//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism  (Read 77832 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« on: 04 September 2008, 04:48:18 AM »
Baru-baru ini Management DhammaCitta diterpa dilema simalakama
Kita diforum ini hanya sedikit kecil daripada komunitas Buddhist yang ada di Indonesia,

Ada yang ingat kapan dimulainya era "Adi Buddha" ?
Ada yang ingat bagaimana "Adi Buddha" muncul ?

Jikalau mereka (sangha) pada saat itu juga tidak mampu menahan laju "Adi Buddha"
Bagaimana dengan kita (DhammaCitta) ?

Kita bertahan pada "Tiratana, Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Beruas Delapan"
dan berakhir pada mundurnya salah satu sesepuh dhamma, salah seorang guru sebagai pembimbing kita di DhammaCitta.

Akankah kita berlepas tangan dan membiarkan yana-yana yang baru muncul?
Ataukah kita harus berpegang erat pada Orthodox bin kolotisme?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #1 on: 04 September 2008, 06:56:14 AM »
itulah sulitnya menjadi TUHAN om nyan :))

Contoh : Saat 2 orang sedang bertanding, dua2nya punya keyakinan yang sama, berdoa kepada Tuhan yang sama dan harapan yang sama yaitu ingin menang. Nah Tuhan mau memenangkan yang mana !! memenangkan salah satu malah akan timbul reaksi keras dari yang satu lagi, gak adil lah, berat sebelah lah. Kakakakakakak :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #2 on: 04 September 2008, 09:06:00 AM »
apakah mmd yg anda maksudkan?
mmd itu praktik meditasi, bukan yana.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #3 on: 04 September 2008, 07:35:05 PM »
KEMENYAN:


Saya heran,
Begitu banyak murid bapak disana,
dan bapak mundur dikarenakan permasalahan "LABEL"
 
Saya setuju MMD merupakan Ajaran Dhamma,
Saya setuju MMD merupakan Meditasi Buddhisme,
 
dan mengapa bapak bersikeras menganggap kalau MMD merupakan Buddhisme?
Apakah bapak berusaha meng-upgrade Meditasi yang bapak bimbing menjadi "Aliran Buddhisme" ?
 
Semoga Bapak mau bersabar diri demi Murid-murid bapak yang masih sesat
 


HUDOYO:


Rekan Kemenyan,
 
Berkali-kali saya mengatakan, saya tidak menuntut orang mengakui MMD adalah Buddhisme ... tetapi di lain pihak saya juga tidak mau ORANG LAIN memberi label "MMD bukan Buddhisme". ... Jadi, masalahnya ialah, Moderator DC telah memberi label "bukan Buddhisme" kepada MMD. ... Melihatkah Anda masalahnya? ... Siapakah yang memberi label kepada MMD, saya atau Moderator DC? ...
 
Coba bayangkan ... MMD ditaruh di sebuah SUB-BOARD "Meditasi"--bersama thread "Meditasi Chikung"--di bawah BOARD "Buddhisme & Kepercayaan Lain"--di mana terdapat thread-thread dari berbagai kepercayaan yang bukan Buddhis ... Sementara ada BOARD "Meditasi" yang katanya "untuk berbagai meditasi Buddhis". ... Coba saya tanya kepada Anda, Rekan Kemenyan, apakah yang akan Anda perbuat kalau Anda berada pada posisi saya?
 
JELAS-JELAS dengan perbuatan itu Moderator DC melakukan pelecehan terhadap MMD dengan secara de facto menyikapi "MMD bahkan bukan Meditasi Buddhis". ... 
 
Apakah dengan perbuatan itu seluruh jajaran Management Dhammacitta.org tidak melecehkan ajaran meditasi Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta? ... Coba dijawab ini, hai Management DC.
 
Belum lagi kalau kita bicara tentang Buddhisme Modern, nanti ada waktunya tersendiri membahas bagaimana sikap Management DC terhadap Buddhisme Modern.
 
Jadi, saya rasa sudah tepat sikap saya hijrah dari DC. ... Di sini saya merasa lebih bebas, dan lebih lega. ... Tidak perlu buang waktu dan tenaga untuk melayani para junkers yang berjibun di DC. ...
 
Tapi saya tidak meninggalkan teman-teman di DC yang haus akan wawasan baru tentang ajaran Sang Guru, kok. ... Saya sudah mem-post URL thread ini ke DC, ... Di samping itu, Riky, anak-Dhamma saya, akan meng-copas tulisan-tulisan yang relevan dari Kaskus ini ke DC atas namanya sendiri. Itu hak dia sebagai member DC.
 
