//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Yumi

Pages: 1 2 [3] 4 5
31
Tolong ! / laptop bermasalah
« on: 06 August 2009, 01:34:06 PM »
Kompi wa blkgn ini sering error, tapi wa ga tau penyebabnya di mana.
Udah bolak-balik cekkan ke toko kompi, tapi tetap aja hasilnya sama, ga membaik, teknisi yg service jg ga tau pasti di mana letak permasalahan kompi wa. Tar hari ini udah bawa pulang dr service, besok2nya selang 2-3 hari kumat lagi, macet2 n melambat.

Ini spek kompi wa:
Processor: Intel (R) Pentium (R)  M processor 1.70 GHz
Memory: 502 MB RAM
Page File: 340 MB use, 886 MB available

Gejala2nya spt ini:
1.   wkt dgr mp3, lama2 lagunya macet.
2.   buka apa aja lama, pointer jalannya tersendat2.
3.   wkt kita restart, br mau msk windows nya lamaaaa kali.
4.   dan terakhir kemaren, mati sndiri, trs stlh dihidupin lagi muncul layar hitam dgn tulisan “SMART Failure predicted on Hard Disk 0: ST960812A-(PM)
WARNING: Immediately back-up your data and replace your hard disk drive. A failure may be imminent.
Press F1 to continue.."

Setelah di press F1, muncul sebuah jendela dgn tulisan:
Application Error.
The application failed to initialize properly. (Lalu mati lagi)

Dari hasil pemeriksaan:
1.   wkt wa minta dicek apa memori uda penuh dan perlu ditambah, kata teknisinya, ga ada masalah dgn memori.
2.   virus? udah diinstall ulang semua, tp hasilnya jg tetap sama.
3.   kata teknisi, mgkn disebabkan terlalu panas, tp dia sendiri jg blm yakin, hanya dugaan.
(NB. kipas dlm kompi wa udah rusak, slm 2 thn wa pake, saat kompi nyala selalu pake kipas usb & kipas angin, tp macet2 baru kira2 2 bln ini)

Gimana nih? kompi wa masih bisa dibetulin ga ya?

32
38) Membuat Kehendak Tulus untuk Meminta Maaf dan Membayar Perbuatan Lampau Kita terhadap Orang-orang dengan Pelimpahan Jasa Kebajikan yang Kita Perbuat

Melakukan dan melimpahkan jasa kebajikan yang kita perbuat serta dengan kehendak tulus memberi tahu mereka untuk mengetahui dan menerima kehendak kita yang sebenarnya untuk memohon maaf dan membayar hutang-hutang kita. Melakukan hal tulus tersebut terhadap makhluk-makhluk kasat mata dengan cara demikian bukanlah penipuan ataupun tidak masuk akal, tetapi ia adalah praktek yang benar dan merupakan cara yang efektif untuk membebaskan kita dari genggaman tangan-tangan perbuatan buruk yang sedang menunggu untuk mencengkeram kita. Melakukan kebajikan tanpa mengharapkan hasil bagi diri sendiri adalah berkah tertinggi.

Oleh karena itu, setelah melakukan kebajikan apa pun, kita seharusnya membuka pikiran kita dan melimpahkan jasa kebajikan tersebut kepada semua makhluk di semua alam kehidupan. Lakukanlah dengan tulus ketika melimpahkan jasa dan mohonkanlah maaf atas segala tindakan salah yang pernah dilakukan di masa lampau terhadap mereka.

Juga berterimakasihlah kepada para penolong kita atas pertolongan yang telah kita terima, baik secara langsung maupun tidak langsung. Lakukanlah dengan penuh ketulusan. Lakukanlah dengan perasaan yang lembut dan senang yang terungkapkan melalui kata-kata. Tindakan yang disertai dengan kegembiraan dan ketulusan akan lebih efektif; sebab bukan hanya manusia yang menyukai kelembutan dan kegembiraan yang penuh ketulusan, tetapi juga makhluk-makhluk yang ada di alam-alam berbeda lainnya.


~Betapa Pentingnya Kehidupan Saat Ini – Somdet Phra Ñāna Samvara, Sańgharaja Thailand, pp. 52-53~

33
Seremonial / Hepi Betdei Dot Dot..
« on: 05 July 2009, 01:27:54 AM »
happy 23rd birthday to antidote..  <:-P <:-P <:-P
moga liburan kali ini menyenangkan & penuh makna.. :>-
moga hasil ujian dot dot dpt nilai yg memuaskan.. :D
moga dot dot selalu eling.. (me too)  :-[
[-o< moga apa yg dot dot cita2kan dapat tercapai..
moga seiring usia yg bertambah, dot dot makin maju dlm dhamma.. :lotus:
emm.. semoga apa lagi ya... /:)
wish all the best deh for dot dot >:)< :x :-*

dot, sbg hadiah ultahnya, ini wa kutipkan dikit syair SN (skdr buat renungan). dulu pernah dgr ceramah yg isinya kira2 ampir sama kek ini.
seiring dgn usia khdpn kita yg mulai terbakar, yg kita selamatin keluar adalah yg berguna.. hal2 yg baik dari diri kita segera dikeluarin. :rose:
moga bermanfaat buat dot dot ya..  ;)


136.    “Ketika rumah seseorang terbakar
              Peti yang dibawa keluar
              Adalah yang berguna,
              Bukan yang terbakar di dalam.”

