//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme  (Read 39710 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #135 on: 12 November 2013, 03:31:40 PM »
Sekarang kita bahas tentang mie ayam.

Enak dan tidak enak sendiri pun masih bersifat relatif.
Konsep enak dan tidak enak tiap orang adalah berbeda-beda.
Ada enak biasa, lumayan atau enak bangat (lezat), dll.
[...]

Penilaian seseorang terhadap enak atau tidaknya mie ayam, memang relatif.

Sesuatu yang sama, bisa menimbulkan perasaan menyenangkan bagi si A. Tapi bisa menimbulkan perasaan tidak menyenangkan bagi si B. Bahkan kalau A sudah kenyang, rasa menyenangkan bisa pudar.

Intinya, perasaan apakah yang muncul karena menanggapi suatu objek, memang adalah relatif. Jadi, analogi tentang enak atau tidak enaknya mie ayam, sebetulnya adalah analogi tentang relatifnya perasaan yang mungkin muncul saat menanggapi suatu objek.
___________

Bagaimana dengan mie ayam itu sendiri? Mie ayam adalah benda netral. Kadar garamnya sekian, tepungnya sekian, kekenyalannya sekian. Dalam satu titik waktu, begitulah kadar asinnya, manisnya, gurihnya (kalau waktunya berubah, dengan proses oksidasi atau bakteri yang berkembang, tentu berubah). Walaupun begitu, entah dia dinilai enak atau tidak (di titik waktu itu), begitulah kadarnya.

Ini mirip dengan orang yang mengatakan bahwa hidup bukanlah Dukkha, karena ia tidak memahami esensi Dukkha. Walaupun demikian, demikianlah Dukkha. Kebenaran ini tidak berubah, dan tidak bergantung pada penilaian orang tentang Kebenaran ini.

[...]
Penderitaan dan kesenangan bersifat relatif. Dalam suatu kejadian banjir, bisa dilihat sebagai musibah oleh sebagian orang tapi bisa dilirik sebagai lahan untuk mengais rejeki oleh orang tertentu.

Ini penjelasannya mirip seperti di atas. Ini adalah analogi tentang relatifnya perasaan seseorang yang mungkin muncul, saat menanggapi satu objek. Itu bukan analogi tentang Dukkha.

Quote
Jadi tidak mengagetkan kalau point pertama dari Empat Kesunyataan Mulia ini bisa dipandang keliru oleh orang tertentu.

Dukkha bisa disalahpahami, karena kurangnya pengetahuan tentang esensi Dukkha. Tapi asalkan mau belajar, ini bisa dipelajari/dipahami.

Quote
Karena tidak ada ajaran yang bersifat benar secara universal (dalam arti dipahami, dibenarkan atau disetujui semua orang secara sekaligus).

Ada Kebenaran yang bersifat universal. Dalam pembahasan ini, kita sudah menemukan dua hal, yaitu Kebenaran tentang Anicca dan Dukkha. Kebenaran ini bersifat universal dan mutlak, sekalipun tidak dipahami atau disetujui oleh semua orang secara sekaligus.

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #136 on: 09 February 2014, 07:55:40 PM »
Pandangan bahwa hidup adalah penderitaan

Pasti, ini adalah interpretasi terburu-buru dari Kebenaran Mulia Pertama, yaitu Kebenaran Mulia tentang Penderitaan*.

Kata "hidup" dalam ungkapan itu adalah biang keroknya. Kata itu begitu luas sehingga bisa diterjemahkan secara salah bahwa Buddhisme tidak mengakui adanya perasaan menyenangkan dan kebahagiaan (duniawi dan adi-duniawi).

Akhirnya, orang yang tidak setuju - mungkin juga karena tidak mau jadi orang pesimis - mengatakan bahwa hidup adalah kebahagiaan. Ini juga tidak tepat. Definisi bahwa hidup=kebahagiaan, artinya dia mengabaikan penderitaan yg sbenarnya memang ada dan merupakan konsekuensi dari hidup maupun konsekuensi dari kekotoran batin.

Intinya, hidup tidak identik dengan penderitaan, juga tidak identik dengan kebahagiaan. Dan ungkapan bahwa hidup = penderitaan, adalah interpretasi yang kurang tepat untuk Kebenaran Mulia Pertama dalam Buddhisme.

Sebenarnya pernyataan bahwa hidup adalah penderitaan berasal dari Kitab suci Tipitaka atau bukan?

Bukankah yang tertulis adalah dalam Empat Kebenaran Arya no.1 adalah Kebenaran tentang adanya dukkha dan hukum Tilakkhana salah satunya sabbe sankhara dukkha (segala yang berkondisi adalah dukkha).

