
menuji hal yang perlu dipuji itu berbeda dengan memuji orang. mencela hal yang patut dicela, itu tidak sama dengan mencela orang. Tidak ada di dalam sutta manapun di mana sang buddha mengajarkan para bikkhu untuk mencela orang lain.

demikian menurut satu pendapat yang berbeda dengan pendapat lainnya. dan setiap orang tidak termask melanggar hukum apabila memiliki pendapat yang berbeda.

sebaimana telah dikatakan tadi, bahwa memuji hal yang patut dipuji, itu berbeda dengan memuji orang. apakah hal = orang?
Baiklah hal bukan orang.

Berarti menurut anda Buddha juga memuji hal penggergajian orang dan mencintai hal mencela apa yang patut dicela.
Mau sampai kapan anda berkelit?

Perbedaan pendapat memang bukan hal kriminal. Hanya saja tidak mengakui kesalahan dan terus berkelit hanya akan membuat seseorang lebih terperosok.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 03:26:31 PM
betul, kalau ada yang membunuh, jangan mencela orangnya tapi membunuhnya yang dicela.

jadi saudara2, apabila ada yang membunuh jangan dicela, jangan dihina, jangan marah, jangan benci, kita harus menghormati pembunuhnya.
Betul, karena perbuatan adalah satu hal, pelaku adalah hal lain.
Maka celalah hal pembunuhan, tapi tetap hormatilah si pembunuh bak arahat. Kalau Arahat betulah, dapat kamma baik. Kalau ternyata arahat palsu, yah kamma baik juga.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 03:33:00 PM
betul, kalau ada yang membunuh, jangan mencela orangnya tapi membunuhnya yang dicela.

jadi saudara2, apabila ada yang membunuh jangan dicela, jangan dihina, jangan marah, jangan benci, kita harus menghormati pembunuhnya.

hal tersebut benar. "perbuatan membunuh" itulah yang layak untuk dicela. karena itulah perbuatan yang tidk terpuji. dengan mencelanya, orang akan menjauhi perbuatan seperti itu.

sedangkan orngnya, merupakan sesuatu yang tidak layak dicela oleh para bijaksana. ia mengetahui bahwa setiap orang itu terdiri dari unsur dan faktor, ia terdiri dari zat, nama, sifat dan perbuatan. ketika mencela seseorang, berarti ia melibatkan keseluruhan faktor orang tersebut, mencela orang akan berarti mencela hal-hal yang tidak patut dicela.

Selain melakukan keburukan dengan membunuh, di satu sisi yang mungkin orng tidak tahu, dia juga melakukan kebaikan. maka jelas, yang seharusnya dijelas adalah perbuatan membunuhnya itu saja, dan bukan perbuatan lainnya yang dia lakukan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 03:36:18 PM
ya sayangnya buda berpikir lain, ada orang yang menghalangi jalan buda saja kutukannya bisa sampe masuk avici. sungguh kasihan, buda tidak mau menghargai orang itu.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 03:36:42 PM
Baiklah hal bukan orang.

Berarti menurut anda Buddha juga memuji hal penggergajian orang dan mencintai hal mencela apa yang patut dicela.
Mau sampai kapan anda berkelit?

b uddha tidak memuji perbuatan keji tersebut. tidak pula memuji orangnya. dia mencela perbuatan keji, tapi tidak mencela orang yang berbuatnya.

apakah tidak mencela suatu perbuatan = memuji perbuatan itu?

Quote
Perbedaan pendapat memang bukan hal kriminal. Hanya saja tidak mengakui kesalahan dan terus berkelit hanya akan membuat seseorang lebih terperosok.


salah kata siapa, menurut siapa?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 03:37:19 PM
Masih berkelit juga.

Kalau gitu untuk apa kita hormat ke orang mulia? Siapa tahu di masa lalu juga pernah bejad?

Terlebih lagi, untuk apa kita hormat ke Arahat bahkan ke Buddha? Toh hanya perpaduan unsur-unsur nama dan rupa saja.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 03:39:36 PM
ya sayangnya buda berpikir lain, ada orang yang menghalangi jalan buda saja kutukannya bisa sampe masuk avici. sungguh kasihan, buda tidak mau menghargai orang itu.

demikianlah biografi sang buddha menurut satu versi. tidak demikian menurut versi lainnya. mustahil sang Buddha mengutuk seseorang sehingga orang itu masuk ke dalam neraka avici.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 03:42:08 PM
b uddha tidak memuji perbuatan keji tersebut. tidak pula memuji orangnya. dia mencela perbuatan keji, tapi tidak mencela orang yang berbuatnya.

apakah tidak mencela suatu perbuatan = memuji perbuatan itu?
Berarti sudah seharusnya anda tidak mengorelasikan hal terpuji/tercela dan cinta kasih, terlepas dari pelakunya, bukan? Hal membahas yang tidak relevan itu yang membuat saya mengatakan anda inkonsisten.


Quote
salah kata siapa, menurut siapa?
Tentu saja bagi orang yang dengan akal sehat mengetahui apa itu benar dan salah. Untuk orang yang tidak pernah mengakui diri sendiri bisa salah, diri sendiri tidak pernah salah sebab benar-salah relatif, ya tentu jadi absurd.

Mungkin kalau anda ditangkap karena maling ayam juga anda akan membela diri dengan bertanya, "salah menurut siapa?"

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 03:43:34 PM
Masih berkelit juga.

Kalau gitu untuk apa kita hormat ke orang mulia? Siapa tahu di masa lalu juga pernah bejad?

bukan hanya orang mulia. setiap orang, atau siapapun harus dihormati. karna setiap orang memiliki benih-benih kebajikan. Setiap orang adalah calon buddha.

Quote
Terlebih lagi, untuk apa kita hormat ke Arahat bahkan ke Buddha? Toh hanya perpaduan unsur-unsur nama dan rupa saja.

bukan hanya kepada arahat atau kepada buddha. setiap orang, atau siapapun harus dihormati. karna setiap orang memiliki benih-benih kebajikan. Setiap orang adalah calon buddha.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 03:44:24 PM
demikianlah biografi sang buddha menurut satu versi. tidak demikian menurut versi lainnya. mustahil sang Buddha mengutuk seseorang sehingga orang itu masuk ke dalam neraka avici.
menurut anda kenapa seorang bisa masuk avici gara2 menghalangi jalan buda?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 03:49:39 PM
menurut anda kenapa seorang bisa masuk avici gara2 menghalangi jalan buda?
Karena setiap orang punya benih kebuddhaan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 03:50:45 PM
Mungkin kalau anda ditangkap karena maling ayam juga anda akan membela diri dengan bertanya, "salah menurut siapa?"


di pengadilan, orang dihukum harus berdasarkan undang-undang dan bukti hukum yang jelas. harus jelas, atas pasal apa hakim menjatuhkan vonis begini dan begitu.

maling ayam, dimufakati oleh semua sebagai sesuatu yang salah dan melanggar hukum. oleh karena itu, tidak perlu ditanyakan "salah menurut siapa"

tapi dalam persoalan-persoalan dimana "benar" atau "salah" belum dimukati oleh semua orang, atau oleh kdua belah pihak yang berdiskusi, maka dasar dari nilai "benar" dan "salah" itu harus dijelaskan.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 03:52:03 PM
menurut anda kenapa seorang bisa masuk avici gara2 menghalangi jalan buda?

karena dia melakukan kejahatan yang besar, yakni merintangi jalan sang Buddha, dan bukan karena dikutuk oleh sang Buddha.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 27 December 2011, 04:02:14 PM
di pengadilan, orang dihukum harus berdasarkan undang-undang dan bukti hukum yang jelas. harus jelas, atas pasal apa hakim menjatuhkan vonis begini dan begitu.

maling ayam, dimufakati oleh semua sebagai sesuatu yang salah dan melanggar hukum. oleh karena itu, tidak perlu ditanyakan "salah menurut siapa"

tapi dalam persoalan-persoalan dimana "benar" atau "salah" belum dimukati oleh semua orang, atau oleh kdua belah pihak yang berdiskusi, maka dasar dari nilai "benar" dan "salah" itu harus dijelaskan.
Nah, untuk sekali ini saya setuju dengan anda.

Sekarang saya tanya sama anda, kalau kita lagi bicara Ajaran Theravada, apakah kita pakai Kitab Pali sebagai kesepakatan benar bersama, atau pakai pengalaman pribadi?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 04:07:32 PM
Nah, untuk sekali ini saya setuju dengan anda.

Sekarang saya tanya sama anda, kalau kita lagi bicara Ajaran Theravada, apakah kita pakai Kitab Pali sebagai kesepakatan benar bersama, atau pakai pengalaman pribadi?

dalam diskusi, mana yang harus menjadi tolak ukur kebenaran adalah bergantung dari "apa yang dimufakati bersama" dan tidak bergantung kepada "apa yang sedang dibicarakan". mungkin saja, seseorang sedang berbicara tentang "kebenaran ajaran Buddha" dengan tolak ukur ilmu fisika". Demikian pula, ketika sedang berbicara tentang theravada, dengan tolak ukur kitab pali atau lainnya. masalahnya, apakah kedua belah pihak yang berdiskusi mufakat itu itu semua atau tidak? atau bahkan diskusi berlangsung karena mencari "apa yang bisa dimufakati bersama".
Title: jikalau AKU Arahat....
Post by: johan3000 on 27 December 2011, 04:11:03 PM
apakah orang itu mengaku diri seorang arahat atau bukan, seharusnya kita perlakukan secara hormat. kenapa?

Jika dia benar-benar arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan karma buruk yang berat
2. menghormatinya berarti kamma baik yang besar

jika dia sebenarnya arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan kamma baik
2. menghormatinya berarti kamma baik

Kesimpulanya, orang itu arahat atau bukan, tidak ada kerugiannya bila kita menghormati orang itu. sebaliknya, jika orng itu benar-benar arahat, maka sangatlah rugi bagi orang yang memperolok-oloknya.

Tetapi, ketika seseorang berpikir "tidaklah mungkin dia itu arahat". padahal dia sendiri tlah mengetahui bahwa tidak ada seseorang yang dapat menilai arahat, kecuali orang yang memiliki level di atas arahat itu sendiri. jadi, dengan merasa pasti bahwa seseorang itu bukan arahat, apakah berarti menunjukan bahwa si penilai merasa lebih tinggi dari arahat?

jikalau seseorang itu mengaku di arahat......

boleh deh mulai 10 pertanyaan, kemudian 100 pertanyaan dan seterusnya ... sampai max 3000 pertanyaan...
tapi apakah dalam ajaran Buddhist, bolehkah orang (berarti bukan Biksu ya) mengaku dia arahat ?

Jikalau AKU Arahat.....
akan aku menjawab semua pertanyaan tanpa menggunakan kata BODOH, maupun kata2 sejenisnya...

Jikalau AKU Arahat....
aku akan membuat Banner....dgn tulisan... awas ini ada Arahat, menghina point MINUSnya akan besar sekali...
Tapi silahkan di test melalui cara 1,2,3,4,5...... sampai semua member puas....   pemenangnya  rp 1M, jadi bakal rame

Jikalau AKU Arahat...
nah posting2 yg ngawur di DC, gw buat... fontnya, characternya, spt semut bergerak dan berombak2 sehingga susah dibaca...Jadi seperti sejenis AUTO CLEAN TO ALL POSTING begitu, jadi para Mod tinggal enaknya aja...

bagaimana buka thread baru dgn judul...
Jikalau AKU Arahat ... ?

 _/\_ :P
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 04:14:38 PM
ada yang salah pada postingan : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21689.msg385734#msg385734

seharusnya

jika dia sebenarnya bukan arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan kamma buruk
2. menghormatinya berarti kamma baik


[gmod=KK]Sudah dikoreksi.[/gmod]
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: johan3000 on 27 December 2011, 04:22:36 PM
ada yang salah pada postingan : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21689.msg385734#msg385734

seharusnya

jika dia sebenarnya bukan arahat :

1. memperolok-oloknya merupakan kamma buruk
2. menghormatinya berarti kamma baik
adakah resep jitu dari KA
utk mengetest apakah seseorang arahat atau tidak
dgn cepat, praktis, sopan dan memiliki hasil (jawaban) yg dpt dipertanggung jawabkan... (akurat) ?

bila bro KA merekomendasikan sesuatu yg jangan dilakukan,
apakah bro KA juga merekomendasikan apa yg dpt dilakukan utk mencapai hasil tsb (tau kalau dia arahat) ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 27 December 2011, 04:45:48 PM
Karena setiap orang punya benih kebuddhaan.

praktek bodhisatva
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 06:27:56 PM
hal tersebut benar. "perbuatan membunuh" itulah yang layak untuk dicela. karena itulah perbuatan yang tidk terpuji. dengan mencelanya, orang akan menjauhi perbuatan seperti itu.

sedangkan orngnya, merupakan sesuatu yang tidak layak dicela oleh para bijaksana. ia mengetahui bahwa setiap orang itu terdiri dari unsur dan faktor, ia terdiri dari zat, nama, sifat dan perbuatan. ketika mencela seseorang, berarti ia melibatkan keseluruhan faktor orang tersebut, mencela orang akan berarti mencela hal-hal yang tidak patut dicela.

Selain melakukan keburukan dengan membunuh, di satu sisi yang mungkin orng tidak tahu, dia juga melakukan kebaikan. maka jelas, yang seharusnya dijelas adalah perbuatan membunuhnya itu saja, dan bukan perbuatan lainnya yang dia lakukan.
lucu juga, berarti kalau ada penjahat membunuh, cela lah pembunuhannya, orangnya jangan, jadi kalau mau penjara/hukum, yang dihukum kejahatannya jangan orangnya gitu ya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 09:08:05 PM
adakah resep jitu dari KA
utk mengetest apakah seseorang arahat atau tidak
dgn cepat, praktis, sopan dan memiliki hasil (jawaban) yg dpt dipertanggung jawabkan... (akurat) ?

bila bro KA merekomendasikan sesuatu yg jangan dilakukan,
apakah bro KA juga merekomendasikan apa yg dpt dilakukan utk mencapai hasil tsb (tau kalau dia arahat) ?

Mungkin, ada orang lain yang memiliki pengetahuan, keterampilan atau cara dalam menguji secara benar, apakah seseorang itu benar-benar telah mencapai arahat atau tidak. pengetahuan, keterampilan dan cara menguji seperti apapun hendaknya digunakan secara baik dan tujuan yang baik, jangan digunaka dengan salah dan tujuan yang salah.

