//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: PA-AUK SAYADAW: Untuk mencapai Nibbana harus mampu melihat kehidupan lampau?  (Read 30810 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Bukankah ada penembusan dengan pengetahuan analitis, analyctic insight (tapi bukan intelektual) ?

Diskusi tentang ini saya alihkan ke thread MMD, karena sudah menjadi OOT di sini.

Salam,
Hudoyo

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Jadi menurut Sayadaw U Aganna melihat kehidupan masa lampau hanya salah satu aspek saja untuk mengerti paticasamupada, karena masih banyak aspek lainnya, jadi bukan satu aspek saja. Dan kebanyakan arahat di jaman Sang Buddha kebanyakan memiliki abinna juga. Nah yg saya mo tanya apakah Pak Hudoyo mengetahui teknik meditasi almarhum Sunlun Sayadaw?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Terlepas dari "salah satu aspek", menurut Pa-Auk Sayadaw, gurunya Sayadaw U Aganna, melihat kehidupan masa lampau itu adalah ASPEK YANG MUTLAK PERLU, untuk bisa melihat paticca-samuppada:

"Without seeing past lives and future lives it is impossible for you to understand dependent origination as it really is..."

Itulah yang saya pertanyakan. ... :)

Maaf, saya tidak pernah membaca metode vipassana Sunlun Sayadaw.

Salam,
hudoyo

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Don't know why...karena dia yg ngalamin langsung ;D, kalau Pak Hud nitip pertanyaan waktu saya retreat pasti saya tanya lagi sama Sayadaw U Aganna ttg tulisan gurunya kenapa mutlak he..he.


http://www.sunlun-meditation.com.mm , mungkin Pak Hud kalo sempat bisa baca2 konon katanya si Sunlun ini arahat, seangkatan dengan Mahasi Sayadaw.

 _/\_
« Last Edit: 24 May 2008, 06:47:36 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Kalo menurut teman2 atau Pak Hud, adakah cerita arahat tidak tahu kelahiran lalunya? karena setiap arahat pasti tau paticasamupada. Mungkin disini ada hubungannya lho. Nah ini yg harus dicermati.   _/\_
« Last Edit: 24 May 2008, 06:56:17 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Don't know why...karena dia yg ngalamin langsung ;D, kalau Pak Hud nitip pertanyaan waktu saya retreat pasti saya tanya lagi sama Sayadaw U Aganna ttg tulisan gurunya kenapa mutlak he..he.

hehe .. ;D  ... Nanti kalau beliau datang lagi ke Indonesia, tolong tanyakan, ya ... ;D
Ngomong-ngomong, kabarnya Pa-Auk Sayadaw sendiri akhir tahun ini akan datang mengajar meditasi selama 3 bulan di Indonesia, bertempat di Cibodas. Ada yang punya informasi? ...

Rekan Bond,

Kita latihan logika sedikit, ya. ... Taruhlah Pa-Auk Sayadaw bisa melihat kehidupan beliau yang lampau--saya percaya itu--dan karena itu beliau bisa melihat paticca-samuppada, ... maka dari pengalaman yang satu itu, berdasarkan logika, apakah valid untuk membuat pernyataan: "TANPA melihat kehidupan yang lampau TIDAK MUNGKIN untuk melihat paticca-samuppada!"? ...

Maksud saya, apakah dari pengalaman pribadi itu boleh dibuat generalisasi terhadap semua orang di muka bumi ini, sehingga menyimpulkan, "Tidak mungkin [siapa pun] melihat paticca-samuppada tanpa melihat kehidupan lampau?" ...

Analoginya, kalau saya naik kereta api bisa sampai ke Surabaya, apakah valid saya membuat pernyataan: "TANPA naik kereta api TIDAK MUNGKIN orang sampai ke Surabaya."? ... ;D ;D ;D


Quote
Kalo menurut teman2 atau Pak Hud, adakah cerita arahat tidak tahu kelahiran lalunya?

Rekan Kainyn_Kutho pernah menulis, ada arahat yang tidak punya abhinna apa pun ... dan saya rasa juga demikian (cuma saya tidak ingat lagi sumber referensinya).

