Saya lihat kita tidak nyambung. Sejak kapan saya katakan memahami fenomena harus dalam jhana?
Sejak anda menulis pernyataan seperti yg dibold biru di bawah ini saat sedang membahas jhana:
Seperti saya bilang, walaupun pintu tidak tertutup, pencuri tidak bisa masuk selama ada penjaga yang kuat. Penjaga itu adalah konsentrasi.
Sekali lagi, selama orang memiliki kelima faktor jhana, walaupun tidak berdiam dalam jhana, maka nafsu indera tidak dapat menguasainya.
Sudah saya bahas sebelumnya bahwa menurut saya kalau dalam konteks 'hilangnya aku', tidak ada tombol 'on-off'. Dalam bathin para ariya, tidak ada 'aku' di sana walaupun pikirannya bergerak.
Dalam konteks puthujjana, ketika pikiran 'ditenangkan', tidak dibiarkan berdiam melekat pada satu ide, menolak satu ide, atau mengembangkan satu ide, maka itu adalah bagian dari latihan untuk memahami fenomena. Terserah apakah MMD sama, mirip, atau lain sama sekali, saya tidak peduli. Apakah bertentangan dengan bhikkhu tenar ini atau bhikkhuni tenar itu, guru meditasi ini, praktisi meditasi itu, saya juga tidak peduli. Itu hanyalah pendapat saya pribadi.
Tentu saja perbedaan pendapat adalah hal wajar. Saya hanya menjawab dari sudut pandang saya saja.
Atau jangan-jangan keliru tentang istilah 'pikiran' seperti di masa lalu? Kalau untuk itu, saya minta maaf karena 'urat' saya tidak sekuat Pak Hudoyo.
Yang saya katakan, sebuah noda pikiran, sesuai kamma, bisa timbul bahkan ketika orang berada dalam jhana, sehingga konsentrasinya melemah, dan otomatis jhananya 'luntur'.
Ini saya tuliskan untuk merespon spekulasi bahwa kalau dalam jhana, semua aman.
Untuk berikutnya, saya juga tidak akan menanggapi spekulasi jhana dari bro hendrako. Silahkan saja menganut paham jhana seperti orang pingsan/koma. Nanti kalau bro hendrako sudah mendekati/mencapai jhana, saya tunggu bro hendrako kembali ke sini dan meluruskan pandangan salah saya. Sementara itu, baiklah kita bicarakan yang nyata saja.
Ane gak mudeng soal istilah 'pikiran seperti di masa lalu ? Maksudnya apa nih? tapi no problem ah.
Jhana emang aman,
bukan karena seperti orang pingsan,
tetapi karena keterpusatan.
Andaikata ane udah mencapai Jhana, keknya tidak perlu dan tetap percuma dikatakan kepada anda,
yang jelas karena tetap saja itu hanyalah kata2,
pengertian sesungguhnya hanya datang dari pengalaman langsung.
Ibarat anda belum pernah mencium bau mawar, dan ada seseorang menjelaskan tentang wangi bunga mawar dengan sedetail-detailnya kepada anda , dipercaya atau tidak, tetap saja anda tidak mengetahui wangi bunga mawar yang sesungguhnya. Baru setelah anda mencium bunga mawar itu sendiri maka anda benar2 tahu wangi bunga mawar, dan tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi.
Jadi tidak perlu menunggu ane deh kesana, sebaiknya anda terjun langsung. Lagian banyak tuh master2 yang bisa diminta penjelasan dan instruksinya, anda telah cukup mempunyai vipaka baik dengan tinggal di lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat pelatihan disana, tinggal niat saja.
Sementara itu, baiklah kita bicarakan yang nyata saja.
Keknya kalimat di atas adalah komando untuk mengakhiri diskusi, no problem, terserah anda saja.