Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: hudoyo on 22 July 2008, 08:27:07 AM

Title: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 22 July 2008, 08:27:07 AM
Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak? (cuma nanya, jadi mau tahu gimana pandangan Pak Hud mengenai jalan beruas 8 ) :))

Menurut hemat saya, kalau orang melekat pada Jalan Mulia Berunsur Delapan ia akan tetap terbelenggu.
Karena sesungguhnya tidak ada jalan ... tidak ada tujuan ... tidak ada pantai seberang.
Nibbana itu sendiri berarti padam.

Salam,
Hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 22 July 2008, 11:03:07 AM
secara ultimitnya demikian sih pak hud, tapi secara relatifnya itu semua ada.

jadi kalau menjalankan jalan mulia berunsur 8, apakah bisa pak?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 22 July 2008, 11:50:11 AM
Mungkin perlu direnungkan:

Dengan tidak memenuhi salah satu unsur JMB-8, akankah bisa dicapai pencerahan?

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Mr. Wei on 22 July 2008, 04:14:33 PM
Wah, pertanyaan saya dijadiin thread baru, jadi malu ;D

secara ultimitnya demikian sih pak hud, tapi secara relatifnya itu semua ada.

jadi kalau menjalankan jalan mulia berunsur 8, apakah bisa pak?

Bahasa Suhu ketinggian, aye gak bisa nangkep maksudnya...
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Hendra Susanto on 22 July 2008, 06:40:14 PM
IMO

jalan mulia berunsur delapan itu adalah bagian jalan menuju pemadaman itu sendiri, seperti monitor ama kibot masak mao pisah2
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 22 July 2008, 09:33:59 PM
kenapa harus rumusnya jalan mulia berunsur 8, bukan 7 atau 9 ?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 22 July 2008, 10:34:29 PM
secara ultimitnya demikian sih pak hud, tapi secara relatifnya itu semua ada.
jadi kalau menjalankan jalan mulia berunsur 8, apakah bisa pak?

Apa yang dimaksud dengan 'ultimate' dan 'relatif'?
Menurut hemat saya, pembebasan itu seperti proses digital, 'ya' atau 'tidak', 'bangun' atau 'bermimpi'; tidak ada pembebasan 'bertahap', sekalipun durasi pembebasan itu bisa 'sementara' bisa pula 'permanen'.
Pembebasan terjadi dalam sadar/vipassana; dalam vipassana tidak ada konsep: tidak ada 4 Kebenaran Mulia, tidak ada Jalan Mulia berunsur 8. 4KM dan JM8 itu dimaksudkan bagi mereka yang masih 'bermimpi', maksudnya masih berada dalam alam pikiran. Bila orang 'bangun', semua 'mimpi' itu lenyap.
Jadi sehubungan dengan pertanyaan Anda, kalau yang dimaksud dengan "menjalankan jalan mulia berunsur 8' itu adalah mengingat-ingat terus JMB-8 itu di dalam "latihan", jelas tidak bisa, itu bukan vipassana namanya.

Mungkin perlu direnungkan:
Dengan tidak memenuhi salah satu unsur JMB-8, akankah bisa dicapai pencerahan?
::

Pertanyaan ini pertanyaan teoretis.
Dalam vipassana tidak ada lagi JMB-8, tidak ada pemilahan menjadi 4, 8 dsb, semua itu kerja pikiran. Yang ada hanyalah sadar atau tidak sadar; tidak ada lagi teori-teori.

IMO
jalan mulia berunsur delapan itu adalah bagian jalan menuju pemadaman itu sendiri, seperti monitor ama kibot masak mao pisah2

Umat Buddha yang pada saat menjalankan vipassana HARUS MELEPASKAN konsep 4KM, JMB8 dsb dsb.
Umat non-Buddhis yang mau menjalankan vipassana TIDAK PERLU BELAJAR konsep 4 KM, JMB8 dsb dsb.

kenapa harus rumusnya jalan mulia berunsur 8, bukan 7 atau 9 ?

Itulah, ini pertanyaan yang polos ... bisa saja di zaman ini muncul orang tercerahkan dengan konsep pembebasan yang berbeda dengan yang terdapat dalam buddha-dhamma.

Sang Buddha sendiri sering kali meringkaskan ajarannya bukan dalam 4 kebenaran, melainkan cuma dua saja: "Para bhikkhu, saya mengajarkan dunia dan lenyapnya dunia", atau "Para bhikkhu, saya mengajarkan dukkha dan lenyapnya dukkha."

Atau bahkan dalam satu rumusan pendek saja: "Para bhikkhu, seperti samudra mempunyai satu rasa yaitu rasa asin, begitu pula ajaranku mempunyai satu rasa (esensi) yaitu rasa pembebasan."

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 22 July 2008, 11:04:23 PM
Jika pertanyaannya apakah jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan atau tidak, maka jawabannya jelas YA.  Disebut magga (jalan) karena itu adalah hal yang harus dilalui dalam menempuh suatu tujuan. Ketika kita mencapai di tujuan maka semuanya akan ditinggalkan termasuk jalan itu sendiri. Nah pada saat itulah bagi mereka yang telah mencapai tujuan muncul pernyataan "tidak ada jalan" karena mereka sudah tidak berjalan dan tidak berada di jalan lagi. Dan juga "tidak ada tujuan" karena tujuan yang ingin ia tuju sebelumnya sudah tercapai, dan  niat untuk menuju tujuan itu sudah tidak ada dengan sendirinya. Masalahnya banyak di antara kita  belum mau melangkah di jalan, jika pun sudah malah asik sendiri bermain dijalanan ataupun berhayal sudah sampai ditujuan atau juga malah keluar dari jalan atau juga berusaha terbang agar tidak menginjak jalan. :)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 22 July 2008, 11:06:04 PM
kenapa harus rumusnya jalan mulia berunsur 8, bukan 7 atau 9 ?

Biar pas bisa dibagi 2  :)) :hammer:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 22 July 2008, 11:49:11 PM
Jika pertanyaannya apakah jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan atau tidak, maka jawabannya jelas YA.  Disebut magga (jalan) karena itu adalah hal yang harus dilalui dalam menempuh suatu tujuan. Ketika kita mencapai di tujuan maka semuanya akan ditinggalkan termasuk jalan itu sendiri. Nah pada saat itulah bagi mereka yang telah mencapai tujuan muncul pernyataan "tidak ada jalan" karena mereka sudah tidak berjalan dan tidak berada di jalan lagi. Dan juga "tidak ada tujuan" karena tujuan yang ingin ia tuju sebelumnya sudah tercapai, dan  niat untuk menuju tujuan itu sudah tidak ada dengan sendirinya. Masalahnya banyak di antara kita  belum mau melangkah di jalan, jika pun sudah malah asik sendiri bermain dijalanan ataupun berhayal sudah sampai ditujuan atau juga malah keluar dari jalan atau juga berusaha terbang agar tidak menginjak jalan. :)

Saya punya pendapat yang berbeda dengan Anda. Sejak awal tidak ada tujuan apa pun, oleh karena itu tidak ada jalan. Yang ada hanyalah sadar akan saat sekarang, sadar akan corak kehidupan yang tidak pernah memuaskan (dukkha), tanpa mengharapkan apa pun, oleh karena si aku tidak mungkin melenyapkan dukkha, yang adalah dirinya sendiri. Sadar itu sendiri membawa perubahan radikal; tidak perlu menempuh jalan apa pun, yang hanya merupakan impian si aku. Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mau sadar, karena asyik melekat pada si aku dan milikku dan agamaku, yang dianggapnya membahagiakan dan kekal. Di samping itu, ada pula orang yang sudah mulai sadar akan dukkha karena dia belajar agama Buddha sedikit, tapi tidak sadar bahwa dukkha bersumber pada si aku, sehingga si aku mencari jalan untuk keluar dari dukkha, si aku ingin mencapai kebahagiaan abadi, mencapai nibbana, yang adalah mustahil, karena pada dasarnya si aku itu sendiri adalah dukkha. Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba yang membuat umat Buddha puas diri, dan tidak benar-benar sadar. Itu bukan ajaran Sang Buddha.
 
Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 23 July 2008, 08:33:50 AM
Jika pertanyaannya apakah jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan atau tidak, maka jawabannya jelas YA.  Disebut magga (jalan) karena itu adalah hal yang harus dilalui dalam menempuh suatu tujuan. Ketika kita mencapai di tujuan maka semuanya akan ditinggalkan termasuk jalan itu sendiri. Nah pada saat itulah bagi mereka yang telah mencapai tujuan muncul pernyataan "tidak ada jalan" karena mereka sudah tidak berjalan dan tidak berada di jalan lagi. Dan juga "tidak ada tujuan" karena tujuan yang ingin ia tuju sebelumnya sudah tercapai, dan  niat untuk menuju tujuan itu sudah tidak ada dengan sendirinya. Masalahnya banyak di antara kita  belum mau melangkah di jalan, jika pun sudah malah asik sendiri bermain dijalanan ataupun berhayal sudah sampai ditujuan atau juga malah keluar dari jalan atau juga berusaha terbang agar tidak menginjak jalan. :)

Saya punya pendapat yang berbeda dengan Anda. Sejak awal tidak ada tujuan apa pun, oleh karena itu tidak ada jalan. Yang ada hanyalah sadar akan saat sekarang, sadar akan corak kehidupan yang tidak pernah memuaskan (dukkha), tanpa mengharapkan apa pun, oleh karena si aku tidak mungkin melenyapkan dukkha, yang adalah dirinya sendiri. Sadar itu sendiri membawa perubahan radikal; tidak perlu menempuh jalan apa pun, yang hanya merupakan impian si aku. Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mau sadar, karena asyik melekat pada si aku dan milikku dan agamaku, yang dianggapnya membahagiakan dan kekal. Di samping itu, ada pula orang yang sudah mulai sadar akan dukkha karena dia belajar agama Buddha sedikit, tapi tidak sadar bahwa dukkha bersumber pada si aku, sehingga si aku mencari jalan untuk keluar dari dukkha, si aku ingin mencapai kebahagiaan abadi, mencapai nibbana, yang adalah mustahil, karena pada dasarnya si aku itu sendiri adalah dukkha. Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba yang membuat umat Buddha puas diri, dan tidak benar-benar sadar. Itu bukan ajaran Sang Buddha.
 
Salam,
hudoyo

bagaimana bisa untuk SADAR SAAT SEKARANG ?? Perlu latihan atau sekedar mengetahui teori-nya ??
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 23 July 2008, 09:10:57 AM
kenapa harus rumusnya jalan mulia berunsur 8, bukan 7 atau 9 ?

Menurut saya, formatnya 8 butir hanya untuk diingat saja. Mungkin di ajaran lain ada pedoman yang jumlahnya 5 atau 10, tetapi juga mencakup 8 faktor tersebut, bisa saja mencapai pembebasan. Jadi yang di Mahaparinibbana Sutta, yang diomongin bukan "format jalan mulia berunsur 8", tetapi format model apapun yang unsur2nya mencakup jalan mulia berunsur 8, akan membawa orang menuju pembebasan.


Quote
Dalam vipassana tidak ada lagi JMB-8, tidak ada pemilahan menjadi 4, 8 dsb, semua itu kerja pikiran. Yang ada hanyalah sadar atau tidak sadar; tidak ada lagi teori-teori.
Menurut teorinya, memang dalam meditasi (baik samatha maupun vipassana), teori harus ditinggalkan. Misalnya dalam Samatha, jika terus menerus 'menghitung' panca-nivarana, rasanya tidak akan mencapai jhana.


Quote
Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba yang membuat umat Buddha puas diri, dan tidak benar-benar sadar. Itu bukan ajaran Sang Buddha.

Yang membuat umat Buddha puas diri adalah pemahaman 8 Jalan mulia ataupun teori2 lainnya secara tidak benar. Jika mempelajari teori dengan benar, pasti tahu bahwa semua teori itu mengarahkan kita untuk melepas bahkan teori itu sendiri.
Punna Mantaniputta pernah mengatakan, "...Jika sang Bhagava mengajarkan pelepasan melalui satu jalan/pengetahuan, maka Sang Bhagava menunjukkan jalan pembebasan dengan cara 'menggenggam/melekat' pada satu jalan/pengetahuan".

Jadi, sebaiknya jangan disalahkan teorinya, tetapi cara pemahaman yang salah akan teori. Penyalahan terhadap teori tanpa mempelajari teori itu sendiri hanya menimbulkan sikap ekstrim lainnya, yang kita tahu misalnya beberapa orang memang sudah melihat teori dengan sikap antipati. Menurut saya, menggenggam dan membenci teori, sama2 tidak berguna.

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 23 July 2008, 09:17:15 AM
Jika pertanyaannya apakah jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan atau tidak, maka jawabannya jelas YA.  Disebut magga (jalan) karena itu adalah hal yang harus dilalui dalam menempuh suatu tujuan. Ketika kita mencapai di tujuan maka semuanya akan ditinggalkan termasuk jalan itu sendiri. Nah pada saat itulah bagi mereka yang telah mencapai tujuan muncul pernyataan "tidak ada jalan" karena mereka sudah tidak berjalan dan tidak berada di jalan lagi. Dan juga "tidak ada tujuan" karena tujuan yang ingin ia tuju sebelumnya sudah tercapai, dan  niat untuk menuju tujuan itu sudah tidak ada dengan sendirinya. Masalahnya banyak di antara kita  belum mau melangkah di jalan, jika pun sudah malah asik sendiri bermain dijalanan ataupun berhayal sudah sampai ditujuan atau juga malah keluar dari jalan atau juga berusaha terbang agar tidak menginjak jalan. :)

Saya punya pendapat yang berbeda dengan Anda. Sejak awal tidak ada tujuan apa pun, oleh karena itu tidak ada jalan. Yang ada hanyalah sadar akan saat sekarang, sadar akan corak kehidupan yang tidak pernah memuaskan (dukkha), tanpa mengharapkan apa pun, oleh karena si aku tidak mungkin melenyapkan dukkha, yang adalah dirinya sendiri. Sadar itu sendiri membawa perubahan radikal; tidak perlu menempuh jalan apa pun, yang hanya merupakan impian si aku. Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mau sadar, karena asyik melekat pada si aku dan milikku dan agamaku, yang dianggapnya membahagiakan dan kekal. Di samping itu, ada pula orang yang sudah mulai sadar akan dukkha karena dia belajar agama Buddha sedikit, tapi tidak sadar bahwa dukkha bersumber pada si aku, sehingga si aku mencari jalan untuk keluar dari dukkha, si aku ingin mencapai kebahagiaan abadi, mencapai nibbana, yang adalah mustahil, karena pada dasarnya si aku itu sendiri adalah dukkha. Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba yang membuat umat Buddha puas diri, dan tidak benar-benar sadar. Itu bukan ajaran Sang Buddha.
 
Salam,
hudoyo

menurut pak hudoyo, yang mana yang ajaran SANG BUDDHA ?? tolong kita kita "dicerahkan" ??
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 23 July 2008, 09:23:19 AM
Mungkin perlu direnungkan:
Dengan tidak memenuhi salah satu unsur JMB-8, akankah bisa dicapai pencerahan?

Pertanyaan ini pertanyaan teoretis.
Dalam vipassana tidak ada lagi JMB-8, tidak ada pemilahan menjadi 4, 8 dsb, semua itu kerja pikiran. Yang ada hanyalah sadar atau tidak sadar; tidak ada lagi teori-teori.


Betul sekali Pak Hud, dalam vipassana yg ada hanyalah 'kesadaran' (tidak hanya dalam meditasi duduk atau retret, tapi juga pada kehidupan sehari2)
Nah, pada saat 'sadar' tsb, atau ketika 'kesadaran' kita telah mulai meningkat dibanding sebelum latihan (vipassana), tau/tidak tau JMB-8, kenyataan yg terjadi adalah:
~ konsentrasi kita pasti mulai meningkat
~ pemahaman kita akan fenomena kehidupan pasti akan lebih tajam dibanding dulu
~ pikiran kita lebih bersih dibanding dulu
~ ucapan kita lebih sabar dan tidak sembarangan dibanding dulu
~ dstnya
Berarti mau/tidak mau, ternyata ktia telah melalui sila, samadhi, panna (8 JM) yg dirumuskan oleh Buddha.

Ini bukan teori, ini hasil pengalaman sendiri  ;D

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: adi lim on 23 July 2008, 01:41:05 PM
Pak Hud, dalam hal menjelaskan pendapat Bapak, sepertinya bahasa bapak cukup tinggi, jadi bagi umat biasa seperti kita-kita ini, agak membingungkan, coba pakai bahasa yang lebih sederhana, supaya kita-kita ini lebih gampang memahami, maklum kita ini siswa yang baru belajar ajaran Sang Buddha, jadi kalau dipakai bahasa yang bapak ngerti sendiri, tidak ketemu pemahamam yang bapak jelaskan dengan umat biasa yang baru belajar, sewaktu baca penjelasan yang pak Hud uraikan. Terima kasih
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 23 July 2008, 06:19:47 PM
halo adiharto hehehe lam kenal.
kalo mau baca di sini http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2355.0.html (ftp://MMD)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: J.W on 23 July 2008, 06:27:48 PM
Kok masuk ke dunia lain????  :o :o :o
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 23 July 2008, 09:09:11 PM
bagaimana bisa untuk SADAR SAAT SEKARANG ?? Perlu latihan atau sekedar mengetahui teori-nya ??

Terbalik. Jangan bertanya, "bagaimana bisa sadar saat sekarang"; siapa yang bertanya itu? Pikiran yang mencari cara, mencari teknik, bukan?
Saya ambil contoh sederhana: ketika Anda melamun, berkhayal yang indah-indah ... lalu tiba-tiba Anda sadar ... lamunan itu berhenti, bukan? ... Tapi, dari mana datangnya 'sadar' itu? Bagaimana caranya 'sadar' itu? ... 'Sadar' itu tidak ada caranya; ia datang begitu saja.
Tapi yang penting adalah ini: Anda bukan sadar "akan saat sekarang", melainkan Anda sadar bahwa Anda sedang melamun, bukan?
Jadi, jangan berusaha untuk sadar "akan saat sekarang", melainkan sadarilah setiap kali pikiran berseliweran ... Itu cukup ... seperti orang melamun tadi, kalau Anda sadar akan pikiran yang berseliweran, pasti pikiran itu berhenti dengan sendirinya. ...
Tapi sayang sekali tidak ada caranya, tidak ada tekniknya ... Kalau Anda mencari teknik, cara, maka Anda tidak sadar.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 23 July 2008, 09:14:09 PM
menurut pak hudoyo, yang mana yang ajaran SANG BUDDHA ?? tolong kita kita "dicerahkan" ??

Saya tidak berniat mencerahkan siapa pun, tapi menurut saya pribadi, ajaran Sang Buddha adalah vipassana yang diajarkan dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta. ITU CUKUP, yang lain-lain tidak perlu sama sekali.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Riky_dave on 23 July 2008, 09:16:06 PM
_/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 23 July 2008, 09:19:21 PM
Betul sekali Pak Hud, dalam vipassana yg ada hanyalah 'kesadaran' (tidak hanya dalam meditasi duduk atau retret, tapi juga pada kehidupan sehari2)
Nah, pada saat 'sadar' tsb, atau ketika 'kesadaran' kita telah mulai meningkat dibanding sebelum latihan (vipassana), tau/tidak tau JMB-8, kenyataan yg terjadi adalah:
~ konsentrasi kita pasti mulai meningkat
~ pemahaman kita akan fenomena kehidupan pasti akan lebih tajam dibanding dulu
~ pikiran kita lebih bersih dibanding dulu
~ ucapan kita lebih sabar dan tidak sembarangan dibanding dulu
~ dstnya
Berarti mau/tidak mau, ternyata ktia telah melalui sila, samadhi, panna (8 JM) yg dirumuskan oleh Buddha.
Ini bukan teori, ini hasil pengalaman sendiri ;D

Apa pun pengalaman pribadi Anda, ketika Anda menceritakan yang di atas, Anda MENAFSIRKAN pengalaman itu berdasarkan teori agama Buddha. Tidak bisa dimungkiri.

Orang Hindu akan menafsirkan pengalaman yang sama dengan pengalaman Anda itu dengan cara mereka sendiri. Begitu pula yang lain-lain.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 23 July 2008, 09:28:13 PM
Betul sekali Pak Hud, dalam vipassana yg ada hanyalah 'kesadaran' (tidak hanya dalam meditasi duduk atau retret, tapi juga pada kehidupan sehari2)
Nah, pada saat 'sadar' tsb, atau ketika 'kesadaran' kita telah mulai meningkat dibanding sebelum latihan (vipassana), tau/tidak tau JMB-8, kenyataan yg terjadi adalah:
~ konsentrasi kita pasti mulai meningkat
~ pemahaman kita akan fenomena kehidupan pasti akan lebih tajam dibanding dulu
~ pikiran kita lebih bersih dibanding dulu
~ ucapan kita lebih sabar dan tidak sembarangan dibanding dulu
~ dstnya
Berarti mau/tidak mau, ternyata ktia telah melalui sila, samadhi, panna (8 JM) yg dirumuskan oleh Buddha.
Ini bukan teori, ini hasil pengalaman sendiri ;D

Apa pun pengalaman pribadi Anda, ketika Anda menceritakan yang di atas, Anda MENAFSIRKAN pengalaman itu berdasarkan teori agama Buddha. Tidak bisa dimungkiri.

Orang Hindu akan menafsirkan pengalaman yang sama dengan pengalaman Anda itu dengan cara mereka sendiri. Begitu pula yang lain-lain.

Salam,
hudoyo

Ketika pak HUD menyatakan bahwa tidak ada embel embel BUDDHISME dalam mencapai keadaan SADAR. Saya menyatakan ADA, boleh toh...
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 23 July 2008, 09:30:28 PM
Pak Hud, dalam hal menjelaskan pendapat Bapak, sepertinya bahasa bapak cukup tinggi, jadi bagi umat biasa seperti kita-kita ini, agak membingungkan, coba pakai bahasa yang lebih sederhana, supaya kita-kita ini lebih gampang memahami, maklum kita ini siswa yang baru belajar ajaran Sang Buddha, jadi kalau dipakai bahasa yang bapak ngerti sendiri, tidak ketemu pemahamam yang bapak jelaskan dengan umat biasa yang baru belajar, sewaktu baca penjelasan yang pak Hud uraikan. Terima kasih

Rekan Adiharto, cobalah Anda sebutkan kalimat-kalimat mana saja dari tulisan yang yang "terlalu tinggi", saya akan coba "menyederhanakan" kalau saya bisa.

Soalnya saya sendiri tidak tahu mana-mana dari tulisan saya yang Anda anggap "terlalu tinggi", karena selama ini saya selalu berbicara seperti itu, dan teman-teman yang tidak melekat pada agama apa pun bisa memahaminya dengan jelas.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 23 July 2008, 09:34:32 PM
Ketika pak HUD menyatakan bahwa tidak ada embel embel BUDDHISME dalam mencapai keadaan SADAR. Saya menyatakan ADA, boleh toh...

Ya, tentu saja boleh, Rekan Dilbert. Anda kan bukan saya ...
Seperti saya boleh mengemukakan pendapat saya, Anda pun tentu boleh mengemukakan pendapat Anda.
Saya tidak mempersoalkan mana yang benar dan mana yang salah karena kedua-duanya hanyalah pendapat. Entah kalau Anda ...
Oleh karena jelas pendapat Anda bertolak belakang dengan pendapat saya, lebih baik kita berhenti saja. OK?

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 23 July 2008, 09:39:59 PM
Jadi, sebaiknya jangan disalahkan teorinya, tetapi cara pemahaman yang salah akan teori. Penyalahan terhadap teori tanpa mempelajari teori itu sendiri hanya menimbulkan sikap ekstrim lainnya, yang kita tahu misalnya beberapa orang memang sudah melihat teori dengan sikap antipati. Menurut saya, menggenggam dan membenci teori, sama2 tidak berguna.

Bagi saya pribadi, tidak ada teori yang salah atau teori yang benar, karena semua teori tidak relevan.

Salam,
hudoyo
Title: Mohon pamit sampai 1 Agustus
Post by: hudoyo on 23 July 2008, 09:41:40 PM
Esok pagi saya akan pergi ke Samarinda, membimbing retret MMD seminggu di Vihara Muladharma. Mohon pamit sampai 1 Agustus 2008 yad.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 23 July 2008, 10:18:12 PM
Jadi, sebaiknya jangan disalahkan teorinya, tetapi cara pemahaman yang salah akan teori. Penyalahan terhadap teori tanpa mempelajari teori itu sendiri hanya menimbulkan sikap ekstrim lainnya, yang kita tahu misalnya beberapa orang memang sudah melihat teori dengan sikap antipati. Menurut saya, menggenggam dan membenci teori, sama2 tidak berguna.

Bagi saya pribadi, tidak ada teori yang salah atau teori yang benar, karena semua teori tidak relevan.

Salam,
hudoyo

http://djuni.wordpress.com/2008/01/20/pengalaman-dan-wawasan-mmd-di-vihara-mendut-4/


Mengenai MMD

MMD singkatan dari Meditasi Mengenal Diri. Fokus perhatian MMD adalah mengamati dengan pasif badan dan batin. Semua gejala yang muncul dari badan dan batin meditator diamati tanpa melibatkan emosi dan tanpa ada tanggapan terhada gejala-gejala itu (lebih tepat sebagai penonton yang tidak terlibat dengan yang ditontonnya).

MMD mengambil cara dari Budha yang disebut Vipassana. Oleh Pak Hudoyo Hupudio, Vipassana itu kemudian idaptasi agar dapat diterapkan kepada orang-orang awan dan lintas agama/kepercayaan. Dalam Vipassana MMD tidak ada labelling (penyebutan/ penamaan) terhadap fenomena-fenomena yang terjadi baik di badan maupun di batin/pikiran. Labelling digunakan untuk alat bantu pengamatan awal, tapi untuk selanjutnya labelling mesti ditinggalkan.

Dalam MMD ini dilakukan meditasi duduk dan meditasi berjalan. Untuk standar awal adalah 30 menit untuk meditasi duduk dan meditasi berjalan. Selanjutnya lama waktu meditasi dapat ditambah sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing meditator.

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 24 July 2008, 09:31:00 AM
Ketika pak HUD menyatakan bahwa tidak ada embel embel BUDDHISME dalam mencapai keadaan SADAR. Saya menyatakan ADA, boleh toh...

Sebetulnya boleh2 saja. Tapi teori dan meditasi kesadaran, juga dimiliki agama lain, bukan hanya Buddhisme. Ketika kita memasukkan "embel2 agama", justru itu malah mendiskriminasikan "kesadaran" kembali ke dalam wadah agama. Prosesnya jadi mundur.
Agama sendiri bukanlah produk kesadaran, tetapi satu ide bentukan pikiran.


Bagi saya pribadi, tidak ada teori yang salah atau teori yang benar, karena semua teori tidak relevan.

Teori memang sifatnya relatif, jadi tidak bisa dikatakan benar atau salah. Relevansinya tergantung pada pemahaman akan teori, dan kondisi masing2 pribadi yang mempraktekkannya. Bagi satu orang dengan kondisinya, itu tidak relevan. Bagi orang lain dengan kondisinya, itu relevan. Itu sama sekali tidak masalah.
Yang menurut saya masalah adalah suatu sikap menggenggam atau membenci teori, terlebih lagi bagi mereka yang hanya ikut2an tanpa tahu di mana relevan dan di mana tidak-relevannya suatu teori.

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 24 July 2008, 07:04:38 PM
Ketika dikatakan bahwa dalam perjalanan menyeberang, diperlukan RAKIT. setelah mencapai seberang, bahkan RAKIT pun harus ditinggalkan... Konteks pelepasan RAKIT hanya boleh dilakukan ketika telah tiba diseberang.

Jangan karena terbawa pada pernyataan bahwa RAKIT pun harus ditinggalkan, bahkan semasa dalam perjalanan pun RAKIT pun sudah akan ditinggalkan.

Seorang umat menanyakan kepada seorang MASTER ZEN :
Umat : Guru, Apakah seekor anjing bisa mencapai kebuddhaan ?
Master : Bisa

Kemudian umat tersebut menanyakan kepada MASTER ZEN yang lain :
Umat : Guru, apakah seekor anjing bisa mencapai kebuddhaan ?
Master : Tidak Bisa.
Umat : Bagaimana ini guru, MASTER ZEN yang sana menyatakan bahwa bahkan seekor anjing pun bisa mencapai kebuddhaan.
Master : Anda harus sekaliber MASTER ZEN yang sana sebelum anda menyatakan bahwa seekor anjing bisa mencapai kebuddhaan.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 24 July 2008, 07:07:19 PM
Bahkan para SRAVAKA (ARAHAT) pun menghormati GURU-nya...
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 25 July 2008, 11:14:10 AM
Ketika dikatakan bahwa dalam perjalanan menyeberang, diperlukan RAKIT. setelah mencapai seberang, bahkan RAKIT pun harus ditinggalkan... Konteks pelepasan RAKIT hanya boleh dilakukan ketika telah tiba diseberang.
Jangan karena terbawa pada pernyataan bahwa RAKIT pun harus ditinggalkan, bahkan semasa dalam perjalanan pun RAKIT pun sudah akan ditinggalkan.

Untuk berhenti, diam, tidak perlu rakit apa pun. Sekarang juga orang bisa berhenti/diam kalau mau, sekalipun diam itu mungkin baru untuk sementara. Jadi tidak perlu konsep "pantai seberang" segala. Konsep "saya akan mencapai pantai seberang" justru memperkuat aku, sehingga tidak akan pernah sampai ke "pantai seberang".

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 25 July 2008, 11:15:00 AM
Bahkan para SRAVAKA (ARAHAT) pun menghormati GURU-nya...

Di dalam diam tidak ada yang dihormat, tidak ada yang menghormat.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 25 July 2008, 11:22:08 AM
Yang menurut saya masalah adalah suatu sikap menggenggam atau membenci teori, terlebih lagi bagi mereka yang hanya ikut2an tanpa tahu di mana relevan dan di mana tidak-relevannya suatu teori.

Bagi saya, semua teori tidak relevan, jadi tidak ada pula sikap "menggenggam" atau "membenci" teori apa pun. Terserah orang lain mau bersikap begini begitu terhadap teori.
Tidak ada lagi yang baru dalam posting ini, sampai di sini saja.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 25 July 2008, 11:36:49 AM
Tidak ada lagi yang baru dalam posting ini, sampai di sini saja.

 _/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 25 July 2008, 11:41:04 AM
kesimpulannya blom loh...  ???

Pertanyaan topik: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?

Apakah dari hasil diskusi diatas bisa disimpulkan bahwa Jalan Mulia beruas Delapan (atau apapun namanya, yg penting esensinya sama) bisa / harus untuk dijalankan untuk mencapai pemadaman... atau dengan kata lain: Orang yg padam pasti telah memenuhi kedelapan rumusan tsb...

CMIIW

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: HokBen on 25 July 2008, 12:13:23 PM
Ketika dikatakan bahwa dalam perjalanan menyeberang, diperlukan RAKIT. setelah mencapai seberang, bahkan RAKIT pun harus ditinggalkan... Konteks pelepasan RAKIT hanya boleh dilakukan ketika telah tiba diseberang.
Jangan karena terbawa pada pernyataan bahwa RAKIT pun harus ditinggalkan, bahkan semasa dalam perjalanan pun RAKIT pun sudah akan ditinggalkan.

Untuk berhenti, diam, tidak perlu rakit apa pun. Sekarang juga orang bisa berhenti/diam kalau mau, sekalipun diam itu mungkin baru untuk sementara. Jadi tidak perlu konsep "pantai seberang" segala. Konsep "saya akan mencapai pantai seberang" justru memperkuat aku, sehingga tidak akan pernah sampai ke "pantai seberang".

hudoyo

pak hud, apa kalimat yg saya bold itu dapat diartiken :

# menjadi orang yang "bebas" itu adalah dengan "berhenti" / "diam", dan itu dapat dilakukan kapan pun & oleh siapapun bahkan tanpa perlu tahu segala macam teori ajaran ( yg diibaratkan rakit ), termasuk tanpa perlu tahu & tanpa perlu praktek segala yg dirumuskan dalam Jalan Mulia beruas delapan (atau apapun namanya, yg penting esensinya sama)  #

mohon koreksiannya , atau ada arti yg laen?

IMO, mungkin kalimat2 yg dibold ini termasuk kalimat tinggi yg dimaksud oleh rekan Adiharto
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: J.W on 25 July 2008, 03:11:39 PM
Tidak ada lagi yang baru dalam posting ini, sampai di sini saja.

Hhmm...ada neh pak.... mohon pencerahannya petunjuknya..

Waktu makan siang tadi, ada yg menu sbb:
Quote
Dari: xxxx, Medan
Namo Buddhaya,
Bhante, saya ingin bertanya :
1. Dapatkah Bhante membuktikan bahwa Sang Buddha adalah tokoh :
a). Emansipasi wanita yang pertama di dunia ?
b). Multi Level Marketing (MLM) pertama ?
c). Ajaran Buddha bukan hanya mengajarkan tata susila & moralitas ?
2. Apa sajakah keistimewaan Ajaran Sang Buddha ?
3. Apakah umat Buddha adalah umat peminta-minta ?
4. Ajaran Agama Buddha masih relevan hingga abad globalisasi ini. Apa pendapat Bhante terhadap pernyataan di atas ?
5. Di Indonesia, Tipitaka sampai sekarang ini belum diterjemahkan hingga lengkap. Bagaimana menurut Bhante ?

6. Mengapa Jalan Mulia Berunsur Delapan dikatakan sebagai jalan satu-satunya untuk mencapai Nibbana ?
7. Dhamma yang bagaimanakah yang harus dijadikan pedoman hidup kita ?
8. Menurut Bhante apakah alam semesta ini terwujud sesuai dengan proses alam ?
Terima kasih atas jawaban yang diberikan Bhante.