Orang yang merasa perlu untuk menguji kearahatan seseorang, mungkin akan mencari cara, bagaimana cara mengujinya? Cara yang paling efektif adalah harus menjadi orang yang kualitas batinnya berada di atas arahat. barulah bisa menilai secara benar, tntang kearahatan seseorang.

apakah seorang yang arahat bisa menguji, apakah seseorang itu arahat atau bukan? Bisa saja. tapi apa yang akan dijadikan tolak ukur? Sutta? jika ya, maka caranya tinggal bandingan ciri-ciri arahat menurut sutta dan ciri-ciri yang dimiliki seseorang. end.

masalah yang terjadi umumnya bukan pada "pengetesan" tersebut, melainkan pada "usaha untk mendesak seseorang yang mengaku arahat, untuk mengakui bahwa pengakuannya itu salah". Ini caranya berbeda dari sekedar "mengetes kearahatan seseorang".
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Kang_Asep on 27 December 2011, 09:13:03 PM
lucu juga, berarti kalau ada penjahat membunuh, cela lah pembunuhannya, orangnya jangan, jadi kalau mau penjara/hukum, yang dihukum kejahatannya jangan orangnya gitu ya?

yang harus dihukum adala penjahat. adapun orang tidaklah sama dengan penjahat. seandainya seseorang melakukan korupsi, maka ia layak disebut penjahat. Tapi ia juga seorang yang gemar bersedekah, maka ia juga merupakan seorang yang disebut penyantun. Ketika hakim menjatuhkan vonis, maka yang dihukum itu tepatnya orang, penyantun atau penjahat? adalah mustahil hakim tersebut menghukum  orang dan penyantun. yang ia hukum adalah penjahat, yakni salah satu dari unsur/fakor yang dimiliki orang.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 10:04:20 PM
yang harus dihukum adala penjahat. adapun orang tidaklah sama dengan penjahat. seandainya seseorang melakukan korupsi, maka ia layak disebut penjahat. Tapi ia juga seorang yang gemar bersedekah, maka ia juga merupakan seorang yang disebut penyantun. Ketika hakim menjatuhkan vonis, maka yang dihukum itu tepatnya orang, penyantun atau penjahat? adalah mustahil hakim tersebut menghukum  orang dan penyantun. yang ia hukum adalah penjahat, yakni salah satu dari unsur/fakor yang dimiliki orang.
sungguh sangat luar biasa ckckckck, hal sederhana saja bisa diperumit ckckckckck
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: DragonHung on 27 December 2011, 10:05:25 PM
Salam teman2, namo buddhaya
Back to topic masih bisakah?
Kembali ke pencapaian nibbana, cuma penekanan pada dimanakah Arahat

dari pada berpage2 isinya cuma bantah - bantahan  :(

Belum lama saya membaca buku dari perpus DC berjudul A SPIRITUAL BIOGRAPHY : Venerable Ācariya Man Bhūridatta Thera By Ācariya Mahā Boowa Ñāṇasampanno.

Pada Malam berikutnya saat Ācariya Man mencapai vimutti, sejumlah Buddha, didampingi para Arahat pengikut-Nya datang untuk memberikan selamat kepadanya atas  vimuttidhamma-nya. Suatu malam, seorang Buddha, bersama sepuluh ribu siswa Arahat, datang berkunjung; malam berikutnya, ia juga dikunjungi oleh Buddha lainnya yang ditemani seratus ribu siswa Arahat. Tiap malam secara bergantian Buddha lainnya datang untuk menunjukkan apresiasinya.

Apa yang masih membuatnya bingung adalah: bagaimana Buddha dan Para Arahat yang telah mencapai anupādisesa-nibbāna tanpa ada yang tersisa, masih muncul dalam bentuk tubuh fisik. Buddha menjelaskan hal ini kepadanya: dst....

Hal ini di ceritakan oleh Acariya Man dan ditulis oleh Ācariya Mahā Boowa , bhikkhu Theravada yang mengembangkan silsilah Dhutanga Kammathana.
 
Dalam buku ini tidak dibicarakan mengenai kelahiran kembali seorang Arahat, namun sepertinya memberikan informasi baru tentang kondisi setelah parinibbana. Selama ini saya berpikir bahwa setelah Parinibbana makhluk akan "menjadi diluar konsep"


Pertanyaan nya :
Apakah hal ini dijelaskan dalam Tipitaka? Adakah penjelasan dan penceraham dari saudara2 se dhamma yang lebih senior? Atau penulisan dari acariya maha boowa tersebut yang salah masih diliputi noda mengagungkan gurunya ?

Jangan di bantai atau di tanya balik yah, saya memang baru buat id ini, tapi silent reader sudah lama. Cuma tertarik topik dan "pengembangan topik". Saya tahu pada akhirnya memang harus ehipasiko, menjadi arahat untuk mengetahui yang terjadi.
 


Saya juga tertarik untuk mendengar pendapat rekan2 yg lain tentang hal di atas.

Jangan karena jika yang menuliskan hal diatas adalah orang yg tidak di kenal maka langsung di cap 'gila' atau 'sakau', tetapi kalau yang menuliskannya adalah bhikkhu terkenal, tidak ada yg berkomentar.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 27 December 2011, 10:13:35 PM
Saya juga tertarik untuk mendengar pendapat rekan2 yg lain tentang hal di atas.

Jangan karena jika yang menuliskan hal diatas adalah orang yg tidak di kenal maka langsung di cap 'gila' atau 'sakau', tetapi kalau yang menuliskannya adalah bhikkhu terkenal, tidak ada yg berkomentar.
pernah di bahas :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=785.0
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=13936.0
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1369.0
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: kumara on 28 December 2011, 09:29:20 AM
Thanks link pembahasan acariya maha boowa

Lebih pada pembahasan bagaimana Buddha dan Para Arahat yang telah mencapai anupādisesa-nibbāna tanpa ada yang tersisa. (yang ini istilahnya Parinibbana mungkin ya?) Bukan pada Sammasambuddha dan arahat di galaxy lain yang belum parinibbana. Masih dapat hadir dalam bentuk fisik bahkan Acaraiya Mun sampai bertanya langsung pada Buddha yang datang.

Bhikkhu hutan garis keras aja bingung apalagi saya.  :'(

Trims masukkan dan jawabannya saudaraku senior. 








----------------------------------------------------------------------------------------
jaga sila cuma 5, saya masih bolong, mau mikirin pencapaian para Arahat.





Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sukma Kemenyan on 28 December 2011, 10:30:36 AM
Banyak tulisan menarik dari…
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_15:_Mahānidāna_Sutta#32 (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_15:_Mahānidāna_Sutta#32)
Terutama pada 32

[admin]add direct link[/admin]
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: senbudha on 28 December 2011, 01:03:57 PM
Kt mungkin terlalu byk membaca ajaran Budhist dgn pikiran kt yg masih diliputi kebodohan.Kt tahu benar Pangeran SIDHARTA membutuhkan BANYAK KELAHIRAN KEMBALI hanya utk mengumpulkan PARAMITA yg dibutuhkan utk MENCAPAI KEBUDHAAN,demikian jg PARA ARAHAT.Bahkan utk jd seorang Dewa pun tdk mudah.Dlm setiap Kehidupan lampau Sang BUDHA,diperlukan Pengorbanan yg SUNGGUH2 utk mencapai PARAMITA.Mengikuti ajaran Budha dan Berlindung pd TRI RATNA adlh BERLATIH utk mencapai KEBEBASAN dr SAMSARA.Mrk yg telah mencapai KEBEBASAN memegang KUNCI KEBEBASANNYA SENDIRI,walau hdp di antara kekotoran dunia saha atau apapun,mrk BEBAS krn telah padam segala kekotoran batin.Mrk bs mengambil bentuk kehidupan apapun DM KEPENTINGAN SEMUA MAKHLUK.Dlm TIPITAKA dikatakan oleh SANG BUDHA,BODHISATVA MAITREYA yg ada di SURGA TUSITA akan turun ke dunia ini utk MENCAPAI KEBUDHAAN.Skrg SAUDARA SEDHARMA,coba katakan APAKAH BODHISATVA MAITREYA MASIH MEMILIKI KEKOTORAN BATIN sehingga hrs lahir di dunia?Apakah BODHISATVA MAITREYA blm PADAM KILESANYA?Apakah BODHISATVA MAITREYA blm MENCAPAI KEARAHATAN?Mengapa HARUS LAHIR KE DUNIA YG PENUH SAMSARA?SAUDARA SEDHARMA,itu DM KEPENTINGAN MAKHLUK HIDUP YG INGIN BEBAS dr ALAM SAMSARA.HANYA SESEORANG YG TEGUH INGIN KELUAR DR ALAM SAMSARA DAN TELAH BERLATIH SAMPAI BEBAS DR ALAM SAMSARA YG MAMPU MENAHAN SEGALA PENDERITAAN DI ALAM SAMSARA.BAGI MRK YG TELAH MENCAPAI KEBEBASAN BATIN,DERITA DAN KEBAHAGIAAN DUNIA HANYALAH ILUSI BELAKA.NAMO BUDDHAYA.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 28 December 2011, 01:31:45 PM
Kt mungkin terlalu byk membaca ajaran Budhist dgn pikiran kt yg masih diliputi kebodohan.Kt tahu benar Pangeran SIDHARTA membutuhkan BANYAK KELAHIRAN KEMBALI hanya utk mengumpulkan PARAMITA yg dibutuhkan utk MENCAPAI KEBUDHAAN,demikian jg PARA ARAHAT.Bahkan utk jd seorang Dewa pun tdk mudah.Dlm setiap Kehidupan lampau Sang BUDHA,diperlukan Pengorbanan yg SUNGGUH2 utk mencapai PARAMITA.Mengikuti ajaran Budha dan Berlindung pd TRI RATNA adlh BERLATIH utk mencapai KEBEBASAN dr SAMSARA.Mrk yg telah mencapai KEBEBASAN memegang KUNCI KEBEBASANNYA SENDIRI,walau hdp di antara kekotoran dunia saha atau apapun,mrk BEBAS krn telah padam segala kekotoran batin.Mrk bs mengambil bentuk kehidupan apapun DM KEPENTINGAN SEMUA MAKHLUK.Dlm TIPITAKA dikatakan oleh SANG BUDHA,BODHISATVA MAITREYA yg ada di SURGA TUSITA akan turun ke dunia ini utk MENCAPAI KEBUDHAAN.Skrg SAUDARA SEDHARMA,coba katakan APAKAH BODHISATVA MAITREYA MASIH MEMILIKI KEKOTORAN BATIN sehingga hrs lahir di dunia?Apakah BODHISATVA MAITREYA blm PADAM KILESANYA?Apakah BODHISATVA MAITREYA blm MENCAPAI KEARAHATAN?Mengapa HARUS LAHIR KE DUNIA YG PENUH SAMSARA?SAUDARA SEDHARMA,itu DM KEPENTINGAN MAKHLUK HIDUP YG INGIN BEBAS dr ALAM SAMSARA.HANYA SESEORANG YG TEGUH INGIN KELUAR DR ALAM SAMSARA DAN TELAH BERLATIH SAMPAI BEBAS DR ALAM SAMSARA YG MAMPU MENAHAN SEGALA PENDERITAAN DI ALAM SAMSARA.BAGI MRK YG TELAH MENCAPAI KEBEBASAN BATIN,DERITA DAN KEBAHAGIAAN DUNIA HANYALAH ILUSI BELAKA.NAMO BUDDHAYA.
:hammer:
maitreya belum jadi arahat om...
coba baca kanon pali...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 28 December 2011, 01:35:22 PM
:hammer:
maitreya belum jadi arahat om...
coba baca kanon pali...

tergantung "kendaraan" yang dipilih bro..... silahkanlah berargumen tidak akan pernah ketemu kalo ga pake "satu kendaraan" yg sama
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: bawel on 28 December 2011, 02:17:22 PM
Bold: Terima kasih atas asumsi pribadinya,
Akan tetapi tidak,
Saya pribadi tidak melihat penegasan bahwa arahat "tidak kembali ke kehidupan baru"
Unless... anda membaca potongan kalimat yang terlewatkan oleh saya.

“tidak kembali ke kehidupan baru” itu kan bukan asumsi saya, tapi kata-kata sang Buddha dalam syair 496 yang saya kutip itu ;D.

Quote
syair 496
“Setelah menaklukkan bala tentara Kematian,
Tidak kembali ke kehidupan baru, <<<<<<------
Setelah mencabut keinginan hingga ke akarnya,
Godhika telah mencapai Nibbàna akhir.”

-----------
Quote
Yaps, hal ini benar-benar memberikan penegasan tentang bentuk "*poof* end of story"
Namun maaf, saya menganggap jawaban beliau merupakan jawaban untuk pertanyaan "bunuh diri" setelah nibbana.

maksudnya nibbana itu beda-beda yah? ;D atau walaupun sudah merealisasikan nibbana tapi masih punya banyak keinginan? ;D coba lihat saja sang buddha, apakah sang buddha masih punya banyak keinginan? ;D misalnya mencegah agar bumi tidak hancur atau mencoba mensucikan semua makhluk gitu? ;D

keinginan itu hanya ada pada bodhisatva dan mahkluk lainnya, yang masih belum menyadari hal yang sebenarnya atau yang sedang mencari pengetahuan yang sesungguhnya (calon buddha), bagi yang sudah menyadari hal yang sebenarnya, apa lagi yang harus dicari? ;D yang sudah benar-benar menghancurkan si pembuat rumah ;D.

--------
Quote
Amat sangat menjawab, apabila didasari oleh tanha.

Namun seperti yang kita ketahui bersama,
arahat bukan lagi "seseorang".

maksudnya walau tanpa pencapaian arahat, dalam hal ini bhikkhu channa, bisa tidak terlahirkan kembali? ;D

kalo menurut saya sih, dengan adanya tanha maka akan muncullah ‘seseorang’, dan tanpa tanha, walaupun seseorang itu masih hidup tapi sudah tidak ada lagi ‘seseorang’ itu lagi ;D.

-----------
Quote





Walaupun saya yang penuh debu masih bingung,
Akan tetapi anumodana atas sharing'nya

 _/\_

saya sendiri tidak dapat melihat keuntungan, manfaat dan juga kemungkinan untuk terlahir kembali bagi para arahat ;D. begitu juga para paceka buddha dan sang buddha sendiri ;D. itu karena mereka sudah sadar ;D. beda dengan bodhisatva, seperti pertapa sumedha yang ngak mau sadar dulu dan bertekad untuk menjadi sammasambuddha ;D. karena kalo dia sadar saat itu juga (hanya menjadi arahat dengan pengetahuan terbatas) dia tidak bisa lagi menjadi sammasambuddha ;D. *ini bisa dicek di buku riwayat hidup para buddha ;D. dan ini juga menunjukkan kalo arahat juga tidak terlahirkan kembali untuk menjadi sammasambuddha ;D.

sebenarnya masih banyak sih cerita lainnya dari sutta yang menunjukkan kalo setelah menjadi arahat itu tidak akan terlahirkan kembali, misalnya yang ada di angulimala sutta ;D.