137.   “Maka ketika dunia terbakar
             Oleh [api] usia tua dan kematian,
             Seseorang harus mengeluarkan [kekayaannya] dengan memberi:
             Apa yang diberikan akan terselamatkan dengan baik.”

34
Kafe Jongkok / Lirik Lagu Doraemon Malaysia
« on: 18 June 2009, 05:56:02 PM »
semua udah pada tau SERIAL DORAEMON kan ??
yang ditayangin hari MInggu jam 8 pagi itu...

Gw yakin temen2 tentunya juga udah gak asing sama theme song nya....


Nah.. Ini lirik Versi Originalnya..

Konna koto ii na
dekitara ii na
anna yume konna yume ippai aru kedo

minna minna minna
kanaete kureru
fushigina POKKE de kanaete kureru
sora wo jiyuu ni tobitai na

(hai! takekoputaa!)

AN.. AN.. AN..
tottemo daisuki..
DORAEMON...



Ini diterjemahin ke bahasa Indonesia (Versi Indonesia)

Aku ingin begini, aku ingin begitu..
Aku ingin banyak banyak banyak sekali..
Semua semua semua dapat dikabulkan..
Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib..

la... la... la...
Aku ingin terbang bebas di angkasa..
(hai baling-baling bambu..)

la.. la.. la..
aku sayang sekali DORAEMON....



NIH VERSI MALAY nya.

Pada Suatu hari
Tempat tinggal Nobita
Muncul seekor Makhluk
Berwarna biru muda

Badannya bulat-bulat (Doraemonnya marah nih kalo tau dibilang bulat...)
Suka makan kuih donat (haaahhh... DONAT??)
Bila nampak tikus ia melompat (Makin marah lagi neh doraemon... )

Nobita ketawa sambil berkata:
(“aik?! takut tikus ke?”) ========> apa coba??

Ang! Ang! Ang!
Makhluk itu bernama
DORA-E-MON…


^-^

35
Ikutilah Meditasi Kesehatan Detox dibimbing Suhu Yen Khong,
Lokasi: Hotel Niagara, Prapat.
Tanggal: 21 s.d. 25 Juni '09 (5 hari 4 malam)
Info lanjut hubungi: Yuni - 061 7786 0353


 _/\_

36
Dengan ini diinformasikan bahwa STAB BODHI DHARMA akan segera menyelenggarakan KURSUS ABHIDHAMMA selama 30 jam di kampus STAB BD, Jl. Selam No. 39-41 Medan, dengan pembicara: Prof. Dr. Mehn Tin Mon (Pakar Abhidhamma dari Myanmar) dari tanggal 22 Mei-2 Juni 2009.

Distribusi waktunya: Senin-Jumat (19.00-21.30), Sabtu dan Minggu (17.00-21.30).
Yang serius agar SEGERA mendaftarkan diri kepada sekretaris panitia:
Sdr. Syawaludin (0815 302 4488/ 0852 9676 1979) paling lambat 20 Mei.
Tempat sangat terbatas. Tidak dipungut biaya. Sertifikat akan diberikan.

Mohon rekomendasikan info ini kepada kenalan2 dekat dan berkompeten.
Ini sekaligus merupakan surat undangan resmi. Tq.

37
Teman2.. ada yg punya lirik lagu2 Buddhis karya Bhante Girirakkhito gak? Soalnya uda search di Google tapi gak ketemu2 nih.

Judulnya dari yg saya liat di album Dhammaghosa, a.l.
- Sakkaya Ditthi  :x
- Malam Suci Waisak
- Kami Memuja
- Anicca
- Dukkha
- Anatta

Bagi yang punya, please.. bagi2 dunk..
n kalo ada judul yg lain lagi, minta juga ya liriknya.. Thanks..
  ;D

38
Pengalaman Pribadi / Kisah Brahmana Indra
« on: 06 April 2009, 06:17:34 PM »
KISAH BRAHMANA INDRA

Suatu ketika, setelah rentang waktu yang begitu lama, saat masa hidupnya di alam surga Tavatimsa telah berakhir, Dewa Indra terlahir kembali di alam manusia sebagai seorang Brahmana sakti bernama Indra, keturunan keluarga Anggara. Ia sering menetap di dunia maya, di forum DhammaCitta, sebuah taman milik Raja Sumedho di mana umat Buddha dari berbagai kepercayaan, suku, dan daerah berkumpul untuk belajar Dhamma, bertukar pikiran, serta berbagi pengetahuan dan suka duka kehidupan. Di sana, Brahmana Indra menjabat sebagai salah seorang GM yang bertugas menjaga seluruh kawasan forum.