Salam,
Hudoyo
« Last Edit: 24 May 2008, 07:39:37 PM by hudoyo »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Don't know why...karena dia yg ngalamin langsung ;D, kalau Pak Hud nitip pertanyaan waktu saya retreat pasti saya tanya lagi sama Sayadaw U Aganna ttg tulisan gurunya kenapa mutlak he..he.

hehe .. ;D  ... Nanti kalau beliau datang lagi ke Indonesia, tolong tanyakan, ya ... ;D
Ngomong-ngomong, kabarnya Pa-Auk Sayadaw sendiri akhir tahun ini akan datang mengajar meditasi selama 3 bulan di Indonesia, bertempat di Cibodas. Ada yang punya informasi? ...

Rekan Bond,

Kita latihan logika sedikit, ya. ... Taruhlah Pa-Auk Sayadaw bisa melihat kehidupan beliau yang lampau--saya percaya itu--dan karena itu beliau bisa melihat paticca-samuppada, ... maka dari pengalaman yang satu itu, berdasarkan logika, apakah valid untuk membuat pernyataan: "TANPA melihat kehidupan yang lampau TIDAK MUNGKIN untuk melihat paticca-samuppada!"? ...

Maksud saya, apakah dari pengalaman pribadi itu boleh dibuat generalisasi terhadap semua orang di muka bumi ini, sehingga menyimpulkan, "Tidak mungkin [siapa pun] melihat paticca-samuppada tanpa melihat kehidupan lampau?" ...

Analoginya, kalau saya naik kereta api bisa sampai ke Surabaya, apakah valid saya membuat pernyataan: "TANPA naik kereta api TIDAK MUNGKIN orang sampai ke Surabaya."? ... ;D ;D ;D


Quote
Kalo menurut teman2 atau Pak Hud, adakah cerita arahat tidak tahu kelahiran lalunya?

Rekan Kainyn_Kutho pernah menulis, ada arahat yang tidak punya abhinna apa pun ... dan saya rasa juga demikian (cuma saya tidak ingat lagi sumber referensinya).

Salam,
Hudoyo
 

Pak Hud bisa hubungi charles di 08121050996 dia yg menerima pendaftaran utk retreat dan informasi2 ttg Paauk Sayadaw. Nah kalo bisa Pak Hud bisa tanya langsung mumpung Pa-auknya datang. Setelah itu share sama kita2. ;D

Itukan hanya sekedar pernyataan saja mengenai mutlak atau tidak mutlak apalagi pengalaman/pengetahuan langsung itu sulit kita ukur dari logika berpikir biasa, karena hal ini menyangkut sesuatu yg harus dialami melalui penembusan langsung.

 Saya pribadi no comment mengenai kesimpulan Pa-auk atau pernyataan Bhikkhu besar lainnya yg pro dan kontra. Saya lebih memilih berlatih dulu nanti kalo sudah waktunya baru tau apakah mutlak mengetahui kehidupan lampau untuk mengerti paticasamupada atau tidak.

Mungkin bro Kainyn ada referensi suttanya atau yg lainnya mungkin mengetahui mengenai arahat yg tidak tahu kelahiran lampaunya. :) _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Pak Hud bisa hubungi charles di 08121050996 dia yg menerima pendaftaran utk retreat dan informasi2 ttg Paauk Sayadaw. Nah kalo bisa Pak Hud bisa tanya langsung mumpung Pa-auknya datang. Setelah itu share sama kita2. ;D

Saya tidak berminat untuk berdebat dengan siapa pun. ... Minat saya hanya membuka mata orang mengenai hal-hal yang menurut perasaan saya patut dipertanyakan. ... Sebatas itu saja. ... Silakan saja kalau ada yang mau menanyakan langsung kepada beliau. ...


Quote
Itukan hanya sekedar pernyataan saja mengenai mutlak atau tidak mutlak apalagi pengalaman/pengetahuan langsung itu sulit kita ukur dari logika berpikir biasa, karena hal ini menyangkut sesuatu yg harus dialami melalui penembusan langsung.

Sang Buddha sendiri tidak pernah membuat pernyataan bahwa "tanpa melalui meditasi X tidak mungkin orang mencapai pembebasan."


