//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - pannadevi

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 132
31
bro Wang, bro Adi dan bro Andry, khan saya katakan bahwa saya jadi keinget ttg HU, kalo masalah ini kita kaitkan ajaran yang BENAR memang merupakan pandangan yg SALAH karena mandala ini TIDAK BISA membebaskan kita.

pls deh, tolong jangan kalian itu langsung main menjatuhkan vonis dulu.

32
Tolong ! / Re: TANYA MANGGALA SUTTA
« on: 20 June 2011, 10:26:43 PM »
saya coba bantu ya bro, wlu sy bukan ahli, dan member sini ada yg udah ahli, sy amat jauhhh sekali dibawah beliau. tp tadi wkt sy baca thread ini jadi pengin membantu, smg bermanfaat.

"phuṭṭhassa lokadhammehi cittaṃ yasa na kampati"

artinya :
the glory mind do not tremble for touch on the nature of world
(Pikiran yang Mulia tidak goyah untuk menyentuh keduniawian)

kalo ingin mengecek arti kata demi kata :



KOREKSI.....ini ada jawaban yang paling tepat :

Quote
Santacitto Novice
Ada satu hal yang perlu dikoreksi dalam buku Paritta terutama satu kalimat di dalam Mangala Sutta. Di Indonesia, umumnya, kalimat: "Phuṭṭhassa lokadhammehi cittaṃ yassa na kampati " telah diterjemahkan "Meskipun tergoda oleh hal-hal yang bersifat duniawi, batin tidak tergoyahkan". Kalimat ini sebenarnya mengacu kepada seorang arahat yang mana batinnya sudah tidak mungkin lagi TERGODA oleh hal-hal yang bersifat duniawi. Namun dalam terjemahan di atas, dikatakan "meskipun tergoda". Kalimat ini menjadi tidak tepat karena mengartikan bahwa seorang arahat masih tergoda oleh hall-hal yang bersifat duniawi. Dan menjadi tidak relevan lagi adalah bahwa 'setelah masih tergoda' batin tidak tergoyahkan. Bagaimana mungkin, jika sudah tergoda, batin tidak tergoyahkan? Nggak logis kan. Dalam kalimat Palinya, kata yang diterjemahkan sebagai 'meskipun tergoda' adalah kata 'phuṭṭhassa'. Kata phuṭṭhassa merupakan gabungan dari kata phuṭṭha dan akhiran assa. Kata phuṭṭha sendiri merupakan kata kerja pasif dari kata kerja phusati. Phusati artinya 'menyentuh (atau tepatnya 'ia menyentuh'), sedangkan kata phuṭṭha berarti 'tersentuh atau disentuh'. Arti kalimat yang tepat untuk 'Phuṭṭhassa lokadhammehi cittaṃ yassa na kampati' adalah 'Meskipun disentuh oleh hal-hal yang bersifat duniawi, batin tidak tergoyahkan'. Arti kalimat ini tepat. Seorang arahat masih hidup di dunia dan berasosiasi dengan materi dunia, tetapi meski demikian batinnya tidak tergoyahkan, batinnya tidak tergoda lagi. Ia bagaikan air yang berada di atas daun teratai. Ia hidup di dunia yang penuh dengan materi dunia, namun batin tetap bersih dan tidak melekat. Mettacittena,
seingat saya hal ini pernah di tanyakan oleh member di sini dan saya share di sini atas seijin dari samanera Santacitto Novice . mohon pencerahannya  _/\_

 [at] 2Glomods mohon di pindahkan jika ternyata salah tempat posting , terima kasih

33
Tolong ! / Re: koreksi kalimat di dalam Mangala Sutta.
« on: 20 June 2011, 10:23:03 PM »
wahhh....ini memang jawaban yg paling tepat, mustinya bro posting di thread sini aja :

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=13788.0

jadinya sangat membantu sekali utk mereka mencari arti yg bener2 yang BENAR. coba deh minta glomodnya utk dijadikan satu ke thread itu. karena sayapun ragu utk terjemahan saya dan udah sy katakan bhw member sini ada yg jauh diatas sy kemampuannya, malahan dia aja jadi dosen sy di kampus.

34
jadi keinget sesuatu berkaitan dg thread ini. mungkin yg dimaksud TS adalah untuk dijadikan "hu" yang mana udah lazim dipakai toko2 ditempelkan di dindingnya atau dipintu masuk tokonya.

jika memang benar demikian, mungkin si TS ini orang tuanya memiliki toko dan sering melihat memasang "hu" sehingga dlm benak beliau ini merupakan hal yg bermanfaat bagi dirinya.

saya tidak mau memihak siapapun, bagi saya silahkan saja, apa yg bermanfaat menurut pribadi masing2.  toh ini semua free, masih mendingan drpd yg musti bayaran jutaan/milyaran demi sebuah rituil.