Brahmana Indra adalah seorang umat Buddha yang taat dalam menjalani kehidupan suci. Ia sangat tulus mengabdikan hidupnya pada Buddha Sasana. Sehari-harinya, ia mempelajari dan melatih Ajaran yang diwariskan Gurunya dengan tekun dan disiplin. Ia juga piawai dalam mengalihbahasakan Ajaran tersebut sehingga banyak umat yang dipermudah memahami dan memetik manfaatnya. Salah satu kesaktiannya, saat ia melakukan pertapaan RAPB di Gunung Parami selama satu tahun penuh, setelah berusaha menyingkirkan keinginan dan belenggu duniawi, akhirnya ia berhasil menembus Tiga Pengetahuan, yakni: RAPB Nana ke satu, ke dua, dan ke tiga. Kemudian, atas dasar welas asihnya agar dapat membangkitkan keyakinan umat terhadap Sang Jalan, ia melakukan Keajaiban Ganda di forum dengan meluncurkan dua proyek DC Press, yaitu: (1) Komentar Anattalakkhana Sutta dan Malukyaputta Sutta dan (2) Digha Nikaya—keduanya telah dikonversi ke dalam bahasa Indonesia.
 
Dikarenakan kedermawanan dan sifatnya yang selalu bertindak memerhatikan kebahagiaan banyak makhluk, Brahmana Indra diberkahi dengan banyak sahabat yang setia dan sayang padanya di mana pun ia berada. Ia memperlakukan dan mendidik putra-putri forum layaknya anak sendiri. Itulah sebabnya, jika sekelompok putra-putri forum ini pergi menjumpai Brahmana Indra, kehadirannya saja sudah memberikan kesenangan kepada mereka. Sewaktu ia berdiskusi kepada mereka, mereka merasa gembira karena mendengarkan ucapannya. Dan mereka masih belum puas jika Brahmana Indra kembali berdiam diri.

Baktinya pada Tiga Permata juga diwujudkan dalam pelayanan yang tulus kepada Sangha. Demikianlah pada suatu hari, Brahmana Indra melakukan kunjungan kembali ke kota asalnya di Tebing Tinggi dalam rangka memperingati hari leluhur bersama ibunda dan sanak saudaranya. Setiba di tempat kediamannya, Brahmana Indra mengundang Yang Mulia Bhikkhu Jinadhammo untuk menerima dana makanan di rumahnya.

Maka pada hari pertama bulan Citta 2552 T.B., bertepatan festival Hindu, di pagi yang sejuk dan indah, di ibu kota Medan, setelah menyelesaikan makan pagi yang didanakan oleh beberapa umat yang datang ke Vihara Borobudur, dua jam sesudahnya, Bhante Jinadhammo memulai perjalanan menuju rumah Brahmana Indra untuk memenuhi undangannya menerima dana makan siang. Lama perjalanan yang ditempuh juga dua jam dan tiba di sana sebelum tengah hari.

Sesampainya Bhante Jinadhammo di tempat tujuan, Brahmana Indra diiringi sanak saudara keluar dari kediamannya menyambut kedatangan beliau dengan penuh hormat. Bagaikan keluarga yang menyambut pulangnya orang tercinta dengan senang hati, begitu juga keceriaan terpancar dari wajah mereka saat bertemu Bhante Jinadhammo. Mereka memberi salam dengan merangkapkan kedua tangan, saling bertukar sapa, dan kemudian mempersilakan Bhante Jinadhammo duduk di tempat yang terhormat. Mereka sendiri juga duduk di tempat yang semestinya.

Saat makanan lezat keras dan lunak telah siap dihidangkan, Brahmana Indra memberitahukan kepada Bhante Jinadhammo bahwa sudah tiba waktunya untuk makan. Lalu ia mengucapkan persembahan kepada Sangha dan memohon Bhante Jinadhammo berkenan menerima persembahan-makanan tersebut. Setelah Bhante Jinadhammo selesai makan, Brahmana Indra beserta seluruh anggota keluarga yang ada di rumahnya berkumpul dan bersujud dengan sikap anjali di hadapan Bhante Jinadhammo dan bersama-sama melakukan pelimpahan jasa kepada para leluhur.

Brahmana Indra dan beberapa sanak saudaranya juga melayani Bhante Jinadhammo secara bergantian menyuguhkan minuman vitamin. Kemudian, saat Bhante Jinadhammo hendak berpamitan, Brahmana Indra melanjutkan dengan mendanakan sebuah rupang Buddha, diikuti pula oleh sanak saudaranya yang bergiliran memberikan berbagai macam dana.

Pada akhir pertemuan itu, semua makhluk yang hadir di sana merasa bahagia dan diliputi sukacita. Ada pula yang merasa tergugah karena baru pertama kali melihat pemandangan religius tersebut dan bertambah keyakinannya. Sifat luhur Brahmana Indra menjadikannya seorang sahabat Dhamma yang layak dipuja dan diteladani.


*
*  *
*


 _/\_
Anumodana pada Ko Indra yang telah mengikutsertakan saya ke dalam pertemuan itu yang secara tidak langsung mendorong saya menyapa dan mengajukan permintaan kepada Eyang. Berada bersama Eyang yang amat baik, walaupun hanya beberapa jam saja membuat hati sangat bahagia. Hari itu merupakan hari yang benar2 menyenangkan. Pengalaman berharga ini akan selalu saya ingat..
 
