//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Solidaritas untuk Myanmar!  (Read 12774 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kusalacitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #15 on: 28 September 2007, 08:42:05 AM »
Waduh.. headline JP (Jawa Pos) kok tambah mengerikan. Biara diserbu! Orang2 ditembaki!!  :o  :o
Tambah korban jiwa lagi  :'(

Btw, teman2 yg berada di Jawa timur, surabaya khususnya, minggu kita mau ngadain acara doa bersama di Sanggar Agung, Kenjeran. Acara ini akan dimotori oleh mahasiswa2 dari KMB2  seluruh universitas di Sby.
--> saya ralat, tdk jadi di Kenjeran, masi cari tempat. Mohon maaf :)

Mari kita semua doa untuk perubahan yg positif di Myanmar!!
« Last Edit: 28 September 2007, 12:07:22 PM by kusalacitta »
Orang-orang yang berbahagia tidak memiliki semua hal dalam kehidupan. Namun mereka piawai dalam membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik.

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #16 on: 28 September 2007, 02:22:17 PM »
Berikut ini update berita dari Jawa Pos.

LAPORAN:
Kardono Setyorakhmadi
Dari Bangkok, Thailand

15 Tewas, Termasuk Wartawan Jepang
YANGON - Aksi brutal semakin merajalela di Yangon, Myanmar, kemarin. Tidak menghiraukan kecaman dari seluruh dunia, rezim militer memperketat cengkeraman ke rakyat dengan melakukan segala cara untuk menghentikan aksi yang merongrong kekuasaan mereka.

Memasuki hari kesepuluh aksi yang dimotori para biksu Buddha kemarin, pasukan rezim militer semakin terang-terangan menembaki dengan senjata otomatis rakyatnya yang menolak perintah menghentikan aksi unjuk rasa. Penggeledahan dan penangkapan terjadi di seluruh negeri, termasuk di biara suci dan asrama para biksu, yang sepuluh hari terakhir memimpin perlawanan.

Sampai berita ini diturunkan, korban tewas sudah mencapai 15 orang. Ribuan lain terluka. Rezim militer Myanmar menyebutkan, jumlah korban tewas sembilan orang dan sebelas terluka. "Selain itu, 31 pasukan pemerintah juga terluka dalam upaya mengendalikan situasi," ujar Ye Htut, juru bicara pemerintah, tadi malam.

Kekacauan kemarin juga menewaskan seorang warga Jepang. Korban pertama warga asing itu ditemukan tergeletak di jalan raya Rangon dengan tubuh penuh darah karena luka tembakan. Kematian warga Jepang itu sudah dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Myanmar ke Kedutaan Jepang di Yangon.

Dalam pernyataan resmi Kedubes Jepang tadi malam, disebutkan bahwa warga Jepang yang tewas adalah Kenji Nagai, 50, kamerawan kantor berita Jepang APF News. Dia baru Selasa (25/9) tiba di Yangon. Kepastian identitas Kenji didapat setelah ayahnya dan perwakilan APF membenarkan foto korban tewas adalah anak dan karyawan mereka.

Kematian Kenji langsung mengundang reaksi keras pemerintah Jepang. Menteri Sekretaris Kabinet Nobutaka Machimura mengecam keras junta militer. "Kami menyampaikan protes keras ke pemerintah Myanmar dan menuntut adanya investigasi tuntas serta jaminan perlindungan penuh atas warga Jepang di Myanmar," tegas Machimura seperti dikutip dari Kantor Berita Kyodo tadi malam.

Keamanan warga asing di Myanmar memang terancam. Kedubes Inggris di Yangon menyebutkan, tentara dengan senjata berat berkeliling ke kompleks diplomat untuk mencari kemungkinan aksi penyusupan untuk meminta suaka ke kedutaan asing. Sebuah hotel yang menjadi penginapan wartawan asing di Yangon selalu dikepung aparat. "Beberapa di antara tentara melakukan provokasi dengan menggedor kamar hotel," ujar koresponden BBC.

Kebiadaban pasukan keamanan junta militer Myanmar terjadi saat matahari belum menyingsing pada Kamis (27/9). Seorang biksu mengungkapkan, pasukan menyerbu biara biksu Buddha pada dini hari saat kelompok yang dianggap rakyat Myanmar sebagai orang suci itu sedang beristirahat. "Mereka datang tiba-tiba. Kaca jendela dipecahkan dan seluruh biksu di dalam biara diangkut dengan truk tentara," ungkap saksi tersebut.