Untuk sementara ini cukup sampai di sini dulu. Bila masih ada yang ingin didiskusikan, silakan menulis lagi.
 
Salam,
hudoyo


KEMENYAN:


Apakah MMD pure merupakan Meditasi Buddhist?
Saya membaca beberapa wacana bahwa MMD berasal dari berbagai sumber
Yang mengutip beberapa sutta dan wacana dari kitab-kitab, dan tokoh-tokoh lain
Yang seolah-olah (maaf) mencoba mencari pembenaran dan dukungan dari masing-masing kitab agama


HUDOYO:


Rekan Kemenyan,
 
Tampaknya Anda tidak pernah bermeditasi sampai mengalami berhentinya pikiran dan si aku.
 
Apa yang Anda maksud "pure Meditasi Buddhis"? ... Ajaran Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta mengajarkan KEBENARAN. ... Kebenaran itu tidak punya merek atau label. ... Artinya, Kebenaran itu BISA DINYATAKAN DALAM BERBAGAI AGAMA DAN KEPERCAYAAN MANUSIA yang sudah sampai kepadanya. ... Nah, itulah yang saya lihat, sehingga saya mampu berdialog dengan teman-teman dari semua agama dan kepercayaan. ... 
 
Tapi saya tidak mungkin berdialog dengan orang-orang yang fanatik dan beranggapan bahwa ajaran/agamanya sendiri menurut pemahamannya sendiri adalah yang paling benar dan merasa berwenang untuk menyatakan orang lain Buddhis atau bukan-Buddhis.
 
Salam,
hudoyo


KEMENYAN:


Mungkin itulah yang sedang di filter oleh mereka di DhammaCitta (DC)
Selain masalah praktik meditasi,
 
Coba bapak sebutkan apabedanya bapak dengan IKT yang selalu maen comot sana comot sini dalam pengunaan wacana kitab?
 
Di-MMD saya lihat bapak hanya berpegang teguh pada Bahiya dan Malunkyaputta sutta;
Bahkan bapak saya lihat menolak dengan "tidak relevan" sutta-sutta yang lain ketika dipertanyakan,
 
Bukankah hal ini menjadikan tanda-tanya bagi saya?
 
Terus terang,
Saya tidak perduli apakah MMD memenuhi standard International Buddhism ataupun tidak,
Namun ada kalanya standard juga diperlukan untuk mencegah "yana-yana" yang menyusup,
Saya kira bapak sempat merasakan Era tersebut sebelumnya,
 
dan pada saat era tersebut,
Metoda yang bapak yakini pada era tersebut juga termakan oleh orang-orang yang berpolitik didalamnya
Kami pada era sekarang hanya bisa mencoba bertahan dengan metoda orthodox bin kolot seperti 4KM, JMB8
 
Semoga bapak bisa memahami ketakutan kami
Semoga bapak bisa mengerti dan mau kembali menuntun kami di DC
 
Jikalau bapak tidak keberatan

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4544
 


HUDOYO:


Saya tidak tahu secara aktual apa itu IKT: apakah mereka punya doktrin atau tidak (dalam MMD tidak ada doktrin apa pun), apakah mereka bermeditasi atau tidak, dan apa tujuan meditasi mereka? ... 
 
Tapi, mengapa Anda takut pada IKT? Mengapa Anda takut pada orang yang memperluas & memperkaya wawasan kerohaniannya dengan khazanah spiritual dari berbagai agama & kepercayaan? ... Saya tidak mau mengurung diri seperti katak di bawah tempurung "agama Buddha". ... Apakah Anda seperti itu?
 
Anda bertanya-tanya, mengapa saya hanya berpegang pada tuntunan meditasi Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta saja, dan menganggap semua DOKTRIN agama Buddha yang lain tidak relevan. ... Apa yang Anda "tanya-tanyakan"? Silakan tampilkan di forum ini. Nanti akan saya coba jelaskan. ... 
 
Saya berkata, Anda bertanya-tanya KARENA Anda tidak pernah bermeditasi vipassana dan hanya bisa bergantung pada kitab suci. ... Kalau begitu keadaannya, saya tidak menyalahkan Anda, silakan bergantung untuk memperoleh rasa aman. ... Padahal tidak ada rasa aman sama sekali dalam kehidupan ini. ... Tapi janganlah menghalangi umat Buddha yang mau bebas. ... Sedangkan kalau mau bebas dari KETAKUTAN dan KEBINGUNGAN, pahamilah & sadarilah pikiran Anda sendiri.
 