Semoga sharing ini juga bermanfaat bagi teman-teman di Medan yang berhalangan hadir.


39
Theravada / Kisah Patacara
« on: 23 March 2009, 02:28:05 PM »
Suatu hari di masa sang Buddha masih hidup,

Terdapat seorang anak perempuan cantik bernama Patacara.
Patacara adalah anak perempuan seorang pedagang yang sangat kaya di kota Savatthi. Ketika ia berumur 16 tahun, kedua orangtuanya memingitnya di dalam sebuah menara tujuh lantai, dikepung oleh pengawal untuk mencegahnya berhubungan dengan lelaki muda manapun. Tetapi meskipun telah dijaga sedemikian rupa, dia tetap terlibat asmara dengan seorang pelayan rumahnya.

Ketika orang tuanya merencanakan pernikahannya dengan seorang pemuda yang memiliki status sosial yang sebanding, dia memutuskan untuk kawin lari dengan kekasihnya. Dia meloloskan diri dari dari menara dengan menyamar, kemudian hidup dengan kekasihnya di sebuah desa jauh dari Savatthi. Suaminya itu bertani, dan sang istri harus melakukan semua pekerjaan kasar yang sebelumnya dilakukan oleh pembantu rumahnya.

Ketika dia hamil, dia memohon kepada suaminya untuk mengantarnya kembali ke rumah orangtuanya untuk melahirkan anaknya di sana. Patacara beralasan bahwa ayahanda dan ibundanya selalu memiliki rasa sayang padanya, apalagi kalau dia sudah mempunyai anak. Tetapi suaminya menolak, dengan alasan bahwa orang tua patacara tentu akan mengurung si suami atau malah menyiksanya. Ketika menyadari bahwa suaminya tidak akan meluluskan permintaannya, Patacara memutuskan untuk pergi sendiri. Namun, ketika suaminya menemukan bahwa dia sudah pergi, suaminya mengejarnya dan berusaha membujuknya. Namun Patacara tidak mau mendengarkan suaminya.

Sebelum mereka mencapai Savatthi, Patacara mulai merasakan rasa sakit pra-melahirkan, dan segera anak laki-lakinya lahir. Karena melihat tidak ada alasan lagi untuk melanjutkan perjalanan, mereka kembali dan melanjutkan hidup mereka di desa.

Beberapa waktu kemudian, patacara kembali hamil. Kembali ia memohon suaminya untuk mengantarkannya ke rumah orangtuanya. Kembali sang suami menolak dan kembali Patacara berniat pergi sendiri, dan kali ini dia benar-benar pergi sambil membawa anak tertuanya. Ketika suaminya menyusulnya dan memohon dia agar kembali dengannya ke desa, Patacara tidak mau mendengarkan.

Di tengah perjalanan sebuah badai dahsyat yang menakutkan, dengan petir dan kilat bertalu-talu, hujan yang lebat turun. Saat demikian, ia merasakan rasa sakit kembali sebelum melahirkan, dan dia meminta suaminya untuk mencarikan tempat buat berteduh.

Sang suami pergi mencari tempat berteduh, dan dia berniat memotong beberapa dahan pohon untuk dijadikan alas. Saat itu, seekor ular beracun menggigitnya dan seketika itu ia meninggal dunia. Patacara terus menunggu suaminya dengan sia-sia, dan setelah menderita rasa sakit akibat mau melahirkan, anak laki-laki keduanya pun lahir. Kedua anaknya terus menjerit dan menangis sekuat-kuatnya karena takut dengan badai, maka ibu mereka terus melindungi kedua anaknya dengan tubuhnya semalam suntuk.

Paginya, Patacara menaruh bayi yang baru lahir di pangkuannya, lalu menggandeng anaknya yang lebih tua dan berjalan mengikuti rute yang kemarin ditempuh suaminya. Katanya, "Ayo anak-anakku, ayah kalian sudah meninggalkan kita." Lalu setelah beberapa langkah, dia menemukan bahwa suaminya telah meninggal dunia, jasadnya terbaring di tanah pun telah kaku. Patacara menangis dan berduka sekali,dan ia menyalahkan dirinya sendiri atas kematian suaminya. 

Ia meneruskan perjalanannya ke rumah orangtuanya, namun ketika ia mencapai tepi sungai Aciravati, dia melihat sungai itu meluap sampai setinggi pinggang karena hujan. Dia terlalu lelah untuk mengarungi sungai dengan membawa kedua orang anaknya, jadi dia meninggalkan anak sulungnya di tepian sementara dia membawa bayinya ke seberang. Kemudian dia kembali untuk membawa yang sulung untuk menyeberangi sungai. Tapi, ketika dia berada di tengah sungai, seekor elang melihat bayi yang baru lahir di seberang dan menyangkanya sebagai sepotong daging. Elang itu menyambar dan meskipun Patacara menjerit-jerit, sang bayi yang baru lahir dibawa terbang oleh elang tersebut. 

