KUNJUNGAN Y.M. JOTIDHAMMO MAHATHERA KE KAL-BAR
Tanggal 13 Februari 2009 adalah hari yang penting bagi umat Buddha di Kalimantan Barat. Karena pada hari itu adalah kunjungan perdana Y.M. Jotidhammo Mahathera ke Bumi Khatulistiwa khusus untuk memperingati perayaan Magha Puja di kota Pontianak dan kota Singkawang.
Pada hari pertama di Kalimantan Barat Bhante Jotidhammo langsung diajak Bhante Thitayanno menuju ke Senakin besarta rombongan, tepatnya di vihara Saddharatana untuk mengunjungi umat Buddha (di Senakin) yang berlatar belakang suku dayak. Setelah bercakap-cakap dan memberikan anusasana, Bhante Jotidhammo dan rombongan pun langsung menuju ke Singkawang dengan menempuh perjalanan ± 3 jam. Dan bermalam di Vimala Chanda Arama.
Tak terasa satu haripun berlalu, dan pada hari kedua Bhante Jotidhammo dan rombongan berkunjung ke berbagai kelenteng yang sangat terkenal di kota seribu kelenteng tersebut. Diantaranya Kelenteng Kaisar Langit yang terletak di atas gunung pasi, dan kelenteng yang paling tua di Singkawang. Sekitar jam 2 siang rombongan pun kembali menuju ke Vimala Chanda Arama, karena pada pukul 15.00 wib akan dilaksanakan perayaan Magha Puja 2552/2009. Begitu acara selesai Bhante Jotidhammo beserta rombongan pun kembali lagi ke pontianak. Karena keesokan harinya akan diadakan perayaan Magha Puja.
Tanggal 15 Februari 2009, Y.M. Jotidhammo Mahathera memberikan wejangan dhamma pada perayaan Magha Puja 2552/2009 di Vihara Dhammasiri Jaya yang juga dihadiri oleh Y.M. Thitayanno Thera. Perjalanan Y.M. Jotidhammo tidak sampai disitu, selesai perayaan Magha Puja di Vihara Dhammasiri Jaya, Y.M. Jotidhammo langsung terbang ke Kabupaten Ketapang sekitar pukul 14.00 wib dan akan Kembali lagi ke Pontianak pada tanggal 16 Februari 2009 sore harinya.
Begitu kembali di Pontianak, Y.M. Jotidhammo diundang untuk mengisi diskusi dhamma yang diadakan di Cetiya Dhamma Ratana pada pukul 19.00 wib. Kunjungan Y.M. Jotidhammo pun berakhir pada keesokan harinya tanggal 17 Februari 2009 setelah melihat-lihat Cetiya-cetiya yang ada di Kota Pontianak, sekitar pukul 14.00 wib pesawat yang ditumpangi Y.M. Jotidhammo meninggalkan kota Pontianak menuju ke Jogjakarta dengan meninggalkan kebajikan dan kenangan bagi umat Buddha di Kalimantan Barat.
Perayaan Magha Puja 2552 BE / 2009.
Magha Puja adalah salah satu dari 4 (empat) peringatan agama Buddha, merupakan peristiwa penting dan bersejarah bagi agama Buddha yang terjadi di bulan Magha atau yang sering jatuh pada bulan Februari di mana berkumpulnya 1.250 murid Buddha pada waktu terang bulan purnama sidhi. Peristiwa Magha Puja diawali ketika Sang Buddha berada di Taman Tupai, hutan bambu Veluvana-arama, di kota Rajagaha pada bulan Magha. Pada saat yang sama Sang Buddha dikunjungi oleh para Bhikkhu yang telah mencapai tingkat kesucian Arahat dan membina beberapa kemampuan abhinna.
Perayaan Magha Puja 2552 BE / 2009 diadakan oleh umat Theravada Kalimantan Barat, diawali perayaan di kota Singkawang pada hari Sabtu, 14 Februari 2009 pukul 15.00 WIB hingga 16.30 WIB di Vimala Chanda Arama, Jalan Sagatani, Desa Sejangkung, Kecamatan Singkawang Selatan. Perayaan tersebut berjalan dengan lancar yang diikuti oleh ratusan umat Singkawang dan sekitarnya, turut hadir dalam perayaan tersebut Y.M. Jotidhammo Mahathera (Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia) dan Y.M. Thitayanno Thera. Pada perayaan ini umat berkesempatan untuk mendengarkan dhammadesana oleh Y.M Jotidhammo Mahathera yang menjelaskan tentang sejarah Magha Puja dan Ovadapattimokha, inti ajaran Buddha.
