//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)  (Read 47011 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Sebelum imlek ada yang namanya Sembayang Thian, Leluhur, Juga Para dewa serta mengantar Dewa dapur ).
Ini adalah tata cara yang bisa dapat membantu anda

1. Sembayang Thian

Sembayang ini merupakan paling penting dalam saat imlek, Sembayang Thian dilakukan pada 1 hari sebelum Imlek atau Malam menjelang pagi saat detik detik terakhir Tahun. Sembahyang kepada Thian dimulai pada jam 11 pm - 1 am. Maknanya adalah pergantian
qi Yin menuju Yang dan juga jam tersebut adalah jam Zi, dimana Zi
dianggap permulaan dari pergerakan waktu.

, Sembayang Thian atau Tuhan Yang Maha Esa. Merupakan paling penting dalam Sembayang masyarakat Tionghoa.

Sesajian penting :

Pengunaan tebun hanya  orang Hokian , sub etnis lain tidak ada
yang menggunakan tebu.

Penggunaan srikaya dan pepaya biasanya digunakan oleh kaum peranakan,
kaum totok amat jarang menggunakan buah itu.

Hal ini dikarenakan adanya arti bunyi dalam bahasa Melayu atau
Indonesia seperti srikaya menjadi kaya dan pepaya artinya menjadi
payah. Di Tiongkok sendiri tidak ada hal seperti itu.

Jeruk Bali.

Apel Dan jeruk.

Kue Keranjang.

Disarankan mengunakan Hasil bumi seperti buah - buahan dalam hal ini

sembayang kepada Tian bisa menggunakan 3 batang hio atau 1 batang hio besar.


Mengenai masalah menggunakan hio sebagai pengharum ruangan , itu sah-
sah saja.
Pada jaman dahulu , mereka para scholars sebelum mebaca kitab-kitab
klasik banyak yang menggunakan hio sebagai pengharum ruangan dan
membawa ketenangan , ada kemungkinan juga untuk menunjukkan rasa
hormat.

Sebenarnya hio dengan tangkai untuk ditancap itu adalah perubahan
dari model sebelumnya. Sepanjang yang saya tahu , pada masa dinasti
Tang , hio yang digunakan itu seperti hio yang dipakai oleh orang
Jepang masa ini.
Tidak ditancapkan tapi diletakkan dalam kotak.

Pada masa dinati Shang dan Zhou , hio itu disebut Yin dan merupakan
tumpukan kayu harum yang dibakar.


2.Sembahyang kepada Leluhur:

Rangkaian kedua adalah sehari sebelum Sincia, tepatnya tanggal 30 bulan 12 Imlek, kembali diadakan upacara sembahyangan yang dikenal sebagai upacara Sembahyang Tutup Tahun. Sembahyangan ini khusus diadakan untuk menghormati dan memuliakan leluhur, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur. Upacara ini merupakan wujud dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao

Perlengkapan: Foto/papan nama, hio lo (tempat hio), Tee liau (teh,
arak, manisan), nasi sayur dll, jeruk, pisang, kue ku (kura), hwat
kwee (kue mangkuk), wajik, cik tai (tempat lilin).
Penjelasan:Meja dibuat lebih tinggi dari meja makan biasa, meja
paling ujung harus lebih tinggi daripada meja didepannya, meja
sembahyang leluhur sebaiknya diletakkan di bagian tengah rumah yang
menghadap pintu luar, Nasi sayur dll terserah keinginan keluarga
boleh lengkap boleh sederhana boleh makanan yang disukai almarhum.


3. Sembahyang kepada Para Dewa (termasuk Dewa Rejeki):
sesajian: sam sheng (ikan, ayam, babi), tapi tidak dipakai untuk Para
Bodhisatva, buah2, kue2, teh, arak, lilin.
Pada Saat Sebelum imlek Terdapat Pembersihan altar Sembayangan para Dewa.
Itu dapat anda lakukan setelah tanggal 15 bulan 12 kalender Tionghoa.
Sebelum anda membersihkan altar disarankan sembayang terlebih dahulu.
Dan dibersihkan mengunakan air bersih dan bunga. Tujuan Tradisi ini adalah Balas budi
Kebaikan Para dewata yang telah membantu kita selama Setahun. Atau bersifat Penghargaan kepada mereka yang telah Membantu Manusia dan menjaga Kedamaian bumi.


Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #1 on: 03 February 2010, 04:15:24 PM »
3. Sembahyang kepada Para Dewa (termasuk Dewa Rejeki):

Dewa Rejeki itu Ho Tek Cheng Sin yaach??

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #2 on: 03 February 2010, 04:23:04 PM »
Dewa rejeki = Chai Sen Ya
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #3 on: 03 February 2010, 04:37:00 PM »
Yah org Tionghoa kadang2 menganggap Fude Zhenshen (Dewa Tanah) sebagai dewa rejeki. Nanti Guan Gong juga dianggap dewa rejeki.....haha......

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #4 on: 03 February 2010, 05:44:54 PM »
Dewa rejeki = Chai Sen Ya
oh Elin salah ya... makasih info nya...

Yah org Tionghoa kadang2 menganggap Fude Zhenshen (Dewa Tanah) sebagai dewa rejeki. Nanti Guan Gong juga dianggap dewa rejeki.....haha......

 _/\_
The Siddha Wanderer
ini nyindir Elin nih... :))

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #5 on: 04 February 2010, 11:21:37 AM »
3. Sembahyang kepada Para Dewa (termasuk Dewa Rejeki):

Dewa Rejeki itu Ho Tek Cheng Sin yaach??
Dewa rejeki = Chai Sen Ya
Yah org Tionghoa kadang2 menganggap Fude Zhenshen (Dewa Tanah) sebagai dewa rejeki. Nanti Guan Gong juga dianggap dewa rejeki.....haha......

 _/\_
The Siddha Wanderer

Dewa Bumi itu Dibilang Dewa Rejeki oleh beberapa kalangan karena dianggap pelindung Pedagang Pada masa lampau, Juga dianggap sebagai pelindung uang makanya dibilang dewa rejeki.

Kwan kong dianggap dewa Rejeki karena, Dia pelindung pedagang selama berpergian, Atau merantau, Juga dianggap pelindungi dari orang jahat, makanya diangkat sebagai dewa rejeki oleh kaum pedagang.

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #6 on: 17 April 2010, 11:14:53 PM »
Yah org Tionghoa kadang2 menganggap Fude Zhenshen (Dewa Tanah) sebagai dewa rejeki. Nanti Guan Gong juga dianggap dewa rejeki.....haha......

 _/\_
The Siddha Wanderer

Bro... setau wa Fude Zhenshen itu kalo gag salah Tua Pekong... (CMIIW)
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Offline L1M

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 141
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #7 on: 02 June 2010, 08:26:38 PM »


2.Sembahyang kepada Leluhur:


Perlengkapan: Foto/papan nama, hio lo (tempat hio), Tee liau (teh,
arak, manisan), nasi sayur dll, jeruk, pisang, kue ku (kura), hwat
kwee (kue mangkuk), wajik, cik tai (tempat lilin).
Penjelasan:Meja dibuat lebih tinggi dari meja makan biasa, meja
paling ujung harus lebih tinggi daripada meja didepannya, meja
sembahyang leluhur sebaiknya diletakkan di bagian tengah rumah yang
menghadap pintu luar, Nasi sayur dll terserah keinginan keluarga
boleh lengkap boleh sederhana boleh makanan yang disukai almarhum.


3. Sembahyang kepada Para Dewa (termasuk Dewa Rejeki):
sesajian: sam sheng (ikan, ayam, babi), tapi tidak dipakai untuk Para
Bodhisatva, buah2, kue2, teh, arak, lilin.