Quote
Saya pribadi no comment mengenai kesimpulan Pa-auk atau pernyataan Bhikkhu besar lainnya yg pro dan kontra. Saya lebih memilih berlatih dulu nanti kalo sudah waktunya baru tau apakah mutlak mengetahui kehidupan lampau untuk mengerti paticasamupada atau tidak.

Saya menghormati pendirian Anda. ... Sebaliknya, saya berpendirian bahwa apa pun yang tidak sesuai dengan pemahaman saya--siapa pun yang mengatakannya, bahkan sekalipun tercantum dalam Tipitaka Pali--patut saya pertanyakan.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 24 May 2008, 10:39:57 PM by hudoyo »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Quote
V I P A S S A N A  B H A V A N A

Menuju      : P a n d a n g a n  T e r a n g
Objek      : Jasmani, Perasaan, Pikiran, Bentuk-bentuk ingatan (dhamma)
Pelaksanaan   : Menyadari proses-proses kehidupan dan melepaskannya
Rintangan   : Paliboda, Nivarana dan Vipassana Kilesa (Kekotoran Vipassana)
Pencapaian   : Nyana-nyana (16) = pengetahuan mengenai proses-proses kehidupan :

1.   Nama_Rupa Pariccheda Nyana (pengetahuan membedakan jasmani dan batin)
2.   Paccaya Pariggaha Nyana (pengetahuan mengenai sebab dan akibat)
3.   Sammasana Nyana (pengetahuan mengenai tiga corak umum)
4.   Udayabbaya Nyana (pengetahuan mengenai timbul dan lenyapnya proses-proses)
5.   Bhanga Nyana (pengetahuan mengenai peleburan)
6.   Bhaya Nyana (pengetahuan mengenai ketakutan)
7.   Adinava Nyana (pengetahuan mengenai kabur dan membosankan)
8.   Nibbida Nyana (pengetahuan mengenai kejenuhan dan kejelekan)
9.   Muncitukamyata Nyana (pengetahuan mengenai tegang, gelisah dan putus  asa)
10.   Patisankha Nyana (pengetahuan mengenai perasaan seperti tersiksa, ingin berhenti)
11.   Sankharupekkha Nyana (pengetahuan mengenai keseimbangan)
12.   Anuloma Nyana (pengetahuan mengenai Tilakkhana makin jelas)
13.   Gotrabhu Nyana (pengetahuan mengenai diam, tenang, damai)
14.   Magga Nyana (pengetahuan mengenai jalan)
15.   Phala Nyana (pengetahuan mengenai Hasil / Pahala)
16.   Paccavekkhana Nyana (pengetahuan mengenai pertimbangan / perenungan kembali)



Asavakkhayanyana (pengetahuan penghancuran noda-noda batin) -->   ke N I B B A N A

Vipassana Kilesa biasanya timbul pada Nyana ke-3 dan ke-4.
10 Vipassana Kilesa : Obhasa (sinar), Piti (kegiuran), Passadi (tenang), Sukha (kebahagiaan), Saddha (keyakinan), Paggaha (terlalu semangat), Upatthana (ingatan yang tajam), Nyana (ilmu pengetahuan), Upekkha (keseimbangan), Nikhanti (kepuasan)

Ini saya dapat dari vihara Brahma vihara yg sering dipakai latihan vipasanna teknik Mahasi.

Saya mau bertanya ke Pak Hudoyo, apakah Upatthana yg dimaksud bisa mengingat kehidupan lampau yg mana bisa menjadi kilesa dalam vipasanna jika tidak disikapi dengan panna tetapi bisa menembus paticasamupada bila menggunakan panna?
 
Karena kilesa2 ini pasti muncul saat vipasanna CMIIW

Sama dengan analogi kalau saya mau ke jalan C saya harus melewati jalan B, tetapi kalau saya terpaku pada B tidak akan sampai ke C. CMIIW

 _/\_
« Last Edit: 24 May 2008, 10:24:53 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Lebih dulu, pertanyaan saya: apakah dengan upatthana orang bisa melihat kehidupan yang lampau?

Kalau tidak salah, teorinya, melihat kehidupan lampau itu merupakan sebuah abhinna, yang hanya bisa diperoleh setelah orang mencapai sekurang-kurangnya jhana ke-4. ... Betulkah?

