//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: PA-AUK SAYADAW: Untuk mencapai Nibbana harus mampu melihat kehidupan lampau?  (Read 30809 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Quote from: bond
Nah sekarang mari lihat kembali yg saya bold, untuk mengetahui nama rupa paccaya salayatanang, upadana pacaya bhavo, bhava pacaya jati, jati paccaya jaramaranang, [...] hanya dengan kita melihat langsung kelahiran lampau baru bisa mengerti prosesnya dengan jelas.

Kok begitu ...?? ;D ... Yang saya pelajari 40 tahun lalu bukan begitu:

* 1. avijja dan 2. sankhara : adalah kamma (perbuatan, aktif) yang kita lakukan dalam kehidupan lampau;

* 3. vinnana, 4. nama-rupa, 5. salayatana, 6. phassa, 7. vedana : adalah vipaka (buah, pasif) yang kita terima dalam kehidupan sekarang;

* 8. tanha, 9. upadana, dan 10. bhava : adalah kamma (perbuatan, aktif) yang kita lakukan dalam kehidupan sekarang;

* 11. jati dan 12. jara-marana, soka, parideva, dukkha, domanassa, upayassa : vipaka (buah, pasif) yang kita terima dalam kehidupan mendatang.

Itulah INTERPRETASI "3 kehidupan" yang tradisional dari paticca-samuppada.

Menurut Ajahn Buddhadasa Mahathera dan sementara bhikkhu meditasi vipassana lain, ke-12 nidana itu terjadi serentak, saling bergantungan, pada saat kini, dari saat ke saat, mengalir terus. - Itulah INTERPRETASI "akalika" yang revolusioner terhadap paticca-samuppada.

Ngomong-ngomong, interpretasi 'akalika' yang revolusioner ini mengingatkan saya pada ajaran Krishnamurti, yang mengatakan bahwa yang nyata adalah saat kini yang mengalir terus, bahwa masa lampau dan masa datang tidak ada/tidak nyata; jadi saat kinilah yang bisa dilihat langsung, ditembus, seperti apa adanya (yathabhutam nyanadassanam).

Salam,
Hudoyo

« Last Edit: 25 May 2008, 11:50:30 AM by hudoyo »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
 [at] Pak Hud

Tulisan yg saya bold maksudnya hanya untuk memperjelas diperlukannya melihat kehidupan lampau tanpa menghilangkan makna dari awal sampai akhir dari keseluruhan proses makanya saya tulis semuanya terlebih dahulu dan baru yg di bold sebagai penjelas saja( makanya lompat2).  ;D Tentunya bagaimana kemunculanya serentak atau satu2 saya juga belum memahami bagaimana kemunculan proses itu. Thanks Pak Hud atas kutipan Ajahn Buddhasa Mahatera karena ini pengetahuan baru juga buat saya.

 _/\_
« Last Edit: 25 May 2008, 02:50:47 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
SISTEMATIKA Paticca-samuppada menurut Interpretasi "3 Kehidupan" (tradisional)

1. avijja, 2. sankhara = KEHIDUPAN LAMPAU
3. vinnana, 4. nama-rupa, 5. salayatana, 6. phassa, 7. vedana, 8. tanha, 9. upadana, 10. bhava = KEHIDUPAN SEKARANG
11. jati, 12. jara-marana = KEHIDUPAN MENDATANG

1. avijja, 2. sankhara = 8. tanha, 9. upadana, 10. bhava = KAMMA (perbuatan, aktif)
3. vinnana, 4. nama-rupa, 5. salayatana, 6. phassa, 7. vedana = 11. jati, 12. jara-marana = VIPAKA (buah, pasif)

Jadi:
KAMMA (aktif) di KEHIDUPAN LAMPAU: 1. avijja, 2. sankhara
VIPAKA (pasif) di KEHIDUPAN SEKARANG: 3. vinnana, 4. nama-rupa, 5. salayatana, 6. phassa, 7. vedana
KAMMA (aktif) di KEHIDUPAN SEKARANG: 8. tanha, 9. upadana, 10. bhava
VIPAKA (pasif) di KEHIDUPAN MENDATANG: 11. jati, 12. jara-marana

Itulah INTERPRETASI "3 kehidupan" yang tradisional dari Paticca-samuppada.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 25 May 2008, 04:54:46 PM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Quote from: bond
upattana yaitu ingatan tajam yg dapat menembus kelahiran lampau.

Di mana 'upatthana' upakilesa dinyatakan "bisa menembus kehidupan lampau"?
Saya belum pernah membacanya.