 _/\_
Gw rasa untuk point no 2 dan 3 untuk bahan persembahan" itu terbalik dah  :)

Ogut ada sedikit pemahaman yang selama ini dapet dari beberapa saudara di Taoisme(untuk bahas "keDEWAan" yang behubungan dengan tradisi2 "tiongkok")

pointnya:
1.untuk sembahyang kepada leluhur itu ada 2 tradisi tiongkok(turun temurun)yang berkembang..Ada yang tidak mau pake daging(cai) dan boleh pake daging(non-cai) tergantung dari nanti "SiApA" diantara keluarga bersangkutan yang mau adain ritual sembahyang leluhurnya tersebut..kalau dikeluarga aku sich ga pake daging kalo sembahyang(oma n opa) dan kalo dikeluarga istri untuk sembahyang keluluhur(papa)masih menggunakan sam seng,alesannya dikarenakan beliau dulunya ga pernah vegetarian  ;D

2.sembahyang kepada "dewa" (chai shen,guan kong,hok tek,dsb) menurut tradisi kuat yang berkembang di indonesia(taoisme) itu tidak diperbolehkan dengan menggunakan SAM SENG(daging) karena menurut keyakinan yang dipahami oleh beberapa umat" untuk membandingkannya dengan tradisi2 yang selama ini dianut oleh masyarakat umumnya itu adalah BeRbEdA bila menganggap bahwa LELUHUR=DEWA.. jadi untuk ibadah dihadapan para dewa sama kaya ibadah dihadapan para buddha dan para bodhisattva yang sesungguhnya telah dapat merealisasikan suatu pandangan tertentu tentang makna VEGETARIAN

 ^:)^ ^:)^ mohon maap kalo ada pendapat2 kurang berkenaan  ^:)^ ^:)^ semoga semua dapat maju dan berkembang didalam dhamma :lotus:

SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA,SEJAHTERA,DAN DAMAI
                                              _/\_


Offline Robert Yang

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #8 on: 03 June 2010, 02:09:58 PM »

 _/\_
Gw rasa untuk point no 2 dan 3 untuk bahan persembahan" itu terbalik dah  :)

Ogut ada sedikit pemahaman yang selama ini dapet dari beberapa saudara di Taoisme(untuk bahas "keDEWAan" yang behubungan dengan tradisi2 "tiongkok")

pointnya:
1.untuk sembahyang kepada leluhur itu ada 2 tradisi tiongkok(turun temurun)yang berkembang..Ada yang tidak mau pake daging(cai) dan boleh pake daging(non-cai) tergantung dari nanti "SiApA" diantara keluarga bersangkutan yang mau adain ritual sembahyang leluhurnya tersebut..kalau dikeluarga aku sich ga pake daging kalo sembahyang(oma n opa) dan kalo dikeluarga istri untuk sembahyang keluluhur(papa)masih menggunakan sam seng,alesannya dikarenakan beliau dulunya ga pernah vegetarian  ;D

2.sembahyang kepada "dewa" (chai shen,guan kong,hok tek,dsb) menurut tradisi kuat yang berkembang di indonesia(taoisme) itu tidak diperbolehkan dengan menggunakan SAM SENG(daging) karena menurut keyakinan yang dipahami oleh beberapa umat" untuk membandingkannya dengan tradisi2 yang selama ini dianut oleh masyarakat umumnya itu adalah BeRbEdA bila menganggap bahwa LELUHUR=DEWA.. jadi untuk ibadah dihadapan para dewa sama kaya ibadah dihadapan para buddha dan para bodhisattva yang sesungguhnya telah dapat merealisasikan suatu pandangan tertentu tentang makna VEGETARIAN

 ^:)^ ^:)^ mohon maap kalo ada pendapat2 kurang berkenaan  ^:)^ ^:)^ semoga semua dapat maju dan berkembang didalam dhamma :lotus:

SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA,SEJAHTERA,DAN DAMAI
                                              _/\_



Apa yang telah dituliskan oleh Pak Purnama adalah standar yang berlaku umum.

Namun, berhubung masing-masing aliran tradisi berbeda, sesuai ajaran masternya ataupun spiritual masternya, dalam praktek ke pengikutnya bisa juga berbeda.

