//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Suchamda

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 38
31
Rekan-rekan,

Selama ini saya hanya mengamati diskusi ini. Saya adalah seorang pemula yang hanya mengerti sangat sedikit tentang Dhamma. Saya menjadi bingung. Apakah yang sebenarnya dipermasalahkan disini? Tidakkah kita seperti dua orang buta yang memegang seekor gajah pada bagian yang berbeda kemudian berdebat tentang bentuk gajah sebenarnya? Mohon maaf sebelumnya

Saran saya, supaya anda tidak salah persepsi dan kemudian memberi komentar yang tidak relevan.
Silakan pelajari dulu baik2 debat kusir ini dari awal.
Debat kusir ini berawal dari diskusi di topik :
- Menurut Pak Hud apakah 8JMB perlu buat pembebasan http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3718.0
- Abhidhamma dan Vipassana
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3803.0

Debat ini berawal dari orang2 yang mempertanyakan apakah MMD sesuai dengan agama Buddha Theravada. Tapi dalam proses debat selanjutnya, banyak terjadi flame dan sindir-menyindir.

Kalau anda hendak berkomentar, ada baiknya memahami dulu duduk persoalannya. Termasuk pula menyelidiki dulu makanan apakah MMD itu. Bisa dibaca di thread MMD :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2355.0

IMHO, saya sarankan anda untuk diam saja, supaya tidak menambah keributan.

32
Siapakah yang masih pake topeng :))

Kok masih bertanya begitu, apa masih belum nangkap juga apa pelajarannya???

Tidak perlu mempermasalahkan siapa yg memakai topeng. Mungkin saya, mungkin anda, dan juga mungkin semua peserta di milis ini. Buat apa menunjuk hidung orang lain???
Intinya saya cuman ingin kembali memunculkan 'cermin' itu buat orang banyak, dan menambahi komentar anda di awal yaitu menyampaikan bermudita citta bila ada orang yg berusaha untuk tidak munapik. Karena hal itu benar2 indah. Itu merupakan suatu awal langkah yg bagus.

Jadi, bukan untuk menyindir anda, walaupun kemungkinan tersebut saya sadari tak terelakkan. Tapi itu langkah saya utk membuka dialog ini dengan mempertimbankan reaksi2 yg mungkin muncul. Yaitu : bahwa kalau anda tersinggung, anda tidak perlu mencari kambing hitam. Mengapa Buddhist tampaknya khawatir sekali bila penampilannya tampak tersinggung? Menurut saya tersinggung adalah hal yg wajar2 saja. Dan itu bisa dikomunikasikan dengan bicara baik2 toh? Tapi bukan kemudian mencari dalih-dalih pembenaran diri (bahkan kadang2 dengan ayat2 sutta) atau lebih parah lagi bersandiwara-alim padahal menggigit. Itulah pesan dari foto karikatural yg saya buat.

Mencoba utk tidak munafik adalah hal yang bagus. Tetapi setelah itu, jangan kaget melihat kenyataan yang ada. Itulah wajah asli kita.
Jangan kemudian "Buruk muka cermin dibelah", atau menjadi marah kemudian menyalahkan orang/pihak lain dengan dalih yang macam-macam bahkan kemudian karena kesal melakukan "Melempar batu sembunyi tangan" sekedar utk melemparkan kesalahan pada orang/pihak lain.

Di forum ini, banyak saya lihat, orang (A) yang menyindir secara halus, tapi manakala sindirannya itu dipatahkan oleh si B dan dieksplisitkan 'wajah aslinya', mereka jadi tersinggung dan kemudian malah menyalahkan si B seakan-akan sebagai si pembuat keonaran.

Kemudian ada juga kejadian dimana si A sebagai penggugat menantang untuk beradu teori. Manakala dia pada akhirnya tidak berkutik menghadapi si B (defender), si A kemudian menjadi marah dan menggunakan penyerangan pribadi, atau sindiran-sindiran atau menyalahkan si B sebagai orang yang egonya kuat (egois) dsb. Ini konyol sekali. Salah atau kalah berargumentasi ya akui saja secara jantan, dan artinya harus belajar lagi. Dan berterimakasihlah kepada yg sudah bersabar utk menjelaskan.