Salam,
hudoyo

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Sory Pak Hud Yg upathana kelewatan  ;D.  Setau saya dapat mengetahui kehidupan lampau karena munculnya ingatan demi ingatan yg dikarenakan kekuatan konsentrasi yg sedemikian rupa dalam vipasanna atau pun jhana. Dan  di Vipasana ada upatthana yg sama dengan ingatan tajam maka saya menyimpulkan demikian. Seperti yg saya jelaskan sebelumnya bahwa melalui Vipasanna murni juga bisa melihat kehidupan lampau. Jadi ingatan tajam memang tidak ada keterangan apa-apa yg spesifik sehingga memiliki arti yg luas pula.


Thanks juga untuk sistematika Paticasamupadanya, jadi saya bisa  mengerti lebih sistematis. _/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Sory Pak Hud Yg upathana kelewatan  ;D.  Setau saya dapat mengetahui kehidupan lampau karena munculnya ingatan demi ingatan yg dikarenakan kekuatan konsentrasi yg sedemikian rupa dalam vipasanna atau pun jhana. Dan  di Vipasana ada upatthana yg sama dengan ingatan tajam maka saya menyimpulkan demikian. [...] Jadi ingatan tajam memang tidak ada keterangan apa-apa yg spesifik sehingga memiliki arti yg luas pula.

Thanks juga untuk sistematika Paticasamupadanya, jadi saya bisa  mengerti lebih sistematis. _/\_

Oh, jadi itu kesimpulan Anda ... silakan saja kalau mau mengambil kesimpulan seperti itu.

Cuma dalam konteks sistematika ajaran Buddhisme, "melihat kehidupan lampau" itu adalah salah satu ABHINNA. Jadi, dengan kata lain, setajam apa pun ingatan pikiran biasa, tidak mungkin melihat kehidupan lampau tanpa ABHINNA. Dan ABHINNA hanya bisa diperoleh apabila sekurang-kurangnya orang sudah mencapai jhana ke-4.

Kalau ini ingin Anda pintasi juga ... ya silakan. ;D


Quote
Seperti yg saya jelaskan sebelumnya bahwa melalui Vipasanna murni juga bisa melihat kehidupan lampau.

Maaf, bisa ditunjukkan referensinya? :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 25 May 2008, 06:37:30 PM by hudoyo »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Seperti yg Mahasi Sayadaw katakan "khanika samadhi yg terus menerus yg berkemampuan menekan rintangan batin, juga berhak atas nama "upacara samadhi" dan "citta visuddhi". Jika tidak, pemurnian pikiran tidak dapat muncul pada seseorang yg telah melakukan pandangan cerah murni sebagai kendaraanya dengan hanya menerapkan pandangan cerah(vipasanna) tanpa menghasilkan konsentrasi akses(upacara samadhi) maupun konsentrasi -penuh(jhana)".---> artinya kalau mau mencapai nibbana harus tau paticasamupada dan ini harus tau kelahiran lampau, dan Mahasi sayadaw mengatakan bahwa konsentrasi vipasana bisa setara dengan jhana, jadi adalah mungkin bisa melihat kehidupan lampau dengan vipasanna murni.

Apakah abinna selalu identik dengan jhana 4 ?

Bagaimana dalam beberapa kasus orang bisa melihat kehidupan lampau dengan sendirinya, apakah dengan jhana-4 dan apakah ini abinna?
Ada satu teknik meditasi di luar buddhis untuk melihat kehidupan lampau dengan mengingat-ingat kejadian lalu secara bertahap apakah itu juga melalui jhana-4? atau yg lagi ngetrend sekarang past regression.

Bagi saya kalau melihat kehidupan lampau diri sendiri belum tentu dapat disebut abinna, kecuali dapat melihat kehidupan lampau orang lain juga. Jadi harus diliat konteksnya.



Masalahnya bukan memintasinya(ttg upatthana) tetapi itu hanya kesimpulan sementara(yg biasanya saya konfirmasikan kembali dengan Guru2 meditasi yg handal) yg merupakan proses pembelajaran bagi saya dalam praktek Dhamma. ;D Tentunya berjalannya dengan waktu ada guru2/kalyanimita yg dapat memberi tahu lebih rinci lagi sesuai dengan pengalamannya, seperti halnya kebuntuan meditasi yg pernah saya alami mulai terkuak dengan adanya tuntunan langsung dari Sayadaw U Aganna pada suatu kesempatan retreat. Jadi dalam hal ini saya tidak terpaku pada satu titik. _/\_
« Last Edit: 25 May 2008, 09:53:35 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Seperti yg Mahasi Sayadaw katakan "......".  ---> artinya kalau mau mencapai nibbana harus tau paticasamupada dan ini harus tau kelahiran lampau, dan Mahasi sayadaw mengatakan bahwa konsentrasi vipasana bisa setara dengan jhana, jadi adalah mungkin bisa melihat kehidupan lampau dengan vipasanna murni.

