Topik Buddhisme > Diskusi Umum

Mengapa arahat menangis(Ajahn Luangta Mahaboowa)?

<< < (3/7) > >>

El Sol:
iya Bhante..saya iseng ajah kok~~ mao aku delete tah?  ;D

Sumedho:
dihapus atau nga sih itu nomor 2, yang penting nak elsol mengerti dan 'mengamal'-kannya  ;D

El Sol:

--- Quote from: Sumedho on 11 January 2008, 07:48:36 PM ---dihapus atau nga sih itu nomor 2, yang penting nak elsol mengerti dan 'mengamal'-kannya  ;D

--- End quote ---
Anumodana atas nasehat2 Bhante...

tapi Bhante...

bagai membuat durian menjadi tidak berduri..seperti itulah aku harus berusaha jika ingin mengamalkan nasehat Bhante...sangat susah Bhante..tapi aku akan berusaha... ;D ;D

chingik:
Jika Buddha bisa tersenyum (lihat kisah Matthakundali, kisah menteri Santati dalam Dhammapada Atthakata, dan masih banyak lagi), mengapa Buddha tidak bisa menangis?

Menurut saya, Tidak aneh jika seorang Buddha/Arahat menangis.

Kita dapat merujuk juga dari hal hal seperti:
Buddha juga mengalami rasa sakit (lihat Mahaparinibbana Sutta), tetapi sensasi dan persepsi RASA SAKIT Buddha tidak sama dengan manusia awam.

Begitu juga Senyuman/Tangisan seorang Buddha/Arahat TIDAK SAMA dengan Senyuman/Tangisan seorang manusia biasa. 




 

andry:
kalo kata saya kesalahan dari translater..
kmaren waktu jalan2 ke maribaya.. sama pesohor2(kata gw) theravada, yg udah kenal banyak bikhu, kita ngobrol2 ttg achan bowa..
ada salah satu meici, dia bilang , beliau tidak bilang arahat, namuun tidak akan lahir lagi, berarti.. bisa saja anagami.. kan...
menurut saya beliau anagami...

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

[*] Previous page

Go to full version