//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Saya adalah Arahatta" ?  (Read 22712 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #45 on: 23 September 2010, 09:27:32 AM »
dalam CULAGOSINGA SUTTA :
3 orang bhikkhu menceritakan pencapaiannya pada buddha.
kepada "Buddha",ada kepada umat awam tidak bro Ryu? :)
umat awam keknya ga ada, tapi banyak dewa yang mengetahui ban memberitahukan keuntungan2 bagi penduduk Vajji :
21. Kemudian Yakkha Dīgha Parajana  mendatangi Sang Bhagavā. Setelah memberi hormat kepada Sang Bhagavā, ia berdiri di satu sisi dan berkata: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” mendengar seruan Yakkha Dīgha Parajana, para dewa bumi berseru: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” mendengar seruan para dewa bumi, para dewa dari alam surga Empat Raja Dewa … para dewa dari alam surga Tiga Puluh Tiga … para dewa Yāma … para dewa dari alam surga Tusita … para dewa yang bergembira dalam penciptaan … para dewa yang menguasai ciptaan para dewa lain … para dewa pengikut Brahmā berseru: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” Demikianlah dalam sekejap, pada saat itu, para mulia itu dikenal hingga ke alam Brahmā.

22. [Sang Bhagavā berkata:] “Demikianlah, Dīgha, demikianlah! Dan jika suku dari mana ketiga orang itu meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada kesejahteraan dan kebahagiaan suku itu untuk waktu yang lama. Dan jika para pengikut suku dari mana ketiga orang itu meninggalkan keduniawian [211] … desa dari mana mereka meninggalkan keduniawian … pemukiman dari mana mereka meninggalkan keduniawian … kota dari mana mereka meninggalkan keduniawian … negeri dari mana mereka meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada menuju kesejahteraan dan kebahagiaan negeri itu untuk waktu yang lama. Jika semua para mulia mengingat ketiga orang ini dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada kesejahteraan dan kebahagiaan para mulia itu untuk waktu yang lama. Jika semua brahmana … semua pedagang … semua pekerja mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan para pekerja itu untuk waktu yang lama. Jika dunia ini bersama dengan para dewa, Māra, dan Brahmā dan orang-orangnya, generasi ini dengan para petapa dan brahmana, para raja dan rakyatnya, mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada menuju kesejahteraan dan kebahagiaan dunia untuk waktu yang lama. Lihatlah, Dīgha, bagaimana ketiga orang ini berlatih demi kesejahteraan dan kebahagiaan banyak orang, demi belas kasih pada dunia, demi kebaikan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia.”

Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Yakkha Dīgha Parajana merasa puas dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.
kepada "Buddha",ada kepada umat awam tidak bro Ryu? :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #46 on: 23 September 2010, 09:40:37 AM »
dalam CULAGOSINGA SUTTA :
3 orang bhikkhu menceritakan pencapaiannya pada buddha.
kepada "Buddha",ada kepada umat awam tidak bro Ryu? :)
umat awam keknya ga ada, tapi banyak dewa yang mengetahui ban memberitahukan keuntungan2 bagi penduduk Vajji :
21. Kemudian Yakkha Dīgha Parajana  mendatangi Sang Bhagavā. Setelah memberi hormat kepada Sang Bhagavā, ia berdiri di satu sisi dan berkata: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” mendengar seruan Yakkha Dīgha Parajana, para dewa bumi berseru: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” mendengar seruan para dewa bumi, para dewa dari alam surga Empat Raja Dewa … para dewa dari alam surga Tiga Puluh Tiga … para dewa Yāma … para dewa dari alam surga Tusita … para dewa yang bergembira dalam penciptaan … para dewa yang menguasai ciptaan para dewa lain … para dewa pengikut Brahmā berseru: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” Demikianlah dalam sekejap, pada saat itu, para mulia itu dikenal hingga ke alam Brahmā.