O, ini lagi-lagi interpretasi Anda ... tidak tertulis secara eksplisit baik di Sutta maupun Visuddhimagga bahwa seorang sukhavipassaka bisa melihat kehidupan lampau.  ... Ya, silakan saja kalau mau berinterpretasi seperti itu. :)

Mahasi Sayadaw TIDAK PERNAH MENGATAKAN bahwa konsentrasi dalam vipassana setara dengan jhana; yang beliau katakan, konsentrasi dalam vipassana (khanika-samadhi) adalah setara dengan upacara-samadhi, masih di bawah jhana (apanna-samadhi); tapi itu cukup untuk menekan kelima rintangan batin, sehingga orang bisa mencapai nibbana.

Tentang yang saya beri bold merah, "keharusan" itu hanya merupakan konsekuensi logis dari interpretasi "3 kehidupan" dari paticca-samuppada. ... Menurut interpretasi "akalika" dari Ajahn Buddhadasa Mahathera dll, paticca-samuppada JUSTRU hanya bisa ditembus pada SAAT KINI, karena HANYA SAAT KINI YANG NYATA ADA, bukan dengan melihat kehidupan lampau dan mendatang.


Quote
Apakah abinna selalu identik dengan jhana 4 ?

Bagaimana dalam beberapa kasus orang bisa melihat kehidupan lampau dengan sendirinya, apakah dengan jhana-4 dan apakah ini abinna?
Ada satu teknik meditasi di luar buddhis untuk melihat kehidupan lampau dengan mengingat-ingat kejadian lalu secara bertahap apakah itu juga melalui jhana-4? atau yg lagi ngetrend sekarang past regression.

Bagi saya kalau melihat kehidupan lampau diri sendiri belum tentu dapat disebut abinna, kecuali dapat melihat kehidupan lampau orang lain juga. Jadi harus diliat konteksnya.

Memang ini topik tersendiri yang luas, yang saya tidak berminat memasukinya. ... Apakah yang dilihat dalam past life regression itu benar-benar kehidupan yang lampau? ... kalau ya, apakah orang yg bisa melakukan itu berarti sudah mencapai jhana ke-4 dan memiliki abhinna, sesuai Sutta? ...

Bagaimana pun juga, kalau "semudah" itu orang bisa melihat kehidupan lampau dengan "hanya" latihan past life regression, yang belakangan ini laku dijual, tentu tidak benar Sutta-Sutta yang menyatakan bahwa salah satu abhinna--yang hanya bisa diperoleh sesudah tercapai jhana ke-4--adalah kemampuan melihat kehidupan lampau. Itu namanya redundancy (berlebihan & tidak perlu). ...

Pubbenivasanussati-ñana adalah melihat kehidupan lampau sendiri, bukan kehidupan lampau orang lain.


Quote
Masalahnya bukan memintasinya(ttg upatthana) tetapi itu hanya kesimpulan sementara(yg biasanya saya konfirmasikan kembali dengan Guru2 meditasi yg handal) yg merupakan proses pembelajaran bagi saya dalam praktek Dhamma. ;D Tentunya berjalannya dengan waktu ada guru2/kalyanimita yg dapat memberi tahu lebih rinci lagi sesuai dengan pengalamannya, seperti halnya kebuntuan meditasi yg pernah saya alami mulai terkuak dengan adanya tuntunan langsung dari Sayadaw U Aganna pada suatu kesempatan retreat. Jadi dalam hal ini saya tidak terpaku pada satu titik.

O ya, silakan saja. ... :)  Bagi saya sendiri, masalah kemampuan melihat kehidupan lampau bukanlah masalah yang krusial, karena menurut saya paticca-samuppada tidak mensyaratkan itu ... jadi saya tidak merasa perlu mendalaminya lebih dari yang dikatakan dalam Sutta.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 26 May 2008, 02:39:16 AM by hudoyo »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Bagaimana dengan pernyataan Mahasi Sayadaw yg ini? ;D

"......Dalam satu pola tunggal" berarti : meskipun objek2 dicatat,saat mereka muncul dengan sendirinya, mereka banyak dan beragam, namun kekuatan konsentrasi dari pikiran tak terganggu yg terpaku pada pencatatan nyaris tetap pada tingkat yg sama...............tidak terkalahkan oleh oposisinya : ini berarti bahwa konsentrasi sesaat dalam alirannya yg tak terganggu tidak terkuasai oleh rintangan2 batin. Seolah -olah dalam penyerapan : ini berarti bahwa kekuatan dari konsentrasi sesaat adalah mirip dengan konsentrasi yg telah mencapai penyerapan batin penuh. Namun, kesamaan konsentrasi sesaat dengan konsentrasi serapan penuh yg sedemikian itu akan muncul(hanya) ketika latihan terpola dari pandangan cerah mencapai puncaknya.

