//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?  (Read 19168 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline manusiatidakbiasa

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 14
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #30 on: 07 May 2011, 10:14:35 AM »
Kadang umat Buddha terlalu mengagungkan Ehipassiko hingga melakukan kekonyolan.

Anda tidak akan bisa membuktikan semua ucapan Buddha, selama anda belum sampai di tingkatan yang sama. Sama seperti halnya anda tidak akan mampu membuktikan persamaan matematika integral pangkat tiga kalau anda tidak pernah belajar matematika sampai mendalam.

Selagi sesuatu belum bisa dibuktikan sendiri, anda akan secara otomatis memilih untuk percaya, tidak percaya, atau meletakkannya di daerah abu-abu. Dan itu alami. Tidak perlu dipermasalahkan. Teruskan saja belajar, nantinya otak kita akan memilih sendiri untuk menerimanya sebagai kebenaran atau menolaknya.

Dan sesungguhnya banyak sekali ucapan Buddha yang tidak perlu di ehipassiko.
misalnya : Membunuh orang tua = masuk neraka paling ujung bawah.
Ucapan seperti ini nggak perlu di-ehipassiko.

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #31 on: 07 May 2011, 11:29:14 AM »
Anggap saja 31 Alam Kehidupan sebagai sebuah hipotesa. Begitu juga dengan tumimbal lahir, hukum karma .
Dan dengan berbagai  hipotesa ini, bisa dijelaskan banyak hal yang tampak aneh dan konyol, seperti orang yg sdh bekerja dengan tekun dan ulet, tetapi sial melulu, hidup susah. Ada yg hidupnya kacau seenaknya, tetapi mudah mendapatkan usaha dll.
Hipotesa ini lebih rasionil daripada hipotesa sederhana yg dipercayai tetangga sebelah yg memiliki hanya satu penguasa tunggal, serta teori black & white , baik adalah surga, jahat adalah neraka.

Mungkin karena dlm hipotesa ini banyak penguasa dalam setiap alam kehidupan, shg konsep demokrasi di alam dewa dan Brahma adalah hal biasa, maka sedikit sekali benturan antar umat Buddha dgn umat lain.
  Bandingkan jika ada 2 kelompok yg masing masing punya Penguasa tunggal masing masing, tidak ada yang mau mengalah (umatnya) karena berpegang pada hipotesa masing masing.

Mengenai kepercayaan ataupun dogma tentang 31 Alam Kehidupan , umat Buddha punya jurus Pamungkas, namanya "Ehipassiko"  :)).

Seandainya  Hipotesa 31 Alam Kehidupan, dianggap sebagai Kepercayaan Tidak Berdasar alias Tahayul, tetap saja ajaran 4 Kebenaran Arya bermanfaat bagi kita. Karena Ajaran Buddha tidak bertumpu pada kepercayaan sederhana.

Karena itu jika muncul orang yg memproklamirkan atau diproklamirkan sebagai  Nabi Baru atau Buda baru, uji saja ajarannya dengan meniadakan hal hal yang bisa dianggap  sebagai kepercayaan atau tahayul, adakah ajaran nya yg bernilai bagi manusia, yang memberikan "teori" yang bisa diterima ; yang jika dilaksanakan dapat menghasilkan kebahagiaan tidak saja bagi pelaksana tetapi juga kepada mereka yg berada disekitarnya. Bukan sekedar memberikan kebahagiaan semu pada pengikutnya yang telah mempersembahkan sapi, kambing , rollsroyce dan rolex.
Jika tidak ada, ya anggap saja sebagai dongeng atau .....badut.  ;D
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #32 on: 07 May 2011, 11:40:26 AM »
Anggap saja 31 Alam Kehidupan sebagai sebuah hipotesa. Begitu juga dengan tumimbal lahir, hukum karma .
Dan dengan berbagai  hipotesa ini, bisa dijelaskan banyak hal yang tampak aneh dan konyol, seperti orang yg sdh bekerja dengan tekun dan ulet, tetapi sial melulu, hidup susah. Ada yg hidupnya kacau seenaknya, tetapi mudah mendapatkan usaha dll.
Hipotesa ini lebih rasionil daripada hipotesa sederhana yg dipercayai tetangga sebelah yg memiliki hanya satu penguasa tunggal, serta teori black & white , baik adalah surga, jahat adalah neraka.

