//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: pls help! family problem of in-laws.  (Read 9629 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: pls help! family problem of in-laws.
« Reply #30 on: 26 October 2014, 09:56:13 AM »
Sdr kexxxxx abadi
Sy kritik anda.
Nama anda adalah hal
Yang paling dilarang dalam
Teravada.
Tujuan cattari ariya saccani
Adalah nirodha
Anda malah menyukai
Kelana pakai abadi lagi.
Tidakkah anda sadar
Sebenarnya proses kematian
Dalam samsara tidak benar benar mati
Bukan mengatakan
Spy anda cepat mati.


Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: pls help! family problem of in-laws.
« Reply #31 on: 26 October 2014, 10:45:46 PM »
Sedikit info utk pertanyaan diatas, suami dulu berkerja di luar negri, diharuskan pulang oleh ibu bapa nya dan kehendak mereka di turuti. untuk merantau lagi, ortunya pernah berancang2 putus hubungan dan membom bam dir anak duharka dan kata2 kasar sbgainya.Suami saya diam dan mengurungkan niat berhenti kerja di kantor ortu. Namun tekad uda bulet, apapun resiko hrs di jalankan dan di coba untuk kluarga baru yg hrs di lindungi. Apakah ini tindakan durhaka kalo anak bermandiri namun melawan kehendak ortu nya?seringkali orang tua selalu mengancam anak2nya dengan kata duharka. Apakah ada orang tua duharka???


tidak durhaka terhadap orangtua untuk dapat hidup mandari, orang tua tentu nya sudah tahu bila anak sudah dewasa maka anak anak itu akan mencari jalan kehidupan masing2 seperti anak burung yang akhirnya belajar terbang meninggalkan sarang nya dan hidup mandiri mencari pasangan nya hingga membuat sarang yang baru, hal ini juga akan terjadi dengan anak anak anda


seperti wa katakan bila api unggun terlalu dekat maka akan terbakar seperti saat ini keluarga anda alami, maksudnya menjauh saat ini adalah untuk memberi waktu yang di gunakan untuk menyembuhkan luka bakar tersebut, tapi bila terlalu jauh kita tidak akan merasakan kehangatan dari api unggun itu alias kedinginan.

Bila kalian bisa seperti wa katakan menghindar dulu saat ini mungkin keluar negri, tetapi anda dan suami anda masih bisa berkirim hadiah saat ulang tahun papa dan mama suami anda (ingat alamat tidak boleh tertulis di paket tersebut), dan masih bisa bertelpon dgn saudara2 suami anda (ingat alamat rumah dan nomer telpon tidak boleh bocor) gunakan email atau black berry massanger (bbm).


Ingat bukan orang tua durhaka, tetapi yang ada adalah orang tua yang posesif dan lupa bahwa sang anak punya kehidupan, keinginan, impian masing2 yang belum tentu sama dengan sang orang tua punya impian, keinginan dll.

bila nanti kalian sudah punya anak (2 orang) dan sudah bisa bersekolah diluar dan lagi libur sekolah, lihat2 sikon apakah bisa bertemu kembali dgn mertua anda.
« Last Edit: 26 October 2014, 11:01:09 PM by kullatiro »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Cullakasetthi jataka, story no4
« Reply #32 on: 27 October 2014, 12:06:08 AM »
[114] "With humblest start ." This story was told by the Master about the Elder named Little Wayman, while in Jīvaka's Mango-grove 2 near Rājagaha. And here an account of Little Wayman's birth must be given. Tradition tells us that the daughter of a rich merchant's family in Rājagaha actually stooped to intimacy with a slave. Becoming alarmed lest her misconduct should get known, she said to the slave, "We can't live on here; for if my mother and father come to know of this sin of ours, they will tear us limb from limb. Let us go and live afar off." So with their belongings in their hands they stole together out by the hardly-opened door, and fled away, they cared not whither, to find a shelterbeyond the ken of her family. Then they went and lived together in a certain place, with the result that she conceived. And when her full time was nearly come, she told her husband and said, "If I am taken in labour away from kith and kin, that will be a trouble to both of us. So let us go home." First he
p. 15
agreed to start to-day, and then he put it off till the morrow; and so he let the days slip by, till she thought to herself, "This fool is so conscious of his great offence that he dares not go. One's parents are one's best friends; so whether he goes or stays, I must go." So, when he went out, she put all her household matters in order and set off home, telling her next-door neighbour where she was going. Returning home, and not finding his wife, but discovering from the neighbours that she had started off home, he hurried after her and came up with her on the road; and then and there she was taken in labour.
"What's this, my dear?" said he.
"I have given birth to a son, my husband," said she. Accordingly, as the very thing had now happened which was the only reason for the journey, they both agreed that it was no good going on now, and so turned back again. And as their child had been born by the way, they called him 'Wayman.'

