//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?  (Read 8715 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #15 on: 27 February 2011, 12:30:26 AM »
Pertanyaannya, bolehkan bhikkhu bertunangan atau memiliki pacar? Kalau tidak boleh, apakah dasar peraturannya? Kalau boleh, tidakkah hal itu melanggar azas kehidupan monastik yang berprinsip meninggalkan kehidupan keduniawian?
Mari didiskusikan.

menurut saya, perlu lihat dulu konteksnya.. hubungan tunangan / pacar / istri itu terjadi sebelum atau sesudah menjalankan kehidupan "bhikkhu sementara"? (sebenarnya kurang pas kalau ada sebutan "bhikkhu sementara", karena bhikkhu boleh lepas jubah kapanpun dia mau, dan tidak ada keharusan untuk menjadi bhikkhu sampai meninggal. jadi cukup kita sebut bhikkhu saja).

kalau hubungan itu sudah ada sebelumnya, maka setelah bhikkhu itu lepas jubah, hubungan yang sudah ada sebelumnya silakan dilanjutkan. yang perlu diperhatikan adalah saat menjalankan kehidupan bhikkhu, hubungan tunangan / pacar / istri seharusnya menjadi tidak berlaku (pending). si bhikkhu seharusnya tidak memperlakukan pasangannya itu sebagai tunangan / pacar / istri, tetapi memperlakukannya dengan hubungan bhikkhu-umat.

tapi kalau sebelum menjadi bhikkhu belum ada hubungan tunangan / pacar / istri, lalu kemudian baru menjalin hubungan tunangan / pacar / istri, maka ini bisa menjadi masalah yang serius.. kalau seandainya tidak mampu menahan perasaan saling suka, alangkah baiknya si bhikkhu lepas jubah dulu, baru kemudian menjalin hubungan yang baru.. :D
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #16 on: 27 February 2011, 12:48:33 AM »
menurut saya, perlu lihat dulu konteksnya.. hubungan tunangan / pacar / istri itu terjadi sebelum atau sesudah menjalankan kehidupan "bhikkhu sementara"? (sebenarnya kurang pas kalau ada sebutan "bhikkhu sementara", karena bhikkhu boleh lepas jubah kapanpun dia mau, dan tidak ada keharusan untuk menjadi bhikkhu sampai meninggal. jadi cukup kita sebut bhikkhu saja).

kalau hubungan itu sudah ada sebelumnya, maka setelah bhikkhu itu lepas jubah, hubungan yang sudah ada sebelumnya silakan dilanjutkan. yang perlu diperhatikan adalah saat menjalankan kehidupan bhikkhu, hubungan tunangan / pacar / istri seharusnya menjadi tidak berlaku (pending). si bhikkhu seharusnya tidak memperlakukan pasangannya itu sebagai tunangan / pacar / istri, tetapi memperlakukannya dengan hubungan bhikkhu-umat.

tapi kalau sebelum menjadi bhikkhu belum ada hubungan tunangan / pacar / istri, lalu kemudian baru menjalin hubungan tunangan / pacar / istri, maka ini bisa menjadi masalah yang serius.. kalau seandainya tidak mampu menahan perasaan saling suka, alangkah baiknya si bhikkhu lepas jubah dulu, baru kemudian menjalin hubungan yang baru.. :D

memang secara vinaya tidak ada "bhikkhu sementara" tetapi ada peraturan dalam vinaya yg tidak memperbolehkan pejabat pemerintahan/kerajaan untuk menjadi bhikkhu, dan untuk mengakomodasi para PNS ini, di negara2 Buddhis dibuatlah program2 khusus menjadi bhikkhu sementara dengan memanfaatkan hari libur atau cuti, misalnya 1 minggu, 1 bulan, dst...

Offline Xcript

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 137
  • Reputasi: 8
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #17 on: 07 March 2011, 03:50:34 PM »
Terlepas dari peraturan kebhikkhuan ataupun peraturannya,
menjadi seorang samanera sementara (biarpun telah bertunangan),
sebenarnya tidak masalah. Sampai di sini masih oke.

Akan tetapi, setelah menjelang selesainya masa "retret",
sebaiknya tidak yang bersangkutan tidak menunjukkan sikap
"nafsunya" ketika masih berpenampilan sebagai seorang samana.
Kalau dipandang dari segi kelayakan, rasanya kurang pantas untuk
dilakukan. Sampai di sini, sudah timbul ketidak-pantasan yang
terlihat.

