Iya ya, saran sis betul juga, dengan demikian dia bisa bicara dengan orang tsb, tapi kalo mertuanya juga anak tunggal lantas gimana donk (***semoga menemukan salah satu family yang bersedia menolong, karena jaman sekarangpun orang mau bersedia mengaku family jika kita KAYA, maaf ya sis.....kenyataan tapi pahit. )
Kenyataan lebih pahit dari pada sebuah mimpi belaka...
Kenyataan mama mertua saya mempunyai keluarga yang berantakan alias tidak akur satu dengan yang lain
Bahkan bila di ceritakan sanggat menyedihkan bagai cerita sinetron...
Versi cerita istri saya,
Dia terlahir dari sebuah ibu yang tidak waras dan dilahirkan di rumah sakit jiwa.
Saat kecil dirawat oleh neneknya karena mama nya berada di rsj.
Saat masa sekolah sering sekali dicemoh (ledek) oleh anak anak yang lain "mamanya gila"
Pada saat mamanya pulang sering sekali tidak diakui oleh mamanya dia sebagai anaknya.
Maka dari itu istri saya menyimpan rasa sedih yang sangat dalam bagi kondisi masa lalu nya saat berkaitan dengan mamanya.
Sekarang saat sudah dewasa ia harus merawat mamanya dengan beban masa lalu yang menyedihkan.
Kadang dia berpikir dia tidak minta terlahir sebagai anaknya tetapi kenapa dia harus menaggung semua ini.
Maka dari itu sering sekali istri saya ribut dengan mamanya hanya karena soal sepeleh.
Dari semua saudara mamanya tidak ada yang mau merawat mamanya karena beranggap an sudah tugas istri saya sebagai anaknya. ( menurut pribadi saya sebuah tugas bisa diemban bila kita merasa sanggup ).