Sang anak sulung yang melihat ibundanya berada di tengah sungai dan mendengar teriakannya, menyangka bahwa ibunya memanggil-manggil dia. Jadi anak sulung tadi menyusulnya dan segera dia terbawa hanyut oleh arus yang kuat.

Patacara yang menangis dan sangat berduka akhirnya melanjutkan perjalanannya, setengah gila karena tiga tragedi berturut-turut yang menimpanya hanya dalam satu hari. Ketika dia sudah dekat dengan Savatthi, dia bertemu dengan seorang pengembara yang baru saja datang dari kota itu.  Dia menanyakan mengenai keluarganya kepada sang pengembara namun pada awalnya sang pengembara menolak menjawab. Karena dia terus memaksa, akhirnya sang pengembara baru menjawab bahwa bencana telah menimpa keluarganya. Rumah keluarganya runtuh terkena badai, kedua orangtuanya tewas, begitu juga saudara-saudaranya, dan upacara kremasi mereka sedang berlangsung.

Ketika dia mendengar hal itu, semua akal sehatnya melayang, karena kedukaannya terlalu banyak untuk bisa ia pikul. Dia menyobek-nyobek pakaiannya, mengembara ke sana kemari sambil menangis dan berduka, tidak mengetahui apa yang sedang ia lakukan dan ke mana dia pergi. orang-orang melemparinya dengan batu dan mengusirnya dari tempat ia berada.

Pada saat sang Buddha sedang tinggal di Hutan Jeta, di vihara Anathapindika, dia melihat Patacara mendekatinya dari jauh. Para umat saat itu sedang berkumpul, namun sang Buddha menyuruh para murid-muridnya untuk membiarkan dia masuk dan mendekatinya.

Ketika dia mendekati sang Buddha, melalui kemampuan batin sang Buddha, Patacara akhirnya tersadarkan dari kegilaannya. Dia juga menyadari bahwa dia dalam keadaan tanpa busana, dan dia segera berjongkok di lantai karena malu.

Salah seorang dari umat awam melemparkan padanya sebuah jubah yang dipakainya untuk menutupi dirinya, lalu dia berlutut di kaki sang Buddha, kemudian dia menceritakan tragedi dan kemalangan yang menimpanya.

Sang Buddha mendengarkannya dengan penuh kasih lalu menjelaskan kepadanya bahwa semua pengalamannya yang menyakitkan, yang telah dilaluinya itu hanyalah bagaikan setetes kecil air di lautan ketidak-kekalan, dimana semua mahluk didalamnya terhanyut karena mereka terikat dengan hal-hal yang muncul dan lenyap. Sang Buddha berkata bahwa Patacara melalui berbagai macam kehidupannya, telah menangisi kehilangan objek-objek yang disayanginya dan jika air matanya dikumpulkan maka air itu bisa memenuhi empat samudra.

Sang Buddha berkata
Sangat sedikit air dalam empat samudera,
Dibandingkan air mata yang manusia teteskan,
Oleh kedukaan yang menimpa dan oleh kesusahan,
Perempuan, kenapa kamu tetap tidak memerhatikan hal ini?


Pengajaran ini menembus pikiran dan batin Patacara begitu dalam sehingga saat itu dia menyadari ketidakkekalan semua hal yang terkondisi.  Ketika Sang Buddha selesai mengajar, Patacara telah mencapai tahapan Sotapatti.

Dia diterima menjadi murid sang Buddha dan sejak saat itu ia terus giat berlatih. Suatu hari, ketika dia sedang mengambil air, dia memerhatikan aliran air yang jatuh. Ada aliran yang lebih pendek, ada yang panjang, dan ada yang lebih panjang.
Sudah cukup baginya untuk melihat melalui aliran itu, untuk menyadari mengenai eksistensi, di mana kehidupan yang panjang atau pendek dalam lautan nafsu keinginan. Ada yang hidup lebih pendek darinya, seperti anaknya dan suaminya; ada yang hidup lebih lama darinya; seperti orang tuanya dulu.... Tetapi semuanya melalui perubahan yang konstan, dalam sebuah arus yang muncul dan hilang tanpa akhir. Proses pemikiran ini memberikannya inspirasi dan membuatnya mencapai tahapan terakhir di malam berikutnya.

Patacara Theri adalah salah satu Bhikkhuni utama, siswi sang Buddha yang dikatakan oleh Sang Buddha sebagai Penjaga Vinaya (atau Peraturan Sangha Bhikkhuni); sedangkan di Bhikkhu Sangha, yang memiliki tugas ini adalah Upali Thera.

40
Theravada / Apakah Sanghika-Dana itu?
« on: 11 March 2009, 11:11:15 AM »
Posted by: "peter" lariscom [at] mdn.centrin.net.id   lariscom_peter
Mon Mar 9, 2009 7:51 pm (PDT)


Sanghika-dana (Dana untuk Sangha)

Istilah Pali sanghika-dana berarti memberikan derma berupa 4 kebutuhan pokok kepada Sangha. Misalnya saja Anda mendermakan satu Kyats (mata uang Myanmar) kepada suatu perkumpulan, seluruh anggota, kaya atau miskin, berkah atas satu Kyats itu.