Quote
segera setelah itu, angulimala meninggal dunia dengan tenang, dia telah merealisasi "kebebasan akhir" (parinibbana) .

para bhikkhu yang lain bertanya kepada sang buddha dimanakah angulimala akan bertumimbal lahir, sang buddha menjawab, "anak-ku telah merealisasi kebebasan akhir (parinibbana) ".

*dalam sutta itu sang buddha mengatakan angulimala sudah merealisasikan arahanta phala dan terakhirnya dengan tegas mengatakan sudah parinibbana bukan bertumimbal lahir ;D.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: hermanto1988 on 28 December 2011, 04:27:11 PM
:hammer:
maitreya belum jadi arahat om...
coba baca kanon pali...

Maitrevyakarana (Pernyataan tentang kemunculan Buddha Maitreya)


Sariputra, sang jenderal Dharma yang agung, yang paling bijaksana dan cemerlang, demi belas kasih terhadap dunia menanyakan kepada Yang Dimuliakan (Sang Bhagava), “Beberapa waktu yang lampau Anda mengatakan pada kami tentang Buddha yang akan datang, yang akan memimpin dunia pada masa yang akan datang, dan yang akan menggunakan nama Maitreya. Saya sekarang ingin mendengar lebih banya tentang kekuatan-Nya dan pemberian yang menakjubkan dari Beliau. Katakanlah kepadaku, O Yang termulia di antara manusia, tentang hal ini!”

Sang Bhagava menjawab, “Pada masa itu, samudera akan kehilangan banyak airnya, dan akan terdapat lebih sedikit air daripada saat ini. Sebagai akibatnya seorang raja dunia (cakravartin) tidak akan kesulitan untuk menyeberanginya. Jambudvipa (India) akan sangat datar di mana-mana, ia akan berukuran sepuluh ribu yojana, dan semua orang akan memiliki kebebasan untuk tinggal di sana. Ia memiliki penduduk yang tidak terhitung, yang tidak akan melakukan kejahatan, namun akan senang berbuat baik. Tanahnya akan bebas dari semak berduri, dan bahkan diselimuti dengan hamparan rerumputan hijau yang segar; ketika seseorang melompatinya, ia memberikan jalan, dan menjadi lembut bagaikan dedaunan pohon kapas. Ia memiliki padi-padian yang rasanya enak dan berbau wangi yang tumbuh pada tanahnya, tanpa perlu dibajak. Kain sutra yang mahal dan bahan kain lainnya yang berwarna-warni berkembang dari pepohonan. Pepohonan tersebut akan menghasilkan daun, bunga, dan buah secara bersamaan; mereka [tumbuh] setinggi yang dapat dicapai oleh suara dan mereka bertahan selama delapan tahun yang tak terhitung [delapan asankhyeya kalpa?]. Manusia saat itu tanpa cacat, pelanggaran sila tidak dikenal di antara para manusia, dan mereka penuh dengan semangat dan kegembiraan. Tubuh mereka sangat besar dan kulit mereka memiliki warna yang cerah. Kekuatan mereka luar biasa. Hanya tiga jenis penyakit yang diketahui- orang-orang harus mengenyangkan perutnya, mereka harus makan, mereka akan menjadi tua. Hanya ketika berusia lima ratus tahun para wanita menikah.”

“Kota Ketumati saat itu akan menjadi ibukotanya. Di dalamnya akan berdiam raja dunia, bernama Shankha, yang akan berkuasa atas seluruh dunia hingga ke batas lautan; dan ia akan membuat kemenangan dalam Dharma. Ia akan menjadi pahlawan besar, yang mendapatkan kedudukannya dengan kekuatan ratusan perbuatan baik. Penasehat spiritualnya adalah seorang brahmana, bernama Subrahmana, seorang yang terpelajar, sangat ahli dalam empat Veda, dan mendalami semua pengetahun para brahmana. Dalam brahmana tersebut akan memiliki istri bernama Brahmavati, yang cantik, menarik, anggun, dan termashyur.”

“Maitreya, yang terbaik di antara manusia, saat itu akan meninggalkan surga Tushita, dan mengalami kelahiran terakhirnya di dalam kandungan wanita tersebut. Selama sepuluh bulan penuh, ia akan mengandung tubuh cemerlang Bodhisattva. Kemudian ia akan pergi ke sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga yang cantik, dan di sana, bukan dengan duduk atau berbaring, tetapi dengan berdiri sambil berpegangan pada sebuah dahan pohon, ia akan melahirkan Maitreya. Ia, yang teragung di antara manusia, akan keluar dari sisi kanan ibunya, bagaikan matahari bersinar ketika muncul dari kumpulan awan. Tidak tercemar oleh kekotoran dari rahim bagaikan sekuntum teratai yang tidak terkotori oleh air, ia akan mengisi seluruh Triloka dengan kemuliaannya. Segera setelah ia lahir, Bodhisattva akan berjalan tujuh langkah ke depan, dan di mana ia menginjakkan kakinya sebuah permata atau sekuntum teratai akan tumbuh. Ia akan memandang ke sepuluh penjuru arah dan mengatakan perkataan ini: ‘Inilah kelahiran terakhirku. Tidak aka nada kelahiran lagi setelah ini. Tidak akan pernah aku kembali lagi ke sini, tetapi semuanya murni, aku akan mencapai Nirvana’.”
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: hermanto1988 on 28 December 2011, 04:27:37 PM
“Dan ketika ayahnya melihat bahwa putranya memiliki tiga puluh dua ciri manusia agung, dan mengetahui maksudnya dari mantra-mantra suci [dalam Veda], ia akan diliputi dengan kegembiraan, karena ia mengetahui bahwa, seperti yang ditunjukkan dalam mantra-mantra, dua cara [hidup] terbuka untuk putranya: ia akan menjadi raja dunia, atau seorang Buddha yang sempurna. Namun seraya Maitreya tumbuh dewasa, Dharma akan semakin mengambil perhatiannya, dan ia akan merenungkan bahwa semua kehidupan terbelenggu pada penderitaan. Ia akan memilliki suara merdu yang menjangkau sampai jauh; kulitnya akan berwarna keemasan, kemuliaan yang agung akan memancar dari tubuhnya, dadanya lebar, anggota tubuhnya berkembang baik, dan matanya bagaikan kelopak bunga teratai. Tubuhnya akan setinggi delapan puluh hasta dan selebar tiga puluh dua hasta. Ia akan memiliki penggiring sebanyak 84.000 orang, di mana ia mengajarkan mantra-mantra kepada mereka. Dengan para pengiring ini ia suatu hari akan pergi menuju kehidupan tanpa rumah. Pohon naga akan menjadi pohon di mana ia akan mencapai Pencerahan; cabang-cabangnya tumbuh setinggi lima puluh yojana, dan dedaunannya menyebar jauh dan lebar selebar enam Ko [yojana?]. Di bawah pohon ini Maitreya, yang terbaik di antara manusia, akan mencapai Pencerahan Sempurna – tidak akan ada keraguan akan hal ini. Dan ia akan mencapai Pencerahan pada hari yang sama dengan hari ia pergi menuju kehidupan tanpa rumah.”

“Dan kemudian, seorang bijaksana yang agung, Ia dengan suara yang sempurna akan mengajarkan Dharma sejati, yang menguntungkan dan melenyapkan semua penyakit, yaitu kebenaran tentang penyakit (dukkha), asal mula penyakit, lenyapnya penyakit, dan Jalan Mulia Berunsur Delapan yang membawa keamanan dan menuju Nirvana. Ia akan menjelaskan Empat Kebenaran, karena Ia telah melihat bahwa generasi-generasi, yang berkeyakinan telah siap untuknya, dan mereka yang telah mendengarkan Dharma-Nya akan membuat kemajuan spiritual. Mereka akan berkumpul di sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga cantik dan perkumpulannya akan terbentang sejauh seratus yojana. Di bawah bimbingan Maitreya, ratusan ribu makhluk akan memasuki kehidupan suci.”

“Dan setelah itu Maitreya, guru yang berbelas kasih, mengamati mereka yang berkumpul di sekelilingnya dan berkata kepada mereka sebagai berikut: 'Sakyamuni telah melihat kalian semua, Ia, yang terbaik di antara orang-orang bijaksana, sang penyelamat, pelindung sejati dunia, yang menyimpan Dharma sejati. Adalah Ia yang telah menyediakan kalian jalan menuju pembebasan, tetapi sebelum kalian akhirnya mencapainya kalian harus menanti ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah menghormati Sakyamuni dengan payung penahan matahari, panji-panji, bendera, wewangian, rangkaian bunga, dan salap sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah mempersembahkan pada stupa-stupa Sakyamuni wewangian kayu cendana atau kurkuma bubuk, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian selalu berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan dalam ajaran Sakyamuni kalian menjalankan dan mematuhi sila, dan telah sungguh-sungguh melakukannya, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah memberikan dana kepada para bhikshu – jubah, minuman, makanan, dan berbagai jenis obat-obatan – sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian selalu menjalankan hari uposatha sehingga kalian tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku'.”

“Dan Shakra, yang bermata seribu, raja para dewa yang cemerlang, sangat bergembira, memberikan penghormatan pada sang pemimpin dunia, dan memuji Beliau sebagai berikut: ‘Terpujilah engkau, O yang termulia di antara manusia! Terpujilah engkau, yang terbaik di
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: hermanto1988 on 28 December 2011, 04:27:58 PM
antara manusia! Berbelas kasihlah pada orang banyak, O Yang Dimuliakan!' Dan juga Mara, yang berkekuatan besar, akan berada di sana, dan ia juga akan memberikan penghormatan pada sang pemimpin dunia tersebut, dan memuji Beliau. Dan dikelilingi oleh perkumpulan para dewa, sang Brahma juga akan mengumandangkan Dharma sejati dengan suara surgawinya. Dan seluruh dunia akan dipenuhi dengan para Arhat, yang kekotoran batinnya telah dilenyapkan, yang telah bebas dari kesalahan-kesalahan, yang telah menghancurkan seluruh belenggu yang mengikat mereka pada kelahiran kembali. Dengan gembira, para dewa, manusia, gandharva, yaksha, dan raksasa memuja sang guru, dan juga para naga yang perkasa. Mereka akan menghilangkan keraguan mereka dan arus keinginan mereka akan dilenyapkan; bebas dari semua penderitaan, mereka akan berhasil menyeberangi lautan kelahiran kembali; dan sebagai hasil dari ajaran Maitreya, mereka akan menjalankan kehidupan suci. Tidak akan lagi mereka menganggap segala sesuatu sebagai milik mereka, mereka tidak akan memiliki apa-apa, tidak ada emas atau perak, tidak ada rumah, tidak ada kerabat! Namun mereka akan menjalankan kehidupan suci dalam kesederhanaan di bawah bimbingan Maitreya. Mereka akan merobek jaring nafsu, mereka akan berhasil memasuki ketenangan batin, dan mereka akan merasakan banyak sekali kegembiraan dan kebahagiaan; karena mereka menjalankan kehidupan suci di bawah bimbingan Maitreya.”

“Selama 60.000 tahun Maitreya, yang terbaik di antara manusia, akan mengajarkan Dharma sejati, yang berbelas kasih pada semua makhluk. Dan ketika ia telah mendisiplinkan ratusan juta makhluk dalam Dharma sejati, maka sang pemimpin akhirnya akan memasuki Nirvana. Dan setelah orang bijaksana yang agung tersebut memasuki Nirvana, Dharma sejati-Nya akan bertahan selama sepuluh ribu tahun lagi.”

“Oleh sebab itu, bangkitkanlah keyakinanmu kepada Sakyamuni, Sang Penakluk! Karena dengan demikian kamu akan melihat Maitreya, Buddha yang sempurna, yang terbaik di antara manusia! Batin siapa yang begitu gelap jika tidak diterangkan dengan keyakinan yang benar ketika ia mendengar hal mengagumkan ini, sangat berpotensi akan masa depan yang baik! Oleh karena itu, mereka yang mengharapkan kejayaan spiritual, biarkanlah mereka menghormati Dharma sejati, biarkanlah mereka menjadi sadar akan ajaran para Buddha!”
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 29 December 2011, 11:30:54 AM
antara manusia! Berbelas kasihlah pada orang banyak, O Yang Dimuliakan!' Dan juga Mara, yang berkekuatan besar, akan berada di sana, dan ia juga akan memberikan penghormatan pada sang pemimpin dunia tersebut, dan memuji Beliau. Dan dikelilingi oleh perkumpulan para dewa, sang Brahma juga akan mengumandangkan Dharma sejati dengan suara surgawinya. Dan seluruh dunia akan dipenuhi dengan para Arhat, yang kekotoran batinnya telah dilenyapkan, yang telah bebas dari kesalahan-kesalahan, yang telah menghancurkan seluruh belenggu yang mengikat mereka pada kelahiran kembali. Dengan gembira, para dewa, manusia, gandharva, yaksha, dan raksasa memuja sang guru, dan juga para naga yang perkasa. Mereka akan menghilangkan keraguan mereka dan arus keinginan mereka akan dilenyapkan; bebas dari semua penderitaan, mereka akan berhasil menyeberangi lautan kelahiran kembali; dan sebagai hasil dari ajaran Maitreya, mereka akan menjalankan kehidupan suci. Tidak akan lagi mereka menganggap segala sesuatu sebagai milik mereka, mereka tidak akan memiliki apa-apa, tidak ada emas atau perak, tidak ada rumah, tidak ada kerabat! Namun mereka akan menjalankan kehidupan suci dalam kesederhanaan di bawah bimbingan Maitreya. Mereka akan merobek jaring nafsu, mereka akan berhasil memasuki ketenangan batin, dan mereka akan merasakan banyak sekali kegembiraan dan kebahagiaan; karena mereka menjalankan kehidupan suci di bawah bimbingan Maitreya.”

“Selama 60.000 tahun Maitreya, yang terbaik di antara manusia, akan mengajarkan Dharma sejati, yang berbelas kasih pada semua makhluk. Dan ketika ia telah mendisiplinkan ratusan juta makhluk dalam Dharma sejati, maka sang pemimpin akhirnya akan memasuki Nirvana. Dan setelah orang bijaksana yang agung tersebut memasuki Nirvana, Dharma sejati-Nya akan bertahan selama sepuluh ribu tahun lagi.”