Seorang biksu lain di Biara Ngwe Kya Yan menunjukkan bercak-bercak darah di lantai. Dia mengungkapkan bahwa selama penyerbuan, para biksu dipukuli dan sedikitnya 70 di antara 150 penghuni diseret ke mobil-mobil tentara. Selain itu, beberapa kali terdengar suara letusan senjata api. "Saya melihat selongsong-selongsong peluru berceceran dan sandal berlumuran darah di lapangan biara setelah penyerbuan," ungkapnya. Saksi mata tersebut tidak mau namanya diungkapkan karena takut menjadi sasaran pembalasan.

Seorang perempuan biksu (biksuni) juga mengungkapkan adanya penyerbuan dan penangkapan di Biara Moe Gaung yang saat itu sedang dijaga oleh tentara. "Bahkan, seorang biksu yang sedang sakit pun juga dibawa," ujar saksi tersebut.

Juru bicara kelompok perlawanan National Coalition Government (NCG) of the Union of Burma Zin Linn yang ditemui wartawan koran ini di Bangkok kemarin mengungkapkan, penyerangan yang dilakukan tentara pun sangat sistematis. "Di tiap biara ada sekitar 200 tentara yang tiba-tiba datang, kemudian melempar bom gas air mata ke dalam kuil. Di tengah situasi panik, sepasukan tentara masuk, mencari pemimpinnya, dan menyerang yang lain," ujar Zin yang mengaku selalu mendapatkan pasokan informasi perkembangan di Myanmar dari anggota mereka yang bergerak di Yangon.

Aksi brutal tentara di tempat suci tersebut akhirnya memicu bentrok terbuka antara polisi dan tentara junta militer dengan para biksu serta rakyat Myanmar di pihak lain. Di Kuil Ngwe-kya-yan, tentara yang menyerbu dikepung sekitar 2.000 penduduk Yangoon. Para tentara itu berhasil lolos dari kepungan setelah secara brutal menembakkan senjata ke kerumunan warga.

Zin juga mengatakan bahwa untuk mematahkan aksi perlawanan, junta militer memutus hubungan listrik ke sejumlah tempat yang menjadi basis para demonstran. Selain itu, obat-obatan di sejumlah rumah sakit pemerintah ditarik. "Jadi, korban luka-luka yang ada hanya dirawat ala kadarnya di klinik-klinik kecil atau bahkan rumah-rumah penduduk. Saya tak bisa memastikan jumlahnya, namun yang jelas korban luka-luka mencapai ribuan," jelas Zin yang ditemui di markasnya kemarin (27/9) sore.

Selain itu, rezim militer Myanmar telah menyiapkan plot kotor. "Dari sumber-sumber kami di Yangoon, rezim militer menyiapkan sekitar 500 penjahat. Mereka dipakaikan seragam biksu dan diperintahkan untuk menyerang komunitas muslim di sana," ungkapnya. Harapannya, lanjut Zin, tercipta konflik horizontal antara komunitas Buddha dan muslim di Myanmar.

Bukan hanya tempat basis perlawanan biksu yang diberangus pasukan junta militer. Lewat tengah malam kemarin, pasukan keamanan juga menahan Myint Thein, juru bicara Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan tokoh oposisi prodemokrasi, Aung San Suu Kyi. Pimpinan lain NLD, Hla Pe, dan mantan anggota parlemen dari etnis minoritas Chin, Pu Yin Shin, juga ditangkap.

Seperti diberitakan, gejolak di Myanmar dua hari terakhir dipicu keputusan pemerintah menaikkan harga BBM hingga 500 persen. Kebijakan itu memicu kekecewaan rakyat dan menjadi aksi perlawanan setelah para biksu ikut terlibat karena tentara mengasari mereka dalam unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM di Pakokku pada 5 September. Mereka lalu mengultimatum pemerintah untuk minta maaf atas kekasaran itu, namun tidak diacuhkan. Maka, pecahlah aksi yang lebih besar.

Meskipun junta militer Myanmar semakin biadab dengan korban rakyat terus bertambah, belum ada tindakan konkret dari dunia internasional. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) hingga kemarin hanya mampu menyatakan keprihatinan atas tindakan keras pemerintah terhadap para biksu Buddha di Myanmar itu.