Jawaban:
1a. Seperti diketahui bersama bahwa Ajaran Sang Buddha yang berusia lebih dari 2500 tahun termasuk salah satu ajaran tertua di dunia. Dan, dalam Ajaran Sang Buddha wanita dianggap sama dengan pria. Sang Buddha pernah menyampaikan bahwa wanita mempunyai kesempatan yang sama dengan pria untuk mencapai kesucian atau Nibbana. Besarnya kesempatan mencapai kesucian ini diwujudkan Sang Buddha dengan mendirikan lembaga khusus untuk wanita yaitu Sangha Bhikkhuni. Dalam catatan sejarah, Sangha Bhikkhuni adalah organisasi wanita pertama di dunia. Dengan satu contoh ini, kiranya sudah cukup untuk memberikan gambaran tentang hubungan Sang Buddha dengan emansipasi wanita. Tentu saja masih banyak contoh serupa yang bisa diperoleh dari 45 tahun Sang Buddha mengajarkan Dhamma.

1b. Untuk menjawab pertanyaan ini, kiranya perlu diperjelas terlebih dahulu maksud pernyataan bahwa Sang Buddha mengenalkan MLM pertama. Dalam pengertian yang berkembang di masyarakat, MLM biasanya berhubungan dengan penghasilan dan keuntungan materi. Padahal, kegiatan pembabaran Dhamma yang dilakukan oleh Sang Buddha tidak menjadi sarana mencari penghasilan apalagi keuntungan.
Namun, apabila mengingat salah satu nasehat Sang Buddha yang menyebutkan bahwa "Berdana Dhamma adalah pemberian yang tertinggi dari semua dana", maka tentunya diharapkan setiap orang mampu memberikan pencerahan kepada diri sendiri maupun orang lain yang berada di sekitarnya. Dengan demikian, seorang ayah akan membagikan pemahaman Dhamma kepada anak-anaknya. Anak-anak itu nantinya akan membagikan pemahaman Dhamma yang sudah diperolehnya kepada teman-teman mereka. Setiap teman yang memahami Dhamma akan berbagai kepada teman yang lain maupun keluarganya sendiri. Demikian seterusnya sehingga terbentuklah masyarakat yang memahami Dhamma.
Apabila perilaku berbagi Dhamma ini dapat terlaksana dengan baik, maka cara seperti inilah yang mungkin dapat disebut sebagai MLM di bidang Dhamma.

1c. Inti Ajaran Sang Buddha menyebutkan tiga hal yang wajib dilakukan umat Buddha yaitu mengurangi kejahatan, menambah kebajikan serta membersihkan pikiran dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Dengan demikian, jelas tampak bahwa tata susila dan moralitas termasuk dalam kurangi kejahatan serta menambah kebajikan.
Dalam pelaksanaan sehari-hari, menambah kebajikan serta mengurangi kejahatan masih merupakan tindakan badan saja. Hal itu belum mencukupi. Banyak tindakan badan yang baik namun didasari dengan pikiran yang kurang baik. Misal, menolong orang demi mendapatkan nama baik atau pujian. Oleh karena itu, diperlukan kuajiban ketiga yaitu membersihkan pikiran. Apabila pikiran baik, otomatis semua perilaku dengan badan maupun ucapan akan baik pula. Pengendalian pikiran inilah yang menjadikan Ajaran Sang Buddha bukan hanya berisikan tata susila serta moralitas saja.

2. Ada banyak keistimewaan dalam Ajaran Sang Buddha. Misal, logika dan pembuktian yang lebih diutamakan daripada hanya percaya sabda Sang Buddha, atau penjelasan yang mendalam tentang cara-cara mengendalikan pikiran dengan bermeditasi, serta masih banyak keistimewaan lainnya. Termasuk yang perlu disebutkan di sini adalah bahwa Ajaran Sang Buddha dapat didengar dan dilaksanakan oleh siapapun juga tanpa harus menjadi umat Buddha terlebih dahulu.

3. Dalam kehidupan umat Buddha diajarkan untuk meyakini adanya Hukum Kamma atau Hukum Sebab dan Akibat Perbuatan. Inti Hukum Kamma menyebutkan pembuat kebajikan akan mendapatkan kebahagiaan dan pembuat kejahatan akan mendapatkan penderitaan. Dari pengertian dasar ini timbullah sikap umat Buddha untuk terus bersemangat menambah kebajikan dengan badan, ucapan serta pikiran agar dapat mewujudkan kebahagiaan dalam hidup ini maupun kehidupan yang selanjutnya. Dengan demikian, umat Buddha tidak diajarkan dan tidak perlu meminta-minta kepada fihak manapun juga untuk mendapatkan kebahagiaan.
Kiranya sikap mental umat Buddha berdasarkan Hukum Sebab dan Akibat ini selaras dengan pepatah yang mengatakan :"Rajin pangkal pandai; hemat pangkal kaya" yang tentunya tidak bisa diubah menjadi :"Minta-minta pangkal pandai; minta-minta pangkal kaya".

4. Kemajuan jaman memang bisa mengubah tatanan masyarakat maupun pola pikir seseorang. Namun, sejauh membicarakan inti Dhamma yang berisikan kurangi kejahatan, tambah kebajikan serta sucikan pikiran, maka sampai kapan pun ketiga sikap mental itu masih tetap relevan. Meskipun hidup di masa globalisasi ini, tidak mungkin kiranya masyarakat membenarkan adanya tindakan untuk menambah kejahatan, mengurangi kebajikan serta membingungkan pikiran. Justru, dengan adanya kemajuan jaman tingkat gelisahan batin dalam masyarakat semakin tinggi. Menghadapi kondisi ini, jelas pengendalian pikiran agar selalu sadar setiap saat menjadi sangat penting dan perlu. Oleh karena itu, di jaman globalisasi ini, Ajaran Sang Buddha bukan hanya relevan namun juga menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk mempersiapkan mental setiap orang menghadapi perubahan serta kenyataan hidup.

5. Kitab Suci Agama Buddha yang disebut Tipitaka memuat hampir seluruh Ajaran Sang Buddha yang disampaikan selama 45 tahun. Disebutkan bahwa seluruh isi Tipitaka adalah 84.000 ceramah Dhamma Sang Buddha. Oleh karena sedemikian banyak isi Tipitaka, maka tentu membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menerjemahkannya. Saat ini, sedikit demi sedikit Tipitaka sudah mulai diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Tentunya, pada saatnya nanti akan tersedia Tipitaka dalam Bahasa Indonesia yang lengkap.
Untuk membaca sebagian isi Tipitaka dalam Bahasa Indonesia, silahkan buka pada :

http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka.php

6. Nibbana atau kesucian dalam Ajaran Sang Buddha dimengerti sebagai hilangnya kemelekatan yang timbul akibat pikiran dikotori oleh ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Upaya pembersihan secara total ketiga penyebab kemelekatan dilakukan dengan melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Jalan Mulia ini merupakan sistematika perubahan perilaku yang diawali dari perubahan perilaku badan dan ucapan yang kemudian ditingkatkan pada pengendalian pikiran. Sistematika yang disampaikan Sang Buddha ini telah terbukti mengantarkan banyak orang mencapai kesucian atau Nibbana sejak jaman Sang Buddha sampai saat ini.

7. Dhamma atau Ajaran Sang Buddha tidak akan memberikan manfaat kalau hanya didengar, dihafalkan dan dijadikan sarana memenangkan perdebatan dalam masyarakat. Dhamma akan bermanfaat dan memberikan kebahagiaan apabila rajin dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menimbulkan perubahan perilaku badan, ucapan serta cara berpikir. Untuk itu, dasar-dasar Dhamma yang perlu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari adalah kerelaan, kemoralan serta konsentrasi. Pelaksanaan ketiga hal inilah yang akan menjadikan seseorang berbahagia dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan-kehidupan yang akan datang.

8. Dalam pengertian Dhamma, segala sesuatu terjadi karena Hukum Sebab dan Akibat. Oleh karena itu, terjadinya alam semesta dan segala isinya termasuk manusia adalah karena proses yang cukup lama, bukan karena diciptakan.
Semoga semua jawaban atas pertanyaan yang cukup banyak ini dapat memberikan manfaat dan membangkitkan semangat untuk mempelajari serta melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga selalu bahagia dalam pelaksanaan Dhamma.

Salam metta,
B. Uttamo

sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/ftj_win.php?id=2778

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: nyanadhana on 25 July 2008, 04:11:41 PM
Ketika Sang Buddha memutar Dhammacakkapavattana....Beliau menjelaskan 2 Ekstrim yang dihancurkan melalui Jalan Tengah apakah Jalan Tengah itu ya 8 Jalan Ariya sehingga membawa orang menuju Nibbana. Yang dimaksud mungkin ketika kamu sedang berjuang mencapai Nibbana. gunakan 8 Jalan itu dan ketika sudah sampai maka ibarat rakit dilepas,lagian orang yang telah mencapai Nibbana atau kepadaman, ia tidak lagi memerlukan kemelekatan akan 8 Jalan itu sendiri melainkan telah terintegrasi dalam setiap ucapan,perbuatan dan pikiran.

Ini saja yang saya tangkap ketika membaca Visuddhi Magga
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: tesla on 25 July 2008, 04:33:10 PM
sejauh yg saya tangkap,

~Pencerahan yg dibicarakan nibbana dicapai melalui jalan mulia beruas 8, adalah suatu perjalanan spiritual mencapai kesempurnaan. ada perjuangan & jalan yg harus ditempuh. (sampai di nibbana, mungkin jalan tsb tidak perlu lagi...)

~Pencerahan yg dimaksud Pak Hudoyo bukanlah suatu perjalanan spiritual yg tempat pemberhentian akhirnya nanti adalah nibbana, melainkan lebih pada kondisi "sadar", terbebas dari lamunan dunia. nibbana itu sendiri pun bukanlah suatu tempat atau kesempurnaan, melainkan hanya "padam". (padamnya lamunan duniawi mungkin yach ^-^ )

_/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 25 July 2008, 04:50:08 PM
Saya punya pendapat yang berbeda dengan Anda. Sejak awal tidak ada tujuan apa pun, oleh karena itu tidak ada jalan. Yang ada hanyalah sadar akan saat sekarang, sadar akan corak kehidupan yang tidak pernah memuaskan (dukkha), tanpa mengharapkan apa pun, oleh karena si aku tidak mungkin melenyapkan dukkha, yang adalah dirinya sendiri. Sadar itu sendiri membawa perubahan radikal; tidak perlu menempuh jalan apa pun, yang hanya merupakan impian si aku. Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mau sadar, karena asyik melekat pada si aku dan milikku dan agamaku, yang dianggapnya membahagiakan dan kekal. Di samping itu, ada pula orang yang sudah mulai sadar akan dukkha karena dia belajar agama Buddha sedikit, tapi tidak sadar bahwa dukkha bersumber pada si aku, sehingga si aku mencari jalan untuk keluar dari dukkha, si aku ingin mencapai kebahagiaan abadi, mencapai nibbana, yang adalah mustahil, karena pada dasarnya si aku itu sendiri adalah dukkha. Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba yang membuat umat Buddha puas diri, dan tidak benar-benar sadar. Itu bukan ajaran Sang Buddha.
 
Salam,
hudoyo

Sy teringat lagi Pak Hud pernah membahas mengenai "Tanpa Konsep".

Dihubungkan dengan penjelasan diatas, sy semakin bingung.

Yg di Bold diatas:
Sejak awal tidak ada tujuan apa pun, oleh karena itu tidak ada jalan

"Tidak ada tujuan". IMO, semua yg melakukan sesuatu pasti ada tujuannya. Mungkin saja tujuannya adalah: 'Nibbana' atau juga tujuannya adalah 'Padamnya si AKU'. Apapun namanya, tetap saja 'mempunyai tujuan'.

dan berikutnya:
Yang ada hanyalah sadar akan saat sekarang, sadar akan corak kehidupan yang tidak pernah memuaskan (dukkha)

"Sadar akan saat sekarang". Bukankah ini adalah suatu 'jalan/cara' juga?

Berikutnya:
dukkha bersumber pada si aku

Bukankah ini suatu KONSEP juga? Dan Sang Buddha sebenarnya telah merumuskan 'dukkha' ini dengan sempurna dan lebih lengkap. Kita hanya mengulang2 dan memodifikasi apa yg pernah diajarkan oleh Sang Buddha doeloe.

---

Terlepas dari apapun namanya (konsep/tanpa konsep, ada tujuan/tidak ada tujuan, ada cara/tidak ada cara), menurut sy semuanya hanyalah beda 'sebutan' saja. Tapi pada praktiknya TANPA KONSEP tidak berbeda dengan cara2 yg dirumuskan oleh Sang Buddha (4 Noble Truth, JMb-8, dsbnya)

::

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 25 July 2008, 05:04:07 PM
Mungkin memang beda definisi saja. Menurut saya memang pengetahuan akan "Dukkha bersumber dari gerak si 'aku'" dan "nibbana adalah dengan 'diam'" pun sudah termasuk "rakit" dalam definisi saya. Begitu pula penggunaan pengetahuan dari Bahiya Sutta dan Malunkyaputta Sutta, walaupun hanya 2 (bukan 84000), itu juga sudah termasuk "rakit", lagi2 menurut definisi saya.

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: aditya on 25 July 2008, 05:12:21 PM
Kalo tidak perlu 'rakit' apapun lagi, selain 'diam'...,

Kenapa kita harus berdiskusi (ttg dhamma) di forum ini?
Kenapa harus mempertahankan pendapat dan kebenaran?
Kenapa guru buddha meminta siswa2nya membabarkan dhamma?
Kenapa harus berlatih MMD?
Kenapa harus melatih orang lain MMD?
Kenapa harus hidup?
Kenapa harus belajar dan tahu dhamma?
Kenapa harus nanya?
Kenapa harus menjawab?
 _/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 25 July 2008, 05:15:06 PM
sejauh yg saya tangkap,

~Pencerahan yg dibicarakan nibbana dicapai melalui jalan mulia beruas 8, adalah suatu perjalanan spiritual mencapai kesempurnaan. ada perjuangan & jalan yg harus ditempuh. (sampai di nibbana, mungkin jalan tsb tidak perlu lagi...)

~Pencerahan yg dimaksud Pak Hudoyo bukanlah suatu perjalanan spiritual yg tempat pemberhentian akhirnya nanti adalah nibbana, melainkan lebih pada kondisi "sadar", terbebas dari lamunan dunia. nibbana itu sendiri pun bukanlah suatu tempat atau kesempurnaan, melainkan hanya "padam". (padamnya lamunan duniawi mungkin yach ^-^ )

_/\_

Yap...
Dua2nya sama saja.

1. Nibbana = padamnya ke AKU-an alias padamnya LDM (Ego). Ini oke.
2. '8 jalan mulia' (Buddhism), 'hanya sadari' (Pak Hud): kan kedua2nya adalah cara / jalan untuk mencapai tujuan point 1 itu.

Jadi, sebenarnya kan tidak ada bedanya?  


::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 25 July 2008, 05:18:25 PM
IMHO , mungkin menurut pak hudoyo itu bahwa orang yang tidak mengenal agama/ajaran sang Buddha pun dapat merealisasikan nibbana tanpa harus mengetahui JMB-8/4KM .

Tapi jalan yang di tunjukan oleh sang Buddha menurut sy sich sudah bagus dan sempurna, tinggal kitanya yang menjalankan dan membuktikan apa benar/tidaknya jalan itu.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 25 July 2008, 06:11:22 PM
Mungkin lebih baik dirunut lagi asal muasal diskusi Jalan Mulia beruas-8 ini:

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3081.60.html
Quote
Ada beberapa bagian dari Tipitaka Pali yang saya ragukan kebenarannya. ... Yang paling mencolok adalah di dalam Mahaparinibbana-sutta, di mana Sang Buddha dikisahkan bersabda, bahwa di dalam ajaran mana pun yang tidak mengandung Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidak mungkin ada pembebasan. ...  Dengan kata lain, di situ ditampilkan Sang Buddha mengklaim bahwa hanya di dalam ajarannya sendiri mungkin tercapai pembebasan, di luar ajaran Buddha tidak mungkin ada pembebasan: ajaranku paling benar, semua ajaran lain salah.
Saya tidak percaya itu.
Salam,
hudoyo

Menurut sy Sang Buddha tidak pernah mengatakan bahwa Jalan yg Beliau tunjukkan adalah satu2nya jalan, melainkan Beliau berkata bahwa: jikapun ada jalan2 yg lain maka jalan tsb pasti MENGANDUNG ke-8 Unsur Jalan Mulia.

MENGANDUNG 8 Jalan Mulia bisa saja dalam bentuk rumusan2 yg lain (jika ada). Salah satu contoh yg jelas adalah: 3 rumusan (Sila Samadhi Panna) yg kebetulan masih termasuk ajaran Buddha juga, atau mungkin ada yg bisa memberi contoh Jalan apa yg membawa kepada 'padamnya AKU' yg tidak mengandung 8 Jalan Mulia?

Jadi kesimpulan Pak Hud:

Quote
Dengan kata lain, di situ ditampilkan Sang Buddha mengklaim bahwa hanya di dalam ajarannya sendiri mungkin tercapai pembebasan, di luar ajaran Buddha tidak mungkin ada pembebasan: ajaranku paling benar, semua ajaran lain salah.
Saya tidak percaya itu.
Salam,
hudoyo

Sy pikir tidak begitu. Dengan atau Tanpa rumusan 8 Jalan Mulia, seseorang mungkin saja bisa mencapai pencerahan, namun apa yg dijalaninya PASTILAH MENGANDUNG unsur2 yg 8 itu.

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 25 July 2008, 06:36:01 PM
Diantara jalan itu manakah yang memegang peranan paling penting  untuk mencapai nibbana ?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Indra on 25 July 2008, 06:52:47 PM

Menurut sy Sang Buddha tidak pernah mengatakan bahwa Jalan yg Beliau tunjukkan adalah satu2nya jalan, melainkan Beliau berkata bahwa: jikapun ada jalan2 yg lain maka jalan tsb pasti MENGANDUNG ke-8 Unsur Jalan Mulia.


Bukankah Jalan itu juga disebut Ekayano Maggo?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 25 July 2008, 07:02:43 PM
"diam" itu pun suatu "cara"... "cara" itu = "rakit" ??
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: adi lim on 25 July 2008, 10:11:23 PM
Quote
Ada beberapa bagian dari Tipitaka Pali yang saya ragukan kebenarannya. ... Yang paling mencolok adalah di dalam Mahaparinibbana-sutta, di mana Sang Buddha dikisahkan bersabda, bahwa di dalam ajaran mana pun yang tidak mengandung Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidak mungkin ada pembebasan. ...  Dengan kata lain, di situ ditampilkan Sang Buddha mengklaim bahwa hanya di dalam ajarannya sendiri mungkin tercapai pembebasan, di luar ajaran Buddha tidak mungkin ada pembebasan: ajaranku paling benar, semua ajaran lain salah.
Saya tidak percaya itu.
Salam,
hudoyo

Pak Hud, Saya hanya memberikan pendapat, tentang penyataan dan pendapat bapak tentang JM8
1. MP Sutta yang diterjemahkan belum tentu benar dengan maksud Sang Buddha, karena terjemahan bahasa Pali ke bahasa lain.
2. Kalaupun benar, maksud Beliau adalah Makhluk apapun yang menjalankan JM8 pasti mencapai PENCERAHAN, jadi kalau ada AJARAN ORANG LAIN yang mengandung JM8 (diluar ajaran BELIAU) juga akan mencapai PENCERAHAN yaitu adanya PACCEKA BUDDHA, jadi rasanya Pak Hud yang salah memahami bahasa dan kata2 dalam arti Sutta terjemahan.
3. Disini para murid2 Kang Au(yang di Dhammacitta), tanya dan bahas tentang JM8, SESUAI JUDUL, saya kira cukup jawab Ya atau Tidak terus alasan ini....., tidak usah dibawa sampai ke teori2 yang lain, misalnya meditasi Vipasana tentang aku, sadar, malah membingungkan.
4. Mungkin Pak Hud, udah paham di Vipasana, tetapi murid disini masih belum paham tentang Vipasana, jadi harus banyak belajar dengan Pak Hud tentang Vipasana sewaktu bahas Meditasi Vipasana.
5 Sekian dan terimakasih.



[/quote]
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: andry on 25 July 2008, 10:46:31 PM
inilah JK
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Indra on 25 July 2008, 10:49:18 PM
Apa hubungannya dengan Wapres?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: andry on 25 July 2008, 10:55:05 PM
Bukan jarwo kwat, ko indra..  :))
IMO(pendapat saya) inilah JK= Jiddu Khrisnamurti. mantep bener... :jempol:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Indra on 25 July 2008, 11:06:34 PM
Ooops... sorry...
hush.... kayaknya ini thread serius ya. ^:)^ ^:)^
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Huiono on 25 July 2008, 11:07:36 PM
Quote
Ada beberapa bagian dari Tipitaka Pali yang saya ragukan kebenarannya. ... Yang paling mencolok adalah di dalam Mahaparinibbana-sutta, di mana Sang Buddha dikisahkan bersabda, bahwa di dalam ajaran mana pun yang tidak mengandung Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidak mungkin ada pembebasan. ...  Dengan kata lain, di situ ditampilkan Sang Buddha mengklaim bahwa hanya di dalam ajarannya sendiri mungkin tercapai pembebasan, di luar ajaran Buddha tidak mungkin ada pembebasan: ajaranku paling benar, semua ajaran lain salah.
Saya tidak percaya itu.
Salam,
hudoyo

Pak Hud, Saya hanya memberikan pendapat, tentang penyataan dan pendapat bapak tentang JM8
1. MP Sutta yang diterjemahkan belum tentu benar dengan maksud Sang Buddha, karena terjemahan bahasa Pali ke bahasa lain.
2. Kalaupun benar, maksud Beliau adalah Makhluk apapun yang menjalankan JM8 pasti mencapai PENCERAHAN, jadi kalau ada AJARAN ORANG LAIN yang mengandung JM8 (diluar ajaran BELIAU) juga akan mencapai PENCERAHAN yaitu adanya PACCEKA BUDDHA, jadi rasanya Pak Hud yang salah memahami bahasa dan kata2 dalam arti Sutta terjemahan.
3. Disini para murid2 Kang Au(yang di Dhammacitta), tanya dan bahas tentang JM8, SESUAI JUDUL, saya kira cukup jawab Ya atau Tidak terus alasan ini....., tidak usah dibawa sampai ke teori2 yang lain, misalnya meditasi Vipasana tentang aku, sadar, malah membingungkan.
4. Mungkin Pak Hud, udah paham di Vipasana, tetapi murid disini masih belum paham tentang Vipasana, jadi harus banyak belajar dengan Pak Hud tentang Vipasana sewaktu bahas Meditasi Vipasana.
5 Sekian dan terimakasih.



[/quote]

Mantap...
Penjelasan bro Adiharto mirip dengan yang saya pahami...
Thanks... :)

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 05:53:11 AM
kesimpulannya blom loh...  ???

Yang saya anggap selesai adalah diskusi dengan Rekan Kainyn_Kutho. Thread ini sendiri memang belum selesai, dan tidak akan pernah selesai, karena semua orang di sini memandang masalah ini dari level pikiran, sedang saya memandangnya dari level yang mengatasi pikiran.

Quote
Pertanyaan topik: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Apakah dari hasil diskusi diatas bisa disimpulkan bahwa Jalan Mulia beruas Delapan (atau apapun namanya, yg penting esensinya sama) bisa / harus untuk dijalankan untuk mencapai pemadaman... atau dengan kata lain: Orang yg padam pasti telah memenuhi kedelapan rumusan tsb...

Orang menempuh JMB-8 sampai taraf tertentu; SETELAH ITU, untuk sampai pada 'padamnya aku', kelekatan pada konsep JMB-8 itu harus runtuh lebih dulu.
Di lain pihak, orang bisa sampai pada 'padamnya aku' tanpa melalui konsep JMB-8 sama sekali.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 06:23:50 AM
Quote
Untuk berhenti, diam, tidak perlu rakit apa pun. Sekarang juga orang bisa berhenti/diam kalau mau, sekalipun diam itu mungkin baru untuk sementara. Jadi tidak perlu konsep "pantai seberang" segala. Konsep "saya akan mencapai pantai seberang" justru memperkuat aku, sehingga tidak akan pernah sampai ke "pantai seberang".

pak hud, apa kalimat yg saya bold itu dapat diartiken :

# menjadi orang yang "bebas" itu adalah dengan "berhenti" / "diam", dan itu dapat dilakukan kapan pun & oleh siapapun bahkan tanpa perlu tahu segala macam teori ajaran ( yg diibaratkan rakit ), termasuk tanpa perlu tahu & tanpa perlu praktek segala yg dirumuskan dalam Jalan Mulia beruas delapan (atau apapun namanya, yg penting esensinya sama)  #

mohon koreksiannya , atau ada arti yg laen?

IMO, mungkin kalimat2 yg dibold ini termasuk kalimat tinggi yg dimaksud oleh rekan Adiharto

Rekan Hok Ben, Anda memahami apa yang saya maksud; turut bermudita-citta. Puluhan rekan Buddhis yang pernah mengikuti retret MMD memahami pula seperti itu.

Segala macam teori agama, termasuk teori agama Buddha, akan menjadi rintangan bagi kebebasan.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 06:32:24 AM
Waktu makan siang tadi, ada yg menu sbb:
Quote
Dari: xxxx, Medan
Namo Buddhaya,
Bhante, saya ingin bertanya :
[...]
6. Mengapa Jalan Mulia Berunsur Delapan dikatakan sebagai jalan satu-satunya untuk mencapai Nibbana ?

Jawaban:
[...]
6. Nibbana atau kesucian dalam Ajaran Sang Buddha dimengerti sebagai hilangnya kemelekatan yang timbul akibat pikiran dikotori oleh ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Upaya pembersihan secara total ketiga penyebab kemelekatan dilakukan dengan melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Jalan Mulia ini merupakan sistematika perubahan perilaku yang diawali dari perubahan perilaku badan dan ucapan yang kemudian ditingkatkan pada pengendalian pikiran. Sistematika yang disampaikan Sang Buddha ini telah terbukti mengantarkan banyak orang mencapai kesucian atau Nibbana sejak jaman Sang Buddha sampai saat ini.
[...]Salam metta,
B. Uttamo
sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/ftj_win.php?id=2778

Saya rasa, tidak ada yang salah dalam jawaban Bhante Uttamo. Cuma Bhante tidak menjawab pertanyaan yang diajukan penanya: "Mengapa JM-8 dikatakan merupakan SATU-SATUNYA jalan untuk mencapai Nibbana?" Maksudnya, mengapa dalam ajaran lain orang tidak bisa mencapai pembebasan.

Saya sudah menjawabnya dengan menyatakan bahwa pernyataan itu tidak benar, bukan berasal dari Sang Buddha.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 06:36:26 AM
Ketika Sang Buddha memutar Dhammacakkapavattana....Beliau menjelaskan 2 Ekstrim yang dihancurkan melalui Jalan Tengah apakah Jalan Tengah itu ya 8 Jalan Ariya sehingga membawa orang menuju Nibbana. Yang dimaksud mungkin ketika kamu sedang berjuang mencapai Nibbana. gunakan 8 Jalan itu dan ketika sudah sampai maka ibarat rakit dilepas,lagian orang yang telah mencapai Nibbana atau kepadaman, ia tidak lagi memerlukan kemelekatan akan 8 Jalan itu sendiri melainkan telah terintegrasi dalam setiap ucapan,perbuatan dan pikiran.
Ini saja yang saya tangkap ketika membaca Visuddhi Magga

Bagus-bagus saja umat Buddha berpendapat seperti Anda.
Yang saya katakan adalah umat non-Buddhis pun bisa saja mencapai pembebasan (nibbana) tanpa melalui JMB-8, tanpa melalui konsep "pantai seberang", tanpa melalui konsep "rakit".
Itulah yang saya pahami dari pengalaman sadar sampai sejauh ini.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 26 July 2008, 06:38:57 AM
JADI JMB8 Bisa khan dan berguna untuk mencapai pembebasan?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 06:40:07 AM
sejauh yg saya tangkap,

~Pencerahan yg dibicarakan nibbana dicapai melalui jalan mulia beruas 8, adalah suatu perjalanan spiritual mencapai kesempurnaan. ada perjuangan & jalan yg harus ditempuh. (sampai di nibbana, mungkin jalan tsb tidak perlu lagi...)

~Pencerahan yg dimaksud Pak Hudoyo bukanlah suatu perjalanan spiritual yg tempat pemberhentian akhirnya nanti adalah nibbana, melainkan lebih pada kondisi "sadar", terbebas dari lamunan dunia. nibbana itu sendiri pun bukanlah suatu tempat atau kesempurnaan, melainkan hanya "padam". (padamnya lamunan duniawi mungkin yach ^-^ )

_/\_

Benar sekali. Kalau boleh saya tambahkan: yang pertama adalah teori, yang saya alami adalah keadaan batin saat ini.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 06:53:04 AM
Sy teringat lagi Pak Hud pernah membahas mengenai "Tanpa Konsep".
Dihubungkan dengan penjelasan diatas, sy semakin bingung.
Yg di Bold diatas:
Sejak awal tidak ada tujuan apa pun, oleh karena itu tidak ada jalan

"Tidak ada tujuan". IMO, semua yg melakukan sesuatu pasti ada tujuannya. Mungkin saja tujuannya adalah: 'Nibbana' atau juga tujuannya adalah 'Padamnya si AKU'. Apapun namanya, tetap saja 'mempunyai tujuan'.

Selama si aku ada, maka semua yang dilakukannya pasti mempunyai tujuan. Ketika si aku disadari dan berhenti, maka segala tujuan, segala jalan, segala cara, segala rakit untuk mencapainya pun ikut runtuh. Dan itu harus terjadi pada SAAT INI. Tidak mungkin si aku bertujuan & berusaha untuk melenyapkan si aku di masa depan. Itulah sebabnya saya katakan, "sejak awal" [seharusnya] tidak ada tujuan apa pun.

Quote
dan berikutnya:
Yang ada hanyalah sadar akan saat sekarang, sadar akan corak kehidupan yang tidak pernah memuaskan (dukkha)

"Sadar akan saat sekarang". Bukankah ini adalah suatu 'jalan/cara' juga?

'Sadar' itu bukan jalan/cara [untuk mencapai suatu tujuan tertentu], melainkan adalah keadaan terakhir (ultimate), tidak ada apa-apa lagi sesudah itu.

Quote
Berikutnya:
dukkha bersumber pada si aku

Bukankah ini suatu KONSEP juga? Dan Sang Buddha sebenarnya telah merumuskan 'dukkha' ini dengan sempurna dan lebih lengkap. Kita hanya mengulang2 dan memodifikasi apa yg pernah diajarkan oleh Sang Buddha doeloe.

Selama orang berada dalam taraf pikiran/si aku, 'dukkha' itu memang konsep. Di situlah kebanyakan umat Buddha berada. Tetapi selama itu tetap merupakan konsep, pikiran, orang tidak pernah bisa bebas dari situ. Orang hanya bisa bebas dari dukkha, bila semua pikiran (semua konsep)/aku itu runtuh; dan itu harus terjadi pada saat kini. Oleh karena itu tidak ada jalan, tidak ada rakit, tidak ada pantai seberang di masa depan.


Quote
Terlepas dari apapun namanya (konsep/tanpa konsep, ada tujuan/tidak ada tujuan, ada cara/tidak ada cara), menurut sy semuanya hanyalah beda 'sebutan' saja. Tapi pada praktiknya TANPA KONSEP tidak berbeda dengan cara2 yg dirumuskan oleh Sang Buddha (4 Noble Truth, JMb-8, dsbnya)

Bagi saya, lepaskan semua ajaran Buddha & ajaran apa pun kalau mau bebas.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 06:55:52 AM
Mungkin memang beda definisi saja. Menurut saya memang pengetahuan akan "Dukkha bersumber dari gerak si 'aku'" dan "nibbana adalah dengan 'diam'" pun sudah termasuk "rakit" dalam definisi saya. Begitu pula penggunaan pengetahuan dari Bahiya Sutta dan Malunkyaputta Sutta, walaupun hanya 2 (bukan 84000), itu juga sudah termasuk "rakit", lagi2 menurut definisi saya.

Silakan saja Anda membuat definisi "rakit".
Bagi saya, 'rakit', metode, cara itu ada karena ada tujuan yang mau dicapai.
Kalau tidak ada tujuan, tidak ada metode, cara, rakit dsb.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 06:57:42 AM
Kalo tidak perlu 'rakit' apapun lagi, selain 'diam'...,

Kenapa kita harus berdiskusi (ttg dhamma) di forum ini?
Kenapa harus mempertahankan pendapat dan kebenaran?
Kenapa guru buddha meminta siswa2nya membabarkan dhamma?
Kenapa harus berlatih MMD?
Kenapa harus melatih orang lain MMD?
Kenapa harus hidup?
Kenapa harus belajar dan tahu dhamma?
Kenapa harus nanya?
Kenapa harus menjawab?
 _/\_

Jawablah sendiri.
Yang bertanya itu pikiran. Bisakah pikiran berhenti? Kalau pikiran ini bisa berhenti, semua pertanyaan Anda itu runtuh dengan sendirinya.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 26 July 2008, 07:01:15 AM
sepertinya ini ada masalah "bahasa"

kalau diterawarang dari diskusi ini, kita bisa berteori "JMB8", Anatta, MMD, "Diam", dan seterusnya. tapi ketika meditasi, lupakan itu semua. Biarkan pikiran berhenti dan kita bisa "melihat" dengan jernih dan apa adanya.

bukankah demikian?

ini bicara berteori dikehidupan atau ketika berteori ketika meditasi?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:02:29 AM
IMHO , mungkin menurut pak hudoyo itu bahwa orang yang tidak mengenal agama/ajaran sang Buddha pun dapat merealisasikan nibbana tanpa harus mengetahui JMB-8/4KM .