Mungkin karena dlm hipotesa ini banyak penguasa dalam setiap alam kehidupan, shg konsep demokrasi di alam dewa dan Brahma adalah hal biasa, maka sedikit sekali benturan antar umat Buddha dgn umat lain.
  Bandingkan jika ada 2 kelompok yg masing masing punya Penguasa tunggal masing masing, tidak ada yang mau mengalah (umatnya) karena berpegang pada hipotesa masing masing.

Mengenai kepercayaan ataupun dogma tentang 31 Alam Kehidupan , umat Buddha punya jurus Pamungkas, namanya "Ehipassiko"  :)).

Seandainya  Hipotesa 31 Alam Kehidupan, dianggap sebagai Kepercayaan Tidak Berdasar alias Tahayul, tetap saja ajaran 4 Kebenaran Arya bermanfaat bagi kita. Karena Ajaran Buddha tidak bertumpu pada kepercayaan sederhana.

Karena itu jika muncul orang yg memproklamirkan atau diproklamirkan sebagai  Nabi Baru atau Buda baru, uji saja ajarannya dengan meniadakan hal hal yang bisa dianggap  sebagai kepercayaan atau tahayul, adakah ajaran nya yg bernilai bagi manusia, yang memberikan "teori" yang bisa diterima ; yang jika dilaksanakan dapat menghasilkan kebahagiaan tidak saja bagi pelaksana tetapi juga kepada mereka yg berada disekitarnya. Bukan sekedar memberikan kebahagiaan semu pada pengikutnya yang telah mempersembahkan sapi, kambing , rollsroyce dan rolex.
Jika tidak ada, ya anggap saja sebagai dongeng atau .....badut.  ;D

Suatu "teori yang bisa diterima" itu sangat subjektif di tiap orang. Mengapa? Karena setiap orang punya pengalaman hidup yang berbeda sejak kecil sampai saat ini, sehingga semua informasi yang ditangkap indrianya akan dilogikai sesuai dengan persepsinya. Makanya kita bisa bertemu orang-orang yang sangat yakin dengan suatu teori, meskipun teori itu tidak masuk akal bagi orang lainnya.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #33 on: 07 May 2011, 12:33:05 PM »
Suatu "teori yang bisa diterima" itu sangat subjektif di tiap orang. Mengapa? Karena setiap orang punya pengalaman hidup yang berbeda sejak kecil sampai saat ini, sehingga semua informasi yang ditangkap indrianya akan dilogikai sesuai dengan persepsinya. Makanya kita bisa bertemu orang-orang yang sangat yakin dengan suatu teori, meskipun teori itu tidak masuk akal bagi orang lainnya.

Inilah masalahnya bro ... saya tidak terlalu mengerti, apa maksud dari subjektif tersebut. karena kebenaran, menurut saya tidak bisa dan tidak boleh tidak diterima. ia harus diterima oleh setiap orang yang waras. kalo kebenaran tersebut belum dapat diterima, maka ada dua kemungkinan, pertama karena kebenarannya belum difahami. kedua, karena orang itu tidak waras. hanya dua sebab itu saja, dan tidak ada unsur yang disebut "subjektif".

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #34 on: 07 May 2011, 12:53:11 PM »
Inilah masalahnya bro ... saya tidak terlalu mengerti, apa maksud dari subjektif tersebut. karena kebenaran, menurut saya tidak bisa dan tidak boleh tidak diterima. ia harus diterima oleh setiap orang yang waras. kalo kebenaran tersebut belum dapat diterima, maka ada dua kemungkinan, pertama karena kebenarannya belum difahami. kedua, karena orang itu tidak waras. hanya dua sebab itu saja, dan tidak ada unsur yang disebut "subjektif".

Otak manusia adalah sebuah organ yang kompleks. Bukan karena pikiran ada di sana, namun karena banyak aktivitas berpikir yang dilakukan oleh otak; karena itu fungsinya.

