//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha  (Read 311999 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #690 on: 15 March 2009, 08:04:19 AM »
Semalam ada demo lagi dr pemuda theravada dan umat theravada didpan menteng buddha bar.
Gak tau ya? Apakah ini termasuk kemelekatan?
Sory.

betulkah ini? karena sesuai perundang undangan , demontrasi dilarang jika sudah diatas jam 18.00 waktu setempat, demonstrasi boleh, jangan sampai melanggar hukum

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #691 on: 15 March 2009, 08:18:22 AM »
Hayo, mana umat maitreya, mengapa tak ikut demo?
Kan bgian dr majelis buddha?
CMIIW.FMIIW.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #692 on: 15 March 2009, 08:19:46 AM »
Sory ralat, semalam maksudnya kemarin. Sory
CMIIW.FMIIW.

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #693 on: 15 March 2009, 08:33:50 AM »
"Memasang simbol-simbol agama Buddha didalam bar sangat tidak pantas," ujarnya Koordinator Aksi Romo Samedho.

Samedho mengaku pihaknya bersama Forum Anti Buddha Bar sudah melaporkan Buddha Bar ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada 9 Maret lalu.


Salah ketik nama, yg benar SUMEDHO ;D

Sumedho suhu benny wu ??:)

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #694 on: 15 March 2009, 08:46:21 AM »
Sumedho menjadi samedho, lucu juga wakakaka
CMIIW.FMIIW.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #695 on: 15 March 2009, 10:39:21 AM »
ada yg punya copy surat SAGIN? Atau versi  teksnya? Penasaran... Saya dari Buddhayana....
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #696 on: 15 March 2009, 12:32:49 PM »
Ngedoain Buddha Bar
oleh : chan yan
 
Kalo biasanya, saya taunya cuman demo masak ibu-ibu, kemarin saya dapat pengalaman baru, ngeliat aksi demo dari dekat... eh salah, katanya bukan demonstrasi tapi aksi damai hehehe...
 
Gimana bukan pengalaman baru, biasanya cuman dengerin rama atau ramani magabudhi
berkhotbah di cetya2 ato di vihara2, sekarang ngeliat mereka bergandengan tangan
turun ke jalan.
 
Di barisan paling depan ada ketum nya, romo dokter Surya R. Widya didampingi
koordinator aksi, romo Sumedho. Juga tampak romo Eddy Sadeli dan romo Suwarto
Atjing yang mengenakan seragam kuning putih.
 
Ibu-ibu seperti ramani dokter Mettasari, ramani Mettadewi Wong dan selusin
ibu-ibu, lebih tepatnya nenek-nenek sih hehehe... juga ikut memegang spanduk,
diapit bendera merah putih dan bendera buddhis di kiri kanan. Daniel Johan dan
beberapa suhu mahayana tanpa disangka-sangka juga turut memeriahkan aksi damai
ini.

Yang hepi dari acara ini keliatannya para wartawan dan fotografer. Hari ini saya
baru tau, wartawan tuh kerjanya cepat bener yaa... Aksi mulai jam 14 lebih
dikit, soalnya nungguin rombongan dari tangerang yang tertahan macet di
jalan. Eh, jam 14:37 tempointeraktif udah posting liputannya. Detiknews kalah
cepat dikit, baru posting jam 14:54 tapi kelebihannya pake foto. Salut...
salut... Kalo tivi saya gak tau ditayangkannya jam berapa. Padahal saya sampai
di rumah aja udah hampir jam 17.
 
Sebenarnya, foto2 di lapangan lebih heboh. Maksudnya, sejak ngumpul jam 13an di
masjid Cut Meutiah, tukang moto udah jeprat sana jepret sini, mumpung gratis
kalee. Diantaranya ada seorang fotografer yang berlesung pipit bertampang
aduhaaaii, yang bawa tele segede baskom ngeker teruuuuss dibawah pohon kayak
sniper hehehe...
 
Kalo teman2 muslim terdengar sering menyebut bismillah, aksi ini entah karena
ngumpulnya di area masjid, ato karena apa gitu, sebelum melangkah mereka membaca
vandana, Namo Tassa... 3x, baru go...
 
Aksi ini bener2 damai dan tenang. Biar kata paling gak, ada tiga ratusan orang
berprosesi, gak terdengar tuh suara chit-chat apalagi teriakan2 dari peserta.
Yang terdengar hanya raungan sirene sebentar dari mobil polisi ketika mulai
melangkah dan suara output henditoki dari luar barisan. Rasanya deg-degan juga
berjalan di bawah sorotan begitu banyak lensa kameramen yang jalannya mundur.
 