Tapi jalan yang di tunjukan oleh sang Buddha menurut sy sich sudah bagus dan sempurna, tinggal kitanya yang menjalankan dan membuktikan apa benar/tidaknya jalan itu.

Kalau Anda Buddhis, silakan menempuh JMB-8. Cuma saya berpesan, menurut pengalaman saya, pada suatu titik dalam "jalan" Anda, Anda harus melepaskan semua konsep, bahkan melepaskan ajaran Buddha itu sendiri.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:27:26 AM
Mungkin lebih baik dirunut lagi asal muasal diskusi Jalan Mulia beruas-8 ini:

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3081.60.html
Quote
Ada beberapa bagian dari Tipitaka Pali yang saya ragukan kebenarannya. ... Yang paling mencolok adalah di dalam Mahaparinibbana-sutta, di mana Sang Buddha dikisahkan bersabda, bahwa di dalam ajaran mana pun yang tidak mengandung Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidak mungkin ada pembebasan. ...  Dengan kata lain, di situ ditampilkan Sang Buddha mengklaim bahwa hanya di dalam ajarannya sendiri mungkin tercapai pembebasan, di luar ajaran Buddha tidak mungkin ada pembebasan: ajaranku paling benar, semua ajaran lain salah.
Saya tidak percaya itu.
Salam,
hudoyo

Menurut sy Sang Buddha tidak pernah mengatakan bahwa Jalan yg Beliau tunjukkan adalah satu2nya jalan, melainkan Beliau berkata bahwa: jikapun ada jalan2 yg lain maka jalan tsb pasti MENGANDUNG ke-8 Unsur Jalan Mulia.

Yang saya baca lain sekali dengan yang Anda katakan:

"61. And the Blessed One spoke, saying: "In whatsoever Dhamma and Discipline, Subhadda, there is not found the Noble Eightfold Path, neither is there found a true ascetic of the first, second, third, or fourth degree of saintliness. But in whatsoever Dhamma and Discipline there is found the Noble Eightfold Path, there is found a true ascetic of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness.54 Now in this Dhamma and Discipline, Subhadda, is found the Noble Eightfold Path; and in it alone are also found true ascetics of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness. Devoid of true ascetics are the systems of other teachers. But if, Subhadda, the bhikkhus live righteously, the world will not be destitute of arahats."

Saya terjemahkan bebas: [konon] Sang Buddha bersabda: "Di dalam ajaran yang tidak mengandung JMB-8, tidak ada orang suci (tidak ada pembebasan). Tetapi, di dalam ajaran yang mengandung JMB-8, terdapat pembebasan. Nah, di dalam ajaranku ini ada JMB-8, maka hanya di situ satu-satunya terdapat pembebasan. Tidak ada pembebasan dalam ajaran guru-guru lain. ..." Apakah masih kurang jelas maksudnya? ... Itulah sebabnya saya sama sekali tidak percaya bahwa kata-kata itu berasal dari mulut Sang Buddha.

Quote
MENGANDUNG 8 Jalan Mulia bisa saja dalam bentuk rumusan2 yg lain (jika ada). Salah satu contoh yg jelas adalah: 3 rumusan (Sila Samadhi Panna) yg kebetulan masih termasuk ajaran Buddha juga, atau mungkin ada yg bisa memberi contoh Jalan apa yg membawa kepada 'padamnya AKU' yg tidak mengandung 8 Jalan Mulia?

Di dalam Hinduisme, 'moksha' adalah 'nibbana'; para rshi Hindu mengajarkan berbagai jalan untuk mencapai 'moksha'. J Krishnamurti mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha. Bernadette Roberts mencapai keadaan 'anatta' tanpa melalui ajaran Buddha, melainkan melalui ajaran Katholik yang pada satu titik dilepaskannya. Dalam mistisisme Keristen dan Islam terdapat ajaran/jalan yang mengarah pada lenyapnya aku; lenyapnya aku adalah nibbana.

Quote
Jadi kesimpulan Pak Hud:
Quote
Dengan kata lain, di situ ditampilkan Sang Buddha mengklaim bahwa hanya di dalam ajarannya sendiri mungkin tercapai pembebasan, di luar ajaran Buddha tidak mungkin ada pembebasan: ajaranku paling benar, semua ajaran lain salah.
Saya tidak percaya itu.

Sy pikir tidak begitu. Dengan atau Tanpa rumusan 8 Jalan Mulia, seseorang mungkin saja bisa mencapai pencerahan, namun apa yg dijalaninya PASTILAH MENGANDUNG unsur2 yg 8 itu.

Ini terbalik; di sini kebenaran dicocok-cocokkan ke dalam ajaran satu guru. Yang benar adalah: JMB-8 itu konsep yang mengarah pada pembebasan, tetapi harus dilepaskan pada satu titik dalam "perjalanan" itu. Tetapi JMB-8 itu BUKAN SATU-SATUNYA konsep untuk menuju pembebasan.

Kalau Anda berkata begitu, sebagai seorang Keristen saya juga bisa berkata: "Di luar agama Keristen, misalnya di dalam agama Buddha, Allah Bapa juga berkarya melalui Kristus yang tidak tampak (anonymous) untuk menyelamatkan umat agama itu." Begitulah pendapat para teolog Keristen pada dewasa ini. Pada dasarnya ini sama saja dengan penulis Tipitaka yang menyisipkan "kata-kata Buddha" seperti di atas. Semua itu menggelikan menurut saya: masing-masing pemuka agama menonjolkan ajarannya sendiri sambil merangkul agama-agama lain (inklusivisme).

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:29:33 AM
Diantara jalan itu manakah yang memegang peranan paling penting  untuk mencapai nibbana ?

Lepaskan semua jalan yang Anda pegangi erat-erat, dan Anda akan bebas.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:32:19 AM
Bukankah Jalan itu juga disebut Ekayano Maggo?

Istilah 'ekayano maggo' terdapat dalam Mahasatipatthana-sutta. Sering kali diterjemahkan orang sebagai "the only way", "satu-satunya jalan".
Tetapi Bhikkhu Thanissaro telah menerjemahkannya sebagai "the direct path", "jalan langsung", bukan "jalan satu-satunya".

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:33:47 AM
"diam" itu pun suatu "cara"... "cara" itu = "rakit" ??

Baca tanggapan saya kepada Rekan Willibordus.
'Diam' itu suatu keadaan terakhir, bukan cara/jalan/metode, tidak ada apa-apa lagi sesudah itu.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:44:25 AM
Pak Hud, Saya hanya memberikan pendapat, tentang penyataan dan pendapat bapak tentang JM8
1. MP Sutta yang diterjemahkan belum tentu benar dengan maksud Sang Buddha, karena terjemahan bahasa Pali ke bahasa lain.

O, jadi Anda sudah mulai meragukan pula "terjemahan" Mahaparinibbana-sutta itu? ... Baguslah. :))

Quote
2. Kalaupun benar, maksud Beliau adalah Makhluk apapun yang menjalankan JM8 pasti mencapai PENCERAHAN, jadi kalau ada AJARAN ORANG LAIN yang mengandung JM8 (diluar ajaran BELIAU) juga akan mencapai PENCERAHAN yaitu adanya PACCEKA BUDDHA, jadi rasanya Pak Hud yang salah memahami bahasa dan kata2 dalam arti Sutta terjemahan.

Baca tanggapan saya kepada Rekan Willibordus. Di situ ada terjemahan lengkap dari paragraf yang saya permasalahkan. Anda bisa membacanya langsung dari "mulut" Sang Buddha, tanpa saya pengaruhi lagi.

Quote
3. Disini para murid2 Kang Au(yang di Dhammacitta), tanya dan bahas tentang JM8, SESUAI JUDUL, saya kira cukup jawab Ya atau Tidak terus alasan ini....., tidak usah dibawa sampai ke teori2 yang lain, misalnya meditasi Vipasana tentang aku, sadar, malah membingungkan.

Oh, ini bukan tanya-jawab di sidang pengadilan. ... Ajaran Buddha itu justru menyangkut vipassana, aku, sadar dsb. Kalau bingung, berarti Anda belum menangkap intisari ajaran Buddha, baru kulit-kulitnya saja.

Quote
4. Mungkin Pak Hud, udah paham di Vipasana, tetapi murid disini masih belum paham tentang Vipasana, jadi harus banyak belajar dengan Pak Hud tentang Vipasana sewaktu bahas Meditasi Vipasana.

Justru saya menulis di sini, di dalam thread mana pun, bagi mereka yang ingin memahami vipassana. Vipassana seharusnya menjadi kesadaran manusia sehari-hari, termasuk ketika ia membahas berbagai ajaran, termasuk ajaran Buddha sendiri.

Quote
5 Sekian dan terimakasih.

Terima kasih pula, dan sekian.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:49:15 AM
Mantap...
Penjelasan bro Adiharto mirip dengan yang saya pahami...
Thanks... :)

Silakan baca tanggapan saya kepada Rekan Adiharto.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:52:02 AM
JADI JMB8 Bisa khan dan berguna untuk mencapai pembebasan?

Posting Anda serupa sudah saya tanggapi. Lihat reply #64.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 07:56:41 AM
sepertinya ini ada masalah "bahasa"
kalau diterawarang dari diskusi ini, kita bisa berteori "JMB8", Anatta, MMD, "Diam", dan seterusnya. tapi ketika meditasi, lupakan itu semua. Biarkan pikiran berhenti dan kita bisa "melihat" dengan jernih dan apa adanya.
bukankah demikian?

Setuju sekali: ketika meditasi, lupakan itu semua.

Quote
ini bicara berteori dikehidupan atau ketika berteori ketika meditasi?

Cobalah bermeditasi terus, mulai bangun sampai tidur kembali, kecuali pada saat-saat pikiran dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Jadi tidak perlu berteori apa pun tentang 'pembebasan'.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 26 July 2008, 08:51:19 AM
diam itu juga rakit...
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 26 July 2008, 08:59:08 AM
Quote
MENGANDUNG 8 Jalan Mulia bisa saja dalam bentuk rumusan2 yg lain (jika ada). Salah satu contoh yg jelas adalah: 3 rumusan (Sila Samadhi Panna) yg kebetulan masih termasuk ajaran Buddha juga, atau mungkin ada yg bisa memberi contoh Jalan apa yg membawa kepada 'padamnya AKU' yg tidak mengandung 8 Jalan Mulia?

Di dalam Hinduisme, 'moksha' adalah 'nibbana'; para rshi Hindu mengajarkan berbagai jalan untuk mencapai 'moksha'. J Krishnamurti mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha. Bernadette Roberts mencapai keadaan 'anatta' tanpa melalui ajaran Buddha, melainkan melalui ajaran Katholik yang pada satu titik dilepaskannya. Dalam mistisisme Keristen dan Islam terdapat ajaran/jalan yang mengarah pada lenyapnya aku; lenyapnya aku adalah nibbana.

Nah, kita ambil contoh Jalan yg diambil J Krishnamurti, apakah Jalan yg ditempuh JK tsb memang tidak mengandung unsur2 JMB-8? Apakah dgn Jalan JK seorang yg masih senang berbual masih bisa mencapai pencerahan? Apakah dgn Jalan JK seorang yg masih sulit berkonsentrasi masih bisa mencapai pencerahan? (dstnya).

Juga, Jalan yg telah berhasil mencerahkan Bernadette Roberts, pun masih mengandung JMB-8. BR terjaga moralnya dan melakukan usaha2 konsentrasi benar.

Sy pikir jalan apapun yg telah berhasil membawa orang2 ke pencerahan, tidak akan berbeda 'esensi'nya dari JMB-8. Kandungannya sama, hanya berbeda kemasan.

Mohon maaf bila sy masih 'degil' dgn ini, Pak. Karena sy melihat, apa yg di Sabdakan Sang Buddha itu berbeda dgn dogma agama lain. Ambil contoh Agama kr****n yg jelas2 menyatakan hanya melalui Yesus lah orang2 akan terselamatkan. Sedangkan Sang Buddha tidak ada menyatakan Hanya melalui Jalannya orang2 akan mencapai pencerahan, melainkan Jika ada Jalan lain yg Mengandung JMB-8, maka Jalan tsb bisa membawa pencerahan (dan ternyata jalan JK dan BR bisa). Sy pikir, jika JK dan BR berencana untuk merumuskan jalan yg mereka tempuh supaya bisa dipergunakan oleh umat manusia yg lain, hasilnya tidak akan jauh2 beda dgn JMB-8, tetap akan mengandung moralitas, konsentrasi dan kebijaksanaan.

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Mr. Wei on 26 July 2008, 09:03:27 AM
Memang pertanyaan saya ttg JMB8 lah yang membuat thread ini tercipta,tapi karena yang didiskusikan terlalu berat bagi saya ;D saya hanya bisa membaca2 dan mengambil kesimpulan sesuai dengan kemampuan berpikir saya. :)

_/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 26 July 2008, 09:09:54 AM
Tambahan pertanyaan, apakah tanpa meditasi bisa mencapai NiBBana ? :D
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 26 July 2008, 09:40:06 AM
'Saya berlindung pada p*n*s si tua, .....
Saya berlindung pada vagina tuwek si nenek, keriput, tak bisa ditembusi, dan kenyal spt spons;
Saya berlindung pada p*n*s si perjaka macan muda, ******* dengan bangga, tak takut loyo;
Saya berlindung pada teratai sang nona, memasukinya dengan gelombang silinder kenikmatan, melepaskannya dari rasa malu dan ja'im'   :))

'I take refuge in an old man's chastened p*n*s, withered at the
       root, fallen like a dead tree;
I take refuge in an old woman's flaccid vagina, collapsed,
       impenetrable, and sponge-like;
I take refuge in the virile young tiger's Thunderbolt (erect p*n*s), rising proudly,
       indifferent to death;
I take refuge in the maiden's Lotus, filling her with rolling bliss
       waves, releasing her from shame and inhibition.'


(Divine Madman / Drukpa Kunley; Orang suci Buddhis yg menjadi santo pelindung negara Bhutan yg mencapai Kebuddhaan).  :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 26 July 2008, 09:45:48 AM
Saya punya pendapat yang berbeda dengan Anda. Sejak awal tidak ada tujuan apa pun, oleh karena itu tidak ada jalan. Yang ada hanyalah sadar akan saat sekarang, sadar akan corak kehidupan yang tidak pernah memuaskan (dukkha), tanpa mengharapkan apa pun, oleh karena si aku tidak mungkin melenyapkan dukkha, yang adalah dirinya sendiri. Sadar itu sendiri membawa perubahan radikal; tidak perlu menempuh jalan apa pun, yang hanya merupakan impian si aku. Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mau sadar, karena asyik melekat pada si aku dan milikku dan agamaku, yang dianggapnya membahagiakan dan kekal. Di samping itu, ada pula orang yang sudah mulai sadar akan dukkha karena dia belajar agama Buddha sedikit, tapi tidak sadar bahwa dukkha bersumber pada si aku, sehingga si aku mencari jalan untuk keluar dari dukkha, si aku ingin mencapai kebahagiaan abadi, mencapai nibbana, yang adalah mustahil, karena pada dasarnya si aku itu sendiri adalah dukkha. Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba yang membuat umat Buddha puas diri, dan tidak benar-benar sadar. Itu bukan ajaran Sang Buddha.
 
Salam,
hudoyo

Ya Pak Hud pendapat kita memang berbeda, mungkin dari sudut pandang yang berbeda. Dalam penjelasan Pak Hud sendiri di atas, sangat jelas bagi saya bahwa adanya tujuan dan “Sang Jalan”. Ketika Pak Hud mengatakan “Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mau sadar, karena asyik melekat pada si aku dan milikku dan agamaku”, maka tujuannya tidak lain adalah menjadi sadar, dan jalannya adalah cara dari tidak sadar menjadi sadar (termasuk cara “tanpa niat” “tanpa viriya” “tanpa mencatat”). Melekat pada si aku dan milikku dan agamaku, inilah mereka yang masih berada dalam jalan dan terlalu asyik melihat jalan itu, mereka belum melangkah lebih jauh atau keluar dari ujung jalan.. Ini dari yang saya pahami apa adanya Pak Hud (ini bukan berarti saya telah Yathabhutam Nyanadassanam loh Pak Hud).

Mengenai Jalan Mulia Berunsur Delapan. Seperti kita ketahui bahwa Jalan Mulia Berunsur Delapan berada dalam naungan Empat Kebenaran Arya. Dan seperti yang pernah Pak Hud sampaikan bahwa dalam Dhammacakkapavatana Sutta, Sang Buddha melihat apa adanya, Yathabhutam Nyanadassanam, tentang Empat Kebenaran Arya. Dengan demikian Empat Kebenaran Arya adalah terlihat dari/dalam pemikiran yang murni, jelas, tanpa bias. Point ke-4 Empat Kebenaran Arya adalah Jalan menuju Akhir Dukkha yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan. Dengan demikian secara otomatis Jalan Mulia Berunsur Delapan terlihat dalam Yathabhutam Nyanadassanam. Jadi jika dalam pemahaman Yathabhutam Nyanadassanam menyatakan/terlihat adanya jalan maka ada jalan.

Nah, Pak Hud, dari kedua alasan di atas (alinea 1 dan 2) saya sebagai puthujjana yang masih suka kue putu, berpendapat bahwa adanya jalan.  :)

Pak Hud mengatakan “Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba….”. Saya sependapat dengan Pak Hud, JIKA kalimat “tanpa mengenal si aku” tidak terlepas dari kalimat “Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba”. Tanpa ketelitian gabungan kalimat Pak Hud ini akan membuat orang tanpa harapan. Di lain sisi, setahu saya dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan sendiri ada cara mengenali si Aku. Pandangan Benar, Pikiran Benar dan Samadhi Benar adalah jalan mengenal si Aku. Oleh karena itu tanpa ketiganya yang merupakan jalan mengenal si aku maka tidak akan ada Jalan Mulia Berunsur Delapan, dimana kelima ruas yang lain akan menjadi norma-norma biasa yang bisa menjadi narkoba. Tapi saya yakin kelima norma/ruas jalan itu meskipun dikatakan narkoba tapi jika penggunaannya benar dan tidak melekat sehingga kecanduan, maka akan memiliki dampak baik. Seperti halnya Narkoba yang dipergunakan untuk kesehatan yaitu mengurangi sakit, dan kelima norma/ruas jalan itu pun dapat mengurangi beban, sakit, dukkha.   

Terakhir, hanya satu realisasi mengatasi pikiran bagi  saya yaitu diam. Ketika saya menulis ini saya tidak sedang mengatasi pikiran tetapi bekerja sama dengan pikiran.

Hanya itu saja Pak Hud, alasan saya seorang puthujjana yang masih suka kue putu.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 26 July 2008, 09:47:43 AM
'Saya berlindung pada p*n*s si tua, .....
Saya berlindung pada vagina tuwek si nenek, keriput, tak bisa ditembusi, dan kenyal spt spons;
Saya berlindung pada p*n*s si perjaka macan muda, ******* dengan bangga, tak takut loyo;
Saya berlindung pada teratai sang nona, memasukinya dengan gelombang silinder kenikmatan, melepaskannya dari rasa malu dan ja'im'   :))

Sy sangka tadi km telah 'kenapa2 Bro....'
Tiba2 nongol tau2 posting beginian....

Ternyata cuman copas terjemahan dari inspirasi si Drukpa Kunley.... weleh2, tapi, syukurlah, ternyata sohibku masih aman2 saja...  :))

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 26 July 2008, 09:52:53 AM
"Upaya seseorang membuat generalisasi bahwa semua orang dapat memahami apa yang ia maksud dengan bahasanya sendiri yang hanya bisa dimengerti oleh dirinya sendiri, maka orang tersebut adalah orang yang sedang merealisasikan ke-aku-annya. Begitu juga sebaliknya." quote ini juga termasuk :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 26 July 2008, 09:58:21 AM
'Saya berlindung pada p*n*s si tua, .....
Saya berlindung pada vagina tuwek si nenek, keriput, tak bisa ditembusi, dan kenyal spt spons;
Saya berlindung pada p*n*s si perjaka macan muda, ******* dengan bangga, tak takut loyo;
Saya berlindung pada teratai sang nona, memasukinya dengan gelombang silinder kenikmatan, melepaskannya dari rasa malu dan ja'im'   :))

'I take refuge in an old man's chastened p*n*s, withered at the
       root, fallen like a dead tree;
I take refuge in an old woman's flaccid vagina, collapsed,
       impenetrable, and sponge-like;
I take refuge in the virile young tiger's Thunderbolt (erect p*n*s), rising proudly,
       indifferent to death;
I take refuge in the maiden's Lotus, filling her with rolling bliss
       waves, releasing her from shame and inhibition.'


(Divine Madman / Drukpa Kunley; Orang suci Buddhis yg menjadi santo pelindung negara Bhutan yg mencapai Kebuddhaan).  :))
:)) boleh dicontoh gak yah :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 26 July 2008, 09:59:57 AM
 [at] Kelana

p*n*s Drukpa Kunley memang melekat, melekat pada vagina kecil,
Tetapi kemelekatannya tergantung dari ukuran dari p*n*s.

Drukpa Kunley's p*n*s head may stick, stick in a small vagina,
But tightness depends upon the size of the p*n*s.

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 26 July 2008, 10:00:59 AM
[at] Kelana

p*n*s Drukpa Kunley memang melekat, melekat pada vagina kecil,
Tetapi kemelekatannya tergantung dari ukuran dari p*n*s.

Drukpa Kunley's p*n*s head may stick, stick in a small vagina,
But tightness depends upon the size of the p*n*s.



So..what??
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 26 July 2008, 10:02:54 AM
[at] Kelana

p*n*s Drukpa Kunley memang melekat, melekat pada vagina kecil,
Tetapi kemelekatannya tergantung dari ukuran dari p*n*s.

Drukpa Kunley's p*n*s head may stick, stick in a small vagina,
But tightness depends upon the size of the p*n*s.



So..what??

Mungkin kamu perlu mengukur p*n*smu... :)) :)) :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 26 July 2008, 10:05:58 AM
[at] Kelana

p*n*s Drukpa Kunley memang melekat, melekat pada vagina kecil,
Tetapi kemelekatannya tergantung dari ukuran dari p*n*s.

Drukpa Kunley's p*n*s head may stick, stick in a small vagina,
But tightness depends upon the size of the p*n*s.



So..what??

Mungkin kamu perlu mengukur p*n*smu... :)) :)) :))

Ah tidak perlu, itu akan menambah dukkha saja ;)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 26 July 2008, 10:10:24 AM
:hammer:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 26 July 2008, 10:10:36 AM
Ngomong soal NARKOBA, kemelekatan terhadap apapun adalah Narkoba, tidak hanya terhadap JMB-8, kemelekatan terhadap Vipassana juga narkoba, kemelekatan terhadap 'sadari saja' juga narkoba, kemelekatan terhadap 'padamnya aku' juga narkoba....

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 26 July 2008, 10:13:18 AM
[at] Kelana

p*n*s Drukpa Kunley memang melekat, melekat pada vagina kecil,
Tetapi kemelekatannya tergantung dari ukuran dari p*n*s.

Drukpa Kunley's p*n*s head may stick, stick in a small vagina,
But tightness depends upon the size of the p*n*s.



So..what??

Mungkin kamu perlu mengukur p*n*smu... :)) :)) :))

Ah tidak perlu, itu akan menambah dukkha saja ;)

Lagipula Mak Erot sudah tiada, dukkha bisa2 tambah dalam...  :'(  :'(  :'(

.... sy tau, sy tau, udah OOT...., jadi:

 :backtotopic:

::

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 10:15:23 AM
diam itu juga rakit...

Sudah ditanggapi; tidak perlu diulang-ulang.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 26 July 2008, 10:16:04 AM
[at] Kelana

p*n*s Drukpa Kunley memang melekat, melekat pada vagina kecil,
Tetapi kemelekatannya tergantung dari ukuran dari p*n*s.

Drukpa Kunley's p*n*s head may stick, stick in a small vagina,
But tightness depends upon the size of the p*n*s.



So..what??

Mungkin kamu perlu mengukur p*n*smu... :)) :)) :))
Ukur p*n*s masuk jalan mulia perhatian benar yak :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 26 July 2008, 10:31:01 AM
Mungkin memang beda definisi saja. Menurut saya memang pengetahuan akan "Dukkha bersumber dari gerak si 'aku'" dan "nibbana adalah dengan 'diam'" pun sudah termasuk "rakit" dalam definisi saya. Begitu pula penggunaan pengetahuan dari Bahiya Sutta dan Malunkyaputta Sutta, walaupun hanya 2 (bukan 84000), itu juga sudah termasuk "rakit", lagi2 menurut definisi saya.

Silakan saja Anda membuat definisi "rakit".
Bagi saya, 'rakit', metode, cara itu ada karena ada tujuan yang mau dicapai.
Kalau tidak ada tujuan, tidak ada metode, cara, rakit dsb.

hudoyo

Ya, maka saya katakan ini mungkin hanya masalah definisi bahasa saja.
Misalnya bagi orang lain barangkali:
Tujuan = "diam"
Metode= "vipassana" atau "MMD"
Itu tergantung pada masing2 untuk mendefinisikannya.


Saya tertarik dengan pembahasan Maha Parinibbana Sutta yang menurut saya tidak ada yang janggal. Tetapi setelah dibaca ulang bagian:
Quote
Devoid of true ascetics are the systems of other teachers.
memang cukup meragukan. Sebab jika dilihat dalam Dhammapada, Brahmana-Vagga, Buddha Gotama selalu menyebutkan kualitas Brahmana adalah dari pikiran dan perilakunya, tidak ada sangkut-pautnya pada "sistem" ajarannya.


BTW, kutipan Drukpa Kunley itu apa maksudnya yah? Ada yang bisa jelasin?

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Lily W on 26 July 2008, 10:41:20 AM
Bagi saya, lepaskan semua ajaran Buddha & ajaran apa pun kalau mau bebas.

hudoyo

Pak Hudoyo....

Apa termasuk melepas MMD juga?

Mohon maaf...kalo ada kata2 yang salah... ;D

Anumodana...

_/\_ :lotus:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 26 July 2008, 10:43:43 AM
Harusnya MMD=meditasi melepas diri :D
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 26 July 2008, 10:47:59 AM
Quote
BTW, kutipan Drukpa Kunley itu apa maksudnya yah? Ada yang bisa jelasin?


Artinya :
- Tidak perlu sesuai dengan idealisme 8JM juga bisa mencapai Kebuddhaan.
- "Suci" pun tak perlu didefinisikan atau dikhayalkan ini itu sesuai dengan kemauanku sendiri.
- Demikian pula p*n*s (=ego) bisa membesar ataupun mengecil, tergantung kebutuhan apakah ada 'wanita' (=orang yg perlu dicerahkan) yang sedang birahi (=nafsu berdebat).  ;D
- Apakah perlu menilai ego orang itu besar atau kecil? Itu berarti masih dalam dualisme. Dalam pencerahan, tidak masalah apakah ego besar atau tidak punya ego. Sama saja. Mengatakan bahwa untuk tercerahkan perlu meniadakan ego, itupun masih dualisme (eg: ada tujuan; Pak Hud mengatakan tidak perlu tujuan).
- Drukpa Kunley menjadi santo, karena menyadarkan orang-orang yang melekat pada "kesucian" palsu (yg muncul dari pikiran dualistik).
- Pencerahan itu bukan sekedar memeluk yang baik2 dan melepas yg buruk2, tapi pada intinya adalah melepas kemenduaan (dualisme). Itulah sumber segala konflik. Akar dari LDM adalah pikiran dualistik.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Lily W on 26 July 2008, 10:51:42 AM
Harusnya MMD=meditasi melepas diri :D

Delete...
Metode= "vipassana" atau "MMD"
Itu tergantung pada masing2 untuk mendefinisikannya.

Saya setuju dengan Bro Kainyn tuh...

_/\_ :lotus:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 10:55:49 AM
Nah, kita ambil contoh Jalan yg diambil J Krishnamurti, apakah Jalan yg ditempuh JK tsb memang tidak mengandung unsur2 JMB-8? Apakah dgn Jalan JK seorang yg masih senang berbual masih bisa mencapai pencerahan? Apakah dgn Jalan JK seorang yg masih sulit berkonsentrasi masih bisa mencapai pencerahan? (dstnya).

KARENA Anda Buddhis, maka Anda membaca JMB-8 di dalam "jalan JK". Karena saya tidak menempuh JMB-8, maka saya tidak membaca JMB-8 di dalam "jalan JK". Itulah perbedaan Anda dan saya.

Quote
Juga, Jalan yg telah berhasil mencerahkan Bernadette Roberts, pun masih mengandung JMB-8. BR terjaga moralnya dan melakukan usaha2 konsentrasi benar.
Sama dengan di atas.

Quote
Sy pikir jalan apapun yg telah berhasil membawa orang2 ke pencerahan, tidak akan berbeda 'esensi'nya dari JMB-8. Kandungannya sama, hanya berbeda kemasan.
Sama dengan di atas. Itulah yang saya namakan 'mencocok-cocokkan' Kebenaran ke dalam JMB-8, seolah-olah JMB-8 satu-satunya "rumusan Kebenaran" yang valid.


Quote
Mohon maaf bila sy masih 'degil' dgn ini, Pak. Karena sy melihat, apa yg di Sabdakan Sang Buddha itu berbeda dgn dogma agama lain. Ambil contoh Agama kr****n yg jelas2 menyatakan hanya melalui Yesus lah orang2 akan terselamatkan. Sedangkan Sang Buddha tidak ada menyatakan Hanya melalui Jalannya orang2 akan mencapai pencerahan, melainkan Jika ada Jalan lain yg Mengandung JMB-8, maka Jalan tsb bisa membawa pencerahan (dan ternyata jalan JK dan BR bisa). Sy pikir, jika JK dan BR berencana untuk merumuskan jalan yg mereka tempuh supaya bisa dipergunakan oleh umat manusia yg lain, hasilnya tidak akan jauh2 beda dgn JMB-8, tetap akan mengandung moralitas, konsentrasi dan kebijaksanaan.

Sudah tentu JMB-8 berbeda dengan ajaran Yesus, berbeda dengan Jalan 'moksha', dll.
Sedangkan apa yang tercantum dalam Mahaparinibbana-sutta itu sudah jelas, tidak perlu diputar-putar: konon di situ SB bilang, "di dalam ajaran yang mengandung JMB-8 ada pembebasan; ajaranku mengandung JMB-8, jadi ada pembebasan. Di dalam ajaran yang tidak mengandung JMB-8 tidak ada pembebasan. Di dalam AJARAN GURU-GURU LAIN tidak terdapat pembebasan." Apa kurang jelas? Mau diputar-balik bagaimana lagi?

Pada dasarnya sikap mental orang yang berkata begitu tidak berbeda dengan orang yang berkata, "Hanya melalui Yesus orang bisa sampai kepada Allah Bapa", atau orang yang berkata, "Islam-lah satu-satunya agama yang diridhoi Allah". -- Itulah sebabnya saya tidak percaya bahwa sisipan tersebut datang dari mulut Sang Buddha. Saya tidak mengritik Sang Buddha, melainkan para penulis Tipitaka, sesudah diturunkan dari mulut ke mulut selama lebih dari tiga ratus tahun (TIGA ABAD) lamanya.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: nyanadhana on 26 July 2008, 10:57:46 AM
Bagus-bagus saja umat Buddha berpendapat seperti Anda.
Yang saya katakan adalah umat non-Buddhis pun bisa saja mencapai pembebasan (nibbana) tanpa melalui JMB-8, tanpa melalui konsep "pantai seberang", tanpa melalui konsep "rakit".
Itulah yang saya pahami dari pengalaman sadar sampai sejauh ini.

hudoyo


Ow,sebenarnya Jalan Mulia 8 itu bukan politik milik Buddha itu sendiri kan Pak Hudoyo, Dhamma itu terintegrasi secara universal jadi setiap orang bisa mempraktekkan walaupun dia sama sekali ga tahu label "Jalan Mulia 8" atau berbagai nama lain, karena hanya sebuah nama untuk menunjuk, sadar atau tidak sadar nantinya,orang non agama Buddha yang mempraktekkan "Nibbana" telah melengkapi dirinya sendiri dengan Jalan Mulia 8

Kembali lagi pada saat Prince Siddhatta menemukan Jalan itu sendiri. Apakah dari awal dia sudah tahu label "Jalan Mulia 8" ,saya rasa tidak , mengkonsepkan nama itu sendiri terjadi setelah Prince menjadi Buddha. dan Prince juga bukan beragama Buddha pada asalnya melainkan Brahman.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 26 July 2008, 10:59:02 AM
diam itu juga rakit...

Selama orang memeluk erat konsep, maka sebuah saran untuk melepas konsep pun akan diterjemahkan sebagai konsep.
Walaupun sudah diberitahu untuk melihat bulan, tetap saja jarinya yang dianggap bulan.
Tinggal melangkahkan kaki ke seberang, tapi karena pikiran terus bergerak maka merasa perlu berjalan berputar-putar dulu mengarungi seluruh tebing dan jurang.

Karena pencerahan itu terlalu mudah, terlalu sederhana, terlalu dekat, sehingga orang2 tidak percaya bahwa yang diperlukan sebenarnya cuman tinggal BERHENTI.  Pikiran sudah terlalu dikondisikan bahwa pencerahan adalah sesuatu yang "wuihhh". Itulah akibat ortodoksi agama [Buddha]. Sayangnya, kita menyukai fantasi itu.  ;D
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 11:04:32 AM
Memang pertanyaan saya ttg JMB8 lah yang membuat thread ini tercipta,tapi karena yang didiskusikan terlalu berat bagi saya ;D saya hanya bisa membaca2 dan mengambil kesimpulan sesuai dengan kemampuan berpikir saya. :)
_/\_

Sadhu, sadhu, sadhu. Namaste, Rekan Wei.

