//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhavanga citta : Penyambung Kehidupan  (Read 4428 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Bhavanga citta : Penyambung Kehidupan
« on: 26 April 2010, 05:37:30 PM »
Banyak terdapat saat dimana tidak ada kesan pada indera, saat seseorang tidak berpikir, saat tidak ada kusala ataupun akusala citta. Tapi pada saat seperti itupun tetap harus ada citta, atau jika tidak, tidak ada kehidupan. Citta yang timbul dan padam pada saat itu disebut dengan bhavanga citta.

Bhavanga secara harafiah disebut sebagai "faktor kehidupan", atau biasanya diterjemahkan sebagai penyambung antar kehidupan. Bhavanga citta terus berlangsung selama masih hidup, jadi apa yang kita sebut sebagai kehidupan "mahluk" berjalan dari saat ke saat. Itulah fungsi dari bhavanga citta

Tidak terhitung banyaknya citta yang timbul saat tidak ada kesan indera, tidak berpikir, tidak ada akusala ataupun kusala citta. Saat kita tidur dan bermimpi, saat itu muncul akusala atau kusala citta. Namun saat kita berada dalam tidur yang tidak bermimpi, saat itu tetap ada citta yaitu bhavanga.

Demikian juga saat kita terbangun, tidak terhitung banyaknya bhavanga citta yang timbul, mereka timbul antara proses citta yang berbeda. Misalnya untuk "mendengar", sepertinya berlangsung seketika setelah melihat namun pada kenyataannya terdapat proses-proses citta yang berbeda dan diantara proses itu, muncullah bhavanga citta
 
Jika objek menyentuh salah satu dari 5 indera, arus bhavanga citta terhenti dan ada pengenalan indera. Namun saat itu belum muncul pengenalan indera. Misal untuk suara yang menyentuh indera pendengaran, saat itu tidak langsung terdengar. Tetap ada beberapa bhavanga citta yang timbul dan padam antara pa~nca-dvaaraavajjana-citta (kesadaran di lima indera) yang menghubungkan suara yang terdengar melalui pintu indera pendengaran dan munculnya "dengar". Bhavanga citta tidak berfungsi sebagai penyampai suara yang menyentuh indera pendengaran, bhavanga juga tidak mengalami "suara". Bhavanga mempunyai fungsi sendiri yaitu menyambung antara kehidupan (citta ke citta)

Di ‘Atthasaalinii’, yang merupakan kitab komentar buku pertama dalam abhidhamma yaitu Dhammasangani, perumpamaan mangga diberikan untuk menggambarkan mengenai proses citta setelah terhentinya arus bhavanga. Disebutkan (Expositor II, 271, part X, no 2, Discourse on the
moral result of the sensuous realm) bahwa saat seseorang tidur dibawah pohon mangga. Mangga yang sudah matang jatuh dan terdengar di telinganya. Terbangun karena suara itu, dia melihat, menjulurkan tangannya untuk meraih mangga, membuka, merasakan dan memakannya.

Jadi apa maknanya? Objek berfungsi untuk menyentuh persepsi mahluk. Saat ini terjadi, ada fungsi menyampaikan dari lima pintu indera yang menginterupsi penyambung kehidupan, fungsi untuk sekedar melihat, menerima objek di elemen pikiran (kesadaran menerima), yang memeriksa objek (kesadaran memeriksa), yang mempertimbangkan objek melalui elemen kogini pikiran yang tidak bekerja (kesadaran mempertimbangkan yang merupakan kiriyacitta). Namun hanya javana citta sajalah yang merasakan objek itu

Proses citta yang terjadi adalah : melihat, melekati apa yang terlihat, berpikir mengenai itu dan mengambilnya. Kelihatannya saat melihat, saat itu juga kita berpikir mengenai objek itu namun setiap citta hanya bisa mengenali satu objek pada satu saat saja. Sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana proses citta yang berbeda, yang terjadi cepat sekali. Saat orang tidak belajar Dhamma maka dia akan bingung dengan berbagai pintu indera dan objek yang berbeda-beda sehingga seolah terlihat hanya "satu" saja. Orang mungkin akan setuju bahwa ada "aku" yang mengkoordinir semua pengalaman yang berbeda itu. Pada kenyataannya, sesungguhnya hanya ada citta-citta yang berbeda yang muncul karena adanya kondisi yang sesuai, yang mengalami berbagai objek, satu persatu pada satu saat

Saat kita melihat orang, mereka sepertinya tidak berubah, hal ini karena kita sudah mengenali bentuk dan lekuk dari orang dan benda lainnya. Sesungguhnya ada banyak saat berpikir dan semuanya sudah padam. Berpikir merupakan paramattha dhamma, namun konsep tentang objek pikiran bukanlah paramattha dhammas. Kita dapat belajar untuk membedakan kapan kita berada di dunia konsep dan kapan di dunia paramattha dhammas.

*******
Nina.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Bhavanga citta : Penyambung Kehidupan
« Reply #1 on: 26 April 2010, 08:58:51 PM »
Apakah bhavanga citta ini merupakan aliran kesadaran (citta santatti) yg timbul,bertahan sebentar,lalu lenyap ataukah ia merupakan penyambung antara satu aliran kesadaran yg lenyap yg kemudian diikuti aliran kesadaran yg lain yg juga timbul,bertahan sebentar, & lenyap?

Terima kasih
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Bhavanga citta : Penyambung Kehidupan
« Reply #2 on: 26 April 2010, 08:59:04 PM »
Double post
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Bhavanga citta : Penyambung Kehidupan
« Reply #3 on: 28 April 2010, 08:17:46 AM »
bhavanga citta merupakan bagian dari proses kesadaran, pun merupakan penyambung antar proses kesadaran

bisa dilihat dari 17 proses citta dimana bhavanga citta berada di no 1 - 3