22. [Sang Bhagavā berkata:] “Demikianlah, Dīgha, demikianlah! Dan jika suku dari mana ketiga orang itu meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada kesejahteraan dan kebahagiaan suku itu untuk waktu yang lama. Dan jika para pengikut suku dari mana ketiga orang itu meninggalkan keduniawian [211] … desa dari mana mereka meninggalkan keduniawian … pemukiman dari mana mereka meninggalkan keduniawian … kota dari mana mereka meninggalkan keduniawian … negeri dari mana mereka meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada menuju kesejahteraan dan kebahagiaan negeri itu untuk waktu yang lama. Jika semua para mulia mengingat ketiga orang ini dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada kesejahteraan dan kebahagiaan para mulia itu untuk waktu yang lama. Jika semua brahmana … semua pedagang … semua pekerja mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan para pekerja itu untuk waktu yang lama. Jika dunia ini bersama dengan para dewa, Māra, dan Brahmā dan orang-orangnya, generasi ini dengan para petapa dan brahmana, para raja dan rakyatnya, mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada menuju kesejahteraan dan kebahagiaan dunia untuk waktu yang lama. Lihatlah, Dīgha, bagaimana ketiga orang ini berlatih demi kesejahteraan dan kebahagiaan banyak orang, demi belas kasih pada dunia, demi kebaikan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia.”

Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Yakkha Dīgha Parajana merasa puas dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.
kepada "Buddha",ada kepada umat awam tidak bro Ryu? :)


dan sebelum Para Deva tersebut memberitahukan mereka "mencopy paste" pernyataan Buddha Gotama,apakah perlu keragu-raguan untuk hal itu lagi? :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #47 on: 23 September 2010, 10:03:57 AM »
dalam CULAGOSINGA SUTTA :
3 orang bhikkhu menceritakan pencapaiannya pada buddha.
kepada "Buddha",ada kepada umat awam tidak bro Ryu? :)
umat awam keknya ga ada, tapi banyak dewa yang mengetahui ban memberitahukan keuntungan2 bagi penduduk Vajji :
21. Kemudian Yakkha Dīgha Parajana  mendatangi Sang Bhagavā. Setelah memberi hormat kepada Sang Bhagavā, ia berdiri di satu sisi dan berkata: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” mendengar seruan Yakkha Dīgha Parajana, para dewa bumi berseru: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” mendengar seruan para dewa bumi, para dewa dari alam surga Empat Raja Dewa … para dewa dari alam surga Tiga Puluh Tiga … para dewa Yāma … para dewa dari alam surga Tusita … para dewa yang bergembira dalam penciptaan … para dewa yang menguasai ciptaan para dewa lain … para dewa pengikut Brahmā berseru: “Adalah suatu keuntungan bagi penduduk Vajji, Yang Mulia, keuntungan besar bagi penduduk Vajji bahwa Sang Tathāgata, Yang Sempurna, dan Tercerahkan Sempurna, berdiam bersama mereka dan ketiga orang ini, Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Nandiya, Yang Mulia Kimbila!” Demikianlah dalam sekejap, pada saat itu, para mulia itu dikenal hingga ke alam Brahmā.

22. [Sang Bhagavā berkata:] “Demikianlah, Dīgha, demikianlah! Dan jika suku dari mana ketiga orang itu meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada kesejahteraan dan kebahagiaan suku itu untuk waktu yang lama. Dan jika para pengikut suku dari mana ketiga orang itu meninggalkan keduniawian [211] … desa dari mana mereka meninggalkan keduniawian … pemukiman dari mana mereka meninggalkan keduniawian … kota dari mana mereka meninggalkan keduniawian … negeri dari mana mereka meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada menuju kesejahteraan dan kebahagiaan negeri itu untuk waktu yang lama. Jika semua para mulia mengingat ketiga orang ini dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada kesejahteraan dan kebahagiaan para mulia itu untuk waktu yang lama. Jika semua brahmana … semua pedagang … semua pekerja mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah menuju kesejahteraan dan kebahagiaan para pekerja itu untuk waktu yang lama. Jika dunia ini bersama dengan para dewa, Māra, dan Brahmā dan orang-orangnya, generasi ini dengan para petapa dan brahmana, para raja dan rakyatnya, mengingat mereka dengan penuh keyakinan, maka hal itu akan mengarah pada menuju kesejahteraan dan kebahagiaan dunia untuk waktu yang lama. Lihatlah, Dīgha, bagaimana ketiga orang ini berlatih demi kesejahteraan dan kebahagiaan banyak orang, demi belas kasih pada dunia, demi kebaikan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia.”

Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Yakkha Dīgha Parajana merasa puas dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.



dan sebelum Para Deva tersebut memberitahukan mereka "mencopy paste" pernyataan Buddha Gotama,apakah perlu keragu-raguan untuk hal itu lagi? :)
kalau dilihat dan sesuai dengan gambaran seorang pemasuk arus kenapa harus ragu?, tidak ada ruginya khan ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #48 on: 23 September 2010, 10:08:18 AM »
Quote
kalau dilihat dan sesuai dengan gambaran seorang pemasuk arus kenapa harus ragu?, tidak ada ruginya khan ;D

Untuk kasus 3 orang tersebut,jelas tidak ada kerugian,karena dibeking oleh Buddha Gotama sendiri,kecuali kalau ada yang meragukan kualitas seorang Buddha Gotama..

Untuk kasus yang saya angkat,tentu banyak "kerugiaannya",salah satunya akan muncul orang-orang lainnya yang mengaku dirinya Arahatta,makin lama makin banyak.. :)

dan apakah itu merupakan keuntungan atau kerugian? :)

karena yang muncul belum tentu benar-benar Arahatta
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #49 on: 23 September 2010, 11:18:01 AM »
seorang arahat tidak akan mengajarkan citta yang abadi
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #50 on: 23 September 2010, 02:15:50 PM »
 [at] Riky

Beberapa hal tidak perlu saya jawab lagi, bisa Anda baca sendiri dalam kelanjutan diskusi saya dengan member lainnya dan bagaimana kesimpulannya jadi tidak perlu bolak-balik lagi mengulang diskusi.

Beberapa hal lainnya pun tidak perlu saya jawab pula, karena tulisan saya sebelumnya hanya menggambarkan runutan pendapat saya dalam usaha menyelami dan menyelidiki perihal "pengumuman pencapaian kesucian oleh seorang bhikkhu" terlepas dari siapa subjeknya, bukan hanya terpaku pada Ajahn Maha Boowa. Dan antara kalimat sebelumnya dan sesudahnya, paragraf sebelumnya dan sesudahnya, saya usahakan dalam kondisi kontinyu dan terhubung. Karena itu baca semua dan komentari, sebagaimana yang telah dilakukan oleh member lainnya. Bukannya baca 1 kalimat dan dikomentari , baca 1 paragraf dan dikomentari. Itu hanya melebarkan arah topik diskusi ke mana-mana dan kondusif ke debat kusir.

Quote
Apakah seorang Arahatta masih memerlukan untuk membaca Vinaya?Apakah seorang Arahatta masih belum terbebaskan secara penuh dari segala kilesa?Apakah seorang Arahatta masih perlu melakukan sesuatu tindakan[Kiriya] merujuk kepada Vinaya?

Dari pendapat saya,saya malah kira "arahatta" seperti seekor ikan,yang dilepaskan ke dalam samudra,maka dimana pun dia berenang,semuanya adalah lautan kesadaran tanpa dicemari.. :)

Bro Riky yang baik.. Vinaya ditetapkan oleh Sang Buddha demi kebaikan Sangha dan masyarakat yang berada di sekitarnya yang menunjang kehidupan para anggota Sangha. Karena itu Vinaya ditetapkan oleh Sang Buddha dengan pertimbangan mengindahkan nilai-nilai dan norma sosial yang ada di masyarakat juga. Sang Buddha menyatakan para arahanta adalah mereka yang hidup terkendali oleh peraturan-peraturan Vinaya, melihat bahaya dalam kesalahan-kesalahan terkecil. Dia tidak dapat dengan sengaja melanggar Vinaya, tidak akan pernah pula dia mengejar tindakan apa pun yang dimotivasi oleh keinginan, kebencian, delusi, atau ketakutan. Kepatuhan ini, bukanlah pertanda bahwa Arahant masih belum terbebas dari kilesa. Singkat kata, mereka telah bebas, tetapi bebas dan bertanggung jawab.

