//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - dery

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 21
1
Perkenalan / Re: Salam Kenal... Newbie banget nih..
« on: 14 April 2013, 03:29:41 PM »
kayaknya mesti baca 22 nya aja sekalian.. jadi tau mana yg menurut Theravada n Mahayana..

bacanya dimana?  ;D

DeNova : lam kenal juga... kanon pali terjemahan kan?? dimana tuh bisa bacanya? thx..
http://dhammacitta.org/perpustakaan

2
join donk hu, sekalian share juga di sana ya.

kalau bro member lama ceksaham.com, yg website lama dipindahin ke folder financial, klik di sini.

Masih dalam taham renovasi, sorry kalau bikin galau  :-[
saya si amatiran, cuma ngerti TA dikit2

3
thank you,

kok tau bro... wah jgn2 salah satu member BBM ya?
tadi pagi ngintip di kaskus

ayo suhu turunkan ilmunya di forum tsb.

4
OTT
Bro Tesla, selamat ya atas launching Forum Sahamnya.

5
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 11 August 2011, 04:48:28 PM »
untuk yg butuh software chart gratis bisa pakai chartnexus (gratis juga tapi lumayan bagus)
http://www.chartnexus.com/

6
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 11 August 2011, 04:36:24 PM »
ada OLT yang buat virtual ?
cari dimana? legal kah ?
virtual trading pakai softwarenya IDX aja
http://www.idx.co.id/Home/ProductAndServices/Services/IDXVirtualTrading/tabid/163/language/id-ID/Default.aspxt

daftar gratis 30hari, nanti di kasih pass & id serta link download via email.

7
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 10:10:01 AM »
Kesalahan ke 9 : Overtrading pada suatu transaksi.

Overtrading pada suatu transaksi ataupun meresikokan sebuah persentase yang cukup besar dalam suatu transaksi, baik itu dalam bentuk rupiah yang terlalu besar dalam sebuah eksekusi ataupun bertransaksi dalam jumlah lot yang terlalu besar dalam banyak pilihan saham-saham.

Hal ini juga sering terjadi pada suatu periode keberhasilan pada saat Anda "tahu" bahwa market akan "melakukan sesuatu", Anda yakin bahwa akan ada suatu pergerakan yang besar dan kemudian dengan kepercayaan diri yang cukup besar pula Anda meresikokan jumlah yang lebih dari maximum yang telah Anda rencanakan sebelumnya.

Pada saat ini terjadi, emosi Anda telah melampaui keseimbangannya, yang diperlukan market hanya sebuah gerakan kecil saja yang bergerak berlawanan dengan posisi Anda, dan Anda langsung pucat dan melongo kehilangan semuanya.

Untuk mengatasi kesalahan ini, Anda memang harus melatih kedisiplinan secara ketat terhadap peraturan-peraturan trading yang telah Anda gariskan sebelumnya, dan memperhatikan money management yang jelas terhadap persentase resiko dari total modal Anda meskipun seberapa bagusnya suatu pergerakan market yang Anda "pikir" akan menguntungkan Anda.


Eyang Ratman (ER - Guru Saya) sering mengatakan "Trade what u see, not what u think", karena pikiran sering "mengelabui" akal sehat kita dengan teori pembenaran dan pengharapan.

sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=120&Itemid=54

8
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 10:08:58 AM »
Kesalahan ke 8 : Terlalu percaya diri, sehingga terbuai kesan kesuksesan.

Sebuah judul yang aneh bukan ? Sebenarnya semakin sukses kita dalam suatu transaksi di pasar modal, maka semakin tinggi rasa kepercayaan diri kita.

Bagi trader amatiran, biasanya mulai akan merasa diri sangat jago sehingga menantang langit seolah tidak aka ada yang dapat membuat dia kalah, terkadang malah mulai berkoar-koar hendak menunjukkan kepiawaiannya dimana-mana dengan mengatakan bahwa hanya dialah yang mampu mengalahkan pasar. Â Beat the market ??