Peserta aksinya berjalan rileks di dalam keheningan, eh... malahan kamerawati
aduhai itu yang terkesan galak, menenteng kamera beberapa langkah di depan
rombongan. Di lihat dari belakang sih, sepintas jalannya koq kayak orang lagi
bawa golok ato parang gitu yaa hehehe...
 
Sewaktu baca paritta dan doa di depan buddha bar, di keheningan siang bolong
yang terik buanget itu, terdengar suara2 kamera digital, klik.. serrr... klik...
serrrr... Pesertanya bener2 tabah, sejam lebih berdiri dibawah terik matahari
tanpa ngeluh.
 
Sambil menunggu romo Surya dan romo Sumedho yang masuk ke dalam buddha bar,
menyampaikan surat keberatan umat buddha, suasana formal peserta aksi damai
mulai mencair.
 
Para peserta disuguhi minum air mineral dan roti. Polisi juga ditawarin dan
diijinin oleh komandannya. Disana sini terlihat peserta bercengkerama dan
becanda dengan polwan2 yang juga bertampang manis.
 
Suasananya jadi gimana gitu... kayak lagi coffee break di seminar aja. Sebagian
panitia berkeliling membawa kantong plastik item besar menampung gelas plastik
bekas dan sampah lainnya, gak mo bikin susah orang lain.
 
Ternyata... gitu yaa suasana aksi damai, asyikkk juga yaa... hehehe... O ya,
aksi ini, katanya buat ngedoain pemilik Buddha Bar agar segera sembuh dari
sakitnya. Maksudnya biar cepat sembuh dari sakit mental. Yaa iyalah, masa' nama
dan simbol yang begitu dijunjung tinggi ama dewa dan manusia, dipake buat tempat
begituan.
 
(15-03-2009)
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #697 on: 15 March 2009, 12:33:27 PM »
"Memasang simbol-simbol agama Buddha didalam bar sangat tidak pantas," ujarnya Koordinator Aksi Romo Samedho.

Samedho mengaku pihaknya bersama Forum Anti Buddha Bar sudah melaporkan Buddha Bar ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada 9 Maret lalu.
 

Salah ketik nama, yg benar SUMEDHO ;D

Sumedho suhu benny wu ??:)
Bukan bos. tapi Romo Sumedho Surya, ketua pusat Magabudhi. ;D
There is no place like 127.0.0.1

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #698 on: 15 March 2009, 02:33:13 PM »
"Memasang simbol-simbol agama Buddha didalam bar sangat tidak pantas," ujarnya Koordinator Aksi Romo Samedho.

Samedho mengaku pihaknya bersama Forum Anti Buddha Bar sudah melaporkan Buddha Bar ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada 9 Maret lalu.
 

Salah ketik nama, yg benar SUMEDHO ;D

Sumedho suhu benny wu ??:)
Bukan bos. tapi Romo Sumedho Surya, ketua pusat Magabudhi. ;D

:)) untung tuhan sabar neh.... mungkin udah lebih 10 x yg nanya kek gini yah pak?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #699 on: 15 March 2009, 03:17:34 PM »
"Memasang simbol-simbol agama Buddha didalam bar sangat tidak pantas," ujarnya Koordinator Aksi Romo Samedho.

Samedho mengaku pihaknya bersama Forum Anti Buddha Bar sudah melaporkan Buddha Bar ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada 9 Maret lalu.
 

khan tuhan itu maha penyabar dan penyayang , heheheheh, back to topic

Salah ketik nama, yg benar SUMEDHO ;D

Sumedho suhu benny wu ??:)
Bukan bos. tapi Romo Sumedho Surya, ketua pusat Magabudhi. ;D

:)) untung tuhan sabar neh.... mungkin udah lebih 10 x yg nanya kek gini yah pak?

::

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #700 on: 15 March 2009, 03:19:02 PM »
ada yg punya copy surat SAGIN? Atau versi  teksnya? Penasaran... Saya dari Buddhayana....

bukannya anda bisa tinggal tanya ke anggota sangha atau ke majelis :), gampang khan:), apalagi anda orang dalam, heheheh

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #701 on: 15 March 2009, 04:20:04 PM »
kan saya di daerah... ntar deh kalo gitu coba saya cari sendiri....
------------------------------------------------------------------------

Surat Pembaca
Buddha Bar = Penodaan Agama

Lagi-lagi negeri yang dikenal dengankerukunan beragamanya kembali diguncang oleh insiden pelecehan salah satu agama. Buddha Bar, demikian sebuah nama tempat minum (bar) yang terletak di sudut kawasan elite Menteng, resminya di Jalan Teuku Umar 1, Jakarta pusat, kembali membuat umat Buddha Indonesia terusik.

