secara ultimitnya demikian sih pak hud, tapi secara relatifnya itu semua ada.
jadi kalau menjalankan jalan mulia berunsur 8, apakah bisa pak?
Apa yang dimaksud dengan 'ultimate' dan 'relatif'?
Menurut hemat saya, pembebasan itu seperti proses digital, 'ya' atau 'tidak', 'bangun' atau 'bermimpi'; tidak ada pembebasan 'bertahap', sekalipun durasi pembebasan itu bisa 'sementara' bisa pula 'permanen'.
Pembebasan terjadi dalam sadar/vipassana; dalam vipassana tidak ada konsep: tidak ada 4 Kebenaran Mulia, tidak ada Jalan Mulia berunsur 8. 4KM dan JM8 itu dimaksudkan bagi mereka yang masih 'bermimpi', maksudnya masih berada dalam alam pikiran. Bila orang 'bangun', semua 'mimpi' itu lenyap.
Jadi sehubungan dengan pertanyaan Anda, kalau yang dimaksud dengan "menjalankan jalan mulia berunsur 8' itu adalah mengingat-ingat terus JMB-8 itu di dalam "latihan", jelas tidak bisa, itu bukan vipassana namanya.
Mungkin perlu direnungkan:
Dengan tidak memenuhi salah satu unsur JMB-8, akankah bisa dicapai pencerahan?
::
Pertanyaan ini pertanyaan teoretis.
Dalam vipassana tidak ada lagi JMB-8, tidak ada pemilahan menjadi 4, 8 dsb, semua itu kerja pikiran. Yang ada hanyalah sadar atau tidak sadar; tidak ada lagi teori-teori.
IMO
jalan mulia berunsur delapan itu adalah bagian jalan menuju pemadaman itu sendiri, seperti monitor ama kibot masak mao pisah2
Umat Buddha yang pada saat menjalankan vipassana HARUS MELEPASKAN konsep 4KM, JMB8 dsb dsb.
Umat non-Buddhis yang mau menjalankan vipassana TIDAK PERLU BELAJAR konsep 4 KM, JMB8 dsb dsb.
kenapa harus rumusnya jalan mulia berunsur 8, bukan 7 atau 9 ?
Itulah, ini pertanyaan yang polos ... bisa saja di zaman ini muncul orang tercerahkan dengan konsep pembebasan yang berbeda dengan yang terdapat dalam buddha-dhamma.
Sang Buddha sendiri sering kali meringkaskan ajarannya bukan dalam 4 kebenaran, melainkan cuma dua saja: "Para bhikkhu, saya mengajarkan dunia dan lenyapnya dunia", atau "Para bhikkhu, saya mengajarkan dukkha dan lenyapnya dukkha."
Atau bahkan dalam satu rumusan pendek saja: "Para bhikkhu, seperti samudra mempunyai satu rasa yaitu rasa asin, begitu pula ajaranku mempunyai satu rasa (esensi) yaitu rasa pembebasan."
Salam,
hudoyo