Kita belajar Buddhism kan bukan untuk adu tampil alim-aliman bukan? Tapi untuk belajar. So, gunakanlah setiap event utk belajar. Dan itu perlu sikap sportif dan jantan.

33


Ci Luk Baaaaaaa.........I am the REAL True Buddhist!!! :))


Walaupun topengku alim tak bergigi,
tapi aku masih punya gigi untuk menggigit lho...
;D

Sekedar untuk mengingatkan kembali. Indahnya membuka topeng. ;D

34
Tidak relevannya dimana? Apakah anda pernah mempelajari Krishnamurti ?
Apakah karena Krishnamurti tidak berlabel Buddhism lantas serta merta tidak layak untuk dibicarakan di forum Buddhis? Bukankah ini mentalitas fundamentalis radikal yg sempit?
Saya lihat lama-lama anda memang memiliki sifat ala Taliban. Mau jihad ala Buddhis?
Bagaimana dengan junk dan sampah yang seharusnya juga tidak layak untuk dibicarakan di forum buddhis?

Saya tidk peduli siapa itu Krishnamurti, saya pernah membaca mahabharata, mungkinkah itu krishna yg sama? saya tau mengenai Krishnamurti justru dari forum ini, tadinya saya pikir Krishnamurti juga mengajarkan Buddhism, tapi ternyata saya mendapat konfirmasi bahwa krishnamurti berada di luar konsep Buddhist, statement inlah yang menyebabkan reply saya itu.

Ajaran agama lainnya juga relevan dengan Buddhism, jika kita melihat dari aspek ajaran kebaikan, tapi tujuan dari polling itu bukanlah relevansi dalam hal ini.

untuk Junk dan sampah, saya setuju dengan anda, dan oknumnya juga setau saya seringkali mendapat teguran dari moderator, mungkin kalau teguran masih tidak mempan, moderator akan mengambil tindakan, tapi itu OOT, bukan urusan saya dan anda. saya malah menilai (ya, saya punya kemampuan menilai) bahwa andalah yang sedang berjihad, dengan komentar-komentar ala preman anda.



Krishnamurti = Krishna dalam Mahabharata??   ;D :))
Sudah, tak perlu dibahas.
Intinya saya cuman minta : Kalau berbicara , berbicaralah atas sesuatu yang kamu ketahui. Berbicara tanpa mengetahui dengan pasti apa yg dibicarakan, apalagi dalam forum diskusi, itu adalah tindakan tidak bertanggungjawab. Apalagi terkesan 'menghasut' orang banyak. Sekedar info dari apa yg pernah saya baca: Di jaman dahulu dalam tradisi India, apabila seorang murid berbicara sesuatu yang ia tidak bisa pertanggungjawabkan, boleh dihukum dengan potong jari.

Saya rasa permasalahan GRP di forum ini sudah jelas. Banyak orang yang tidak tahu caranya berdiskusi/ berdebat secara beradab. Saya mengomentari banyak hal krn ingin memberikan edukasi, krn saya merasa ingin berdana pendidikan keberadaban. Banyak pemikiran2 keliru dan waham2 yang secara tidak langsung tidak boleh dikritik krn dianggap menyerang pribadi. Ya silakan saja. Tapi saya merasa bhw diskusi dengan anda sudah cukup dan tidak ada manfaatnya dilanjutkan.

35
Sdr. Suchamda.

Saya tentu saja ingin melanjutkan diskusi ini. jika anda meminta penjelasan, saya akan menjelaskan, tapi dengn kalimat-kalimat yang anda lontarkan, saya merasa terintimidasi. jadi maaf, saya tidak mau melayani, paling2 saya akan dikatakan "LEMPAR TANGAN SEMBUNYI BATU".   _/\_

Ya , saya cuman minta penjelasan. Apakah anda sudah memahami Krishnamurti?
Dan apakah yang anda pahami tentang Krishnamurti sampai anda mengatakan tidak relevan dibahas di forum buddhist?
Pertanggungjawabkanlah saja pernyataan anda sebelumnya, sehingga kata2 yg bersifat intimidasi itu akan saya tarik kembali. Tapi kalau anda tidak menjawab, berarti benarlah dugaan saya, bahwa anda membaca sekalipun tentang Krishnamurti pun tidak, apalagi mengerti, tapi berani memvonis tidak relevan. bukankah begitu duduk persoalan yg sebenarnya?