Salam,
hudoyo

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Mestinya begitu Pak Hud, tetapi bagaimana dengan culapanthaka begitu tercerahkan langsung dapat abinna, dari satu bisa menjadi banyak. Demikian Sunlun sayadaw yg langsung dari vipasana murni mencapai arahat tapi juga mengetahui kehidupan lampau, bagaimana dengan Mahasi Sayadaw apakah dia tau kehidupan lalunya?

Kalau upatthana saya justru juga bertanya, karena ingatan tajam bisa memiliki banyak arti  ;D

Kayaknya mesti ada refrensi sutta nih....
« Last Edit: 24 May 2008, 11:55:53 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Setelah saya renungkan dengan mendalam dan membuka kembali Paticcasamupada saya berkesimpulan setuju dengan pendapat Paauk Sayadaw.

 Bahwa seorang arahat pasti mengetahui Paticcasamupada. Dan untuk mencapai arahat(yg telah mencapai nibbana) harus melakukan vipasanna yg mana dalam vipasanna muncul nyanna/pengetahuan langsung tentang proses-proses kehidupan(seperti tabel diatas yg saya dapat dari Brahma Vihara) dari situ muncul kebijaksanaan adiduniawi dengan memiliki asavakhayanyana yg dapat menghancurkan semua kilesa sehingga tercapainya nibbana.

Nah tentunya pengetahuan langsung berbeda dengan pengetahuan secara teoritis, artinya pengetahuan langsung/nyana adalah ia telah melihat dan membuktikannya sendiri.

Mari kita lihat paticasamupada:

1.   Avijja Paccaya Sankharang
Dengan adanya Avijja (ketidaktahuan/kebodohan), maka muncullah
Sankhara (bentuk-bentuk perbuatan/kamma).

2.   Sankhara Paccaya Vinnanang
Dengan adanya Sankhara (bentuk-bentuk perbuatan/kamma), maka muncullah
Vinnana (kesadaran).

3.   Vinnana Paccaya Nama-Rupang
Dengan adanya Vinnana (kesadaran), maka muncullah
Nama-Rupa (batin dan jasmani).

4.   Nama-Rupa Paccaya Salayatanang
Dengan adanya Nama-Rupang (batin dan jasmani), maka muncullah
Salayatana (enam indera).

5.   Salayatana Paccaya Phassa
Dengan adanya Salayatana (enam indera), maka muncullah
Phassa (kesan-kesan).

6.   Phassa Paccaya Vedana
Dengan adanya Passa (kesan-kesan), maka muncullah
Vedana (perasaan)

7.   Vedana Paccaya Tanha
Dengan adanya Vedana (perasaan), maka muncullah
Tanha (keinginan/kehausan).

8.   Tanha Paccaya Upadanang
Dengan adanya Tanha (keinginan/kehausan), maka muncullah
Upadana (kemelekatan).

9.   Upadana Paccaya Bhavo
Dengan adanya Upadana (kemelekatan), maka muncullah
Bhava (proses tumimbal lahir).

10.   Bhava Paccaya Jati
Dengan adanya Bhava (proses tumimbal lahir), maka muncullah
Jati (kelahiran kembali).

11.   Jati Paccaya Jaramaranang
Dengan adanya Jati ( kelahiran kembali), maka muncullah
Jaramaranag (kelapukan, kematian, keluh-kesah, sakit, dan sebagainya).

12.   Jaramaranang
Kelapukan, kematian, keluh-kesah, sakit, dan sebagainya merupakan akibat dari adanya kelahiran kembali


Nah sekarang mari lihat kembali yg saya bold, untuk mengetahui nama rupa salayatanang, upadana pacaya bhavo, bhava pacaya jati, jati paccaya jaramaranang, dan jaramaranang hanya dengan kita melihat langsung kelahiran lampau baru bisa mengerti prosesnya dengan jelas. Apakah mungkin kita mengetahui proses dengan tidak melihat langsung lalu kita mengatakan mengerti seutuhnya padahal jelas sekali nyana2 yg dicapai melalui vipasanna adalah pengetahuan langsung tentang proses-proses kehidupan (tercakup tumimbal lahir).