Anda bilang, Anda perlu "standar" untuk mencegah "yana-yana menyusup masuk" ... Mengapa perlu dicegah? ... Kalau mereka memang mau masuk, apakah Anda bisa mencegahnya? ... Coba lihat IKT, apa yang bisa Anda buat untuk mencegah mereka "menyusup masuk" ke kalangan umat Buddha? ... Dengan "standar" Anda, Anda cuma menciptakan permusuhan, yang tidak diajarkan oleh Sang Buddha. ... Mengapa tidak berdiskusi dengan mereka secara terbuka dan bersahabat ... bukan dengan tujuan untuk menyalahkan atau membenarkan, melainkan untuk mencari titik-titik temu dan memahami titik-titik di mana kalian saling berbeda. ... Apakah Anda tidak suka kepada mereka karena mereka punya persatuan yang kuat di antara anggotanya, seperti Ahmadiyah, Saksi Yehovah, NSI ... dan lain-lain kelompok minoritas ... mereka sudah minoritas, kok Anda takuti? ... Anda cuma takut melihat bayangan Anda sendiri, melihat kekacauan dan ketidakotentikan Dhamma dalam batin kelompok Anda sendiri ... dan itu Anda proyeksikan sebagai ketakutan kepada kelompok yang lebih tertib kehidupan rohaninya. ... 'Standar' apa pun yang Anda ciptakan sebagai "ukuran" mana yang bisa disebut Buddhis dan mana yang tidak hanya akan membuat Anda menjadi semacam MUI yang merasa berwenang mengkafirkan orang lain.
 
Saya akui, ketika saya menjabat Sekjen Mapanbudhi dulu, saya pernah ikut-ikutan terlibat dalam "pengganyangan" Nichiren Shoshu Indonesia (NSI) ... tetapi sekarang saya sadari bahwa itu salah. ...
 
Mengapa Anda bertahan dengan metode ortodoks seperti 4KM/JMB8 kalau itu hanya menyebabkan KETAKUTAN dan KEBINGUNGAN seperti Anda ungkapkan sendiri? ... 
 
Orang yang merasa punya HARTA KEKAYAAN pasti ketakutan melihat orang lain yang bebas dari HARTA apa pun ... Mengapa? ... karena ia dihadapkan pada kemungkinan bahwa harta yang dipegangnya erat-erat itu ternyata tidak ada apa-apanya ... ternyata tidak mampu membebaskannya. ... Tapi ia tidak mau menghadapi kemungkinan itu ... ia lebih suka memasukkan kepalanya ke dalam tanah seperti burung onta. ...
 
Sudah saya bilang, saya tetap akan men-share pemahaman & pengalaman saya dengan siapa saja yang mau mendengar & memahami. ... Tetapi situasi seperti sekarang ini --di mana MMD diperlakukan sebagai "sampah" (dalam arti sebagai "meditasi non-Buddhis") di sebuah forum Buddhis macam Dhammacitta.org-- tidak memungkinkan saya kembali ke sana. 
 
Seharusnya Anda bicara dengan Management DC, bukan dengan saya. ... Beranikah Anda? ... saya mau lihat.
 
Salam,
hudoyo

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #4 on: 04 September 2008, 07:39:40 PM »
Riky,
Tidak dilabeli bukan sebuah pilihan saat ini,
Terlebih dikarenakan "Tidak dilabeli" MMD bahkan memasuki Thread-thread yang tidak berkaitan,

Yang mengakibatkan timbul keinginan untuk merapikan,
dan dalam proses perapian,
Timbul pertanyaan... "Dimanakah MMD" ?

Hal ini lah yg mengakibatkan mengapa MMD harus dilabeli,
Walaupun dari yang saya lihat, Pak Hudoyo memilih untuk tidak dilabeli

Semua ini hanya Kamma-Vipaka

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #5 on: 04 September 2008, 09:22:28 PM »
aneh, sampe sekarang sepertinya tidak ada kekompakan mengenai alasan memasukkan mmd ke buddhisme dan kepercayaan lain. kadang2 menyebutkan kerapihan, abis belok kiri kanan nyebut mmd bercampur ajaran kepercayaan lain, abis naik turun nyebut2 sikap dan opini pendirinya, abis kelok2 zigzag ntar nyebut2 filter untuk ikt & lsy...

apa sih bang versi final alasan sebenarnya mmd dimasukkan ke buddhisme dan kepercayaan lain?
a, b, c, a&b, a&c, b&c atau semuanya benar? atau ada pilihan d? ;D
sampe sekarang saya kurang jelas.