Well hal ini sangatlah berbahaya bagi psikologi, karena semakin sukses, dan semakin tinggi kepercayaan dirinya yang mana secara cepat atau lambat akan memicu mereka-mereka untuk secara tak sabar menambah resiko dalam bentuk penyuntikan dana yang mengharapkan pengembalian yang cukup besar dengan ilmu kesuksesannya.

Nah pada saat tingkat kepercayaan dirinya yang sangat tinggi mencapai puncaknya, biasanya mereka akan sangat "gengsi" untuk mematuhi aturan-aturan dasar dalam bertransaksi di pasar modal, hingga suatu titik market yang menunjukkan gigi sebenarnya akan membungkam mulut dan gengsinya hingga ke titik terdalam.
Biasanya saat kita memiliki uang lebih (dan kepercayaan diri yang berlebihan) saat sukses, berdasarkan data, para trader/investor akan mencoba "keberuntungan"nya dengan menjajal persentase yang lebih besar dan beresiko (komitmen aturan toleransi cut lossnya pun biasanya di longgarkan sesuai dengan kepercayaan dirinya), dan dengan arogansi dan gengsinya, tanpa sadar akan menjadi boomerang yang berbahaya bagi mereka dibandingkan dengan para traders/investors yang tetap merasa rendah dan mau belajar serta disiplin dengan loss-loss kecil.

Saya sedang mengamati 2 orang mahasiswa yang mencoba masuk ke dunia pasar modal.

Mahasiswa yang 1 sangat telaten belajar, belajar, dan belajar terus. Setiap kali dia berbuat kesalahan di transaksinya, dia akan mengirimkan email ke saya dan ER dengan maksud mengevaluasi kesalahannya. Sejauh ini kami menilai, mahasiswa pertama ini someday akan menjadi seorang trader yang sukses di pasar modal.

Sedangkan mahasiswa ke 2 ?, terlihat sekali over confidencenya yang luar biasa, yang dibicarakan olehnya hanya profit, profit, dan profit. Tidak pernah terlihat sama sekali bahwa dia pernah loss. Yang ditunjukkan olehnya hanya segala sesuatu yang seolah-olah hendak mengklaim diri sebagai yang terhebat dan menjadi raja market.

Kebetulan saya pernah mempunyai teman seperti mahasiswa ke 2 ini, sudah lama tidak kedengaran kabarnya lagi sejak market memukulnya dan akhirnya dia end up menjaga toko handphone milik orang tuanya di Roxy.

Menurut Anda, apakah yang akan terjadi dengan mahasiswa ke 2 diatas tadi ?? Well tidak akan ada yang peduli. Saya pribadi lebih mengharapkan dan menunggu mahasiswa pertama di atas yang terus diasah menjadi sebuah berlian di pasar modal Indonesia.

Kesalahan ke 8 ini dapat di atasi dengan cara tetap berkomitmen dengan tidak membiarkan diri anda terbawa emosi over confidence saat Anda merasa benar. Cobalah untuk tetap realistis dengan target profits dan tetap maintain loss dengan disiplin yang ketat.

sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=119&Itemid=53

9
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 10:08:06 AM »
Kesalahan ke 7 : Terkena Margin Call / Force Sell

Kesalahan ke 7 ini tidak usah saya ulas secara panjang lebar, Seringkali terkena margin call hanya akan menambah dan menumpuk loss Anda. Bahkan tak jarang saya mendengar keluhan-keluhan orang-orang yang terkena margin call.

Suatu ketika saya yang sedang duduk di gallery, di saat market yang sedang "guyuran", tiba-tiba seorang trader yang kebetulan duduk di depan saya mendapatkan panggilan via handphonenya dan diberitahukan bahwa dia terkena margin call dan harus force sell.

Dana beliau tidak tanggung-tanggung lho. Dengan modal 10 M, beliau diberikan "fasilitas" margin sebesar 50 M, dan pada saat market sedang guyuran.. trader tersebut terhenyak di kursinya, bahkan sampai jatuh ke lantai. Ternyata beliau selain terkena force sell, secara langsung berstatus hutang sebesar 19M.

