TERAKHIR UNTUK KEMENYANKEMENYAN:Apakah berhentinya pikiran bisa membawa pada pencerahan?
Coba sebutkan,
Pencerahan apa yang bapak dapatkan sewaktu pikiran berhenti?
dari wacana diatas,
Siddartha sendiri masih memikirkan patticasamupada
HUDOYO:Pencerahan itu apa? ... Saya gak ngerti, saya gak nyari pencerahan. .. Anda bisa jelaskan pencerahan itu apa menurut pengalaman Anda sendiri? ... Jangan ambil dari kitab suci ... anak sekolah minggu juga bisa kalau cuma nyomot dari kitab suci.
Apa itu paticca-samuppada? ... semacam hafalan lagi? ... Itu cuma menuh-menuhin pikiran, dan gak pernah bikin orang bebas. ...
Para praktisi MMD tidak nyari pencerahan ... tidak menghafal paticca-samuppada ... tidak ada gunanya kecuali Anda ingin lulus ujian agama Buddha.
KEMENYAN:1. Apakah MMD bisa membawa pada pencerahan?
2. Jikalau bisa,
Apakah MMD bisa mengakhiri dukkha?
3. Jikalau bisa,
Apakah MMD sejalan dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan?
4. Jikalau bisa,
Mengapa bapak terlihat begitu alot mengakui kalau MMD demikian adanya?
5. Bapak mampu mencerna wacana pada Bahiya Sutta, Malunkyaputta Sutta,
Akan tetapi bapak tidak mau mencoba untuk sedikit mencerna *clue* dalam pertanyaan saya sebelumnya
6. Saya tidak tahu debu apa yang menutupi mata bapak sebelumnya,
Saya yang meng-interogasi bapak sebelumnya juga sedikit kebingungan bagaimana caranya meyakinkan bapak bahwa MMD sesungguhnya bisa membawa pada pencerahan,
Terbukti pada apa yang telah terjadi pada Bahiya dan Malunkyaputta.
7. Saya lebih bingung lagi,
Apa sebenarnya yang bapak harapkan dari MMD?
Apa yang telah bapak usahakan beberapa tahun terakhir ini?
Apa yang sebenarnya Bapak Kejar? Berhentilah Pak...
8. Pada awal-awal saya melihat bagaimana bapak memberikan pencerahan kepada saya,
Pada awal-awal saya melihat bagaimana bijaksananya bapak,
Namun saat ini, entahlah... saya melihat begitu banyak ego yang bertebaran...
Semoga asumsi saya salah....
9. Pak,
Apa yang bapak kejar? Berhentilah...
Kemenyan 'aka' Mod
HUDOYO:Kemenyan, pertanyaan Anda saya beri nomor, biar pembaca mudah mengikuti jawaban saya.
No.1 - Saya tidak tahu apa itu pencerahan ... saya tidak nyari pencerahan.
No.2 - Ini lagi, apa itu 'mengakhiri dukkha'? Apa sama dengan 'pencerahan'? Atau berbeda? Kenapa pertanyaannya dipecah menjadi no.1 dan no.2? ... Anda sudah pernah mengalaminya? ... Kalau belum, kenapa nanya-nanya? ... Anda sendiri tidak mengerti apa yang Anda tanyakan ... semua itu cuma Anda comot dari kitab suci ... Bagaimana saya menjelaskannya kepada Anda? ...
Seorang praktisi MMD menerapkan ajaran meditasi Sang Buddha kepada Bahiya, dan mengalami apa yang dinyatakan oleh Sang Buddha, tanpa perlu menghafal kitab suci. ... Apa yang dinyatakan oleh Sang Buddha kepada Bahiya itu? ... Anda tidak pernah tahu, karena kepala Anda penuh dengan konsep/teori kitab suci.
No.3 - apa lagi ini: Jalan Mulia Berunsur Delapan? ... Seorang Muslim atau Keristen tidak kenal itu ... tapi kalau ia mengikuti MMD ia akan mengakhiri dukkha, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta, tanpa perlu menghafal Jalan Mulia Berunsur Delapan sama sekali.
No.4 - Mengapa alot? ... Karena saya tidak mengerti apa yang Anda tanyakan ... itu pertanyaan murid agama Buddha di SD ... yang gak pernah bermeditasi ... jadi apa yang bisa saya jelaskan kepadanya? ...