sori kalo oot...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #6 on: 04 September 2008, 09:45:20 PM »
Pak Hudoyo sudah minta MMD dimasukkan board "Buddhisme Modern", dan itu sudah dilakukan oleh Admin Sumedho. Kenapa dipindahkan lagi? Kenapa board "Buddhisme Modern" dihapus?
Silakan dijelaskan....
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #7 on: 04 September 2008, 11:50:57 PM »
Mungkin dikarenakan...
Karena pak hudoyo memegang erat pendapat bahwa MMD tidak sesuai dengan Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia berunsur delapan,

Yang bahkan telah melangkahi Sang Buddha yang telah menegaskan betapa pentingnya 4KM dan JMB8 kepada Malunkyaputta

Jikalau pak hudoyo sendiri tidak mau digolongkan Buddhisme
Apa hak kami mengolongkan MMD sebagai Buddhisme?

Memang benar,
sesuai dengan penuturan pak hudoyo MMD berdasarkan Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta.
Akan tetapi pandangan pak hudoyo mengenai MMD bertentangan mengenai JMB8 dengan pemilik Dhamma (Sang Buddha) dan praktisi Dhamma (Malunkyaputta)

Dalam Gotami Sutta,
Menekankan bahwa sesuatu yang bisa membawa pada pencerahan bisa dikategorikan sebagai Dhamma,
Akan tetapi, Pak Hudoyo juga tidak mau mengakui kalau MMD bisa membawa kepada Pencerahan,
Hal ini dikonfirmasikan dengan tulisan bahwa pak hudoyo enggan mengakui kalau MMD sejalan dengan JMB8 yang sama-sama bertujuan untuk mengakhiri dukkha (pencerahan)

-----

Pertanyaan:
Jikalau Founder MMD sendiri tidak mau digolongkan sebagai Buddhisme, dan selalu berpandangan sebaliknya.
Apakah suatu kesalahan apabila digolongkan sebagai Bukan Buddhisme ?

Berat rasanya untuk tidak mengakui MMD sebagai Buddhisme.
Mengingat betapa MMD diterima melakukan retreat divihara-vihara.

Namun setelah menilik dan mempelajari,
Pak hudoyo sendiri enggan

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #8 on: 04 September 2008, 11:53:59 PM »
aneh, sampe sekarang sepertinya tidak ada kekompakan mengenai alasan memasukkan mmd ke buddhisme dan kepercayaan lain. kadang2 menyebutkan kerapihan, abis belok kiri kanan nyebut mmd bercampur ajaran kepercayaan lain, abis naik turun nyebut2 sikap dan opini pendirinya, abis kelok2 zigzag ntar nyebut2 filter untuk ikt & lsy...

apa sih bang versi final alasan sebenarnya mmd dimasukkan ke buddhisme dan kepercayaan lain?
a, b, c, a&b, a&c, b&c atau semuanya benar? atau ada pilihan d? ;D
sampe sekarang saya kurang jelas.

sori kalo oot...

Saya sendiri juga tidak jelas apa pemicu harus dikotak-kan,
Namun lebih kurang dikarenakan Kritik content MMD masuk ke thread-thread non-meditasi dan thread-thread irrelevant lainnya

dan dalam tahap perapian,
timbul pertanyaan dimana letak MMD?

di Sub Forum Meditasi?
Apa benar cocok?

dst... dst...

Mengenai announcement formal sikap dari DhammaCitta sedang disusun oleh pihak Editor,
Selanjutnya mohon dinantikan di Sub Forum Pengumuman

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #9 on: 05 September 2008, 12:16:10 AM »
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
SAYA DIMINTA KEMENYAN UNTUK MENG[H]AJAR KALIAN LAGI, KOK.
« Reply #10 on: 05 September 2008, 04:47:12 AM »
TERAKHIR UNTUK KEMENYAN

KEMENYAN:

Apakah berhentinya pikiran bisa membawa pada pencerahan?

Coba sebutkan,
Pencerahan apa yang bapak dapatkan sewaktu pikiran berhenti?

dari wacana diatas,
Siddartha sendiri masih memikirkan patticasamupada


HUDOYO:

Pencerahan itu apa? ... Saya gak ngerti, saya gak nyari pencerahan. .. Anda bisa jelaskan pencerahan itu apa menurut pengalaman Anda sendiri? ... Jangan ambil dari kitab suci ... anak sekolah minggu juga bisa kalau cuma nyomot dari kitab suci.

Apa itu paticca-samuppada? ... semacam hafalan lagi? ... Itu cuma menuh-menuhin pikiran, dan gak pernah bikin orang bebas. ...