Ini contoh yang patut diteladani: seorang anak muda, 16 tahun, dengan rendah hati mengatakan bahwa pemahaman intelektualnya belum sampai pada apa yang saya katakan, yang bersumber pada pengalaman vipassana.

Saya mengetahui batin Anda dari diskusi kita mengenai MMD beberapa waktu lalu. Dari seorang yang tidak tahu apa-apa tentang meditasi, akhirnya Anda bisa memahami apa itu MMD berdasarkan pengalaman langsung dari meditasi Anda sendiri. -- Rekan Wei, jika Anda terus mengembangkan kesadaran, dan bukan mengumbar pikiran, dalam waktu tidak terlalu lama Anda akan tercerahkan.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 26 July 2008, 11:05:04 AM
Quote
BTW, kutipan Drukpa Kunley itu apa maksudnya yah? Ada yang bisa jelasin?


Artinya :
- Tidak perlu sesuai dengan idealisme 8JM juga bisa mencapai Kebuddhaan.
- "Suci" pun tak perlu didefinisikan atau dikhayalkan ini itu sesuai dengan kemauanku sendiri.
- Demikian pula p*n*s (=ego) bisa membesar ataupun mengecil, tergantung kebutuhan apakah ada 'wanita' (=orang yg perlu dicerahkan) yang sedang birahi (=nafsu berdebat).  ;D
- Apakah perlu menilai ego orang itu besar atau kecil? Itu berarti masih dalam dualisme. Dalam pencerahan, tidak masalah apakah ego besar atau tidak punya ego. Sama saja. Mengatakan bahwa untuk tercerahkan perlu meniadakan ego, itupun masih dualisme (eg: ada tujuan; Pak Hud mengatakan tidak perlu tujuan).
- Drukpa Kunley menjadi santo, karena menyadarkan orang-orang yang melekat pada "kesucian" palsu (yg muncul dari pikiran dualistik).
- Pencerahan itu bukan sekedar memeluk yang baik2 dan melepas yg buruk2, tapi pada intinya adalah melepas kemenduaan (dualisme). Itulah sumber segala konflik. Akar dari LDM adalah pikiran dualistik.


Setiap orang mempunyai 'konsep' dan 'cara' masing2, demikian pula Drukpa Kunley.


::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 11:08:59 AM
Tambahan pertanyaan, apakah tanpa meditasi bisa mencapai NiBBana ? :D

Jelaskan dulu apa itu 'meditasi'.
Kalau yang dimaksud 'meditasi' = konsentrasi, jawabannya TIDAK PERLU, sekalipun orang bisa pula mencapai pembebasan melalui konsentrasi.
Kalau yang dimaksud 'meditasi' = sadar, eling, jawabannya: justru MUTLAK PERLU; itulah "pintu" pembebasan.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 26 July 2008, 11:11:00 AM
Quote from: willibordus
Setiap orang mempunyai 'konsep' dan 'cara' masing2, demikian pula Drukpa Kunley.

Sudah saya jawab di posting #98
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Mr. Wei on 26 July 2008, 11:13:46 AM
Memang pertanyaan saya ttg JMB8 lah yang membuat thread ini tercipta,tapi karena yang didiskusikan terlalu berat bagi saya ;D saya hanya bisa membaca2 dan mengambil kesimpulan sesuai dengan kemampuan berpikir saya. :)
_/\_

Sadhu, sadhu, sadhu. Namaste, Rekan Wei.

Ini contoh yang patut diteladani: seorang anak muda, 16 tahun, dengan rendah hati mengatakan bahwa pemahaman intelektualnya belum sampai pada apa yang saya katakan, yang bersumber pada pengalaman vipassana.

Saya mengetahui batin Anda dari diskusi kita mengenai MMD beberapa waktu lalu. Dari seorang yang tidak tahu apa-apa tentang meditasi, akhirnya Anda bisa memahami apa itu MMD berdasarkan pengalaman langsung dari meditasi Anda sendiri. -- Rekan Wei, jika Anda terus mengembangkan kesadaran, dan bukan mengumbar pikiran, dalam waktu tidak terlalu lama Anda akan tercerahkan.

Salam,
hudoyo

Terima kasih

_/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 26 July 2008, 11:20:39 AM
Tambahan pertanyaan, apakah tanpa meditasi bisa mencapai NiBBana ? :D

Jelaskan dulu apa itu 'meditasi'.
Kalau yang dimaksud 'meditasi' = konsentrasi, jawabannya TIDAK PERLU, sekalipun orang bisa pula mencapai pembebasan melalui konsentrasi.
Kalau yang dimaksud 'meditasi' = sadar, eling, jawabannya: justru MUTLAK PERLU; itulah "pintu" pembebasan.
apakah yang akan terjadi ketika seseorang dengan sadar berbuat baik/berbuat jahat?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 26 July 2008, 11:26:58 AM
Tambahan pertanyaan, apakah tanpa meditasi bisa mencapai NiBBana ? :D

Jelaskan dulu apa itu 'meditasi'.
Kalau yang dimaksud 'meditasi' = konsentrasi, jawabannya TIDAK PERLU, sekalipun orang bisa pula mencapai pembebasan melalui konsentrasi.
Kalau yang dimaksud 'meditasi' = sadar, eling, jawabannya: justru MUTLAK PERLU; itulah "pintu" pembebasan.
apakah yang akan terjadi ketika seseorang dengan sadar berbuat baik/berbuat jahat?

Pada saat sadar, maka tidak ada penilaian perbuatan baik ataupun jahat. Karena pada saat sadar, maka pikiran berhenti menilai.
AKAN TETAPI, bila kemudian ada orang yang berpura-pura sadar,
atau berkeinginan untuk "sadar" kemudian meniadakan penilaian baik-buruk, ini berarti sudah terperosok dalam jurang kesesatan yang sangat dalam.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: J.W on 26 July 2008, 11:31:37 AM
Quote
Pada saat sadar, maka tidak ada penilaian perbuatan baik ataupun jahat. Karena pada saat sadar, maka pikiran berhenti menilai.
AKAN TETAPI, bila kemudian ada orang yang berpura-pura sadar,
atau berkeinginan untuk "sadar" kemudian meniadakan penilaian baik-buruk, ini berarti sudah terperosok dalam jurang kesesatan yang sangat dalam.
:o :o

Panahnya tajam bangettt... :o :o semoga tepat sasaran...

Semoga jinaraga menjadi sadar dari statement di atas ^:)^
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 26 July 2008, 11:41:10 AM
Selama orang memeluk erat konsep, maka sebuah saran untuk melepas konsep pun akan diterjemahkan sebagai konsep.
Walaupun sudah diberitahu untuk melihat bulan, tetap saja jarinya yang dianggap bulan.
Tinggal melangkahkan kaki ke seberang, tapi karena pikiran terus bergerak maka merasa perlu berjalan berputar-putar dulu mengarungi seluruh tebing dan jurang.

Karena pencerahan itu terlalu mudah, terlalu sederhana, terlalu dekat, sehingga orang2 tidak percaya bahwa yang diperlukan sebenarnya cuman tinggal BERHENTI.  Pikiran sudah terlalu dikondisikan bahwa pencerahan adalah sesuatu yang "wuihhh". Itulah akibat ortodoksi agama [Buddha]. Sayangnya, kita menyukai fantasi itu.  ;D

Demikian pula sebaliknya.
Karena mungkin 'tidak puas' terhadap ajaran yg umum atau ingin mencari sesuatu yg baru, beberapa orang berpikir 'ajaran tua yg sistematis' (mis: Buddhism dgn segala rumusannya) adalah suatu KONSEP yg melekat (padahal blom tentu loh, tidak bisa digeneralisasi).

Akhirnya mereka mencari sesuatu yg fresh (baru) dan menganggap jalan baru tsb 'terlepas dari konsep'.... Syukur2 bisa terlepaskan, kenyataan yg terjadi, malah banyak yg terjebak dan melekat dengan apa yg mereka anggap 'melepas konsep' tsb.

Jadi semakin membingungkan bukan? Kita akan bingung Jalan mana yg sebenarnya akan "membebaskan"?

Sy pernah menuliskan soal ini dulu. Tidak usah bingung dengan Jalan mana yg akan membebaskan. BAROMETERNYA GAMPANG SAJA:
~ Jika kita sudah mencoba suatu Jalan dan ternyata Jalan tsb  berhasil mengurangi dukkha kita, kita menjadi semakin toleransi, semakin diterima oleh orang2 disekeliling kita, maka Jalan yg kita tempuh itu adalah Jalan yg benar. Namun jika, Jalan yg kita latih, semakin memperkuat dukkha kita, kita menjadi semakin tidak toleran, kita semakin tidak diterima oleh komunitas kita, maka artinya kita telah menempuh Jalan yg salah.

Tidak usah memusingkan Konsep dan Bukan Konsep karena semua itu hanyalah permainan kata-kata, permainan intelektual belaka.

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 26 July 2008, 11:45:48 AM
Quote from: willibordus
Demikian pula sebaliknya.
Karena mungkin 'tidak puas' terhadap ajaran yg umum atau ingin mencari sesuatu yg baru, beberapa orang berpikir 'ajaran tua yg sistematis' (mis: Buddhism dgn segala rumusannya) adalah suatu KONSEP yg melekat (padahal blom tentu loh, tidak bisa digeneralisasi).

Akhirnya mereka mencari sesuatu yg fresh (baru) dan menganggap jalan baru tsb 'terlepas dari konsep'.... Syukur2 bisa terlepaskan, kenyataan yg terjadi, malah banyak yg terjebak dan melekat dengan apa yg mereka anggap 'melepas konsep' tsb.

Betul!
Memang perlu hati-hati. Pikiran memang licik.
Oleh karena itu, jangan mengkonsepsikan jari penunjuk bulan.

Quote from: willibordus
~ Jika kita sudah mencoba suatu Jalan dan ternyata Jalan tsb  berhasil mengurangi dukkha kita, kita menjadi semakin toleransi, semakin diterima oleh orang2 disekeliling kita, maka Jalan yg kita tempuh itu adalah Jalan yg benar. Namun jika, Jalan yg kita latih, semakin memperkuat dukkha kita, kita menjadi semakin tidak toleran, kita semakin tidak diterima oleh komunitas kita, maka artinya kita telah menempuh Jalan yg salah.

Setuju. :)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 11:46:29 AM
Saya punya pendapat yang berbeda dengan Anda. Sejak awal tidak ada tujuan apa pun, oleh karena itu tidak ada jalan. Yang ada hanyalah sadar akan saat sekarang, sadar akan corak kehidupan yang tidak pernah memuaskan (dukkha), tanpa mengharapkan apa pun, oleh karena si aku tidak mungkin melenyapkan dukkha, yang adalah dirinya sendiri. Sadar itu sendiri membawa perubahan radikal; tidak perlu menempuh jalan apa pun, yang hanya merupakan impian si aku. Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mau sadar, karena asyik melekat pada si aku dan milikku dan agamaku, yang dianggapnya membahagiakan dan kekal. Di samping itu, ada pula orang yang sudah mulai sadar akan dukkha karena dia belajar agama Buddha sedikit, tapi tidak sadar bahwa dukkha bersumber pada si aku, sehingga si aku mencari jalan untuk keluar dari dukkha, si aku ingin mencapai kebahagiaan abadi, mencapai nibbana, yang adalah mustahil, karena pada dasarnya si aku itu sendiri adalah dukkha. Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba yang membuat umat Buddha puas diri, dan tidak benar-benar sadar. Itu bukan ajaran Sang Buddha.

Ya Pak Hud pendapat kita memang berbeda, mungkin dari sudut pandang yang berbeda. Dalam penjelasan Pak Hud sendiri di atas, sangat jelas bagi saya bahwa adanya tujuan dan “Sang Jalan”. Ketika Pak Hud mengatakan “Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mau sadar, karena asyik melekat pada si aku dan milikku dan agamaku”, maka tujuannya tidak lain adalah menjadi sadar, dan jalannya adalah cara dari tidak sadar menjadi sadar (termasuk cara “tanpa niat” “tanpa viriya” “tanpa mencatat”). Melekat pada si aku dan milikku dan agamaku, inilah mereka yang masih berada dalam jalan dan terlalu asyik melihat jalan itu, mereka belum melangkah lebih jauh atau keluar dari ujung jalan.. Ini dari yang saya pahami apa adanya Pak Hud (ini bukan berarti saya telah Yathabhutam Nyanadassanam loh Pak Hud).

"Tujuannya adalah sadar"? ... hehehe, 'sadar' jangan dijadikan "tujuan", seperti 'nibbana' adalah tujuan Anda. ... Kalau 'sadar' dijadikan "tujuan", maka Anda tidak akan pernah sadar. ... 'Sadar' itu harus ada SEKARANG, pada SAAT KINI, biarpun hanya sebentar, hanya sementara. ... Dan apa yang 'ada sekarang' tidak bisa dibilang "tujuan". :)

Quote
Mengenai Jalan Mulia Berunsur Delapan. Seperti kita ketahui bahwa Jalan Mulia Berunsur Delapan berada dalam naungan Empat Kebenaran Arya. Dan seperti yang pernah Pak Hud sampaikan bahwa dalam Dhammacakkapavatana Sutta, Sang Buddha melihat apa adanya, Yathabhutam Nyanadassanam, tentang Empat Kebenaran Arya. Dengan demikian Empat Kebenaran Arya adalah terlihat dari/dalam pemikiran yang murni, jelas, tanpa bias. Point ke-4 Empat Kebenaran Arya adalah Jalan menuju Akhir Dukkha yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan. Dengan demikian secara otomatis Jalan Mulia Berunsur Delapan terlihat dalam Yathabhutam Nyanadassanam. Jadi jika dalam pemahaman Yathabhutam Nyanadassanam menyatakan/terlihat adanya jalan maka ada jalan.

Apa yang Anda katakan itu adalah AJARAN agama Buddha. Jangan dicampuradukkan dengan KEBENARAN. Kebenaran--yang bukan milik Buddha, bukan milik siapa pun--ada di balik 4KM/JMB-8 itu. -- Ketika Sang Buddha mencapai pencerahan, ia melihat apa adanya (yathabhutam nyanadassanam), yaitu KEBENARAN, lalu mengajarkan SESUATU yang kemudian berkembang menjadi agama Buddha dan dikenal sebagai AJARAN 4KM/JMB-8. Tetapi 4KM/JMB-8 itu bukanlah Kebenaran itu. Kebenaran bukanlah rumusannya; karena Kebenaran itu satu dan rumusan kebenaran itu banyak. The word is not the thing. -- Saya pribadi tidak lagi menganut 4KM/JMB-8 sebagai rumusan kebenaran. Saya pribadi merasa lebih cocok dengan sabda Sang Buddha: "Para bhikkhu, saya hanya mengajarkan dukkha dan lenyapnya dukkha." Titik. Tidak ada JMB-8 di situ. Bagi saya, sabda Sang Buddha itu lebih cocok dengan pengalaman vipassana saya; tidak terlalu banyak kata-kata, pikiran digunakan di situ seperti dalam 4KM/JMB-8. -- Bahkan saya lebih cocok lagi dengan sabda Sang Buddha, "Pafra bhikkhu, seperti samudra mempunyai satu rasa yakni rasa asin, begitu pula Dhamma ini mempunyai satu rasa, yakni rasa pembebasan." Dhamma adalah pembebasan, dan pembebasan adalah sadar. Titik. Tidak bertele-tele dengan kata-kata, rumusan, bahasa.

Quote
Nah, Pak Hud, dari kedua alasan di atas (alinea 1 dan 2) saya sebagai puthujjana yang masih suka kue putu, berpendapat bahwa adanya jalan.  :)

Silakan. Sikap saya sudah jelas dalam thread ini. Kalau sadar itu terjadi pada saat sekarang, tidak ada tujuan di masa depan, dan tidak ada jalan untuk mencapai tujuan itu.

Quote
Pak Hud mengatakan “Tanpa mengenali si aku, Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba….”. Saya sependapat dengan Pak Hud, JIKA kalimat “tanpa mengenal si aku” tidak terlepas dari kalimat “Jalan Mulia Berunsur Delapan di dalam agama Buddha hanyalah narkoba”. Tanpa ketelitian gabungan kalimat Pak Hud ini akan membuat orang tanpa harapan. Di lain sisi, setahu saya dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan sendiri ada cara mengenali si Aku. Pandangan Benar, Pikiran Benar dan Samadhi Benar adalah jalan mengenal si Aku. Oleh karena itu tanpa ketiganya yang merupakan jalan mengenal si aku maka tidak akan ada Jalan Mulia Berunsur Delapan, dimana kelima ruas yang lain akan menjadi norma-norma biasa yang bisa menjadi narkoba. Tapi saya yakin kelima norma/ruas jalan itu meskipun dikatakan narkoba tapi jika penggunaannya benar dan tidak melekat sehingga kecanduan, maka akan memiliki dampak baik. Seperti halnya Narkoba yang dipergunakan untuk kesehatan yaitu mengurangi sakit, dan kelima norma/ruas jalan itu pun dapat mengurangi beban, sakit, dukkha.

Bila Anda benar-benar mengenali aku, tidak ada lagi konsep-konsep "pandangan benar, pikiran benar, samadhi benar" dll itu, Bahkan tidak ada lagi konsep "BENAR" (SAMMA-) dan "TIDAK BENAR" (MICCHA-). Tidak ada lagi 4KM/JMB-8.

Perkara 'narkoba', silakan saja main-main dengan narkoba. Saya tidak.    

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 26 July 2008, 11:47:25 AM
Quote
BTW, kutipan Drukpa Kunley itu apa maksudnya yah? Ada yang bisa jelasin?


Artinya :
- Tidak perlu sesuai dengan idealisme 8JM juga bisa mencapai Kebuddhaan.
- "Suci" pun tak perlu didefinisikan atau dikhayalkan ini itu sesuai dengan kemauanku sendiri.
- Demikian pula p*n*s (=ego) bisa membesar ataupun mengecil, tergantung kebutuhan apakah ada 'wanita' (=orang yg perlu dicerahkan) yang sedang birahi (=nafsu berdebat).  ;D
- Apakah perlu menilai ego orang itu besar atau kecil? Itu berarti masih dalam dualisme. Dalam pencerahan, tidak masalah apakah ego besar atau tidak punya ego. Sama saja. Mengatakan bahwa untuk tercerahkan perlu meniadakan ego, itupun masih dualisme (eg: ada tujuan; Pak Hud mengatakan tidak perlu tujuan).
- Drukpa Kunley menjadi santo, karena menyadarkan orang-orang yang melekat pada "kesucian" palsu (yg muncul dari pikiran dualistik).
- Pencerahan itu bukan sekedar memeluk yang baik2 dan melepas yg buruk2, tapi pada intinya adalah melepas kemenduaan (dualisme). Itulah sumber segala konflik. Akar dari LDM adalah pikiran dualistik.


Suchamda,

Thanx buat penjelasannya. Kutipan yang bagus!
 _/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Lily W on 26 July 2008, 11:51:26 AM
Selama orang memeluk erat konsep, maka sebuah saran untuk melepas konsep pun akan diterjemahkan sebagai konsep.
Walaupun sudah diberitahu untuk melihat bulan, tetap saja jarinya yang dianggap bulan.
Tinggal melangkahkan kaki ke seberang, tapi karena pikiran terus bergerak maka merasa perlu berjalan berputar-putar dulu mengarungi seluruh tebing dan jurang.

Karena pencerahan itu terlalu mudah, terlalu sederhana, terlalu dekat, sehingga orang2 tidak percaya bahwa yang diperlukan sebenarnya cuman tinggal BERHENTI.  Pikiran sudah terlalu dikondisikan bahwa pencerahan adalah sesuatu yang "wuihhh". Itulah akibat ortodoksi agama [Buddha]. Sayangnya, kita menyukai fantasi itu.  ;D

Demikian pula sebaliknya.
Karena mungkin 'tidak puas' terhadap ajaran yg umum atau ingin mencari sesuatu yg baru, beberapa orang berpikir 'ajaran tua yg sistematis' (mis: Buddhism dgn segala rumusannya) adalah suatu KONSEP yg melekat (padahal blom tentu loh, tidak bisa digeneralisasi).

Akhirnya mereka mencari sesuatu yg fresh (baru) dan menganggap jalan baru tsb 'terlepas dari konsep'.... Syukur2 bisa terlepaskan, kenyataan yg terjadi, malah banyak yg terjebak dan melekat dengan apa yg mereka anggap 'melepas konsep' tsb.

Jadi semakin membingungkan bukan? Kita akan bingung Jalan mana yg sebenarnya akan "membebaskan"?

Sy pernah menuliskan soal ini dulu. Tidak usah bingung dengan Jalan mana yg akan membebaskan. BAROMETERNYA GAMPANG SAJA:
~ Jika kita sudah mencoba suatu Jalan dan ternyata Jalan tsb  berhasil mengurangi dukkha kita, kita menjadi semakin toleransi, semakin diterima oleh orang2 disekeliling kita, maka Jalan yg kita tempuh itu adalah Jalan yg benar. Namun jika, Jalan yg kita latih, semakin memperkuat dukkha kita, kita menjadi semakin tidak toleran, kita semakin tidak diterima oleh komunitas kita, maka artinya kita telah menempuh Jalan yg salah.

Tidak usah memusingkan Konsep dan Bukan Konsep karena semua itu hanyalah permainan kata-kata, permainan intelektual belaka.

::

:jempol:  :jempol:  :jempol:

Akur Bro Willibordus.... :jempol:

_/\_ :lotus:

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 11:53:41 AM
"Upaya seseorang membuat generalisasi bahwa semua orang dapat memahami apa yang ia maksud dengan bahasanya sendiri yang hanya bisa dimengerti oleh dirinya sendiri, maka orang tersebut adalah orang yang sedang merealisasikan ke-aku-annya. Begitu juga sebaliknya." quote ini juga termasuk :))

hehe ... quote dari mana ini ... omong kosong. Di sini saya tidak membuat generalisasi apa pun.
Saya sekadar mengemukakan pengalaman batin saya, tanpa penggeneralisasian seperti diklaim oleh quote di atas. Ada pembaca yang memahaminya, ada yang tidak memahaminya. Yang tidak memahami, ada yang menyanggah, ada pula yang dengan jujur mengatakan tidak memahami. Bukan soal siapa yang benar dan salah.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 11:57:58 AM
Ngomong soal NARKOBA, kemelekatan terhadap apapun adalah Narkoba, tidak hanya terhadap JMB-8, kemelekatan terhadap Vipassana juga narkoba, kemelekatan terhadap 'sadari saja' juga narkoba, kemelekatan terhadap 'padamnya aku' juga narkoba...

Kalau semua itu cuma konsep, pasti ada yang melekat.
Kalau semua itu merupakan realisasi, di manakah aku yang melekat?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 12:04:27 PM
Ya, maka saya katakan ini mungkin hanya masalah definisi bahasa saja.
Misalnya bagi orang lain barangkali:
Tujuan = "diam"
Metode= "vipassana" atau "MMD"
Itu tergantung pada masing2 untuk mendefinisikannya.

Tujuan & metode selalu menyiratkan masa depan. Kalau orang berada pada saat kini, tidak ada tujuan & metode.

Quote
Saya tertarik dengan pembahasan Maha Parinibbana Sutta yang menurut saya tidak ada yang janggal. Tetapi setelah dibaca ulang bagian:
Quote
Devoid of true ascetics are the systems of other teachers.
memang cukup meragukan. Sebab jika dilihat dalam Dhammapada, Brahmana-Vagga, Buddha Gotama selalu menyebutkan kualitas Brahmana adalah dari pikiran dan perilakunya, tidak ada sangkut-pautnya pada "sistem" ajarannya.


Kalimat itu adalah bagian tak terpisahkan dari seluruh paragraf yang dipermasalahkan.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 12:08:09 PM
Bagi saya, lepaskan semua ajaran Buddha & ajaran apa pun kalau mau bebas.

Pak Hudoyo....
Apa termasuk melepas MMD juga?
Mohon maaf...kalo ada kata2 yang salah... ;D
Anumodana...
_/\_ :lotus:

Betul sekali, Ibu Lily. Lupakan 'MMD' sebagai konsep. Pegang 'sadar'-nya. ... Kalau 'MMD' dilekati juga, maka 'MMD' akan menjadi agama baru, menggantikan agama Buddha. ;D

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 12:09:46 PM
Harusnya MMD=meditasi melepas diri :D

Betul, mengenal diri = melepas diri. Diri ini hanya bisa runtuh bila dikenali.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: J.W on 26 July 2008, 12:14:44 PM
 =P~ =P~
Ada kuis permaenan kata yah  :o :o

Ikutan donk ;D
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 26 July 2008, 12:16:19 PM
      "Idam kho pana, bhikkhave, dukkhanirodhagāminī patipadā ariyasaccam: ayameva ariyo atthangiko maggo, seyyathidam: sammāditthi sammāsankappo sammāvācā sammākammanto sammā-ājīvo sammāvāyāmo sammāsati sammāsamādhi."
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 26 July 2008, 12:18:48 PM
Ngomong soal NARKOBA, kemelekatan terhadap apapun adalah Narkoba, tidak hanya terhadap JMB-8, kemelekatan terhadap Vipassana juga narkoba, kemelekatan terhadap 'sadari saja' juga narkoba, kemelekatan terhadap 'padamnya aku' juga narkoba...

Kalau semua itu cuma konsep, pasti ada yang melekat.
Kalau semua itu merupakan realisasi, di manakah aku yang melekat?

_/\_

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 12:26:14 PM
Bagus-bagus saja umat Buddha berpendapat seperti Anda.
Yang saya katakan adalah umat non-Buddhis pun bisa saja mencapai pembebasan (nibbana) tanpa melalui JMB-8, tanpa melalui konsep "pantai seberang", tanpa melalui konsep "rakit".
Itulah yang saya pahami dari pengalaman sadar sampai sejauh ini.

hudoyo


Ow,sebenarnya Jalan Mulia 8 itu bukan politik milik Buddha itu sendiri kan Pak Hudoyo, Dhamma itu terintegrasi secara universal jadi setiap orang bisa mempraktekkan walaupun dia sama sekali ga tahu label "Jalan Mulia 8" atau berbagai nama lain, karena hanya sebuah nama untuk menunjuk, sadar atau tidak sadar nantinya,orang non agama Buddha yang mempraktekkan "Nibbana" telah melengkapi dirinya sendiri dengan Jalan Mulia 8

Kembali lagi pada saat Prince Siddhatta menemukan Jalan itu sendiri. Apakah dari awal dia sudah tahu label "Jalan Mulia 8" ,saya rasa tidak , mengkonsepkan nama itu sendiri terjadi setelah Prince menjadi Buddha. dan Prince juga bukan beragama Buddha pada asalnya melainkan Brahman.

Rekan Nyanadhana, yang Anda tulis ini sudah beberapa kali muncul dalam thread ini; pada prinsipnya menyatakan bahwa dalam setiap ajaran pembebasan apa pun terdapat JMB-8 yang adalah rumusan. Saya sudah menanggapi pandangan inklusivisme Buddhis ini. Jadi tidak perlu saya tanggapi lagi; silakan saja membaca kembali thread ini.

Saya cuma membuat analogi yang sama dari sudut pandang Keristen. Menurut ajaran Keristen, Yesus berkarya di dalam gereja Keristen untuk menyelamatkan seluruh umat manusia di muka bumi ini. Namun, melihat kenyataan ada agama-agama lain di luar Keristen yang juga mengajarkan pembebasan/keselamatan, maka para teolog Keristen modern menyatakan bahwa Yesus Kristus juga berkarya secara terselubung (anonymous) di dalam agama-agama lain itu, termasuk di dalam agama Buddha, untuk menyelamatkan umat manusia.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 12:33:14 PM
apakah yang akan terjadi ketika seseorang dengan sadar berbuat baik/berbuat jahat?

Tidak ada orang yang berbuat 'baik' dan berbuat 'jahat' kalau ia menyadari akunya.
Yang berbuat 'baik' dan berbuat 'jahat' itu adalah si aku dengan pikirannya.
Orang yang berbuat 'baik' dan orang yang berbuat 'jahat' kedua-duanya tidak mengenali/tidak sadar akan akunya.
Orang yang mengenali/menyadari akunya, tidak akan melekat pada perbuatan 'baik' maupun 'jahat', ia tidak akan melekat pada buah perbuatan 'baik' maupun 'jahat', ia bebas dari karma dan buah karma, ia tidak akan lahir kembali.

salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 26 July 2008, 12:37:25 PM
Ya, maka saya katakan ini mungkin hanya masalah definisi bahasa saja.
Misalnya bagi orang lain barangkali:
Tujuan = "diam"
Metode= "vipassana" atau "MMD"
Itu tergantung pada masing2 untuk mendefinisikannya.

Tujuan & metode selalu menyiratkan masa depan. Kalau orang berada pada saat kini, tidak ada tujuan & metode.

Ya, memang sebetulnya "kesadaran" ada pada "saat kini". Menurut saya, mungkin Pak Hudoyo tidak mau membuat suatu pola pikir yang membuat seseorang "berharap" pada "masa depan", yaitu, "nanti, saya akan sadar/tersadarkan setelah melewati ajaran tertentu". Saya mengerti. Dari definisi saya, maksudnya adalah karena orang cenderung "hidup di masa lalu" atau "hidup di masa depan", maka tujuan Vipassana/MMD adalah untuk "hidup di masa kini, sekarang".


Quote
Devoid of true ascetics are the systems of other teachers.
Quote
Kalimat itu adalah bagian tak terpisahkan dari seluruh paragraf yang dipermasalahkan.
Menurut saya, jika kalimat itu tidak ada, barangkali masih bisa 'nyambung'.
Secara sederhana misalnya seperti mengatakan, "Di ajaran (dhamma/vinaya) manapun (tidak harus selalu bermerk Buddha, tidak harus punya sistem yang sama seperti Buddhism) yang mengajarkan orang untuk berbuat baik, pasti terdapat orang2 baik". Orang baik yah orang baik. Buddhist bisa jadi adalah orang baik, tetapi orang baik belum tentu Buddhist.
8 JM ini sifatnya umum, sama sekali tidak eksklusif, siapapun bisa menjalaninya, dengan atau tanpa agama, tidak peduli Buddha muncul ataupun tidak. Tapi dengan adanya frase "systems of other teachers", maka muncul sifat eksklusif dan pola pikir "system of MY teacher".



Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 12:38:44 PM
AKAN TETAPI, bila kemudian ada orang yang berpura-pura sadar,
atau berkeinginan untuk "sadar" kemudian meniadakan penilaian baik-buruk, ini berarti sudah terperosok dalam jurang kesesatan yang sangat dalam.

'Berpura-pura sadar', atau 'berkeinginan untuk sadar' itu sendiri sudah merupakan penilaian dan pemilihan/pengambilan sikap, yang bukanlah 'sadar' sesungguhnya.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 01:05:35 PM
Demikian pula sebaliknya.
Karena mungkin 'tidak puas' terhadap ajaran yg umum atau ingin mencari sesuatu yg baru, beberapa orang berpikir 'ajaran tua yg sistematis' (mis: Buddhism dgn segala rumusannya) adalah suatu KONSEP yg melekat (padahal blom tentu loh, tidak bisa digeneralisasi).
Akhirnya mereka mencari sesuatu yg fresh (baru) dan menganggap jalan baru tsb 'terlepas dari konsep'.... Syukur2 bisa terlepaskan, kenyataan yg terjadi, malah banyak yg terjebak dan melekat dengan apa yg mereka anggap 'melepas konsep' tsb.
Jadi semakin membingungkan bukan? Kita akan bingung Jalan mana yg sebenarnya akan "membebaskan"?

Bagi saya, bukan soal "ajaran lama" atau "ajaran baru", sekalipun memang benar bahwa "ajaran lama" biasanya banyak tertutup oleh ritualisme dan tradisi intelektual.

Bagi saya, yang penting bukan ajarannya, melainkan manusia yang menerimanya. Kalau orang berpegang pada Bahiya-sutta yang sudah berumur 2500 tahun, baginya kemungkinan pencerahan tetap besar. Sebaliknya, kalau orang melekat pada ajaran Krishnamurti secara intelektual semata-mata, tanpa sadar sesungguhnya, tidak mungkin ada pencerahan baginya.

Jadi, yang penting adalah MELEKAT SECARA INTELEKTUAL (terhadap ajaran Buddha, ajaran K), ataukah SADAR. Itu saja. Tidak ada hubungannya dengan "ajaran lama" atau "ajaran baru".

Kalau orang terus mencari jalan di antara sekian banyak jalan, ia pasti bingung. Kalau ia menyadari pikirannya pada saat sekarang, ia tidak akan pernah bingung, ia tidak peduli dengan semua ajaran yang ada, baik itu ajaran Buddha, ajaran Krishnamurti dsb.

Quote
Sy pernah menuliskan soal ini dulu. Tidak usah bingung dengan Jalan mana yg akan membebaskan. BAROMETERNYA GAMPANG SAJA:
~ Jika kita sudah mencoba suatu Jalan dan ternyata Jalan tsb  berhasil mengurangi dukkha kita, kita menjadi semakin toleransi, semakin diterima oleh orang2 disekeliling kita, maka Jalan yg kita tempuh itu adalah Jalan yg benar. Namun jika, Jalan yg kita latih, semakin memperkuat dukkha kita, kita menjadi semakin tidak toleran, kita semakin tidak diterima oleh komunitas kita, maka artinya kita telah menempuh Jalan yg salah.