Misalnya contoh kasus:
Ketika Sariputta Thera tidak menyadari bahwa beliau tidak mengenakan jubah dengan benar dan pantas, lalu diberitahu oleh seorang Samanera cilik. Beliau bukan menganggap kesalahan demikian sebagai hal remeh. Malah sebaliknya beliau lalu memperbaiki posisi jubahnya dan berterimakasih.
Demikian pula ketika Anuruddha Thera di tengah perjalanan terpaksa menerima undangan bermalam di sebuah pemondokan milik wanita cantik. Pada malam hari, wanita itu terus berusaha menggoda Anuruddha Thera untuk meninggalkan Sangha. Meski sebagai arahant beliau tidak tergoda, tetap saja yang dilakukan beliau dinyatakan sebagai pelanggaran vinaya oleh Sang Buddha. Dan beliau juga tidak protes.

Quote
Maaf,kalau boleh saya tahu,pada kalimat mana dari tulisan-tulisan saya,yang menjudge Bhikkhu tersebut "salah" atau "tidak salah"?
Maaf juga.. Memangnya tulisan saya sebelumnya tentang perlunya sikap menyelidiki sebelum menjudge, itu ditujukan ke orang tertentu? Itu hanya sebuah catatan bagi umum, bagi siapa saja. Kalau tidak merasa, ya wis toh? :D

Quote
Jika seseorang yang pintar,menguasai Tipitaka secara benar dan tekstual,tidak diragukan lagi dia bisa menjawab "semua" pertanyaan yang diajukan oleh "umat awam",tetapi apakah itu menunjukan "kearahattannya"?
Karena itulah sebelumnya saya katakan, jika pun seandainya beliau bisa menjawab semua hal, maka kualitas kearahatannya boleh diterima boleh juga ngga. Ngga ada keharusan untuk menerima koq. Tergantung masing-masing individu saja.

Be happy,
 _/\_
appamadena sampadetha

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #51 on: 23 September 2010, 04:42:55 PM »
Quote
[at] Riky

Beberapa hal tidak perlu saya jawab lagi, bisa Anda baca sendiri dalam kelanjutan diskusi saya dengan member lainnya dan bagaimana kesimpulannya jadi tidak perlu bolak-balik lagi mengulang diskusi.

Beberapa hal lainnya pun tidak perlu saya jawab pula, karena tulisan saya sebelumnya hanya menggambarkan runutan pendapat saya dalam usaha menyelami dan menyelidiki perihal "pengumuman pencapaian kesucian oleh seorang bhikkhu" terlepas dari siapa subjeknya, bukan hanya terpaku pada Ajahn Maha Boowa. Dan antara kalimat sebelumnya dan sesudahnya, paragraf sebelumnya dan sesudahnya, saya usahakan dalam kondisi kontinyu dan terhubung. Karena itu baca semua dan komentari, sebagaimana yang telah dilakukan oleh member lainnya. Bukannya baca 1 kalimat dan dikomentari , baca 1 paragraf dan dikomentari. Itu hanya melebarkan arah topik diskusi ke mana-mana dan kondusif ke debat kusir.
 

Maaf,karena kebiasaan buruk saya,saya membaca dari awal sampai akhir,jadi saya memulai komentar saya "dari awal" sampai "akhir",dan berhubung awalnya adalah komentar Saudara Jerry duluan,maka saya mengomentari apa yang terbersit didalam pikiran saya..

dan setelah mengomentari semuanya,saya kemudian membaca lanjutan diskusi antara Saudara Jerry,Saudara Upasaka dll..

Jadi tidak masalah bila tidak menjawab pertanyaan yang saya ajukan,saya menganggap bahwa Saudara Jerry,lebih setuju dengan jawaban rekan-rekan lainnya mengenai pertanyaan saya sebelumnya,yang tidak dijawab oleh Saudara Jerry..

Quote
Bro Riky yang baik.. Vinaya ditetapkan oleh Sang Buddha demi kebaikan Sangha dan masyarakat yang berada di sekitarnya yang menunjang kehidupan para anggota Sangha. Karena itu Vinaya ditetapkan oleh Sang Buddha dengan pertimbangan mengindahkan nilai-nilai dan norma sosial yang ada di masyarakat juga.
Sa
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #52 on: 23 September 2010, 04:49:24 PM »
Quote
[at] Riky

Beberapa hal tidak perlu saya jawab lagi, bisa Anda baca sendiri dalam kelanjutan diskusi saya dengan member lainnya dan bagaimana kesimpulannya jadi tidak perlu bolak-balik lagi mengulang diskusi.