Demikian pula, jika Anda mendermakan satu mangkuk makanan atau satu perangkat jubah kepada Sangha, semua anggota Sangha berhak atas derma tersebut. Anda tidak perlu keliling dunia untuk berderma kepada Sangha.

Memberikan derma kepada salah satu anggota atas nama Sangha secara otomatis termasuk sanghika-dana. Semua anggota Sangha berhak atas dana tersebut. Mereka dapat membaginya di antara para anggota.


Bagaimana Memproyeksikan Niat Baik

Dalam memberikan sanghika-dana, pikiran penderma harus diarahkan kepada Sangha secara umum.
Meskipun Anda menguncar "Sanghassa demi" (saya memberikannya kepada Sangha), jika Anda memikirkan salah satu bhikkhu atau salah satu vihara tertentu, pemberian anda tidak dapat digolongkan dalam sanghika-dana. Mempersembahkan derma makanan kepada bhikkhu mana pun secara harian atau kepada salah satu bhikkhu yg ditunjuk oleh Sangha digolongkan sebagai sanghika-dana, hanya ketika pikiran penderma betul-betul tertuju kepada keseluruhan Sangha.


Sikap Mental Saat Memberikan Dana Makanan

Seorang umat yg berbudi, yang terberkahi dengan keyakinan besar kepada Buddha, yang berharap untuk meningkatnya kelestarian ajaran Buddha dan bertahannya Sangha yang baik, bertanggung jawab, dan menjaga kemurnian Sasana, haruslah mendukung komunitas Sangha dengan memberikan kebutuhan pokok secara teratur kepada anggota Sangha.

Namun jika derma sudah siap untuk diserahkan, dia harus menyingkirkan kemelekatan seperti: "Ini untuk bhikkhu saya; ini bhikkhu yang saya hormati." Sebaliknya dia harus memusatkan perhatiannya kepada seluruh Sangha saat memberikan derma dengan mengucapkan: "Sanghassa demi. Sanghassa demi." (Saya memberikannya kepada Sangha. Saya memberikannya kepada Sangha.)" Jika kegiatan dana dilakukan dengan cara demikian, derma menjadi sanghika-dana sejati.


Undangan Makan Bisa Menjadi Sanghika-dana

Seorang penderma bisa menawarkan undangan kepada bhikkhu yang bertanggung jawab dengan berkata: "Bhante, saya berniat untuk memberikan dana makanan di rumah saya besok pagi pukul 6.00 pagi. Mohon kiranya Bhante mengutus salah satu (atau dua, tiga, atau seperlunya) Bhikkhu untuk menerima dana.""
(Seseorang tidak semestinya meyebutkan: "Termasuk Anda sendiri," atau "Termasuk kepala bhikkhu," dalam mengundang).

Sementara mempersiapkan derma makanan untuk hari berikutnya, pikiran harus diarahkan kepada seluruh anggota Sangha, bukan pada salah satu bhikkhu tertentu dari vihara tertentu, dan berulang-ulang menguncarkan: "Sanghassa-demi."

Ketika salah satu bhikkhu datang keesokan paginya untuk memenuhi undangan tersebut, seseorang tidak perlu merasa kecewa jika bhikkhu penerimanya tidak berkedudukan tinggi atau tidak terkenal.

Dia harus mengingatkan diri sendiri: "Derma ini tidak dibuat khusus untuk dia semata, tetapi untuk keseluruhan Sangha," lantas serahkan derma tersebut dengan penuh rasa hormat.

Jika yang datang untuk menerima derma adalah kepala bhikkhu sendiri, penderma juga tidak seharusnya merasa gembira yang meluap, dia harus mengingatkan diri sendiri bahwa derma yang dibuat bukan untuk kepala bhikkhu saja, melainkan untuk keseluruhan Sangha, dan dia adalah salah satu anggotanya.

Begitulah, ketika pikiran seseorang tertuju pada Sangha secara keseluruhan, derma yang dibuat untuk salah satu bhikkhu yang ditunjuk oleh Sangha dapat terhitung sebagai sanghika-dana, derma kepada seluruh Sangha.


Niat Baik Penderma

Suatu ketika ada seorang bhikkhu yang tidak disukai oleh kebanyakan umat dan penderma karena kelakuannya yang tidak bermoral. Suatu ketika seorang penderma mengundang Sangha untuk menerima dana, Sangha mengutus bhikkhu tersebut untuk menghadiri undangan penderma itu.

Bagaimanapun juga, penderma itu tidak merasa kecewa; dia memusatkan perhatiannya kepada Sangha, dengan penuh hormat dia mempersembahkan makanan dan kebutuhan pokok lainnya kepada bhikkhu itu.

Adalah Buddha sendiri, mencuci kakinya ketika datang, mempersilakan duduk di tempat harum di bawah kanopi. Karena pikiran penderma itu tertuju penuh kepada seluruh pesamuan, dana yang dibuatnya tergolong sanghika-dana yang mulia, sekalipun penerimanya adalah bhikkhu yang tidak baik.