Kenapa bisa muncul kalimat ini bahwa hidup adalah penderitaan?
 :o

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #137 on: 14 February 2014, 07:43:54 PM »
^ ^ ^

Penderitaan adalah terjemahan dari Dukkha.. Belum ada terjemahan lain yang lebih pas.
Jadi yang penting tau maknanya biar tidak salah paham.

Kalau "hidup", mungkin adalah terjemahan dari sankhara. Ini juga, yang penting harus tau maknanya..

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #138 on: 14 April 2014, 04:14:53 PM »
dhammadinna:
kalau boleh suggest topik...

* Nibbana >< Nihilism / Eternalism
* Kamma - Vipaka >< Balas dendam / Hukuman / Bayar Hutang

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #139 on: 14 April 2014, 05:43:15 PM »
^ ^ ^

boleh.. boleh.. nanti dibahas, thanks idenya..

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #140 on: 27 April 2014, 07:17:08 PM »
Up... up... up...

Pandangan umum dalam Buddhisme bahwa Buddha bukan juru selamat karena Beliau hanyalah penunjuk jalan, dst. Ini menyebabkan pandangan keliru bahwa Buddha hanyalah guru biasa, tidak bisa menolong/membantu kita. Nah, dalam Mahayana dikatakan bahwa sesungguhnya Buddha itu penyelamat/penolong bagi semua makhluk; hanya karena Beliau tidak menyatakan diri sebagai penyelamat bukan berarti Beliau tidak menolong kita (karena melalui Dhamma yang diajarkan itu, kita dapat mencapai pembebasan dari samsara, inilah keselamatan dalam Buddhisme).

Ibarat seorang dokter yang menyembuhkan pasiennya, sang pasien merasa sang dokter adalah penyelamat hidupnya dan berterima kasih kepadanya, tetapi sang dokter yang rendah hati itu hanya mengatakan: "Bukan aku yang menyelamatkan hidup kamu, tetapi karena kamu mengikuti anjuran dokter, meminum obat secara teratur, dan menjalankan pola hidup sehat, maka kamu bisa sembuh dengan total." Dokter itu adalah Buddha dan pasien tak lain adalah para makhluk yang tertolong karena Dhamma Beliau. Maka tidak ada salahnya menganggap Buddha sebagai penolong semua makhluk melalui Dhamma yang diajarkan-Nya karena tanpa kemunculan Buddha di dunia ini, bagaimana kita bisa mengetahui jalan menuju pembebasan dari samsara, inilah jasa besar sang dokter.

Bagaimana menurut pendapat teman-teman sekalian mengenai pandangan bahwa Buddha adalah (bukan) juru selamat ini?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #141 on: 28 April 2014, 09:00:22 AM »
Up... up... up...

Pandangan umum dalam Buddhisme bahwa Buddha bukan juru selamat karena Beliau hanyalah penunjuk jalan, dst. Ini menyebabkan pandangan keliru bahwa Buddha hanyalah guru biasa, tidak bisa menolong/membantu kita. Nah, dalam Mahayana dikatakan bahwa sesungguhnya Buddha itu penyelamat/penolong bagi semua makhluk; hanya karena Beliau tidak menyatakan diri sebagai penyelamat bukan berarti Beliau tidak menolong kita (karena melalui Dhamma yang diajarkan itu, kita dapat mencapai pembebasan dari samsara, inilah keselamatan dalam Buddhisme).

Ibarat seorang dokter yang menyembuhkan pasiennya, sang pasien merasa sang dokter adalah penyelamat hidupnya dan berterima kasih kepadanya, tetapi sang dokter yang rendah hati itu hanya mengatakan: "Bukan aku yang menyelamatkan hidup kamu, tetapi karena kamu mengikuti anjuran dokter, meminum obat secara teratur, dan menjalankan pola hidup sehat, maka kamu bisa sembuh dengan total." Dokter itu adalah Buddha dan pasien tak lain adalah para makhluk yang tertolong karena Dhamma Beliau. Maka tidak ada salahnya menganggap Buddha sebagai penolong semua makhluk melalui Dhamma yang diajarkan-Nya karena tanpa kemunculan Buddha di dunia ini, bagaimana kita bisa mengetahui jalan menuju pembebasan dari samsara, inilah jasa besar sang dokter.

Bagaimana menurut pendapat teman-teman sekalian mengenai pandangan bahwa Buddha adalah (bukan) juru selamat ini?
Perbedaannya gini:
-Dalam agama lain, tanpa juru selamat, manusia akan binasa. Karena ada juru selamat, manusia bisa memperoleh keselamatan. Maka tidak ada keselamatan di luar juru selamat tersebut.

