Betul, cara pengungkapan begini memang jarang sekali.
tapi bicara soal benar dan salah:
mendorong bukanlah menarik. [Betul/Salah]
menarik bukanlah mendorong. [Betul/Salah]
Kalau mau dilihat dari segi logika bahasa, kalau mau dibolak-balik: memang bisa begitu.
Tapi itu hanyalah sebatas kata2, kita akan terjebak jika berkutat disana.
Ingat contoh yg sy berikan: tidak menarik ataupun mendorong kursi. Itu satu keadaan atau dua keadaan?
Saya tidak menjawab satu atau dua, karena bisa satu, bisa dua, tergantung konteks, tergantung persepektif.
Citta+cetasika adalah kamma yg akan membuahkan hasil (vipaka).
Hanya ada satu kondisi pada satu citta.
Batin Lobha hanyalah
Lobha,
jika tidak tercapai maka akan timbul
Dosa Batin Dosa hanyalah
Dosa, yg
timbul dari LobhaBatin
Alobha dan Adosa, jika tidak terpenuhi
tidak akan menjadi Dosa atau Lobha(ingat contoh Jendela dan Burung yg pernah sy poskan untuk menjelaskan mana yg Lobha, Dosa dan Sobhana... di cerita itu akan tergambar jelas mengapa Lobha, Dosa dan Alobha+Adosa
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1479.0.html). Batin Indah, jika tidak terpenuhi, maka hasilnya selalu akan indah juga.
Objek Metta, jika direnggut pihak lain, maka hasilnya adalah karuna atau upekkha.
Objek Lobha, jika direnggut, maka hasilnya adalah Dosa.
pada saat ada pikiran 'aku yg berdana', sudah lewatlah metta dkk
itulah yg kuselami
tapi so far so good, bukan saya menganjurkan teman2 jgn ber-dana, ber-sila, dll.
cuman coba pertahankan aja, ketika tidak ada pikiran 'akulah' yg berdana, 'akulah' yg melaksanakan sila.
Betul, itu yg perlu ditekankan: Ketika dalam berdana, muncul pikiran '
Aku yg berdana' itu adalah MANA, kesombongan, kepemilikan, masuk kelompok
Lobha Cetasika.
Kita membicarakan BERDANA yg SESUNGGUHNYA. Hanya ada perbuatan berdana, ada perasaan bahagia yg timbul setelah berdana, setelah menyerahkan uang kepada pengemis, yg pada saat melakukan dana itu TIDAK ADA AKU yang timbul. Aku atau siapapun yg menolong pengemis itu tidak lagi penting, yg penting pengemis itu tertolong.
Sama2 Berdana, tapi bagaimana
membedakannya?
Lihat reaksi kita setelah dana diberikan: Jika
si penerima dana tidak mengacuhkan dana kita:
~ kita agak sedikit kesal/sewot, berarti itu adalah dana yg dilandasi mana/lobha.
~ kita tenang seimbang, mungkin timbul karuna, berarti anda berdana murni Sobhana Cetasika, tanpa aku, apapun hasilnya tidak akan ada Lobha / Dosa yg mengikuti hasil tsb.
Mungkin menjadi jelas disini bahwa
Faktor Batin indah: adalah murni tidak ada AKU juga.
Jangan kita beranggapan bahwa jika tidak ada AKU, maka metta pun tidak ada.
Metta hanyalah sebutan, label yg ditempelkan.
Kalau masih ada AKU, maka METTA tidak ada.
-----
Mungkin terdapat perbedaan persepsi bagi kita dalam memahami AKU/ANATTA, KUSALA KAMMA dan AKUSALA KAMMA ini. Ini wajar karena pada tahapan ini kita sebenarnya berdiskusi dengan berpijak pada pengalaman kita masing2 dan bukan lagi pada text book. Pengalaman pada tiap orang akan berbeda2, tidak mungkin bisa sama. Cintamayapanna tidak didapat dari jalan yg sama, masuknya akan berbeda2 pada tiap orang.
::