sopan dan logic

[Reenzia]

pertanyaannya?
apakah berdosa belajar mengebom orang lain yang tidak berdosa, tapi dia tidak pernah mengebom orang lain yang tidak berdosa?
apakah ada orang yang belajar mengembom orang lain yang tidak berdosa?
ada orang belajar mencopet, tapi dia tidak pernah mencopet. apakah belajar mencopet itu dosa?

1.apakah ada org yg tak berdosa?
2.apakah yg mengebom tak berdosa?

3.apakah org tak berdosa berhak mengebom org yg berdosa?

1.ada
2. sebagian yang mengebom itu tidak berdosa
3. bisa jadi berhak

ya udah, dosa tak dimengerti, saia ganti kamma buruk..

adakah orang yang kamma buruknya tak pernah berbuah?
apakah dengan mengebom org, apapun alasannya, tak akan menghasilkan kamma buruk?

ibarat ada 2 org candra mukti....
sama persis, dg intelegensi logic yg sama, pemahaman yg sama persis
keduanya terlibat perang tapi menjadi lawan 1 sama lain
keduanya mempunyai alasan yg sama, yaitu perang suci,
keduanya merasa berhak mengebom yg lainnya
karena keduanya merasa org yg suci
dan keduanya pun terbunuh

menurut anda, candra murti yg mana yg tak mendapat karma buruk?

[johan3000]

[at]  moderator

Terima Kasih! atas di bukanya kembali thread ini.

mudah-mudahan, saya tidak terpancing emosi lagi, oleh siapapun juga. dan mudah-mudahan, kawan-kawan diskusi saya di sini juga tidak memancing-mancing emosi saya. jadi, diskusi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang saya harapkan. tanks!

Menurut Ilmu Logika....

Seseorang yg mahir bermeditasi berarti....telah banyak mengurangin
   kemarahan, kebencian, dan kebodohan batin.... serta memiliki pengendalian
   diri yg amat baik (apalagi udah bisa mencapai Jhanna)...

Seseorang yg udah dpt mengendalikan diri... udah tidak menyalahkan org lain lagi...
   kamusnya ngak terdaftar kalimat : "memancing emosi saya"

Seorang yg suci tak akan marah dan berkata : "dia yg memancing emosi saya"...

Jadi Kalau Bro Chandra masih sekali-kali marah... ya harus BANYAK TERIMA KASIH
   sama saya...(karna tidak mudah mencari pelatih KESABARAN)....

Semoga diskusi berjalan lancar.... berlogika, bersopan santun...

enjoy aja!

[johan3000]

guru meditasi saya seorang yang kasar. kalau anaknya jatuh dia akan berkata, "awas! kalo kamu menangis, gw tempeleng!" saya menyalahkan cara mendidik guru saya tersebut. menurut saya, dia "kurang ilmu" dalam mendidik. tapi, sekarnag saya melihat hasilnya

Logikanya begitu...

1. Kalau sampai murid tsb nangis... dan ditempelengin guru....
      berarti guru tsb akan berusan dgn kantor polisi....(child abuse)
2. Kalau sampai murid tsb nangis... dan tidak ditempelengin....
      berarti guru tsb BERBOHONG...
3. Kalau murid tidak nangis, dan tidak kena tempelengan...
      berarti gutu tsb BERKATA KASAR

Apakah cara ngajar guru tsb yg dikagumin bro Chanra perlu ditiru?
Apakah Diknas, Dikti dlm sertifikasi guru2 mengajarkan dgn cara2 diatas?

semoga tidak terpancing emosinya!

[johan3000]

[at] all

di thread ini, saya tidak menentukan topik diskusi secara khusus, melainkan "sopan dan logic" saja.

saya bermaksud "melatih kesabaran" diri saya sendiri untuk tidak terpancing emosi, walaupun kadang-kadang gagal.  dan bermaksud "memperkenalkan teknik diskusi logic" kepada rekan-rekan yang belum mengenal betul ilmu logika. adapun topik yang didiskusikan bisa apa saja, selama "sopan" dan "logic". itu adalah maksud dari dibuatnya tread ini.

yang utamanya apa nih :

1. melatih kesabaran
2 memperkenalkan teknik diskusi logic ala om candra

biar gak bingung

Maunya sih....

Mengajarkan bertapa hebatnya ILMU LOGIKA*** yg dikemas dlm KESOPANAN....

*** (yg bermanfaat dlm kehidupan sehari-hari)

Muridnya udah nunggu berhari2.... pelajarannya koq ngak nongol2....

[johan3000]

2. sebagian yang mengebom itu tidak berdosa

kalau BOM ANGIN sih ngak berdosa...(atau sedikit)....


Bagaimana kalau Calon isteri bro Chandra yg kena BOM....(bali)
   saya pingin dengar komentarnya deh! (harus logika lho)

[tesla]

2. sebagian yang mengebom itu tidak berdosa

kalau BOM ANGIN sih ngak berdosa...(atau sedikit)....