Artinya modal 10M nya ludes dan karena overtrade dengan margin, berbalik menjadi hutang 19 M, sungguh kasihan melihatnya. Margin call ataupun force sell terjadi karena secara jelas Anda "ngotot" berada dalam suatu transaksi yang sedang merugi, dan dengan semangat balas dendam biasanya pikiran menjadi subjektif dan cenderung melipat-gandakan pembelian saham yang sedang merugi.

Padahal tindakan yang harusnya diambil adalah menutup dan cut loss posisi yang salah arah tersebut sedini mungkin bukan ?Hal ini sering terjadi karena banyak orang sangat keras kepala dan tidak mau mengakui bahwa dia salah dan menerima kekalahan dengan harapan bahwa market akan segera bergerak sesuai arah yang mereka inginkan, Well it's not work that way !!

Kesimpulan dari kesalahan ke 7 ini adalah salah satu rangkuman dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, yaitu ; Tidak mau membuat trading plan, Tidak mau menggunakan stop loss (sibuk berkoar-koar pula, aneh lho ??), Overtrading, dan Money management yang berantakan sekali.

Jangan sekali-kali membiarkan transaksi Anda terkena margin call / force sell. Percayalah, saya sudah melihat akibatnya terhadap teman-teman yang terkena kesalahan ini

sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=118&Itemid=49

10
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 10:07:03 AM »
Kesalahan ke 6 : Melakukan averaging down pada saham yang sedang loss
Ini biasanya merupakan posisi yang keterusan, kedepannya dengan perhitungan perbedaan harga kejatuhan sebesar 5-10% akan menjadi bencana yang membuat kepala pusing.


Tipikal transaksi yang terjadi adalah saat Anda membeli sejumlah saham dan ternyata harganya jatuh cukup dalam tanpa Anda kendalikan, maka Anda biasanya akan berpikiran bahwa kejatuhan harga tersebut telah membuat saham tersebut sangat murah.

Kemudian Anda memutuskan untuk membelinya lagi untuk menetralisir harga atas yang keburu "nyangkut" sebelumnya. Kebiasaan ini berdasarkan pemikiran bahwa dengan melakukan averaging down pada harga yang turun akan membuat nilai rata-rata harga saham menjadi lebih mudah untuk kembali ke harga "modal baru" hasil averaging down.

Sayangnya pendekatan seperti ini akan mengakibatkan Anda rugi 2 kali lebih besar jika pasar tetap berlawan arah dengan arah yang Anda harapkan. Saat sebuah trend turun sedang berlangsung,biasanya akan tetap turun terus.

Contoh saham-saham unggulan seperti AALI, atau ASII. Saat Anda salah membeli di harga 28.000,- harga tersebut jatuh ke 24.000 tanpa Anda cut loss sedini mungkin selagi masih dalam batas toleransi.

Kemudian harga tersebut Anda anggap sudah murah, dan Anda melakukan averaging down, NAMUN apa yang terjadi ?? AALI ataupun ASII terus meluncur ke 20.000,- dan lagi-lagi Anda melakukan averaging down, kenyataannya AALI bahkan turun terus di bawah 10.000,- dan Anda bingung harus mengorek tabungan anak-istri Anda untuk lagi-lagi melakukan Averagin' down ?? bijakkah ??

Ada suatu pendekatan yang boleh dilakukan dalam bertransaksi dengan strategi Averaging Down, yaitu membeli dan kemudian membeli lagi saat harganya turun, dan kemudian membeli lagi saat harganya turun lagi ASALKAN ini memang sudah merupakan perencanaan transaksi (trading plan) Anda yang sudah mengantisipasi kejatuhan nilai harga saham tersebut dari awal sebelum mengeksekusi pembelian pertama.

Tentunya strategi ini tetap mempunyai batas toleransi maksimum berupa stop loss yang sudah dipasang pada level yang diantisipasi. Ingat faktor terpenting dalam suatu trading plan bukanlah target profit, NAMUN batas cut loss Anda.

