setahu dato' vihara dalam naungan sangha tertentu (semoga benar tebakan dato' sangha yg dimaksud) disarankan (bole trima ato tolak) untuk menyerahkan vihara (kepemilikannya) kepada yayasan vihara bukan kepada sangha, tidak/jangan kepada oknum bhikkhu X, tidak/jangan kepada nama salah satu orang pendiri/pengurus
dato' malah baru denger jika ada saran untuk menyerahkan vihara (kepemilikannya) kepada sangha...
saran itu muncul karena pernah terjadi kasus :
1. ketika salah satu pendiri menyerahkan tanah nya untuk dibangun vihara, tidak ada surat penyerahan kepada yayasan, dikemudian hari, ketika sang pendiri meninggal dunia, ahli waris mengklaim bahwa tanah tersebut adalah milik orang tua nya, sehingga vihara akan di hancurkan karena tanah tersebut akan di jual...
2. seorang bhikkhu mempunyai ide mendirikan vihara, mengkordinir umat untuk membuat tim dalam mendirikan vihara, namun pada saat pembelian tanah menggunakan nama bhikkhu itu, suatu ketika bhikkhu tersebut lepas jubah dan mengklaim tanah itu adalah milik nya dan dijual....
ada beberapa kasus lainnya, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut, maka ada saran bahwa vihara (kepemilikannya) dan seluruh asetnya lebih baik diserahkan kepada yayasan (menggunakan nama yayasan).
mengenai uang 50 juta, dato' jg blom pernah dengar masalah ini, tp yg dato' tau, ada sebuah organisasi dijakarta, dibawah naungan salah satu bhikkhu senior, memberikan bantuan dana berupa pinjangan uang kepada vihara yg mengalami kesulitan dalam membangun bangunan vihara, bukan memberikan sejumlah uang kepada vihara tertentu rutin sekian juta dalam sebulan...
jd jk ada seorang bhikkhu yg menyarankan menyerahkan kepemilikan kepada diri nya dengan mengatasnamakan sangha, maka perlu di pertanyakan terlebih dahulu kepada sangha, jika tidak ada kejelasan, minta yayasan untuk menolak saran tersebut.