Bagaimana kalau Calon isteri bro Chandra yg kena BOM....(bali)
   saya pingin dengar komentarnya deh! (harus logika lho)

sdr Candra sudah punya 1 istri & 2 anak kok

[candra_mukti19]

ya udah, dosa tak dimengerti, saia ganti kamma buruk..

adakah orang yang kamma buruknya tak pernah berbuah?
apakah dengan mengebom org, apapun alasannya, tak akan menghasilkan kamma buruk?

ibarat ada 2 org candra mukti....
sama persis, dg intelegensi logic yg sama, pemahaman yg sama persis
keduanya terlibat perang tapi menjadi lawan 1 sama lain
keduanya mempunyai alasan yg sama, yaitu perang suci,
keduanya merasa berhak mengebom yg lainnya
karena keduanya merasa org yg suci
dan keduanya pun terbunuh

menurut anda, candra murti yg mana yg tak mendapat karma buruk?

hal itu mustahil terjadi.

kebenaran tidak akan pernah bertempur dengan kebenaran.
dan di dunia ini tidak akan pernah muncul 2 orang pemimpin spiritual yang suci.
seorang pemimpin spiritual yang memimpin perang suci, ia haruslah orang yang berilmu pengetahuan tinggi dan maksum (mustahil salah), sehingga mustahil baginya menyerang pasukan lain yang berperang sama-sama demi kesucian.

[candra_mukti19]

[at]  moderator

Terima Kasih! atas di bukanya kembali thread ini.

mudah-mudahan, saya tidak terpancing emosi lagi, oleh siapapun juga. dan mudah-mudahan, kawan-kawan diskusi saya di sini juga tidak memancing-mancing emosi saya. jadi, diskusi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang saya harapkan. tanks!

Menurut Ilmu Logika....

Seseorang yg mahir bermeditasi berarti....telah banyak mengurangin
   kemarahan, kebencian, dan kebodohan batin.... serta memiliki pengendalian
   diri yg amat baik (apalagi udah bisa mencapai Jhanna)...

Seseorang yg udah dpt mengendalikan diri... udah tidak menyalahkan org lain lagi...
   kamusnya ngak terdaftar kalimat : "memancing emosi saya"

Seorang yg suci tak akan marah dan berkata : "dia yg memancing emosi saya"...

Jadi Kalau Bro Chandra masih sekali-kali marah... ya harus BANYAK TERIMA KASIH
   sama saya...(karna tidak mudah mencari pelatih KESABARAN)....

Semoga diskusi berjalan lancar.... berlogika, bersopan santun...

enjoy aja!

orang yang sudah mahir bermeditasi, telah memasuki jhana, apakah mustahil baginya berbuat salah, kemudian karena kesalahannya, maka tingkat batinnya menurun?

[candra_mukti19]

2. sebagian yang mengebom itu tidak berdosa

kalau BOM ANGIN sih ngak berdosa...(atau sedikit)....


Bagaimana kalau Calon isteri bro Chandra yg kena BOM....(bali)
   saya pingin dengar komentarnya deh! (harus logika lho)

tentu saya akan merasa bersedih, dan sakit hati, dan mengutuk pengebom tersebut. salah apa  calon istri saya, mengapa harus di bom?
saya tidak dapat membenarkan tindangan pengeboman seperti yang dilakukan olehh amrozi alm. cs.

[candra_mukti19]

guru meditasi saya seorang yang kasar. kalau anaknya jatuh dia akan berkata, "awas! kalo kamu menangis, gw tempeleng!" saya menyalahkan cara mendidik guru saya tersebut. menurut saya, dia "kurang ilmu" dalam mendidik. tapi, sekarnag saya melihat hasilnya

Logikanya begitu...

1. Kalau sampai murid tsb nangis... dan ditempelengin guru....
      berarti guru tsb akan berusan dgn kantor polisi....(child abuse)
2. Kalau sampai murid tsb nangis... dan tidak ditempelengin....
      berarti guru tsb BERBOHONG...
3. Kalau murid tidak nangis, dan tidak kena tempelengan...
      berarti gutu tsb BERKATA KASAR

Apakah cara ngajar guru tsb yg dikagumin bro Chanra perlu ditiru?
Apakah Diknas, Dikti dlm sertifikasi guru2 mengajarkan dgn cara2 diatas?

semoga tidak terpancing emosinya!

justru, saya sering ditatar teknik mendidik dengan cara yang berbeda.
bahkan dalam suatu penataran, para guru dinasihati, "janganlah guru mengatakan kata "jangan" kepada murid-muridnya. misalnya, kalao murid-murid kelas 1 SD nakal, naik ke atas bangku, janganlah anda berkata,"jangan naik ke atas bangku nak!", tapi katakan padanya "siapa yang mau turun duluan?". jadi, sekali lagi, jangalah mengatakan kata "jangan"!".
wha...ha..ha.. dia sendiri menatar para guru berulang-ulang mengatakan kata "jangan". soalnya sih, sulit mengindari kata "jangan".
mula-mulanya saya tidak kagum dengan cara mengajar guru meditasi saya tersebut. dan berpikir "cara mendidik seperti itu jelek". tapi saya lihat outputnya gimana, hasil didikannya bagus-bagus, memiliki mental yang kuat dan tahan uji. termsuk gw

[CKRA]

guru meditasi saya seorang yang kasar. kalau anaknya jatuh dia akan berkata, "awas! kalo kamu menangis, gw tempeleng!" saya menyalahkan cara mendidik guru saya tersebut. menurut saya, dia "kurang ilmu" dalam mendidik. tapi, sekarnag saya melihat hasilnya

Logikanya begitu...