35
Jurnal Pribadi / Re: me my mine
« on: 19 June 2011, 11:04:11 PM »
lohh.. kok saya cici  ???
saya kan g pernah janji mau kasi picnya..  ;D

iya sih...tapi yg mau kasih pasti takut ama sis....

[spoiler]
takut ama hammernya yg menyeramkannnn..... :P

36
Jurnal Pribadi / Re: me my mine
« on: 19 June 2011, 11:01:25 PM »
jadi ikutan ngerasa sendiri.....kok sama ya?

(**** jangan2 klonengan saya sendiri....kok setiap posting cerita mirip banget ama pengalaman sy.... ^-^)

37
Tentu pada tau dong istilah "double agent"? ^-^

maksudnya CIA merangkap KGB ?

38
Seremonial / Re: Good bye Sisters & Brothers
« on: 19 June 2011, 10:50:40 PM »
Selamat malam Sisters & Brothers  :)
Malam ini sy ingin pamit pd semuannya  :)
Terima kasih atas segala bimbingan Sis & Bro selama ini  :)
sy minta  ~o)  teh terakhir DC ya  :)
 [at]  Ce Miaka: Perjumpaan Kita di DC saat ini terjadi krn adannya ikatan di kehidupan yg lampau, semoga suatu saat nanti kita dpt berjumpa lg di kehidupan yg akan datang  :)
Ttp semangat utk belajar Buddha Dhamma Sangha ya Ce Miaka  :)
Sayonara Sis & Bro  :) :rose:

 _/\_ Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.


hahh...?? pamit lagiiii....??

perasaan barusan join lagi kok udah pamit lagi ?

ya ampunnn bro....anda khan pria .... masak cepat banget ngambek.... (***saya berani katakan ngambek setelah lihat GRP-1).

janganlah tergesa2 mengambil kesimpulan hanya dg sesaat. tahu ga bro ? saya join awal dulu kena damprat juga, tapi saya tetap join sampai sekarang. dan setiap saya ada perselisihan setelah sy PM maka dia cerita yg sebenarnya maksud dia, dan akhirnya clear kita malah bersahabat. jadi udah wajarlah dalam berkomunikasi, dalam bersosialisasi, dalam bermasyarakat, kadang ada salah paham, kadang ada keakraban, dan tidak selalu semua orang pasti cinta atau sayang dg kita.

marilah kita bersaudara dalam dhamma dg penuh metta. udahh...ga usah pake ngambek segala, itu contohnya bro Kakao, nyata nya tetap enjoy walau kemarin ada salah paham, toh nyatanya baik2 aja sampai sekarang.

di dunia maya spt ini, orang bisa kelihatan "sangar" padahal dia ketik tanggapan dg senyum2...

semoga anda dapat memahami pesan saya ini.

mettacittena,

39
wah om kutho jadi modetator yah? ;D.

selamat yah ;D, selamat menjalankan tugas ;D.

Congratz ya bro Kainyn....selamat menjalankan tugas sbg Glomod.... :jempol:

40
;D ;D

menurut orang Vegie itu jamur beracun bro.... ^-^

bagaimana dengan teks pali? apakah Pali mengatakan daging babi atau jamur beracun?


teks Pali ya? iya sih menurut teks Pali dikatakan "sūkaramaddava"

Spoiler: ShowHide

arti menurut kamus :
[spoiler]
http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/contextualize.pl?p.4.pali.209470

Sūkara
Sūkara [Sk. sūkara, perhaps as sū+kara; cp. Av. hū pig, Gr. u(_s; Lat. sūs; Ags. sū=E. sow] a hog, pig Vin i.200; D i.5; A ii.42 (kukkuṭa+), 209; It 36; J i.197 (Muṇika); ii.419 (Sālūka); iii.287 (Cullatuṇḍila & Mahā -- tuṇḍila); Miln 118, 267; VbhA 11 (vara -- sayane sayāpita). -- f. sūkarī J ii.406 (read vañjha˚).
   -- antaka a kind of girdle Vin ii.136. -- maŋsa pork A iii.49 (sampanna -- kolaka). -- maddava is with Franke (Dīgha trsln 222 sq.) to be interpreted as "soft (tender) boar's flesh." So also Oldenberg (Reden des B. 1922, 100) & Fleet (J.R.A.S. 1906, 656 & 881). Scarcely with Rh. D. (Dial. ii.137, with note) as "quantity of truffles" D ii.127; Ud 81 sq.; Miln 175. -- potaka the young of a pig J v.19. -- sāli a kind of wild rice J vi.531 (v. l. sukasāli).