“Oleh sebab itu, bangkitkanlah keyakinanmu kepada Sakyamuni, Sang Penakluk! Karena dengan demikian kamu akan melihat Maitreya, Buddha yang sempurna, yang terbaik di antara manusia! Batin siapa yang begitu gelap jika tidak diterangkan dengan keyakinan yang benar ketika ia mendengar hal mengagumkan ini, sangat berpotensi akan masa depan yang baik! Oleh karena itu, mereka yang mengharapkan kejayaan spiritual, biarkanlah mereka menghormati Dharma sejati, biarkanlah mereka menjadi sadar akan ajaran para Buddha!”

ada perbedaan konsep seorang bodhisatta (Theravada dengan rujukan pali kanon) dan bodhisatva (Mahayana dengan rujukan Mahayana Sutra) yaitu

* Dalam Pali Kanon (Theravada)
seorang mendapat gelar bodhisatta (pali kanon) itu jika setidaknya sudah memenuhi 8 syarat utama untuk dapat di-ramal-kan pencapaian annutara sammasambuddha, dimana salah satu syarat-nya adalah bahwa pada saat itu (pada saat akan di-ramal-kan oleh seorang sammasambuddha) seseorang itu bisa mencapai tingkat savaka buddha (arahat siswa) dibawah bimbingan sammasambuddha tersebut jika di-inginkan. Jadi pada momen tersebut, seseorang tersebut belum-lah mencapai tingkat kesucian savaka buddha (arahat siswa), walaupun memang sudah memenuhi semua persyaratan tetapi tidak merealisasikan tingkat pencapaian kesucian savaka buddha tersebut.

* Dalam konsep Mahayana
dikenal dasabhumi bodhisatva yaitu sepuluh tingkat bodhisatva, dimana seorang arahat siswa (sravaka buddha) dikategorikan sebagai bodhisatva tingkat ke-7 dalam konsep dasabhumi bodhisatva tersebut. Pada tingkat berapa-kah bodhisatva Maitreya itu, apakah ada sutra yang menjelaskan sudah mencapai tingkat berapakah bodhisatva Maitreya itu pada saat sekarang ? Jika sudah mencapai tingkat ke-7 keatas, maka menurut konsep Mahayana, maka bodhisatva Maitreya sudah mencapai tingkatan sravaka (arahat siswa).

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: icykalimu on 29 December 2011, 11:52:06 AM
bertekadnya pada waktu jadi bodhisatva. setelah mencapai arahat / buddha / nibbana, saya rasa tekad itu tdk ada lagi.
maybe...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 29 December 2011, 12:57:15 PM
bertekadnya pada waktu jadi bodhisatva. setelah mencapai arahat / buddha / nibbana, saya rasa tekad itu tdk ada lagi.
maybe...


Ini saya copas dari buku "Memahami Buddhisme Tradisi Mahaya":

===================

Pencerahan Sempurna Lengkap dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu: Arhat, Bodhisattva dan Buddha.

Tingkatan yang pertama adalah “Pencerahan Yang Benar” (Arhat). Dalam dunia kita, ada beberapa orang yang pintar dan bijak, seperti ilmuwan, filsuf, dan pemuka agama. Mereka telah mencapai pemahaman yang lebih dibanding pemahaman yang dimiliki kebanyakan orang pada umumnya. Akan tetapi, meskipun mereka memiliki pemahaman yang lebih, Buddha tidak mengakui pengetahuan mereka sebagai Pencerahan Yang Benar, karena mereka belum sepenuhnya melenyapkan beberapa kesusahan-derita (affliction) mereka. Mereka masih berkecamuk di dalam penilaian yang benar dan yang salah terhadap orang lain, ketamakan, kemarahan, ketidaktahuan dan kesombongan. Mereka masih memiliki pikiran yang kacau, pikiran yang membeda-bedakan sesuatu dan kemelekatan. Dengan kata lain, pikiran mereka belum murni. Tanpa pikiran murni, tidak peduli setinggi apapun pemahaman yang dicapai, belum dapat dikatakan sebagai pencerahan yang benar.

Dalam Buddhisme, standar untuk mencapai pencerahan yang benar adalah pikiran murni yang menjadi cikal bakal munculnya kebijaksanaan sejati. Ini merupakan harapan Buddha bahwa kita semua dapat mencapai pencerahan yang sebenarnya. Inilah yang merupakan level atau gelar dari seorang Arhat sama seperti seseorang berkuliah untuk memperoleh gelar sarjana. Karena itu, Arhat, Boddhisattwa, dan Buddha adalah gelar yang diberikan berdasarkan tingkatan pencerahan yang dicapai di dalam Buddhisme. Seseorang yang mencapai pencerahan yang benar disebut sebagai Arahat. Arahat tidak memiliki ilusi atau pikiran dan pandangan yang salah. Mereka tidak lagi berkecamuk di dalam penilaian terhadap seseorang, mana yang benar dan salah, atau pikiran–pikiran yang tamak, marah, tidak tahu atau sombong.

Satu tingkatan diatas pencerahan benar adalah “Pencerahan yang benar dan setara”. Setara maksudnya setara seperti Sang Buddha, tetapi belum menjadi Buddha. Tingkatan ini lebih tinggi dari seorang Arhat. Pencerahan yang benar dan setara mengharuskan seseorang menghancurkan satu tingkatan ketidaktahuan, untuk memperoleh satu tingkatan dari tubuh Dharma. Pada bagian ini, cara seseorang memandang realitas kehidupan dan alam semesta hampir menyamai cara pandang Buddha. Seseorang yang memperoleh pencerahan yang benar dan setara disebut seorang Boddhisattva.

====================================

Jadi ya tergantung pada "kendaraan" yang dipilih untuk menjelaskan hal ini....
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 29 December 2011, 05:11:39 PM
Ini saya copas dari buku "Memahami Buddhisme Tradisi Mahaya":

===================

Pencerahan Sempurna Lengkap dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu: Arhat, Bodhisattva dan Buddha.

Tingkatan yang pertama adalah “Pencerahan Yang Benar” (Arhat). Dalam dunia kita, ada beberapa orang yang pintar dan bijak, seperti ilmuwan, filsuf, dan pemuka agama. Mereka telah mencapai pemahaman yang lebih dibanding pemahaman yang dimiliki kebanyakan orang pada umumnya. Akan tetapi, meskipun mereka memiliki pemahaman yang lebih, Buddha tidak mengakui pengetahuan mereka sebagai Pencerahan Yang Benar, karena mereka belum sepenuhnya melenyapkan beberapa kesusahan-derita (affliction) mereka. Mereka masih berkecamuk di dalam penilaian yang benar dan yang salah terhadap orang lain, ketamakan, kemarahan, ketidaktahuan dan kesombongan. Mereka masih memiliki pikiran yang kacau, pikiran yang membeda-bedakan sesuatu dan kemelekatan. Dengan kata lain, pikiran mereka belum murni. Tanpa pikiran murni, tidak peduli setinggi apapun pemahaman yang dicapai, belum dapat dikatakan sebagai pencerahan yang benar.

Dalam Buddhisme, standar untuk mencapai pencerahan yang benar adalah pikiran murni yang menjadi cikal bakal munculnya kebijaksanaan sejati. Ini merupakan harapan Buddha bahwa kita semua dapat mencapai pencerahan yang sebenarnya. Inilah yang merupakan level atau gelar dari seorang Arhat sama seperti seseorang berkuliah untuk memperoleh gelar sarjana. Karena itu, Arhat, Boddhisattwa, dan Buddha adalah gelar yang diberikan berdasarkan tingkatan pencerahan yang dicapai di dalam Buddhisme. Seseorang yang mencapai pencerahan yang benar disebut sebagai Arahat. Arahat tidak memiliki ilusi atau pikiran dan pandangan yang salah. Mereka tidak lagi berkecamuk di dalam penilaian terhadap seseorang, mana yang benar dan salah, atau pikiran–pikiran yang tamak, marah, tidak tahu atau sombong.

Satu tingkatan diatas pencerahan benar adalah “Pencerahan yang benar dan setara”. Setara maksudnya setara seperti Sang Buddha, tetapi belum menjadi Buddha. Tingkatan ini lebih tinggi dari seorang Arhat. Pencerahan yang benar dan setara mengharuskan seseorang menghancurkan satu tingkatan ketidaktahuan, untuk memperoleh satu tingkatan dari tubuh Dharma. Pada bagian ini, cara seseorang memandang realitas kehidupan dan alam semesta hampir menyamai cara pandang Buddha. Seseorang yang memperoleh pencerahan yang benar dan setara disebut seorang Boddhisattva.

====================================

Jadi ya tergantung pada "kendaraan" yang dipilih untuk menjelaskan hal ini....


dan "kendaraan" itu pada akhir-nya berbeda atau sama ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 30 December 2011, 09:46:31 AM
dan "kendaraan" itu pada akhir-nya berbeda atau sama ?

Silahkan baca disini bro untuk penjelasan hal ini:

http://dhammacitta.org/dcpedia/Para_Arahant,_Boddhisattva,_dan_Buddha_(Bodhi)

Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: adi lim on 30 December 2011, 10:41:10 AM
dan "kendaraan" itu pada akhir-nya berbeda atau sama ?

berbeda donk ! :)
misalnya,
bagaimana pulak 'bodhisatva' yang terlahir jadi binatang, apakah juga mempunyai tingkat pencerahan. :whistle:
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 30 December 2011, 11:53:07 AM
syair 496
“Setelah menaklukkan bala tentara Kematian,
Tidak kembali ke kehidupan baru, <<<<<<------
Setelah mencabut keinginan hingga ke akarnya,
Godhika telah mencapai Nibbàna akhir.”

ntar di-cari lagi "celah" syair itu berasal dari kitab non-nikaya... wkwkwkwkw
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dipasena on 30 December 2011, 06:45:09 PM
Nibbana yang Dapat Dilihat
Suatu ketika brahmana Janussoni menghmpiri Sang Buddha ... dan berkata kepada Beliau demikian :

"Telah dikatakan, Guru Gotama, 'Nibbana dapat dilihat secara langsung.' Dengan cara apakah, Guru Gotama, Nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bijaksana ?"

"Brahmana, bila seseorang dipenuhi nafsu ... berakhlak buruk karena kebencian ... bingun karena kebodohan bathin, dikuasai dan tergila-gila karena kebodohan bathin, maka dia merencanakan kerugian bagi dirinya sendiri, kerugian bagi orang lain, kerugian bagi keduanya; dan di pikirannya dia mengalami penderitaan dan kesedihan.

Tetapi bila nafsu, kebencian dan kebodohan bathin telah ditinggalkan, dia tidak lagi merencanakan kerugian bagi dirinya sendiri, tidak juga kerugian bagi orang lain, tidak juga kerugian bagi keduanya; dan di pikirannya dia tidak mengalami penderitaan dan kesedihan.

Dengan cara inilah, brahmana, Nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bijaksana.

Karena dia mengalami hancur totalnya nafsu, kebencian dan kebodohan bathin, dengan cara inilah, brahmana, Nibbana dapat dilihat secara langsung, segera, mengundang orang untuk datang dan melihat, berharga untuk dilaksanakan, untuk dialami sendiri oleh para bijaksana."

Anguttara Nikaya (III,56)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 12 January 2012, 04:03:39 PM
ada perbedaan konsep seorang bodhisatta (Theravada dengan rujukan pali kanon) dan bodhisatva (Mahayana dengan rujukan Mahayana Sutra) yaitu

* Dalam Pali Kanon (Theravada)
seorang mendapat gelar bodhisatta (pali kanon) itu jika setidaknya sudah memenuhi 8 syarat utama untuk dapat di-ramal-kan pencapaian annutara sammasambuddha, dimana salah satu syarat-nya adalah bahwa pada saat itu (pada saat akan di-ramal-kan oleh seorang sammasambuddha) seseorang itu bisa mencapai tingkat savaka buddha (arahat siswa) dibawah bimbingan sammasambuddha tersebut jika di-inginkan. Jadi pada momen tersebut, seseorang tersebut belum-lah mencapai tingkat kesucian savaka buddha (arahat siswa), walaupun memang sudah memenuhi semua persyaratan tetapi tidak merealisasikan tingkat pencapaian kesucian savaka buddha tersebut.

* Dalam konsep Mahayana
dikenal dasabhumi bodhisatva yaitu sepuluh tingkat bodhisatva, dimana seorang arahat siswa (sravaka buddha) dikategorikan sebagai bodhisatva tingkat ke-7 dalam konsep dasabhumi bodhisatva tersebut. Pada tingkat berapa-kah bodhisatva Maitreya itu, apakah ada sutra yang menjelaskan sudah mencapai tingkat berapakah bodhisatva Maitreya itu pada saat sekarang ? Jika sudah mencapai tingkat ke-7 keatas, maka menurut konsep Mahayana, maka bodhisatva Maitreya sudah mencapai tingkatan sravaka (arahat siswa).



kalau tidak salah, Bodhisattva yg sudah nunggu di Tusita adalah mereka yg sudah sampai tingkat 10

Sementara, saya masih berpikir bahwa 10 tingkat tersebut harusnya bisa dibandingkan dengan kanon pali, karena di Buddhavamsa, Bodhisatta sebelumnya bertemu dengan Buddha lain dan mengatakan tekad melalui pikiran dan ucapan, sebelum punya 8 syarat.
Di Mahayana, seseorang jadi Bodhisattva level 1 itu ketika membangkitkan bodhicitta yg spontan. Di Buddhavamsa, hal ini mungkin digambarkan di awal cerita sewaktu Bodhisatta menyebrangi lautan.

Jadi ketika Bodhisatta bertekad di depan buddha yg hidup dengan perbuatan itu harusnya sudah tingkat 1-6.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 12 January 2012, 04:11:51 PM
kalau tidak salah, Bodhisattva yg sudah nunggu di Tusita adalah mereka yg sudah sampai tingkat 10

Sementara, saya masih berpikir bahwa 10 tingkat tersebut harusnya bisa dibandingkan dengan kanon pali, karena di Buddhavamsa, Bodhisatta sebelumnya bertemu dengan Buddha lain dan mengatakan tekad melalui pikiran dan ucapan, sebelum punya 8 syarat.
Di Mahayana, seseorang jadi Bodhisattva level 1 itu ketika membangkitkan bodhicitta yg spontan. Di Buddhavamsa, hal ini mungkin digambarkan di awal cerita sewaktu Bodhisatta menyebrangi lautan.