Tindakan lebih jauh adalah segera mengirimkan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon, Ibrahim Gambari, ke Myanmar usai pertemuan darurat. Melempemnya DK PBB itu tak lepas dari sikap Tiongkok dan Rusia yang memiliki kedekatan hubungan dengan Myanmar.

Tiongkok dan Rusia menyatakan bahwa situasi di Myanmar adalah urusan dalam negeri, tidak mengancam perdamaian dan keamanan internasional sehingga tidak memerlukan tindakan DK PBB. Negara lain yang memiliki hak istimewa di DK PBB, Prancis, AS, dan Jerman, sejauh ini hanya mengecam. "Kami tidak akan pernah menyetujui pengekangan terhadap oposisi Myanmar," tegas Presiden Prancis Nicolas Sarkozy setelah bertemu dengan kepala pemerintah Myanmar di pengasingan, Sein Win, di Paris, kemarin. Uni Eropa dan AS juga menahan untuk tak terlibat terlalu jauh dan berkali-kali menegaskan hanya melakukan aksi mereka dalam kerangka PBB.

Di lain pihak, sikap badan regional ASEAN tak lebih baik daripada PBB. Para menteri luar negeri (Menlu) ASEAN baru melakukan pertemuan hari ini untuk mendiskusikan kerusuhan berdarah di Myanmar yang merupakan salah satu anggota ASEAN. Seorang pejabat senior ASEAN yang tak mau disebutkan namanya menyebut krisis Myanmar memberi "noda" bagi ASEAN.

Di bagian lain, rakyat dari berbagai negara terus melakukan aksi keprihatinan. Aksi mengutuk tindakan junta militer terjadi di Sri Lanka, Indonesia, Filipina, London, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. Hampir seragam, aksi tersebut dimotori kelompok rohaniwan dan pelajar Buddha. Aksi tersebut ditujukan kepada perwakilan Myanmar di negara-negara itu.

Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok kemarin didemo sekitar 100 orang gabungan dari kelompok prodemokrasi Thailand dan Myanmar. Demonstran itu mendesak pemerintah Myanmar untuk segera mengembalikan hak demokrasi biksu dan rakyat Myanmar.

your life simple or complex is depend on yourself

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #17 on: 28 September 2007, 08:55:20 PM »
Myanmar abbots tread fine line
By Claudia Theophilus, AlJazeera, Sept 28, 2007


Kuala Lumpur, Malaysia -- Buddhist monks have been at the forefront of the recent anti-government protests in Myanmar, leading a groundswell comparable to demonstrations last seen nearly 20 years ago.

But the "saffron brigade" has been made up mostly of novice monks leading to questions over the absence of their seniors, the abbots, from the forefront of the marches.
 
At least one religious leader was reportedly in the midst of the protests on Thursday. The Roman Catholic archbishop of Yangon, Charles Bo, was reportedly tear-gassed near the Sule Pagoda.

But some commentators believe the presence of the abbots, or Sayadaw, on the streets could provide the tipping point for the overthrow of the military government.

 
Goh Seng Chai, Malaysia's representative to the Bangkok-based World Fellowship of Buddhists (WFB), said it was unclear as to why the abbots had not spoken up or led the marches in Myanmar.

"We have been discussing this with monks here [in Malaysia] and we are curious as to why they are not making a statement or taking a stand," he told Al Jazeera.

"Personally I think the abbots may not want to say anything that could hurt anyone's feelings because Buddhism teaches peace and compassion."

In just a few days, as the monks took up the vanguard of protests, their silent marches turned into chanting and eventually to three key political demands: that the government lower commodity prices, free political prisoners and open dialogue with the opposition.

Kirinde Dhammaratana, the Chief Sanghanayaka or high priest of Malaysia, said the senior monks may be staying in their monasteries because of "their bitter experiences" of military repression in the past.

"Maybe they are not in a position to come out and protest, especially when they don't know what the government will do," he told Al Jazeera. "As for the younger monks, they are more daring."

'Suffering'

Zawana, a Myanmar monk who has been in Malaysia for two years, said senior monks cannot join the protests because they are kept under tight surveillance.

"It is impossible for the senior monks to join demonstrations," Zawana said.

"Even the young monks don't want to demonstrate but they are doing this on behalf of the people... they don't want the people to continue suffering under this military government."

The military government meanwhile has been quick to seize on the fact that many of the country's 600,000 monks have not joined in the protests, with state media painting a picture of disunity among the monkhood.

But the abbots appear to be treading a fine line between detachment from temporal affairs and compassion for people - both core tenets of Buddhist teachings.