Menurut penelitian, otak manusia ini bekerja dengan cara yang sangat "tidak teratur". Otak menangkap informasi yang berbeda dalam setiap detiknya. Dalam 1 detik, otak menangkap informasi-informasi dari kelima indria yang notabene semua adalah berbeda. Tidak sampai di sana, otak kemudian menghubungkan setiap informasi yang baru didapatkan itu dengan informasi-informasi lain yang pernah didapatkannya. Jika aktivitas berpikir bisa digambarkan, kinerja ini tidak ubahnya seperti ratusan benang yang bergumul dengan acaknya dalam sebuah kotak. Dikondisikan oleh berbagai gejolak pikiran (persepsi, perasaan, kehendak, dll.); otak mulai menyusun informasi yang acak-acakan itu menjadi serangkaian informasi yang lebih rapi. Proses merangkai informasi ini yang berbeda di tiap orang.

Tentu saja sangat subjektif. Karena bukan saja Anda tidak boleh dengan mudahnya percaya dengan orang lain; namun Anda juga tidak boleh dengan gampangnya percaya dengan otak Anda.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #35 on: 07 May 2011, 03:44:34 PM »
Otak manusia adalah sebuah organ yang kompleks. Bukan karena pikiran ada di sana, namun karena banyak aktivitas berpikir yang dilakukan oleh otak; karena itu fungsinya.

Menurut penelitian, otak manusia ini bekerja dengan cara yang sangat "tidak teratur". Otak menangkap informasi yang berbeda dalam setiap detiknya. Dalam 1 detik, otak menangkap informasi-informasi dari kelima indria yang notabene semua adalah berbeda. Tidak sampai di sana, otak kemudian menghubungkan setiap informasi yang baru didapatkan itu dengan informasi-informasi lain yang pernah didapatkannya. Jika aktivitas berpikir bisa digambarkan, kinerja ini tidak ubahnya seperti ratusan benang yang bergumul dengan acaknya dalam sebuah kotak. Dikondisikan oleh berbagai gejolak pikiran (persepsi, perasaan, kehendak, dll.); otak mulai menyusun informasi yang acak-acakan itu menjadi serangkaian informasi yang lebih rapi. Proses merangkai informasi ini yang berbeda di tiap orang.

Tentu saja sangat subjektif. Karena bukan saja Anda tidak boleh dengan mudahnya percaya dengan orang lain; namun Anda juga tidak boleh dengan gampangnya percaya dengan otak Anda.

ya.

seperti belum lama ini, saya pindah kerja dari sekolahan ke sebuah rumah sakit yang letaknya di luar kota Bandung. Ada dua jalan alternatif yang bisa saya pilih, yaitu mengikuti jalan raya (Jalan A) atau mengikuti jalan di pinggiran sungai (jalan B). tapi saya tidak begitu tau, mana sebenarnya jarak yang lebih dekat. setelah beberapa kali pengalaman. saya sama adik saya, sama-sama mufakat bahwa menempuh jalan B jauh lebih pendek dan cepat. perkiraan kami, jika kami melalui jalan B, maka akan lebih cepat sekitar 15 atau 20 menit.

Nah, itulah yang pantas kiranya disebut Subjektif.

tapi, karena saya ingin mengetahui kepastiannya, maka akhirnya saya mengukur panjangnya jalan dengan speedo meter dan juga waktu yang ditempuh. hasilnya mengejutkan, bahwa ternyata menempuh jalan B itu jauh lebih lama dan jaraknya lebih jauh.

nah, karena sudah diukur dengan alat pengukur yang akurat, maka di situ tidak ada lagi unsur subjektif bro. jika saya mengatakan bahwa menempuh jalan B itu lebih jauh 3 KM dari pada jalan A, maka itu tidak dpat disangkal lagi. dan itu harus diterima sebagai sesuatu yang objektif. bila diukur dan dibuktikan oleh siapa saja, maka hasilnya akan sama.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #36 on: 07 May 2011, 03:58:42 PM »
ya.

seperti belum lama ini, saya pindah kerja dari sekolahan ke sebuah rumah sakit yang letaknya di luar kota Bandung. Ada dua jalan alternatif yang bisa saya pilih, yaitu mengikuti jalan raya (Jalan A) atau mengikuti jalan di pinggiran sungai (jalan B). tapi saya tidak begitu tau, mana sebenarnya jarak yang lebih dekat. setelah beberapa kali pengalaman. saya sama adik saya, sama-sama mufakat bahwa menempuh jalan B jauh lebih pendek dan cepat. perkiraan kami, jika kami melalui jalan B, maka akan lebih cepat sekitar 15 atau 20 menit.