Jadi ketika Bodhisatta bertekad di depan buddha yg hidup dengan perbuatan itu harusnya sudah tingkat 1-6.

Apakah tingkat 10 itu sudah tercerahkan? maksudnya sudah melampaui arahat?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 12 January 2012, 04:23:35 PM
katanya tinggal nunggu realisasi saja...
kayak nathadeva atau setaketu di tusita sebelum turun dan menjadi buddha gotama...
CMIIW
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 12 January 2012, 04:25:50 PM
Apakah tingkat 10 itu sudah tercerahkan? maksudnya sudah melampaui arahat?

ada yg bilang iya, ada yg bilang gak.
Yang bilang melampaui mengatakan arahat selevel dengan bodhisattva lv7
yg bilang tidak, pake pandangan konservatif yg bilang bodhisattva lv10 belum mencapai nibbana, sementara arahat sudah, jadinya arahat lebih suci

benernya, mari kita buktikan sendiri.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 12 January 2012, 04:27:54 PM
katanya tinggal nunggu realisasi saja...
kayak nathadeva atau setaketu di tusita sebelum turun dan menjadi buddha gotama...
CMIIW

Karna Arahat itu cuma tingkar 7 atau 8, sendangkan bodhisattva di tusita sudah tingkat 10, berarti sudah di atas arahat kan?.... kalo sudah diatas arahat kenapa Bodhisattva Gotama masih hrs menjalani pertapaan keras, sebelum menemukan kembali jalan tengah?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 12 January 2012, 04:41:01 PM
Karna Arahat itu cuma tingkar 7 atau 8, sendangkan bodhisattva di tusita sudah tingkat 10, berarti sudah di atas arahat kan?.... kalo sudah diatas arahat kenapa Bodhisattva Gotama masih hrs menjalani pertapaan keras, sebelum menemukan kembali jalan tengah?

Kan cuma akting  ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: William_phang on 12 January 2012, 04:46:13 PM
ada yg bilang iya, ada yg bilang gak.
Yang bilang melampaui mengatakan arahat selevel dengan bodhisattva lv7
yg bilang tidak, pake pandangan konservatif yg bilang bodhisattva lv10 belum mencapai nibbana, sementara arahat sudah, jadinya arahat lebih suci

benernya, mari kita buktikan sendiri.

Iya memang harus pegang salah satu pandangan kayaknya ga bisa campur2...
Kalo Bodhisattva  belum merealisasikan nibbana tentu ga bisa dibilang sudah melampau arahat ..kelo di teliti secara akal (logika)... Makanya arahat yg sudah merealisasikan nibbana tidak akan terlahir lagi krn tidak ada kondisi yang mendukung untuk terlahir...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 12 January 2012, 04:56:01 PM
Karna Arahat itu cuma tingkar 7 atau 8, sendangkan bodhisattva di tusita sudah tingkat 10, berarti sudah di atas arahat kan?.... kalo sudah diatas arahat kenapa Bodhisattva Gotama masih hrs menjalani pertapaan keras, sebelum menemukan kembali jalan tengah?

soal pertapaan keras, itu gak ada hubungan dengan pencerahan.
Buddha yg lain tidak mengalami hal tsb, karena hal itu spesifik hanya terjadi pada Pertapa Gautama, sebagai akibat karma menghina Buddha Kassapa
Sedangkan Mahayana mengatakan itu adalah 'akting' supaya membuktikan pada pertapa lain bahwa metode penyiksaan diri tidak ada gunanya

Menurut saya kalau mau jadi arahat ya jadi saja. Mengenai apakah nanti balik lagi, toh itu urusan nanti, ya gak.
Kalau ternyata gak bisa balik, bagus
Kalau ternyata balik lagi, toh sudah lv7....
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 12 January 2012, 04:58:40 PM
soal pertapaan keras, itu gak ada hubungan dengan pencerahan.
Buddha yg lain tidak mengalami hal tsb, karena hal itu spesifik hanya terjadi pada Pertapa Gautama, sebagai akibat karma menghina Buddha Kassapa
ada kok...
hanya saja memang petapa gotama mengalami masa penyiksaan diri jauh lebih lama dibandingkan buddha-buddha lainnya dimasa lampau karena akibat kamma buruknya thdp buddha kassapa..
buddha-buddha lain menjalani praktik penyiksaan diri paling lama 10 bulan, paling cepat kalo g salah 7 hari... CMIIW
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: xenocross on 12 January 2012, 05:12:43 PM
ada kok...
hanya saja memang petapa gotama mengalami masa penyiksaan diri jauh lebih lama dibandingkan buddha-buddha lainnya dimasa lampau karena akibat kamma buruknya thdp buddha kassapa..
buddha-buddha lain menjalani praktik penyiksaan diri paling lama 10 bulan, paling cepat kalo g salah 7 hari... CMIIW

hmm baru pertama dengar tentang yg ini
mungkin bisa dicari rujukannya? Karena yg saya ingat, 7 hari itu jhana-vipassana, bukan penyiksaan diri
Lagian penyiksaan diri 7 hari rasanya bukan penyiksaan diri namanya, karena terlalu cepat.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Indra on 12 January 2012, 05:28:37 PM
hmm baru pertama dengar tentang yg ini
mungkin bisa dicari rujukannya? Karena yg saya ingat, 7 hari itu jhana-vipassana, bukan penyiksaan diri
Lagian penyiksaan diri 7 hari rasanya bukan penyiksaan diri namanya, karena terlalu cepat.

dalam RAPB, seluruh 24 Buddha lainnya juga melakukan praktik pertapaan keras (dukkaracariya) yg waktunya bervariasi spt yg disebutkan oleh Bro will_i_am di atas.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 12 January 2012, 08:37:35 PM
dalam RAPB, seluruh 24 Buddha lainnya juga melakukan praktik pertapaan keras (dukkaracariya) yg waktunya bervariasi spt yg disebutkan oleh Bro will_i_am di atas.
ya, adanya di buku 1 RAPB, dalam bab 'riwayat 24 buddha'
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 11 March 2012, 12:26:53 AM
lucu-lucu.
membaca banyak berspekulasi tentang hal yang tidak di ketahuinya

luar biasa skeptism membutakan pikiran

 ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: cumi polos on 11 March 2012, 02:00:01 AM
lucu-lucu.
membaca banyak berspekulasi tentang hal yang tidak di ketahuinya

luar biasa skeptism membutakan pikiran

 ;D

welcome back bro Choa... :x :x
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 11 March 2012, 11:22:22 AM
wah, rupanya masih hidup toh...
aye kira udah diseberangkan tuhan..  :P :P

welcome back...
wah, bakalan panas lagi nih DC.. ;D ;D ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 11 March 2012, 01:07:55 PM
lucu-lucu.
membaca banyak berspekulasi tentang hal yang tidak di ketahuinya

luar biasa skeptism membutakan pikiran

 ;D
anda tahu??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 13 March 2012, 05:31:31 PM
Budism di ajarkan oleh Buddha Gotama
dengan inti mawas diri

apa yang di perhatikan dan di awasi?
adalah pikiran sendiri,

lalu dari banyak diskusi disini, kebanyakan memahami dari luar dhamma itu sendiri
banyak melihat keluar bukan kedalam
jika di tanya

apa dhamma yang kamu praktekan,?
tidak ada yang menjawab dengan jelas dan apa adanya
lalu jika menilai orang lain, menganalisa seperti dirinya sudah menjadi buddha

coba bercermin lalu tanya pada diri sendiri
apa manfaat dhamma yang aku pelajari, apakah sudah sesuai dengan dhamma itu sendiri
membuat manusia lebih baik secara spiritual sebagai dasarnya?

ceritakan dirimu, baru menceritakan pencapaian orang lain
kritik dirimu sendiri baru kemudian jika pantas menasehati orang lain
sementara diri masih putthu jhanna apa yang pantas sebagai landasan
menilai pencapaian orang lain

sementara diri belum melihat buddha
jangan berbicara seakan-akan penglihatan itu mustahil

apa ada moderator yang bukan buddhis disini
saya rasa admin membuat blunder dengan memilih momod yang non buddhis
karena ini forum agama,
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 13 March 2012, 05:37:13 PM
ada perbedaan konsep seorang bodhisatta (Theravada dengan rujukan pali kanon) dan bodhisatva (Mahayana dengan rujukan Mahayana Sutra) yaitu

* Dalam Pali Kanon (Theravada)
seorang mendapat gelar bodhisatta (pali kanon) itu jika setidaknya sudah memenuhi 8 syarat utama untuk dapat di-ramal-kan pencapaian annutara sammasambuddha, dimana salah satu syarat-nya adalah bahwa pada saat itu (pada saat akan di-ramal-kan oleh seorang sammasambuddha) seseorang itu bisa mencapai tingkat savaka buddha (arahat siswa) dibawah bimbingan sammasambuddha tersebut jika di-inginkan. Jadi pada momen tersebut, seseorang tersebut belum-lah mencapai tingkat kesucian savaka buddha (arahat siswa), walaupun memang sudah memenuhi semua persyaratan tetapi tidak merealisasikan tingkat pencapaian kesucian savaka buddha tersebut.

* Dalam konsep Mahayana
dikenal dasabhumi bodhisatva yaitu sepuluh tingkat bodhisatva, dimana seorang arahat siswa (sravaka buddha) dikategorikan sebagai bodhisatva tingkat ke-7 dalam konsep dasabhumi bodhisatva tersebut. Pada tingkat berapa-kah bodhisatva Maitreya itu, apakah ada sutra yang menjelaskan sudah mencapai tingkat berapakah bodhisatva Maitreya itu pada saat sekarang ? Jika sudah mencapai tingkat ke-7 keatas, maka menurut konsep Mahayana, maka bodhisatva Maitreya sudah mencapai tingkatan sravaka (arahat siswa).
dalam konsep mahayana/tantrayana
Bodisattva Mahasattva Maitreya sudah menjapai Mahasattva 9
dimana jika terlahir sebagai manusi buddha dia mancapai level Mahasattva 10
saat pencerahan tercapai

karena seorang manusi buddha melakukan amat sangat banyak kebajikan
dalam satu rentang kehidupanya, setelah dia parinibbana dia mencapai
Mahasattva 10

sebagai ilustrasi saja, susah untuk mencari padanan di sutta pitaka
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 13 March 2012, 05:42:01 PM
dan "kendaraan" itu pada akhir-nya berbeda atau sama ?

sama, mengapa?

para praktisi Mayana/Tantrayana
harus melalui, sotapana, sakadagami, anagami dan arahat
lalu pencapaian antara sarvaka buddha ke jalan bodhisattva

ini yang terjadi pada Buddha Gotama saat terlahir sebagai bodhisatta
menemui dan bertekad pada 3 manusi Buddha sebelum bertemu
Tathagata Dipankara, baru di ramalkan pencapaian kebuddhaan dimasa
akan datang

dalam hal bertemu 3 buddha sebelum Buddha Dipankara ada yang dapat
dijadikan referensi

pertama;
saat itu kamma baik belum cukup untuk mendapatkan ramalan pencapaian
(bayangkan dalam rentang waktu kelahiran 3 Sammasambuddha)

kedua,
ini yang disebut bodhisattva "nol"
atau pencapaian antara sarvaka dan jalan bodhisattva
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 13 March 2012, 05:44:14 PM
berbeda donk ! :)
misalnya,
bagaimana pulak 'bodhisatva' yang terlahir jadi binatang, apakah juga mempunyai tingkat pencerahan. :whistle:

bukankah Buddha Gotama, sementara menjalankan jalan bodhisatta
dia terlahir sebagai binatang?

apakah kesadaran saat itu "hanya" kesadaran binatang saja?
bagaimana prilaku beliau di saat terlahir sebagai binatang tetap
mempunyai sifat-sifat welas asih

bisakah anda mendalami prilaku Bodhisatta Gotama saat terlahir
menjadi binatang?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 13 March 2012, 05:46:32 PM
kalau tidak salah, Bodhisattva yg sudah nunggu di Tusita adalah mereka yg sudah sampai tingkat 10

Sementara, saya masih berpikir bahwa 10 tingkat tersebut harusnya bisa dibandingkan dengan kanon pali, karena di Buddhavamsa, Bodhisatta sebelumnya bertemu dengan Buddha lain dan mengatakan tekad melalui pikiran dan ucapan, sebelum punya 8 syarat.
Di Mahayana, seseorang jadi Bodhisattva level 1 itu ketika membangkitkan bodhicitta yg spontan. Di Buddhavamsa, hal ini mungkin digambarkan di awal cerita sewaktu Bodhisatta menyebrangi lautan.

Jadi ketika Bodhisatta bertekad di depan buddha yg hidup dengan perbuatan itu harusnya sudah tingkat 1-6.

mungkin xeno mesti membaca ulang antara
"Bodhisatta/Bodhisattva" dengan "Mahasattva"

ada penjelasanya sebagian di "lamrin"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 13 March 2012, 07:05:23 PM
Kalo para arahat di alam ke 32 itu hidup abadi ato bagaimana ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 13 March 2012, 07:07:37 PM
Kalo para arahat di alam ke 32 itu hidup abadi ato bagaimana ?

pertanyaan balik

kalau saya mengatakan sesuatu apakah anda bisa
membuktikan kata-kata saya salah atau benar?

tergantung persepsi anda, dan inikan tidak penting
bagi perkembangan praktek dhamma
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 13 March 2012, 07:13:36 PM
pertanyaan balik

kalau saya mengatakan sesuatu apakah anda bisa
membuktikan kata-kata saya salah atau benar?

tergantung persepsi anda, dan inikan tidak penting
bagi perkembangan praktek dhamma

Ya saya hanya ingin tau saja.  ;D

Dalam filosofi tantra yaitu mengolah racun menjadi obat (pembunuhan, sex, dll), apakah dapat membawa seseorang merealisasikan Dhamma ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 13 March 2012, 09:35:13 PM
sungguh aneh saya lihat...
kalau membahas mengenai theravada, anda selalu menanyakan "kalian sudah praktik belum?? kalau belum jangan banyak berteori"
tapi dalam membahas mengenai mahayana atau tantra, pada kenyataannya juga anda berteori...

apakah ada pengkotak-kotakan disini?? 
apakah seorang maha arahat masih bisa membeda-bedakan??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 13 March 2012, 09:40:25 PM
Ya saya hanya ingin tau saja.  ;D

Dalam filosofi tantra yaitu mengolah racun menjadi obat (pembunuhan, sex, dll), apakah dapat membawa seseorang merealisasikan Dhamma ?
saya tidak dapat berkomentar tentang hal yang tidak dapat saya ketahui secara pasti
seperti pernyataan anda, tidaklah secara spesifik menyatakan kasus per kasus
karena Tantra adalah seni pengajaran berdasarkan pengalaman guru pada muridnya

maka ajaran itu "pasti" tidak baku, sesuai pengalaman gurunya masing-masing
dan kemungkinan pencerahan tiap moment itu terbuka
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 14 March 2012, 08:25:05 AM
sungguh aneh saya lihat...
kalau membahas mengenai theravada, anda selalu menanyakan "kalian sudah praktik belum?? kalau belum jangan banyak berteori"
tapi dalam membahas mengenai mahayana atau tantra, pada kenyataannya juga anda berteori...

apakah ada pengkotak-kotakan disini?? 
apakah seorang maha arahat masih bisa membeda-bedakan??

