[at] dilbert
dari sisi theravada, seorang arahat (savaka Buddha) tidak terlahir lagi.
tidak melanjutkan perjalanan kesucian menjadi seorang sammasam buddha.
jadi ada perbedaan fundamental antara mahayana & theravada di sini.
& di sutta theravada ini (cetana sutta), sudut pandangnya adalah terbalik,
yaitu bukan tingkat kesucian yg menandakan niat, rencana, keinginan seseorang.
melainkan niat, rencana & keinginan seseoranglah yg menentukan apakah akan terlahir lagi atau tidak (pencapaian nibbana?).
kalau sudah tidak berniat, rencana & keinginan, maka tidak ada kehidupan mendatang.