Bagaimana dengan abinna yg dihasilkan dari vipasanna yaitu Asavakkhayanyana (sesuai tabel Brahma Vihara  http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1304.0.html).?

 _/\_

« Last Edit: 26 May 2008, 03:20:23 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Quote
Bagaimana dengan pernyataan Mahasi Sayadaw yg ini?

Mohon referensinya, saya ingin membaca selengkapnya. Terima kasih. :)


Asavakkhayanyana (lenyapnya asava) adalah sinonim dari pencapaian nibbana. Jelas itu bisa dicapai lewat vipassana; dan menurut teori bisa pula dicapai sebagai abhinna ke-6 lewat jhana ke-4. Kenapa? Itu kan OOT.

Yang kita bicarakan di sini adalah "Pubbenivasanussati-ñana" ... saya belum pernah baca, nyana itu bisa dicapai lewat vipassana murni. ... Anda punya sutta-nya?

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 26 May 2008, 03:40:33 PM by hudoyo »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Yg pendapat Mahasi Sayadaw dari buku bahasa indonesia judulnya meditasi vipasanna terbitan ehipasiko dan karaniya halaman 107

kalau sutta sementara belum dapat, tapi saya coba cari2 pak Hud, terus terang saya minim pengetahuan sutta, itung2 belajar ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Oh ya Pak Hud kebetulan ada referensi lagi tentang vipasana jhana dari Sayadaw U Pandita murid Mahasi Sayadaw http://en.wikipedia.org/wiki/Vipassana_jhanas

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
menurut saya pribadi paticca-samupadda bukanlah proses 3 kehidupan...

contoh sederhana saja,
karena ada ini maka terjadilah itu: karena ada cahaya terjadilah terang :P
timbulnya cahaya = timbulnya terang
tidak ada cahaya = tidak terjadi terang
berakhirnya cahaya = berakhirnya terang

jelas sekali bahwa 'terang' tidak terjadi setelah cahaya ada. melainkan terjadi bersama. tidak ada jeda waktu diantaranya...

ini sedikit kutipan mungkin ada titik temu:
Quote
In the case of insight-meditation (vipassanà) we need not go
to the Abhi¤¤à-stage
and we have no Abhi¤¤à- the power of which
we could make use of. But, if we have the necessary samàdhi and
the knowledge to characterize the mental and corporeal
phenomena (nàma-råpa) both internally (in one’s self) and
externally (in the others), then we can trace the current or stream
of arising and dissolving nàma-råpa backwards to the past lives.
The method is described in Samyutta Nikàya (II, 71 Myanmar),
in Khajjaniya Sutta, and it is being practised satisfactorily in
Pa-auk Tawya Meditation Centres.

OOT: Pa-auk Tawya Meditation Centres ini tempat Pa-auk Sayadaw bukan?
« Last Edit: 26 May 2008, 04:28:37 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
aye tambahkan link mengenai hasil pencapaian Vipassana atau nama kerennya Vipassana Nyana, silahken diklik linknya. Semoga membantu

http://web.ukonline.co.uk/buddhism/vpsnana.htm
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
menurut saya pribadi paticca-samupadda bukanlah proses 3 kehidupan...

contoh sederhana saja,
karena ada ini maka terjadilah itu: karena ada cahaya terjadilah terang :P
timbulnya cahaya = timbulnya terang
tidak ada cahaya = tidak terjadi terang
berakhirnya cahaya = berakhirnya terang

jelas sekali bahwa 'terang' tidak terjadi setelah cahaya ada. melainkan terjadi bersama. tidak ada jeda waktu diantaranya...

ini sedikit kutipan mungkin ada titik temu:
Quote
In the case of insight-meditation (vipassanà) we need not go
to the Abhi¤¤à-stage
and we have no Abhi¤¤à- the power of which
we could make use of. But, if we have the necessary samàdhi and
the knowledge to characterize the mental and corporeal
phenomena (nàma-råpa) both internally (in one’s self) and
externally (in the others), then we can trace the current or stream
of arising and dissolving nàma-råpa backwards to the past lives.
The method is described in Samyutta Nikàya (II, 71 Myanmar),
in Khajjaniya Sutta, and it is being practised satisfactorily in
Pa-auk Tawya Meditation Centres.

terjadi bersamaan?? jadi cahaya ada berbarengan dengan terang?? bagimana dengan cahaya lampu UV?? ada cahaya tapi tidak terang??
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

 

anything