//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!  (Read 46904 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #75 on: 07 May 2008, 09:24:46 PM »
Quote
Saya baca sudah ada yang nge-post tentang salah satu jargon "Joy at Last: To Know that There is No Happiness in the World", di mana Romo Hudoyo bilang kalau pengertian dari Ajahn Brahm berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh guru beliau, Ajahn Chah. Pertanyaannya, apakah benar berlawanan? :)

Saya tidak mengatakan seperti itu ... tolong dibaca lagi dengan seksama. Yang saya tulis adalah:
"Justru ucapan Ajahn Chah ini memperlihatkan pengertian yang jauh lebih mendalam daripada pemahaman Ajahn Brahm sendiri." ... Apakah itu mengandung arti "berlawanan"? ... :)

Yang saya katakan ajaran Ajahn Brahm berlawanan dengan ajaran Ajahn Chah adalah tentang jhana. :)

Yup, mohon maaf atas ketidaktelitian saya sehingga 2 hal ini tercampur :)

Quote
Saya barusan baca link yang Anda berikan ... terima kasih. :) 
Dalam ceramah Ajahn Brahm itu, kalimat pertamanya tertulis:

"This evening I want to talk about the Four Noble Truths (suffering, its cause,
its ending and the path leading to its ending). Towards the end of any retreat, whether
it is a three-month rainy season retreat or a shorter one, it's worthwhile to bring the
meditator's attention to the core teaching of the Lord Buddha. ..."

Kalau ini, mah, saya harus beranjali atau mengacungi jempol kepada beliau. Di sini beliau bicara tentang 4 Kebenaran Suci yang benar (penderitaan, sebabnya, berakhirnya, dan jalan menuju berakhirnya). ... Tidak ada masalah. :)

Tapi coba Anda baca ceramah beliau di sidang World Summit of Buddhism tahun 2002, yang saya tayangkan pada awal thread ini:

"... To avoid this misunderstanding one may rearrange the central Dharma Teaching of the Four Noble Truths as Happiness (Dukkhanirodho); the Cause of Happiness (the Eight-Fold Path); the Absence of Happiness (Dukkha); and the Cause for the Absence of Happiness (Craving). This shifts the focus onto happiness. - This is a simple re-packaging of the Dharma that retains the essence while being more attractive to modern audiences. It is justified by the Lord Buddha's statement that "Nirvana is the highest happiness" (Dhammapada 203, 204). When I present the Four Noble Truths in such a way, I find all generations listen and come back for more."

Ajahn Brahm mengatakan, "... kita boleh mengubah susunan Ajaran Dharma yang pokok tentang Empat Kebenaran Suci menjadi ... dst dst." -- Ini yang saya tidak setuju, dan mengatakan ini tidak lebih dari Dhamma-tainment, yang saya lihat justru akan membuat orang-orang yang tertarik pada Dhamma pada awalnya secara ini akan macet dalam realisasi Dhamma selanjutnya.

Salam,
Hudoyo

Yup, saya mengerti. Ketidaksetujuan Romo Hudoyo adalah pada "pemutarbalikan" pendeskripsian 4 Kebenaran Mulia yang Romo khawatirkan dapat menimbulkan makna ganda. Terlepas dari etis tidaknya suatu deskripsi diubah dan diganti susunan kata2nya, buat saya pribadi, tidak ada yang salah dengan penggunaan kata "Happiness" karena memang itulah yang kita rasakan kalau kita dapat melepas (let go). Mengutip dari Ajahn Chah:

if you let go a little, you will have a little happiness
if you let go a lot, you will have a lot of happiness
if you let go completely, you will be free


Senada dengan ini, kalau kita baca artikel yang link-nya saya kasih, tersebut dengan teliti, "Kebahagiaan Tertinggi" yang Ajahn Brahm maksudkan terletak pada Joy at last di mana pada akhirnya sebab2 Dukkha telah dipatahkan. Saya coba kutip sebagian dari artikelnya...