36
Ini posting lama yang belum saya tanggapi:

Quote
Apakah J.krisnamurti adalah arahat?

Terserah Anda mempersoalkan apakah Krishnamurti arahat, pacceka-buddha, atau samma-sambuddha ... yang jelas dia sudah keluar dari konteks konsep-konsep Buddhis.


Karena statement ini menyatakan bahwa Krishnamurti berada di luar konteks konsep Buddhis, maka Krishnamurti DAN ajarannya tentunya tidak "relevan" kita diskusikan di sini, mengingat ini adalah forum Buddhis.

Tidak relevannya dimana? Apakah anda pernah mempelajari Krishnamurti ?
Apakah karena Krishnamurti tidak berlabel Buddhism lantas serta merta tidak layak untuk dibicarakan di forum Buddhis? Bukankah ini mentalitas fundamentalis radikal yg sempit?
Saya lihat lama-lama anda memang memiliki sifat ala Taliban. Mau jihad ala Buddhis?
Bagaimana dengan junk dan sampah yang seharusnya juga tidak layak untuk dibicarakan di forum buddhis?

37
saya menerapkan Logika,
"bukan murid siapapun", "Buddha" termasuk dalam himpunan "Siapapun"
maka "bukan murid siapapun" => pasti juga "bukan murid Buddha"
demikialah saya pernah berhasil lulus ujian karena Logika seperti ini.
 

Anda salah karena logika anda terpatok hanya pada kata-kata.
Kalau anda menyimak jawaban2 Riky sebelumnya, tentu bisa melihat bahwa apa yang dimaksud oleh Riky adalah bahwa ia tidak mau membebek pada seorang guru secara dogmatis. Ia mau mencari kebenaran dari manapun berasal. Dia berpandangan bahwa Dharma itu ada dimana-mana, bukan harus didikte oleh satu orang / pihak.

Saran kpd anda, kalau anda tidak tahu atau baru saja membaca sekilas komentar2 Riky, ada baiknya anda dahului dengan sikap mempertanyakan! Mempertanyakan apa yang Riky maksudkan sebagai " bukan murid siapapun", BUKAN keburu ngejudge.

Anda mencoba menggunakan logika, tapi tidak logis dalam prosedur utk menyimpulkan sesuatu.

38
saya memutuskan apa bang?
keputusan apa yang dimaksud nih?
saya cuma salah satu member yang punya hak dan kewajiban yang sama dengan anda. saya sama sekali bukan pembuat keputusan. mungkin anda terlalu banyak minum Sdr. Suchamda.

Saya mengundang rekan-rekan untuk berpartisipasi dalam Polling yang saya adakan, dan saya tidak memaksa siapapun untuk berpartisipasi dalam polling ini, kalo Sdr. Suchamda menjawab Polling ini, apakah itu atas paksaan saya? dan kebetulan untuk kebutuhan saya pribadi, saya memang tidak memerlukan penjelasan apapun. Polling ini kan hanya salah satu alat dalam pengumpulan data sesuai ilmu statistik.

Apakah yang anda ketahui tentang statistik?
Kalau menurut ilmu statistik, maka dalam suatu survey harus ditentukan terlebih dahulu metode apa yang akan diambil dan kemudian harus disesuaikan dengan jumlah sampel minimal yang diperlukan.
Disamping itu, sampel juga harus random.

Saya ingatkan, anda kembali menyisipkan penyerangan pribadi kepada saya dengan mengatakan saya kebanyakan minum.



39
Wah2...:o
Jadi jawaban2 itu tidak butuh alasan ya...
Jadi jika saya bilang saya bukan murid siapa2 ,kenapa anda menjudge kalimat saya?
Jadi pemilu itu tidak butuh alasan ya,cuma sekedar coblos siapa presiden saja tidak perlu tahu alasannya?(Jelas thread ini hanya SAMPAH karena pembuatnya juga "SAMPAH",kenapa saya bilang begitu?Lihat saja semua posting dia dithread ini selalu MEMBENARKAN DIRI dan BERKATA BUKAN SALAHKU...)
Hebat banget cara anda "berkelit"? tapi bagi saya malahan terlihat "bodoh"
Jadi yang dibawah ini tulisan anda ini apa ya? :))
Thread ini memang SAMPAH dan Riky berlumuran dalam sampah, ayo mandi yang bersih... ini bukan ngusir loh.


