samanera sy mau nanya lagi.
di buku legenda spritual ajahn mun ada cerita seorang wanita yg telah berumur, telah mencapai tahapan meditasi tertentu.
dia melihat cittanya keluar dan mengikutinya sampe hampir memasuki kandungan ponakannya.
ponakannya telah hamil beberapa bulan.
akhirnya dia putus citta tersebut.
dan kemudian menanyakan hal ini pada ajahn mun, klo terjadi seperti itu maka dia harus cepat memutus, klo ga pasti dia da berada di rahim tsbt, padahal dia punya kesempatan lahir di alam yg lebih baik.
dan ternyata setelah itu keponakannya keguguran.
nah bagaimana penjelasannya?
berhubung buku sy dipinjam teman di luar kota, jadi sy ga bisa menceritakan detail.
terima kasih
Hmmmm....very complicated! Di sini yang menjadi masalh adalah ia melihat cittanya keluar.. Ini memunculkan pertanyaan lain yakni siapa yang melihat pikiran itu mau masuk ke rahim ponakannya, batinkah? Jika yang melihat adalah batin, maka di sini ada dua batin yakni (1) batin yang melihat, dan (2) batin yang sedang mengembara. Jika kita menerima penjelasan Ajahn Mun, batin yang mau masuk ke rahim itu tampaknya adalh gandhabba. Jika demikian, berarti ada batin yang melihat dan ada batin gandhabba yang sedang mencari kandungan. Ini akan menjadi kebingungan karena sejauh agama Buddha memandang batin tidak akan menjadi dua pada saat yang sama.
Pikiran itu sangat complicated. Mungkin dalam beberapa pengalaman, sebagai contoh seperti dalam pengalaman out of body experience, seseorang merasa bahwa ia melihat pikirannya mengembara, terbang sesuka hatinya dan bahkan seakan-akan ia melihat tubuhnya yang tergeletak. Dalam pengalaman2 seperti ini, di sini sepertinya ada dua macam pikiran yakni pikiran yang melihat semua kejadian termasuk melihat pikiran yang sedang mengembara, dan pikiran mengembara itu sendiri. Namun semua itu sesungguhnya hanya permainan pikiran karena pada hakekatnya dalam satu momen tidak akan ada dua pikiran. Karena kecepatan gerak pikiran itu, seakan-akan kita (pikiran kita) melihat pikiran lain yang sedang mengembara.
Btw, seseorang yang mampu melihat muncul dan lenyapnya makhluk hanya mereka yang memiliki Dibbhacakkhu (Mata Dewa). Sang Buddha dan murid2 beliau yang memiliki dibbhacakkhu mengatakan bahwa melalui kemampuan tersebut mereka melihat muncul dan lenyapnya makhluk ( satte passati cavamāne upapajjamāne). Artinya, mereka melihat bagaimana cuticitta / pikiran terakhir makhluk2 lain pada saat meninggal dan patisandhiviññāṇa / pikiran pertama yang muncul saat makhluk2 lain baru terlahir.
Ini hanya sekedar opini saya, dan mungkin teman2 di sini bisa memberikan tambahan atau mungkin ide lain. Thanks.
Be happy.