Idealnya (bagi saya) :
Ketika menjelang retret, sebaiknya yang bersangkutan tidak perlu
dijemput oleh sang calon pasangan hidup, biarkan ia dijemput oleh
teman atau orang tua, namun kalaupun dijemput oleh calon pasangan
hidup, sebaiknya tidak mengumbar atau membanggakan atau
menyombongkan hal tersebut kepada rekan2nya sepelatihan.
Kesembuhan itu datang dari obat yang sangat pahit

Offline riveamaretta

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 117
  • Reputasi: -2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #18 on: 22 March 2011, 04:13:38 PM »
Kalau menurut saya sih, cara seperti kurang itu tuh kurang berkenan. Mengapa? soalnya ketika seseorang ingin menjalani kehidupan suci,hendaknya dipertahankan terus sampai akhir hayat.
Tapi kalau konteksnya cuma buat "coba2/tradisi" biar keliatan kulitnya baik saja,itu sebaiknya dari awal jangan dilakukan.

Beda kalau dia dah tunangan/menikah, terus menjadi bikkhu, berarti dari niatnya untuk menjalankan kehidupan suci pasti lebih baik
« Last Edit: 22 March 2011, 04:15:39 PM by riveamaretta »

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #19 on: 23 March 2011, 09:47:38 AM »
Beda kalau dia dah tunangan/menikah, terus menjadi bikkhu, berarti dari niatnya untuk menjalankan kehidupan suci pasti lebih baik

saya kurang paham dengan kalimat di atas.. :)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline riveamaretta

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 117
  • Reputasi: -2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #20 on: 23 March 2011, 09:54:29 AM »
misal aja lex chan sudah menikah/tunangan. kok merasa jenuh/bosan karena setelah menikah, lex jadi sadar menikah itu bukan cara mencapai pencerahan. Kepikiran jadi bhikku,terus dilakukan. gitu loh... :)

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #21 on: 23 March 2011, 10:06:50 AM »
misal aja lex chan sudah menikah/tunangan. kok merasa jenuh/bosan karena setelah menikah, lex jadi sadar menikah itu bukan cara mencapai pencerahan. Kepikiran jadi bhikku,terus dilakukan. gitu loh... :)

lalu kalau sudah jadi bhikkhu, terus jenuh lagi.. bagaimana?
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline riveamaretta

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 117
  • Reputasi: -2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #22 on: 23 March 2011, 10:10:25 AM »
makanya kembali ke pilihan pertama tadi , kalau ga niat menjalani kehidupan suci ya gak usah aja..daripada terlihat baik aja untuk sesaat

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #23 on: 23 March 2011, 10:52:17 AM »
makanya kembali ke pilihan pertama tadi , kalau ga niat menjalani kehidupan suci ya gak usah aja..daripada terlihat baik aja untuk sesaat

apakah tahu bahwa Raja Bhumibol Adulyadej juga pernah menjadi bhikkhu untuk sementara waktu? 8)

saya pikir kurang tepat kalau mengatakan bahwa menjadi bhikkhu sesaat adalah demi "terlihat baik untuk sesaat"..
saya sendiri tidak punya kemampuan untuk membaca niat orang lain...

faktanya adalah ada orang yang menjalani kebhikkhuan untuk sementara waktu..
sedangkan "menjadi bhikkhu sesaat adalah demi terlihat baik untuk sesaat" hanyalah interpretasi, dan bukan fakta..
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline riveamaretta

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 117
  • Reputasi: -2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #24 on: 24 March 2011, 11:25:26 AM »
kalau faktanyanya adalah ada orang yang menjalani kebhikkhuan untuk sementara waktu.. masih kurang spesifik.

fakta yang spesifik ,contohnya: Ibu Ani pergi ke pasar glodok naik bajaj jam 6 pagi hari....

makanya harus diperjelas lagi...

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #25 on: 24 March 2011, 01:01:18 PM »
kalau faktanyanya adalah ada orang yang menjalani kebhikkhuan untuk sementara waktu.. masih kurang spesifik.

fakta yang spesifik ,contohnya: Ibu Ani pergi ke pasar glodok naik bajaj jam 6 pagi hari....

makanya harus diperjelas lagi...

kok jadi OOT ya? :-?

Ibu   Ani juga tidak spesifik.. Ibu Ani yang mana, (Ani Mariani? Ani Diana?   atau Ani Sholekah?) ? Ibu Ani yang tinggal di daerah mana?
Ke pasar glodok ngapain?
Naik bajaj yang mana? Naik dari mana?
Jam 6 pagi lewat berapa menit?

Intinya, saya mau bilang bahwa spesifikasi tidak relevan dalam diskusi ini..  :)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline riveamaretta

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 117
  • Reputasi: -2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bolehkan Bhikkhu Bertunangan?
« Reply #26 on: 02 April 2011, 08:50:06 AM »
Setidaknya SPOKnya jelas.. :)) How?

 

anything