Sebuah nama yang sangat menarik dan mempunyai nilai komersial tinggi untuk sebuah tempat minum yang dibuka mulai pukul 18.00 hingga 02.00. Lokasinya memang cukup strategis, di kawasan bergengsi. Di samping berada di lokasi bergengsi, Buddha Bar menempati bekas bangunan cagar budaya (kantor imigrasi) yang terlihat selalu penuh dikunjungi tamu setelah office hour.

Bagi pemilik lisensi, disadari atau tidak, pemberian nama komersial yang menyamai nama salah satu agama pasti akan menuai protes. Walaupun resminya Buddha Bar sendiri adalah bentuk franchise dari negara Prancis. Penamaan sebuah usaha komersial dengan nama agama pasti akan berdampak pada umat penganutnya. Apalagi penamaan itu hanya untuk kepentingan komersialisasi. Sangat wajar dan layak jika umat Buddha Indonesia memprotes tindakan itu kepada pemerintah dan pemilik lisensi.

Pemegang lisensi tidak lain adalah anak mantan orang nomor satu di Jakarta dan Indonesia, yang seharusnya lebih menghormati tindakan yang akan sangat menyinggung perasaan umat beragama secara keseluruhan. Penodaan agama ini bisa diancam dengan hukum pidana. Penamaan usaha untuk kepentingan bisnis ke depan jangan sampai menodai agama apa pun. Kami, walaupun bukan umat Buddha, sangat mengerti dan memahami perasaan saudara-saudara kita yang beragama Buddha, bahwa keyakinan yang dianutnya telah dilecehkan dan dinodai hanya untuk kepentingan bisnis sesaat.

Apakah umat beragama semua setuju jika simbol-simbol agama yang dianutnya dijadikan nama sebuah tempat komersial? Demikian juga umat Buddha Indonesia, berhak dan wajib memprotes dalam menyikapi penamaan agama Buddha sebagai brand yang bersifat hedonistik. Sebagai warga Indonesia, kami sangat menyayangkan tindakan pemerintah maupun pemilik lisensi usaha tersebut yang telah memberi izin dan memakai nama agama menjadi sebuah tempat komersial. Ke depan, diharapkan simbol-simbol agama tidak dijadikan komoditas bisnis yang hanya untuk mengeruk keuntungan sesaat.

Achmad Poeli Wanto
Villa Bukit Cempaka
Jalan Kenanga 111/2, Blok B3/2
Kelurahan Cempaka Putih , Ciputat Timur, Tangerang Selatan

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/03/14/Opini/krn.20090314.159522.id.html
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #702 on: 15 March 2009, 05:10:21 PM »
xenocross, : jika sudah dapat, jangan lupa posting disini ya :)

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #703 on: 15 March 2009, 05:23:40 PM »
Anggota Magabudhi & simpatisan berjalan kaki dengan penuh tertib .pada barisan
depan ada dua orang anggota Magabudhi yg membawa bendera ,yang satu membawa
bendera Merah putih dan yang satunya membawa bendera buddhist dan beberapa orang lagi bersama - sama memegang poster yang cukup besar yaitu pernyataan sikapnya tentang menolak bb

Suasana tampak tidak tegang karena yang melakukan aksi tersebut adalah kaum
Intelektual dari Sekte Teravada Indonesia.
hal itu dapat diketahui dari jumlah Polisi yang berjaga - jaga mereka hanya menjaga sepanjang pintu gerbang bb tanpa membawa tameng dan alat pemukul ,bahkan
pihak polwan pun diikut sertakan,raup wajah meraka pun terlihat santai ,berbeda
saat menghadapi para demonstran lain , ya karena itu adalah bukan demo tetapi upacara doa bersama sebuah keprihatinan umat Buddha kepada orang - orang yang dibutakan

silaunnya suatu benda duniawi yang disebut dengan uang tersebut.sehingga
kebijaksanan mereka telah hilang tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar,mana yang pantas dan mana yang tidak pantas sehingga mereka tidak menghormati mana yang seharusnya patut dihormati serta menenpatinya pada posisi yang layak ,

semoga dengan kegiatan tersebut pihak terkait dapat tersadarkan dari mimpinya
dan memperbaiki kesalahan . bukankah sudah sepatutnya kita menegur seseorang yang salah agar ia mengetahui dimana letak kesalahnnya.karena jika biarkan
tentu hal tu akan mencelakakan dirinya sendiri.dan secara tidak langsung kita
menolongnya dari gelap menuju terang.tak apalah ada pihak pihak yang tidak setuju dengan kami karena mereka salah pemahaman ,kami akan terus berjuang untuk sesuatu yang kami anggap baik ,biarlah mereka mencela kami.