Khin Ohmar, the co-ordinator of the Asia Pacific People's Partnership on Burma based in Thailand, said it was not part of Buddhist culture for senior monks or abbots to join protest movements because of their standing in the community.

Alms boycott

Nonetheless she said the abbots had shown their firm support of the protests by allowing monks to boycott alms from those connected to the military government and organise peace walks, actions that would not have been possible otherwise.

"The alms boycott and peace marches could not have proceeded without permission from the abbots and senior monks," she told Al Jazeera.

"The perception that they are not united has to do with Buddhist teachings and practices," she said.

"Some monks tell people to be patient all the time to the extent of being passive, but there are those who interpret the teachings to reject all forms of injustices."

The move by the protesting monks to overturn alms bowls – a gesture seen as a symbol of protest – was taken as a last resort and after careful deliberation following an attack on a group of monks in the town of Pakokku earlier this month.

A threat on the monks' lives is one of eight prescribed circumstances in which Buddhism allows an alms boycott, and it must be declared through a formal procedure.

Khin Ohmar said a clear sign of support from the top of the Buddhist order came when less than half of the 47 members in the national Sangha attended a meeting with Myanmar's generals.

The meeting had apparently been called by the military government to persuade senior monks and abbots to issue an order for all monks to stop protesting.

They failed to do so, she said, "because such an order can only be issued if there is a unanimous decision."
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline lim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 113
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #18 on: 28 September 2007, 09:29:49 PM »
junta militer koq tega amat sih   :'( :'( :'(
saya berharap ada tindakan nyata dari dunia untuk menghentikan kekerasan tsbt.  ^:)^

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #19 on: 28 September 2007, 10:31:36 PM »
Junta militer mungkin sudah ketakutan..jadi nekat..

PBB kok gk bertindak yak?

trus...

Amerika kok tumben diem...seharusne membantu..

dari dulu gw pro Amerika..karena dalam situasi2 seperti ini..we need them...

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #20 on: 29 September 2007, 02:29:53 AM »
The Death of Kenji Nagai, Myanmar, September 27th, 2007





tambahan :






*taken from Kaskus*

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #21 on: 29 September 2007, 10:34:47 AM »
Junta militer mungkin sudah ketakutan..jadi nekat..

PBB kok gk bertindak yak?

trus...

Amerika kok tumben diem...seharusne membantu..

dari dulu gw pro Amerika..karena dalam situasi2 seperti ini..we need them...

UN tidak bisa langsung menjatuhkan sanksi karena Rusia dan China tidak menyetujuinya dan beranggapan kejadian di Burma tidak membahayakan kawasan, plus kedua negara ini punya hubungan baik dengan Junta Militer. Tapi UN sudah mengirim utusan khusus ke Burma. Dan sekarang dunia sedang melihat reaksi dari ASEAN yang seharusnya bisa berperan penting.

Masalah AS, mungkin belum melihat apa untungnya bantuin Burma  ^-^ beda sekali dengan masalah Irak ^-^ , Tapi isunya sih AS ada di balik pergerakan ini :whistle:
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #22 on: 29 September 2007, 10:37:00 AM »
Photo:
Wah itu wartawan Jepang yang tewas ya :(
Itu Militer ngak elit banget pakai sendal jepit  ^-^
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #23 on: 29 September 2007, 10:44:51 AM »
amerika udah sibuk ama masalah irak, iran dsbnya.
ga bisa bergantung ama negara lain. dr dlm negara sendiri, lbh baik.
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #24 on: 01 October 2007, 04:12:53 PM »
amerika udah sibuk ama masalah irak, iran dsbnya.

Setau saya, Amerika justru yang memberikan respon paling cepat dan paling keras dibanding negara lain. Bukankah mereka telah memberikan sanksi kepada pemimpin2 junta militer dengan membekukan kekayaan mereka di Amerika? Amerika juga telah menyiapkan sanksi2 lain.

Dibandingkan negara2 lain yang hanya masih berupa simpati atau keprihatinan, rasanya sikap Amerika jauh lebih bagus, tindakan nyata untuk menghukum Junta Militer.