No.5 - *clue* mana? Wong yang Anda tanyakan itu semua pertanyaan anak kecil yang baru hafal buku pelajaran agama Buddha. ...
No.6 - hehehe ... Anda yang gak pernah bermeditasi kok mau mengajari saya Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... sudah sana, bermeditasi dulu di bawah pohon Bodhi ... kalau sudah maju, boleh mengajukan pertanyaan lagi.
No.7 - Oh, sekarang Anda berlagak menjadi Sang Buddha menasehati Angulimala? ... Anda baru baca kemarin kan itu? ...
No.8 - Kemenyan, kalau Anda melihat ego bertebaran, sebetulnya itu ada di dalam batin Anda sendiri ... Anda cuma tidak bisa melihat apa yang ada di dalam diri Anda sendiri, lalu Anda kira orang lain yang punya ego. ...
No.9 - Oh, lagi-lagi, ini Buddha dari mana ya? Kenalkan dulu dong. ...
Entah nama Anda "Kemenyan" entah "Mod" gak penting buat saya ... orang yang gak berani tampil dengan nama asli dalam suatu debat gak ada harganya sama sekali di mata saya.
KEMENYAN:Saya tidak tahu bagaimana bapak mengtranslasi Bahiya dan Malunkyaputta sutta
tapi... entahlah...
Sewaktu saya membaca kedua sutta tersebut...
Seolah-olah saya membaca penjelasan mendetail mengenai Upekkha (salah satu dari BrahmaVihara)
Penjelasan mengenai salah satu kualitas batin arahat...
Namun entahlah,
Saya tidak memiliki nyana seperti bapak,
Saya bahkan juga tidak memiliki kesempatan untuk mengenakan "Jubah"
Saya bahkan juga tidak mampu memiliki "Kasina" yang constant seperti bapak
Benar adanya,
Kami tidak pantas memberikan Title apapun kepada MMD
Kami tidak berhak menilai apakah MMD sesuai Buddhisme ataupun tidak sesuai,
MMD adalah suatu Praktik Meditasi tanpa Label
Saya pribadi berharap bapak mau kembali menjadi pembimbing kami,
Saya pribadi berharap bapak mau ber-Vipassana (model lama: mengamati timbul-tenggelam) sebelum meng-reply dua tulisan saya diatas...
HUDOYO:Kemenyan, Anda cuma membaca 'upekkha' dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... Kenapa? ... Saya teringat Sang Buddha bilang: "Hanya sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya ... merekalah yang bisa melihat."
Karena Anda tidak bisa melihat apa itu meditasi yang diajarkan Sang Buddha kepada Bahiya-sutta, ... maka Anda menyatakan MMD adalah praktik meditasi yang tidak pantas diletakkan dalam Board "Meditasi Buddhis", lalu diletakkan di Board "Kepercayaan Lain".
Sekarang nasi sudah menjadi bubur ... Anda dan teman-teman Anda di Management DC harus bertanggung jawab secara moral terhadap seluruh kericuhan ini ... kalau mau dilihat sebagai kericuhan. ... Saya sendiri malah gak melihatnya sebagai kericuhan
Saya malah senang dengan peristiwa ini ... karena sekarang banyak umat Buddha ingin tahu apa itu MMD ... Jadi, MMD dipromosikan oleh orang-orang bodoh yang tidak menyadari perbuatannya sendiri.
Dua bulan lagi MMD akan masuk ke Medan untuk pertama kali ... dan Samarinda akan menjadi kota keempat yang menyelenggarakan retret MMD secara reguler beberapa kali setahun.
KEMENYAN:Sebaiknya sdr. Hudoyo bisa lebih memberikan argument yang lebih meyakinkan DC akan ajaran meditasi yg diajarkan adalah Buddhis. Sebab jika kita marah adalah bukan sifat buddhis, tapi dengan kasih Buddha lah sebenarnya kita dapat memecahkan semua persoalan.
Kalau orang melihat saya marah, sebetulnya ia melihat marah dalam dirinya sendiri. ... Apa boleh buat.
Saya tidak perlu memberi argumentasi bahwa MMD adalah Buddhis. Kalau mau tahu, silakan bertanya kepada ratusan umat Buddha yang telah menjadi praktisi MMD.