Ah, kalau ukuran "jalan yang benar" adalah "diterima oleh orang di sekeliling kita", menjadi orang yang terhormat, mengangguk-angguk, tersenyum manis, saya tidak setuju. Itu cuma ukuran bagi si aku agar merasa "aman" di masyarakat; sama sekali tidak ada kaitannya dengan kebenaran. -- Tentang "toleransi", apa itu? Toleransi adalah membiarkan setiap orang mempunyai pendapat masing-masing; tapi itu tidak berarti tidak berani mengemukakan pendapat sendiri yang mungkin saja bertentangan dengan pendapat orang banyak, atau "mengikuti arus" supaya "diterima oleh orang banyak". Itu sama sekali bukan ukuran "jalan yang benar". 

Quote
Tidak usah memusingkan Konsep dan Bukan Konsep karena semua itu hanyalah permainan kata-kata, permainan intelektual belaka.

Saya juga tidak setuju ini. Orang yang tidak bisa membedakan antara konsep/ajaran dengan pengalaman batin sendiri, berarti dia tidak mengenal pikirannya sendiri.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 01:08:14 PM
=P~ =P~
Ada kuis permaenan kata yah  :o :o

Ikutan donk ;D

Karena tidak mengerti, maka dibilang "permaenan kata".
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 01:30:04 PM
Tujuan & metode selalu menyiratkan masa depan. Kalau orang berada pada saat kini, tidak ada tujuan & metode.
Ya, memang sebetulnya "kesadaran" ada pada "saat kini". Menurut saya, mungkin Pak Hudoyo tidak mau membuat suatu pola pikir yang membuat seseorang "berharap" pada "masa depan", yaitu, "nanti, saya akan sadar/tersadarkan setelah melewati ajaran tertentu". Saya mengerti. Dari definisi saya, maksudnya adalah karena orang cenderung "hidup di masa lalu" atau "hidup di masa depan", maka tujuan Vipassana/MMD adalah untuk "hidup di masa kini, sekarang".

Benar sekali, itulah maksud saya. Anda paham, namaste.

Quote
Quote
Devoid of true ascetics are the systems of other teachers.
Quote
Kalimat itu adalah bagian tak terpisahkan dari seluruh paragraf yang dipermasalahkan.
Menurut saya, jika kalimat itu tidak ada, barangkali masih bisa 'nyambung'.
Secara sederhana misalnya seperti mengatakan, "Di ajaran (dhamma/vinaya) manapun (tidak harus selalu bermerk Buddha, tidak harus punya sistem yang sama seperti Buddhism) yang mengajarkan orang untuk berbuat baik, pasti terdapat orang2 baik". Orang baik yah orang baik. Buddhist bisa jadi adalah orang baik, tetapi orang baik belum tentu Buddhist.
8 JM ini sifatnya umum, sama sekali tidak eksklusif, siapapun bisa menjalaninya, dengan atau tanpa agama, tidak peduli Buddha muncul ataupun tidak. Tapi dengan adanya frase "systems of other teachers", maka muncul sifat eksklusif dan pola pikir "system of MY teacher".


Menurut hemat saya, JMB-8 bukanlah pengertian umum/universal; sebagai rumusan kata-kata, apalagi bila dijabarkan isinya secara mendetail, itu adalah ajaran yang khas Buddhis, kecuali orang mau bersikap inklusivistik, melihat "esensi" JMB-8 di dalam semua ajaran agama lain.

Sedangkan penyederhanaan yang Anda lakukan ("berbuat baik") adalah memang pengertian umum/universal, semua orang pasti akan setuju; jadi tidak pas sebagai analogi dari JMB-8.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 26 July 2008, 01:41:51 PM
Quote
Sy pernah menuliskan soal ini dulu. Tidak usah bingung dengan Jalan mana yg akan membebaskan. BAROMETERNYA GAMPANG SAJA:
~ Jika kita sudah mencoba suatu Jalan dan ternyata Jalan tsb  berhasil mengurangi dukkha kita, kita menjadi semakin toleransi, semakin diterima oleh orang2 disekeliling kita, maka Jalan yg kita tempuh itu adalah Jalan yg benar. Namun jika, Jalan yg kita latih, semakin memperkuat dukkha kita, kita menjadi semakin tidak toleran, kita semakin tidak diterima oleh komunitas kita, maka artinya kita telah menempuh Jalan yg salah.

Ah, kalau ukuran "jalan yang benar" adalah "diterima oleh orang di sekeliling kita", menjadi orang yang terhormat, mengangguk-angguk, tersenyum manis, saya tidak setuju. Itu cuma ukuran bagi si aku agar merasa "aman" di masyarakat; sama sekali tidak ada kaitannya dengan kebenaran.

Bukan menjadi terhormat dan senyum2 manis, Pak ;D
Bukan begitu.

Maksudnya:
Berhasil / tidaknya kita memadamkan AKU, akan tercermin melalui sikap kita, karena sikap adalah cetakan batin kita. Jika Jalan yg kita tempuh sudah benar, artinya AKU kita sedikit demi sedikit mulai berkurang. Ego kita mulai menyusut, kita tidak mudah marah2 dan kesal. Kemelekatan kita mulai berkurang, kita tidak banyak keinginan yg menggenggam.

Dan reaksi orang2 disekitar kita kepada kita adalah, mereka semakin nyaman berada bersama kita yg tidak lagi seegois dulu, mereka semakin senang dengan kita yg tidak banyak menuntut seperti dulu.

Itu maksudnya Pak. Dapat kita saksikan, orang2 yg tercerahkan adalah orang2 yg mencintai perdamaian, bukanlah sebaliknya.

Quote
-- Tentang "toleransi", apa itu? Toleransi adalah membiarkan setiap orang mempunyai pendapat masing-masing; tapi itu tidak berarti tidak berani mengemukakan pendapat sendiri yang mungkin saja bertentangan dengan pendapat orang banyak, atau "mengikuti arus" supaya "diterima oleh orang banyak". Itu sama sekali bukan ukuran "jalan yang benar". 

Mengemukakan pendapat sendiri tentu saja boleh, malah sangat dianjurkan.
Tapi, cara2 kita mempertahankan pendapat kita itu akan mencerminkan kemelekatan kita.

Orang2 tidak akan menentang kita gara2 kita mengemukakan pendapat kita, tapi yg namanya EGO/AKU, akan membuat kita bereaksi berlebihan dalam mempertahankan pendapat kita itu. Reaksi berlebihan kita itu (yg merupakan cerminan ke-AKUan kita) akan membuat kita dijauhi oleh orang2, atau juga makin ditentang.

Inilah yg sy maksud Reaksi orang2 terhadap kita dapat dijadikan tolak ukur padamnya ke AKU an kita (Dgn kata lain: Benar / tidak nya Jalan yg kita tempuh dapat dilihat dari perubahan sikap kita dan reaksi orang2 sekitar terhadap kita)

Ini hanya pandangan sy pribadi, mohon dikoreksi jika ada yg kurang tepat

_/\_

::



Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 26 July 2008, 02:13:22 PM
Tujuan & metode selalu menyiratkan masa depan. Kalau orang berada pada saat kini, tidak ada tujuan & metode.
Ya, memang sebetulnya "kesadaran" ada pada "saat kini". Menurut saya, mungkin Pak Hudoyo tidak mau membuat suatu pola pikir yang membuat seseorang "berharap" pada "masa depan", yaitu, "nanti, saya akan sadar/tersadarkan setelah melewati ajaran tertentu". Saya mengerti. Dari definisi saya, maksudnya adalah karena orang cenderung "hidup di masa lalu" atau "hidup di masa depan", maka tujuan Vipassana/MMD adalah untuk "hidup di masa kini, sekarang".

Benar sekali, itulah maksud saya. Anda paham, namaste.
_/\_


Quote
Menurut hemat saya, JMB-8 bukanlah pengertian umum/universal; sebagai rumusan kata-kata, apalagi bila dijabarkan isinya secara mendetail, itu adalah ajaran yang khas Buddhis, kecuali orang mau bersikap inklusivistik, melihat "esensi" JMB-8 di dalam semua ajaran agama lain.

Sedangkan penyederhanaan yang Anda lakukan ("berbuat baik") adalah memang pengertian umum/universal, semua orang pasti akan setuju; jadi tidak pas sebagai analogi dari JMB-8.

Bila memang sudah distrukturkan beserta detailnya (seperti pandangan benar mencakup hukum kamma dan sebagainya), memang jadinya khas Buddhism. Saya sendiri sebetulnya belum pernah baca sutta di mana Buddha Gotama menjelaskan detail dari 8 faktor tersebut, jadi tidak berani berkomentar. Saya hanya berpikir bahwa isi JMB 8 (bukan struktur ataupun kurikulumnya) itu tentunya mengenai kehidupan, sebagaimana ajaran lain juga sebetulnya mengarah pada kehidupan, bukan pada suatu keagamaan yang sempit, jadinya seharusnya tidak ada "ajaran X termasuk ajaran Y", atau "menjalani perbuatan tertentu adalah khas ajaran X" dan lain sebagainya.

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 02:14:50 PM
Bukan menjadi terhormat dan senyum2 manis, Pak ;D
Bukan begitu.
Maksudnya:
Berhasil / tidaknya kita memadamkan AKU, akan tercermin melalui sikap kita, karena sikap adalah cetakan batin kita. Jika Jalan yg kita tempuh sudah benar, artinya AKU kita sedikit demi sedikit mulai berkurang. Ego kita mulai menyusut, kita tidak mudah marah2 dan kesal. Kemelekatan kita mulai berkurang, kita tidak banyak keinginan yg menggenggam.

Setuju.

Quote
Dan reaksi orang2 disekitar kita kepada kita adalah, mereka semakin nyaman berada bersama kita yg tidak lagi seegois dulu, mereka semakin senang dengan kita yg tidak banyak menuntut seperti dulu.
Itu maksudnya Pak. Dapat kita saksikan, orang2 yg tercerahkan adalah orang2 yg mencintai perdamaian, bukanlah sebaliknya.

Ini bukan ukuran "jalan yang benar". Siapa orang-orang di sekitar kita: tetangga, orang yang bertemu di jalan, pembaca tulisan, pembaca di internet, pembaca satu forum, satu thread? Lalu, betapa "baiknya" seseorang, pasti ada yang tidak senang di samping yang senang. -- Jadi ini ukuran yang dibuat-buat; sebetulnya sumbernya justru keinginan untuk merasa "aman" di masyarakat, yang justru menunjukkan adanya si aku di balik itu.

Quote
Mengemukakan pendapat sendiri tentu saja boleh, malah sangat dianjurkan.
Tapi, cara2 kita mempertahankan pendapat kita itu akan mencerminkan kemelekatan kita.
Orang2 tidak akan menentang kita gara2 kita mengemukakan pendapat kita, tapi yg namanya EGO/AKU, akan membuat kita bereaksi berlebihan dalam mempertahankan pendapat kita itu. Reaksi berlebihan kita itu (yg merupakan cerminan ke-AKUan kita) akan membuat kita dijauhi oleh orang2, atau juga makin ditentang.

"Cara orang berbicara" (mannerism, etiquette) tidak mencerminkan status kebebasannya; yang mencerminkan kebebasan seseorang adalah "isi" apa yang dibicarakannya. Orang yang bicaranya manis-manis belum tentu egonya tipis. Orang bicaranya lugas belum tentu egonya tebal. Sama sekali tidak ada kaitannya "cara bicara" dengan kebebasan; yang relevan dengan kebebasan adalah "isi" yang dibicarakannya, apakah ia menonjolkan opininya dan menyerang opini orang lain ataukah ia menempatkan opininya sejajar dengan opini orang lain dsb.

Lagi pula reaksi orang terhadap opini kita itu pun bermacam-macam. Kalau isi pembicaraan kita adalah kebebasan, maka hal itu akan dipahami oleh mereka yang sedikit banyak telah bebas pula, tetapi mungkin akan dilihat sebagai "serangan" bagi orang yang masih melekat erat pada apa yang telah kita lepaskan. Semakin dalam kebebasan itu, semakin sedikit orang yang memahami kita, dan semakin banyak orang yang "salah paham" terhadap kita.

Ngomong-ngomong, banyak orang berkata isi buku "The Power of Now" tulisan Eckhart Tolle (sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia) mirip atau sama dengan ajaran Krishnamurti. Tapi mengapa buku Tolle menjadi bestseller (dengan lebih 900 review di Amazon.com dibandingkan dengan buku Krishnamurti (cuma 50 review)? Apakah menurut Anda, Tolle lebih tercerahkan daripada K? Menurut saya, justru SEBALIKNYA: pencerahan K jauh lebih tinggi daripada pencerahan Tolle, terbukti dari jauh lebih sedikit orang yang memahami K dibandingkan Tolle.

Quote
Inilah yg sy maksud Reaksi orang2 terhadap kita dapat dijadikan tolak ukur padamnya ke AKU an kita (Dgn kata lain: Benar / tidak nya Jalan yg kita tempuh dapat dilihat dari perubahan sikap kita dan reaksi orang2 sekitar terhadap kita)
Ini hanya pandangan sy pribadi, mohon dikoreksi jika ada yg kurang tepat

Sebagai kesimpulan: Reaksi orang terhadap apa yang kita katakan bukanlah ukuran bagi kebenaran dari apa yang kita katakan (siapa dulu yang bereaksi); sedangkan "perubahan sikap kita" hanya kita sendiri yang tahu (tidak ada orang yang tahu kecuali istri atau suami kita). :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 26 July 2008, 02:24:46 PM
Quote
Ngomong-ngomong, banyak orang berkata isi buku "The Power of Now" tulisan Eckhart Tolle (sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia) mirip atau sama dengan ajaran Krishnamurti. Tapi mengapa buku Tolle menjadi bestseller (dengan lebih 900 review di Amazon.com dibandingkan dengan buku Krishnamurti (cuma 50 review)? Apakah menurut Anda, Tolle lebih tercerahkan daripada K? Menurut saya, justru SEBALIKNYA: pencerahan K jauh lebih tinggi daripada pencerahan Tolle, terbukti dari jauh lebih sedikit orang yang memahami K dibandingkan Tolle.

Kalau ini, saya tidak setuju. Kadang tingkat pencerahan seseorang bisa sangat tinggi, namun kemampuan verbal ataupun interpersonalnya kurang, sehingga bahasa yang disampaikan kurang bisa dimengerti banyak orang. Tetapi ada juga yang selain pencerahannya sudah sangat tinggi, tetapi kemampuan interpersonalnya juga baik, sehingga dia bisa menjelaskan dengan cara yang dimengerti oleh orang2 "bodoh".

Mungkin ini seperti 2 siswa SMU yang memiliki kemampuan akademik persis sama, tetapi yang satu kurang bisa menjelaskannya kepada anak SD, yang lain bisa lebih baik menyampaikannya, apakah itu dengan dongeng ataupun gambar2 dsb.  :)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 02:33:50 PM
Bila memang sudah distrukturkan beserta detailnya (seperti pandangan benar mencakup hukum kamma dan sebagainya), memang jadinya khas Buddhism. Saya sendiri sebetulnya belum pernah baca sutta di mana Buddha Gotama menjelaskan detail dari 8 faktor tersebut, jadi tidak berani berkomentar. Saya hanya berpikir bahwa isi JMB 8 (bukan struktur ataupun kurikulumnya) itu tentunya mengenai kehidupan, sebagaimana ajaran lain juga sebetulnya mengarah pada kehidupan, bukan pada suatu keagamaan yang sempit, jadinya seharusnya tidak ada "ajaran X termasuk ajaran Y", atau "menjalani perbuatan tertentu adalah khas ajaran X" dan lain sebagainya.

JMB-8 tidak bisa dimungkiri mewakili suatu ajaran yang sangat mendetail, yang bahkan di kalangan umat Buddhis sendiri sering menimbulkan pertentangan khususnya mengenai 'samadhi'. Bagaimana bisa JMB-8 mempunyai pengertian universal? Ternyata JMB-8 telah menjadi sistematika ajaran suatu agama spesifik, yakni Buddhisme, yang asing bagi orang-orang non-Buddhis.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 26 July 2008, 02:37:41 PM
Kalau ini, saya tidak setuju. Kadang tingkat pencerahan seseorang bisa sangat tinggi, namun kemampuan verbal ataupun interpersonalnya kurang, sehingga bahasa yang disampaikan kurang bisa dimengerti banyak orang. Tetapi ada juga yang selain pencerahannya sudah sangat tinggi, tetapi kemampuan interpersonalnya juga baik, sehingga dia bisa menjelaskan dengan cara yang dimengerti oleh orang2 "bodoh".
Mungkin ini seperti 2 siswa SMU yang memiliki kemampuan akademik persis sama, tetapi yang satu kurang bisa menjelaskannya kepada anak SD, yang lain bisa lebih baik menyampaikannya, apakah itu dengan dongeng ataupun gambar2 dsb.  :)

Soal kepopuleran Tolle vs JK hanya satu aspek kurang penting dari pertimbangan saya. Yang lebih penting, lagi-lagi, adalah apa 'isi' ajaran masing-masing. Anda sudah baca buku Tolle dan buku K?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 26 July 2008, 02:43:13 PM
waduh, baru telat beberapa jam saja sudah ketinggalan 5 page.

ini yg diributkan soal ekslusifitas pencerahan buddhisme? coba kita buka kembali DN 16: paragraf 5.27 yang diterjemahkan dari bahasa Pali ke Bahasa Inggris oleh Maurice O'Connel Walshe yang merupakan terjemahan lebih baru dan dianggap lebih akurat.

Quote from: http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.16.0.wlsh.html
5.27. "Dalam Dhamma dan disiplin apapun dimana tidak ditemukan Jalan Mulia berfaktor delapan, tidak akan ditemukan pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.81 Tetapi pertapa demikian, tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat dapat ditemukan dalam Dhamma dan disiplin Jalan Mulia berfaktor delapan. Sekarang, Subhadda, dalam Dhamma dan disiplin ini Jalan Mulia berfaktor delapan ditemukan, dan di dalamnya dapat ditemukan pertapa-pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dalam aliran-aliran lainnya tidak ada pertapa-pertapa [sejati]; tetapi jika di dalam yang satu ini para bhikkhu hidup menjalani kehidupan sempurna, dunia ini tidak akan kekuarangan Arahat.

dah jelaskan? Hayo ambil nafas, jaga ego/aku masing2x  ^-^
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 26 July 2008, 02:48:37 PM
Bila memang sudah distrukturkan beserta detailnya (seperti pandangan benar mencakup hukum kamma dan sebagainya), memang jadinya khas Buddhism. Saya sendiri sebetulnya belum pernah baca sutta di mana Buddha Gotama menjelaskan detail dari 8 faktor tersebut, jadi tidak berani berkomentar. Saya hanya berpikir bahwa isi JMB 8 (bukan struktur ataupun kurikulumnya) itu tentunya mengenai kehidupan, sebagaimana ajaran lain juga sebetulnya mengarah pada kehidupan, bukan pada suatu keagamaan yang sempit, jadinya seharusnya tidak ada "ajaran X termasuk ajaran Y", atau "menjalani perbuatan tertentu adalah khas ajaran X" dan lain sebagainya.

JMB-8 tidak bisa dimungkiri mewakili suatu ajaran yang sangat mendetail, yang bahkan di kalangan umat Buddhis sendiri sering menimbulkan pertentangan khususnya mengenai 'samadhi'. Bagaimana bisa JMB-8 mempunyai pengertian universal? Ternyata JMB-8 telah menjadi sistematika ajaran suatu agama spesifik, yakni Buddhisme, yang asing bagi orang-orang non-Buddhis.
yg ini bener nih heheheheh

terkadang masing2x orang dan "kelompok" mendefinisikan JMB-8 ala mereka yg sangat eksklusif. IMO sih tidak demikian dan harusnya sangat umum dan "mbumi"
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 26 July 2008, 03:22:14 PM
Soal kepopuleran Tolle vs JK hanya satu aspek kurang penting dari pertimbangan saya. Yang lebih penting, lagi-lagi, adalah apa 'isi' ajaran masing-masing. Anda sudah baca buku Tolle dan buku K?

Ya, memang sebetulnya itu kurang penting.  :)
Saya belum baca buku keduanya, tapi saya baca tentang Eckhart Tolle dan ajarannya, menurut saya bagus dan tidak berpihak pada agama/ajaran. Untuk Khrisnamurti, hanya pernah membaca kutipan2nya.


Quote
JMB-8 tidak bisa dimungkiri mewakili suatu ajaran yang sangat mendetail, yang bahkan di kalangan umat Buddhis sendiri sering menimbulkan pertentangan khususnya mengenai 'samadhi'. Bagaimana bisa JMB-8 mempunyai pengertian universal? Ternyata JMB-8 telah menjadi sistematika ajaran suatu agama spesifik, yakni Buddhisme, yang asing bagi orang-orang non-Buddhis.

Ya, jika memang sudah sampai mendetail (terutama "ditthi" dan "samadhi"), itu sudah merupakan satu "kurikulum" ajaran khusus, tidak selalu universal.


Quote
terkadang masing2x orang dan "kelompok" mendefinisikan JMB-8 ala mereka yg sangat eksklusif. IMO sih tidak demikian dan harusnya sangat umum dan "mbumi"
Betul. Kadang dari agama lain juga, ada kelompok yang sifatnya lebih universal, ada yang sangat eksklusif. Walaupun ayat kitab suci yang dipakai sama, tapi penafsirannya sangat berbeda antar orang/kelompok satu dengan lainnya.

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: J.W on 26 July 2008, 03:34:21 PM
=P~ =P~
Ada kuis permaenan kata yah  :o :o

Ikutan donk ;D

Karena tidak mengerti, maka dibilang "permaenan kata".

 :whistle: :whistle:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: dilbert on 27 July 2008, 08:58:46 PM
memang kalau "JARGON" lama dipakai, kurang trendi... gak canggih... makanya dipakai "JARGON" baru... kira kira kayak istilah ISTILAH BARU METODE LAMA.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 03:28:43 AM
memang kalau "JARGON" lama dipakai, kurang trendi... gak canggih... makanya dipakai "JARGON" baru... kira kira kayak istilah ISTILAH BARU METODE LAMA.

"Jargon" itu pikiran. MMD mengamati "jargon-jargon" apa saja, termasuk dirinya, sampai "jargon" itu berhenti.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 03:33:10 AM
Soal kepopuleran Tolle vs JK hanya satu aspek kurang penting dari pertimbangan saya. Yang lebih penting, lagi-lagi, adalah apa 'isi' ajaran masing-masing. Anda sudah baca buku Tolle dan buku K?
Ya, memang sebetulnya itu kurang penting.  :)
Saya belum baca buku keduanya, tapi saya baca tentang Eckhart Tolle dan ajarannya, menurut saya bagus dan tidak berpihak pada agama/ajaran. Untuk Khrisnamurti, hanya pernah membaca kutipan2nya.

Kalau dibaca berdiri sendiri, buku Tolle sangat bagus, oleh karena itu menjadi bestseller. Tapi kalau dibaca bersama-sama buku K, apalagi dikaji berdasarkan pengalaman meditasi sendiri, akan tampaknya jelas bedanya.

Dalam thread Krishnamurti akan saya muat tulisan "Northern Light" yang me-review buku Tolle dan buku K di Amazon.com.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 03:48:25 AM
ini yg diributkan soal ekslusifitas pencerahan buddhisme?

Pencerahan itu sendiri tidak mungkin bersifat eksklusif, yang bisa eksklusif adalah rumusan pencerahan. Rumusan pencerahan itulah yang diributkan. Saya bilang, pencerahan/kebenaran itu tidak bisa dirumuskan secara utuh, secara imparsial, secara tak terkondisi (unconditioned) karena pencerahan/kebenaran itu mengatasi pikiran yang terkondisi, parsial dan terbatas. Rumusan pencerahan bukanlah pencerahan itu sendiri; the word is not the thing. Oleh karena itu, rumusan pencerahan apa pun yang ada selalu bersifat parsial, terkondisi; tidak ada rumusan pencerahan yang diterima oleh semua orang di dunia ini, tidak ada ajaran/agama yang diterima oleh semua orang di dunia; itulah sifat pikiran: terkondisi, terbatas, parsial. JMB-8 adalah rumusan pencerahan yang ditemukan oleh Buddha; guru spiritual, orang tercerahkan lain bisa membuat rumusan lain terhadap pencerahan yang sama.

Banyak orang di thread ini yang mengacaukan kebenaran dengan rumusan kebenaran, bahwa JMB-8 sebagai rumusan kebenaran "terdapat" pula dalam ajaran agama-agama lain. Ini persis sama dengan teolog kr****n yang mengatakan bahwa kebenarannya (Yesus Kristus) terdapat pula secara tersembunyi dalam agama-agama lain.

Quote
coba kita buka kembali DN 16: paragraf 5.27 yang diterjemahkan dari bahasa Pali ke Bahasa Inggris oleh Maurice O'Connel Walshe yang merupakan terjemahan lebih baru dan dianggap lebih akurat.
Quote from: http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.16.0.wlsh.html
5.27. ""Dalam Dhamma dan disiplin apapun dimana tidak ditemukan Jalan Mulia berfaktor delapan, tidak akan ditemukan pertapa tingkat pertama, ..."

"Dhamma dan disiplin" (dhamma-vinaya) adalah kata majemuk yang sering digunakan oleh Sang Buddha untuk menyatakan ajarannya; jangan dipisah. Secara bebas dapat diterjemahkan menjadi "ajaran", "agama".

Terjemahan Thanissaro: "... and the Blessed One said, 'In any doctrine & discipline where the noble eightfold path is not found, no contemplative of the first... second... third... fourth order ...' " Sama saja dengan terjemahan Walshe, tidak ada bedanya. Saya menerjemahkan secara bebas: "Di dalam ajaran yang tidak mengandung JMB-8 tidak ada pembebasan."

Bisa minta referensi yang mengatakan terjemahan Walshe ini "lebih baru" dan "lebih akurat" daripada "terjemahan lama" (misalnya Thanissaro, Francis Story dsb)? Setahu saya, kok Walshe ini orang lama, terjemahannya sudah ada pada tahun 1970an; Bhikkhu Thanissaro jauh lebih muda daripada Walshe. Terima kasih.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 28 July 2008, 07:38:04 AM
copyright dari walshe nya sih awalnya 1987 dan direpublish 1995

Walshe memang lebih tua, dan DN diterjemahkan ulang belakangan oleh beliau. Potongan dari AccessToInsight juga menyarakan ke terjemahan Walshe ini sebagai terjemahan lebih moderen. Didalamnya banyak perbandingan dengan terjemahan2x lain juga utk sutta yang bersangkutan.

Quote from: http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/dn/index.html
An excellent modern translation of the complete Digha Nikaya is Maurice Walshe's The Long Discourses of the Buddha: A Translation of the Digha Nikaya (formerly titled: Thus Have I Heard) (Boston: Wisdom Publications, 1987). A fine anthology of selected suttas is Handful of Leaves (Vol. 1), by Thanissaro Bhikkhu (distributed by the Sati Center for Buddhist Studies).
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 28 July 2008, 08:56:56 AM
Bagaimana kalau disingkat menjadi begini saja:

~ apakah jalan menuju pencerahan sesungguhnya sama, hanya rumusannya saja yg berbeda2 (tapi kalo ditilik akan kelihatan bahwa esensi-nya adalah sama). Secara tersurat berbeda, tapi secara tersirat sama.

atau

~ apakah jalan menuju pencerahan sesungguhnya "benar2 berbeda", sehingga rumusan A yg berbeda dengan rumusan B pun berbeda esensinya. Dengan kata lain, secara tersurat dan tersirat adalah berbeda.

----

Sy berpandangan pada defenisi yg pertama, sehingga JMB-8 atau jalan lain apapun yg bisa membawa pada pencerahan kandungannya adalah sama (selaras dengan sabda Sang Buddha di DN 16: paragraf 5.27).



::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 09:02:08 AM
Terjemahan Walshe copyright 1987;
terjemahan Thanissaro (Bab 5 & 6) copyright 1995;
terjemahan Sister Vajira & Francis Story (revised) copyright 1998.
Situs Access to Insight memuat dua terjemahan terakhir.

Lalu di mana dikatakan terjemahan Walshe "lebih akurat"?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: HokBen on 28 July 2008, 09:17:30 AM
Bagaimana kalau disingkat menjadi begini saja:

~ apakah jalan menuju pencerahan sesungguhnya sama, hanya rumusannya saja yg berbeda2 (tapi kalo ditilik akan kelihatan bahwa esensi-nya adalah sama). Secara tersurat berbeda, tapi secara tersirat sama.

atau

~ apakah jalan menuju pencerahan sesungguhnya "benar2 berbeda", sehingga rumusan A yg berbeda dengan rumusan B pun berbeda esensinya. Dengan kata lain, secara tersurat dan tersirat adalah berbeda.

----

Sy berpandangan pada defenisi yg pertama, sehingga JMB-8 atau jalan lain apapun yg bisa membawa pada pencerahan kandungannya adalah sama (selaras dengan sabda Sang Buddha di DN 16: paragraf 5.27).



::


gubrax
ga ngikutin 2 hari udah nambah sekian page aje...

 [at] willi...
mungkin ga ada satu opsi lagi :

~ jalan yang ditempuh "benar2 berbeda" , baik secara tersirat ataupun tersurat, tapi pada satu titik, akan ada saat2 dimana apapun jalan yang ditempuh, akan terkondisikan si pelaku/orang yang berada di "jalur" pencerahan itu menjadi sosok dengan kualitas yang sama ( tapi masih belum "cerah" ), nah...kualitas ini yang dalam jalan Buddhism disebut dengan seseorang yang telah mempraktekkan JMB8...

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 09:22:09 AM
Bagaimana kalau disingkat menjadi begini saja:
~ apakah jalan menuju pencerahan sesungguhnya sama, hanya rumusannya saja yg berbeda2 (tapi kalo ditilik akan kelihatan bahwa esensi-nya adalah sama). Secara tersurat berbeda, tapi secara tersirat sama.
atau
~ apakah jalan menuju pencerahan sesungguhnya "benar2 berbeda", sehingga rumusan A yg berbeda dengan rumusan B pun berbeda esensinya. Dengan kata lain, secara tersurat dan tersirat adalah berbeda.
----
Sy berpandangan pada defenisi yg pertama, sehingga JMB-8 atau jalan lain apapun yg bisa membawa pada pencerahan kandungannya adalah sama (selaras dengan sabda Sang Buddha di DN 16: paragraf 5.27).

Saya berpendapat, semua jalan berangkat dari pikiran dan si aku, oleh karena itu, jelas berbeda; bahasa berbeda, rumusan berbeda. Tentang "esensi jalan", apa itu, saya tidak mengerti? ... Tapi semua jalan itu harus runtuh, pikiran & si aku harus diam, agar pencerahan tercapai.

Yang disebut "sabda Sang Buddha" dalam DN 16 para 5.27 menurut saya bukan berasal dari mulut Sang Buddha, melainkan disisipkan ke dalam sutta itu oleh bhikkhu penulis Tipitaka, yang bermaksud baik untuk menjunjung tinggi ajaran Sang Guru.

Tapi ini sudah beberapa kali muncul dalam thread ini. Dengan ini saya mengundurkan diri khusus dari topik ini.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 09:28:41 AM
~ jalan yang ditempuh "benar2 berbeda" , baik secara tersirat ataupun tersurat, tapi pada satu titik, akan ada saat2 dimana apapun jalan yang ditempuh, akan terkondisikan si pelaku/orang yang berada di "jalur" pencerahan itu menjadi sosok dengan kualitas yang sama ( tapi masih belum "cerah" ), nah...kualitas ini yang dalam jalan Buddhism disebut dengan seseorang yang telah mempraktekkan JMB8...

Ini pun sudah beberapa kali muncul dalam thread ini, pada dasarnya sama dengan apa yang dikatakan Rekan Willibordus: apa pun jalan yang ditempuh akhirnya akan sampai pada (mengandung esensi) JMB-8. Saya katakan, ini namanya mencocok-cocokkan kebenaran kepada konsep. Sama seperti klaim seorang teolog Keristen: apa pun jalan yang ditempuh orang, pada akhirnya ia diselamatkan oleh Kristus.

Saya akhiri saja diskusi ini.
Hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 July 2008, 09:32:19 AM
Pak Hudoyo,

Setahu saya Thanissaro memang mengerti Pali, tetapi karena otodidak, kadang-kadang agak bertentangan dengan yang lain. Selain itu beliau memang mengerti, tetapi kadang-kadang rasa "Puitis" beliau sering mengalahkan arti yang sesungguhnya. Contohnya terjemahan beliau di Dhammapada, selain itu dukkha jadi "stress".

Kalau terjemahan Walshe memang sering dipakai, dan setahu saya rekan-rekan di milis asing lebih cenderung menggunakan terjemahan Walshe. Terjemahan beliau hampir setara dengan Bhikkhu Bodhi, yang dianggap oleh beberapa orang terbaik, karena tidak mencantumkan sentimen pribadi (pandangan klasik atau modern). Bhikkhu Bodhi kalau punya pendapat bertentangan dengan isi terjemahan, akan menulis di catatan kaki agar tidak bentrok dengan maksud sesungguhnya, yaitu penerjemahan.

Yang terakhir saya tidak familiar.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 28 July 2008, 09:40:13 AM
Quote
~ jalan yang ditempuh "benar2 berbeda" , baik secara tersirat ataupun tersurat, tapi pada satu titik, akan ada saat2 dimana apapun jalan yang ditempuh, akan terkondisikan si pelaku/orang yang berada di "jalur" pencerahan itu menjadi sosok dengan kualitas yang sama ( tapi masih belum "cerah" ), nah...kualitas ini yang dalam jalan Buddhism disebut dengan seseorang yang telah mempraktekkan JMB8...