Membahas sesuai aliran tertentu = berteori; membahas sesuai aliran tertentu lainnya = berpraktik.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 14 March 2012, 02:44:12 PM
Membahas sesuai aliran tertentu = berteori; membahas sesuai aliran tertentu lainnya = berpraktik.
wah ini paham baru yah??  ;D ;D
baru tahu ada juga yang menganut paham seperti ini..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 14 March 2012, 02:55:45 PM
wah thread ini masih berlanjut yach diskusinya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 14 March 2012, 04:23:17 PM
wah thread ini masih berlanjut yach diskusinya?

sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini banyak "orang BUTA" menceritakan "seandainya dia punya mata"
lalu menghayal menceritakan apa yang dilihatnya

padahal dia "buta" ada yang sadar diri buta...tetap mau cerita bukanya bertanya
ada yang ngak mau tahu bahwa dirinya buta

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 14 March 2012, 04:34:31 PM
wah thread ini masih berlanjut yach diskusinya?
sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini "katanya" ada "orang MELEK" menceritakan "dia punya mata"
lalu menceritakan apa yang dilihatnya

ketika ditanya dengan kekuatan abinanya dia mengatakan "sudah praktek blum"

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 14 March 2012, 04:43:44 PM
sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini "katanya" ada "orang MELEK" menceritakan "dia punya mata"
lalu menceritakan apa yang dilihatnya

ketika ditanya dengan kekuatan abinanya dia mengatakan "sudah praktek blum"

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini
=)) =)) =))

+1 deh om..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 14 March 2012, 04:47:30 PM
sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini banyak "orang BUTA" menceritakan "seandainya dia punya mata"
lalu menghayal menceritakan apa yang dilihatnya

padahal dia "buta" ada yang sadar diri buta...tetap mau cerita bukanya bertanya
ada yang ngak mau tahu bahwa dirinya buta

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini

sepertinya tidak

coba baca postinganya dengan seksama
disini "katanya" ada "orang MELEK" menceritakan "dia punya mata"
lalu menceritakan apa yang dilihatnya

ketika ditanya dengan kekuatan abinanya dia mengatakan "sudah praktek blum"

so
apa yang mau didiskusikan dengan mahluk jenis ini

serupa tapi tidak sama  :-? :-?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 14 March 2012, 07:43:28 PM
ada seorang ibu yang menemui suaminya selingkuh
lalu si ibu ini konsultasi pada pendeta kr****n dan mendapatkan
bantuan tentang kehidupan berumah tangga

singkat cerita ibu ini membeli produk dari pendeta itu dan migrasi
ke penyembahan Yesus
dahulu mereka buddhis tradisional yang hanya pergi ke kelenteng
memaksa suami dan semua anaknya masuk pada kepercayaanya


akhirnya entah kenapa suaminya pindah, tiba pada anak perempuanya yang bontot
menolak ajakan ibunya karena tidak cocok dengan apa yang di tawarkan oleh
pendeta tsb, dengan segala macam janjinya

anak ini kuliah di UNTAR dan sudah lulus
datang pada saya dan mengutarakan permasalahanya,

lalu saya katakan padanya sebaiknya berkata jujur saja tentang perasaanya
katakan pada ibunya jika dia di baptis mengikuti ibunya sementara keyakinannya
tidak ada, nanti malah membuat malu mamamu
sementara di baptis mengikuti permintaan ibumu sebagai tanda bakti anak terhadap
orang tua

saya katakan "pendeta" ini berbicara tentang hal yang tidak diketahuinya sendiri
dia berbicara tentang tuhan, yang tidak pernah di ketahuinya
dia berbicara tentang Yesus itu tuhan sementara Yesus tidak pernah menyatakan
dirinya sebagai tuhan yg menciptakan dunia dan manusia

pendata pemitnah tuhanya sendiri mau di ikuti?
manusia semacam ini sunguh banyak dan ada di kehidupan nyata
sampai suatu saat si ibu ini ulang tahun dan bersaksi di depan teman-temanya
meminta do'a agar anaknya mendapatkan petunjuk tuhan agar sadar jangan
menyembah berhala (buddha) lagi,

apa yang mau kita berikan pengertian terhadap pendeta "K" dan ibu ini?
sejuta kata-kata akan di balas dengan "cemooh" dan ledekan,
bagi kelompok mereka menghina dan merendahkan ajaran buddha dhamma
adalah hal biasa, dia menertawakan para praktisi buddhis yang di bilang domba tersesat

apakah para praktisi buddha dhamma "domba tersesat" seperti yg di klam oleh
pendeta dan ibu ini?

belum lagi ajaran makin banyak membayar persembahan makin cepat dosa di bersihkan???

beginilah kenyataan di masyarakat beginilah pandangan mayoritas orang diluar
buddha dhamma, jadi bagai mana anda memberikan solusi bahwa dhamma itu benar?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: ryu on 14 March 2012, 08:02:23 PM
apakah anda sudah praktek sehingga bisa menjudge pendeta memfitnah tuhannya?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 14 March 2012, 09:09:39 PM
OOT gak sih??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: kullatiro on 14 March 2012, 09:58:31 PM
hmm, bisa di pelajari materi debat yang antara pendeta dengan bhikku srilangka (panadure debat),  pokoknya ada materi disana kan seperti hubungan seksual dengan saudara sendiri, tuhan yang menyukai darah dll bisa di pelajari untuk pelindung bila terlalu memojokan diri kalian.

 dhammacitta.org/forum/index.php?topic=7062.0 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=7062.0)
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 14 March 2012, 10:06:39 PM
hmm, bisa di pelajari materi debat yang antara pendeta dengan bhikku srilangka (panadure debat),  pokoknya ada materi disana kan seperti hubungan seksual dengan saudara sendiri, tuhan yang menyukai darah dll bisa di pelajari untuk pelindung bila terlalu memojokan diri kalian.

 dhammacitta.org/forum/index.php?topic=7062.0 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=7062.0)

bisa di upload?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: kullatiro on 14 March 2012, 10:12:05 PM
kan dah di kasih link nya tinggal buka cari disana buset dah?kalau minta sesuatu itu di perhatikan yah! wa bukan dewa dan mahluk brahma yang sangat sakti dan seperti doraemon semua permintaan mu bisa di kabulkan dengan kantong ajaib nya.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 14 March 2012, 10:13:11 PM
Terjemahan Debat Panadura bisa dilihat di :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20727.0;message=366526

dan
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20727.0;message=366649

 _/\_

kan dah di kasih link nya tinggal buka cari disana buset dah?kalau minta sesuatu itu di perhatikan yah! wa bukan dewa dan mahluk brahma yang sangat sakti dan seperti doraemon semua permintaan mu bisa di kabulkan dengan kantong ajaib nya.
=)) =)) =))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 15 March 2012, 10:43:07 AM
dalam konsep mahayana/tantrayana
Bodisattva Mahasattva Maitreya sudah menjapai Mahasattva 9
dimana jika terlahir sebagai manusi buddha dia mancapai level Mahasattva 10
saat pencerahan tercapai

karena seorang manusi buddha melakukan amat sangat banyak kebajikan
dalam satu rentang kehidupanya, setelah dia parinibbana dia mencapai
Mahasattva 10

sebagai ilustrasi saja, susah untuk mencari padanan di sutta pitaka

ada di sutra (mahayana) apa bro ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 15 March 2012, 10:44:44 AM
sama, mengapa?

para praktisi Mayana/Tantrayana
harus melalui, sotapana, sakadagami, anagami dan arahat
lalu pencapaian antara sarvaka buddha ke jalan bodhisattva

ini yang terjadi pada Buddha Gotama saat terlahir sebagai bodhisatta
menemui dan bertekad pada 3 manusi Buddha sebelum bertemu
Tathagata Dipankara, baru di ramalkan pencapaian kebuddhaan dimasa
akan datang

dalam hal bertemu 3 buddha sebelum Buddha Dipankara ada yang dapat
dijadikan referensi

pertama;
saat itu kamma baik belum cukup untuk mendapatkan ramalan pencapaian
(bayangkan dalam rentang waktu kelahiran 3 Sammasambuddha)

kedua,
ini yang disebut bodhisattva "nol"
atau pencapaian antara sarvaka dan jalan bodhisattva

Bagaimana dengan pernyataan yang ada di Sadharmapundarika Sutra tentang Buddha Gautama sudah mencapai ke-buddha-aan berkalpa-kalpa dahulu
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 15 March 2012, 10:46:30 AM
bukankah Buddha Gotama, sementara menjalankan jalan bodhisatta
dia terlahir sebagai binatang?

apakah kesadaran saat itu "hanya" kesadaran binatang saja?
bagaimana prilaku beliau di saat terlahir sebagai binatang tetap
mempunyai sifat-sifat welas asih

bisakah anda mendalami prilaku Bodhisatta Gotama saat terlahir
menjadi binatang?

yang ditanyakan bro adi lim adalah tumimbal lahir bodhisatta ketika menjadi binatang = tingkat kesucian apa yang dicapai ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 15 March 2012, 12:27:25 PM
ada di sutra (mahayana) apa bro ?
Tantra,
coba seach kata "lamrin"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 15 March 2012, 12:29:05 PM
Bagaimana dengan pernyataan yang ada di Sadharmapundarika Sutra tentang Buddha Gautama sudah mencapai ke-buddha-aan berkalpa-kalpa dahulu

kebuddhaan level sarvakha, pernyataan sutra itu benar
kebuddhaan level pacekkha (persamaan) pernyataan sutra itu benar.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 15 March 2012, 12:30:14 PM
yang ditanyakan bro adi lim adalah tumimbal lahir bodhisatta ketika menjadi binatang = tingkat kesucian apa yang dicapai ?

dalam satu kesadaran terlahir sebagai binatang
level kesadaran/kesucianya sebagai "putthujjana"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 15 March 2012, 04:28:27 PM
kebuddhaan level sarvakha, pernyataan sutra itu benar
kebuddhaan level pacekkha (persamaan) pernyataan sutra itu benar.

kapan itu buddha gautama pernah mencapai level sravaka ? pada masa samyaksambuddha siapa ? ada referensi-nya ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 15 March 2012, 04:29:15 PM
dalam satu kesadaran terlahir sebagai binatang
level kesadaran/kesucianya sebagai "putthujjana"

kalau kelahirannya bukan sebagai binatang... tetapi sebagai dewa, apa pula level-nya... terus terlahir sebagai manusia, apa pula levelnya ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 15 March 2012, 06:58:13 PM
kapan itu buddha gautama pernah mencapai level sravaka ? pada masa samyaksambuddha siapa ? ada referensi-nya ?

kalau anda jeli buddh Gotama mengambil jalan mahayana
atau jalan ke bodhisattaan

maka seharusnya memandang kearahatan beliau juga mengunakan
acuan tradisi mahayana
kalau mengunakan tradisi Theravada maka buddha Gotama tidak akan
pernah sampai dimana di tercerahkan

intinya setiap Sama sambuddha harus melewati jenjang level spiritual
terendah sampai yang tertinggi (Sammasambuddha)

sotapana (magga dan palla)
sakadagami (magga dan palla)
anagami (magga dan palla)
arahata (magga dan palla)
bodhisattva ( dari level 1 sampai level 32)
mahasattva 1 sampai 9
setelah itu terlahir sebagai manusia untuk mencapai Sammasambuddha
Mahasattva 10

referensinya tidak ada di sutta atau sutra ini masuk esoterik
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 15 March 2012, 07:03:21 PM
kalau kelahirannya bukan sebagai binatang... tetapi sebagai dewa, apa pula level-nya... terus terlahir sebagai manusia, apa pula levelnya ?
sebagai deva, para bodhisattva ada 2 kategori
-menerima kamma baiknya terlahir sebagai devata maka level spiritualnya putthujjana
-kelahiran devata akan tetapi menjadi pengikut atau murid para "aria" bodisattva mahasattva"
atau pengikut/murid Buddha, ini levelnya sesuai pencapaian tingkat kesucian tertinggi mereka

dalam silsilah Tantra, mereka inilah yang mewakili YIDAM, guru spiritual para tantrika untuk
membimbing manusia di alam manusia

saya juga menemui, praktisi Theravada mempunyai pendamping devata ini mewakili para
guru mereka, saya bertanya pada mereka terlahir di alam apa?
dari alam deva kamma datu sampai alam brahma
dan saya bertanya pada mereka level kesucian mereka apa, mereka dapat menjawanbya
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: K.K. on 15 March 2012, 07:03:34 PM
Nah, ini baru keren. Berarti Gotama di Theravada itu bukan Samma Sambuddha.  :))
Title: Apakah guru Para Arahat masih bisa sakaw atau mabuk?
Post by: Indra on 15 March 2012, 07:48:09 PM
Apakah guru Para Arahat masih bisa sakaw atau mabuk?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 15 March 2012, 08:32:16 PM
apakah jalan bodhisatva hanya eksklusif milik jalan mahayana??
setahu saya ada juga bhikkhu theravada yang beraspirasi menjadi samma sambuddha..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 16 March 2012, 02:08:50 PM
kalau anda jeli buddh Gotama mengambil jalan mahayana
atau jalan ke bodhisattaan

maka seharusnya memandang kearahatan beliau juga mengunakan
acuan tradisi mahayana
kalau mengunakan tradisi Theravada maka buddha Gotama tidak akan
pernah sampai dimana di tercerahkan

intinya setiap Sama sambuddha harus melewati jenjang level spiritual
terendah sampai yang tertinggi (Sammasambuddha)

sotapana (magga dan palla)
sakadagami (magga dan palla)
anagami (magga dan palla)
arahata (magga dan palla)
bodhisattva ( dari level 1 sampai level 32)
mahasattva 1 sampai 9
setelah itu terlahir sebagai manusia untuk mencapai Sammasambuddha
Mahasattva 10