Nah, itulah yang pantas kiranya disebut Subjektif.

tapi, karena saya ingin mengetahui kepastiannya, maka akhirnya saya mengukur panjangnya jalan dengan speedo meter dan juga waktu yang ditempuh. hasilnya mengejutkan, bahwa ternyata menempuh jalan B itu jauh lebih lama dan jaraknya lebih jauh.

nah, karena sudah diukur dengan alat pengukur yang akurat, maka di situ tidak ada lagi unsur subjektif bro. jika saya mengatakan bahwa menempuh jalan B itu lebih jauh 3 KM dari pada jalan A, maka itu tidak dpat disangkal lagi. dan itu harus diterima sebagai sesuatu yang objektif. bila diukur dan dibuktikan oleh siapa saja, maka hasilnya akan sama.

Anda beruntung karena sepakat menggunakan speedometer dan alat penghitung waktu yang sama dengan adik Anda. Sedangkan dalam hidup ini, setiap orang memiliki pandangan masing-masing dan satuan dasar yang masing-masing juga.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #37 on: 09 May 2011, 08:49:33 AM »
Anda beruntung karena sepakat menggunakan speedometer dan alat penghitung waktu yang sama dengan adik Anda. Sedangkan dalam hidup ini, setiap orang memiliki pandangan masing-masing dan satuan dasar yang masing-masing juga.

saya sudah mengerti mengenai kebenaran relatif menurut filsafat, ajaran Buddha dan menurut enstein.

tetapi tidak satupun dari konsep kebenaran relatif tersebut yang berarti "kebenaran itu bergantung cara pandang masing-masing", seolah-olah kebenaran itu tidak menentu dan tidak ada kebenaran yang harus diterima.  positifnya, istilah kebenaran relatif yang disalah tafsirkan itu dipergunakan untuk menguatkan "sikap toleransi" terhadap ideologi yang berbeda dari orang lain. dengan menerima doktrin bahwa kebenaran itu relatif, maka orang lebih mudah menerima perbedaan pandangan, tidak merasa benar sendiri dan selalu  berpikir bahwa "mungkin saja" apa yang kita anggap salah itu sebenarnya adalah benar. Tapi yang memprihatinkan, doktrin kebenaran relatif itu telah menjadi berlebih-lebihan dengan mengaburkan "kebenaran yang pasti yang harus diterima oleh akal".

saya tau, apa yang anda anggap benar dan apa yang saya anggap salah pastinya itu berbeda. tapi, sebelum kita berbicara tentang ukuran kebenaran itu, maka tentu kita harus bicarakan dulu "apa alat ukurnya". seandainya, panjangnya jalan sepakat kita ukur dengan speedometer dan hasil akhirnya menunjukan angka 20 KM ditempuh dalam jangka waktu 1 jam, maka anda dan saya harus terima fakta bahwa panjangnya jalan yang diukur tersebut adalah 20 KM. Kalau ada orang yang yang membantah bahwa panjang jalan tersebut 20 KM, maka dengan cara apa ia akan membantah. dan kalau dia bersikukuh membantah tanpa suatu alasan yang jelas, maka itulah yang harus kita kategorika kepada kategori "orang tidak waras".

sangat lucu, kalau seandainya saya harus menerima perbedaan pendapat, ketika orang mengatakan  panjang jalan tersebut hanya 10 KM, tanpa suatu alasan yang jelas, tanpa alat ukur yang disepakati. dan satu-satunya alasan adalah saya harus menerima doktrin "kebenaran realtif". sehingga orang akan berpikir "ya, jika dikatakan panjang jalan itu 20 KM, itu benar. dikatakan 10 KM juga benar. karena kebenaran itu realatif". saya pikir, ini termasuk ke dalam pandangan salah.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #38 on: 09 May 2011, 09:23:58 AM »