Memang di Indonesia lebih umum ke Hok Tek/Dewa Bumi, vegetarian. Ada aliran tertentu yang menganggap Guan Gong adalah juga sudah Bodhisattva pelindung Dharma, maka menyajikan vegetarian. Kalau Chai Shen dan dewa-dewa langit yang lain tetap sesuai standar

Jadi terserah kepada umat mau pilih yang mana. kembali kepada kepercayaan spiritualnya masing-masing.

Salam,

Offline 333

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #9 on: 18 May 2018, 11:44:51 PM »
artikelnya tidak tepat, bahaya jika dibaca org awam.
1. tebu itu bukan hanya etnik hokkien yg menggunakan, tp hakka pun sering.
penggunaan tebu dikhususkan utk hari2 besar spt sejit dewa utama (jika di rumah ada altar dewa).

2. siapa bilang di tiongkok tdk ada srikaya? ada dan biasa digunakan oleh org daerah fu jian pedesaan.
penggunaan srikaya dimaksud utk menggantikan buah apel.
buah yg wajib utk sesaji adalah:
apel, xian li dan jeruk.
lebih baik lagi jika apel diganti dengan peach atau persik (bukan pir), krn peach itu sulit didapat, maka diganti dng apel atau bole jg srikaya.

3. sesaji untuk dewa pake sam seng???
sangat konyol!
sesaji utk dewa (SHEN) dan Buddha (FO), sama harus menggunakan buah2an, begitu jg utk para La To yg cia chai, wajib menggunakan sesaji vegetarian!

***harap banyak wawasan sebelum membuat artikel, krn dibaca banyak org, jangan menyesatkan!


NB:
Fu De Zheng Shen itu bukan dewa bumi (Tu Ti Pak Kung), tp beliau pernah mendapat gelar Tu Ti Pak Kung sebelum menyandang gelar yg skrg (Fu De Zheng Shen).
terimakasih

Offline Panda00

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 19
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #10 on: 21 April 2019, 04:02:20 PM »
Tiongkok demikian luasnya, etnisnya pun demikian banyaknya.
Masing-masing etnis memiliki tata cara sembahyang diwariskan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, ada banyak ragam yang kita temui saat ini, ketika media komunikasi & informasi begitu mudah digunakan.

Di masa lalu masing-masing kelompok hidup terpisah-pisah.
Alat transportasi pun terbatas.
Oleh karena itu masing-masing etnis memiliki ciri khas-nya sendiri dalam tata cara sembahyang.
Kawin silang antar etnis pun sudah terjadi sejak lama, tradisi antar suku pun sudah banyak yang tercampur.

Aliran-aliran agama di Tiongkok pun ada banyak.
Dari agama Buddha, agama Tao, maupun agama Kong Hu Cu.
Masing-masing aliran pun ada tata cara / ritual-nya sendiri.

Sekarang, di masa ketika arus informasi demikian mudah di akses, kita generasi muda malah jadi bingung.
Mau ikut yang mana?
Yang mana yang benar, yang mana yang salah?

Kalau menurut pendapat saya,
Tidak ada yang salah, juga tidak ada yang paling benar.
Pilihlah / ikuti yang paling cocok bagi kita.

Jika umat Buddha Theravada, silahkan tanya kepada Banthe.
Jika umat Buddha Mahayana, silahkan tanya kepada Biksu.
>>> Ini jika ingin mengacu pada ajaran agama Buddha.
        Jika ingin mengacu pada agama Kong Hu Cu, tinggal tanya kepada Wenshu di Litang
        Jika ingin mengacu pada agama Tao, bisa tanya kepada taoshi di kelenteng / kuil Tao

Jika suku Hokkian, silahkan ikuti tradisi yang diwariskan dari kakek buyut, kakek, dst...
Jika suku Hakka, silahkan ikuti tradisi yang diwariskan dari kakek buyut, kakek, dst...
>>> Ini jika ingin mengacu pada tradisi suku / leluhur sendiri.