Beberapa hal lainnya pun tidak perlu saya jawab pula, karena tulisan saya sebelumnya hanya menggambarkan runutan pendapat saya dalam usaha menyelami dan menyelidiki perihal "pengumuman pencapaian kesucian oleh seorang bhikkhu" terlepas dari siapa subjeknya, bukan hanya terpaku pada Ajahn Maha Boowa. Dan antara kalimat sebelumnya dan sesudahnya, paragraf sebelumnya dan sesudahnya, saya usahakan dalam kondisi kontinyu dan terhubung. Karena itu baca semua dan komentari, sebagaimana yang telah dilakukan oleh member lainnya. Bukannya baca 1 kalimat dan dikomentari , baca 1 paragraf dan dikomentari. Itu hanya melebarkan arah topik diskusi ke mana-mana dan kondusif ke debat kusir.
 

Maaf,karena kebiasaan buruk saya,saya membaca dari awal sampai akhir,jadi saya memulai komentar saya "dari awal" sampai "akhir",dan berhubung awalnya adalah komentar Saudara Jerry duluan,maka saya mengomentari apa yang terbersit didalam pikiran saya..

dan setelah mengomentari semuanya,saya kemudian membaca lanjutan diskusi antara Saudara Jerry,Saudara Upasaka dll..

Jadi tidak masalah bila tidak menjawab pertanyaan yang saya ajukan,saya menganggap bahwa Saudara Jerry,lebih setuju dengan jawaban rekan-rekan lainnya mengenai pertanyaan saya sebelumnya,yang tidak dijawab oleh Saudara Jerry..

Quote
Bro Riky yang baik.. Vinaya ditetapkan oleh Sang Buddha demi kebaikan Sangha dan masyarakat yang berada di sekitarnya yang menunjang kehidupan para anggota Sangha. Karena itu Vinaya ditetapkan oleh Sang Buddha dengan pertimbangan mengindahkan nilai-nilai dan norma sosial yang ada di masyarakat juga.
Sangha manakah yang Saudara Jerry maksudkan?
kalau menurut saya pribadi,yang dimaksudkan Buddha adalah vinaya ditetapkan untuk para Bhikkhu yang belum menjadi kesucian tepatnya untuk Sammuti Sangha,bukan untuk Ariya Sangha,karena Vinaya dari seorang Savaka Buddha adalah "kesadarannya" sendiri.. :)

Jadi apakah seorang Arahatta masih perlu merujuk kepada Vinaya?

Quote
Sang Buddha menyatakan para arahanta adalah mereka yang hidup terkendali oleh peraturan-peraturan Vinaya, melihat bahaya dalam kesalahan-kesalahan terkecil. Dia tidak dapat dengan sengaja melanggar Vinaya, tidak akan pernah pula dia mengejar tindakan apa pun yang dimotivasi oleh keinginan, kebencian, delusi, atau ketakutan. Kepatuhan ini, bukanlah pertanda bahwa Arahant masih belum terbebas dari kilesa. Singkat kata, mereka telah bebas, tetapi bebas dan bertanggung jawab.
Saya tidak mengerti kalimat anda yang satu ini,penuh dengan kontradiksi menurut saya..
untuk lebih sederhananya,apakah menurut Saudara Jerry bahwa seorang Arahatta hidup terkendali oleh Vinaya?

Quote
Misalnya contoh kasus:
Ketika Sariputta Thera tidak menyadari bahwa beliau tidak mengenakan jubah dengan benar dan pantas, lalu diberitahu oleh seorang Samanera cilik. Beliau bukan menganggap kesalahan demikian sebagai hal remeh. Malah sebaliknya beliau lalu memperbaiki posisi jubahnya dan berterimakasih.
Dalam kasus ini,apa hubungannya dengan Vinaya?Apakah karena baju YM Sariputta tidak benar = pelanggaran Vinaya?