Para praktisi MMD tidak nyari pencerahan ... tidak menghafal paticca-samuppada ... tidak ada gunanya kecuali Anda ingin lulus ujian agama Buddha.


KEMENYAN:

1. Apakah MMD bisa membawa pada pencerahan?

2. Jikalau bisa,
Apakah MMD bisa mengakhiri dukkha?

3. Jikalau bisa,
Apakah MMD sejalan dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan?

4. Jikalau bisa,
Mengapa bapak terlihat begitu alot mengakui kalau MMD demikian adanya?

5. Bapak mampu mencerna wacana pada Bahiya Sutta, Malunkyaputta Sutta,
Akan tetapi bapak tidak mau mencoba untuk sedikit mencerna *clue* dalam pertanyaan saya sebelumnya

6. Saya tidak tahu debu apa yang menutupi mata bapak sebelumnya,
Saya yang meng-interogasi bapak sebelumnya juga sedikit kebingungan bagaimana caranya meyakinkan bapak bahwa MMD sesungguhnya bisa membawa pada pencerahan,
Terbukti pada apa yang telah terjadi pada Bahiya dan Malunkyaputta.

7. Saya lebih bingung lagi,
Apa sebenarnya yang bapak harapkan dari MMD?
Apa yang telah bapak usahakan beberapa tahun terakhir ini?
Apa yang sebenarnya Bapak Kejar? Berhentilah Pak...

8. Pada awal-awal saya melihat bagaimana bapak memberikan pencerahan kepada saya,
Pada awal-awal saya melihat bagaimana bijaksananya bapak,
Namun saat ini, entahlah... saya melihat begitu banyak ego yang bertebaran...
Semoga asumsi saya salah....

9. Pak,
Apa yang bapak kejar? Berhentilah...

Kemenyan 'aka' Mod


HUDOYO:

Kemenyan, pertanyaan Anda saya beri nomor, biar pembaca mudah mengikuti jawaban saya.

No.1 - Saya tidak tahu apa itu pencerahan ... saya tidak nyari pencerahan.

No.2 - Ini lagi, apa itu 'mengakhiri dukkha'? Apa sama dengan 'pencerahan'? Atau berbeda? Kenapa pertanyaannya dipecah menjadi no.1 dan no.2? ... Anda sudah pernah mengalaminya? ... Kalau belum, kenapa nanya-nanya? ... Anda sendiri tidak mengerti apa yang Anda tanyakan ... semua itu cuma Anda comot dari kitab suci ... Bagaimana saya menjelaskannya kepada Anda? ...

Seorang praktisi MMD menerapkan ajaran meditasi Sang Buddha kepada Bahiya, dan mengalami apa yang dinyatakan oleh Sang Buddha, tanpa perlu menghafal kitab suci. ... Apa yang dinyatakan oleh Sang Buddha kepada Bahiya itu? ... Anda tidak pernah tahu, karena kepala Anda penuh dengan konsep/teori kitab suci.

No.3 - apa lagi ini: Jalan Mulia Berunsur Delapan? ... Seorang Muslim atau Keristen tidak kenal itu ... tapi kalau ia mengikuti MMD ia akan mengakhiri dukkha, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta, tanpa perlu menghafal Jalan Mulia Berunsur Delapan sama sekali.

No.4 - Mengapa alot? ... Karena saya tidak mengerti apa yang Anda tanyakan ... itu pertanyaan murid agama Buddha di SD ... yang gak pernah bermeditasi ... jadi apa yang bisa saya jelaskan kepadanya? ...

No.5 - *clue* mana? Wong yang Anda tanyakan itu semua pertanyaan anak kecil yang baru hafal buku pelajaran agama Buddha. ...

No.6 - hehehe ... Anda yang gak pernah bermeditasi kok mau mengajari saya Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... sudah sana, bermeditasi dulu di bawah pohon Bodhi ... kalau sudah maju, boleh mengajukan pertanyaan lagi.

No.7 - Oh, sekarang Anda berlagak menjadi Sang Buddha menasehati Angulimala? ... Anda baru baca kemarin kan itu? ...

No.8 - Kemenyan, kalau Anda melihat ego bertebaran, sebetulnya itu ada di dalam batin Anda sendiri ... Anda cuma tidak bisa melihat apa yang ada di dalam diri Anda sendiri, lalu Anda kira orang lain yang punya ego. ...

No.9 - Oh, lagi-lagi, ini Buddha dari mana ya? Kenalkan dulu dong. ...