referensinya tidak ada di sutta atau sutra ini masuk esoterik

esoterik, itu di-mengerti sebagai apa yang di-nyatakan oleh member Choa... karena tidak ada rujukannya...
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 16 March 2012, 02:11:27 PM
kalau anda jeli buddh Gotama mengambil jalan mahayana
atau jalan ke bodhisattaan

maka seharusnya memandang kearahatan beliau juga mengunakan
acuan tradisi mahayana
kalau mengunakan tradisi Theravada maka buddha Gotama tidak akan
pernah sampai dimana di tercerahkan

intinya setiap Sama sambuddha harus melewati jenjang level spiritual
terendah sampai yang tertinggi (Sammasambuddha)

sotapana (magga dan palla)
sakadagami (magga dan palla)
anagami (magga dan palla)
arahata (magga dan palla)
bodhisattva ( dari level 1 sampai level 32)
mahasattva 1 sampai 9
setelah itu terlahir sebagai manusia untuk mencapai Sammasambuddha
Mahasattva 10

referensinya tidak ada di sutta atau sutra ini masuk esoterik

sepengetahuan anda... bakal calon buddha Gotama itu mencapai sotappana kapan dimana ? mencapai sakadagami kapan dimana ? mencapai anagamai kapan di mana ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: dilbert on 16 March 2012, 02:13:42 PM
kalau anda jeli buddh Gotama mengambil jalan mahayana
atau jalan ke bodhisattaan

maka seharusnya memandang kearahatan beliau juga mengunakan
acuan tradisi mahayana
kalau mengunakan tradisi Theravada maka buddha Gotama tidak akan
pernah sampai dimana di tercerahkan

intinya setiap Sama sambuddha harus melewati jenjang level spiritual
terendah sampai yang tertinggi (Sammasambuddha)

sotapana (magga dan palla)
sakadagami (magga dan palla)
anagami (magga dan palla)
arahata (magga dan palla)
bodhisattva ( dari level 1 sampai level 32)
mahasattva 1 sampai 9
setelah itu terlahir sebagai manusia untuk mencapai Sammasambuddha
Mahasattva 10

referensinya tidak ada di sutta atau sutra ini masuk esoterik

di mahayana, tingkatan bodhisatva hanya ada 10... termaktub di dalam dasabhumi bodhisatva... sedangkan menurut Choa, ada 32 tingkatan... ada referensi-nya atau ini juga masuk ke ajaran esoterik ?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 16 March 2012, 02:48:12 PM
anda sudah praktik??
kalau belum praktik jangan tanya..

 :)) :))
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 16 March 2012, 03:26:10 PM
esoterik, itu di-mengerti sebagai apa yang di-nyatakan oleh member Choa... karena tidak ada rujukannya...

ini masuk pada tradisi Tantra/Vadjra

seperti jika di ungkapkan pada murid yang belum bisa memahami, pengetahuan itu
hanya di terima dengan rasa tidak percaya, malah bisa diolok-olok oleh murid yang bodoh ini

esoterik adalah pelajaran yang "akan" diberikan pada para murid yang sudah matang
dalam praktek, atau dapat membuktikan apa yang ada di sutra tersebut
kalau tidak maka dhamma yang di ajarkan tidak sampai maksud dan tujuanya

sebagai contoh, jika seorang guru berbicara tentang alam asura dan cara menghindari
kelahiran sebagai asura, dan guru ini memberikan contoh beberapa asura itu semasa
hidupnya melakukan pelangaran sila spesifik yang mengakibatkan kelahiran sebagai asura

jika murid ini tidak mampu "ehipassiko" dia akan mengambil 2 sikap
1, dia percaya saja apa kata gurunya
2, mungkin dia memaki dan mengejek gurunya sedang berhayal
(karena murid ini tidak mampu mencerna dan membuktikan apa yang diucapkan gurunya
tentang alam asura itu ada, dan akusala kamma yang di perbuat mengakibatkan terlahir
di alam asura itu)

jika muridnya mampu "ehipassiko"

#setiap ucapan gurunya dia dapat pergi ketempat itu, atau melihat dengan matanya sendiri
atau dapat merasakan dengan indranya sendiri, tentang hal-hal yang dikatakan gurunya
yang mengacu sutra-sutra tersebut#

maka kata-kata ketidak percayaan tidak ada
maka tuduhan guru berbohong tidak ada
jika terjadi selisih kognisi dapat didiskusikan langsung

itulah mengapa ada beberapa bagian sutra disebut 'esoterik"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 16 March 2012, 03:27:06 PM
sepengetahuan anda... bakal calon buddha Gotama itu mencapai sotappana kapan dimana ? mencapai sakadagami kapan dimana ? mencapai anagamai kapan di mana ?

saya tidak tahu

. _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 16 March 2012, 03:30:57 PM
di mahayana, tingkatan bodhisatva hanya ada 10... termaktub di dalam dasabhumi bodhisatva... sedangkan menurut Choa, ada 32 tingkatan... ada referensi-nya atau ini juga masuk ke ajaran esoterik ?

betul ini masuk ajaran esoterik
untuk mengapresiasi pertanyaan anda sedikit saya buka mengapa saya
menulis bodhisattva ada 32 level

rujukanya berkaitan dengan 32 tanda agung seorang Mahasattva
setiap para Bodhisattva naik level dia akan menerima tanda agung di tubuhnya
dari "nol" (tidak ada)

dan mulai mengumpulkan tanda itu sesuai paramita yang di jalankanya
jika sudah lengkap 32 tanda yang dikumpulkan bodhisatta ini akibat pelaksanaan
pemenuhan paramitanya, maka dia bergelar "mahasattva"

walau termasuk esoterik, semoga anda mengerti hitungan dan penglevelanya
bagi yang tidak ada mata dharma tanda ini tidak akan terlihat samapi
para mahluk aria ini menjadi "manusi buddha"
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Rico Tsiau on 16 March 2012, 04:16:19 PM
bisa tau saya ini bodhisatta level berapa? atau apa saya adalah bodhisatta?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 16 March 2012, 04:35:52 PM
betul ini masuk ajaran esoterik
untuk mengapresiasi pertanyaan anda sedikit saya buka mengapa saya
menulis bodhisattva ada 32 level

rujukanya berkaitan dengan 32 tanda agung seorang Mahasattva
setiap para Bodhisattva naik level dia akan menerima tanda agung di tubuhnya
dari "nol" (tidak ada)

dan mulai mengumpulkan tanda itu sesuai paramita yang di jalankanya
jika sudah lengkap 32 tanda yang dikumpulkan bodhisatta ini akibat pelaksanaan
pemenuhan paramitanya, maka dia bergelar "mahasattva"

walau termasuk esoterik, semoga anda mengerti hitungan dan penglevelanya
bagi yang tidak ada mata dharma tanda ini tidak akan terlihat samapi
para mahluk aria ini menjadi "manusi buddha"
hmmm....
boleh izinkan saya kasih rujukan sutta gak??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 17 March 2012, 10:11:15 AM
suatu waktu,
ada yang datang pada saya karena papanya punya masalah
teman ini membawa cewenya, seorang kr****n super duper "fanatik"
tetapi dengan kelebihan dapat melihat mahluk gaib dan alam gaib

menghormati yang membawanya, saya bersedia memberikan pertolongan
mengenai keluarga si cewe ini

tetapi alangkah terkejutnya saya dengan polosnya apa yang saya lakukan
dapat di lihatnya dengan jelas, karena rasa penasaran itu saya lalu mengecek
past livenya apa pencapaianya, dan ternyata benar past livenya seorang
buddhis dengan level aria

setelah beberapa saat dia datang lagi, kali ini fokusnya bukan pada masalah
yang di hadapi keluarganya, saya jadi penasaran tentang kemampuanya

lalu terjadilah tanya jawab yang kira-kira seperti ini
-apakah kamu dapat melihat siapa yang mendampingimu
*tidak, dan saya tidak perduli
-untuk memancingnya saya katakan yang medampingimu leluhurmu dan dia kelihatan
lemah, lalu saya tawarkan apakah kamu ingiin melihatnya
*setelah pikir-pikir dia mengiyakan, setelah di lihatnya dia berkata ada dua laki perempuan
lengkap leluhur dari silsilah ibu dan yang keberapa (tajam matanya)
-saya katakan kalau di kr****n orang mati kemana?
*kesurga atau neraka
-lalu yang kamu lihat leluhurmu masih di bumi
*itu dia saya bingung
-coba tanya apa kelahiran leluhurmu
- asura langit 3 yang laki-laki, yang perempuan asura langit 2

setelah beberapa pertemuan dia mulai goyah, dengan keyakinanya
dan suatu saat dia datang, lalu saya bertanya

-dari mana sebelum ke sini, kamu kerja?
*ya hari ini saya kerja
-(karena saya tahu dia kerja di gereja bagian keuangan ) lalu saya bertanya
banyak mahluk gaib ngak dalam gereja
*dengan sedikit kaget, di gugup menjawab "ia"
-kamu ngak nanya kenapa mereka ada, padahal kitap ayat-ayat pengusir setan
tiap hari di bacakan, lalu siapa mereka?
* aku ngak tahu..............pokoknya aku cuma liat ada mahluk disana, mengenai mengapa
atau bagaimana aku ngak tahu
-sedikit saya desak, coba kamu tanya apakah mereka "roh" para member gereja ini
yang sudah mati lalu ngumpul di sana?
berapa banyak mereka?
*lama dia menghindar tatapan saya dan hampir menolak menjawab
(akhirnya setelah di desak cowonya dia jawab)
ia, mereka dulu umat gereja disini, dan jumblahnya banyak mereka berkumpul
di dalam gereja?????????

jadi dapat diambil kesimpulan, dan di konfirmasi sendiri oleh member umat itu bahwa
keyakinan mereka itu tidak benar (setidak-tidaknya bagi anak ini dia ehipassiko)

lalu saya bercerita bahwa yang dilihatnya sudah terlahir sebagai peta, mereka menunggu di
dalam gereja karena mereka percaya "akan di angkat tuhanya" untuk naik ke surga

sampai kiamatpun itu tidak akan terjadi, karena tuhanya tidak mempunyai kekuasaan
untuk memasukan mahluk ke surga atau ke neraka?
bayangkan keyakinan mereka yang begitu kuat, menghasilkan kelahiran alam peta
dan mendapati diri mereka terombang-ambing oleh "keyakinan" mereka, bahkan disaat
mereka sudah mati dan menjadi PETA

hasilnya anak ini mempelajari buddha dharma, walau saya tidak pernah memintanya
pindah agama.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: bluppy on 17 March 2012, 11:11:04 AM
At cerita atas,

Masa lampau ce itu buddhist level aria, buddhist level aria itu maksudnya sotapanna ke atas?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 17 March 2012, 02:39:15 PM
At cerita atas,

Masa lampau ce itu buddhist level aria, buddhist level aria itu maksudnya sotapanna ke atas?

iya betul

. _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 17 March 2012, 04:52:30 PM
baiklah, karena tidak ada respon, maka saya anggap anda menyetujuinya...
Quote from: DN 30 lakkhana sutta
Spoiler: ShowHide

lakkhana sutta
[142] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR.[1] Suatu ketika, Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthi, di Jetavana, di Taman Anāthapiṇḍika. ‘Para bhikkhu!’ Beliau berkata, dan para bhikkhu menjawab: ‘Bhagavā.’ Sang Bhagavā berkata, ‘Ada, para bhikkhu, tiga puluh dua tanda-tanda yang menjadi ciri khas seorang Manusia Luar Biasa,[2] dan bagi Manusia Luar Biasa itu yang memiliki tanda-tanda ini, hanya dua karir yang terbuka. Jika ia menjalani kehidupan rumah tangga, ia akan menjadi raja, seorang Raja Pemutar-Roda hukum keadilan, penakluk empat penjuru, yang telah mengukuhkan keamanan di wilayahnya dan memiliki tujuh pusaka. Yaitu: Pusaka Roda, Pusaka Gajah, Pusaka Kuda, Pusaka Permata, Pusaka Perempuan, Pusaka Perumah tangga, dan yang ke tujuh, Pusaka Penasihat. Ia memiliki lebih dari seribu putra yang adalah pahlawan-pahlawan, berpostur kuat, penakluk bala tentara musuh. Ia berdiam setelah menaklukkan tanah yang dikelilingi oleh lautan tanpa menggunakan tongkat atau pedang, melainkan dengan hukum. Tetapi jika ia meninggalkan kehidupan rumah tangga untuk menjalani kehidupan tanpa rumah, maka ia akan menjadi seorang Arahant, seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna, seorang yang menarik selubung dunia.’

1.2. ‘Dan apakah tiga-puluh-dua tanda ini? [143] (1) Beliau memiliki telapak kaki yang rata.[3] Ini adalah satu dari tanda-tanda Manusia Luar Biasa. (2) Di telapak kaki-Nya terdapat gambar roda-roda dengan seribu jeruji, lengkap dengan lingkar dan sumbunya. (3) Tumit-Nya menonjol. (4) Memiliki jari-jemari tangan dan kaki yang panjang.[4] (5) Memiliki tangan dan kaki yang lunak dan lembut. (6) Tangan dan kaki-Nya menyerupai jaring.[5] (7) Pergelangan kaki-Nya agak lebih tinggi.[6] (8) Kaki-Nya menyerupai kaki rusa. (9) Berdiri tanpa membungkuk, Beliau dapat menyentuh lutut-Nya dengan tangan-Nya. (10) Alat kelamin-Nya terselubung. (11) Kulit-Nya cerah, berwarna keemasan. (12) Kulit-Nya sangat halus dan licin, sehingga tidak ada debu yang menempel. [144] (13) Bulu-bulu badan-Nya terpisah, satu untuk masing-masing pori-pori. (14) Bulu-bulu badan-Nya tumbuh ke atas, hitam kebiruan bagaikan collyrium,[7] tumbuh bergelung ke arah kanan. (15) Tubuh-Nya tegak.[8] (16) Memiliki tujuh bagian yang menggembung.[9] (17) Bagian depan tubuh-Nya bagaikan bagian depan tubuh singa. (18) Tidak ada cekungan antara bahu-bahu-Nya. (19) Tubuh-Nya proporsional bagaikan pohon banyan: tinggi badan-Nya sama dengan panjang rentangan tangan-Nya. (20) Dada-Nya bundar. (21) Memiliki indria pengecap yang sempurna.[10] (22) Rahang-Nya seperti rahang singa. (23) Memiliki empat puluh gigi. (24) Gigi-Nya rata. (25) Tidak ada celah antara gigi-Nya. (26) Gigi taring-Nya putih cemerlang. (27) Lidah-Nya sangat panjang. (28) Memiliki suara menyerupai Brahmā, seperti suara burung karavīka. (29) Mata-Nya biru dalam. (30) Bulu mata-Nya menyerupai bulu mata sapi. (31) Rambut[11] di antara alis mata-Nya berwarna putih dan lembut seperti kapas. [145] (32) Kepala-Nya menyerupai serban kerajaan.[12] Ini adalah satu dari tanda-tanda Manusia Luar Biasa.’