Kesalahan ke 6 ini dapat diatasi dengan sebuah rule yang diterapkan secara sangat disiplin dengan prinsip : Anda tidak akan melakukan averaging down pada suatu transaksi yang merugi dan terus merugi, KECUALI memang sudah Anda antisipasi.

JANGAN LUPAKAN STOP LOSS


sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=117&Itemid=48

11
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 10:05:44 AM »
Kesalahan ke 5 : Terlalu betah "menginap" dalam suatu posisi

Satu dari sekian kesalahan para investor/trader juga adalah terlalu betah berada dalam suatu posisi, atau secara sederhananya gagal melakukan eksekusi merealisasikan profit Anda pada suatu level yang telah ditentukan dalam suatu rencana transaksi (trading plan).

Sepertinya merupakan suatu hukum alam, bahwa suatu pasar / market hanya mengijinkan seseorang atau individu untuk sesekali mendapatkan suatu eksekusi yang menghasilkan keuntungan yang sangat besar sekali sebelum memintanya untuk mengembalikannya kembali ke dalam pasar/market.

Mohon di ingat ini tidak ada hubungannya dengan unsur hoki atau keberuntungan, tidak perlu bangga, karena sebenarnya Anda akan sangat bodoh jika mengharapkan keberuntungan saja tanpa persiapan, ibarat menyeberang jalan dengan PD sambil tutup mata, jika beruntung sampai ke ujung jalan 1X, cobalah berkali-kali, dimohon dengan sangat, pls beritahu saya hasilnya pada percobaan ke 2.. karena saya akan menggelar jualan tiket sirkus dan menghasilkan begitu banyak uang dari kegiatan bodoh Anda, tanpa resiko buat saya hehehe....

Nah mari lanjutkan, betul sekali bahwa, pada suatu saat Anda berhasil mengeksekusi suatu transaksi yang memberikan suatu profit yang besar, dan ketika Anda melihat kenaikan % dari keuntungan dari transaksi tersebut, Anda harus merealisasikan keuntungan yang sudah di tangan Anda hingga rupiah yang terakhir.

Jika pergerakan nilai harga telah mencapai target objektif Anda, dan Anda masih berada di dalamnya tanpa menggunakan rencana eksekusi atau trading plan untuk menaruh trailing stop.. maka dapat dikatakan bahwa Anda terlalu betah "menginap" dalam suatu posisi.

Biasanya, pasar akan berbalik tanpa permisi secara tiba-tiba serta aggresif melorot tanpa memberi kesempatan sama sekali, dan Anda hanya menganga bengong melihat nilai keuntungan yang belum Anda realisasikan raib dari catatan portofolio Anda.

Kemudian Anda mulai bertahan dan berharap pada saat terjadi teknikal rebound yang bersifat temporer, namun market tidak mampu untuk rebound terlalu jauh dari kejatuhannya, bahkan mulai melanjutkan pergerakannya ditarik oleh gravitasi ke bawah.

Pada saat ini Anda benar-benar mulai sungguh-sungguh berharap dan berharap, sering terjadi saat Anda mengedipkan mata saja, nilai pergerakan harga sudah berubah warna menjadi merah, dan status portofolio Anda berubah menjadi unrealized loss. Be aware that a large profit can turn into an even larger loss.

Kesalahan ke 5 ini, dapat di atasi dengan memasang disiplin ketat akan trailing stop saat posisi Anda bergerak mendekati target price sesuai trading plan Anda. Atau berpuaslah dengan profit yang besar saat target objektif Anda tercapai dengan segera mengeksekusinya.

sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=116&Itemid=50

12
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 10:04:40 AM »
Kesalahan ke 4 : Membiarkan kerugian tidak terkendali dan sebaliknya ; langsung kabur begitu mendapatkan sedikit profit

Sebuah kesalahan umum diantara para traders pasar modal yang sering mengambil untung sedikit saat profit dan membiarkan loss turun menggerogotin modal. Ini biasanya merupakan suatu tindakan yang melakukan eksekusi tanpa mempunyai trading plan.