-Dalam Buddhisme, apakah Buddha muncul atau tidak, dhamma begitu adanya. Orang bisa saja mencapai kesucian tanpa bantuan seorang Buddha selama mampu menghilangkan lobha, dosa, dan moha. Jadi di sini Buddha hanyalah penunjuk jalan dan tidak punya kuasa menyelamatkan/meng-arahant-kan orang lain.

Spoiler: ShowHide
“Demikian pula, Brahmana, Nibbāna ada, dan jalan menuju Nibbāna ada dan Aku juga ada sebagai penuntun. Namun ketika para siswaku telah dinasihati dan diberikan instruksi demikian, beberapa di antara mereka mencapai Nibbāna, tujuan Tertinggi, dan beberapa lainnya tidak mencapainya. Apakah yang dapat kulakukan sehubungan dengan hal itu, Brahmana? Sang Tathāgata hanyalah seorang yang menunjukkan jalan.”
MN 107 Ganakamoggallanasutta


Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #142 on: 28 April 2014, 09:29:20 AM »
Perbedaannya gini:
-Dalam agama lain, tanpa juru selamat, manusia akan binasa. Karena ada juru selamat, manusia bisa memperoleh keselamatan. Maka tidak ada keselamatan di luar juru selamat tersebut.

-Dalam Buddhisme, apakah Buddha muncul atau tidak, dhamma begitu adanya. Orang bisa saja mencapai kesucian tanpa bantuan seorang Buddha selama mampu menghilangkan lobha, dosa, dan moha. Jadi di sini Buddha hanyalah penunjuk jalan dan tidak punya kuasa menyelamatkan/meng-arahant-kan orang lain.

Spoiler: ShowHide
“Demikian pula, Brahmana, Nibbāna ada, dan jalan menuju Nibbāna ada dan Aku juga ada sebagai penuntun. Namun ketika para siswaku telah dinasihati dan diberikan instruksi demikian, beberapa di antara mereka mencapai Nibbāna, tujuan Tertinggi, dan beberapa lainnya tidak mencapainya. Apakah yang dapat kulakukan sehubungan dengan hal itu, Brahmana? Sang Tathāgata hanyalah seorang yang menunjukkan jalan.”
MN 107 Ganakamoggallanasutta



Iya benar, namun tanpa Buddha sebagai penunjuk jalan, lebih sulit kita mengetahui ada jalan tersebut. Sudah ditunjukkan saja, belum tentu mau mengikuti secara benar, apalagi tanpa petunjuk. Jadi, secara tidak langsung penunjuk jalan itulah penolong kita, bukan karena Buddha sumber keselamatan, tetapi karena Buddha muncul demi kebahagiaan dan kesejahteraan semua makhluk melalui Dhamma yang ditunjukkan-Nya.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #143 on: 28 April 2014, 10:21:29 AM »
Iya benar, namun tanpa Buddha sebagai penunjuk jalan, lebih sulit kita mengetahui ada jalan tersebut. Sudah ditunjukkan saja, belum tentu mau mengikuti secara benar, apalagi tanpa petunjuk.
Kalau dari konteks sulit atau mudah, saya pikir akan subjektif. Bagi seorang Bakal-Pacceka-Buddha, misalnya, ketiadaan penunjuk jalan bukanlah halangan, sementara bagi Bakal-Savaka, seorang penunjuk jalan adalah hal yang mutlak bagi pencapaiannya. 

Quote
Jadi, secara tidak langsung penunjuk jalan itulah penolong kita, bukan karena Buddha sumber keselamatan, tetapi karena Buddha muncul demi kebahagiaan dan kesejahteraan semua makhluk melalui Dhamma yang ditunjukkan-Nya.
Sepertinya memang definisi "menolong" itu yang harus disamakan dulu. Kalau dari pengalaman saya pribadi, kebanyakan maksud dari umat lain adalah Buddhis percaya kamma, tapi Buddha sendiri tidak bisa mengubahnya. Jadi jika kita telah melakukan kesalahan, lewat juru-selamat bisa diubah nasibnya, namun lewat Buddha, tetap saja tidak terhindar dari buah kammanya.
Selain itu, dalam hal keselamatan, ibaratnya di agama lain untuk mencapai pantai seberang ada sosok yang memberi tumpangan kapal asalkan kita mau terima tawarannya maka akan sampai ke seberang; sementara Buddha sendiri hanya bisa sebatas mengajarkan kita membuat rakit dan berusaha sendiri mencapai pantai seberang.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #144 on: 30 April 2014, 12:31:05 PM »
dhammadinna:
kalau boleh suggest topik...