kembali ke topik ,didalam kegiatan tersebut berbagai pihak turut membantu mulai
dari pihak organisasi mahasiswa sampai yang lain lain nya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu,mereka terus menjaga ketertiban.

didalam kegiatan tersebut tidak ada sekecilpun sampah tertinggal dan berserakkan.semua sampah akan dibawa pulang untuk disalurkan ke yayasan tzu chi
.

sinar matahari yang begitu teriknya tidak mampu membubarkan mereka,ya maklum kegiatan itu diadakan pada jam 1 siang.
setelah acara pembacaan paritta selesai pihak penyelenggara kegiatan tersebut
berhasil menemui pihak manajer bb ,dan ia akan menampung aspirasi kawan kawan yang berpartisipasi didalam kegiatan tersebut kepada yayasannya .tak tahu perkataanyanya benar serius apa tidak tetapi dari teman teman yang menyaksikan katanya raup muka pihak manajer kurang serius menanggapinya.

tapi tak apa khususnya pihak Magabuddhi akan terus berjuang,bersama sama para
pihak pihak yang semisi kata salah seorang yang tidak mau disebutkan namanya,

lalu bagaimana dengan anda ?
(saddhananda)
------------------------------------------------------------------------------------------------




A group of Buddhists unfurl a banner Saturday calling for the immediate closure of the Buddha Bar located in Menteng, Central Jakarta. They object to the use of the word Buddha for commercial purpose. JP/R. Berto Wedhatama
« Last Edit: 15 March 2009, 05:39:44 PM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #704 on: 16 March 2009, 11:05:38 AM »
Buddha in The Bar
Ven. Shravasti Dhammika

There is a minor uproar going on in Jakarta right now. The up-market French bar and music lounge franchise Buddha Bar has just opened a branch in Jakarta. On Thursday dozens of Buddhist college students sealed the exclusive bar and restaurant after negotiating with the bar's management. 'We've sealed the Buddha-Bar and it will remain closed until the matter is resolved. The management team has also agreed not to open the bar', Indonesian Buddhist Students Association (AMB) representative Widodo said. According to Widodo, the Jakarta administration had issued a letter to France regarding protests.

The bar's local management who had also filed a request for a name change, said 'Until the issue is resolved, the bar will stay shut'. The AMB's protest against the Buddha Bar is based on the group's dissatisfaction at the bar's use of Buddhism in a way that they perceive to be disrespectful to Buddhism. 'The name 'Buddha', Widodo said, carries sublime meanings that are not appropriate to be paired with words like 'bar' that are associated with venues where alcohol is served and where people get drunk. The bar itself is also filled with Buddhist symbols and artifacts. Its presence is offensive to the Buddhist community in Indonesia,' he said. Buddha Bar Jakarta branch is the George V Hotels and Resorts chain's first restaurant in Asia, following successes in London, New York, Dubai, Sao Paulo, Kiev, Cairo and Beirut.The Jakarta police told a group of protesters on Friday that it would summon the owner of the Buddha Bar for questioning over its alleged blasphemy. If proven guilty, owners of the restaurant could face up to five years imprisonment.

I am happy to say that so far the Buddhists have conducted their protest in a measured and non-hysterical way. As for the bar's name and its use of a Buddha statue are concerned, I am in two minds. Associating the Buddha with alcohol and indulgence is quite inappropriate (See my post of 9, 9, 2008). On the other hand, if they made a few minor adjustments I think the place could become genuinely and authentically Buddhist and then they could rightly use the name. They should do this - (1) make everyone entering the bar shave their head, (2) drop the prices of everything so they were the same as items at McDonalds, (3) have these words be printed in large letters on the bottom of the menu, 'What will the food you are about to eat look like tomorrow morning when you go to the toilet?' (4) require everyone to share part of their meal with someone at another table, (5) have the bar's band play Brahm's Deutsches Requiem all night and (6) when each person leaves, instead of saying 'Have a nice evening' the receptionist should say, 'One day you will die.' I think that would all go over well with Jakarta's in-crowd, high flyers and expat community. Don’t you?
There is no place like 127.0.0.1

 

anything