Jika saya pribadi,

1. Sembahyang kepada Thian
    Antara jam 00.30 - 06.00.
    Pasang altar di depan rumah (kebetulan di kompleks, jadi tidak mengganggu & aman).
    Gunakan kain merah sebagai alas.
    Gunakan kaca untuk alas hiolo (supaya kain merah/meja tidak terbakar kalau ada batang hio yang jatuh).
    5 set buah-buahan (biasanya pear, apel, jeruk, pisang, anggur). Jumlah masing-masing 5 butir, kecuali anggur.
    5 set teh dalam cangkir .
    1 Hiolo.
    Kepala keluarga menggunakan 1 batang hio besar (max se-jempol) & 12 batang hio kecil.
    Anggota keluarga menggunakan 12 batang hio kecil..
    Sepasang lilin merah.
    Sepasang rangkaian bunga dalam vas.
    Nian gao & permen.

2. Sembahyang leluhur
    Tata cara penyusunan altar sama seperti  di atas.
    Hanya saja pakai foto leluhur.

3. Sembahyang kepada  Dewa/Dewi
    Tata cara penyusunan altar sama seperti di atas.
    Hanya saja memang ada altarnya sendiri, ada patungnya.

Keterangan:
1 batang hio besar sebagai simbol 1 tahun
12 batang hio kecil sebagai simbol 12 bulan
Hio yang digunakan bergagang merah, dengan warna dupa kuning/coklat.
Warna kuning sebagai simbol mulia / agung
5 cangkir teh & 5 macam buah-buahan sebagai simbol 5 rejeki yang didambakan umat manusia

--- Sekedar Sharing ---
 _/\_

Offline Panda00

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 19
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #11 on: 21 April 2019, 04:10:24 PM »
Dewa Rejeki itu Ho Tek Cheng Sin yaach??

Dewa Rejeki?

Yang namanya rejeki, banyak macam-nya.
Bagi tuan tanah, tentunya punya banyak tanah / lahan, artinya banyak rejeki.
Bagi petani, tentunya panen yang bagus, berarti banyak rejeki.
Bagi kaum pedangan, perjalanan yang aman dalam berdangang sehingga bisa menjual banyak, berarti banyak rejeki.

Oleh karena itu bagi suku Tionghoa, ada banyak Dewa Rejeki.

Walau demikian, secara umum, Dewa Rejeki disebut sebagai Cai Shen.

Fu De Zheng Shen, juga sering disebut sebagai Cai Shen, karena bagi kalangan petani maupun tuan tanah, Fu De Zheng Shen yang memberi rejeki.
Guan Gong / Guan Di Ya, juga sering disebut Cai Shen, karena kaum pedagang, polisi, dsb, memohon kepada Guan Gong agar perjalanan dagangnya selamat dari gangguan bandit.

Ada lagi yang namanya Wu Lu Cai Shen, Han Tan Kong, dsb.

Demikian pemahaman saya
 _/\_

Offline Panda00

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 19
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tata cara sembayang Thien Kung, Leluhur, dan Dewa (sebelum imlek)
« Reply #12 on: 21 April 2019, 04:23:19 PM »
Bro... setau wa Fude Zhenshen itu kalo gag salah Tua Pekong... (CMIIW)

Memang banyak yang menyebut Fu De Zheng Shen sebagai Tua Pekong.

Tetapi Tua Pekong sendiri artinya adalah kakak dari leluhur pihak cowo.
Ada yang sembahyang menyapa dengan sebutan Pekong.

Ini karena Tradisi suku Tionghoa, menyapa Dewa / Dewi Tao, sebagai kerabat yang dituakan.
Sering kali umat yang sembahyang tidak tahu gelar dari Dewa Dewi tersebut, sehingga digeneralisir sebagai Pekong / Toa Pekong / Kong Co / Mak Co.
Kalau umat Kong Hu Cu, kalau tidak tahu, biasanya digeneralisir menjadi Sin Beng / Shen Ming.

Demikian sedikit info yang bisa saya share.
 _/\_

 

anything