1.3. ‘Ini, para bhikkhu, adalah tiga-puluh-dua tanda yang menjadi ciri khas Manusia Luar Biasa, dan bagi Manusia Luar Biasa itu, yang memiliki tanda-tanda ini, hanya dua karir yang terbuka .... Dan para bijaksana dari kelompok lain[13] mengetahui tiga-puluh-dua tanda ini, tetapi mereka tidak mengetahui alasan kamma bagaimana mendapatkan tanda-tanda ini.’

1.4. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga, keberadaan masa lampau, atau tempat tinggal masa lampau Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, melakukan perbuatan-perbuatan besar yang bertujuan baik, tidak tergoyahkan dalam perbuatan baik melalui jasmani, ucapan, dan pikiran, dalam kedermawanan, disiplin-diri, pelaksanaan hari-Uposatha, dalam menghormati orang tua, para petapa dan Brāhmaṇa dan pemimpin suku, dan dalam perbuatan baik [146] lainnya; dengan melakukan kamma itu, menimbunnya, banyak dan berlimpah, saat hancurnya jasmani setelah kematian, Beliau terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga, di mana Beliau memiliki melampaui para dewa lainnya dalam hal umur kehidupan, penampilan, kebahagiaan, kemegahan, pengaruh, dan dalam hal pemandangan-pemandangan, suara-suara, bau-bauan, rasa kecapan, dan kontak sentuhan surgawi. Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (1) telapak kaki yang rata, sehingga Ia dapat menjejakkan kaki-Nya dengan rata di atas tanah, mengangkatnya dengan rata, dan menyentuh tanah dengan rata, dengan seluruh permukaan telapak kaki-Nya.’

1.5. ‘Karena memiliki tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda ... menaklukkan tanpa menggunakan tongkat atau pedang, melainkan dengan keadilan, Beliau memerintah daratan ini hingga batas lautan, daratan terbuka, tidak ada penjahat, bebas dari hutan, kuat, makmur, bahagia, dan bebas dari bahaya. Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau tidak terganggu oleh musuh manusia atau mereka yang berniat-jahat. Itu adalah keuntungannya sebagai penguasa. Dan jika Beliau meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, Beliau akan menjadi seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna ... sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau tidak terganggu oleh musuh atau lawan apa pun baik dari dalam maupun dari luar, dari keserakahan, kebencian, atau kebodohan, juga tidak dari para petapa [147] atau Brāhmaṇa, dewa, māra, atau Brahmā mana pun, atau siapa pun di dunia ini. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.6. Mengenai hal ini, dikatakan:

    ‘Jujur, adil, jinak, dan tenang,
    Murni dan berbudi, menjalankan Uposatha,
    Dermawan, tidak mencelakai siapa pun, damai,
    Ia melaksanakan tugas beratnya,
    Dan pada akhirnya, ia pergi ke surga,
    Berdiam dalam kegembiraan dan kebahagiaan.
    Kembali dari sana ke alam manusia, kakinya
    Dengan telapak yang rata menginjak tanah.
    Para peramal berkumpul menyatakan:
    “Baginya yang menginjak tanah dengan rata,
    Tidak ada rintangan dapat menghalangi jalannya,
    Jika ia menjalani kehidupan rumah tangga,
    Atau jika ia meninggalkan keduniawian:
    Dari Tanda ini terlihat jelas.
    Bahwa sebagai seorang biasa, tidak ada musuh,
    Tidak ada lawan dapat menghalangi di depannya.
    Tidak ada kekuatan manusia yang dapat
    Menghilangkan buah kamma-nya.
    Atau jika ia memilih kehidupan tanpa rumah.
    Cenderung meninggalkan keduniawian, dan jelas
    Terlihat – ia akan menjadi raja di antara manusia,
    Tanpa tandingan, tidak akan terlahir kembali:
    Ini adalah hukum baginya.”’

1.7. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga ... Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, [148] hidup demi kebahagiaan banyak makhluk, sebagai penghalau ketakutan dan teror, penyedia perlindungan dan naungan, dan menyediakan semua kebutuhan, dengan melakukan kamma itu, ... terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga .... Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (2) di telapak kaki-Nya terdapat gambar roda-roda dengan seribu jeruji, lengkap dengan lingkar dan sumbunya.’

1.8. ‘Karena memiliki tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda .... Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau memiliki banyak pengikut: Beliau dikelilingi oleh para perumah tangga Brāhmaṇa, warga kota dan desa, penjaga harta, pengawal, penjaga pintu, para menteri, para raja pengikut, kepala-kepala daerah, dan para prajurit. Itu adalah keuntungannya sebagai seorang penguasa. Dan jika Beliau meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, Beliau akan menjadi seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna .... Sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau memiliki banyak pengikut: Beliau dikelilingi oleh para bhikkhu, bhikkhunī, umat-umat awam laki-laki dan perempuan, para dewa dan manusia, asura,[14] nāga dan gandhabba.[15] Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.9. Mengenai hal ini, dikatakan:

    ‘Seiring waktu-waktu yang berlalu, dalam kelahiran-kelahiran lampau
    Sebagai manusia, melakukan banyak kebajikan,
    Menghalau ketakutan dan kepanikan,
    Berkeinginan menjaga dan memberikan perlindungan,
    Ia melaksanakan tugas beratnya, [149]
    Dan pada akhirnya, ia pergi ke surga,
    Berdiam dalam kegembiraan dan kebahagiaan.
    Kembali dari sana ke alam manusia, kakinya
    Terlihat memiliki tanda banyak roda,
    Masing-masing berjeruji seribu, lengkap.
    Para peramal berkumpul menyatakan:
    Melihat banyak tanda jasa ini:
    “Ia akan memiliki banyak pengikut,
    Semua lawannya akan ditaklukkannya.
    Tanda-roda ini jelas menunjukkan.
    Jika ia tidak meninggalkan keduniawian,
    Ia akan memutar Roda, dan memerintah dunia.
    Para mulia akan menjadi pengikutnya,
    Semua melayani di bawah kekuasaannya.
    Tetapi jika ia memilih kehidupan tanpa rumah.
    Cenderung meninggalkan keduniawian, dan jelas
    Terlihat – manusia dan dewa Asura, sakka, rakkhasa[16]
    Gandhabba, nāga, garuḍa,
    Binatang buas berkaki empat juga akan melayaninya,
    Tanpa tandingan, oleh para dewa dan manusia
    Semuanya menghormatinya dalam segala kemuliaannya.”’

1.10. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga .... Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, menolak melakukan pembunuhan dan menjauhinya, dan menggantung tongkat dan pedang, berdiam, dalam kebajikan dan belas kasihan, bersahabat dan simpati terhadap semua makhluk hidup, dengan melakukan kamma itu, ... terlahir kembali di alam bahagia .... Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tiga tanda Manusia [150] Luar Biasa ini: (3) tumit-Nya menonjol, (4) memiliki jari-jemari tangan dan kaki yang panjang, dan (15) tubuh-Nya tegak.’

1.11. ‘Karena memiliki tanda-tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda ... sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau berumur panjang, bertahan lama, mencapai usia yang sangat tua, dan seumur hidupnya, tidak ada musuh manusia yang mampu membunuhnya .... Sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau berumur panjang ...; tidak ada musuh, apakah petapa atau Brāhmaṇa, dewa, māra atau Brahmā, atau siapa pun di dunia ini yang mampu membunuh-Nya. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.12. Mengenai hal ini, dikatakan:

    ‘Memahami ketakutan mereka akan kematian,
    Ia menghindari pembunuhan makhluk-makhluk.
    Kebajikan ini menghasilkan kelahiran di alam surga,
    Di mana ia menikmati buah kebajikannya.
    Kembali dari sana ke alam ini,
    ia memiliki Dalam dirinya tiga tanda ini:
    Tumitnya padat dan sangat panjang,
    Bentuk tubuhnya tegak bagaikan Brahmā,
    Indah dilihat, dan anggota tubuh berbentuk sempurna,
    Jemarinya lembut, halus, dan panjang, [151]
    Dengan tiga tanda keagungan ini
    Diketahui bahwa sang anak akan berumur panjang.
    “Ia akan lama menjalani kehidupan rumah tangga
    Lebih lama lagi ia menjalani kehidupan tanpa rumah
    Melatih kakuatan-kekuatan mulia:
    Demikianlah tiga tanda ini menunjukkan.”’

dan seterusnya silakan baca sendiri
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_30:_Lakkha%E1%B9%87a_Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_30:_Lakkha%E1%B9%87a_Sutta)

terlihat satu sifat bisa membawa beberapa ciri pada ciri fisik bodhisatta...
lalu, apakah bodhisatta hanya memiliki satu sikap ini pada satu saat (kan katanya pemenuhan tingkatannya bertahap)??
jadi di kehidupan lainnya bodhisatta tidak mempunyai sikap ini??
"Sang Tathāgata menjadi pembicara bagi orang-orang tentang kesejahteraan mereka, tentang Dhamma, menjelaskan ini kepada orang-orang dan menjadi penyokong kesejahteraan dan kebahagiaan bagi para makhluk, seorang pembabar Dhamma"
aneh..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 17 March 2012, 07:40:51 PM
baiklah, karena tidak ada respon, maka saya anggap anda menyetujuinya...terlihat satu sifat bisa membawa beberapa ciri pada ciri fisik bodhisatta...
lalu, apakah bodhisatta hanya memiliki satu sikap ini pada satu saat (kan katanya pemenuhan tingkatannya bertahap)??
jadi di kehidupan lainnya bodhisatta tidak mempunyai sikap ini??
"Sang Tathāgata menjadi pembicara bagi orang-orang tentang kesejahteraan mereka, tentang Dhamma, menjelaskan ini kepada orang-orang dan menjadi penyokong kesejahteraan dan kebahagiaan bagi para makhluk, seorang pembabar Dhamma"
aneh..

baca ulang postingan anda

anda bertanya tentang "bodhisattva" tetapi mereferensikan sikap seorang "Tathagata"

bukankah ini dua hal yg berbeda?
lalu bukankah tulisan anda membingungkan untuk di jawab?
saya menjawab mengunakan referensi bodhisatta atau seorang Tathagata?

jadi mohon di koreksi pertanyaan dan data (sutta) pendukungnya

 _/\_
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 17 March 2012, 08:17:45 PM
maaf, maksudnya tathagata..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 17 March 2012, 09:06:44 PM
maaf, maksudnya tathagata..

jika mengacu Tathagata, maka apa yang diucapkan Buddha Gotama sudah cukup
karena beliau adalah Tathagata.

siapa yang lebih tahu tentang Tathagata kalau bukan Tathagata sendiri
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: will_i_am on 17 March 2012, 09:39:44 PM
pertanyaannya adalah, apakah 32 tahapan bodhisatta itu (kalau menurut anda) dipenuhi satu persatu??
sedangkan ada satu sifat yang membawa dua atau tiga ciri sekaligus..

dan lagi, apakah pemenuhannya hanya satu pada satu saat??
misalnya di kehidupan ini bodhisatta sedang menjalani pemenuhan tahapan ciri fisik suara yang merdu, apakah hanya prilaku yang menunjang pada berbuahnya ciri tersebut saja yang dilakukan? sedangkan perbuatan baik lainnya tidak dilakukan??
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 17 March 2012, 10:44:04 PM
pertanyaannya adalah, apakah 32 tahapan bodhisatta itu (kalau menurut anda) dipenuhi satu persatu??
sedangkan ada satu sifat yang membawa dua atau tiga ciri sekaligus..

dan lagi, apakah pemenuhannya hanya satu pada satu saat??
misalnya di kehidupan ini bodhisatta sedang menjalani pemenuhan tahapan ciri fisik suara yang merdu, apakah hanya prilaku yang menunjang pada berbuahnya ciri tersebut saja yang dilakukan? sedangkan perbuatan baik lainnya tidak dilakukan??
ya tanda itu di perjuangkan satu persatu, tetapi tidak berurutan,
dan bisa saja satu tanda belum tuntas di kelahiran berikutnya
para bodhisattva ini memperjuangkan tanda yang lain

suara merdu karena berkata benar, jadi bisa saja dalam satu kelahiran
para bodhisattva memperjuangkan lebih dari satu tanda
atau banyak kelahiran tidak memperjuangkan satu tandapun
Variasi pemenuhan paramita juga di pengaruhi oleh jalan bodhisattva tersebut

.
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: rooney on 19 March 2012, 08:48:52 AM
Mengapa di mahayana 6 paramita dan di sutta pali 10 paramita ? Adakah bedanya ?

Apakah masih mungkin mencapai sotapanna sakadagami di zaman sekarang ?  ;D
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: bluppy on 19 March 2012, 06:02:11 PM
At cerita atas,

Masa lampau ce itu buddhist level aria, buddhist level aria itu maksudnya sotapanna ke atas?

iya betul

. _/\_

bila kehidupan lampau nya adalah sotapanna,
kalau secara teori, ciri2 nya sotapanna termasuk
sudah memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan terhadap tiratana
tapi di kehidupan ini, ce itu terlahir sebagai umat kristiani yang fanatik?
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 March 2012, 08:35:00 PM
Mengapa di mahayana 6 paramita dan di sutta pali 10 paramita ? Adakah bedanya ?

Apakah masih mungkin mencapai sotapanna sakadagami di zaman sekarang ?  ;D
kalau tidak memungkinkan berarti dhamma sudah tidak dapat di praktekan lagi
di jaman sekarang
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Choa on 19 March 2012, 08:36:27 PM
bila kehidupan lampau nya adalah sotapanna,
kalau secara teori, ciri2 nya sotapanna termasuk
sudah memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan terhadap tiratana
tapi di kehidupan ini, ce itu terlahir sebagai umat kristiani yang fanatik?

maka konsep tumimbalahir terbukti
dan konsep reingkarnasi tidak terbukti

dhamma sudah di realisasikan
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sostradanie on 31 July 2015, 11:44:01 PM
Masih ada yang bernilai..
Title: Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
Post by: Sostradanie on 31 July 2015, 11:46:19 PM
Masih ada yang bernilai.