Entah nama Anda "Kemenyan" entah "Mod" gak penting buat saya ... orang yang gak berani tampil dengan nama asli dalam suatu debat gak ada harganya sama sekali di mata saya.


KEMENYAN:

Saya tidak tahu bagaimana bapak mengtranslasi Bahiya dan Malunkyaputta sutta
tapi... entahlah...
Sewaktu saya membaca kedua sutta tersebut...

Seolah-olah saya membaca penjelasan mendetail mengenai Upekkha (salah satu dari BrahmaVihara)
Penjelasan mengenai salah satu kualitas batin arahat...

Namun entahlah,
Saya tidak memiliki nyana seperti bapak,
Saya bahkan juga tidak memiliki kesempatan untuk mengenakan "Jubah"
Saya bahkan juga tidak mampu memiliki "Kasina" yang constant seperti bapak

Benar adanya,
Kami tidak pantas memberikan Title apapun kepada MMD
Kami tidak berhak menilai apakah MMD sesuai Buddhisme ataupun tidak sesuai,
MMD adalah suatu Praktik Meditasi tanpa Label

Saya pribadi berharap bapak mau kembali menjadi pembimbing kami,
Saya pribadi berharap bapak mau ber-Vipassana (model lama: mengamati timbul-tenggelam) sebelum meng-reply dua tulisan saya diatas...


HUDOYO:

Kemenyan, Anda cuma membaca 'upekkha' dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... Kenapa? ... Saya teringat Sang Buddha bilang: "Hanya sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya ... merekalah yang bisa melihat."

Karena Anda tidak bisa melihat apa itu meditasi yang diajarkan Sang Buddha kepada Bahiya-sutta, ... maka Anda menyatakan MMD adalah praktik meditasi yang tidak pantas diletakkan dalam Board "Meditasi Buddhis", lalu diletakkan di Board "Kepercayaan Lain".

Sekarang nasi sudah menjadi bubur ... Anda dan teman-teman Anda di Management DC harus bertanggung jawab secara moral terhadap seluruh kericuhan ini ... kalau mau dilihat sebagai kericuhan. ... Saya sendiri malah gak melihatnya sebagai kericuhan

Saya malah senang dengan peristiwa ini ... karena sekarang banyak umat Buddha ingin tahu apa itu MMD ... Jadi, MMD dipromosikan oleh orang-orang bodoh yang tidak menyadari perbuatannya sendiri.

Dua bulan lagi MMD akan masuk ke Medan untuk pertama kali ... dan Samarinda akan menjadi kota keempat yang menyelenggarakan retret MMD secara reguler beberapa kali setahun.


KEMENYAN:

Quote from: Gunawan
Sebaiknya sdr. Hudoyo bisa lebih memberikan argument yang lebih meyakinkan DC akan ajaran meditasi yg diajarkan adalah Buddhis. Sebab jika kita marah adalah bukan sifat buddhis, tapi dengan kasih Buddha lah sebenarnya kita dapat memecahkan semua persoalan.
Quote from: hudoyo
Kalau orang melihat saya marah, sebetulnya ia melihat marah dalam dirinya sendiri. ... Apa boleh buat.
Saya tidak perlu memberi argumentasi bahwa MMD adalah Buddhis. Kalau mau tahu, silakan bertanya kepada ratusan umat Buddha yang telah menjadi praktisi MMD.

Hal ini tidak akan pernah ketemu,
Karena pak hudoyo ngotot kalau MMD tidak sejalan dengan "Jalan mulia berunsur delapan"
yang sama-sama untuk mengakhiri dukkha

Pak hudoyo terlihat lebih memilih untuk tidak dimasukan kedalam kelompok manapun (tidak dilabeli)

Namun,
Kami (dari pihak DhammaCitta) tidak mungkin mengunakan standard "perasaan" pribadi untuk memutuskan hal ini,
Kami (dari pihak DhammaCitta) juga tidak ingin mengkelompokan thread-thread mengenai MMD sebelumnya,

Namun setelah kami melihat bagaimana "Marketing" MMD nyaris menyerbu seluruh thread, seluruh bagian forum,
Kami dipaksa untuk meng-rapikan.

dan dalam prosesnya...
Timbul pertanyaan... Kemanakah MMD?
yang berakhir pada ricuh-kisuh seperti ini


HUDOYO:

Nah, ini ada satu lagi alasan muncul ke permukaan, mengapa Anda tidak suka dengan MMD. ... Anda dan seluruh management DC tampak seperti segerombolan orang yang kebingungan dan sangat takut menghadapi MMD, lari ke sana ke mari, saling tabrakan menghadapi MMD ... Admin DC membuka thread baru "Buddhisme Modern" dan memasukkan MMD ke sana --suatu langkah yang saya nilai progresif dan maju-- tiba-tiba unsur-unsur reaksioner dan kolot memindahkan lagi MMD ke luar Buddhisme dan menghapuskan kembali board "Buddhisme Modern".