Nah, inilah contoh (maaf, sbg contoh saja, banyak yg lainnya) posting yg ngejunk dan menyerang pribadi.
Mana argumen anda atas pertanyaan Riky?
1. Apakah jawaban itu tidak membutuhkan alasan?
Harusnya anda jawab , misalnya : ya/tidak, karena.............
2. Anda belum menjelaskan kepada Riky kenapa anda menjudge dia?

Alih-alih menjawab dengan pertanggungjawaban atau argumen, anda malah menyerang pribadi seseorang dengan jawaban yang ngejunk. Apa relevansi komentar anda tersebut dengan pertanyaan Riky?

Pertanyaan saya ini tidak perlu dijawab.
Saya cuman mau memberikan contoh kpd pembaca disini contoh komentar yg ngejunk dan menyerang pribadi tanpa memberi argumen sama sekali.

40
Sebenarnya kan saya cuma tanya apakah MMD sesuai/tidak sesuai dengan Buddhisme Theravada, saya cuma membutuhkan jawaban "sesuai" atau "tidak sesuai", saya bahkan tidak minta penjelasan, kok. jadi bukan salahku dong. istilahnya "LEMPAR TANGAN SEMBUNYI BATU" :))

Bang!
Apakah MMD itu sesuai atau tidak sesuai dengan agama Buddha itu bukan semata-mata dari pengakuan, ataupun juga bukan dari polling, ataupun juga dari debat kusir.

Untuk memahami apakah MMD itu sesuai atau tidak dengan Dharma Sang Buddha, kita memerlukan penelitian yang jauh lebih meluas dan mendalam dari berbagai aspeknya. Kita perlu mendiskusikan terlebih dahulu, misalnya :
- Apakah pengertian Dharma , baik dalam MMD maupun Theravada sama?
- Apakah memang benar Tipitaka itu sudah banyak mengandung sisipan dan pengubahan?
- Apakah benar Abhidhamma itu benar-benar perkataan Sang Buddha?
- Apa makna esensial dari 8JMB?
- Bagaimanakah prosedur pelatihan MMD itu sendiri?
- Asumsi-asumsi apakah yang digunakan oleh MMD untuk dicari landasan referensi suttanya?
- Apakah batasan ajaran Sang Buddha hanya dibatasi dalam suatu sekte tertentu?
- Apakah esensi dari pencerahan?
dll, dll, dll, dll, dll, dll, dllllll.......................

Hanya bila kita telah mendiskusikan hal2 tersebut diatas, barulah kita bisa menyimpulkan atau menilai apakah MMD sesuai dengan ajaran Buddha atau tidak. Atau lebih spesifik lagi, sesuai dengan ajaran Theravada atau tidak. Itupun harus ditanyakan juga: Theravada yang sub-sekte mana?

Saya lihat, semua polemik ini berawal dari diskusi di topik2 (sejauh yg saya ikuti) :
- "Menurut Pak Hud apakah 8JMB bisa membawa pembebasan atau tidak?" <http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.0.html>
- "Abhidhamma dan Vipassana" <http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3803.0.html>

Jelaslah apabila para pembaca mengikuti debat dari semenjak kedua macam thread diatas, maka akan bisa melihat bahwa Pak Hudoyo bisa menjawab semua serangan argumen yg dilancarkan. Bahkan terkesan bahwa pemahaman teoritis pihak penggugat pun tidak sampai ke level2 yg dijelaskan oleh dia.

Oleh karena itu, jelaslah pembuatan topik seperti pada thread ini, apalagi dengan polling, adalah jelas suatu usaha 'short-cut' untuk melakukan tindakan yg semena-mena menghakimi/ menyudutkan suatu pihak dengan suatu upaya pengalihan esensi persoalan.


Setuju Bang,
tapi dalam suatu perdebatan yang tidak ada akhirnya, tidak ada kesimpulan, saya akhirnya menggunakan metode polling, sekedar untuk mengetahui bagaimana pandangan mayoritas.