Mari kita simak kelanjutannya. Menyaksikan penghormatan yang diterimanya dari sang penderma, seperti disebutkan di atas, bhikkhu itu merasa mendapatkan dermawan yang berbakti kepadanya. Pada sore harinya, bhikkhu itu ingin melakukan suatu perbaikan di viharanya, lalu dia pergi ke pendermanya untuk meminjam sebuah cangkul. Kali ini sang penderma memperlakukannya dengan tidak hormat. Dia menyorongkan cangkul dengan kakinya dan berkata dengan kasar, "Nih!"

Tetangganya menanyakan kepadanya mengenai dua perlakuan yang berbeda yang telah dilakukannya kepada bhikkhu tersebut. Penderma itu menjawab bahwa pada pagi hari hormatnya tertuju kepada seluruh Sangha dan bukan untuk salah satu bhikkhu tertentu.

Dia bersikap kasar pada sore hari karena, katanya secara individu bhikkhu tersebut tidak layak menerima penghormatan. Pelajaran yang dapat dipetik, Anda harus memproyeksikan pikiran kepada Sangha secara keseluruhan agar derma Anda dapat digolongkan sebagai sanghika-dana.



Dikutip dari Buku: Abhidhamma Sehari-hari

Penulis : Ashin Janakabhivamsa

Judul Asli : Abhidhamma in Daily Life

Yayasan Penerbit Karaniya

http://www.karaniya .com

http://www.infodham ma.blogspot. com

[Non-text portions of this message have been removed]

41
Kesehatan / FW: YLKI: Awas, Bear Brand Mengandung Melamin
« on: 05 March 2009, 05:12:16 PM »
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/03/04/12534586/ylki.awas.bear.brand.mengandung.melamin.

Rabu, 4 Maret 2009 | 12:53 WIB

JAKARTA, RABU — Warga Jakarta sudah sepatutnya waspada dan berhati-hati menyusul penemuan Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) yang terbaru. Bagaimana tidak? Makanan mengandung melamin yang sempat mencuat dan menjadi isu internasional kini ditemukan lagi di Jakarta.

Salah satu merek yang cukup terkenal yang dinyatakan mengandung bahan berbaya ini adalah Nestle Bear Brand Sterilized Low Fat Milk atau masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan susu beruang. Nestle Bear Brand Sterilized Low Fat Milk ini merupakan produksi F&N Dairies Thailand.

Tidak itu saja, susu beruang merupakan salah satu dari 10 temuan terbaru YLKI yang dirilis kepada publik pada Rabu (4/3). Sembilan produk makanan lain yang mengandung melamin adalah Kino Bear cokelat krispi, Yake Assorted Candies permen cokelat berbentuk panjang, F & N susu kental manis, Tirol Choco Mix permen, Dutch Mill yoghurt, Pura Low Fat UHT Milk Beverage, Crown Lonk biskuit rasa cokelat, Fan Fun biskuit, dan Yake Assorted Candies permen cokelat berbentuk lonjong lentur.

Produk-produk tersebut, menurut Huzna, didapatkan di beberapa tempat yang kerap disebut sebagai pintu masuk barang-barang impor. Lokasi tersebut adalah supermarket dan toko di Cempaka Mas, Mangga Dua, dan Kelapa Gading.

"Penyelidikan terhadap produk tersebut merupakan tanggapan dari pertanyaan masyarakat," kata Ketua YLKI Huzna Zahir di Jakarta.

Atas dasar itulah, kata Huzna, YLKI bekerja sama dengan Laboratorium Afiliasi Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (LADK-FMIPA-UI) melakukan mengujian terhadap 28 sampel merek. "Dalam penelitian kami menggunakan metode high performance liquid chromatography," ungkap Direktur LADK-FMIPA-UI Sunardi pada kesempatan yang sama.

Metode dengan UV detektor ini memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari komponen-komponen padat dalam suatu campuran.


42
Seremonial / Happy Birthday Ko Fabian..
« on: 04 March 2009, 02:56:19 PM »
Happy Birthday, ko fabian...

<:-P Wish u all the best.. <:-P

>:)< :x :-*

43
 _/\_

Mari bantu, dukung, dan berpartisipasi dalam pembangunan UPOSATHAGARA pertama di Pulau SUMATERA, yaitu tempat penahbisan bhikkhu Theravada yg akan diresmikan pd tgl 18/19/20/21 Juni ’09 di Vihara Saddhavana-Sidikalang.

Dana (IKHLAS dan SUKARELA) dapat ditransfer ke rekening:

a.n. YAYASAN BUDDHA INDONESIA
BANK ARTHA GRAHA-MEDAN
a/c 0731208883

utk konfirmasi dana dan info lebih lanjut, hub:
Pak TAMRIN (0811 6008 33 / 061-7702 0133)


 :lotus:

44
Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis / Info meditasi (Medan)
« on: 27 February 2009, 12:06:53 PM »
Info: meditasi yg dibimbing oleh B. Dharmasurya Bhumi

akan diadakan tgl 27, 28 Feb '09 dan 9 s.d. 11 Mar '09.