Sama halnya jika orang berbicara tentang proses terjadinya jeruk, ini baru sebatas teori karena kita sendiri belum melihatnya sendiri dan membuktikannya bahkan tidak tahu jeruknya sendiri tetapi berbeda dengan jika kita telah melihat dan membuktikan langsung tentang proses terjadinya jeruk dan jeruknya sendiri.

Disinilah hubungannya dengan upattana yaitu ingatan tajam yg dapat menembus kelahiran lampau. Mari kita juga lihat pernyataan Mahasi Sayadaw "khanika samadhi yg terus menerus yg berkemampuan menekan rintangan batin, juga berhak atas nama "upacara samadhi" dan "citta visuddhi". Jika tidak, pemurnian pikiran tidak dapat muncul pada seseorang yg telah melakukan pandangan cerah murni sebagai kendaraanya dengan hanya menerapkan pandangan cerah(vipasanna) tanpa menghasilkan konsentrasi akses(upacara samadhi) maupun konsentrasi -penuh(jhana)".

Jadi abinna tentang melihat kelahiran lampau tidak selalu identik dengan pencapaian jhana ala visudhi magga seperti yg dikatakan Mahasi Sayadaw tentang khanika samadhi yg bisa seperti kekuatan jhana.

Di lain sisi Sang Buddha juga sering berulang kali menceritakan tentang kelahiran2 umat awam atau pun beberapa bhikkhu. Sebenarnya ini juga menyangkut penjelasan paticasamupada.

 _/\_

« Last Edit: 25 May 2008, 10:25:21 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
hehe ... ;D Rekan Bond, ... kok ini baru muncul sekarang? ... ;D

Justru itulah yang dipahami oleh mayoritas umat Buddha Theravada tentang paticca-samuppada, yakni menjelaskan kaitan antara kamma dalam kehidupan lampau dengan vipaka dalam kehidupan sekarang, dan kaitan antara kamma dalam kehidupan sekarang dengan vipaka dalam kehidupan yang akan datang. ... :)  Bagaimana pun juga terima kasih Anda telah mengingatkan saya akan pelajaran paticca-samuppada yang saya pelajari 40 tahun yang lalu, ketika saya masih mahasiswa. ... ;D

Nah, dalam hal ini Pa-Auk Sayadaw BENAR 100%. (Itulah sebabnya saya tidak mau berdebat dengan beliau, ketika Anda sarankan untuk itu. ;D) ...

Tapi implikasinya apa? ... Implikasinya ialah, kalau Anda tidak mempunyai abhinna untuk melihat kehidupan lampau, maka Anda tidak bisa melihat paticca-samuppada ... kalau Anda tidak bisa melihat paticca-samuppada, maka itu sama dengan Anda tidak melihat Dhamma ... kalau Anda tidak melihat Dhamma, maka Anda tidak bisa menjadi Sotapanna (dhammacakkhu tidak bisa terbuka) ... apalagi menjadi arahat:'(

Implikasinya apa lagi? ... Implikasi lain ialah, para arahat yang tidak memiliki abhinna apa pun ... tidak bisa melihat kehidupan lampau ... tidak melihat paticca-samuppada ... tidak melihat Dhamma (mata-dhamma/dhammacakkhu tidak terbuka) ... berarti para arahat itu Sotapanna pun belum:o  ... Apa iya?  :))

Nah, jadi kita harus mengkaji kembali secara mendasar pemahaman teoretis kita tentang paticca-samuppada ... Siapa yang berani melakukan itu, menentang tradisi yang sudah berurat berakar selama ribuan tahun? ...  :-?

Nah, selanjutnya silakan baca kembali tanggapan saya kepada Rekan Kelana yang dimuat sebagai 'Reply #11' ... jauh sebelum Anda menampilkan topik ini. ... :) Tanggapan saya itu saya tampilkan kembali di bawah ini.

Salam,
hudoyo


IMO, untuk menembus paticca samuppada kita tidak wajib mengetahui masa depan maupun masa lalu dalam arti melihat kelahiran sebelum dan sesudah. Lagi pula apalah artinya masa depan dan masa lalu itu ketika satu detik yang akan datang dari sekarang adalah masa depan dan satu detik sebelum sekarang adalah masa lalu. Saya melihat bahwa sekarang pun kita mengalami proses paticca samuppada dalam skala kecil.