Jadi maksudnya A mempraktekkan JMB 8, B mempraktekkan ajaran X, lalu pada satu titik, mereka memiliki kualitas yang sama?
Saya setuju, dengan catatan bahwa satu titik itu bukanlah bagian dari JMB 8, bukan juga bagian dari ajaran X.

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 09:41:30 AM
 [at] Karuna_murti

Terima kasih atas uraiannya tentang para penerjemah itu.
Kembali pada posting Rekan Sumedho tentang "lebih akurat", khususnya mengenai paragraf Mahaparinibbana-sutta yang dipermasalahkan, saya belum melihat perbedaan makna antara terjemahan Thanissaro, Walshe, dan Sister Vajira.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 09:45:21 AM
Jadi maksudnya A mempraktekkan JMB 8, B mempraktekkan ajaran X, lalu pada satu titik, mereka memiliki kualitas yang sama?
Saya setuju, dengan catatan bahwa satu titik itu bukanlah bagian dari JMB 8, bukan juga bagian dari ajaran X.

Saya setuju dengan ini; pada dasarnya tidak berbeda dengan yang saya tulis:
"Saya berpendapat, semua jalan berangkat dari pikiran dan si aku, oleh karena itu, jelas berbeda; bahasa berbeda, rumusan berbeda.  ... Tapi semua jalan itu harus runtuh, pikiran & si aku harus diam, agar pencerahan tercapai."
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 09:49:27 AM
Tambahan khusus untuk MMD:
Dalam MMD tidak disadari ada "jalan", karena tidak disadari ada "tujuan".
Kualitas pencerahan harus terjadi pada 'saat kini'. Pikiran harus berhenti sekarang juga. The first step is the last step.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 July 2008, 09:51:56 AM
Apa sesorang itu "harus" ikut MMD pak?
Fungsi MMD apa?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 July 2008, 09:57:26 AM
Seingat saya ada satu dua referensi lain yang mungkin berhubungan Pak Hudoyo, perumpamaan entah setetes air dengan sungai gangga, sebutir pasir dengan pasir di sungai gangga. Seingat saya terdapat di Sutta-Sutta yang "tua". Intinya kalau memang sangat jarang sekali guru-guru yang ada jalan mulia beruas delapan tersebut. Selain itu ada perumpamaan sedikit juga, artinya di ajaran guru-guru lain hampir tidak ada yang menuju kepada alam bahagia, apalagi terbebas dari samsara.

Ada yang menyebut ekayana magga sebagai referensi. Tetapi yang jadi masalah sering sekali orang menerjemahkan ekayana magga sebagai "jalan satu-satunya", tetapi yang benar adalah "jalan yang menuju kepada satu"

Dan juga seingat saya pada saat Buddha mengatakan hal itu di Mahaparinibbana Sutta, itu bukan hal normatif, melainkan pada saat itu di India tidak ada guru-guru yang sempurna ajarannya.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 09:58:22 AM
 [at] Ryu
Lupakan saja MMD.
MMD itu artinya "sadarilah pikiranmu, sampai pikiran itu berhenti dengan sendirinya, tanpa dibuat berhenti."
Untuk itu tidak perlu mengingat-ingat MMD.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 10:07:38 AM
Seingat saya ada satu dua referensi lain yang mungkin berhubungan Pak Hudoyo, perumpamaan entah setetes air dengan sungai gangga, sebutir pasir dengan pasir di sungai gangga. Seingat saya terdapat di Sutta-Sutta yang "tua". Intinya kalau memang sangat jarang sekali guru-guru yang ada jalan mulia beruas delapan tersebut. Selain itu ada perumpamaan sedikit juga, artinya di ajaran guru-guru lain hampir tidak ada yang menuju kepada alam bahagia, apalagi terbebas dari samsara.

Satu-satunya yang mengajar JMB-8 hanya Sang Buddha. Mungkin jarang orang yang mencapai (tanpa bantuan guru) kebebasan sempurna, dan lebih jarang lagi yang mengajarkannya, tapi bukan tidak ada di luar Sang Buddha.

Tentang "alam bahagia" (entah apa itu) dan "pembebasan dari samsara" itu sudah masuk ke dalam salah satu sistem kepercayaan, dan tidak relevan dibicarakan di sini.

Quote
Ada yang menyebut ekayana magga sebagai referensi. Tetapi yang jadi masalah sering sekali orang menerjemahkan ekayana magga sebagai "jalan satu-satunya", tetapi yang benar adalah "jalan yang menuju kepada satu"

Thanissaro menerjemahkan 'ekayano maggo' dengan "jalan langsung" ("the direct path").

Quote
Dan juga seingat saya pada saat Buddha mengatakan hal itu di Mahaparinibbana Sutta, itu bukan hal normatif, melainkan pada saat itu di India tidak ada guru-guru yang sempurna ajarannya.

Kalau begitu saya setuju: jadi kata-kata Sang Buddha itu hanya berlaku untuk konteks terbatas (di India saja, pada waktu itu saja), tidak berlaku secara global dan universal.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 28 July 2008, 10:14:49 AM
"lebih akurat" mungkin karena beliau menerjemahkan lengkap dan sehingga lebih bisa melihat secara lebih luas dan.... ini pendapat pribadi loh.

eniwe, memang benar pak hud, tidak ada perbedaan dari 3 penerjemahan itu.

Quote from: Thanisaro
"Yes, lord," Subhadda answered, and the Blessed One said, "In any doctrine & discipline where the noble eightfold path is not found, no contemplative of the first... second... third... fourth order [stream-winner, once-returner, non-returner, or arahant] is found. But in any doctrine & discipline where the noble eightfold path is found, contemplatives of the first... second... third... fourth order are found. The noble eightfold path is found in this doctrine & discipline, and right here there are contemplatives of the first... second... third... fourth order. Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives. And if the monks dwell rightly, this world will not be empty of arahants."

Quote from: Sister Vajira & Francis Story
61. And the Blessed One spoke, saying: "In whatsoever Dhamma and Discipline, Subhadda, there is not found the Noble Eightfold Path, neither is there found a true ascetic of the first, second, third, or fourth degree of saintliness. But in whatsoever Dhamma and Discipline there is found the Noble Eightfold Path, there is found a true ascetic of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness.54 Now in this Dhamma and Discipline, Subhadda, is found the Noble Eightfold Path; and in it alone are also found true ascetics of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness. Devoid of true ascetics are the systems of other teachers. But if, Subhadda, the bhikkhus live righteously, the world will not be destitute of arahats.

Quote from: Walshe
5.27. "Dalam Dhamma dan disiplin apapun dimana tidak ditemukan Jalan Mulia berfaktor delapan, tidak akan ditemukan pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.81 Tetapi pertapa demikian, tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat dapat ditemukan dalam Dhamma dan disiplin Jalan Mulia berfaktor delapan. Sekarang, Subhadda, dalam Dhamma dan disiplin ini Jalan Mulia berfaktor delapan ditemukan, dan di dalamnya dapat ditemukan pertapa-pertapa tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dalam aliran-aliran lainnya tidak ada pertapa-pertapa [sejati]; tetapi jika di dalam yang satu ini para bhikkhu hidup menjalani kehidupan sempurna, dunia ini tidak akan kekuarangan Arahat.

Sama semua pak. Di ajaran dan disiplin manapun yg tidak ada JMB8, maka tidak ada para mahluk suci (1-4). Jadi mau ajaran apapun, atau tidak pakai ajaran, selama ada JMB8 maka terbuka lah jalan pencerahan.

Jadi bukan ekslusif milik Buddhis kan?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 10:17:09 AM
 [at] Sumedho
Faktanya JMB-8 itu sepanjang kita ketahui adalah khas Buddhis.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 28 July 2008, 10:22:14 AM
JMB 8 sendiri saya belom lihat rumusannya yang dikatakan langsung oleh Buddha Gotama. Kalau untuk pedoman dan panduan kehidupan, tentu saja JMB 8 itu sangat baik, tetapi tidak bisa menjadi ukuran/harga mati jalan mencapai kesucian. Sederhananya saja samma vacca, atau ucapan benar. Dijelaskan secara sistematik bahwa ucapan benar termasuk tidak bohong, gossip, ... dan tidak berkata kasar. Sementara Pilinda Vaccha, yang dikatakan Buddha Gotama sebagai Arahat yang paling dicintai para Devata, memiliki kebiasaan memanggil orang dengan "Vasala/Paria", yang tentu saja tidak termasuk Ucapan Benar.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 28 July 2008, 10:37:25 AM
 [at] pak hud & Bro Kainyn,

nah itu dia, definisi JMB8 itu sering kali dibuat oleh kelompok tertentu jadi berbeda dan terdengar ekslusif. coba kita intip dalam sutta

ini ada terjemahan dari SN45.8 Magga-vibhanga Sutta - Sebuah analisa dari sang Jalan oleh bhikkhu Thannisaro
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html

yah mungkin terdengar khas buddhis karena di "rangkum" oleh sang buddha saja. bisa saja diluaran sana tetap ada. seperti perhitungan phytagoras. tetap ada diluaran sana.

seperti keadaan "Diam"  "Tanpa Aku" yg dijabarkan JK, terdengar JK sekali dan diluar sana tetap ada walaupun tidak tahu jk

bro kainyn, bisa minta rujukan utk Pilinda Vaccha? mau baca jg nih
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 28 July 2008, 11:06:56 AM
 
"Tujuannya adalah sadar"? ... hehehe, 'sadar' jangan dijadikan "tujuan", seperti 'nibbana' adalah tujuan Anda. ... Kalau 'sadar' dijadikan "tujuan", maka Anda tidak akan pernah sadar. ... 'Sadar' itu harus ada SEKARANG, pada SAAT KINI, biarpun hanya sebentar, hanya sementara. ... Dan apa yang 'ada sekarang' tidak bisa dibilang "tujuan". :)

Pak Hud, kalau saya mengatakan seperti Pak Hud katakan: 'sadar' jangan dijadikan "tujuan", berarti saya berbicara mengenai penerapan ’sadar’ itu sendiri. Dan saat ini saya tidak berbicara mengenai penerapan ’sadar’. Saya hanya menjawab pertanyaan yang bersifat puthujjana dengan pikiran puthujjana. Dan saya pun yakin anda menggunakan pikiran puthujjana dan tidak sedang dalam penerapan ’sadar’ alias sedang berteori.  Bahkan sekarang saya meragukan teori anda, Pak Hud. Ketika Pak Hud mengatakan: 'Sadar' itu <b>harus ada</b> SEKARANG, ini menandakan adanya usaha, upaya, ada syarat. Ini bukti bahwa Pak Hud tidak dalam penerapan ’sadar’. Hal ini berbeda dengan teori yang Pak Hud sampaikan di topik MMD.
Terlepas dari itu semua, saya memahami maksud Pak Hud, namun sayang tidak mengena bagi mereka yang masih awam akan hal ini.

Quote
Apa yang Anda katakan itu adalah AJARAN agama Buddha. Jangan dicampuradukkan dengan KEBENARAN. Kebenaran--yang bukan milik Buddha, bukan milik siapa pun--ada di balik 4KM/JMB-8 itu. -- Ketika Sang Buddha mencapai pencerahan, ia melihat apa adanya (yathabhutam nyanadassanam), yaitu KEBENARAN, lalu mengajarkan SESUATU yang kemudian berkembang menjadi agama Buddha dan dikenal sebagai AJARAN 4KM/JMB-8. Tetapi 4KM/JMB-8 itu bukanlah Kebenaran itu. Kebenaran bukanlah rumusannya; karena Kebenaran itu satu dan rumusan kebenaran itu banyak. The word is not the thing. -- Saya pribadi tidak lagi menganut 4KM/JMB-8 sebagai rumusan kebenaran. Saya pribadi merasa lebih cocok dengan sabda Sang Buddha: "Para bhikkhu, saya hanya mengajarkan dukkha dan lenyapnya dukkha." Titik. Tidak ada JMB-8 di situ. Bagi saya, sabda Sang Buddha itu lebih cocok dengan pengalaman vipassana saya; tidak terlalu banyak kata-kata, pikiran digunakan di situ seperti dalam 4KM/JMB-8. -- Bahkan saya lebih cocok lagi dengan sabda Sang Buddha, "Pafra bhikkhu, seperti samudra mempunyai satu rasa yakni rasa asin, begitu pula Dhamma ini mempunyai satu rasa, yakni rasa pembebasan." Dhamma adalah pembebasan, dan pembebasan adalah sadar. Titik. Tidak bertele-tele dengan kata-kata, rumusan, bahasa.

Pertama, dari penjelasan Pak Hud disini, jelas dan menjadi jelas adanya jalan yaitu  AJARAN 4KM/JMB-8 apapun yang Pak Hud istilahkan, apakah rumusan, ajaran dll. Benar bahwa Sang Buddha melihat apa adanya (yathabhutam nyanadassanam), yaitu KEBENARAN lalu mengajarkan SESUATU. Sampai sini nampaknya Pak Hud tidak tegas menjelaskan SESUATU itu apa, tapi dalam Dhammacakkapavatana Sutta jelas Sang Buddha menyampaikan 4KM/JMB-8. Pak Hud tidak memiliki alasan untuk menyanggah bahwa yang disampaikan Sang Buddha kepada 5 petapa itu adalah 4KM/JMB-8. Singkatnya Sang Buddha melihat apa adanya (yathabhutam nyanadassanam) KEBENARAN dan menyampaikannya dengan rumusan-rumusan yaitu 4KM/JMB-8. Jadi 4KM/JMB-8 BUKAN ajaran agama Buddha tetapi PERNYATAAN BUDDHA yang kemudian menjadi pondasi agama Buddha.

Kedua, adalah benar bahwa 4KM/JMB-8 bukanlah KEBENARAN SESUNGGUHnya, tetapi ia adalah JALAN. Oleh karena itu sampai saat ini saya tidak pernah mengatakan bahwa 4KM/JMB-8 adalah KEBENARAN itu sendiri. Tetapi di ujung JALAN itulah KEBENARAN  itu ada. Tanpa memberikan, menerapkannya pada 4KM/JMB-8 orang tidak akan melihat KEBENARAN SESUNGGUHNYA. Jadi Pak Hud salah sasaran jika menganggap saya mencampuradukan. Jadi tetap bagi saya bahwa ada JALAN, dan jalan inilah yang dipertanyakan dalam thread, bukan masalah KEBENARAN tidak sama dengan 4KM/JMB-8, yang justru menegaskan adanya JALAN karena terpisahnya DHAMMA sebagai KEBENARAN dengan 4KM/JMB-8 sebagai Rumusan/JALAN.

Quote

Silakan. Sikap saya sudah jelas dalam thread ini. Kalau sadar itu terjadi pada saat sekarang, tidak ada tujuan di masa depan, dan tidak ada jalan untuk mencapai tujuan itu.

Yup, dengan demikian Pak Hud tidak menjawab pertanyaan thread yaitu mengenai Jalan tetapi justru mengenai apa itu sadar. Saya tidak tahu motivasi Pak Hud memunculkan post yang dijawab dengan tidak sesuai. Bagi saya OTT, Pak Hud. Sorry. Tapi semoga bermanfaat bagi yang lain.


Quote
Bila Anda benar-benar mengenali aku, tidak ada lagi konsep-konsep "pandangan benar, pikiran benar, samadhi benar" dll itu, Bahkan tidak ada lagi konsep "BENAR" (SAMMA-) dan "TIDAK BENAR" (MICCHA-). Tidak ada lagi 4KM/JMB-8.

Sekali lagi saya sampaikan Pak Hud, saya sebagai seorang puthujjana , tidak sedang menerapkan ’sadar’, kecuali mungkin Pak Hud sekarang sedang (menggunakan) ’sadar’. Tapi jika (menggunakan) ’sadar’ mengapa masih mempermasalahkan (terganggu) dengan pernyataan ”ada jalan.”, masih mempermasalahkan keberadaan ”konsep-konsep "pandangan benar, pikiran benar, samadhi benar" dengan berusaha mengatakan tidak ada 4KM/JMB-8. Ketika dinyatakan ADANYA JALAN mengapa menolak. ::)

Quote
Perkara 'narkoba', silakan saja main-main dengan narkoba. Saya tidak.

Narkoba dalam kedokteran pun tidak digunakan untuk main-main, Pak Hud, tetapi dengan penggunaan yang hati-hati untuk kasus-kasus tertentu. Bagi Pak Hud mungkin tidak perlu, tapi mungkin orang lain perlu. Bagi saya menggeneralisasikan sesuatu adalah wujud dari AKU yang tidak melihat dan menerima perbedaan apa adanya.

Yaa... bagaimana ya Pak Hud...kadangkala beberapa orang yang sedang menggunakan narkoba tidak sadar bahwa ia telah menggunakan narkoba sehingga mengatakan:  ’Saya tidak’ menggunakan. :)

Selanjutnya saya tidak bisa berkomentar lagi karena bagi saya ternyata sudah beda bahasan dan akhiran.
 _/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 28 July 2008, 11:17:11 AM
Quote
BTW, kutipan Drukpa Kunley itu apa maksudnya yah? Ada yang bisa jelasin?


Artinya :
- Tidak perlu sesuai dengan idealisme 8JM juga bisa mencapai Kebuddhaan.
- "Suci" pun tak perlu didefinisikan atau dikhayalkan ini itu sesuai dengan kemauanku sendiri.
- Demikian pula p*n*s (=ego) bisa membesar ataupun mengecil, tergantung kebutuhan apakah ada 'wanita' (=orang yg perlu dicerahkan) yang sedang birahi (=nafsu berdebat).  ;D
- Apakah perlu menilai ego orang itu besar atau kecil? Itu berarti masih dalam dualisme. Dalam pencerahan, tidak masalah apakah ego besar atau tidak punya ego. Sama saja. Mengatakan bahwa untuk tercerahkan perlu meniadakan ego, itupun masih dualisme (eg: ada tujuan; Pak Hud mengatakan tidak perlu tujuan).
- Drukpa Kunley menjadi santo, karena menyadarkan orang-orang yang melekat pada "kesucian" palsu (yg muncul dari pikiran dualistik).
- Pencerahan itu bukan sekedar memeluk yang baik2 dan melepas yg buruk2, tapi pada intinya adalah melepas kemenduaan (dualisme). Itulah sumber segala konflik. Akar dari LDM adalah pikiran dualistik.


akhirnya menggunakan kata-kata yang bisa dimengerti juga :whistle: ;D
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 28 July 2008, 11:27:30 AM
Quote
BTW, kutipan Drukpa Kunley itu apa maksudnya yah? Ada yang bisa jelasin?


Artinya :
- Tidak perlu sesuai dengan idealisme 8JM juga bisa mencapai Kebuddhaan.
- "Suci" pun tak perlu didefinisikan atau dikhayalkan ini itu sesuai dengan kemauanku sendiri.
- Demikian pula p*n*s (=ego) bisa membesar ataupun mengecil, tergantung kebutuhan apakah ada 'wanita' (=orang yg perlu dicerahkan) yang sedang birahi (=nafsu berdebat).  ;D
- Apakah perlu menilai ego orang itu besar atau kecil? Itu berarti masih dalam dualisme. Dalam pencerahan, tidak masalah apakah ego besar atau tidak punya ego. Sama saja. Mengatakan bahwa untuk tercerahkan perlu meniadakan ego, itupun masih dualisme (eg: ada tujuan; Pak Hud mengatakan tidak perlu tujuan).
- Drukpa Kunley menjadi santo, karena menyadarkan orang-orang yang melekat pada "kesucian" palsu (yg muncul dari pikiran dualistik).
- Pencerahan itu bukan sekedar memeluk yang baik2 dan melepas yg buruk2, tapi pada intinya adalah melepas kemenduaan (dualisme). Itulah sumber segala konflik. Akar dari LDM adalah pikiran dualistik.


akhirnya menggunakan kata-kata yang bisa dimengerti juga :whistle: ;D

Yang mengerti itu cuman pikiran anda. Buat apa??
Kelihatannya anda tetap tidak mengerti. :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 28 July 2008, 11:29:22 AM
...
bro kainyn, bisa minta rujukan utk Pilinda Vaccha? mau baca jg nih

Saya pernah baca di sutta lain, tapi tidak ingat. Yang saya ingat hanya di Dhammapada Atthakata, Brahmana Vagga, 408. Untuk "status" sebagai "yang paling dicintai devata", disebutkan dalam Anguttara Nikaya I, 14, Etadaggavagga.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 11:29:56 AM
[at] pak hud & Bro Kainyn,
nah itu dia, definisi JMB8 itu sering kali dibuat oleh kelompok tertentu jadi berbeda dan terdengar ekslusif. coba kita intip dalam sutta
ini ada terjemahan dari SN45.8 Magga-vibhanga Sutta - Sebuah analisa dari sang Jalan oleh bhikkhu Thannisaro
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html
yah mungkin terdengar khas buddhis karena di "rangkum" oleh sang buddha saja. bisa saja diluaran sana tetap ada. seperti perhitungan phytagoras. tetap ada diluaran sana.

Saya sudah membaca isi Maggavibhanga-sutta, yang juga terdapat dalam banyak sutta. Jelas sekali isi sutta itu merupakan intisari ajaran Buddha dan TIDAK TERDAPAT dalam ajaran lain.

Tidak perlu berbicara secara abstrak, tolong, di dalam agama-agama & ajaran-ajaran spiritual yang ada di dunia ini, silakan tunjukkan, lengkap dengan referensinya, mana yang merumuskan jalannya sebagai JMB-8 selain Buddhisme ?

Quote
seperti keadaan "Diam"  "Tanpa Aku" yg dijabarkan JK, terdengar JK sekali dan diluar sana tetap ada walaupun tidak tahu jk

Ini benar, karena kata 'diam' & 'tanpa aku' itu tidak pernah diidentikkan secara eksklusif dengan ajaran JK, tidak seperti JMB-8 yang di mana pun di dunia ini selalu diidentikkan dengan ajaran Buddha. Jadi 'diam', 'tanpa aku' itu bersifat universal (juga terdapat di dalam Buddhisme); lain dengan JMB-8 yang bersifat eksklusif Buddhis.

hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 28 July 2008, 11:42:58 AM
Yang mengerti itu cuman pikiran anda. Buat apa??
Kelihatannya anda tetap tidak mengerti. :))

Maaf nyela sedikit...

Kenapa yah, kelihatan kita begitu takut terhadap 'pikiran', seakan2 'pikiran' adalah sebuah momok :)

Sabda Sang Buddha bahwa "Pikiran adalah pelopor" menurut sy tidak terkecuali, juga terhadap pemadaman ego kita, pertama2 akan dipelopori oleh Pikiran dulu, oleh niat. Pemahaman segala sesuatunya (jalan menuju pencerahan) juga oleh pikiran dulu, kemudian praktik, hingga suatu saat EGO kita akan padam. Apakah setelah merealisasi Nibbana, Pikiran akan padam? Saya teringat cerita ketika Sang Buddha mempertimbangkan untuk membabarkan Dhamma ke umat manusia.

Sy pikir, tidak ada masalah sama sekali dengan 'pikiran', yg bermasalah sesungguhnya adalah EGO.

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 28 July 2008, 11:54:08 AM
Quote from: willibordus
Sy pikir, tidak ada masalah sama sekali dengan 'pikiran', yg bermasalah sesungguhnya adalah EGO.

Itu karena anda pikir  ;D
Coba kalau tidak anda pikir-pikir, melainkan lihat secara langsung, ego itu sumbernya dari pikiran.

Coba simak reaksi anda waktu anda membaca tulisan saya menjawab kepada sdr.Kelana. Apa yg menggerakkan anda mengomentari sedemikian diatas? (pernyataan yg sama buat sdr.Kelana).

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 July 2008, 12:00:11 PM
Kebebasan / pembebasan seperti apakah yang dicapai ? Diam itu padam? Saat ini diam / padam apanya?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 28 July 2008, 12:06:47 PM
[at] pak hud & Bro Kainyn,

nah itu dia, definisi JMB8 itu sering kali dibuat oleh kelompok tertentu jadi berbeda dan terdengar ekslusif. coba kita intip dalam sutta

ini ada terjemahan dari SN45.8 Magga-vibhanga Sutta - Sebuah analisa dari sang Jalan oleh bhikkhu Thannisaro
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html

yah mungkin terdengar khas buddhis karena di "rangkum" oleh sang buddha saja. bisa saja diluaran sana tetap ada. seperti perhitungan phytagoras. tetap ada diluaran sana.

Ya, saya setuju jika JMB 8 adalah hal2 umum. Tapi menurut Pak Hudoyo, sudah tidak umum lagi. Saya sekali lagi, belum pernah lihat rumusan JMB 8 yang dijelaskan oleh Buddha Gotama (mungkin ada yang bisa beri referensi?), hanya membaca dari sumber dhamma lain di mana ada penjelasan samma ditthi termasuk kepercayaan akan kamma; samma vacca termasuk tidak bicara kasar, dll.



Quote from: willibordus
Sy pikir, tidak ada masalah sama sekali dengan 'pikiran', yg bermasalah sesungguhnya adalah EGO.

Itu karena anda pikir  ;D
Coba kalau tidak anda pikir-pikir, melainkan lihat secara langsung, ego itu sumbernya dari pikiran.

Coba simak reaksi anda waktu anda membaca tulisan saya menjawab kepada sdr.Kelana. Apa yg menggerakkan anda mengomentari sedemikian diatas? (pernyataan yg sama buat sdr.Kelana).

Ego memang bersumber dari pikiran. Tapi tidak semua pikiran yang bergerak membentuk Ego. Tidak semua pikiran berhenti itu menghilangkan Ego.
Kalau dilihat dari kisah2 Dhamma, bahkan para Arahat (yang konon sudah tidak ada ego) juga masih berpikir dan bereaksi terhadap semua persepsi indera, sedangkan pertapa tertentu yang bermeditasi menghentikan pikiran, bisa mencapai arupa Jhana tertentu dan terlahir di alam Asannasatta, sementara ego-nya tidak hilang (hanya tertunda).


Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 12:57:25 PM
"Tujuannya adalah sadar"? ... hehehe, 'sadar' jangan dijadikan "tujuan", seperti 'nibbana' adalah tujuan Anda. ... Kalau 'sadar' dijadikan "tujuan", maka Anda tidak akan pernah sadar. ... 'Sadar' itu harus ada SEKARANG, pada SAAT KINI, biarpun hanya sebentar, hanya sementara. ... Dan apa yang 'ada sekarang' tidak bisa dibilang "tujuan". :)

Pak Hud, kalau saya mengatakan seperti Pak Hud katakan: 'sadar' jangan dijadikan "tujuan", berarti saya berbicara mengenai penerapan ’sadar’ itu sendiri. Dan saat ini saya tidak berbicara mengenai penerapan ’sadar’. Saya hanya menjawab pertanyaan yang bersifat puthujjana dengan pikiran puthujjana. Dan saya pun yakin anda menggunakan pikiran puthujjana dan tidak sedang dalam penerapan ’sadar’ alias sedang berteori.  Bahkan sekarang saya meragukan teori anda, Pak Hud. Ketika Pak Hud mengatakan: 'Sadar' itu <b>harus ada</b> SEKARANG, ini menandakan adanya usaha, upaya, ada syarat. Ini bukti bahwa Pak Hud tidak dalam penerapan ’sadar’. Hal ini berbeda dengan teori yang Pak Hud sampaikan di topik MMD.
Terlepas dari itu semua, saya memahami maksud Pak Hud, namun sayang tidak mengena bagi mereka yang masih awam akan hal ini.

Rekan Kelana, Anda tidak mengerti apa artinya 'sadar'. 'Sadar' itu bukan sesuatu yang bisa "diterapkan", tidak ada yang namanya "penerapan sadar"; 'sadar' itu ada atau tidak ada. Orang bisa berbicara dari 'tidak sadar' (berarti menganggap pikirannya, ajaran yang dianutnya, sebagai kebenaran), orang bisa pula berbicara dari 'sadar' (berarti menyadari keterbatasan pikirannya, sehingga tidak melekat kepada pikiran/ajaran)--semua kata-katanya berasal dari keadaan batin yang 'sadar'. Di dalam 'sadar' tidak ada pengertian 'puthujjana' versus 'ariya', suatu dikotomi pikiran yang hanya menghalangi orang untuk 'sadar' pada saat sekarang. Kalau Anda mengaku berbicara sebagai "puthujjana"', maka saya rasa yang Anda maksud adalah Anda mengaku 'tidak sadar'. Saya mengaku berbicara dari 'sadar', karena itu tidak ada lagi dikotomi 'puthujjana' vs 'ariya'; yang ada hanyalah 'sadar' dan 'tidak sadar', sekalipun 'sadar' itu mungkin baru sementara. Anda boleh-boleh saja mengatakan saya "sedang berteori", saya paham sepenuhnya pikiran Anda karena Anda 'tidak sadar'. Anda boleh-boleh saja meragukan "teori saya", yang sebetulnya tidak ada, sehingga keraguan Anda tidak menjadi masalah bagi saya. Kalau Anda melihat bahwa pernyataan saya "sadar itu harus terjadi pada saat sekarang" sebagai adanya "usaha, upaya, syarat", itu bisa dimengerti karena Anda berbicara dari 'tidak sadar', sehingga bagi Anda untuk 'sadar' dari 'tidak sadar' itu perlu "usaha, upaya, syarat", yang sangat sukar. Karena Anda 'tidak sadar', Anda tidak bisa memahami pernyataan saya yang ucapkan dari 'sadar'.

Saya tidak peduli apakah kata-kata saya "mengena" atau "tidak mengena" bagi orang yang Anda katakan "awam" ('tidak sadar'). Saya percaya kata-kata saya bisa dan terbukti efektif seperti siraman air dingin membangunkan orang-orang yang 'tidak sadar' alias "tidur & bermimpi". Di dunia ini ada sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya; orang-orang inilah yang akan memahami Kebenaran. Kalau Anda memilih mau "bermimpi" terus, silakan saja.


Quote
Quote
Apa yang Anda katakan itu adalah AJARAN agama Buddha. Jangan dicampuradukkan dengan KEBENARAN. Kebenaran--yang bukan milik Buddha, bukan milik siapa pun--ada di balik 4KM/JMB-8 itu. -- Ketika Sang Buddha mencapai pencerahan, ia melihat apa adanya (yathabhutam nyanadassanam), yaitu KEBENARAN, lalu mengajarkan SESUATU yang kemudian berkembang menjadi agama Buddha dan dikenal sebagai AJARAN 4KM/JMB-8. Tetapi 4KM/JMB-8 itu bukanlah Kebenaran itu. Kebenaran bukanlah rumusannya; karena Kebenaran itu satu dan rumusan kebenaran itu banyak. The word is not the thing. -- Saya pribadi tidak lagi menganut 4KM/JMB-8 sebagai rumusan kebenaran. Saya pribadi merasa lebih cocok dengan sabda Sang Buddha: "Para bhikkhu, saya hanya mengajarkan dukkha dan lenyapnya dukkha." Titik. Tidak ada JMB-8 di situ. Bagi saya, sabda Sang Buddha itu lebih cocok dengan pengalaman vipassana saya; tidak terlalu banyak kata-kata, pikiran digunakan di situ seperti dalam 4KM/JMB-8. -- Bahkan saya lebih cocok lagi dengan sabda Sang Buddha, "Pafra bhikkhu, seperti samudra mempunyai satu rasa yakni rasa asin, begitu pula Dhamma ini mempunyai satu rasa, yakni rasa pembebasan." Dhamma adalah pembebasan, dan pembebasan adalah sadar. Titik. Tidak bertele-tele dengan kata-kata, rumusan, bahasa.

Pertama, dari penjelasan Pak Hud disini, jelas dan menjadi jelas adanya jalan yaitu  AJARAN 4KM/JMB-8 apapun yang Pak Hud istilahkan, apakah rumusan, ajaran dll. Benar bahwa Sang Buddha melihat apa adanya (yathabhutam nyanadassanam), yaitu KEBENARAN lalu mengajarkan SESUATU. Sampai sini nampaknya Pak Hud tidak tegas menjelaskan SESUATU itu apa, tapi dalam Dhammacakkapavatana Sutta jelas Sang Buddha menyampaikan 4KM/JMB-8. Pak Hud tidak memiliki alasan untuk menyanggah bahwa yang disampaikan Sang Buddha kepada 5 petapa itu adalah 4KM/JMB-8. Singkatnya Sang Buddha melihat apa adanya (yathabhutam nyanadassanam) KEBENARAN dan menyampaikannya dengan rumusan-rumusan yaitu 4KM/JMB-8. Jadi 4KM/JMB-8 BUKAN ajaran agama Buddha tetapi PERNYATAAN BUDDHA yang kemudian menjadi pondasi agama Buddha.

Ya, saya berhenti pada "Sang Buddha mengajarkan SESUATU setelah melihat Kebenaran itu", karena saya tidak yakin apa sesungguhnya yang diajarkan Sang Buddha dalam Dhammacakkappavattana-sutta itu, yang ditulis orang berabad-abad setelah diucapkan oleh Sang Buddha. Di banyak sutta yang lain, Sang Buddha mengajarkan: "Para bhikkhu, saya mengajarkan dukkha dan lenyapnya dukkha." Itu saja, tidak pake JMB-8. Yang tidak saya yakini adalah JMB-8 itu. Dalam Bahiya-sutta tidak ada JMB-8 itu. Bagi saya, JMB-8 itu bukan ajaran pokok Sang Buddha, tidak peduli apakah itu kemudian menjadi pondasi Agama Buddha. Di sini keyakinan saya berbeda dengan keyakinan Anda. Saya tidak menelan begitu saja semua ajaran agama Buddha.