Tidak ada jalan short-cut.
Lagipula itu bukan wewenang kita.
Siapakah anda berhak memutuskan???
Anda lebih pintar dari pembaca yg lain?

41
Quote from: Riky
Jadi yang dibawah ini tulisan anda ini apa ya? :'(

Dengan melihat bahwa Posting2 dari para praktisi MMD yang tidak meyakini Ajaran Buddha, tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru2 meditasi lain yang tentunya lebih meyakinkan, saya memberanikan diri mengundang teman2 untuk berpartisipasi dalam polling ini, bukan untuk menyudutkan para praktisi MMD, tetapi agar para member forum ini terutama para pemula dalam Buddhism, tidak menjadi bingung.

 _/\_


menurut saya pengingkaran terhadap Buddha dan Dhamma adalah sama dengan tidak berlindung pada Tiratana.



Salam,
Riky

Ya ini yang saya sebut sifat ala Talibanisme tersebut : kalau tidak sesuai dengan agamaku, maka sesat.
Bahkan dengan kata-kata yang dibungkus halus tetapi mengandung sikap keras yg tidak toleran.

42
Sebenarnya kan saya cuma tanya apakah MMD sesuai/tidak sesuai dengan Buddhisme Theravada, saya cuma membutuhkan jawaban "sesuai" atau "tidak sesuai", saya bahkan tidak minta penjelasan, kok. jadi bukan salahku dong. istilahnya "LEMPAR TANGAN SEMBUNYI BATU" :))

Bang!
Apakah MMD itu sesuai atau tidak sesuai dengan agama Buddha itu bukan semata-mata dari pengakuan, ataupun juga bukan dari polling, ataupun juga dari debat kusir.

Untuk memahami apakah MMD itu sesuai atau tidak dengan Dharma Sang Buddha, kita memerlukan penelitian yang jauh lebih meluas dan mendalam dari berbagai aspeknya. Kita perlu mendiskusikan terlebih dahulu, misalnya :
- Apakah pengertian Dharma , baik dalam MMD maupun Theravada sama?
- Apakah memang benar Tipitaka itu sudah banyak mengandung sisipan dan pengubahan?
- Apakah benar Abhidhamma itu benar-benar perkataan Sang Buddha?
- Apa makna esensial dari 8JMB?
- Bagaimanakah prosedur pelatihan MMD itu sendiri?
- Asumsi-asumsi apakah yang digunakan oleh MMD untuk dicari landasan referensi suttanya?
- Apakah batasan ajaran Sang Buddha hanya dibatasi dalam suatu sekte tertentu?
- Apakah esensi dari pencerahan?
dll, dll, dll, dll, dll, dll, dllllll.......................

Hanya bila kita telah mendiskusikan hal2 tersebut diatas, barulah kita bisa menyimpulkan atau menilai apakah MMD sesuai dengan ajaran Buddha atau tidak. Atau lebih spesifik lagi, sesuai dengan ajaran Theravada atau tidak. Itupun harus ditanyakan juga: Theravada yang sub-sekte mana?

Saya lihat, semua polemik ini berawal dari diskusi di topik2 (sejauh yg saya ikuti) :
- "Menurut Pak Hud apakah 8JMB bisa membawa pembebasan atau tidak?" <http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.0.html>
- "Abhidhamma dan Vipassana" <http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3803.0.html>

Jelaslah apabila para pembaca mengikuti debat dari semenjak kedua macam thread diatas, maka akan bisa melihat bahwa Pak Hudoyo bisa menjawab semua serangan argumen yg dilancarkan. Bahkan terkesan bahwa pemahaman teoritis dan praktek pihak penggugat pun tidak sampai ke level2 yg dijelaskan oleh Pak Hudoyo.

Oleh karena itu, jelaslah pembuatan topik seperti pada thread ini untuk meruncingkan kubu, apalagi dengan polling, adalah jelas suatu usaha 'short-cut' untuk melakukan tindakan yg semena-mena menghakimi/ menyudutkan suatu pihak dengan suatu upaya pengalihan esensi persoalan.