"The More You Give Up, The More Happiness You Have

“Joy at last to know there's no happiness in the world." That means there is nothing wrong with you. When you actually understand this, you can let go of this building up of more worlds. When you understand it, then, in meditation, you make the world more and more simple. And how much more simple can you make it than by getting into a deep meditation where there's hardly anything left? Sometimes you can get to the point where there's only the breath left, and that's the only thing left in the whole world. That's pretty neat! Sometimes you can let go of the breath, and you've only got a mental image left, just a beautiful 'light' in the mind. It's not going away and it's completely stable. That's beautiful!"

Dan yang berikut ...

"This is how to deal with suffering and to learn to let go of things - understanding that the more you give up, the more happiness you have. It takes time though; you've got to give yourself time to be able to do these things, you have to be patient. It's a natural process and each one of you already has enough of a start.
You've experienced enough suffering in this world; so don't go looking for happiness in the wrong places, otherwise you will just find more suffering. Don’t be like the mangy dog. Just sit down and stay in one place, and watch the suffering just disappear all by itself without you doing anything."

Yup, ini hanya sekedar sudut pandang alternatif, tentu saja akan lebih baik apabila kita lihat respond dari Ajahn Brahm sendiri.

Mettacittena,
Luis
« Last Edit: 07 May 2008, 09:31:34 PM by luis »
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #76 on: 08 May 2008, 01:09:35 AM »
Sampai sejauh ini, jelas bahwa di thread ini ada dua pendapat yang berbeda: (1) kebijakan Ajahn Brahm membolak-balik 4KM itu tidak apa-apa, dan (2) kebijakan itu patut disesalkan. Masing-masing pihak sudah mengemukakan dasar-dasar pertimbangannya secara panjang lebar.

Ada lagi yang mau dikemukakan?

Salam,
Hudoyo

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #77 on: 08 May 2008, 08:32:21 AM »
luis,

Rasanya memang penggunaan "Nibbana = Highest Bliss" di tempat lain itu tidak masalah. Tetapi jika digunakan dalam sistematika pemikiran dasar, akan jadi masalah. Sekarang saya kasih contoh lain:

1. Sabbe Nibbana nicca
2. Sabbe Nibbana dukkha nirodha/sukha
3. Sabbe Adhamma atta

Menurut anda, boleh tidak? Apakah tujuan kita 'mengerti sukkha dengan melihat dukkha' atau 'melihat dukkha dengan mengerti sukkha'? Ato menurut anda sama saja?

Kalau anda bilang sama saja, saya lanjutkan.
Jalan mulia unsur 8:
1. Konsentrasi benar
2. Perhatian benar
3. Usaha benar
4. Penghidupan benar
5. Perbuatan benar
6. Ucapan benar
7. Pikiran benar
8. Pandangan benar

Menurut anda, boleh tidak?
Kalau anda bilang "boleh" juga, maka saya tidak ada komentar lebih lanjut.
 :)


Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #78 on: 08 May 2008, 08:40:04 AM »
 _/\_ saya lebih melihat pembahasan ini bisa merujuk pada memilih konservatif atau berpikir secara luas dan hal ini sudah sering terjadi dalam Buddhism yang melahirkan 2 Aliran Utama.
Buat saya sendiri, saya melihat situasi kata yang diquote dari pernyataan Ajahn Brahm di satu kondisi, sedangkan balik lagi saya melihat posting anda mengenai Ajahn Brahm telah mengembalikan 4KM seperti semula. apa yang saya ingin lihat adalah bahwa kita lebih sering meng-quote sepenggal2 kata seseorang tanpa melihat situasi kondisi ia berbicara.
Dan situasi dimana ia membalikkan 4 KM hanya untuk mengajak org Barat lebih tertarik dan biar ga dicap pesimis. IMO, bukan salah tapi pernyataan kurang bijaksana karena kita awalnya telah berpikir negatif mengenai org Barat. Dhamma telah diajarkan 25 abad tanpa penggantian ini itu toh semua org bisa mengerti ga meliaht suku dan ras, jadi untuk apa kita menemukan formula diluar ajaran Sammasambuddha? sori ini pendapat saya saja untuk memandang kondisi situasi dimana Ajahn Brahm mengajarkan 4 KM itu,sisanya dia mengejar di kondisi lain,saya tidak tahu dan saya tidak akan komen.

Jika perkataan seorang Sammasambuddha telah dibolakbalikkan dan menciptakan produk baru sedangkan kita tidak tahu apakah pengetahuan kita melebihi kebijaksanaan seorang Sammsambuddha, berarti kita mengungkapkan pernyataan karena ego kita sendiri bukan atas kebijaksanaan yang tercerap.
pernyataan ini bukan ditujukan untuk Ajahn Brahm melainkan ke banyak pihak juga.

soal di Indonesia ,ada Dhammatainment.........kita lihat lagi, pernahkah Pelajaran Buddhism disodorkan dengan Vinaya, kita lihat zaman Sang Buddha yang mengajarkan Buddhavacana, selalu menekankan Vinaya, namun lihatlah bahkan biksu ataupun umat awam tidak tahu Vinaya sama sekali. siapakah yang salah Pak Hudoyo?

Saya pernah menulis thread Vinaya di lingkup Theravada ini,dan lihatlah sebagian orang mengatakan Vinaya itu tabu untuk dibicarakan dan bahkan ada beberapa yang mengeluarkan produk baru/sanggahan atas Vinaya. buat saya sendiri, memegang teguh Vinaya akan lebih baik karena kita tahu batasan,dan selama kita respek pada batasan itu, tidak akan ada namanya Dhammatainment,ceramah motivasi bagaikan MLM, tari-tarian dan berbagai inovasi baru Buddhism termasuk pembajakan kaset lagu Buddhist yang dianggap Dhamma itu Geratis.

Saya pernah ikut sebuah kebaktian baca Sutra diiringi dengan main keyboard dan gebak gebuk drum bagaikan kebaktian agama tetangga. Lihatlah, yang merusak bukanlah orang lain melainkan dari dalam.

Apa yang perlu kita kembalikan adalah membuat pengertian orang sadar akan Buddhism Sejati. ini berlaku untuk semua Dhammaduta, Bhikkhu, Guru Pengajar, Landasan Buddhism adalah Sila(Vinaya),Samadhi,Panna. ini yang balik kita tekankan.

« Last Edit: 08 May 2008, 10:21:05 AM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #79 on: 08 May 2008, 09:56:09 AM »
Kainyn,

Saya setuju dengan Anda, tentu saja tidak bisa sembarangan mengubah semua konsep yang diajarkan Sang Buddha, apalagi tanpa tujuan yang jelas. Lagipula, negasi dari 3 karakteristik universal telah dipaparkan oleh sang Buddha dalam Udana, “O monks, there is an Unborn, Undying, Unchanging, Uncreated...". Contoh dari negasi yang Anda tulis tidak konsisten dengan apa yang Sang Buddha katakan dalam Udana (perhatikan perbedaan arti dari "semua" dan "ada") :) Jadi saya setuju, contoh yang Anda berikan menjelaskan suatu negasi yang salah dan mengubah esensi dari apa yang diajarkan Sang Buddha.

Membaca tulisan2 dan mendengar Dhamma talk dari Ajahn Brahm, saya pribadi merasa beliau cukup hati2 dalam mengutip kata2 Sang Buddha dari Sutta dan Vinaya, untuk men-justify pernyataannya. Dan dari dua konteks ceramah beliau (yang satu waktu seminar - dari Romo Hudoyo, yang satu lagi waktu retreat - link yang saya post), kita lihat bahwa sewaktu retreat, beliau tidak sembarangan mengajarkan 4 Kebenaran Mulia dalam versinya yang di-repackage, tetapi beliau tetap menggunakan versi asli sebagaimana yang tertulis dalam Sutta Pemutaran Roda Dhamma. Dalam buku Mindfulness, Bliss, dan Beyond yang Romo Hudoyo sebutkan, beliau juga sangat hati2 dalam mengutip kata2 Sang Buddha. Buat yang tertarik boleh dibaca seluruh bukunya untuk menilai, lebih baik jangan cuma dari sepenggal paragraf ;)

Saya pribadi melihat apa yang Ajahn Brahm lakukan adalah sebagai kemahiran beliau dalam menarik rekan2 agar tetap berlatih di Jalan Triratna yang penuh kebajikan. Repackaging tanpa mengubah esensinya (yang Romo Hudoyo sebut sebagai Dhamma-tainment), adalah bentuk pembabaran Dhamma yang lebih popular dan mudah dicerna oleh mereka yang belum tertarik atau belum serius mempelajari Dhamma yang "sebenarnya". Tapi mungkin tidak berguna, atau malah menjadi penghambat, untuk rekan2 yang telah tertarik dan serius mempelajari inti Dhamma yang "sebenarnya".

Dalam konteks ini, Ajahn Brahm melihat konteks dan kecenderungan orang2 di Barat yang lebih menyukai pandangan "optimistis", dan sebagai seorang Guru, welas asih beliau melakukan pendekatan seperti ini demi menolong makhluk lain. Tentu saja setelah itu, Ajahn Brahm mengajarkan sesuai dengan apa yang Sang Buddha ajarkan dalam konteks yang lebih serius, contohnya dalam retreat itu. Jadi apa yang Ajahn Brahm lakukan bukanlah suatu tindakan revolusi untuk mengubah Buddha Dhamma seakan2 Kebijaksanaan beliau telah melampaui seorang Samma Sambuddha. Malah sebaliknya, beliau sangat humble dan konsisten dengan apa yang Sang Buddha ajarkan dalam membimbing murid2nya.

Terlepas dari "setuju" atau "tidak setujunya" rekan2 terhadap cara pendekatan "awal" kepada umat2 yang belum serius, untuk tertarik dalam Dhamma, dan kemudian mempelajari secara serius sesuai dengan Tipitaka, saya cuma bilang dalam konteks audiens di Barat, bahkan sampai ke Singapore, cara ini telah berhasil menarik orang2 untuk serius mempelajari Dhamma. Banyak murid2 beliau yang awalnya tidak terlalu tertarik untuk belajar serius, sekarang mahir dalam mempelajari Sutta dan bermeditasi. Semua itu karena pendekatan secara bertahap yang Ajahn Brahm lakukan, dari mulai pendekatan popular dan sederhana, ke pendekatan yang serius. Ini wujud welas asih beliau yang pada akhirnya telah menolong banyak makhluk untuk berjalan dan mempraktikkan Jalan Kebajikan secara serius.

Kalau kita2 dalam konteks Timur memang tidak memerlukan pendekatan yang demikian (sebagai tahap awal), tetapi bisa langsung ke Dhamma serius, saya rasa ini lebih baik lagi :) kita bisa langsung belajar ke inti Dhamma yang sebenarnya tanpa perlu Dhamma populer ;) Ini teladan yang sangat baik sekali. Tetapi sayangnya, ada banyak makhluk di luar sana yang memerlukannya, seperti anak kecil yang butuh mainan sebelum mempelajari sesuatu dengan lebih serius.

Mettacittena,
Luis
« Last Edit: 08 May 2008, 10:11:08 AM by luis »
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #80 on: 08 May 2008, 10:18:47 AM »
luis,

Ya, memang seperti yang sudah anda sampaikan. Dan saya sendiri tidak mempermasalahkan siapa yang ngomong, dan motivasinya, hanya mengkomentari "pola pikir yang akan terjadi jika 4 kesunyataan mulia dibalik". Saya sendiri suka dengan tulisan Ajahn Brahm. 
Mengenai 'welas asih' sehingga 'menuruti kemauan pasar', saya rasa juga ada batasannya (yang memang mungkin subjektif dan berbeda bagi setiap orang). Seperti Bhante Uttamo, sepanjang yang saya lihat, tidak pernah bertentangan dengan dhamma, walaupun membahas dari macam-macam sudut pandang.

Bagi masyarakat yang 'optimis', mungkin tidak perlu 'diawali' dengan 'dukkha'. Dhamma itu 'kan tidak melulu ngomong dukkha  :)
Lagipula seperti saya bilang, jika ada orang yang memang menyadari 'hidup adalah dukkha' dan melihat dhamma sebagai 'janji kebahagiaan', maka dia tidak akan tertarik. Juga kembali lagi bukan masalah 'banyak2an umat', apalagi dengan mengubah dhamma/vinaya. Kalau beneran mau menjaring umat sebanyak2nya dengan mengabaikan "sedikit" Dhamma Vinaya, maka sebaiknya dengan pertunjukkan kesaktian yang biasa ada pada ajaran lain. Saya yakin banyak kok Bhikkhu yang sakti. Dan saya lebih yakin lagi banyak orang yang menganggap "Sakti pasti Suci".
 ;D

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #81 on: 08 May 2008, 10:23:56 AM »
 _/\_ ada baiknya kita buka thread baru mengenai Dhammatainment : Setuju atau tidak?, soalnya thread ini khusus mengenai 4 KM Ajahn Brahm,biar ga OOT,lagipula sepertinya thread bagus soal Dhammatainment ini apalagi masyarakat Buddhist kita semakin lama semakin banyak produk barunya. _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #82 on: 08 May 2008, 10:32:48 AM »
nyanadhana,

Sangat setuju. Ini juga pernah jadi masalah ketika saya menolak "musik untuk Samatha". Juga bisa dilanjutkan mengenai Bhikkhu/Biksu main keyboard yang anda singgung di thread vinaya. 

_/\_

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #83 on: 08 May 2008, 01:50:25 PM »
Kainyn,

Hehe saya tidak bilang tentang menjaring umat sebanyak2nya koq :) tapi cara beliau menjangkau banyak makhluk untuk tetap mempraktikkan Jalan Kebajikan (tidak perlu berpaling menjadi umat Buddha) dan juga mendorong orang2 Buddhis yang belum serius untuk mempelajari inti Dhamma yang sebenarnya untuk serius mempelajari Dhamma. Ini sangat berbeda dengan menarik pengikut sebanyak2nya dengan ketertarikan pada hal-hal yang spektakuler dan membuat keterikatan pada loba, dosa, dan moha. Yang kedua ini sudah jelas bukan Jalan Kebajikan alias Adhamma ;)

Kita perlu kebijaksanaan untuk membedakannya, jangan disamaratakan, dan untuk itu seringkali kita perlu melihat segala sesuatu dari konteks yang lebih luas, tidak cuma dari sepenggal2 kejadian atau sepotong2 tulisan. Demikian juga dalam menilai re-packaging nya Ajahn Brahm tentang 4 Kebenaran Mulia. Saya hanya bermaksud men-support data2 lain/perspektif2 lain dari apa yang saya lihat.

Kalau diringkas, perspektif yang saya coba tambahkan untuk memperkaya diskusi dari post2 sebelum ini:

1. Repackaging 4 Kebenaran Mulia ini tetap mempertahankan esensi dari Dhamma (Nirvana = Highest Happiness), dan tidak bertentangan seperti contoh yang Anda kasih (negasi dari tiga karakteristik universal yang bertentangan dengan yang tertulis dalam Udana).

2. Repackaging ini (walaupun tidak bertentangan) tidak bermaksud menggantikan formulasi yang sudah ada dalam Sutta, tapi lebih berupa suatu bentuk populer (tanpa mengubah esensinya) yang lebih mudah dicerna oleh orang2 dalam konteks tertentu (yang mungkin tidak berguna untuk orang2 lain)

3. Bahwa dalam konteks pembelajaran yang serius, Ajahn Brahm tetap konsisten dengan formulasi dalam Sutta dan Vinaya dan membimbing murid2nya untuk bisa "mandiri" mempelajari Sutta dan mempraktikkan sila, samadhi, panna. Bukan bergantung kepadanya dan juga tidak untuk cari pengikut sebanyak2nya :)

Selanjutnya, tentu saja kembali kepada kebijaksanaan kita masing2 dalam menilai sesuatu :) melihat dari berbagai perspektif dan dari sisi yang lebih luas dapat membuat pandangan kita lebih objektif.

Mettacittena,
Luis
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #84 on: 08 May 2008, 02:59:20 PM »
luis,

Kita singkirkan saja masalah Ajahn Brahm, karena saya memang tidak kenal dengan Ajahn Brahm  ;D
Ya, jadi intinya menurut anda, pembolak-balikan itu tidak berarti apa-apa 'kan?!
Bagi saya, di situ ada perubahan makna.

Yang pertama yang sudah saya tanyakan sebelumnya, apakah kita 'mengerti sukkha dengan melihat dukkha' atau 'melihat dukkha dengan mengerti sukkha'?

Ke dua, saya ibaratkan 'kebahagiaan/nibbana' adalah 'tujuan', sementara 'dukkha' adalah awal perjalanan. Saya mulai berjalan dengan menyadari bahwa saya masih di garis start, bukan dengan mengira-ngira tempat tujuan yang belum kelihatan.

ke tiga, jika dibolak-balik adalah sama, maka itu seperti hubungan kausalitas. Paticca Samuppada misalnya, memang kausalitas, sehingga bisa dibolak-balik dari 'kontak menyebabkan perasaan' menjadi 'perasaan dikarenakan kontak'. Dalam menjelaskannya juga Buddha Gotama selalu membolak-balik. Lalu apa hubungannya dengan 4 kesunyataan mulia?

Jika anda berangkat dari dukkha, maka terjelaskan bahwa kita terkondisi oleh Dukkha, maka tidak dapat mencapai kebahagiaan.

Jika anda berangkat dari Sukkha, maka terjelaskan bahwa sukkha (nibbana) adalah akibat dari lenyapnya dukkha.

Saya tanya, yang berkondisi itu Dukkha atau Nibbana?



Kemudian untuk mengenalkan Dhamma kepada orang yang lain kepercayaan.
Bolehkah saya mengajar begini:
-"Penderitaan disebabkan oleh kamma, dan dalam ajaran Buddha, ada yang namanya menghentikan kamma sehingga orang tidak perlu menderita" (mirip dengan ajaran hilangnya dosa dengan kepercayaan tertentu, sehingga bisa menarik bagi mereka).

-Lalu untuk masyarakat Gypsy yang menghalalkan pencurian, saya tempatkan "penghidupan benar" pada prioritas paling kecil, karena tentunya kurang dapat diterima mereka.

Tapi ini semua hanya opini. Jangan menganggap saya memaksakan kepercayaan. Kalau anda tidak terima, abaikan saja.
« Last Edit: 08 May 2008, 04:06:59 PM by Kainyn_Kutho »

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #85 on: 08 May 2008, 03:29:27 PM »
Kainyn,

Mau menegaskan aja, sekali lagi saya gak bilang kalau semua pembolak-balikan itu dibolehkan :) seperti yang sudah dikatakan di atas, dalam kasus 4 Kebenaran Mulia versi Ajahn Brahm, (menurut saya) beliau tidak mengubah esensi dari Dhamma (tetap konsisten dengan Kebahagiaan Tertinggi = Nibbana = Dukkha Niroda = Tujuan akhir praktik Buddhism).

Dan ini berfungsi sebagai "brief introduction" (bukan substitute) tentang apa tujuan Buddhisme dalam bahasa yang lebih mudah dicerna. Tentu saja dalam praktiknya, orang harus belajar dari memahami esensi Dukkha seperti yang Anda bilang dan dengan belajar melepas sebab-sebab Dukkha, barulah orang akan merasakan pengalaman seperti apa yang disebut dengan Kebahagiaan dengan melepas (bukan menggenggam). 

Semua contoh2 yang Anda kasih itu adalah contoh2 yang mengubah esensi dari Dhamma (hasilnya bertentangan dengan konsep2 Dhamma yang lain), misalnya "Kamma adalah sumber penderitaan" atau "penghidupan benar bukan prioritas" yang tentu saja saya juga sependapat dengan Anda bahwa hal itu tidak benar.

Jadi sekali lagi, dalam pendapat saya ini, yang saya tinjau adalah per kasus/konteks. Bukan berarti semua pembolak-balikan adalah benar, yang mengarah pada Adhamma.

Mettacittena,
Luis

« Last Edit: 08 May 2008, 03:45:27 PM by luis »
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #86 on: 08 May 2008, 04:03:20 PM »
luis,

Ya, saya mengerti. Berarti tidak boleh dibolak-balik, tetapi untuk perkenalan singkat, boleh 'kan?!  ;D
Berarti perkenalan dhamma saya tidak keliru menurut anda, 'kan?!
Memang kamma bisa dipotong kok, seperti Angulimala juga tidak harus menderita di Neraka, karena jadi Arahat. Berarti mempromosikan 'menghilangkan kamma' sebagai 'brief introduction' untuk mempermudah komunikasi boleh. Juga mengabaikan 'penghidupan benar' sementara untuk brief intro kepada masyarakat Gypsy. Nanti 'belakangan', baru diajarkan yang 'sebenarnya'.

Tidak masalah, saya katakan tadi, tujuannya bukan untuk membuat semua orang sependapat dengan saya kok :) Sebetulnya sudah OOT, jadi saya rasa cukup.   _/\_

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #87 on: 08 May 2008, 04:11:10 PM »
Kainyn,

Tidak untuk semua kasus, tidak melanggar/bertentangan dengan esensi Dhamma, dan tidak untuk menggantikan apa yang Sang Buddha ajarkan :) kalau yang Anda maksud Ahosi Kamma, tentu saja benar ;) tapi kalau bilang "Kamma adalah sumber penderitaan", nanti Kamma baik juga dianggap penyebab penderitaan donk ;)

Yup, sama ini juga pandangan dari diri saya pribadi saja :) yang belum terlepas dari kekotoran batin hehehe. Seperti yang saya bilang, untuk memperkaya perspektif aja, tidak untuk memaksakan persektif. Senang berdiskusi dengan Anda :)

Mettacittena,
Luis
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #88 on: 08 May 2008, 04:27:23 PM »
luis,

Quote
kalau yang Anda maksud Ahosi Kamma, tentu saja benar Wink tapi kalau bilang "Kamma adalah sumber penderitaan", nanti Kamma baik juga dianggap penyebab penderitaan donk

'kan untuk brief intro tidak mungkin dijelaskan semuanya, apalagi sampe ahosi kamma. Lebih baik langsung mencari 'kambing hitam' sebagai 'sumber penderitaan' dan 'promosi kehebatan agama'  ;D  ;D

Ya, senang juga berdiskusi dengan anda.  :)

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm membolak-balik Empat Kebenaran Luhur!
« Reply #89 on: 09 May 2008, 07:58:08 PM »
Wah..sekali Ajahn Brahm,banyak yg comment..
Cpt banget ya..Ampe mau baca pun jd mlz,byk amuat....
Otak gk ckp menampung...Hehehe(Jd kalau pernyataan gw ada yg aneh/menyimpang pdhl uda dijwb,mohon dimaklumi ya.hehehe)
Menurut gw pribadi gk ada yg slh dgn ajaran Ajahn Brahm sendiri yakni:
(1) Kebahagiaan (Lenyapnya Dukkha)
(2) Jalan Menuju Kebahagiaan (Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha)
(3) Tidak adanya Kebahagiaan (Dukkha)
(4) Penyebab tidak adanya Kebahagiaan (Penyebab Dukkha).
Krn yg mesti ditekankan kepada manusia2 itu sendiri adalah kebahagian itu sendiri...
Manusia selalu mengengam erat sang Kebahagian,dan selalu ingin secptnya melepas sang penderitaan itu sendiri..
Jika mendptkan Dukkha,manusia pasti berpikir,"Kapan Dukkha ini berakhir??Kapan cobaan ini berakhir??Kapan kapan dan kapan..Atau Kenapa terjd kepd saya,apa salah saya??Kenapa apa kenapa apa....Apakah ada org(walaupun ada tp jarang banget kan??) yg mendptkan kebahagian berpikir,"Kapan kebahagian ini berakhir??Kapan CObaan kebahagian ini berakhir??Kapan kapan dan kapan..Atau Kenapa kebahagian ini terjd kepd saya,apa yg tlh saya perbuat???Kenapa apa kenapa apa...
Sang Buddha sendiri tdk pernah mengengam kuat dukkha maupun kebahagian itu sendiri..
SB hanya melihatnya,merenungkan dan menganalisis keduanya...
Jd menurut gw lebih real memberikan penjelasan ttg kebahagian itu sendiri,krn kebahagian dan dukkha itu sendiri anicca...
Sabbe Sankhara Anicca=Segala sesuatu yg muncul(Timbul,terbtk dan bersyarat) adalah tdk kekal.Semua kejadian selalu dimulai dr awal,kemudian berlangsung dan akhirnya lenyap kembali..
Begitu juga dengan DUKKHA maupun KEBAHAGIAN krn semuanya muncul,berlangsung dan lenyap kembali...
Apa yg mesti dipertahankan??
Bukankah lebih baik meluruskan bahwa KEBAHAGIAN Juga tidak kekal???
 _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...