Sampai-sampai Morpheus bertanya di DC: "aneh, sampe sekarang sepertinya tidak ada kekompakan mengenai alasan memasukkan mmd ke buddhisme dan kepercayaan lain. kadang2 menyebutkan kerapihan, abis belok kiri kanan nyebut mmd bercampur ajaran kepercayaan lain, abis naik turun nyebut2 sikap dan opini pendirinya, abis kelok2 zigzag ntar nyebut2 filter untuk ikt & lsy...
apa sih bang versi final alasan sebenarnya mmd dimasukkan ke buddhisme dan kepercayaan lain?
a, b, c, a&b, a&c, b&c atau semuanya benar? atau ada pilihan d?
sampe sekarang saya kurang jelas."


Jelas sekali bahwa Management DC yang sekarang dikuasai oleh orang-orang yang tidak mau melihat umat Buddha Indonesia mengembangkan wawasan dengan pemahaman-pemahaman baru mengenai ajaran Sang Guru, sejalan dengan perkembangan pemikiran Buddhis di dunia internasional ... Mereka mau memasung kebebasan berpikir umat Buddha Indonesia, dan berpuas diri dengan teori-teori, doktrin-doktrin, dan praktik meditasi yang tidak lagi efektif dalam mengakhiri dukkha.


KEMENYAN:

Bapak selalu berbicara berhentinya pikiran,
Apakah benar Sang Buddha mengatakan Meditasi kepada Bahiya dan Malunkyaputta ?
Apakah benar Sang Buddha mengatakan Berhentinya Pikiran kepada Bahiya dan Malunkyaputta ?

dan kata-kata Buddha tidak pernah bertabrakan dengan Dhamma ia sebelumnya,
Bahkan Sang Buddha menegaskan sekali lagi kepada Malunkyaputta untuk tetap mengingat 4KM dan JMB8

Mengapa pak hudoyo selalu bersikeras kalau tidak perlu JMB8?
Apakah benar MMD berdasarkan Bahiya sutta dan Malunkyaputta?

ataukah
Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta hanya sarana promosi untuk menjembatani MMD dengan Buddhisme ?


HUDOYO:

Kemenyan, kalau Anda ingin memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Anda, saya sarankan lakukan meditasi vipassana sesuai tuntunan Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta. ... Kalau Anda tidak mau bermeditasi, percuma saya menjelaskan seekor gajah kepada orang yang buta matanya.

*****

OK, Kemenyan ... bodoh kalau saya melayani Anda terus ... waktu saya sangat berharga untuk membimbing MMD ... Sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur ... sekalipun Anda menghiba-hiba, saya tidak akan masuk ke DC lagi selama managementnya dikuasai oleh orang-orang reaksioner yang ingin memutar mundur jarum sejarah Buddhisme di Indonesia. ...

Kita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.

Salam,
hudoyo

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #11 on: 05 September 2008, 06:50:58 AM »
Terlalu banyak yang harus saya jawab dalam satu postingan
Pertama-tama ada yang harus saya ingatkan kepada bapak,
Bahwa "Kemenyan aka Mod" tidak pernah ikut campur dalam proses pengambilan keputusan mengenai MMD
Saya hanya merupakan (was) pihak netral yang mencoba menjembatani antara kedua belah pihak

Quote
No.6 - hehehe ... Anda yang gak pernah bermeditasi kok mau mengajari saya Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... sudah sana, bermeditasi dulu di bawah pohon Bodhi ... kalau sudah maju, boleh mengajukan pertanyaan lagi.
Saya (Kemenyan) sebagai Murid Bapak, akan terlihat kecil bagi bapak bila saya muncul dengan Kemenyan,
Hal ini sudah terbukti dengan tulisan bapak yang menganggap saya bukan praktisi Meditasi
dan anehnya, pertanyaan tersebut tidak pernah bapak tanyakan ketika saya dibalik nickname "Mod"

Quote
No.3 - apa lagi ini: Jalan Mulia Berunsur Delapan? ... Seorang Muslim atau Keristen tidak kenal itu ... tapi kalau ia mengikuti MMD ia akan mengakhiri dukkha, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta, tanpa perlu menghafal Jalan Mulia Berunsur Delapan sama sekali.
Baiklah, disini jelas bapak berkata bahwa bapak tidak mengenal konsep Jalan Mulia Berunsur Delapan