Quote
Kedua, adalah benar bahwa 4KM/JMB-8 bukanlah KEBENARAN SESUNGGUHnya, tetapi ia adalah JALAN. Oleh karena itu sampai saat ini saya tidak pernah mengatakan bahwa 4KM/JMB-8 adalah KEBENARAN itu sendiri. Tetapi di ujung JALAN itulah KEBENARAN  itu ada. Tanpa memberikan, menerapkannya pada 4KM/JMB-8 orang tidak akan melihat KEBENARAN SESUNGGUHNYA. Jadi Pak Hud salah sasaran jika menganggap saya mencampuradukan. Jadi tetap bagi saya bahwa ada JALAN, dan jalan inilah yang dipertanyakan dalam thread, bukan masalah KEBENARAN tidak sama dengan 4KM/JMB-8, yang justru menegaskan adanya JALAN karena terpisahnya DHAMMA sebagai KEBENARAN dengan 4KM/JMB-8 sebagai Rumusan/JALAN.

Bagi saya, yang ada hanya KEBENARAN, tidak ada JALAN apa pun ("Jalan Buddha", jalan ini, jalan itu) untuk sampai pada KEBENARAN. Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta adalah sandaran saya. Intisari Empat Kebenaran Mulia itu sendiri adalah KEBENARAN, kebenaran tentang dukkha dan lenyapnya dukkha. Tapi saya tidak menerima ada JALAN yang bisa dipakai oleh si aku untuk mencapai lenyapnya dukkha itu.


Quote
Quote
Silakan. Sikap saya sudah jelas dalam thread ini. Kalau sadar itu terjadi pada saat sekarang, tidak ada tujuan di masa depan, dan tidak ada jalan untuk mencapai tujuan itu.

Yup, dengan demikian Pak Hud tidak menjawab pertanyaan thread yaitu mengenai Jalan tetapi justru mengenai apa itu sadar. Saya tidak tahu motivasi Pak Hud memunculkan post yang dijawab dengan tidak sesuai. Bagi saya OTT, Pak Hud. Sorry. Tapi semoga bermanfaat bagi yang lain.

Silakan Anda menganggap OOT, saya tidak menganggap demikian. Bagi saya justru keberadaan JALAN itu sendiri sebagai ajaran Buddha sudah saya ragukan. Ini jelas saya nyatakan dalam tanggapan saya untuk Rekan Willibordus:
"Saya berpendapat, semua jalan berangkat dari pikiran dan si aku, oleh karena itu, jelas berbeda; bahasa berbeda, rumusan berbeda. ... Tapi semua jalan itu harus runtuh, pikiran & si aku harus diam, agar pencerahan tercapai."
Pernyataan saya itu jelas, tidak ada jalan apa pun yang bisa membebaskan orang.


Quote
Quote
Bila Anda benar-benar mengenali aku, tidak ada lagi konsep-konsep "pandangan benar, pikiran benar, samadhi benar" dll itu, Bahkan tidak ada lagi konsep "BENAR" (SAMMA-) dan "TIDAK BENAR" (MICCHA-). Tidak ada lagi 4KM/JMB-8.

Sekali lagi saya sampaikan Pak Hud, saya sebagai seorang puthujjana , tidak sedang menerapkan ’sadar’, kecuali mungkin Pak Hud sekarang sedang (menggunakan) ’sadar’. Tapi jika (menggunakan) ’sadar’ mengapa masih mempermasalahkan (terganggu) dengan pernyataan ”ada jalan.”, masih mempermasalahkan keberadaan ”konsep-konsep "pandangan benar, pikiran benar, samadhi benar" dengan berusaha mengatakan tidak ada 4KM/JMB-8. Ketika dinyatakan ADANYA JALAN mengapa menolak. ::)

Saya memang berbicara dari 'sadar', di mana tidak ada dikotomi "puthujjana" vs "ariya", yang ada hanyalah 'sadar' dan 'tidak sadar', sekalipun 'sadar' itu baru sementara. Saya menolak adanya JALAN apa pun (bukan hanya Buddhis, tapi juga "jalan Keristen", "jalan Krishnamurti", "jalan MMD" dll). Kalau saya mempermasalahkan "jalan" (yang Anda tafsirkan sebagai "terganggu", hehehe ... yang terganggu siapa dengan pernyataan siapa, Anda atau saya?), itu tidak lain karena saya ingin menyiramkan air dingin kepada orang-orang yang bermimpi di forum ini. Beberapa orang sudah menyatakan 'sadar' kepada saya.


Quote
Quote
Perkara 'narkoba', silakan saja main-main dengan narkoba. Saya tidak.

Narkoba dalam kedokteran pun tidak digunakan untuk main-main, Pak Hud, tetapi dengan penggunaan yang hati-hati untuk kasus-kasus tertentu. Bagi Pak Hud mungkin tidak perlu, tapi mungkin orang lain perlu. Bagi saya menggeneralisasikan sesuatu adalah wujud dari AKU yang tidak melihat dan menerima perbedaan apa adanya.
Yaa... bagaimana ya Pak Hud...kadangkala beberapa orang yang sedang menggunakan narkoba tidak sadar bahwa ia telah menggunakan narkoba sehingga mengatakan:  ’Saya tidak’ menggunakan. :)
Selanjutnya saya tidak bisa berkomentar lagi karena bagi saya ternyata sudah beda bahasan dan akhiran.
 _/\_

Rekan Kelana, silakan saja Anda menginsinuasikan bahwa saya "menggunakan narkoba tapi tidak sadar", bahwa saya "menggeneralisasikan sesuatu sebagai wujud dari Aku" (padahal apa yang saya katakan adalah FAKTA, bukan generalisasi). Tidak apa-apa buat saya, kok; Anda kan berbicara dari 'tidak sadar' (menurut Anda, dari "puthujjana").

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 28 July 2008, 12:57:53 PM
 [at] Kaynin:
thanks bro. saya sih punya "pembenaran" versi sendiri hehehe, jgn disini nanti oot lagi.
Saya pernah baca di sutta lain, tapi tidak ingat. Yang saya ingat hanya di Dhammapada Atthakata, Brahmana Vagga, 408. Untuk "status" sebagai "yang paling dicintai devata", disebutkan dalam Anguttara Nikaya I, 14, Etadaggavagga.


Quote
Ya, saya setuju jika JMB 8 adalah hal2 umum. Tapi menurut Pak Hudoyo, sudah tidak umum lagi. Saya sekali lagi, belum pernah lihat rumusan JMB 8 yang dijelaskan oleh Buddha Gotama (mungkin ada yang bisa beri referensi?), hanya membaca dari sumber dhamma lain di mana ada penjelasan samma ditthi termasuk kepercayaan akan kamma; samma vacca termasuk tidak bicara kasar, dll.
disini boss, http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 28 July 2008, 01:08:33 PM
[at] pak hud & Bro Kainyn,
nah itu dia, definisi JMB8 itu sering kali dibuat oleh kelompok tertentu jadi berbeda dan terdengar ekslusif. coba kita intip dalam sutta
ini ada terjemahan dari SN45.8 Magga-vibhanga Sutta - Sebuah analisa dari sang Jalan oleh bhikkhu Thannisaro
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html
yah mungkin terdengar khas buddhis karena di "rangkum" oleh sang buddha saja. bisa saja diluaran sana tetap ada. seperti perhitungan phytagoras. tetap ada diluaran sana.

Saya sudah membaca isi Maggavibhanga-sutta, yang juga terdapat dalam banyak sutta. Jelas sekali isi sutta itu merupakan intisari ajaran Buddha dan TIDAK TERDAPAT dalam ajaran lain.

Tidak perlu berbicara secara abstrak, tolong, di dalam agama-agama & ajaran-ajaran spiritual yang ada di dunia ini, silakan tunjukkan, lengkap dengan referensinya, mana yang merumuskan jalannya sebagai JMB-8 selain Buddhisme ?

Quote
seperti keadaan "Diam"  "Tanpa Aku" yg dijabarkan JK, terdengar JK sekali dan diluar sana tetap ada walaupun tidak tahu jk

Ini benar, karena kata 'diam' & 'tanpa aku' itu tidak pernah diidentikkan secara eksklusif dengan ajaran JK, tidak seperti JMB-8 yang di mana pun di dunia ini selalu diidentikkan dengan ajaran Buddha. Jadi 'diam', 'tanpa aku' itu bersifat universal (juga terdapat di dalam Buddhisme); lain dengan JMB-8 yang bersifat eksklusif Buddhis.

hudoyo

Maksud saya, memang yg mengajarkan hanya Sang Buddha, tetapi pencerahan bukan hanya milik yang Ber-AGAMA Buddha, atau khusus menjalankan explisit, bisa saja implisit tanpa pengetahuannya dahulu. Oh iya dan juga saya tidak bilang di agama lain diajarkan JMB8 koq.

Hmmm btw saya sekata dengan pak hud jga loh.

Quote
Satu-satunya yang mengajar JMB-8 hanya Sang Buddha. Mungkin jarang orang yang mencapai (tanpa bantuan guru) kebebasan sempurna, dan lebih jarang lagi yang mengajarkannya, tapi bukan tidak ada di luar Sang Buddha
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 01:12:52 PM
Kenapa yah, kelihatan kita begitu takut terhadap 'pikiran', seakan2 'pikiran' adalah sebuah momok :)

Sabda Sang Buddha bahwa "Pikiran adalah pelopor" menurut sy tidak terkecuali, juga terhadap pemadaman ego kita, pertama2 akan dipelopori oleh Pikiran dulu, oleh niat. Pemahaman segala sesuatunya (jalan menuju pencerahan) juga oleh pikiran dulu, kemudian praktik, hingga suatu saat EGO kita akan padam. Apakah setelah merealisasi Nibbana, Pikiran akan padam? Saya teringat cerita ketika Sang Buddha mempertimbangkan untuk membabarkan Dhamma ke umat manusia.

Sy pikir, tidak ada masalah sama sekali dengan 'pikiran', yg bermasalah sesungguhnya adalah EGO.

::

Tidak ada yang takut pada pikiran kok, karena pikiran itu selalu ada dalam diri puthujjana dan penting untuk hidup di masyarakat dunia.

"Pikiran adalah pelopor" (Dhammapada 1,2) itu menceritakan keadaan batin di dalam Samsara ini. 'Pikiran' selalu mendahului setiap perbuatan baik dan perbuatan tidak baik. Tetapi kalau orang mau bebas, dia harus bebas dari pikirannya, bebas dari perbuatan baik dan perbuatan tidak baik.

Untuk melihat bagaimana kaitan 'pikiran' dengan 'pembebasan', bacalah lebih dulu dengan teliti sebelum bicara tentang 'pikiran' Mulapariyaya-sutta (MN 1), di mana Sang Buddha jelas-jelas membedakan proses pikiran seorang "puthujjana", "sekha" dan "arahat". Dalam batin puthujjana, setiap rangsangan yang datang dari luar atau bawah sadar selalu ditanggapi oleh 'ma~n~nati" (konseptualisasi) yang berlanjut sebagai "berpikir". Di dalam batin arahat tidak ada lagi konseptualisasi dan pikiran. Begitulah teori 'pikiran' dalam Buddhisme, yang diperkuat oleh psikologi modern.

Selanjutnya, dalam sutta yang sama dinyatakan bahwa pikiran itu menciptakan diri/atta. Tanpa pikiran tidak ada diri/atta. Sehingga dapat dikatakan, secara praktis pikiran itu sinonim dengan diri/atta.

Tentang bagaimana seorang arahat/buddha berpikir, tidak perlu kita bicarakan karena kita tidak akan pernah tahu sebelum sampai ke sana. Yang jelas dari pernyataan Buddha di atas, dalam batin arahat/buddha tidak ada lagi konseptualisasi, tidak ada diri/atta (bukan cuma "EGO" yang dipahami oleh orang awam).
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 01:17:05 PM
Kebebasan / pembebasan seperti apakah yang dicapai ? Diam itu padam? Saat ini diam / padam apanya?

Itulah kalau pikiran diumbar saja, ia bertanya "kebebasan" seperti apa? Yang "padam/diam" apanya?
Padahal yang perlu disadari adalah pikiran itu sendiri, termasuk pikiran yang bertanya itu.
Kalau pikiran ini bisa berhenti/diam, Anda akan tahu sendiri seperti apa 'kebebasan' itu, seperti apa diam/padam itu.
Kalau pikiran belum berhenti, maka bertanya seperti itu ibarat anak anjing yang berputar-putar mengejar ekornya sendiri. Gak pernah dapat.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 01:27:21 PM
Ego memang bersumber dari pikiran. Tapi tidak semua pikiran yang bergerak membentuk Ego. Tidak semua pikiran berhenti itu menghilangkan Ego.
Kalau dilihat dari kisah2 Dhamma, bahkan para Arahat (yang konon sudah tidak ada ego) juga masih berpikir dan bereaksi terhadap semua persepsi indera, ...

Menurut Mulapariyaya-sutta, pikiran SELALU menciptakan DIRI/atta, menciptakan dualitas SUBYEK-OBYEK.
Di lain pihak, menurut sutta yang sama, seorang yang bebas, tidak lagi membuat pikiran seperti yang kita kenal sekarang dan yang diuraikan dalam sutta itu.
Tentang bagaimana "proses pikiran" seorang arahat, hal itu tidak bisa disamakan dengan proses pikiran puthujjana. Ini saya tidak tahu, dan saya rasa Anda pun tidak tahu.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 July 2008, 01:28:16 PM
hehehehe ada yang mengartikan "diam" itu tidak melakukan apa2 lho pak :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 01:33:51 PM
hehehehe ada yang mengartikan "diam" itu tidak melakukan apa2 lho pak :))

Betul sekali, Rekan Ryu. Tapi itu salah. :)

Sang Buddha berkata: "Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang masih terus berlari. Apa yang kamu cari?" Apakah Sang Buddha bermalas-malas saja selama 45 tahun setelah tercerahkan? :)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 28 July 2008, 01:36:42 PM
Ego memang bersumber dari pikiran. Tapi tidak semua pikiran yang bergerak membentuk Ego. Tidak semua pikiran berhenti itu menghilangkan Ego.
Kalau dilihat dari kisah2 Dhamma, bahkan para Arahat (yang konon sudah tidak ada ego) juga masih berpikir dan bereaksi terhadap semua persepsi indera, ...

Menurut Mulapariyaya-sutta, pikiran SELALU menciptakan DIRI/atta, menciptakan dualitas SUBYEK-OBYEK.
Di lain pihak, menurut sutta yang sama, seorang yang bebas, tidak lagi membuat pikiran seperti yang kita kenal sekarang dan yang diuraikan dalam sutta itu.
Tentang bagaimana "proses pikiran" seorang arahat, hal itu tidak bisa disamakan dengan proses pikiran puthujjana. Ini saya tidak tahu, dan saya rasa Anda pun tidak tahu.

Ya, saya tentu saja tidak tahu.  :) Yang saya definisikan pikirannya tetap bergerak adalah karena selama belum parinibbana, mereka masih berbicara, masih bereaksi terhadap kata2 dan sebagainya, yang tentu saja masih merupakan proses pikiran.
Mengenai bagaimana pikirannya berproses dan keadaan bathinnya, tentu saja tidak bisa dibahas.


Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 July 2008, 01:38:32 PM
[at] Kaynin:
thanks bro. saya sih punya "pembenaran" versi sendiri hehehe, jgn disini nanti oot lagi.
Saya pernah baca di sutta lain, tapi tidak ingat. Yang saya ingat hanya di Dhammapada Atthakata, Brahmana Vagga, 408. Untuk "status" sebagai "yang paling dicintai devata", disebutkan dalam Anguttara Nikaya I, 14, Etadaggavagga.


Quote
Ya, saya setuju jika JMB 8 adalah hal2 umum. Tapi menurut Pak Hudoyo, sudah tidak umum lagi. Saya sekali lagi, belum pernah lihat rumusan JMB 8 yang dijelaskan oleh Buddha Gotama (mungkin ada yang bisa beri referensi?), hanya membaca dari sumber dhamma lain di mana ada penjelasan samma ditthi termasuk kepercayaan akan kamma; samma vacca termasuk tidak bicara kasar, dll.
disini boss, http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html


Kalo ini bos :

[156] 13. "Apakah itu, Bhagava?" "Mahali, dalam satu kasus, seorang bhikkhu, setelah meninggalkan tiga belenggu, menjadi seorang Pemenang-Arus, tidak akan jatuh ke dalam kondisi sengsara, kokoh berada di jalan menuju Pencerahan. Kemudian, seorang bhikkhu yang telah meninggalkan tiga belenggu, dan telah melemahkan keserakahan, kebencian dan kebodohannya, menjadi seorang Yang-Kembali-Sekali yang, setelah kembali ke alam ini satu kali lagi, akan mengakhiri penderitaan. Kemudian, seorang bhikkhu yang telah meninggalkan lima belenggu yang lebih rendah dan terlahir kembali secara spontan7 [di alam yang tinggi] dan, tanpa jatuh dari alam itu, mencapai pencerahan. Kemudian lagi, seorang bhikkhu melalui padamnya kekotoran-kekotoran mencapai pembebasan bathin yang tanpa kekotoran dalam kehidupan ini juga, pembebasan melalui kebijaksanaan, yang ia capai dengan pandangan terangnya sendiri. Itu adalah hal-hal lain yang lebih tinggi dan lebih sempurna daripada yang ini, yang oleh karenanya para bhikkhu menjalankan kehidupan suci di bawahKu."

14. "Bhagava, adakah jalan, adakah metode untuk mencapai hal-hal ini?" "Ada jalan, Mahali, ada metode." [157] "Dan Bhagava, apakah jalan itu, apakah metode itu?"

"Yaitu, Jalan Mulia Berfaktor Delapan, yaitu, Pandangan Benar, Pikiran Benar; Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar; Usaha Benar, Perhatian Benar dan Konsentrasi Benar. Ini adalah jalan, ini adalah cara untuk mencapai hal-hal ini."

http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.06.0.wlsh.html
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 02:04:54 PM
Ya, saya tentu saja tidak tahu.  :) Yang saya definisikan pikirannya tetap bergerak adalah karena selama belum parinibbana, mereka masih berbicara, masih bereaksi terhadap kata2 dan sebagainya, yang tentu saja masih merupakan proses pikiran.
Mengenai bagaimana pikirannya berproses dan keadaan bathinnya, tentu saja tidak bisa dibahas.

Perlu dibedakan antara 'pikiran' (thought, thinking) dan 'batin' (mind).
Batin seorang arahat sebelum meninggal tentu saja tetap bergerak, tapi apa yang menggerakkan kita tidak tahu.
Yang jelas bukan "pikiran" (konseptualisasi, berpikir, ma~n~nati) sebagaimana dijelaskan oleh Sang Buddha dalam Mulapariyaya-sutta. Kalau seorang arahat berbicara, "bereaksi" (sebetulnya bukan bereaksi, karena arahat bebas dari hukum sebab-akibat), itu bukan dari aku, bukan dari pikiran yang kita kenal.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Suchamda on 28 July 2008, 02:08:56 PM
Quote
Ego memang bersumber dari pikiran. Tapi tidak semua pikiran yang bergerak membentuk Ego. Tidak semua pikiran berhenti itu menghilangkan Ego.
Kalau dilihat dari kisah2 Dhamma, bahkan para Arahat (yang konon sudah tidak ada ego) juga masih berpikir dan bereaksi terhadap semua persepsi indera, sedangkan pertapa tertentu yang bermeditasi menghentikan pikiran, bisa mencapai arupa Jhana tertentu dan terlahir di alam Asannasatta, sementara ego-nya tidak hilang (hanya tertunda).

Memang benar, pikiran bergerak pun tak menjadi masalah. Saya tidak mengatakan tidak boleh punya pikiran loh. Cuman saya ingatkan bahwa ego itu munculnya dari pikiran.
Demikian pula, saya juga tidak anti terhadap ego loh.
Ego dalam artian tertentu memang masih sering muncul dalam kadar tertentu, dan itupun jangan ditolak. Karena yang menolak itu adalah ego lagi!
Yg selayaknya dilakukan hanyalah menyadari segala sesuatunya saja secara polos. Tanpa rekayasa teori apapun!
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 July 2008, 02:10:22 PM
14. "Bhagava, adakah jalan, adakah metode untuk mencapai hal-hal ini?" "Ada jalan, Mahali, ada metode." [157] "Dan Bhagava, apakah jalan itu, apakah metode itu?"
"Yaitu, Jalan Mulia Berfaktor Delapan, yaitu, Pandangan Benar, Pikiran Benar; Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar; Usaha Benar, Perhatian Benar dan Konsentrasi Benar. Ini adalah jalan, ini adalah cara untuk mencapai hal-hal ini."
http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.06.0.wlsh.html

hehe ... ini kan cuma mengulang-ulang argumentasi lama: ada JALAN ajaran Sang Buddha, yakni JMB-8.
Itulah yang diajarkan dalam AGAMA Buddha, dalam Tipitaka Pali yang ditulis berabad-abad setelah Sang Buddha wafat. Saya tidak percaya itu datang dari mulut Sang Buddha.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 28 July 2008, 03:07:32 PM
Tidak ada yang takut pada pikiran kok, karena pikiran itu selalu ada dalam diri puthujjana dan penting untuk hidup di masyarakat dunia.

"Pikiran adalah pelopor" (Dhammapada 1,2) itu menceritakan keadaan batin di dalam Samsara ini. 'Pikiran' selalu mendahului setiap perbuatan baik dan perbuatan tidak baik. Tetapi kalau orang mau bebas, dia harus bebas dari pikirannya, bebas dari perbuatan baik dan perbuatan tidak baik.

Untuk melihat bagaimana kaitan 'pikiran' dengan 'pembebasan', bacalah lebih dulu dengan teliti sebelum bicara tentang 'pikiran' Mulapariyaya-sutta (MN 1), di mana Sang Buddha jelas-jelas membedakan proses pikiran seorang "puthujjana", "sekha" dan "arahat". Dalam batin puthujjana, setiap rangsangan yang datang dari luar atau bawah sadar selalu ditanggapi oleh 'ma~n~nati" (konseptualisasi) yang berlanjut sebagai "berpikir". Di dalam batin arahat tidak ada lagi konseptualisasi dan pikiran. Begitulah teori 'pikiran' dalam Buddhisme, yang diperkuat oleh psikologi modern.

Selanjutnya, dalam sutta yang sama dinyatakan bahwa pikiran itu menciptakan diri/atta. Tanpa pikiran tidak ada diri/atta. Sehingga dapat dikatakan, secara praktis pikiran itu sinonim dengan diri/atta.

Tentang bagaimana seorang arahat/buddha berpikir, tidak perlu kita bicarakan karena kita tidak akan pernah tahu sebelum sampai ke sana. Yang jelas dari pernyataan Buddha di atas, dalam batin arahat/buddha tidak ada lagi konseptualisasi, tidak ada diri/atta (bukan cuma "EGO" yang dipahami oleh orang awam).

Karena masih putthujana, yg dapat sy bahas (yg sy pahami) hanyalah pada tingkatan ini Pak.
Pada saat ini sy masih banyak memahami permasalahan Penderitaan dan Ketidakpuasan kehidupan, serta kenapa dan bagaimana mengatasinya.

Berbicara soal 'penghentian pikiran' -jujur saja- masih agak sulit bagi saya (terasa masih terlalu abstrak bagi saya). Apa yg dapat sy pahami sekarang barulah sebatas 'pemadaman EGO' saja.

Satu lagi Pak, apakah kondisi batin ketika "berhenti-nya pikiran" -seperti yg diajarkan dalam MMD- bisa disamakan dengan kondisi batin 'melihat apa adanya'?


::







Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Lily W on 28 July 2008, 03:39:45 PM
hehe ... ini kan cuma mengulang-ulang argumentasi lama: ada JALAN ajaran Sang Buddha, yakni JMB-8.
Itulah yang diajarkan dalam AGAMA Buddha, dalam Tipitaka Pali yang ditulis berabad-abad setelah Sang Buddha wafat. Saya tidak percaya itu datang dari mulut Sang Buddha.

~ Kalo datang dari mulut Sang Buddha...lalu kenapa?
~ Kalo bukan datang dari mulut Sang Buddha....lalu kenapa?

Apakah itu bermanfaat bagi batin? Mari sama-sama renungkan....  ^:)^

_/\_ :lotus:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 July 2008, 04:41:53 PM
Quote
hehe ... ini kan cuma mengulang-ulang argumentasi lama: ada JALAN ajaran Sang Buddha, yakni JMB-8.
Itulah yang diajarkan dalam AGAMA Buddha, dalam Tipitaka Pali yang ditulis berabad-abad setelah Sang Buddha wafat. Saya tidak percaya itu datang dari mulut Sang Buddha.

Pantesan Pak Hudoyo mengajarkan kepada Riky cuma sampai kebenaran mulia ketiga. Dulu waktu Pak Hudoyo mengajarkan apa yang dari Mulut Sang Buddha itu loh.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: K.K. on 28 July 2008, 04:47:03 PM
Perlu dibedakan antara 'pikiran' (thought, thinking) dan 'batin' (mind).
Batin seorang arahat sebelum meninggal tentu saja tetap bergerak, tapi apa yang menggerakkan kita tidak tahu.
Yang jelas bukan "pikiran" (konseptualisasi, berpikir, ma~n~nati) sebagaimana dijelaskan oleh Sang Buddha dalam Mulapariyaya-sutta. Kalau seorang arahat berbicara, "bereaksi" (sebetulnya bukan bereaksi, karena arahat bebas dari hukum sebab-akibat), itu bukan dari aku, bukan dari pikiran yang kita kenal.

Hm... Berarti lain lagi istilahnya yah... OK deh, terima kasih untuk penjelasannya!




Memang benar, pikiran bergerak pun tak menjadi masalah. Saya tidak mengatakan tidak boleh punya pikiran loh. Cuman saya ingatkan bahwa ego itu munculnya dari pikiran.
Demikian pula, saya juga tidak anti terhadap ego loh.
Ego dalam artian tertentu memang masih sering muncul dalam kadar tertentu, dan itupun jangan ditolak. Karena yang menolak itu adalah ego lagi!
Yg selayaknya dilakukan hanyalah menyadari segala sesuatunya saja secara polos. Tanpa rekayasa teori apapun!
OK, terima kasih untuk penjelasannya!
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 July 2008, 05:04:33 PM
Quote
Memang benar, pikiran bergerak pun tak menjadi masalah. Saya tidak mengatakan tidak boleh punya pikiran loh. Cuman saya ingatkan bahwa ego itu munculnya dari pikiran.
Demikian pula, saya juga tidak anti terhadap ego loh.
Ego dalam artian tertentu memang masih sering muncul dalam kadar tertentu, dan itupun jangan ditolak. Karena yang menolak itu adalah ego lagi!
Yg selayaknya dilakukan hanyalah menyadari segala sesuatunya saja secara polos. Tanpa rekayasa teori apapun!


Yang dibold kalo polos gitu apa nanti akan ada kebijaksanaan??

Bisa2 ada yang mukul diam, ada yang nipu diam, ada yang dipukul diam :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Hendra Susanto on 28 July 2008, 05:11:47 PM
Quote
Bisa2 ada yang mukul diam, ada yang nipu diam, ada yang dipukul diam

gak gt lah :))

Quote
Yang dibold kalo polos gitu apa nanti akan ada kebijaksanaan??

kebijaksanaan juga boong2an bleh :D
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 04:54:10 AM
~ Kalo datang dari mulut Sang Buddha...lalu kenapa?
~ Kalo bukan datang dari mulut Sang Buddha....lalu kenapa?
Apakah itu bermanfaat bagi batin? Mari sama-sama renungkan....  ^:)^

Kalau datang dari mulut Sang Buddha pasti benar.
Kalau tidak datang dari mulut Sang Buddha bisa salah, dan sering kali salah.
Mari kita sama-sama renungkan ...
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 05:04:07 AM
Quote
hehe ... ini kan cuma mengulang-ulang argumentasi lama: ada JALAN ajaran Sang Buddha, yakni JMB-8.
Itulah yang diajarkan dalam AGAMA Buddha, dalam Tipitaka Pali yang ditulis berabad-abad setelah Sang Buddha wafat. Saya tidak percaya itu datang dari mulut Sang Buddha.

Pantesan Pak Hudoyo mengajarkan kepada Riky cuma sampai kebenaran mulia ketiga. Dulu waktu Pak Hudoyo mengajarkan apa yang dari Mulut Sang Buddha itu loh.

hehe ... nggak kok. :) Kepada Riky (pada awal perkenalan saya dengan dia) saya tetap mengatakan Sang Buddha mengajarkan 4KM. Soalnya, pada waktu itu Riky belum bermeditasi vipassana; jadi tidak ada gunanya, malah akan membingungkan, kalau saya katakan bahwa JMB-8, atau jalan apa saja, tidak mungkin membebaskan orang. Tetapi di retret MMD, yang sekarang sedang saya bimbing di Samarinda ini, saya berkata demikian.

Ini yang saya katakan kepada Riky pada waktu Riky belum mengenal vipassana:
"Riky, kalau kamu ingin mempelajari Ajaran Sang Buddha dari mulut Sang Buddha sendiri, pertama-tama bacalah khotbah pertama Sang Buddha kepada 5 petapa teman beliau menyiksa diri dulu. Khotbah itu di kenal dengan nama: Dhamma-cakka-ppavattana-sutta (Khotbah Pemutaran Roda Dhamma).
Di situ, awal dari segala awal, Sang Buddha menyatakan bahwa eksistensi ini, kehidupan ini, badan & batin (nama-rupa) adalah DUKKHA. ... Sang Buddha lalu menguraikan, mengapa ada DUKKHA, sebabnya DUKKHA ... yaitu adanya kehausan, keinginan dalam batin manusia ... Ketiga, Sang Buddha menyatakan bahwa DUKKHA bisa berakhir ... itulah nibbana ... Dan keempat, Sang Buddha menunjukkan Jalan menuju Berakhirnya DUKKHA, yaitu Jalan Mulia Berfaktor Delapan (Ariya Atthangika Magga).
Tentu kamu sudah mendengar semua ini dari guru Agama Buddha-mu. ... Tapi cobalah baca sendiri kata-kata Sang Buddha dalam Dhamma-cakka-ppavatana-sutta ... Hatimu akan bergetar membaca sutta pertama itu ... Dan kamu akan menjadi siswa Sang Buddha ... bukan siswa guru Agama Buddha-mu."

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 05:46:17 AM
Karena masih putthujana, yg dapat sy bahas (yg sy pahami) hanyalah pada tingkatan ini Pak.
Pada saat ini sy masih banyak memahami permasalahan Penderitaan dan Ketidakpuasan kehidupan, serta kenapa dan bagaimana mengatasinya.

Berbicara soal 'penghentian pikiran' -jujur saja- masih agak sulit bagi saya (terasa masih terlalu abstrak bagi saya). Apa yg dapat sy pahami sekarang barulah sebatas 'pemadaman EGO' saja.

Satu lagi Pak, apakah kondisi batin ketika "berhenti-nya pikiran" -seperti yg diajarkan dalam MMD- bisa disamakan dengan kondisi batin 'melihat apa adanya'?

Maaf ya, Rekan Willibordus, saya mau lugas, mohon jangan dimasukkan ke dalam hati ... :)

Kok alasannya "karena masih puthujjana"? ... Kita semua adalah puthujjana ... semua pemeditasi MMD/vipassana adalah puthujjana ... Kalau sudah menjadi arahat, untuk apa lagi bicara tentang padamnya diri/atta? ... Sang Buddha mengkhotbahkan Mulapariyaya-sutta kepada para bhikkhu yang belum arahat (kalau sudah arahat semua, percuma Sang Buddha berkhotbah tentang berhentinya pikiran) ...

Kita semua menghadapi masalah penderitaan dan ketidakpuasan, masalah kehidupan ... Justru Sang Buddha menekankan itu, bukan? ... Untuk memahami (bukan "mengatasi") penderitaan, mau tidak mau kita harus memahami sebab penderitaan itu, yaitu diri/atta yang muncul bersama pikiran.

Kalau Anda sekarang merasa "sulit" memahami 'berhentinya pikiran' (bukan "penghentian" pikiran), sampai KAPAN Anda akan menunggu  untuk memahami hal itu? ... Lalu, apakah Anda sekarang cukup belajar Abhidhamma saja tanpa melakukan vipassana? ... (Ngomong-ngomong, saya jadi berpikir, apakah kebanyakan pelajar Abhidhamma tidak menjalankan vipassana, yah? :) Kalau begitu Buddha-Dhamma itu dipelajari cuma sebatas teori saja dan diambil mana-mana yang "enak" untuk si aku saja. ...) ... Hidup ini singkat, dan Sang Buddha berkata, sangat sulit untuk terlahir sebagai manusia, apalagi terlahir sebagai manusia di zaman ada Buddha-Dhamma.

'Berhentinya pikiran' sama sekali bukan hal yang abstrak, melainkan sangat konkrit, karena pikiran adalah hal yang paling konkrit dalam kesadaran manusia; pikiran jauh lebih konkrit daripada pohon dan batu. ... "Saya berpikir, maka saya ada," kata Descartes. ... Setiap pemeditasi vipassana (asal tidak mengharapkan/berusaha apa-apa dalam meditasinya) pasti akan berhasil mengalami 'berhentinya pikiran', sekalipun hanya untuk sementara ... (Seorang peserta retret MMD di Samarinda ini kemarin--pada hari keempat--mengalami 'berhentinya pikiran'; itu akan saya ceritakan dalam thread MMD.)

Menanggapi pertanyaan Anda, memang betul, 'berhentinya pikiran' berarti 'melihat apa adanya' (yathabhutam nyanadassanam). 'Berhentinya pikiran' berarti pula 'mencicipi nibbana', kata alm. Buddhadasa Mahathera. Rasanya tidak berbeda dengan apa yang dialami oleh orang yang sudah bebas sepenuhnya (arahat), cuma di sini hanya berlangsung sementara.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 05:51:26 AM
Quote
... Yg selayaknya dilakukan hanyalah menyadari segala sesuatunya saja secara polos. Tanpa rekayasa teori apapun!
Yang dibold kalo polos gitu apa nanti akan ada kebijaksanaan??