Quote
Demikian pula ketika Anuruddha Thera di tengah perjalanan terpaksa menerima undangan bermalam di sebuah pemondokan milik wanita cantik. Pada malam hari, wanita itu terus berusaha menggoda Anuruddha Thera untuk meninggalkan Sangha. Meski sebagai arahant beliau tidak tergoda, tetap saja yang dilakukan beliau dinyatakan sebagai pelanggaran vinaya oleh Sang Buddha. Dan beliau juga tidak protes.
mohon rujukan yang satu ini :)

Quote
Maaf juga.. Memangnya tulisan saya sebelumnya tentang perlunya sikap menyelidiki sebelum menjudge, itu ditujukan ke orang tertentu? Itu hanya sebuah catatan bagi umum, bagi siapa saja. Kalau tidak merasa, ya wis toh? :D

bukan soal siapa yang merasa,saya rasa diskusi harus lebih sehat dan bijak..jangan menambahkan hal yang tak perlu didalam diskusi ini..apalagi tuduhan-tuduhan yang tidak mendasar..hanya Anda sendiri yang tahu ,kalimat tersebut ditujukan kepada siapa.. :)



Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #53 on: 23 September 2010, 04:49:50 PM »
 [at] Sumedho

tolong reply 51 nya di hapus,tadi ke pencet..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #54 on: 23 September 2010, 04:52:13 PM »
Quote
Jika tidak salah, maka Sang Buddha masih membekali kita dengan Sutta yang mengajarkan untuk menyelidiki dan menanyakan Dhamma secara langsung kepada mereka yang mengaku arahanta, serta dengan jalan, metode bagaimana beliau telah mencapai kearahantaan itu. Jika seandainya beliau bisa menjawab semua hal, maka kualitas kearahatannya boleh diterima boleh juga ngga. Sebaliknya jika seandainya beliau tidak bisa menjawab, menghindar, berputar-putar, atau juga menuduh telah diserang maka tentu saja kualitas kearahantaannya harus diragukan.

Quote
Karena itulah sebelumnya saya katakan, jika pun seandainya beliau bisa menjawab semua hal, maka kualitas kearahatannya boleh diterima boleh juga ngga. Ngga ada keharusan untuk menerima koq. Tergantung masing-masing individu saja.

saya rasa jawaban anda tidak nyambung dengan pertanyaan saya..dan kapan anda mengatakan soal "seandainya bla bla bla bla"?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #55 on: 24 September 2010, 12:49:12 AM »
Maaf,karena kebiasaan buruk saya,saya membaca dari awal sampai akhir,jadi saya memulai komentar saya "dari awal" sampai "akhir",dan berhubung awalnya adalah komentar Saudara Jerry duluan,maka saya mengomentari apa yang terbersit didalam pikiran saya..

dan setelah mengomentari semuanya,saya kemudian membaca lanjutan diskusi antara Saudara Jerry,Saudara Upasaka dll..

Jadi tidak masalah bila tidak menjawab pertanyaan yang saya ajukan,saya menganggap bahwa Saudara Jerry,lebih setuju dengan jawaban rekan-rekan lainnya mengenai pertanyaan saya sebelumnya,yang tidak dijawab oleh Saudara Jerry..
OK, dapat dimaklumi.. Masih darah muda jadi wajar. ;)


Karena kalimat saya terhubung dan demikian juga dengan tema pertanyaan Bro Riky, maka saya gabungkan saja agar tidak menjadi ajang perang quote.
Quote
Bro Riky yang baik.. Vinaya ditetapkan oleh Sang Buddha demi kebaikan Sangha dan masyarakat yang berada di sekitarnya yang menunjang kehidupan para anggota Sangha. Karena itu Vinaya ditetapkan oleh Sang Buddha dengan pertimbangan mengindahkan nilai-nilai dan norma sosial yang ada di masyarakat juga. Sang Buddha menyatakan para arahanta adalah mereka yang hidup terkendali oleh peraturan-peraturan Vinaya, melihat bahaya dalam kesalahan-kesalahan terkecil. Dia tidak dapat dengan sengaja melanggar Vinaya, tidak akan pernah pula dia mengejar tindakan apa pun yang dimotivasi oleh keinginan, kebencian, delusi, atau ketakutan. Kepatuhan ini, bukanlah pertanda bahwa Arahant masih belum terbebas dari kilesa. Singkat kata, mereka telah bebas, tetapi bebas dan bertanggung jawab.
Sangha manakah yang Saudara Jerry maksudkan?
kalau menurut saya pribadi,yang dimaksudkan Buddha adalah vinaya ditetapkan untuk para Bhikkhu yang belum menjadi kesucian tepatnya untuk Sammuti Sangha,bukan untuk Ariya Sangha,karena Vinaya dari seorang Savaka Buddha adalah "kesadarannya" sendiri.. :)

