Sepertinya Pak Hud salah tangkap apa yang saya maksud. IMO samma samadhi itu sudah cukup jelas tentang jhana, akan tetapi bukan seperti pandangan umum. Sering kali praktisi vipassana terlalu "sensi" sama kata jhana
Sang Buddha menjelaskan jhana sebagai kondisi bukan tehnik meditasi. Mau apapun tehnik meditasinya didalamnya bisa saja ada faktor jhana. Contohnya Anapanasati, itu adalah tehnik meditasi mengembangkan Sati lewat nafas, akan tetapi bisa saja ada faktor2x jhana. *tapi tidak seperti didalam visudhimagga*
Mungkin saya perlu mengubah rumusan saya mengenai asumsi Anda: menurut Anda
dalam semua meditasi yang diajarkan Sang Buddha terkandung jhana (faktor2 jhana). ... Apakah rumusan asumsi Anda itu sudah betul? ... CMIIW
Nah, asumsi saya dalam hal ini sudah saya jelaskan dalam posting terdahulu: Dalam sutta paling awal, Dhammacakkappavattana-sutta,
Sang Buddha tidak bicara tentang jhana(faktor2 jhana), tapi cukup sampai di 'samma-samadhi' ketika menjelaskan ariya-atthangika-magga. Itu yang menjadi pegangan saya ... karena saya melihat bahwa
penjabaran 'samma-samadhi' itu ternyata bisa bermacam-macam, sebagaimana tertulis di seantero Tipitaka Pali, ada yang pakai jhana (faktor2 jhana), ada yang tidak pakai itu.
Asumsi saya itu Anda sanggah dengan mengatakan bahwa sekalipun Sang Buddha dalam beberapa sutta tidak bicara tentang jhana(faktor2 jhana), tapi menurut Anda itu sudah
implisit di dalam sutta-sutta itu. Begitu, bukan? ... karena memang itulah asumsi Anda
.
Maka saya berasumsi,
Sang Buddha TIDAK mengajarkan SATU meditasi yang BAKU yang berlaku untuk SEMUA orang--sebagaimana kita pelajari belakangan sebagai "meditasi Buddhis"--melainkan menyesuaikan tuntunan beliau dengan kebutuhan masing-masing pemeditasi. Kepada satu bhikkhu Sang Buddha
bicara tentang jhana (faktor2 jhana), kepada bhikkhu lain Sang Buddha
tidak bicara tentang jhana (faktor-faktor jhana);
persis seperti yang tercantum dalam Sutta-Sutta, tanpa ditambahi asumsi apa-apa. Saya tidak berasumsi bahwa, sekalipun Sang Buddha tidak bicara tentang jhana (faktor2 jhana) kepada Bahiya & Malunkyaputta, misalnya, PASTI DI SITU ada jhana (faktor2 jhana), sebagaimana Anda berasumsi.
Nah, jadi di situlah perbedaan asumsi Anda dan asumsi saya: Anda berasumsi bahwa jhana (faktor2 jhana) ada dalam
semua meditasi yang diajarkan Sang Buddha,
tidak peduli apakah Sang Buddha
bicara secara eksplisit tentang jhana (faktor2 jhana) atau
tidak; saya berasumsi--sesuai dengan yang tertulis dalam Sutta-Sutta--
tidak selalu Sang Buddha mengajarkan jhana (faktor2 jhana) dalam setiap meditasi yang diajarkannya,
tanpa memaksakan asumsi "tentu faktor-faktor jhana ada tersirat di situ". .. Nah, apakah sudah jelas bahwa asumsi Anda dan asumsi saya tidak bisa dipertemukan lagi? ...
Kejam amat Pak Hud, sampai "nuduh" mempelajari secara intelektual saja. hehehehe
Perbedaan antara yg secara intelektual dan praktisi adalah, di prakteknya bukan pak ? Tahu darimana pak saya tidak praktek dan cuma secara intelek saja?
Oh, maaf, ternyata saya salah ...
Tadinya saya kira Anda tidak bermeditasi untuk mencapai jhana sebagaimana tertulis dalam Sutta-sutta: jhana ke-1, 2, 3, 4, terus ke arupa-jhana, dan sanna-vedayita-nirodha. ...