Pagi jam 7.30 dan malam jam 19.00

di Vihara Mettayana (Komp. Multatuli Indah) Medan.


 _/\_

45
Buddhisme untuk Pemula / 10 Jasa Baik (Dasa Punnakiriyavatthu)
« on: 23 February 2009, 05:41:52 PM »
Punya – Merit – Jasa Baik

Mayoritas umat Buddha menyalah artikan jasa baik, yakni menganggap bahwa berbuat jasa baik hanya dapat melalui pemberian dana makanan, uang, empat kebutuhan pokok para bhikkhu, dan berbagai barang lainnya untuk para bhikkhu.

Jasa baik adalah pembersihan, yakni membersihkan diri dari kekotoran-kekotoran yang mencakup keserakahan, kemarahan, dan kegelapan batin.

Menurut Tipitaka, ada 3 cara untuk melakukan jasa baik:
1.   Berdana
2.   Melatih sila
3.   Melatih pengembangan batin

1.  Dana mencakup pemberian yang disebut sebelumnya, seperti pemberian dana makanan, uang, atau berbagai barang kepada para bhikkhu.
Ini dianggap sebagai dana yang merupakan cara untuk berbuat jasa baik.
Tetapi ada beberapa pemberian yang tak berjasa baik seperti alkohol, hiburan, dan barang-barang untuk kesenangan. 

2.  Sila adalah penghindaran diri dari perbuatan jahat melalui tindakan maupun perkataan.  Untuk umat awam ada lima sila dan delapan sila.

3.  Bhavana adalah metode pelatihan pikiran dengan cara SAMATHA atau cara VIPASSANA.   Meditasi SAMATHA mengistirahatkan pikiran.  Meditasi VIPASSANA adalah metode untuk melatih pikiran supaya waspada akan badan dan aktifitas-aktifitas mental.

Melampaui TIPITAKA dan menurut komentar, ada tujuh cara lain, mulai dari nomor empat di bawah

4.   APACAYANA-PENGHORMATAN: Memberikan penghormatan kepada ia yang patut dihormati

5.   Veyyavacca: Pengabdian

6.   Pattidana: Pelimpahan jasa

7.   Pattanumodana  Contohnya: bersenang atas jasa baik orang dengan sekedar mengatakan SADHU

8.   DHAMMASSAVANA: Mendengarkan Dhamma ajaran yang sejati baik secara langsung maupun melalui berbagai media

9.   DHAMMADESANA: Khotbah Dhamma dan istruksi moral

10. DITTHUJUKAMMA:Meluruskan pandangan seseorang atau membentuk pandangan yang benar

10 cara untuk melakukan jasa baik kadang disebut sebagai PUNYAKIRIYAVATDHU
Seseorang dapat melihat bahwa hanya cara pertama saja yang memerlukan uang, yang lainnya tidak.
Mengetahui hal ini, apakah anda telah melakukan jasa baik hari ini?

Menolong dalam menyebarkan media ini juga termasuk melakukan jasa baik.
Seperti yang dikatakan oleh Sang Buddha: “Berdana ajaran kebenaran melampaui segala jenis dana”


________________________________________________________________________________

The majority of Buddhist gets it wrong regarding merit, thinking that making merits is simply alms foods giving, giving wealth, the four requisites, giving various items to a monk society.

Punya means to clean, as in self purifying, rinsing away the uncleanliness which consists of greed, anger and ignorance.

According to the TIPITAKA there are three ways of making merits:
1.   Generosity,
2.   Morality,
3.   BHAVANA.

1.   Generosity  consists of giving as mentioned earlier, such as alms food giving, giving wealth or giving
various items to the community of ordained individuals.
This is considered as donations which are ways of making merit.
However some giving is unmeritorious such as alcohol, entertainment, and things for pleasure.

2. SILA is the non-doing of evil acts by body functions as well as by verbal actions.
For householders there are the Five Precepts and the Eight Precepts.

3. BHAVANA  is a mind training method by SAMATHA way or VIPASSANA way.
SAMATHA Meditation is to give the mind a rest.
VIPASSANA meditation is a method of training the mind to be alert of the body and mental activities.

Beyond the TIPITAKA and according to the commentary, there are seven additional ways, starting with number four below
4. APACAYANA – REVERENCE showing reverence towards a deserving one.
5. Veyyavacca   Service rendering.
6. Pattidana  Transference of merit.
7. Pattanumodana  Rejoicing in others’ merit  by simply saying SADHU for example.
8. DHAMMASSAVANA  Listening to Dhamma, right teaching directly or through various medias.
9. DHAMMADESANA   Dhamma preaching, moral instructing.
10. DITTHUJUKAMMA  Straightening one’s views or forming the correct ones.

Ten ways of making merit is sometimes called PUNYAKIRIYAVATDHU 10. 
One can see that only the first way requires the use of wealth, the rest does not.
Knowing so, have you performed merit making today?

Help in propagating this media is also considered as making merit. 
As the Lord Buddha’s saying goes : “The gift of truth excels all other gifts”.

Pages: 1 2 [3] 4 5
anything