* Nibbana >< Nihilism / Eternalism

saya bahas yang dibold dulu, berdasarkan yang saya pahami yaa. Kalau salah atau kurang, silakan diperbaiki...

Eternalisme = suatu pandangan bahwa ada diri yang kekal, berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya.

Referensi Eternalisme (Digha Nikaya Pandangan salah ke-1 sampai ke-4):
Brahmajala Sutta
__________________

Nihilisme = suatu pandangan bahwa diri ini musnah ketika mati.

Referensi Nihilisme (Digha Nikaya Pandangan salah ke-51 sampai ke-57):
Brahmajala Sutta
__________________

Sedangkan di dalam Dhamma, kedua pandangan tesebut adalah pandangan salah. Tidak ada diri yang tetap. Yang ada adalah perpaduan hal-hal terkondisi, yang terus berlanjut dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya selama sebab-sebabnya masih ada.

Quote
Dengan kebodohan sebagai kondisi, bentukan-bentukan kehendak [muncul]; dengan bentukan-bentukan kehendak sebagai kondisi, kesadaran [muncul]; dengan kesadaran sebagai kondisi, nama-dan-bentuk [muncul]; dengan nama-dan-bentuk sebagai kondisi, enam landasan indria [muncul]; dengan enam landasan indria sebagai kondisi, kontak [muncul]; dengan kontak sebagai kondisi, perasaan [muncul]; dengan perasaan sebagai kondisi, keinginan [muncul]; dengan keinginan sebagai kondisi, kemelekatan [muncul]; dengan kemelekatan sebagai kondisi, penjelmaan [muncul]; dengan penjelmaan sebagai kondisi, kelahiran [muncul]; dengan kelahiran sebagai kondisi, penuaan dan kematian, kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan muncul.

Samyutta Nikaya 12:15 (Buku 2, Nidana Vagga)
« Last Edit: 30 April 2014, 12:35:30 PM by dhammadinna »

Offline lukas_osterhagen

  • Teman
  • **
  • Posts: 62
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #145 on: 04 May 2014, 11:47:13 PM »
kalau diambil dari akar kata
dukkha berasal dari kata
du + kha
du = kesulitan untuk dipertahankan
kha yang berarti ākāsa = ruang [ruang bisa dikatakan ruang karena ada pembatas, seperti tempat yang disebut kamar itu disebut kamar karena ada dinding pembatas sehingga kita sebut ruang kamar] maka itu kha yang dimaksud dalam dukkha adalah terbatas. mungkin secara harafiah, akar kata dukkha berarti mengalami kesulitan karena keterbatasan dari faktor bentuk [karena tidak bisa menyesuaikan terhadap segala hal].

sedangkan kata Dukkha dalam kehidupan yang kita lihat sebenarnya tidak tepat juga kalau dikatakan suffering atau penderitaan. karena jika saya makan makanan kesukaan saya, saya tidak menderita. namun yang terjadi adalah saya ketagihan, dari ketidak puasan yang tak henti henti nya [ingin lagi dan lagi] inilah yang membuat kita menagih terus, dan kita tahu bahwa kondisi kita tidaklah sama, suatu hari kita juga tua, renta dan bisa terkena penyakit, maka saat sakit, tua, saat pencernaan tidak bagus, maka makan makanan yang tadinya menyenangkan bagi saya pun akhirnya menjadi tidak menyenangkan, merasa tidak bahagia.

kata suffering dalam bahasa Inggris itu merujuk pada makna:
kelaparan, tertimpa bencana, dsj.
maka kata Dukkha sebenarnya tidak cocok [bukannya salah] diterjemahkan menjadi suffering sebenarnya.
karena memang pada akhirnya menderita. namun perlu dimengerti bahwa dukkha sendiri diterjemahkan sebagai
imperfect. [tidak sempurna, yah karena keterbatasannya]. saya rasa lebih cocok dibandingkan penderitaan.
« Last Edit: 04 May 2014, 11:49:30 PM by lukas_osterhagen »
Bukan hanya karena pandai bicara dan bukan pula karena memiliki penampilan yang baik; seseorang dapat menyebut dirinya sebagai “orang yang baik”, apabila ia
[Dhammatthavaggo 262]

http://4.bp.blogspot.com/-r2yMqc3px7g/UmLHqJGhJmI/AAAAAAAABY4/Fg94t5bpg_U/s1600/1-Buddha%27s-utterance-websie.png

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #146 on: 05 May 2014, 03:21:18 PM »
dhammadinna:
kalau boleh suggest topik...