saya tau, apa yang anda anggap benar dan apa yang saya anggap salah pastinya itu berbeda. tapi, sebelum kita berbicara tentang ukuran kebenaran itu, maka tentu kita harus bicarakan dulu "apa alat ukurnya". seandainya, panjangnya jalan sepakat kita ukur dengan speedometer dan hasil akhirnya menunjukan angka 20 KM ditempuh dalam jangka waktu 1 jam, maka anda dan saya harus terima fakta bahwa panjangnya jalan yang diukur tersebut adalah 20 KM. Kalau ada orang yang yang membantah bahwa panjang jalan tersebut 20 KM, maka dengan cara apa ia akan membantah. dan kalau dia bersikukuh membantah tanpa suatu alasan yang jelas, maka itulah yang harus kita kategorika kepada kategori "orang tidak waras".
Bagaimana jika alat ukur-nya jumlah langkah kaki dan waktu yang dibutuhkan untuk jarak tempuh dengan langkah kaki sampai ke tujuan? Apakah hasilnya akan sama antara yang satu dengan yang lain?
Apakah hasilnya akan sama persis ?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #39 on: 09 May 2011, 10:23:53 AM »
Maaf sebelumnya ini agak OOT.

Kepada Bro Wang Ai Lie, berhubung disini kita saling asah-asih-asuh, maka kiranya perlu sy klarifikasi soal 2 pernyataan Bro ini:

segala sesuatu tidak dapat kita pikirkan secara logis, ada kalanya segala sesuatu itu menjadi rahasia alam semesta, kita manusia tidak di ciptakan sempurna_/\_

Teori Penciptaan bukanlah ajaran Buddha. Buddhism menjelaskan kita terbentuk oleh kamma kita sendiri.
Untuk kalimat diatas, mungkin lebih wajar ditulis: "kita manusia tidaklah sempurna..."*)

*) meski demikian, sempurna/tidak sempurna sangatlah perspektif, misalkan: adakah sesuatu yg sempurna di semesta ini? Semua hal selalu ada sisi negatif/kekurangannya, tergantung perspektif yg menilai. Malah menurut saya, segala sesuatu hal di dunia ini bisa saja dianggap sempurna jika dilihat dari sisi 'sebab-akibat'.

tapi pada postingan di atas seakan anda ingin "pembuktian" yg nyata  Soalnya sering ada pertanyaan mengenai bagaimana membuktikan 31 alam kehidupan itu. IMO, ada hal yang kadang perlu kita ketahui ,tapi ada beberapa hal pula yang tidak boleh kita ketahui  _/\_

Kalimat bahwa "ada beberapa hal yang tidak boleh kita ketahui" menyiratkan bahwa ada yg melarang; ini tidak boleh dan itu boleh. Saya tidak tau apakah Bro Wang Ai Lie memang memaksudkan begitu, atau hanya sekedar salah penulisan, yg mungkin seharusnya adalah: "ada hal yg perlu kita ketahui dan ada hal yg tidak perlu-perlu banget kita ketahui (buktikan)."

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #40 on: 09 May 2011, 10:53:02 AM »
saya sudah mengerti mengenai kebenaran relatif menurut filsafat, ajaran Buddha dan menurut enstein.

tetapi tidak satupun dari konsep kebenaran relatif tersebut yang berarti "kebenaran itu bergantung cara pandang masing-masing", seolah-olah kebenaran itu tidak menentu dan tidak ada kebenaran yang harus diterima.  positifnya, istilah kebenaran relatif yang disalah tafsirkan itu dipergunakan untuk menguatkan "sikap toleransi" terhadap ideologi yang berbeda dari orang lain. dengan menerima doktrin bahwa kebenaran itu relatif, maka orang lebih mudah menerima perbedaan pandangan, tidak merasa benar sendiri dan selalu  berpikir bahwa "mungkin saja" apa yang kita anggap salah itu sebenarnya adalah benar. Tapi yang memprihatinkan, doktrin kebenaran relatif itu telah menjadi berlebih-lebihan dengan mengaburkan "kebenaran yang pasti yang harus diterima oleh akal".

saya tau, apa yang anda anggap benar dan apa yang saya anggap salah pastinya itu berbeda. tapi, sebelum kita berbicara tentang ukuran kebenaran itu, maka tentu kita harus bicarakan dulu "apa alat ukurnya". seandainya, panjangnya jalan sepakat kita ukur dengan speedometer dan hasil akhirnya menunjukan angka 20 KM ditempuh dalam jangka waktu 1 jam, maka anda dan saya harus terima fakta bahwa panjangnya jalan yang diukur tersebut adalah 20 KM. Kalau ada orang yang yang membantah bahwa panjang jalan tersebut 20 KM, maka dengan cara apa ia akan membantah. dan kalau dia bersikukuh membantah tanpa suatu alasan yang jelas, maka itulah yang harus kita kategorika kepada kategori "orang tidak waras".