Jadi apakah seorang Arahatta masih perlu merujuk kepada Vinaya?

Saya tidak mengerti kalimat anda yang satu ini,penuh dengan kontradiksi menurut saya..
untuk lebih sederhananya,apakah menurut Saudara Jerry bahwa seorang Arahatta hidup terkendali oleh Vinaya?
Demikianlah. Memang ada benarnya yang dikatakan Bro Riky bahwa Vinaya bagi seorang Arahant adalah kesadarannya. Tetapi itu masih belum lengkap, karena meski mereka telah terbebas dari latihan bukan berarti mereka tidak perlu lagi untuk merujuk ke Vinaya, in case ada kesalahan yang terjadi tanpa kesengajaan. Saya tanyakan pada Anda. Apakah menurut Bro Riky seorang Arahant masih mengulang Patimokkha bersama Sangha lainnya atau tidak?

Saya beri analogi tentang maksud saya. Seperti ketika Bro Riky masih kanak-kanak, diajarkan ortu tentang beberapa poin aturan, salah satunya untuk "tidak bermain di jalan" [bahasa medan: tidak bermain di pasar] terutama ketika hari telah gelap. Peraturan ortu ini untuk kebaikan Bro Riky, mungkin saja saat itu Bro Riky mematuhinya karena rasa takut jika melanggar dan dihukum. Ketika beranjak dewasa, Bro Riky tentu tidak perlu merasa takut akan hukuman lagi karena Bro Riky tidak akan dengan sengaja melanggar aturan. Sampai di sini, saya yakin maksud saya ini sesuai dengan maksud Bro Riky bahwa vinaya seorang Arahant adalah "kesadarannya". Yang perlu saya tambahkan.. Jika peraturan di rumah ada beberapa poin, tidak ada salahnya bagi Bro Riky untuk merujuk ulang pada peraturan2 itu toh? Demikianlah, yang dimaksud Sang Buddha bahwa Arahant terkendali oleh peraturan vinaya. Sekali lagi saya tuliskan bahwa Vinaya adalah peraturan yang ditetapkan oleh sang Buddha dengan mengindahkan nilai-nilai etika dan norma sosial yang berlaku di masyarakat juga.

Saya tidak melihat di mana kontradiksinya. Mungkin member DC di sini atau Bro Riky berkenan untuk menunjukkan di mana kontradiksinya?


Dalam kasus ini,apa hubungannya dengan Vinaya?Apakah karena baju YM Sariputta tidak benar = pelanggaran Vinaya?
Termasuk, meskipun itu hanya pelanggaran kecil berkenaan dengan sikap tingkah laku yang tepat. Tetapi sebagaimana saya sebelumnya menyatakan bahwa Arahant tidak akan dengan sengaja melanggar Vinaya dan melihat bahaya dalam kesalahan terkecil.
[quote: Tentang Saruppa dalam 75 Sekhiya Vatta]
# Saya akan mengenakan jubah dalam secara rapih.
# Saya akan mengenakan jubah luar secara rapih.
# Saya menutupi jubah saya dengan rapi, bila pergi ke tempat masyarakat umum.[/quote]


mohon rujukan yang satu ini :)
Silakan di baca di e-book di perpustakaan DC tentang Anuruddha Thera, Bro. :)
Di sini linknya: http://dhammacitta.org/perpustakaan/anuruddha-yang-unggul-dalam-mata-dewa/