* Nibbana >< Nihilism / Eternalism
* Kamma - Vipaka >< Balas dendam / Hukuman / Bayar Hutang

bro menyan, pertanyaannya bisa diperpanjang?  ;D

kalau yang sering keliru sih biasanya antara kamma >< vipaka ya.. Ada yang lain lagi?

atau pandangan tentang kamma itu sendiri? yaitu kamma menurut sutta versus sumber lain (non-sutta)? tapi lumayan luas cakupannya... (saya sendiri tidak terlalu menguasai, cuma tau garis besarnya saja).
« Last Edit: 05 May 2014, 03:29:03 PM by dhammadinna »

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #147 on: 25 May 2014, 06:30:57 AM »
Kalau dari konteks sulit atau mudah, saya pikir akan subjektif. Bagi seorang Bakal-Pacceka-Buddha, misalnya, ketiadaan penunjuk jalan bukanlah halangan, sementara bagi Bakal-Savaka, seorang penunjuk jalan adalah hal yang mutlak bagi pencapaiannya. 
Sepertinya memang definisi "menolong" itu yang harus disamakan dulu. Kalau dari pengalaman saya pribadi, kebanyakan maksud dari umat lain adalah Buddhis percaya kamma, tapi Buddha sendiri tidak bisa mengubahnya. Jadi jika kita telah melakukan kesalahan, lewat juru-selamat bisa diubah nasibnya, namun lewat Buddha, tetap saja tidak terhindar dari buah kammanya.

setuju  _/\_

Quote
Selain itu, dalam hal keselamatan, ibaratnya di agama lain untuk mencapai pantai seberang ada sosok yang memberi tumpangan kapal asalkan kita mau terima tawarannya maka akan sampai ke seberang; sementara Buddha sendiri hanya bisa sebatas mengajarkan kita membuat rakit dan berusaha sendiri mencapai pantai seberang.


bold, pantai seberang agama lain (Surga) tidak sama dengan pantai seberang (Nibbana) yg di tunjuk Buddha Gotama  :)
« Last Edit: 25 May 2014, 06:37:15 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #148 on: 25 May 2014, 08:27:28 AM »
bro menyan, pertanyaannya bisa diperpanjang?  ;D

kalau yang sering keliru sih biasanya antara kamma >< vipaka ya.. Ada yang lain lagi?

atau pandangan tentang kamma itu sendiri? yaitu kamma menurut sutta versus sumber lain (non-sutta)? tapi lumayan luas cakupannya... (saya sendiri tidak terlalu menguasai, cuma tau garis besarnya saja).

Menurut sutta, tentang kamma salah satunya bersumber dari AN 6.63:

“Ketika dikatakan: ‘Kamma harus dipahami; sumber dan asal-mula kamma harus dipahami; keberagaman kamma harus dipahami; akibat dari kamma harus dipahami; lenyapnya kamma harus dipahami; jalan menuju lenyapnya kamma harus dipahami,’ karena alasan apakah hal ini dikatakan?

“Adalah kehendak, para bhikkhu, yang Kusebut kamma. Karena setelah berkehendak, seseorang bertindak melalui jasmani, ucapan, atau pikiran.

“Dan apakah sumber dan asal-mula kamma? Kontak adalah sumber dan asal-mulanya.

“Dan apakah keberagaman kamma? Ada kamma yang harus dialami di neraka; ada kamma yang harus dialami di alam binatang; ada kamma yang harus dialami di alam hantu menderita; ada kamma yang harus dialami di alam manusia; ada kamma yang harus dialami di alam deva. Ini disebut keberagaman kamma.

“Dan apakah akibat dari kamma? Akibat kamma, Aku katakan, ada tiga: [yang dialami] dalam kehidupan ini, atau dalam kelahiran kembali [berikutnya], atau dalam beberapa kelahiran setelahnya. Ini disebut akibat dari kamma.

“Dan apakah lenyapnya kamma? Dengan lenyapnya kontak maka lenyap pula kamma.

“Jalan Mulia Berunsur Delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya kamma, yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar..

“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia memahami kamma, sumber dan asal-mula kamma, keberagaman kamma, akibat dari kamma, lenyapnya kamma, dan jalan menuju lenyapnya kamma, maka ia memahami kehidupan spiritual yang menembus ini sebagai lenyapnya kamma.”


http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24201.msg447524.html#msg447524
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« Reply #149 on: 26 May 2014, 10:07:32 AM »
^ ^ ^

thanks bro... :)
« Last Edit: 26 May 2014, 10:09:09 AM by dhammadinna »

 

anything