Tapi ya sudah, kalau Anda berasumsi bahwa jhana (faktor2 jhana) ada dalam setiap meditasi yang diajarkan Sang Buddha; berarti dalam setiap meditasi yang Anda lakukan--apa pun itu--pasti di situ ada jhana (faktor2 jhana). ...
Ketika kita punya pengalaman, kita mencoba mencocokan dengan kotbah dan ajaran sang Buddha, apakah itu mempelajari secara intelektual saja? Apakah itu tidak perlu? IMO sih ketika melangkah kita perlu memiliki pandangan yg benar dan tahu arah juga. Jangan sampai melangkah tanpa arah atau salah sarah.
Kalau Anda menganggap mengkaji meditasi dalam sutta-sutta itu "perlu", agar Anda "jangan sampai melangkah tanpa arah atau salah arah" ... ya, silakan, saya tidak akan mengutik-ngutik apa yang Anda lakukan.
Tapi dalam diskusi ini saya tentu juga boleh menyampaikan paham saya, bahwa
untuk bisa bermeditasi vipassana sama sekali tidak perlu pembahasan sutta-sutta apa pun. (Banyak peserta retret MMD yang non-Buddhis, dan mereka tidak perlu belajar sutta-sutta untuk bisa melakukan MMD.) ... Bagi saya, meditasi vipassana
BUKAN suatu perjalanan ke mana-mana, di mana orang bisa
salah arah atau
salah jalan ... Alih-alih, bagi saya meditasi vipassana adalah
BERHENTI dan
DIAM. ... Untuk berhenti/diam, orang tidak perlu bantuan Tipitaka. ... Malah PENGETAHUAN Tipitaka, kalau dibawa-bawa ke dalam meditasi, akan menjadi
"beban meditasi". ... Maaf, itu pemahaman saya yang tampaknya bertolak belakang lagi dengan pemahaman Anda.
Kalau saya sih sudah ketemu "tubrukan" antara sutta dan visuddhimagga, maka itu pak saya pilih satu dulu. Utk master jhana sama seperti yg sebelumnya, yang manakah master jhana yang benar ? definisi jhana saja beda
Menurut hemat saya,
Sutta dan Visuddhimagga tidak bertabrakan ...
Sutta bicara jauh lebih luas, kadang-kadang
bicara tentang jhana & faktor2 jhana, kadang-kadang
tidak bicara tentang jhana & faktor2 jhana (sebagaimana kepada Bahiya & Malunkyaputta), tanpa memaksakan asumsi faktor-faktor jhana kepada Bahiya & Malunkyaputta.
Visuddhimagga mengembangkan ajaran Sutta--sesuai pengalaman meditasi Buddhaghosa--
ke satu arah yang spesifik, yaitu kepada
jhana sesuai dengan yang didefinisikannya sendiri di situ.
Dalam hal ini perlu saya tambahkan, ajaran Buddha tentang meditasi dalam sutta-sutta, setelah Sang Buddha meninggal dunia bukan hanya dikembangkan dalam Visuddhimagga, tapi juga dikembangkan dalam Zen, dalam Dzogchen dsb dsb. Menurut hemat saya, semua meditasi yang berkembang belakangan itu,
selama bertujuan menembus Anatta/Sunyata, tidak terpisah dari meditasi dalam Sutta. Saya tidak berpendapat bahwa meditasi dalam Sutta itu "lebih baik", "lebih benar" atau "lebih tinggi" daripada meditasi-meditasi yang datang belakangan.
Ajaran Sang Buddha tentang penembusan Anatta/Sunyata dapat dan harus dioperasionalkan sesuai dengan kebutuhan manusia dalam tempat dan zaman yang berbeda-beda, dan tidak bisa dibatasi dalam satu wujud implementasi tertentu saja.Tentang master jhana yang hidup, apalagi yang sudah mempunyai nama internasional, masing-masing mengajarkan jhana menurut pengalaman meditasi dan pengertian masing-masing.
Seandainya saya ingin belajar meditasi untuk mencapai jhana, ya saya akan mencari/shopping master yang cocok dengan pemahaman saya. ... Kalau Anda ingin bermeditasi mencapai jhana (faktor-faktor jhana) menurut pemahaman Anda sendiri, ... ya silakan, tidak ada salahnya, kok. ...
Salam,
hudoyo