[115] Not long after, she became with child again, and everything fell out as Before. And as this second child too was born by the way, they called him 'Wayman' too, distinguishing the elder as 'Great Wayman' and the younger as 'Little Wayman: Then, with both their children, they again went back to their own home. Now, as they were living there, their way-child heard other boys talking of their uncles and grandfathers and grandmothers; so he asked his mother whether he hadn't got relations like the other boys. "Oh yes, my dear," said his mother; "but they don't live here. Your grandfather is a wealthy merchant in the city of Rājagaha, and you have plenty of relations there." "Why don't we go there, mother?" She told the boy the reason why they stayed away; but, as the children kept on speaking about these relations, she said to her husband, "The children are always plaguing me. Are my parents going to eat us at sight? Come, let us shew the children their grandfather's family." "Well, I don't mind taking them there; but I really could not face your parents." "All right;--so long as, some way or other, the children come to see their grandfather's family," said she.

.
.
.

source: jataka athakata

http://www.sacred-texts.com/bud/j1/j1007.htm


kalau mau cerita dalam dhamma nya seperti itu, hal ini diceritakan dalam jataka athakata cerita no:4 bagian permulaan. Seperti dalam cerita nanti nya kalian harus menceritakan kebenaranya pada anak anak kalian.
« Last Edit: 27 October 2014, 12:19:54 AM by kullatiro »

Offline sushimochi77

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: pls help! family problem of in-laws.
« Reply #33 on: 29 October 2014, 08:18:26 AM »
Trima kasih bersedia memberi saran yang bijaksana. Orang tua sukar mengikhlaskan pernikahan anaknya apabila tidak menyenangi menantu. sungguh disayangkan, terlebih berbagai perihal dan masalah selalu di datangkan dari mereka sendiri. Paksaan cerai dari orang tua seringkali membawa ke perceraian yg tidak di kehendaki kedua belah pihak.
yg paling saya ingat dari saran temen dan org bijak di luar sana, bukanlah sbgai menantu berusaha utk di sukai, krn manusia tidak pernah puas adanya.namun kembangkan diri dan perhebat diri dalam arti positif dimana belajar dan terus belajar utk menjadi pribadi terbaik agar mau tidak mau, suka tidak suka, mertua tidak bisa byk berkata dan bertindak kasar buruk terhadap menantunya.
Smoga langkah ke depan dengan niat baik, tujuan  baik dan kesadaran yg baik pula menuntun ke arah yg baik.

Saran temen2 diterima baik. Trima kasih smua nya atas bantuan. Salam metta



Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: pls help! family problem of in-laws.
« Reply #34 on: 05 November 2014, 10:31:44 PM »
Trima kasih bersedia memberi saran yang bijaksana. Orang tua sukar mengikhlaskan pernikahan anaknya apabila tidak menyenangi menantu. sungguh disayangkan, terlebih berbagai perihal dan masalah selalu di datangkan dari mereka sendiri. Paksaan cerai dari orang tua seringkali membawa ke perceraian yg tidak di kehendaki kedua belah pihak.
yg paling saya ingat dari saran temen dan org bijak di luar sana, bukanlah sbgai menantu berusaha utk di sukai, krn manusia tidak pernah puas adanya.namun kembangkan diri dan perhebat diri dalam arti positif dimana belajar dan terus belajar utk menjadi pribadi terbaik agar mau tidak mau, suka tidak suka, mertua tidak bisa byk berkata dan bertindak kasar buruk terhadap menantunya.
Smoga langkah ke depan dengan niat baik, tujuan  baik dan kesadaran yg baik pula menuntun ke arah yg baik.

Saran temen2 diterima baik. Trima kasih smua nya atas bantuan. Salam metta
Weleeeehhhh....oma baca kisahnya udah beruraian air mata menangis saking terharunya...tapi begitu lihat jawabnya (#Bold biru) malah jadi tercengang sendiri...kalo udah tau jawaban nya itu kenapa nulis disini? toch orang diluar sana udah anda dapatkan jawabannya....

Tapi ya lumayan juga baca kisah anda spt nonton sinetron di TV menantu selalu disia2kan mertua...padahal orang2 jika lihat saya berjalan dengan calon menantu semua mengira dia anak saya, karena kami akrab, dan dia sering menemani saya ke kondangan pdhal saya malas sekali datang ke kondangan karena ga suka dandan dan ga punya gaun pesta... :))  (#calon menantu menemani sy kondangan karena sy butuhkan make up nya, saya pakai make up dia karena sy ga punya make up spt bedak, eye shadow, eye liner, maskara, dll  ^-^  ^-^ )
I'm an ordinary human only