43
Quote from: suchamda
Tugas anda sebagai admin atau moderator adalah untuk memoderasi, artinya : mencegah sikap-sikap ekstrim dan menjembatani rekonsiliasi dari kedua belah pihak. Kalau anda tidak menginginkan pertikaian, tentu semenjak awal sudah dilakukan tindakan memoderasi atau mengingatkan. Kalau perlu, melarang topik seperti ini bisa muncul.
Tugas Admin dan moderator di sini bukan yg seperti bro katakan. Diskusi lebih dilepas karena diskusi dengan moderasi biasanya malahan jadi ala si moderator itu.

Ya, silakan melepas. Tapi jangan pakai standar ganda.
Biarlah masukan kita dengar dari pembaca2 disini saja.

44
Si Semit yang dengan tegas di awal menyatakan standpointnya sebagai theravadin yg menolak bahkan mengusir Riky Dave untuk keluar dari Buddhism. Apa-apaan ini?? Anda bahkan tidak mengingatkannya sama sekali perbuatan takabur begitu??!!

Sdr Suchamda,

Saya hanya memberikan jawaban atas komentar Sdr. Riky, ada mungkin dengan sengaja atau tidak sengaja menutup mata atas postingan Sdr. Riky.
Sdr. Riky mengatakan bahwa beliau akan meninggalkan Buddhism jika saya adalah Samma Sambuddha, dan saya menjawab bahwa saya bukan Buddha, namun saya akan gembira kalau Sdr.Riky meninggakan agama Buddha. jadi tuduhan anda bahwa saya "mengusir" adalah sungguh tidak beralasan.


Saya tidak menutup mata spt yang anda tuduhkan.
Tapi syukurlah anda mengakui dengan jujur bahwa anda akan sangat gembira kalau Sdr.Riky meninggalkan agama Buddha.
Riky mengatakan bahwa bila anda adalah Sammasambuddha maka dia akan meninggalkan agama Buddha. Tapi anda jelas menjawabnya bahwa anda bukan Sammasambuddha tapi [namun] akan sangat gembira bila Riky bisa keluar dari agama Buddha. Bukankah ini indikasi yg jelas sekali sikap anda tersebut?
Sudahlah....tidak perlu ditutup2i dengan berdalih. Sudah jelas kelihatan kok attitude anda.

Biarlah pembaca yg disini yang bisa menilainya apakah tindakan anda itu bukan berarti pengusiran walau secara halus.

45
EGO oh EGO...
Mujur bagi saya yg selalu memilih mengunakan kata "Siddartha" tidak ditegur,
karena tidak mengunakan kata "Sang Buddha"



Saya rasa kita semua disini masih memiliki ego. Coba tunjukkan siapa yang mengatakan tidak punya ego? atau siapa yang menyatakan diri tidak punya ego?
Karena semua ego, maka tidak perlu membuat verbal defense berlindung/ menuding orang lain dengan masalah ego. Dan karena semua masih punya ego, maka kalau anda memancing2 orang lain tanpa alasan yg jelas supaya marah itu adalah tindakan yg kekanak-kanakan.

Yang jelas, semua dalam masyarakat itu ada aturannya, ada norma-norma, etika dan etiket yang harus diselarasi. Sebagai Buddhist, semestinya sudah harus paham bahwa semua itu timbal balik. Kalau anda tidak ingin dicubit ya jangan mencubit. Saya rasa cukup jelas.

Nah, kalau sehubungan dengan diskusi/ debat. Memang selalu disitu ada beda pendapat. Tapi beda pendapat itu tidak harus diikuti oleh suatu permusuhan (dimasukkan hati). Dalam diskusi adalah menyampaikan argumen bukan memojokkan.
Argumen itu adalah suatu rangkaian pernyataan yang merupakan suatu alasan untuk mendasarkan kebenaran pendapatnya. Jadi kalau tidak bisa memberi balasan argumen, ya jangan menyerang pribadi apalagi memojokkan.
Orang yang bisa mempertahankan argumennya itu dengan alasan yg kuat adalah terhormat, jangan lalu ditafsirkan sebagai ego.
Justru yang egois itu apabila :
- tidak bisa menjawab suatu argumen lalu menyerang secara pribadi.
- menyindir secara tersirat tetapi kala kemudian ditunjukkan kesalahannya tidak mau mengakuinya, bahkan berdalih macam-macam.

Menurut saya, yg penting sikap sportif saja dulu dibina.

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 38