Saya sering menemukan beberapa rekan yang berkunjung ke gallery saya. Setelah 1 atau 2 transaksi yang merugi, kita biasanya cenderung langsung merealisasikan profit yang didepan mata tanpa melihat peluang dimana terdapat potensi kenaikan harga yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar (yang mungkin dapat menghapus seluruh kerugian yang terjadi pada transaksi lainnya).

Membiarkan kerugian yang terus berlarut2 merupakan hal wajar yang sering terjadi pada trader pemula, namun hal ini tidak biasa terjadi pada trader professional. Trader professional dapat menyesuaikan diri dengan cepat dengan situasi market yang volatile ataupun yang membuka peluang lebar, sehingga mereka dapat secara konsisten memperbaharui trading plan yang ada.

Dalam workshop, saya sering mengatakan kepada murid-murid peserta ; Setelah entry di suatu transaksi di market, jika kita tidak tahu kapan untuk exit, maka pada saat kita mulai mengalami kerugian, biasanya kita tidak rela dan cenderung membiarkan pergerakan nilai harga turun terus dan terus menggerus modal yang ada hingga kita tidak bisa keluar beneran karena kerugian telah melampaui sekian persen dari modal. Akhirnya kita hanya akan berharap dan berharap bahwa harga akan kembali paling tidak ke area balik modal.

Kesalahan ini dapat di antisipasi dengan menggunakan sebuah perencanaan dan perhitungan stop loss yang jelas, ataupun menggunakan system auto stop loss yang kini telah tersedia.

Dengan demikian Anda dapat mencegah kerugian yang tidak terkendali, dan mengikuti perencanaan trading plan yang ideal sesuai target objektif yang direncanakan.

sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=114&Itemid=41

13
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 10:03:01 AM »
Kesalahan ke 3 : Gagal menggunakan protective stop loss

Ini merupakan bagian vital dalam trading plan dan money management. Guru saya, Eyang Ratman pernah mengatakan pada saya di suatu saat "Tiada trader yang merencanakan kegagalan, tapi yang ada adalah trader yang gagal merencanakan"

Kegagalan menggunakan stop / loss order begitu  Anda masuk dalam suatu eksekusi transaksi di market adalah penentu segalanya. Bukanlah mental stops, tapi real stops yang mana tidak bisa diulang kembali.

Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang kita temui dari para investor / trader yang selalu menggunakan mental stops karena pengalaman buruk melakukan cut loss, setelahnya market berbalik arah terbang ke arah yang sebenarnya bisa menguntungkan sesuai dengan harapan.

Hal ini bukan berarti akhirnya kita menyalahkan stop loss, tapi sebenarnya yang terjadi adalah kita sering melakukan stop loss pada tempat dan waktu yang salah, yang mana artinya kita tidak mempunyai sebuah teknikal stop yang bagus. Ketika stop loss (yang kita tentukan pada saat sebelum eksekusi pembelian terjadi) tersentuh oleh pergerakan nilai harga, artinya menunjukkan analisa kita salah, dan trading plan kita juga salah dalam penempatannya.

Dengan tidak menghormati stop loss, begitu harga pasar menembus kebawah harga stop loss, Anda sudah tidak objektif dan untuk seterusnya, biasanya Anda akan lebih sering membuat kesalahan karena pada saat tersebut Anda sudah bertransaksi berdasarkan fear dan hope.

Coba tanyakan pada diri sendiri, seberapa sering terjadi hal-hal seperti diatas, pada saat pikiran Anda menyuruh Anda segera menekan tombol sell atau menelpon broker Anda untuk menyuruh mereka cut loss posisi Anda, namun tidak Anda lakukan sama sekali. Dan pada beberapa menit kemudian status unrealized loss Anda sudah membengkak dan terus membengkak diatas batas toleransi kerugian Anda sebelumnya.