Hal ini tidak akan pernah ketemu,
Karena pak hudoyo ngotot kalau MMD tidak sejalan dengan "Jalan mulia berunsur delapan"
yang sama-sama untuk mengakhiri dukkha
Pak hudoyo terlihat lebih memilih untuk tidak dimasukan kedalam kelompok manapun (tidak dilabeli)
Namun,
Kami (dari pihak DhammaCitta) tidak mungkin mengunakan standard "perasaan" pribadi untuk memutuskan hal ini,
Kami (dari pihak DhammaCitta) juga tidak ingin mengkelompokan thread-thread mengenai MMD sebelumnya,
Namun setelah kami melihat bagaimana "Marketing" MMD nyaris menyerbu seluruh thread, seluruh bagian forum,
Kami dipaksa untuk meng-rapikan.
dan dalam prosesnya...
Timbul pertanyaan... Kemanakah MMD?
yang berakhir pada ricuh-kisuh seperti ini
HUDOYO:Nah, ini ada satu lagi alasan muncul ke permukaan, mengapa Anda tidak suka dengan MMD. ... Anda dan seluruh management DC tampak seperti segerombolan orang yang kebingungan dan sangat takut menghadapi MMD, lari ke sana ke mari, saling tabrakan menghadapi MMD ... Admin DC membuka thread baru "Buddhisme Modern" dan memasukkan MMD ke sana --suatu langkah yang saya nilai progresif dan maju-- tiba-tiba unsur-unsur reaksioner dan kolot memindahkan lagi MMD ke luar Buddhisme dan menghapuskan kembali board "Buddhisme Modern".
Sampai-sampai Morpheus bertanya di DC:
"aneh, sampe sekarang sepertinya tidak ada kekompakan mengenai alasan memasukkan mmd ke buddhisme dan kepercayaan lain. kadang2 menyebutkan kerapihan, abis belok kiri kanan nyebut mmd bercampur ajaran kepercayaan lain, abis naik turun nyebut2 sikap dan opini pendirinya, abis kelok2 zigzag ntar nyebut2 filter untuk ikt & lsy...
apa sih bang versi final alasan sebenarnya mmd dimasukkan ke buddhisme dan kepercayaan lain?
a, b, c, a&b, a&c, b&c atau semuanya benar? atau ada pilihan d?
sampe sekarang saya kurang jelas."Jelas sekali bahwa Management DC yang sekarang dikuasai oleh orang-orang yang tidak mau melihat umat Buddha Indonesia mengembangkan wawasan dengan pemahaman-pemahaman baru mengenai ajaran Sang Guru, sejalan dengan perkembangan pemikiran Buddhis di dunia internasional ... Mereka mau memasung kebebasan berpikir umat Buddha Indonesia, dan berpuas diri dengan teori-teori, doktrin-doktrin, dan praktik meditasi yang tidak lagi efektif dalam mengakhiri dukkha.
KEMENYAN:Bapak selalu berbicara berhentinya pikiran,
Apakah benar Sang Buddha mengatakan Meditasi kepada Bahiya dan Malunkyaputta ?
Apakah benar Sang Buddha mengatakan Berhentinya Pikiran kepada Bahiya dan Malunkyaputta ?
dan kata-kata Buddha tidak pernah bertabrakan dengan Dhamma ia sebelumnya,
Bahkan Sang Buddha menegaskan sekali lagi kepada Malunkyaputta untuk tetap mengingat 4KM dan JMB8
Mengapa pak hudoyo selalu bersikeras kalau tidak perlu JMB8?
Apakah benar MMD berdasarkan Bahiya sutta dan Malunkyaputta?
ataukah
Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta hanya
sarana promosi untuk menjembatani MMD dengan Buddhisme ?
HUDOYO:Kemenyan, kalau Anda ingin memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Anda, saya sarankan lakukan meditasi vipassana sesuai tuntunan Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta. ... Kalau Anda tidak mau bermeditasi, percuma saya menjelaskan seekor gajah kepada orang yang buta matanya.
*****
OK, Kemenyan ... bodoh kalau saya melayani Anda terus ... waktu saya sangat berharga untuk membimbing MMD ... Sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur ... sekalipun Anda menghiba-hiba, saya tidak akan masuk ke DC lagi selama managementnya dikuasai oleh orang-orang reaksioner yang ingin memutar mundur jarum sejarah Buddhisme di Indonesia. ...
Kita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.
Salam,
hudoyo