'Melihat apa adanya secara polos' ITULAH Kebijaksanaan (pannya). Pannya bukan pikiran.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 29 July 2008, 06:48:24 AM
Quote
... Yg selayaknya dilakukan hanyalah menyadari segala sesuatunya saja secara polos. Tanpa rekayasa teori apapun!
Yang dibold kalo polos gitu apa nanti akan ada kebijaksanaan??

'Melihat apa adanya secara polos' ITULAH Kebijaksanaan (pannya). Pannya bukan pikiran.

Kebijaksanaan (pannya) apa bisa didapat dari DIAM?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 07:53:36 AM
 [at] Ryu

Bisa, justru itu pintunya.
Pannya muncul bila pikiran diam. Vipassana menyadari pikiran secara pasif, tanpa campur tangan, juga tanpa terhanyut. Bila diamati secara pasif, pikiran akan berhenti dengan sendirinya, tanpa dibuat berhenti; dengan kata lain, batin akan DIAM. Di situlah pannya muncul, melihat apa adanya tanpa dicampuri pikiran.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 29 July 2008, 08:57:50 AM
Yang mengamati secara pasif itu apa pak? Batin/aku/pikiran/apa ya?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 29 July 2008, 08:59:40 AM
Kalau sadha masuk kemana pak?

maaf agak rewel ya pak, sing sabar yak hehehe
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 29 July 2008, 09:23:13 AM
Kalau datang dari mulut Sang Buddha pasti benar.
Kalau tidak datang dari mulut Sang Buddha bisa salah, dan sering kali salah.
Mari kita sama-sama renungkan ...

Apakah memang begitu Pak Hud? Apakah kita perlu memastikan yg mana benar-benar dari mulut Sang Buddha dan mana yg bukan? Apa perlunya?

Bukankah yg penting adalah merenungkan dan membuktikan Ajaran itu terhadap hidup kita sehari-hari, jika terbukti benar, maka akan kita jadikan pegangan... sesuai dengan Kalama Sutta "Janganlah percaya semata-mata hanya karena dikatakan seseorang yg suci..."

Anggaplah jika (pake contoh ekstrim) ternyata terbukti bahwa Sang Buddha mengatakan secara langsung bahwa membunuh itu baik, lantas apakah kita kan melaksanakannya?

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 09:34:45 AM
 [at] Willibordus

Memang tidak perlu dan tidak mungkin "memastikan" apakah sesuatu yang tercantum dalam Tipitaka itu berasal dari mulut Sang Buddha atau tidak.

Setuju bahwa segala sesuatu yang kita terima perlu dikaji secara kritis dengan Kalama-sutta: yang tidak sesuai dengan pemahaman batin kita perlu kita tolak. ... Misalnya "ucapan Sang Buddha" yang menjadi topik dalam thread ini. Karena saya melihat "ucapan Sang Buddha" itu hanya akan menguatkan sikap eksklusif (aku) saya, maka saya menolaknya sebagai datang dari mulut Sang Buddha sendiri, tanpa perlu "memastikan" benar-tidaknya.


Quote
Anggaplah jika (pake contoh ekstrim) ternyata terbukti bahwa Sang Buddha mengatakan secara langsung bahwa membunuh itu baik, lantas apakah kita kan melaksanakannya?

Tidak usahlah berspekulasi yang tidak-tidak. :) ... Menurut definisi orang tercerahkan, ucapan seorang Buddha tidak mungkin salah.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 09:39:31 AM
Kalau sadha masuk kemana pak?

Saddha itu apa? Keyakinan, kepercayaan, iman? ... Untuk mengenali pikiran/si aku sendiri tidak perlu saddha apa pun. ... :)

Quote
maaf agak rewel ya pak, sing sabar yak hehehe

Nggak apa-apa; saya tahu Anda ingin belajar ... Dengan Anda saya yakin tidak akan terjadi perdebatan. :)
Silakan bertanya terus. :)

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 29 July 2008, 09:47:58 AM
Nyambung gak nich yah, saya ada teman, dia ini sepertinya punya kepribadian ganda, kebetulan kemaren minggu liat di metro ada di bahas di Oprah tentang penyakit Bipolar, nah menurut bpk apakah kepribadian ganda itu karena aku nya kuat? Sehingga tidak bisa diam, dia kadang memegang masa lalu sama masa depan sih (penuh ketakutan) tapi mood2 an  sih, kadang berubah2 suasana hatinya, apa dengan melatih MMD bisa sembuh?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 29 July 2008, 10:08:22 AM
Maaf ya, Rekan Willibordus, saya mau lugas, mohon jangan dimasukkan ke dalam hati ... :)

Nggak apa2 Pak  :), selama diskusi di forum ini sy tidak pernah menganggap semua balasan secara personal... terlebih akhir2 ini setelah semakin banyak bertukar pikiran dengan rekan2 yg lain, sy merasa lebih terbuka dibanding dahulu dan juga, setiap pendapat yg berbeda, sy usahkan direnungkan dulu sebelum dibalas...

Quote

Lalu, apakah Anda sekarang cukup belajar Abhidhamma saja tanpa melakukan vipassana? ... (Ngomong-ngomong, saya jadi berpikir, apakah kebanyakan pelajar Abhidhamma tidak menjalankan vipassana, yah? :) Kalau begitu Buddha-Dhamma itu dipelajari cuma sebatas teori saja dan diambil mana-mana yang "enak" untuk si aku saja. ...) ... Hidup ini singkat, dan Sang Buddha berkata, sangat sulit untuk terlahir sebagai manusia, apalagi terlahir sebagai manusia di zaman ada Buddha-Dhamma.

Sy belajar Abhidhamma secara formal hanya satu hari pertemuan Pak  ;D
Tapi apa yg sy dapatkan dari satu hari pertemuan itu telah berhasil mengubah pemahaman sy. Dan perenungan2 sy selanjutnya byk berbasiskan pengetahuan Abhidhamma sehingga sy bisa mengikis kebiasaan2 buruk sy. Mungkin Pak Hud juga mengetahui bahwa sy bisa cocok dgn Ajaran Buddha pada mulanya dikarenakan dukkha hebat yg sy alami saat dulu itu. Sy menganggap mengerti Abhidhamma seperti memahami cara kerja sebuah mesin, sehingga kita akan tau apa penyebab rusaknya dan bagaimana memperbaikinya. Banyak orang menyangka jika kita banyak berbicara dari segi Abhidhamma berarti kita bukanlah seorang meditator. Kenyataannya bukan begitu, sepanjang yg sy tau, banyak rekan2 sy yg melakukan meditasi rutin (juga sy sendiri). Memang, sy jarang membahas soal meditasi dikarenakan sangat sulit bertukar pikiran soal pengalaman meditatif, lebih tepat sasaran jika membahas masalah sehari2 dari segi analisis sistematis (Abhidhamma).

Kenapa sy bilang putthujana, karena memang sebatas yg bisa sy bahas hanyalah masalah sehari2 dan 'pemadaman ego'. Dari pengalaman selama ini banyak rekan (termasuk sy sendiri) yg bisa memecahkan masalah (penderitaan) sehari2 dengan menganalisisnya secara sistematis dan jarang yg akan terpecahkan masalah latent-nya dengan saran2 yg sejuk semata, misalnya: 'tersenyumlah' atau 'sadarilah' atau 'meditasi'lah.....

Quote
Menanggapi pertanyaan Anda, memang betul, 'berhentinya pikiran' berarti 'melihat apa adanya' (yathabhutam nyanadassanam). 'Berhentinya pikiran' berarti pula 'mencicipi nibbana', kata alm. Buddhadasa Mahathera. Rasanya tidak berbeda dengan apa yang dialami oleh orang yang sudah bebas sepenuhnya (arahat), cuma di sini hanya berlangsung sementara.

IMO, Pak, banyak persamaan antara Abhidhamma dan Vipassana. Kedua2nya jika dipraktikkan akan sampai pada "Melihat apa adanya"... yg satu masuk melalui analisis sistematis (mengetahui cara kerja citta, mengamati dan akhirnya menyadari pada saat suatu niat tercetus, memang butuh praktik dan latihan yg intents juga), begitu juga dengan vipassana (pada praktik duduk diam mengamati gejolak batin apa saja yg timbul tanpa melekati-nya, dgn segala macam varian tekniknya... tapi tetap butuh latihan yg intents juga, sama saja). Jika keduanya digabung (pengetahuan analisis dan meditasi vipassana) maka bagi beberapa orang akan sangat membantu mengatasi persoalan hidupnya dan usaha pengembangan kualitas batinnya.

BTW, informasi2 yg Pak Hud berikan dan diskusi panjang lebar selama ini sangat bermanfaat bagi saya

_/\_

willi

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 29 July 2008, 10:15:38 AM
Quote
... Yg selayaknya dilakukan hanyalah menyadari segala sesuatunya saja secara polos. Tanpa rekayasa teori apapun!
Yang dibold kalo polos gitu apa nanti akan ada kebijaksanaan??

'Melihat apa adanya secara polos' ITULAH Kebijaksanaan (pannya). Pannya bukan pikiran.

Mungkin penjelasan berikut ini bisa membantu mempertemukan kesalahpahaman selama ini.

Sebagian menggunakan kata 'pikiran' = 'batin', sehingga Panna adalah pikiran juga, yakni suatu pikiran murni (kondisi batin yg terbebas dari vedana, terbebas dari perasaan suka/tidak suka). Selanjutnya, pendapat yg mengatakan 'pikiran' tidak bisa berhenti, menjadi wajar atas dasar sudut pandang ini, karena pikiran (citta/batin) selalu timbul lenyap, baik yg tercemari (perasaan dan persepsi) maupun yg murni.

Dan sebgian lagi menggunakan kata 'pikiran' untuk menjelaskan "suatu kondisi batin yg dicemari oleh perasaan dan persepsi". Sehingga Panna adalah suatu kondisi yg terbebas dari pikiran. Selanjutnya, pendapat yg menjelaskan bahwa 'pikiran berhenti' menjadi wajar, karena yg dimaksud 'berhenti' adalah pikiran yg telah tercemari, sedangkan citta murni masih tetap ada.

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 10:25:44 AM
 [at] Ryu

Kepribadian itu memang berasal dari aku (pola berpikir, sikap, perbuatan dsb). Kepribadian ganda, kalau mengganggu yang bersangkutan, merupakan masalah yang sebaiknya ditangani seorang psikiater. ... Tampaknya gak mungkin sembuh dengan MMD. MMD hanya akan efektif bila orang sudah mulai sedikit banyak menyadari dukkha dalam dirinya, merasa jenuh dengan pola kesadarannya sehari-hari. ... Kalau orang mengikuti retret MMD karena diajak atau disuruh orang lain, kemungkinan besar tidak akan ada hasilnya. ... Dalam retret di Samarinda sekarang ini ada 2 orang mengundurkan diri karena harapan yang salah ketika datang ke retret: yang satu ingin melihat alam gaib, yang lain ingin mendapatkan ketenangan. Mereka pulang setelah 2 malam. ... Jelas MMD tidak efektif buat mereka.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 29 July 2008, 10:48:19 AM
Ok pak thanks for infonya.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Lily W on 29 July 2008, 11:14:19 AM
~ Kalo datang dari mulut Sang Buddha...lalu kenapa?
~ Kalo bukan datang dari mulut Sang Buddha....lalu kenapa?
Apakah itu bermanfaat bagi batin? Mari sama-sama renungkan....  ^:)^

Kalau datang dari mulut Sang Buddha pasti benar.
Kalau tidak datang dari mulut Sang Buddha bisa salah, dan sering kali salah.
Mari kita sama-sama renungkan ...

Apakah itu bermanfaat bagi batin kita? Mari kita renungkan....^:)^

_/\_ :lotus:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Lily W on 29 July 2008, 12:22:16 PM
Nyambung gak nich yah, saya ada teman, dia ini sepertinya punya kepribadian ganda, kebetulan kemaren minggu liat di metro ada di bahas di Oprah tentang penyakit Bipolar, nah menurut bpk apakah kepribadian ganda itu karena aku nya kuat? Sehingga tidak bisa diam, dia kadang memegang masa lalu sama masa depan sih (penuh ketakutan) tapi mood2 an  sih, kadang berubah2 suasana hatinya, apa dengan melatih MMD bisa sembuh?

[at] Ryu

Kepribadian itu memang berasal dari aku (pola berpikir, sikap, perbuatan dsb). Kepribadian ganda, kalau mengganggu yang bersangkutan, merupakan masalah yang sebaiknya ditangani seorang psikiater. ... Tampaknya gak mungkin sembuh dengan MMD. MMD hanya akan efektif bila orang sudah mulai sedikit banyak menyadari dukkha dalam dirinya, merasa jenuh dengan pola kesadarannya sehari-hari. ... Kalau orang mengikuti retret MMD karena diajak atau disuruh orang lain, kemungkinan besar tidak akan ada hasilnya. ... Dalam retret di Samarinda sekarang ini ada 2 orang mengundurkan diri karena harapan yang salah ketika datang ke retret: yang satu ingin melihat alam gaib, yang lain ingin mendapatkan ketenangan. Mereka pulang setelah 2 malam. ... Jelas MMD tidak efektif buat mereka.

Salam,
hudoyo

Bro Ryu....

Kalo teman Bro Ryu mau....suruh dia ikut kelas Abhdihamma aja.... karena Abhidhamma adalah salah satu bagian dari Buddha Dhamma yang menganalisa perbedaan bentuk-bentuk pikiran dan menerangkan secara terinci mengenai sesuatu yang nyata. Dengan melalui penghayatan Abhidhamma, kita akan mulai mengerti lebih dalam tentang tingkatan-tingkatan batin kita dan akan membantu kita untuk mengerti sebab-sebab yang menimbulkan fenomena/gejala yang berbeda pada diri kita sehingga kebijaksanaan kita akan bertambah.

N.B.
Abhidhamma Pitaka berisi uraian mengenai filsafat, metafisika dan ilmu jiwa.

_/\_ :lotus:



Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: HokBen on 29 July 2008, 12:26:55 PM
Bro Ryu....

Kalo teman Bro Ryu mau....suruh dia ikut kelas Abhdihamma aja.... karena Abhidhamma adalah salah satu bagian dari Buddha Dhamma yang menganalisa perbedaan bentuk-bentuk pikiran dan menerangkan secara terinci mengenai sesuatu yang nyata. Dengan melalui penghayatan Abhidhamma, kita akan mulai mengerti lebih dalam tentang tingkatan-tingkatan batin kita dan akan membantu kita untuk mengerti sebab-sebab yang menimbulkan fenomena/gejala yang berbeda pada diri kita sehingga kebijaksanaan kita akan bertambah.

N.B.
Abhidhamma Pitaka berisi uraian mengenai filsafat, metafisika dan ilmu jiwa.

_/\_ :lotus:


tul...
siapa tahu .. jalan Abhidhamma adalah salah satu dari 84.000 jalan yang diberikan Sang Buddha yang cocok dengan motivasi dan kemampuan temannya bro Ryu...
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 29 July 2008, 01:23:06 PM
emang di bandung ada kelas abhidhamma gitu?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 29 July 2008, 01:29:14 PM
:backtotopic:

jadi kesimpulannya Pak Hud, apakah jalan mulia beruas 8 bisa membawa kebebasan tidak? kalau sudah disimpulkan, nanti buka thread lain aja supaya lebih rapih :)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 29 July 2008, 01:44:54 PM
:backtotopic:

jadi kesimpulannya Pak Hud, apakah jalan mulia beruas 8 bisa membawa kebebasan tidak? kalau sudah disimpulkan, nanti buka thread lain aja supaya lebih rapih :)

oce god
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 29 July 2008, 02:35:06 PM
emang di bandung ada kelas abhidhamma gitu?

Ada di Vihara Vimala Dharma, coba lihat aja di papan pengumuman. Kalo gak salah hari senin. Nanti kalau saya lihat akan saya kabari lagi.
:backtotopic:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 05:31:59 PM
~ Kalo datang dari mulut Sang Buddha...lalu kenapa?
~ Kalo bukan datang dari mulut Sang Buddha....lalu kenapa?
Apakah itu bermanfaat bagi batin? Mari sama-sama renungkan....  ^:)^

Kalau datang dari mulut Sang Buddha pasti benar.
Kalau tidak datang dari mulut Sang Buddha bisa salah, dan sering kali salah.
Mari kita sama-sama renungkan ...

Apakah itu bermanfaat bagi batin kita? Mari kita renungkan....^:)^

_/\_ :lotus:

Apakah menganggap benar sesuatu yang salah itu bermanfaat atau merugikan?
Apakah berpendapat "ajaran yang kuanut paling benar, ajaran orang lain salah" itu bermanfaat atau merugikan?
Marilah sama-sama kita renungkan.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 05:36:57 PM
:backtotopic:

jadi kesimpulannya Pak Hud, apakah jalan mulia beruas 8 bisa membawa kebebasan tidak? kalau sudah disimpulkan, nanti buka thread lain aja supaya lebih rapih :)

Kalau Anda membaca dengan teliti thread ini, Anda akan melihat beberapa kali saya katakan:
Segala JALAN spiritual, termasuk JMB-8, tidak bisa membebaskan orang; untuk bebas batin harus berhenti, bukan berjalan.

Silakan kalau ada orang mau berpendapat lain.

Salam,
hudoyo
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 29 July 2008, 05:39:55 PM
ok case closed :)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: J.W on 29 July 2008, 06:25:14 PM
Close aja  ;D ;D ;D
Semua yg berkomentar di thread ini egonya kuat :))
Debu di mata masih tebal  :P (TANPA KECUALI)

Ahh...jadi teringat cerita zen yang mengenai 4 biksu yang sedang bermeditasi.. :whistle: :whistle:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 29 July 2008, 06:34:42 PM
:))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 29 July 2008, 06:35:31 PM
Close aja  ;D ;D ;D
Semua yg berkomentar di thread ini egonya kuat :))
Debu di mata masih tebal  :P (TANPA KECUALI)

Ahh...jadi teringat cerita zen yang mengenai 4 biksu yang sedang bermeditasi.. :whistle: :whistle:
uenak aje, aye mah kaga ada debunya tuhh :whistle:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: bond on 29 July 2008, 08:23:17 PM
Ambil kemoceng tinggal bersihin debunya. Simple khan  ^-^

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 July 2008, 09:49:37 PM
Maaf ya, Rekan Willibordus, saya mau lugas, mohon jangan dimasukkan ke dalam hati ... :)

Nggak apa2 Pak  :), selama diskusi di forum ini sy tidak pernah menganggap semua balasan secara personal... terlebih akhir2 ini setelah semakin banyak bertukar pikiran dengan rekan2 yg lain, sy merasa lebih terbuka dibanding dahulu dan juga, setiap pendapat yg berbeda, sy usahkan direnungkan dulu sebelum dibalas...

Tanggapan saya pindah ke thread baru: "Abhidhamma & vipassana".

Salam,
hudoyo

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: morpheus on 29 July 2008, 11:24:02 PM
applause buat thread ini  =D> =D> =D>
buat pak hudoyo, terima kasih buat jerih payah dan "kengototan"nya, pak. anda menerima semuanya dengan sangat sabar ^:)^
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: andry on 29 July 2008, 11:35:03 PM
 =D> =D> =D>
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 30 July 2008, 04:31:18 AM
Close aja  ;D ;D ;D
Semua yg berkomentar di thread ini egonya kuat :))
Debu di mata masih tebal  :P (TANPA KECUALI)

Ahh...jadi teringat cerita zen yang mengenai 4 biksu yang sedang bermeditasi.. :whistle: :whistle:

:)  :)  :)
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Lily W on 31 July 2008, 01:21:41 PM
Ambil kemoceng tinggal bersihin debunya. Simple khan  ^-^

Tadi pagi...saya sudah pake obat tetes mata... ;D

_/\_ :lotus:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: inJulia on 22 August 2008, 10:13:50 AM
Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak? (cuma nanya, jadi mau tahu gimana pandangan Pak Hud mengenai jalan beruas 8 ) :))

Menurut hemat saya, kalau orang melekat pada Jalan Mulia Berunsur Delapan ia akan tetap terbelenggu.
Karena sesungguhnya tidak ada jalan ... tidak ada tujuan ... tidak ada pantai seberang.
Nibbana itu sendiri berarti padam.

Salam,
Hudoyo

Menurut saya, antara:
"berjalan pada JMB8" berbeda sekali maknanya dengan
"Melekat pada JMB8"

Sesuatu yang ditempelin kata "MELEKAT", apapun itu artinya akan menjadi negative.

Contoh,
Berdana, bagus.
Melekat berdana, jadi negative.

 _/\_

Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sumedho on 22 August 2008, 10:53:22 AM
sama juga seperti melekat pada hukum kamma, melekat pada hukum alam, melekat pada gravitasi, melekat pada aturan sosial.

Sang Buddha hidup selaras dan tidak melekat. JMB8 selaras tanpa dilekati.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 28 August 2008, 03:38:12 PM
sama juga seperti melekat pada hukum kamma, melekat pada hukum alam, melekat pada gravitasi, melekat pada aturan sosial.

Sang Buddha hidup selaras dan tidak melekat. JMB8 selaras tanpa dilekati.

Jadi bisa disimpulkan:

Jalan Mulia Beruas Delapan bisa membebaskan

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 August 2008, 03:43:31 PM
JMB8 itu hanya ada di dalam PIKIRAN seorang Buddhis.
Di dalam pikiran non-Buddhis tidak ada JMB8.
Bukan berarti non-Buddhis tidak bisa tercerahkan tanpa JMB8.

Selanjutnya ... ketika pikiran & berhenti, maka lenyap pula semua konsep, semua kata-kata, semua ajaran, dari agama apa pun.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 28 August 2008, 04:01:08 PM
JMB8 itu hanya ada di dalam PIKIRAN seorang Buddhis.
Di dalam pikiran non-Buddhis tidak ada JMB8.
Bukan berarti non-Buddhis tidak bisa tercerahkan tanpa JMB8.

Selanjutnya ... ketika pikiran & berhenti, maka lenyap pula semua konsep, semua kata-kata, semua ajaran, dari agama apa pun.

Pak, memang banyak jalan untuk pencerahan (anggaplah begitu).

Tapi kali ini topiknya adalah: "JMB-8: apakah bisa membebaskan / tidak.... jadi jawabnya tegas aja:
~ praktik JMB-8 BISA membebaskan
~ praktik JMB-8 TIDAK BISA membebaskan

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 August 2008, 04:29:47 PM
Pak, memang banyak jalan untuk pencerahan (anggaplah begitu).
Tapi kali ini topiknya adalah: "JMB-8: apakah bisa membebaskan / tidak.... jadi jawabnya tegas aja:
~ praktik JMB-8 BISA membebaskan
~ praktik JMB-8 TIDAK BISA membebaskan

Apakah JMB8 itu? ... Itu adalah satu "jalan", suatu sistem latihan: sila, samadhi, panna. ...

Nah, menurut hemat saya, tidak ada JALAN APA PUN bisa dipakai untuk mencapai pembebasan. ... Mengapa? ... Karena begitu orang berpikir tentang 'jalan' (apa pun), tentang 'latihan' (apa pun), si aku tidak mungkin diam! ... Sedangkan pembebasan hanya tercapai bila si aku ini diam, tidak "berjalan" ke mana-mana. ... Seperti kata Sang Buddha: "Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang terus berlari. Apakah yang kamu cari?"
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Arale on 28 August 2008, 04:34:33 PM
bang wili, artinya tidak bisa tuh.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 August 2008, 04:37:35 PM
Pak, memang banyak jalan untuk pencerahan (anggaplah begitu).
Tapi kali ini topiknya adalah: "JMB-8: apakah bisa membebaskan / tidak.... jadi jawabnya tegas aja:
~ praktik JMB-8 BISA membebaskan
~ praktik JMB-8 TIDAK BISA membebaskan

Apakah JMB8 itu? ... Itu adalah satu "jalan", suatu sistem latihan: sila, samadhi, panna. ...

Nah, menurut hemat saya, tidak ada JALAN APA PUN bisa dipakai untuk mencapai pembebasan. ... Mengapa? ... Karena begitu orang berpikir tentang 'jalan' (apa pun), tentang 'latihan' (apa pun), si aku tidak mungkin diam! ... Sedangkan pembebasan hanya tercapai bila si aku ini diam, tidak "berjalan" ke mana-mana. ... Seperti kata Sang Buddha: "Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang terus berlari. Apakah yang kamu cari?"

pa mencicipi Kebebasan itu seperti apa? ceritain dong ;D
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: williamhalim on 28 August 2008, 04:38:58 PM
Pak, memang banyak jalan untuk pencerahan (anggaplah begitu).
Tapi kali ini topiknya adalah: "JMB-8: apakah bisa membebaskan / tidak.... jadi jawabnya tegas aja:
~ praktik JMB-8 BISA membebaskan
~ praktik JMB-8 TIDAK BISA membebaskan

Apakah JMB8 itu? ... Itu adalah satu "jalan", suatu sistem latihan: sila, samadhi, panna. ...

Nah, menurut hemat saya, tidak ada JALAN APA PUN bisa dipakai untuk mencapai pembebasan. ... Mengapa? ... Karena begitu orang berpikir tentang 'jalan' (apa pun), tentang 'latihan' (apa pun), si aku tidak mungkin diam! ... Sedangkan pembebasan hanya tercapai bila si aku ini diam, tidak "berjalan" ke mana-mana. ... Seperti kata Sang Buddha: "Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang terus berlari. Apakah yang kamu cari?"

Ya ampun Pak, tegas aja:

"Praktik Jalan Mulia Beruas Delapan TIDAK BISA mencerahkan"

Begitu kan Pak?

::
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Semit on 28 August 2008, 04:39:58 PM
maksudnya apa yang dikatakan oleh Sang Buddha "Inilah jalan menuju lenyapnya dukkha ...", menurut Sdr. Hudoyo tidak bisa dipakai untuk mencapai pembebasan.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 28 August 2008, 04:40:32 PM
:))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 August 2008, 04:41:23 PM
 [at] Ryu

Sekalipun sampai berbusa-busa saya menjelaskannya, bagaimana Anda bisa memahami kebebasan bila pikiran Anda masih seperti monyet melompat ke sana ke mari? ... Sadarilah dulu monkey mind ini sampai dia berhenti dengan sendirinya ... maka Anda akan tahu sendiri apa itu kebebasan tanpa perlu saya beritahu.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 August 2008, 04:44:49 PM
Ya ampun Pak, tegas aja:
"Praktik Jalan Mulia Beruas Delapan TIDAK BISA mencerahkan"
Begitu kan Pak?

Rekan Willibordus, Anda mencoba memancing saya untuk menghakimi suatu 'jalan' spiritual tertentu ... sementara Anda sendiri enak saja menutup mata terhadap penjelasan saya, entah karena tidak mengerti atau berlagak tidak mengerti. ... Penjelasan sudah saya berikan ... tidak akan saya kurangi sedikit pun ... Terserah Anda menafsirkannya.
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 August 2008, 04:45:55 PM
[at] Ryu

Sekalipun sampai berbusa-busa saya menjelaskannya, bagaimana Anda bisa memahami kebebasan bila pikiran Anda masih seperti monyet melompat ke sana ke mari? ... Sadarilah dulu monkey mind ini sampai dia berhenti dengan sendirinya ... maka Anda akan tahu sendiri apa itu kebebasan tanpa perlu saya beritahu.

yahhh, pengen tau gambarannya dulu pak :)) memang pikiran aye gak mau berhenti, blum bisa :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 August 2008, 04:48:16 PM
maksudnya apa yang dikatakan oleh Sang Buddha "Inilah jalan menuju lenyapnya dukkha ...", menurut Sdr. Hudoyo tidak bisa dipakai untuk mencapai pembebasan.

Ini juga sama ... saya sudah menjelaskan, baca Reply #228 ... itu adalah penjelasan MINIMAL yang bisa saya berikan ... saya tidak akan menyingkatnya lagi. ... Silakan Anda menafsirkan sendiri ... mengerti atau tidak mengerti ...
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: nyanadhana on 28 August 2008, 04:49:01 PM
(http://cinta.kaskusradio.com/onion/smiley/wawa2.gif) kayak begini ga bisa berhentinya bro ryu>?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 August 2008, 04:52:08 PM
yahhh, pengen tau gambarannya dulu pak :)) memang pikiran aye gak mau berhenti, blum bisa :))

"Gambaran" yang Anda inginkan itu juga pikiran monyet ini ... jadi sama sekali bukan kebenaran dari kebebasan itu. ... Untuk bebas, pikiran Anda harus berhenti, bukan cari-cari "gambaran" ... Melihatkah Anda ini?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 August 2008, 05:00:09 PM
yahhh, pengen tau gambarannya dulu pak :)) memang pikiran aye gak mau berhenti, blum bisa :))

"Gambaran" yang Anda inginkan itu juga pikiran monyet ini ... jadi sama sekali bukan kebenaran dari kebebasan itu. ... Untuk bebas, pikiran Anda harus berhenti, bukan cari-cari "gambaran" ... Melihatkah Anda ini?
Kalo melihat "gambaran" di sutta keknya banyak tapi di MMD blom pak :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: nyanadhana on 28 August 2008, 05:03:15 PM
Pikiran layaknya air lumpur yang terus terkocok-kocok,saat dia diam,beningnya air bisa kita lihat baru kita mulai membuang lumpur-lumpur itu meskpiun akan terkocok lagi ,kita berusaha lagi menstabilkan,sampai lumpur itu murni tidak terintegrasi dengan air,begitulah kita menjaga pikiran kita, pembahasan MMD yang terjadi tidak lagi dilandasi pada floor pemahaman tapi karena tidak sreg dengan personal.

Memahami segala sesuatu adalah memulai praktek,terlalu banyak bertanya hanya akan membuat anda mengawang-ngawang. cocoknya yang ingin melawan Hudoyo bisa memulai memahami secara totalitas apa yang dibawakan Hudoyo bukan cit cit cuit secuil 2 cuil,ga akan ketemu dualisme seperti ini.

Saya tidak mendukung siapapun namun pengamatan praktek melihat akan menambah kebijaksanaan semua. _/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 August 2008, 05:23:27 PM
Pikiran layaknya air lumpur yang terus terkocok-kocok,saat dia diam,beningnya air bisa kita lihat baru kita mulai membuang lumpur-lumpur itu meskpiun akan terkocok lagi ,kita berusaha lagi menstabilkan,sampai lumpur itu murni tidak terintegrasi dengan air,begitulah kita menjaga pikiran kita, pembahasan MMD yang terjadi tidak lagi dilandasi pada floor pemahaman tapi karena tidak sreg dengan personal.

Memahami segala sesuatu adalah memulai praktek,terlalu banyak bertanya hanya akan membuat anda mengawang-ngawang. cocoknya yang ingin melawan Hudoyo bisa memulai memahami secara totalitas apa yang dibawakan Hudoyo bukan cit cit cuit secuil 2 cuil,ga akan ketemu dualisme seperti ini.

Saya tidak mendukung siapapun namun pengamatan praktek melihat akan menambah kebijaksanaan semua. _/\_
Namanya juga belajar hehehehe, ragu2 khan boleh :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Hikoza83 on 28 August 2008, 07:07:11 PM
yahhh, pengen tau gambarannya dulu pak :)) memang pikiran aye gak mau berhenti, blum bisa :))

"Gambaran" yang Anda inginkan itu juga pikiran monyet ini ... jadi sama sekali bukan kebenaran dari kebebasan itu. ... Untuk bebas, pikiran Anda harus berhenti, bukan cari-cari "gambaran" ... Melihatkah Anda ini?

IMO, pikiran berhenti ketika :
1. tidur. --> krn beristirahat..  |-)
2. mati --> krn beristirahat selamanya..  0:)
just a joke.. ;D
hanya berusaha mencairkan suasana ..  ^-^
^:)^ ^:)^ ^:)^


By : Zen
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 August 2008, 07:09:47 PM
Tambah satu lagi:
3. pingsan
:)) :)) :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Hikoza83 on 28 August 2008, 07:11:16 PM
Tambah satu lagi:
3. pingsan
:)) :)) :))

 =))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 28 August 2008, 07:12:21 PM
 :backtotopic:
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: tesla on 28 August 2008, 08:29:27 PM
"Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang terus berlari. Apakah yang kamu cari?"

Apakah "Apakah yang kamu cari?" yg menjadi penyebab "Kamulah yg terus berlari"?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 August 2008, 08:49:17 PM
"Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang terus berlari. Apakah yang kamu cari?"

Apakah "Apakah yang kamu cari?" yg menjadi penyebab "Kamulah yg terus berlari"?
dah jelas yang dicari tuh jari tangan sang Buddha bukan yang laen :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: tesla on 28 August 2008, 09:40:34 PM
:)) ngena banget bro ryu...
1. kisah Angulimala
2. perumpamaan telunjuk & bulan

jari yg mana ya? 1 atau 2?
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: ryu on 28 August 2008, 09:49:15 PM
Yah 1 lah yang jelas :))
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 August 2008, 05:08:52 AM
"Aku sudah lama berhenti. Kamulah yang terus berlari. Apakah yang kamu cari?"
Apakah "Apakah yang kamu cari?" yg menjadi penyebab "Kamulah yg terus berlari"?

_/\_
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: Kelana on 29 August 2008, 11:58:58 AM
Tolong lebih teliti dalam membaca pertanyaan sebelum menjawab. ;)



Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: hudoyo on 29 August 2008, 12:12:09 PM
<deleted>

Pindah ke: http:///showthread.php?t=878014
Title: Re: Menurut Pak Hud jalan mulia beruas 8 itu bisa membawa kebebasan tidak?
Post by: andry on 06 July 2010, 09:45:39 PM
test wakakakakaka