Anda secara subjektif biasanya akan berharap dan berdoa agar harga kembali naik ke atas minimal ke area stop loss yang Anda abaikan sebelumnya. Sayangnya yang sering terjadi adalah pergerakan nilai harga tidak pernah kembali lagi ke atas, dan pikiran Anda menjadi kalut melihat status loss Anda yang makin berlipat-lipat.

Ada pepatah kuno yang mengatakan "The first loss is the smallest. It is also the easiest to take, even though it may seem hard at the time."

Satu-satunya cara mengatasi kesalahan ke 3 ini adalah, menghadapi dan mengalahkan musuh Anda di market, yaitu diri Anda sendiri.. Disiplinlah

sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=115&Itemid=37


14
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 09:56:31 AM »
Kesalahan ke 2 : Tidak mempunyai Money Management

Saya seringkali takjub dan terkesima kepada para investor dan trader yang tidak mau mengerti akan konsep money management dan bertahan dengan pemikiran lucunya (bahkan setelah pengalaman bertransaksi di pasar modal selama puluhan-puluhan dan puluhan tahun).

Money management sangat berfungsi sekali sebagai pelindung, mengontrol resiko melalui penggunaan stop loss, cut loss ataupun trailing stop, sembari menyeimbangkan porsi potensi kerugian yang akan Anda derita terhadap potensi keuntungan yang akan di dapatkan dalam suatu transaksi.

Mari kita ambil suatu contoh penerapan money management yang sangat jelek.

Banyak sekali investor / trader yang lebih memilih menahan rugi hingga 10-15 jutaan pada suatu transaksi mereka yang salah langkah, daripada melakukan cut loss dini sebelum terjebak dan berpindah  pada suatu transaksi yang berpotensial memberikan mereka keuntungan profit hanya sebesar 5 jutaan.

Ilustrasi diatas menggambarkan situasi dimana para investor / trader yang lebih suka membalikkan rules risk dan rewards ratio 1:3, dimana seharusnya resiko yang minimal di letakkan pada bagian yang maksimal, dan sebaliknya.

Tidak perlu seorang professor matematika untuk menilai, Tentu saja hal tersebut adalah SALAH BESAR.

Esensi penting dari sebuah transaksi bukanlah terletak pada seberapa besar kerugian yang Anda alami pada saat Anda salah, atau seberapa besar keuntungan yang akan anda terima saat Anda benar. Namun terletak pada seberapa besar toleransi kemungkinan keuntungan yang akan Anda dapatkan pada saat Anda benar, dan seberapa besar toleransi kemungkinan kerugian pada saat Anda salah ??

Sebuah money management yang bagus adalah mengetahui profit objektif Anda yang juga berarti mengetahui toleransi kemungkinan-kemungkinan pada saat Anda salah dan benar, tentunya JUGA mengontrol resiko dengan cut loss, stop loos, dan trailing stop .

Coba Anda pikirkan, apakah Anda lebih baik menahan rugi sebesar 10-15 jutaan pada saat Anda salah, dan merealisasikan keuntungan 5 jutaan pada saat Anda benar ??, Dan hal ini terjadi terus secara konsisten 8 dari 10 kali transaksi Anda.

ATAU

Anda lebih baik merealisasikan rugi sebesar 5 jutaan pada saat Anda salah, dan menahan keuntungan hingga mencapai 10-15 jutaan pada saat Anda benar ??, Dan hal ini terjadi konsisten 8 dari 10 kali transaksi Anda.

Beberapa rekan menertawakan saya secara langsung di depan rekan-rekan lainnya pada saat saya lari ketakutan dengan buru-buru cut loss pada suatu eksekusi transaksi saya yang salah langkah dan merugi, tapi sebenarnya saya juga agak bingung juga, bagian mana yang perlu dibanggakan pada saat menahan posisi merugi anti cut loss dan membiarkan diri tenggelam dalam lubang yang makin hari makin dalam ??

sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=5&Itemid=2

15
Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum / Re: Trading Psychology
« on: 23 July 2011, 09:51:06 AM »
ada kawan2 yg tadring di jsx ?
ane numpang copas dari blog Santo Vibby


Kesalahan 1 : Tidak mempunyai Trading Plan

Memasuki tahun ke 3 dalam advisory services sejak 2006, dan saya sering melakukan ribuan interaksi terutama dengan V-trade members, nasabah-nasabah dan para peserta seminar J-club.

