Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi > Mahayana

Pertanyaan kritis tentang status arahat ananda di sutra beserta aliran mahayana

(1/2) > >>

Meliodas Amirta:
1. kenapa dalam sutra mahayana mau itu sutra amitabha maupun saddharma pundarika sutra beserta sutra lainnya jika ada pembukaan awalnya yang menyatakan nama-nama arahat termasuk ananda padahal ananda sendiri ketika buddha masih hidup masih belum mencapai kesucian arahat, ananda mencapai kesucian arahat ketika buddha sudah wafat ketika akan melakukan sidang konsili pertama?

2. benarkah aliran mahayana itu pecahan dari mahasingka yang dalam sejarahnya dikatakan perkumpulan bhikku yang mau merubah vinaya atau ajaran dari bhikku bernama mahadeva yang latar belakangnya banyak melakukan tindakan buruk serta merasa dirinya telah arahat dan mempertanyakaan status kearahatan lalu membuat alternative jalan bodhisattva?

tolong di jawab yang mendetail tentang sutra itu salah terjemahan atau bagaimana dan mengenai sejarah itu benar atau tidak soalnya lagi krisis keyakinan. semoga aja dapat menemukan jawabannya dari forum ini  ^:)^

xenocross:
1. Salah tulis sepertinya. Semua sutta/ sutra itu ditulis lama setelah Buddha parinibbana.
Ketika mereka menulis sutra, periode tsb sudah jadi pengetahuan umum bahwa Ananda adalah arahat
Jadi waktu sutra tsb ditulis, si penulis tanpa sadar menulis daftar arahat seperti yang umum diketahui.

2. tidak benar.
- perpecahan mengenai vinaya itu berbeda menurut catatan masing-masing sekte. Menurut mahasanghika, justru mereka yang mau mempertahankan vinaya. Jika ada yang berkata sebaliknya, itu menurut catatan versi lawannya mahasanghika.
Lebih lengkap ada di https://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=25572.0

Mahadeva adalah tokoh legenda yang disalahkan atas penyimpangan ajaran. Kebanyakan sumber cerita ini adalah dari teks propaganda dari satu aliran yang menyerang aliran lain.
lebih lengkap https://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=23774.msg433813#msg433813

saya ambil dari tulisan Bhikkhu Sujato dari link pertama, bagian kesimpulan

Mahayana
Banyak pembaca mungkin bertanya-tanya: tetapi bagaimana dengan Mahayana? Kemana mereka ketika hal ini berlangsung? Penting untuk disadari bahwa tidak ada yang disebut Vinaya khas ‘Mahayana’. Para Mahayanis selalu mengikuti Vinaya dasar yang sama seperti halnya para biksu dan biksuni lainnya. Tidak pernah diabaikan, namun dilengkapi dengan satu set aturan atau prinsip yang dikenal sebagai “sumpah-sumpah Bodhisattva” , yang adalah bonus terhadap Vinaya yang umum. Saya tidak familiar dengan sumpah-sumpah tersebut, sehingga saya akan menyerahkan pada teman-teman Mahayana untuk menjelaskan arti dan cara kerjanya.

Para sarjana modern sering berkata bahwa Mahayana diturunkan dari Mahāsaṅghika mula-mula, dan Mahāsaṅghika dipersamakan dengan Vajjiputtaka dari Konsili Kedua; karena itu, Mahayana, dikatakan, mewakili pergerakan meninggalkan aturan-aturan monastik yang kaku. Namun, sangat sedikit bukti terhadap rantai penalaran ini. Seperti telah kita saksikan, terdapat alasan untuk meyakini bahwa Vajjiputtaka tidak memiliki kaitan dengan Mahāsaṅghika, dan Vinaya Mahāsaṅghika menunjukkan mereka memiliki sikap yang sama berkenaan Vinaya seperti halnya kelompok-kelompok lainnya. Selain itu, sumber-sumber primer mengkaitkan perpecahan pertama terhadap doktrin, bukan Vinaya. Sumber-sumber yang mengkaitkan Vajjiputtaka dengan Mahasanghika cenderung terlambat, dan kita dapat menduga mereka berniatan polemik.

Saya juga berpikir bahwa keterkaitan antara Mahāsaṅghika dan Mahayana telah dilebih-lebihkan. Bukti-bukti dari naskah-naskah, jurnal-jurnal, dan para penulis Mahayana menunjukkan bahwa Mahāsaṅghika masih ada sebagai sebuah sekte yang berbeda hingga di akhir Agama Buddha India; mereka bukan sekedar melebur ke dalam Mahayana. Sementara doktrin utama Mahāsaṅghika – kesempurnaan Arahat yang tidak sepenuhnya – digemakan dalam banyak karya Mahayana, namun Mahayana tetap berutang banyak pada Sarvāstivāda. Karenanya tradisi Tibet menyuarakan “empat aliran” Agama Buddha India (Sarvāstivāda, Sautrāntika, Cittamātra, Mādhyamaka), dan mengabaikan Mahāsaṅghika. China menerima versi Sarvāstivādin berkenaan kisah kehidupan Buddha, Lalitavistara, sebagai salah satu sutra utamanya, dibandingkan Mahavastu milik Mahāsaṅghika. Abhidharma dari Sarvāstivāda secara luas dipelajari di Tibet dan China, tetapi kita sedikit mendengar tentang Abhidharma Mahāsaṅghika. Debat-debat dari para filsuf Mahayana adalah dengan Sarvāstivāda, bukan dengan Mahāsaṅghika. Mungkin, untuk selanjutnya, kita harus menganggap Mahayana muncul dari trend-trend tertentu yang ditemukan di seluruh aliran, dan bukan diturunkan dari satu aliran spesifik tertentu. Hal ini menjelaskan referensi Hiuen Tsang [Xuan Zang / yang populer dalam kisah perjalanan ke barat] yang menyebutkan “Theravādin Mahāyāna” yang kemungkinan besar adalah para Theravādin yang mengikuti jalan Bodhisattva.