bukan soal siapa yang merasa,saya rasa diskusi harus lebih sehat dan bijak..jangan menambahkan hal yang tak perlu didalam diskusi ini..apalagi tuduhan-tuduhan yang tidak mendasar..hanya Anda sendiri yang tahu ,kalimat tersebut ditujukan kepada siapa.. :)
Memang saya tidak ada niat sama sekali menuduh Anda koq. Jangan mengukur segala sesuatu yang dituliskan di forum ini sebagai serangan atau tuduhan pada Bro Riky, karena tidak demikian adanya. Saya malah merasa perlunya menambahkan hal tsb agar siapa saja yang mungkin akan menjudge untuk menyelidiki terlebih dulu demi menghindari tuduhan membuat pernyataan tak berdasar. Karena topik ini cukup sensitif dan mudah mengundang perpecahan sebagaimana topik ini pernah diangkat dulunya. Tentu sebuah catatan bukan hal yang salah bukan?

Jika Anda tidak mengerti alasan yang melatarbelakangi catatan saya, silakan dibaca di topik ulasan terdahulu:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=13888.msg226972;topicseen#msg226972


Quote
Jika tidak salah, maka Sang Buddha masih membekali kita dengan Sutta yang mengajarkan untuk menyelidiki dan menanyakan Dhamma secara langsung kepada mereka yang mengaku arahanta, serta dengan jalan, metode bagaimana beliau telah mencapai kearahantaan itu. Jika seandainya beliau bisa menjawab semua hal, maka kualitas kearahatannya boleh diterima boleh juga ngga. Sebaliknya jika seandainya beliau tidak bisa menjawab, menghindar, berputar-putar, atau juga menuduh telah diserang maka tentu saja kualitas kearahantaannya harus diragukan.

Quote
Karena itulah sebelumnya saya katakan, jika pun seandainya beliau bisa menjawab semua hal, maka kualitas kearahatannya boleh diterima boleh juga ngga. Ngga ada keharusan untuk menerima koq. Tergantung masing-masing individu saja.

saya rasa jawaban anda tidak nyambung dengan pertanyaan saya..dan kapan anda mengatakan soal "seandainya bla bla bla bla"?
Sebelumnya Anda bertanya:
Quote
Jika seseorang yang pintar,menguasai Tipitaka secara benar dan tekstual,tidak diragukan lagi dia bisa menjawab "semua" pertanyaan yang diajukan oleh "umat awam",tetapi apakah itu menunjukan "kearahattannya"?
Silakan baca kembali kalimat bercetak tebal, miring dan digarisbawahi dalam quote saya.

Be happy
_/\_
appamadena sampadetha

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #56 on: 29 September 2010, 08:39:32 PM »
seingat ku seorang arahat seharusnya memberitahu sangha bila telah mencapai nya. boleh juga tidak tetapi ada konsekwensi nya tentu bila tidak melapor kepada sangha atau tidak mengumumkan pencapaian nya.

kenapa begini aturan nya karena dengan tidak mengumumkan nya pada khalayak maka banyak mahluk tidak dapat berbuat kamma baik  atau memperoleh manfaat dari pencapaian nya (arahat).
« Last Edit: 29 September 2010, 08:42:12 PM by daimond »

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #57 on: 30 September 2010, 12:14:39 AM »
lalu artinya menurut anda Sang Buddha salah memberi peraturan?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #58 on: 05 October 2010, 09:09:41 PM »
lah kan bisa dipilih sendiri oleh sang arahat apakah ingin menyampaikan pada khalayak atau tidak seperti di katakan bila tidak mengatakan pada sangha maka secara otomatis akan parinirvana dalam beberapa hari sesudah pencapain.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Saya adalah Arahatta" ?
« Reply #59 on: 05 October 2010, 10:32:05 PM »
lah kan bisa dipilih sendiri oleh sang arahat apakah ingin menyampaikan pada khalayak atau tidak seperti di katakan bila tidak mengatakan pada sangha maka secara otomatis akan parinirvana dalam beberapa hari sesudah pencapain.

Ada sumber mengatakan bahwa seorang awam yg telah mencapai Arahat akan parinibbana beberapa hari (max 7 hari) setelah pencapaian jika tidak menjadi bhikkhu, darimana cerita ini bisa bergeser menjadi Arahat akan parinirvana dalam beberapa hari jika tidak mengatakan pada Sangha?