Offline mxi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 1
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #25 on: 01 October 2007, 04:15:32 PM »
saya dan nina lagi usahain ajak teman2 di surabaya ko. apa ko sumedho ada tau alamat atau telephone nya hikmabudhi yg di surabaya? atau organisasi lain yang mungkin mau bergabung? saya cuma tau yang di KMB2 ko.

mohon bantuannya.

wah tidak punya tuh, coba ada kontek Pengurus_HB [at] yahoogroups.com

ada websitenya juga http://www.hikmahbudhi.org/

Sudah sempat ketemu ama salah satu pengurus HB. Terima kasih bantuannya.

Rencana Rabu ini ada doa bersama lintas agama di Surabaya.

Sebelumnya mau demo, tapi bingung mau demo dimana, belum pernah demo juga anak2 KMB disini, akhirnya minggu lalu doa bersama di vihara untuk korban2.

Offline kusalacitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #26 on: 02 October 2007, 08:29:21 AM »
Ternyata situs http://www.chanmyay.org/ ini tidak bisa diakses sekarang  :'( Ini salah satu situs buddhis bagus, tentang Chanmyay Yeikhta Meditation Center di Yangoon, Myanmar.

Check out this:
http://www.buddhistchannel.tv/
http://www.ko-htike.blogspot.com/
http://www.givetoburma.org/
http://www.irrawaddy.org/
http://www.petitiononline.com/BUR_2007/petition.html --> petisi ajaib
http://petitions.pm.gov.uk/Boycott-Olympics/ --> utk menekan pemerintah China yg tidak mau membantu menghentikan junta militer Myanmar
http://www.avaaz.org/en/index.php --> petisi utk mendukung perjuangan pembebasan BURMA
« Last Edit: 02 October 2007, 01:37:51 PM by kusalacitta »
Orang-orang yang berbahagia tidak memiliki semua hal dalam kehidupan. Namun mereka piawai dalam membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik.

Offline kusalacitta

  • Teman
  • **
  • Posts: 73
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #27 on: 02 October 2007, 08:32:26 AM »
Indonesian Alliance for Freedom in Burma: Statement of support from the Union of Indonesian Buddhist Students (HIKMAHBUDHI)

The Buddhist Channel, Oct 1, 2007

In the past few weeks, Burma has experienced a series of demonstrations by hundreds of thousands of Burmese people led by monks and nuns due to the rise of gas prices - a policy which has created greater burdens for the Burmese people.

For almost 20 years, Burma has been living in political and social repression under a military junta. In 1988, the people's aspiration for freedom and democracy was met with the killing of thousand of demonstrators and the detention of activists by the military junta which has as well arrogantly deprived the election result won by National League for Democracy (NLD), the party led by Aung San Suu Kyi. Furthermore, Aung San Suu Kyi and other democracy movement leaders have been detained and have yet to be released. The military junta is the most responsible party for what has happened in Burma today: ethnic cleansing, corruption, terrors, instability, and poverty.

The increasing number of protests by the Burmese people is an apparent and strong aspiration for a change. For the last two decades, the Burmese people have experienced continuous repression. Now, they have voiced their demand louder; their demand for freedom and democracy, led by Sangha members. The military junta has several times injured its commitment to represent democracy in Burma, and they continue to repress their people.

Responding to the crisis in Burma today, we, the Buddhist organizations united in The Indonesian Alliance for Freedom in Burma makes the following appeal:

   1. To give full support and solidarity to the movement of Sangha members and Burmese people in their efforts to pursue freedom and democracy in Burma.
   2. To remind the military junta not to use violence in facing all the peaceful protests. We sincerely hope that the junta would open their eyes, ears, and hearts to listen to the aspiration of the Burmese people.
   3. To urge the government of the Republic of Indonesia to take initiatives through ASEAN to push the military junta back to the road of democracy and immediately release Aung San Suu Kyi and other political prisoners.
   4. To urge the international Buddhist community to give their full support for the fight of Burmese people for the sake of democracy and the liberty of Burmese people from further repression.

Jakarta, 26th September 2007
The Indonesian Alliance for Freedom in Burma
The Union of Indonesian Buddhist Students (HIKMAHBUDHI)

Orang-orang yang berbahagia tidak memiliki semua hal dalam kehidupan. Namun mereka piawai dalam membuat segala sesuatu menjadi yang terbaik.

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #28 on: 02 October 2007, 12:05:20 PM »
mxi : rupanya amerika sdh melakukan embargo ya.. good
skrg tinggal tunggu UN mo melakukan apa.
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Solidaritas untuk Myanmar!
« Reply #29 on: 03 October 2007, 11:14:56 AM »
embargo apaan yak ?

 

anything