Ini menarik. ... Saya setuju dengan ini. ...

Dari sini timbul permasalahan: Jadi, kalau untuk menembus paticca-samuppada tidak perlu mengetahui kehidupan masa lampau dan masa depan, maka pelajaran paticca-samuppada yang kita terima secara tradisional dari para bhante itu tidak lebih dari pengetahuan analitis, pengetahuan intelektual, bukan penembusan sama sekali?? ...

Pelajaran paticca-samuppada secara tradisional mengajarkan bahwa paticca-samuppada menjelaskan hubungan antara tiga kehidupan: masa lampau (avijja, sankhara), masa kini (vinnana, nama-rupa, salayatana, phassa, vedana, tanha, upadana, bhava), dan masa depan (jati, jara-marana).

Kalau paham seperti ini benar, maka implikasinya untuk menembus paticca-samuppada orang harus mampu melihat ke masa lampau dan ke masa depan, sebagaimana dinyatakan oleh Pa-Auk Sayadaw, seorang Master jhana.

Dan ini sudah diajarkan turun-temurun di kalangan umat Buddha Theravada.

Baru pada abad ke-20 M muncul sanggahan dari beberapa bhikkhu. Mula-mula dari alm. Nanavira Thera, seorang bhikkhu yang tinggal menyendiri untuk bermeditasi. Lalu, tidak tanggung-tanggung, dari Ajahn Buddhadasa Mahathera, seorang Guru vipassana bertaraf internasional. Dua-duanya adalah bhikkhu meditasi. Malah alm. Nanavira Thera, dalam salah satu surat anumertanya, menyatakan sudah terbuka "Dhammacakkhu"-nya (menjadi Sotapanna).

Kedua bhikkhu itu menyatakan bahwa kedua belas nidana dari paticca-samuppada akan terlihat--bukan secara linear--melainkan secara serentak, saling bergantungan, pada saat kini.

Mereka menekankan salah satu sifat Dhamma, yaitu 'akaliko'. Dalam buku-buku paritta, 'akaliko' diterjemahkan sebagai "tidak lapuk oleh waktu, abadi". Padahal arti sebenarnya dari 'akaliko' adalah "tanpa waktu" (a-kala), time-less. Artinya tidak ada masa lampau dan masa depan, yang ada adalah nidana-nidana yang berproses serentak dan saling-bergantungan pada saat kini.

Jadi, menurut pemahaman baru tentang paticca-samuppada ini, orang tidak perlu memiliki kemampuan untuk melihat kehidupan lampau untuk bisa menembus paticca-samuppada.

Pandangan baru tentang paticca-samuppada ini kini telah berkembang luas di kalangan bhikkhu-bhikkhu terpelajar di Barat, di kalangan bhikkhu-bhikkhu di Sri Lanka, dan mulai meluas di Thailand. Memang bhikkhu-bhikkhu Burma "ketinggalan" dalam hal ini.

Di dalam retret MMD, diskusi tentang 'waktu' merupakan diskusi yang penting. Dalam keheningan mendalam, di mana pikiran & si aku berhenti, pemeditasi berada pada saat kini terus-menerus, tidak ada masa lampau, tidak ada masa depan.

NB: Salah seorang bhikkhu yang terang-terangan menentang pemahaman 'akaliko' dari paticca-samuppada ini adalah Ajahn Brahmavamso, seorang Master jhana. ;D

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 25 May 2008, 10:58:33 AM by hudoyo »

Offline asunn

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 212
  • Reputasi: 13
menurut pendapat asun hehehe untuk mencapai nibanna tidak perlu bisa melihat past lives karena jawabannya simple saja
karena banyak jalan menuju ke roma....dan setiap orang bisa memilih jalan masing2 yg paling cocok. IMHO bahkan dengan mengamati gerak gerik alam saja bisa membuat orang menjadi *tercerahkan

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Quote from: bond
upattana yaitu ingatan tajam yg dapat menembus kelahiran lampau.

Di mana 'upatthana' upakilesa dinyatakan "bisa menembus kehidupan lampau"?
Saya belum pernah membacanya.

Salam,
hudoyo

 

anything