Namun anehnya, bapak bisa mengklaim kalau MMD bisa mengakhiri Dukkha,
dan jikalau bapak mengerti Buddhisme
Bapak tentu tahu Jalan apa itu JMB8, Kemana arah JMB8 (yang sama-sama mengakhiri Dukkha)

Saya kira sesuai dengan pernyataan bapak diatas yang tidak tahu apa itu JMB8,
Bapak tidak perlu merasa "tersinggung" bila dikatakan Bukan Buddhisme

Quote
Kita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.
Apa yang membuat bapak mengira kalau saya perduli terhadap Bapak ataupun teman-teman bapak di MMD?
dan yang lebih mengherankan lagi...
Apa yang membuat bapak mengira kalau saya akan beradu dengan bapak mengenai perkembangan Buddhisme di Indonesia?

Ego bapak kah yang ingin berlomba? atau... "Aku" ?

Pak,
Berhentilah...
« Last Edit: 05 September 2008, 07:13:11 AM by Kemenyan »

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #12 on: 05 September 2008, 06:59:06 AM »
Saya kira juga tidak ada gunanya untuk berdebat lebih panjang dengan bapak,

Bapak yang sebelumnya mempertanyakan kepada saya apa itu pencerahan, apa itu mengakhiri dukkha, dan melecehkan pengetahuan saya yang sedikit ini mengenai Pembebasan diri dari Dukkha.

Tulisan bapak tersebut bagaikan memiliki makna yang dalam dan menjelimet.
Namun yang paling saya bingungkan,
Saya melihat bapak berani mengklaim kalau MMD bisa mengakhiri Dukkha,
Yang seolah-olah bapak sendiri telah mengalami pencerahan.

Saya kira saya belum pantas mendebat dan mempertanyakan seorang Buddha Hidup.
Seorang Buddha Hidup yang mungkin jauh lebih berbobot dari pada Siddartha Gautama itu sendiri
Seorang Buddha Hidup yang tidak ingin dipertanyakan (kontra Kalama Sutta)

Semoga kelak saya bisa menyusul pencerahan YA. Hudoyo
 _/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #13 on: 05 September 2008, 07:03:38 AM »
Kalau saya menerawang kata2 Bapak Hudoyo, jadi seakan2 Bahwa Bhikku2/Bhante2 yang mengajarkan Umat Buddha "hanyalah guru anak SD" Berbeda dengan Bpk Hudoyo yang "sangat pintar" yang mengajar meditasi yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.

ya dan orang yang sangat pintar seperti bapak memang tidak pantas mengajari kami2 yang bodoh. Harus orang yang sangat pintar seperti Riky kayaknya pak yang intelegensinya tinggi, yang memenangkan debat, yang meditasinya hebat, yang prakteknya hebat, saya yang tidak pernah meditasi gak akan sanggup menyaingi kehebatan bapak yang sudah tersebar kehebatannya di berbagai kalangan Agama lain dan umat buddha juga.

yah waktu bapak memang sangat berharga, jangan melekat lagi pada kami2 yang sangat bodoh, ajarlah mereka2 yang diluar agama buddha yang bapak nilai sangat pintar itu, yang bisa menerima ajaran bapak.

NB=ini kata2 sy yah, bukan kata2 management DC :))

Quote from: orang pintar
Saya malah senang dengan peristiwa ini ... karena sekarang banyak umat Buddha ingin tahu apa itu MMD ... Jadi, MMD dipromosikan oleh orang-orang bodoh yang tidak menyadari perbuatannya sendiri.

OK, Kemenyan ... bodoh kalau saya melayani Anda terus ... waktu saya sangat berharga untuk membimbing MMD ... Sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur ... sekalipun Anda menghiba-hiba, saya tidak akan masuk ke DC lagi selama managementnya dikuasai oleh orang-orang reaksioner yang ingin memutar mundur jarum sejarah Buddhisme di Indonesia. ...

Kita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.[/qoute]
« Last Edit: 05 September 2008, 07:16:37 AM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Yana dan Berpolitik dalam Buddhism
« Reply #14 on: 05 September 2008, 07:10:23 AM »
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana proses perpecahan dimulai...

Di thread ini,
Kita melihat bagaimana konsep-konsep buddhisme diruntuhkan

Di thread ini,
Kita melihat bagaimana "yana-yana" yang baru muncul...

Entah bagaimana kedepannya Buddhisme di Indonesia