Terkadang saya benar-benar tidak habis pikir setelah tahun demi tahun, transaksi demi transaksi selama ini, ternyata pendekatan para pemula dan amatir selalu sama.

Para investor / trader yang menjelang dan menghadapi situasi pasar yang akan dimulai pada pagi hari atau esok hari biasanya akan berkata seperti ini "Pak, saya rasa hari ini ANTM akan menuju ke 4000, boleh beli pak ?"

Biasanya saya akan bertanya "Kira-kira dimana Anda akan keluar dari transaksi, jika ternyata Anda salah ??"
Seringkali setelah ditanyakan kembali seperti itu, mereka akan terdiam, atau akan kebingungan menjawab "Hah ??" Mereka tidak pernah berpikir akan salah, tidak pernah memikirkan dimana meletakkan posisi stop loss.

Pertanyaan saya berikutnya biasanya seperti berikut "Baiklah, jika memang harganya naik, dimana Anda akan keluar pak ??" dan seringkali mendapatkan respon yang sama seperti pertanyaan sebelumnya.

Rata-rata diatas 90% dari para investor dan trader yang pernah berhubungan dan berinteraksi dengan saya, datang berkonsultasi dengan tanpa trading plan, yang artinya rata-rata dari mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan jika ternyata mereka salah dan apalagi jika mereka benar.

Sangat sering pula saya membimbing nasabah dan para V-trade members dalam suatu transaksi yang "Hit JackPot" atau secara istilah dapat dikatakan mendapatkan tiket untuk ikut dalam suatu kereta yang menuju tambang emas.

Setelah mencapai target-target yang telah di tentukan dalam trading plan, biasanya saya akan merekomendasikan mereka untuk segera merealisasikan profit besarnya dan melanjutkan kehidupan. Namun biasanya saya akan mendapatkan pertanyaan seperti berikut "Pak, apakah tidak sayang untuk di jual ?? Kan saham XXXX masih kuat kelihatannya"

Terkadang sebuah profit besar yang masih belum direalisasikan akan menjadi sebuah loss yang sangat menyakitkan mata secara warna (merah) dan hati karena mereka tidak tahu / tidak mau tahu kapan waktunya untuk keluar.

Tentunya ini sering dipengaruhi oleh faktor ketamakan yang muncul dalam perjalanan, celakanya faktor ketamakan ini akan menjadi faktor ketakutan yang luar biasa saat kereta emasnya "tabrakan" atau meledak karena mesinnya kepanasan karena dipacu terus-terusan.
Salah satu unsur terpenting yang perlu di pikirkan oleh para investor dan trader agar dapat mengembangkan sebuah trading plan, adalah mengikuti langkah-langkah dasar berikut ini ;

1. Ketahui bagaimana dan dimana Anda akan mulai masuk ke market
2. Ketahui berapa besar jumlah uang yang hendak anda resikokan pada setiap transaksi
3. Ketahui bagaimana dan dimana Anda akan keluar dari transaksi tersebut jika Anda salah
4. Ketahui bagaimana dan dimana Anda akan keluar dari transaksi tersebut jika Anda benar
5. Ketahui berapa besar rewards yang akan Anda dapatkan jika Anda benar
6. Selalu menyiapkan titik stop loss untuk antisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak di harapkan
7. Mempunyai gambaran mengenai antisipasi Anda, saat pasar mencapai sasaran objektifitas anda ; pada saat pasar mulai bergerak dan tidak sesuai antisipasi Anda, so ??, get out ! dan sebaliknya.
8. Ketahui musuh/lawan utama Anda di pasar modal, yaitu Diri Sendiri

sumber : http://www.santovibby.com/v2a/index.php?option=com_content&view=article&id=22&Itemid=34

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 21
anything