1. Kalau sampai murid tsb nangis... dan ditempelengin guru....
      berarti guru tsb akan berusan dgn kantor polisi....(child abuse)
2. Kalau sampai murid tsb nangis... dan tidak ditempelengin....
      berarti guru tsb BERBOHONG...
3. Kalau murid tidak nangis, dan tidak kena tempelengan...
      berarti gutu tsb BERKATA KASAR

Apakah cara ngajar guru tsb yg dikagumin bro Chanra perlu ditiru?
Apakah Diknas, Dikti dlm sertifikasi guru2 mengajarkan dgn cara2 diatas?

semoga tidak terpancing emosinya!

justru, saya sering ditatar teknik mendidik dengan cara yang berbeda.
bahkan dalam suatu penataran, para guru dinasihati, "janganlah guru mengatakan kata "jangan" kepada murid-muridnya. misalnya, kalao murid-murid kelas 1 SD nakal, naik ke atas bangku, janganlah anda berkata,"jangan naik ke atas bangku nak!", tapi katakan padanya "siapa yang mau turun duluan?". jadi, sekali lagi, jangalah mengatakan kata "jangan"!".
wha...ha..ha.. dia sendiri menatar para guru berulang-ulang mengatakan kata "jangan". soalnya sih, sulit mengindari kata "jangan".
mula-mulanya saya tidak kagum dengan cara mengajar guru meditasi saya tersebut. dan berpikir "cara mendidik seperti itu jelek". tapi saya lihat outputnya gimana, hasil didikannya bagus-bagus, memiliki mental yang kuat dan tahan uji. termsuk gw

Tapi apakah berarti memiliki mental yang sehat? 

[g.citra]

[at] Chandra...

bahkan dalam suatu penataran, para guru dinasihati, "janganlah guru mengatakan kata "jangan" kepada murid-muridnya. misalnya, kalao murid-murid kelas 1 SD nakal, naik ke atas bangku, janganlah anda berkata,"jangan naik ke atas bangku nak!", tapi katakan padanya "siapa yang mau turun duluan?". jadi, sekali lagi, jangalah mengatakan kata "jangan"!"

Mengenai tehnik mendidik seperti diatas,
apa tujuannya membuat si anak menjadi malu dan berpikir?
ataukah menumbuhkan semangat bertanding buat si anak?

[candra_mukti19]

[at] Chandra...

bahkan dalam suatu penataran, para guru dinasihati, "janganlah guru mengatakan kata "jangan" kepada murid-muridnya. misalnya, kalao murid-murid kelas 1 SD nakal, naik ke atas bangku, janganlah anda berkata,"jangan naik ke atas bangku nak!", tapi katakan padanya "siapa yang mau turun duluan?". jadi, sekali lagi, jangalah mengatakan kata "jangan"!"

Mengenai tehnik mendidik seperti diatas,
apa tujuannya membuat si anak menjadi malu dan berpikir?
ataukah menumbuhkan semangat bertanding buat si anak?

maksudnya :
1. supaya murid tidak merasa dilarang kreatifitasnya
2. supaya tidak menimbulkan perasaan "tidak menyenangkan"
3. supaya tidak menimbulkan suasana pertentangan antara guru murid

[candra_mukti19]

Tapi apakah berarti memiliki mental yang sehat? 

kalo itu sih, gak tahu ya. yang jelas, saya meliat anak guru saya itu secara fisik dan mental lebih sehat dari pada fisik mental anak-anak sebayanya yang lain.

[CKRA]

Tapi apakah berarti memiliki mental yang sehat? 

kalo itu sih, gak tahu ya. yang jelas, saya meliat anak guru saya itu secara fisik dan mental lebih sehat dari pada fisik mental anak-anak sebayanya yang lain.

Kenapa saya tanyakan itu? Karena menurut studi para psikiater, mereka yang dididik dengan kekerasan pada usia belianya atau mengalami "abusement" pada masa belianya akan cenderung tumbuh menjadi pribadi dengan mental yang tidak stabil dan secara kejiwaan menjadi tidak sehat. Fisik dan intelegensianya mungkin malah di atas rata-rata orang lain tapi mentalnya sakit dan jiwanya tidak sehat. Coba saja lihat para pembunuh berantai, para psikopat dan para teroris berdarah dingin. Mereka umumnya adalah orang-orang yang mengalami kekerasan pada masa kanak-kanak.

Bagaimana guru anda atau anda menilai ini?