tapi ada versi lain :
[spoiler]
http://www.budsas.org/ebud/ebsut006.htm

In the translation from the Pali script, "SUKARA-MADDAVA" was not translated in the English version [1; 2; 3], although Walshe translated it as "pig's delight" [2]. However, the Vietnamese versions contain the words "na^'m" (mushroom) and "mo^.c nhi~" (edible black fungus) [4; 5; 6]. In some other books, which I forgot the exact titles, the terms "pork meat, boar meat" were used. According to many Pali scholars [1; 2]:
sukara: pig, boar
maddava: delicate, well-liked, soft, tender
So, sukara-maddava may mean:
(1) the tender parts of a pig or boar
(2) what is enjoyed by pigs or boars, which may be referred to a mushroom or truffle, or a yam or tuber.
In some other commentaries, sukara-maddava was also mentioned as a "medicinal plant" in classic Indian medicine, or as "young bamboo shoots trampled by pigs".
All the current scholar monks agree with the meaning of "mushroom or truffle", and I concur with them. According to the monastic rules, the monks are not allowed to eat meat from animals specifically killed to make food for them.
The meaning of sukara-maddava as "pork/boar meat" is thus not appropriate here.



41
maafkan kesalahan saya cc  ;D

lha napa lagi minta maaf? kagak ada yg salah kok....

42
apakah Srilanka tidak mengakui persembahan daging babi sebagai makanan terakhir kepada Sang Buddha oleh Cunda?

 ;D ;D

menurut orang Vegie itu jamur beracun bro.... ^-^

boleh saya tambahkan bro, seingat saya sang buddha pun tidak melarang para bhikku memakan daging , selama daging itu tidak dengan sengaja di bunuh untuk di berikan ( bangkai) . untuk sumber yang ini saya belum temukan ;D

sumber:


kalo ini mah semua orang Theravada juga udah tahu bro....yg kita bahas ini ttg orang2 Vegie yg memakai paritta tsb sbg senjata mematahkan orang2 non-Vegie..... ;D

[kaum vegie] cukup 2 cerita Jataka, yang lain tidak benar
[Hudoyo H. ] cukup 2 sutta, sutta lainnya tidak benar 
=))

saya ga ikut2an mengatakan 2 sutta aja atau 2 jataka aja lho..... ;D

[spoiler]
[master mode on] khan Tipitaka Kitab palsu, yang nulis juga bukan Sang Buddha, jadi semua Sutta adalah palsu [master mode off]

43
Mahayana / Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« on: 19 June 2011, 11:46:47 AM »
untuk bro Mahadeva dan bro GandalfTheElder yg telah amat membantu saya, thanks banget ya atas segala perhatian dan bantuan yg telah diberikan, sungguh amat membantu saya. sekarang saya udah nyari2 referensinya utk Tiantai dan Nichiren, dan udah dapat beberapa. termasuk point2 penting Saddharmapundarika. sekali lagi thanks banget atas referensinya saddharmapundarika yg amat membantu sekali. kalian berdua saling melengkapi satu sama lain. dan saya tidak rancu lagi mau memakai yg mana dg penjelasan dari kalian ini jadi ngerti.

semoga segala kebajikan kalian berdua membuahkan kebahagiaan di kehidupan sekarang dan mendatang. akhir mencapai nibbana.sadhu.  :lotus:

(***mulai lagi berkutat mengerjakan tugas... :( )

44
Kisah Sacca Kiriya Gatha itu tidak serta merta hanya karena sang burung puyuh itu tidak makan cacing, tetapi kualitas parami burung puyuh sendiri sebagai tumimbal lahir-nya seorang bodhisatta.

Jadi masalah tidak makan cacing dari seekor burung puyuh menurut saya masih terlalu prematur untuk disimpulkan bahwa tidak makan makhluk hidup adalah sangat superior.

bro, dengan senjata paritta ini kaum Vegie di Sri Lanka memiliki BUKTI yg kuat bahwa Sang Buddha adalah penganut Vegie. (sory kalo bro tidak sepaham, ini hanya sharing info).

45
Pertanyaannya: "Bagaimana bisa seekor burung puyuh berbicara dan punya pemikiran secerdas manusia ber-IQ lebih dari 135 itu?" ;D

hal ini kita bisa pertanyakan karena sekarang kita paham dan mampu berpikir dg benar. tetapi konteks pembicaraan awal adalah ttg tekad tidak makan makanan bernyawa itu telah ada di paritta ini yg akhirnya dijadikan senjata oleh kaum Vegie bahwa bahkan ketika sang Buddha sewaktu masih menjadi Bodhisattvapun SUDAH ber-vegie. ini pula yg dijadikan senjata oleh kaum Vegie di Sri Lanka.

mettacittena,

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 132
anything