sangat lucu, kalau seandainya saya harus menerima perbedaan pendapat, ketika orang mengatakan  panjang jalan tersebut hanya 10 KM, tanpa suatu alasan yang jelas, tanpa alat ukur yang disepakati. dan satu-satunya alasan adalah saya harus menerima doktrin "kebenaran realtif". sehingga orang akan berpikir "ya, jika dikatakan panjang jalan itu 20 KM, itu benar. dikatakan 10 KM juga benar. karena kebenaran itu realatif". saya pikir, ini termasuk ke dalam pandangan salah.

Thread ini membahas "31 Alam kehidupan"... Begini saja, kalau Anda mau membahas perihal ini; silakan buat satu topik baru. Saya akan ambil bagian dalam thread itu, tapi mungkin tidak bisa cepat reply. Setubuh?
« Last Edit: 09 May 2011, 10:56:14 AM by upasaka »

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #41 on: 09 May 2011, 01:57:14 PM »
 [at] Upasaka

saya udah bikin thread baru di sini >> http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20280.msg346168#msg346168

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #42 on: 09 May 2011, 03:22:39 PM »
Suatu "teori yang bisa diterima" itu sangat subjektif di tiap orang. Mengapa? Karena setiap orang punya pengalaman hidup yang berbeda sejak kecil sampai saat ini, sehingga semua informasi yang ditangkap indrianya akan dilogikai sesuai dengan persepsinya. Makanya kita bisa bertemu orang-orang yang sangat yakin dengan suatu teori, meskipun teori itu tidak masuk akal bagi orang lainnya.

Kebenaran subjektif adalah kebenaran yang terkondisi dengan pengalamannya.
Kebenaran sejati tidak lah terkondisi. setiap orang yang dilahirkan, pasti mengalami tua, sakit dan mati. Ini adalah kebenaran sejati.
Jadi kebenaran sejati tidaklah subjektif

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #43 on: 09 May 2011, 03:25:01 PM »
Kebenaran subjektif adalah kebenaran yang terkondisi dengan pengalamannya.
Kebenaran sejati tidak lah terkondisi. setiap orang yang dilahirkan, pasti mengalami tua, sakit dan mati. Ini adalah kebenaran sejati.
Jadi kebenaran sejati tidaklah subjektif

Lagi-lagi yang disinggung adalah "kebenaran". ;D Anyway, postingannya bagus. Saya setuju meskipun kalimatnya sudah terlalu sering dipopulerkan oleh banyak orang lain.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: 31 Alam Kehidupan itu 'Kepercayaan'?
« Reply #44 on: 09 May 2011, 04:28:18 PM »
Maaf sebelumnya ini agak OOT.

Kepada Bro Wang Ai Lie, berhubung disini kita saling asah-asih-asuh, maka kiranya perlu sy klarifikasi soal 2 pernyataan Bro ini:

Teori Penciptaan bukanlah ajaran Buddha. Buddhism menjelaskan kita terbentuk oleh kamma kita sendiri.
Untuk kalimat diatas, mungkin lebih wajar ditulis: "kita manusia tidaklah sempurna..."*)

*) meski demikian, sempurna/tidak sempurna sangatlah perspektif, misalkan: adakah sesuatu yg sempurna di semesta ini? Semua hal selalu ada sisi negatif/kekurangannya, tergantung perspektif yg menilai. Malah menurut saya, segala sesuatu hal di dunia ini bisa saja dianggap sempurna jika dilihat dari sisi 'sebab-akibat'.

Kalimat bahwa "ada beberapa hal yang tidak boleh kita ketahui" menyiratkan bahwa ada yg melarang; ini tidak boleh dan itu boleh. Saya tidak tau apakah Bro Wang Ai Lie memang memaksudkan begitu, atau hanya sekedar salah penulisan, yg mungkin seharusnya adalah: "ada hal yg perlu kita ketahui dan ada hal yg tidak perlu-perlu banget kita ketahui (buktikan)."

::

terima kasih atas koreksinya bro william  , mungkin pemikiran dan cara penyampain saya masih terlampau kaku., mohon di maklumi.
_/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma