Berbagai pandangan salah mengenai atta (
atta ditthi).
1. atta tak dapat dihancurkan, atta ada selamanya, ini adalah pandangan atta yang abadi (
sassata ditthi). Pengikut pandangan ini beranggapan walau tubuh hancur pada waktu meninggal, atta tidak hancur dan akan memasuki tubuh yang baru.
2.Berlawanan dengan pandangan atta yang abadi adalah nihilisme (
uccheda ditthi). Menurut kepercayaan ini entitas ego tetap ada hingga kehancuran jasmani, yang akan menyebabkan atta juga ikut lenyap.
3.Menurut pandangan yang ketiga ini atta abadi tapi juga tak abadi (
ekaccasassatavada). Teori ini menganggap keabadian pencipta alam semesta, tetapi menganggap ciptaannya tak abadi. (ini adalah variasi dari pandangan keabadian).
4.Teori ke-empat mengatakan bahwa atta bukan abadi tapi juga bukan tidak abadi, inilah pandangan yang sulit dimengerti, pandangan ini tak menyatakan secara jelas bagaimanakah atta itu sesungguhnya. Pandangan ini juga disebut
amaravikkhepavada, amara adalah nama sejenis ikan yang sulit ditangkap.
5.Teori kelima mengatakan bahwa atta terbatas, dengan kata lain, mahluk hidup adalah dunia bagi dirinya sendiri, maksudnya atta dari mahluk-mahluk sesuai dengan ukuran tubuhnya. Dengan demikian atta manusia ukurannya sepanjang satu depa dan keliling diameternya antara 2,5 hingga 3 kaki, ada juga yang mengatakan bahwa atta terletak di lubang jantung, ukurannya sesuai habitat, ada juga yang mengatakan ukurannya sebesar elektron ketika sedang mencari tubuh yang baru.
6.Atta besarnya tak terbatas. Pandangan ini menolak jiwa individu pada setiap jasmani, dan berpandangan bahwa setiap mahluk adalah bagian dari jiwa Maha Agung (paramatta) Tuhan yang menciptakan alam semesta, sehingga dengan demikian atta ukurannya tak terbatas.
7.Beberapa percaya bahwa atta terbatas dan juga tak terbatas. Pandangan ini agak sejalan dengan pandangan
ekaccasassatavada (teori no 3). Ini berarti bahwa beberapa atta yang diciptakan oleh Tuhan bersifat terbatas, sedangkan Paramatta Tuhan tak terbatas.
8.Adalagi yang beranggapan bahwa atta bukan terbatas maupun tak terbatas. Ini juga adalah spekulasi yang tak masuk diakal (seperti teori no 4)
Amaravikkhepada teori yang tak bisa dijelaskan.
Mahathera Cunda bertanya kepada Sang Buddha mengenai Atta, Sang Buddha menjawab, “Cunda, memang benar banyak pandangan salah mengenai atta atau dunia (loka). Pandangan salah ini tumbuh dari kompleksitas lima kelompok kemelekatan (batin dan jasmani), pandangan ini tertanam pada lima khandha....
Pada Mahatanhasankhaya sutta, Majjhima Nikaya, bhikkhu Sati beranggapan bahwa kesadaran adalah atta, karena kesadaran berpindah dari satu jasmani ke jasmani yang lain, ia beranggapan kesadaran adalah
ego entity (self).
Mungkin banyak diantara kita beranggapan bahwa pandangan salah adalah hal yang kecil Tetapi mengutip Mahasi Sayadaw berdasarkan kata-kata Sang Buddha, hal ini akan menghalangi jalan spiritual dalam istilah palinya pandangan salah yang dipegang dengan erat-erat disebut
sanditthiparamasa (bigotry).
Lebih lanjut menurut beliau pandangan salah yang terkait dengan praktek Dhamma merupakan hal yang serius,karena hal itu membuat seseorang terikat secara membuta pada pandangan salah.
Jika seseorang demikian dogmatik dan mempercayai entitas-ego dan kelanjutan atau kehancuran entitas-ego tersebut setelah mati, maka kemajuan spiritualnya akan terhalang.