seniya:

--- Quote from: Meliodas Amirta on 16 August 2016, 05:36:31 PM ---1. kenapa dalam sutra mahayana mau itu sutra amitabha maupun saddharma pundarika sutra beserta sutra lainnya jika ada pembukaan awalnya yang menyatakan nama-nama arahat termasuk ananda padahal ananda sendiri ketika buddha masih hidup masih belum mencapai kesucian arahat, ananda mencapai kesucian arahat ketika buddha sudah wafat ketika akan melakukan sidang konsili pertama?
--- End quote ---

Pembukaan sutra mahayana itu tidak boleh dibaca sebagai kejadian historis yang benar-benar terjadi, melainkan itu cuma suatu ungkapan keyakinan dari para penyusunnya bahwa sutra tsb disabdakan Sang Buddha di hadapan para Arahant dan Bodhisattva Mahasattva yang hadir, bahkan sampai para makhluk non-manusia juga hadir spt dewa, Brahma, naga, yakkha, dst.


--- Quote ---2. benarkah aliran mahayana itu pecahan dari mahasingka yang dalam sejarahnya dikatakan perkumpulan bhikku yang mau merubah vinaya atau ajaran dari bhikku bernama mahadeva yang latar belakangnya banyak melakukan tindakan buruk serta merasa dirinya telah arahat dan mempertanyakaan status kearahatan lalu membuat alternative jalan bodhisattva?
--- End quote ---

Sudah dijawab di atas oleh Xenocross, untuk info sejarah aliran2 Buddhisme awal termasuk aliran Mahasanghika lebih lanjut bisa dibaca di sini


--- Quote ---tolong di jawab yang mendetail tentang sutra itu salah terjemahan atau bagaimana dan mengenai sejarah itu benar atau tidak soalnya lagi krisis keyakinan. semoga aja dapat menemukan jawabannya dari forum ini  ^:)^

--- End quote ---

Seperti yg saya tulis pd thread sebelah, kalo mau mempelajari sejarah Buddhisme sebenarnya bisa mempelajari Buddhisme awal :)

Meliodas Amirta:
Ada yang  bilang bahwa ananda itu adalah bodhisattva menurut paham mahayana setiap buddha selalu diikuti bodhisattva yang menjelma mengikuti buddha Sebagai manusi, kan dalam mahayana buddha dikatakan sudah lama mencapai penerangan sempurma buddha kembali menjelma sebagai putra raja yg bersandiwara menjadi pertapa hingga mencapai penerangan sempurna agar orang-orang percaya padanya apalagi soal buddha parinirvana itu juga dikatakan sandiwara untuk mengakarkan muridnya sesuatu ketidakkekalan, karena buddha sebenarnya adalah vairocana yang menjelma menjadi sakyamuni ke dunia.benarkah begitu? :-?

seniya:

--- Quote from: Meliodas Amirta on 17 August 2016, 07:43:16 PM ---Ada yang  bilang bahwa ananda itu adalah bodhisattva menurut paham mahayana setiap buddha selalu diikuti bodhisattva yang menjelma mengikuti buddha Sebagai manusi, kan dalam mahayana buddha dikatakan sudah lama mencapai penerangan sempurma buddha kembali menjelma sebagai putra raja yg bersandiwara menjadi pertapa hingga mencapai penerangan sempurna agar orang-orang percaya padanya apalagi soal buddha parinirvana itu juga dikatakan sandiwara untuk mengakarkan muridnya sesuatu ketidakkekalan, karena buddha sebenarnya adalah vairocana yang menjelma menjadi sakyamuni ke dunia.benarkah begitu? :-?

--- End quote ---

Menurut Saddharmapundarika Sutra, para Arahant siswa Sang Buddha seperti Ananda, Mahakassapa, Sariputta, Moggallana, dst dulunya (jauh tak terhitung kalpa sebelumnya) adalah praktisi jalan Bodhisattva, tetapi mereka "lupa" dengan ikrar Bodhisattva mereka dan mengambil jalan Sravaka yang lebih rendah. Baru pada saat pembabaran sutra ini, mereka diingatkan kembali oleh Sang Buddha dan kembali ke jalan Bodhisattva kemudian diramalkan Sang Buddha akan menjadi Samma Sambuddha pada masa jauh yang akan datang (tak terhitung kalpa kemudian).

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version