Perayaan Magha Puja diadakan juga pada keesokan harinya di Vihara Dhammasirijaya Pontianak, Jl. Parit Baru II, Gg. Flamboyan IIIB Kecamatan Sungai Raya, Minggu 15 Februari, pukul 08.00 WIB sampai 11.30 WIB. Umat yang hadir juga ratusan, yang terdiri dari umat sekitar vihara, para undangan, tamu dari Jakarta, perwakilan dari umat di Singkawang, Mempawah, Sungai Pinyuh, Senakin dan cetiya-cetiya yang tersebar di Pontianak (Cetiya Dhammaratana, Cetiya Buddharatana, Cetiya Tejaratana, Sekolah Minggu Buddhis Permata Khatulistiwa). Perayaan diawali penyalaan lilin panca warna oleh Y.M. Thitayanno Thera dan dhammadesana diberikan oleh Y.M. Jotidhammo Mahathera dengan inti agar umat dapat menerapkan Ovadapattimokha dengan benar, yaitu jangan berbuat jahat, banyak berbuat baik, bersihkan pikiran, yang kesemuanya merupakan inti ajaran semua/para Buddha. Hal tersebut dilakukan dan diterapkan sesuai dengan masing-masing profesi, jadi berbuat kebaikan itu tidak semata-mata melakukan ibadah sembahyang saja, melainkan harus hidup seimbang dan konsentrasi dalam setiap tindakan, yang mana jika dilaksanakan dengan baik dan benar, niscaya melaksanakan meditasi bukan hal yang sulit lagi.
Setelah acara kebaktian perayaan Magha Puja selesai, dilanjutkan dengan pindapatta untuk memberikan kesempatan kepada umat untuk meningkatkan kebajikan dalam berdana. Pada kesempatan itu dua orang bhikkhu yaitu Y.M. Jotidhammo Mahathera dan Y.M. Thitayanno Thera berjalan beriringan untuk menerima dana makanan dari umat. Dilanjutkan dengan makan siang, dan acara kesenian yang diisi oleh anak-anak vihara serta anak-anak cetiya yang menyumbangkan lagu-lagu buddhis.
Sebagai rangkaian acara penutupan perayaan Magha Puja 2552 BE / 2009, umat Theravada mengadakan ritual Fang Sheng. Umat yang hadir untuk mengikuti acara ini ratusan jumlahnya dengan masing-masing membawa sejumlah hewan yang akan dilepas. Ada yang membawa kura-kura, ikan lele, ikan belut maupun ikan gabus. Turut hadir Ketua PC. Magabudhi Kota Pontianak (Dr. Ali F. Siauw, Sp. And), Pembimbing Masyarakat Buddha Kalbar (Bapak Saiman SS), tokoh masyarakat Tionghoa Kalbar, Bapak Sumitra Lie dan sejumlah guru agama Buddha di kota Pontianak dan sekitarnya.
Kegiatan Fang Sheng diawali dengan pembacaan paritta oleh Y.M. Thitayanno Thera kemudian dilanjutkan dengan pemericikan air thirta kepada hewan yang akan dilepaskan ke alam bebas, hewan-hewan tersebut dibawa ke pinggir sungai Kapuas, Bhikkhu Thitayanno memulai melepas seekor kura-kura, yang diikuti oleh umat lainnya.
Fang Sheng berasal dari bahasa Mandarin, Fang berarti melepas dan Sheng yang artinya makhluk hidup. Tujuan Fang Sheng ini agar umat Buddha mendapatkan keselamatan, kesehatan, panjang umur, kebahagiaan serta kesenangan hidup. Melepaskan makhluk hidup sebagai perwujudan dari Metta (cinta kasih) dan Kurana (belas kasihan) manusia. Jadi dengan melakukan Fang Sheng, kita memberikan kebebasan kepada makhluk hidup dan kita akan mendapatkan kebahagiaan.
Sementara itu YM. Bhikkhu Jotidhammo Mahathera bertolak ke Ketapang pada hari yang sama jam 15.00 dengan pesawat Kalstar atas undangan umat Buddha Theravada Cetiya Dhamma Manggala Ketapang dan sesampainya di Ketapang dijemput langsung oleh Ketua Magabuddhi Cabang Ketapang (Romo Kusalo) dan dilangsungkan perayaan Maghapuja pada malam harinya, berlangsung dengan sukses.