Hmm...
Nih, aye comot beberapa tulisan tentang penulisan...
Semoga gak membingungkan..
Bagaimana sebaiknya kita menulis?Kita harus jujur dengan motif menulis sendiri. Kalau ingin tulisan dipublikasi, lantas mendapat honor, akui saja. Kejujuran motif akan membuat penulis mahfum untuk apa dia menulis, dan akan ketahuan apa dirinya tulus atau bohong. Bila motif seseorang "senang menulis", dia tak akan sedih bila tulisannya ditolak media, sebab dia bisa mempublikasi tulisan itu di media lain. Bila niatnya menjual tulisan tapi media menolak, dia patut sedih, karena produknya tak laku. Oleh karena itu tulisan itu harus diperbaiki atau diteliti lagi kenapa sampai gagal dimuat.
Satu hal, Horace Walpole mengingatkan bila seseorang menulis semata-mata karena uang. "Begitu orang menulis demi keuntungan, mereka biasanya jadi kurang peka." Uang memang bisa jadi motif yang besar, sebagaimana kata Mike Price. Dia bilang: "Lebih banyak orang punya bakat daripada disiplin. Itu sebabnya disiplin dibayar lebih tinggi." Tapi di lain pihak, Maria Yudkin pernah bilang, dia menolak "menzinahi otak" agar bisa menulis. Apa itu "menzinahi otak"? Yakni memforsir sedemikian rupa agar otak (keinginan) sampai rela berbohong agar seseorang bisa menulis.
Kuliah Sinclair Lewis tentang PenulisanSuatu hari Sinclair Lewis, sastrawan AS pertama yang menerima anugerah Nobel Sastra, menerima undangan Universitas Harvard agar memberi kuliah tentang penulisan. Dia memenuhi panggilan itu, meski kelihatan agak kacau.
Ketika sampai di podium dia berteriak kepada para mahasiswa, "Ayo angkat tangan, siapa di antara kalian yang ingin jadi penulis?"
Tentu saja semua orang mengacungkan tangan.
"Kalau begitu kenapa kalian semua tak ada di rumah dan terus menulis?" tanya dia mendelik dan meninggalkan podium.Kuliah selesai!
(scrapted from: http://halamanganjil.blogspot.com)Kesulitan dalam menulisDalam sebuah tulisannya pada 1983, Budi Darma mengemukakan bahwa pada dasarnya menulis itu memang sulit. Kesulitan untuk menulis terutama bersumber pada kurangnya kemampuan seseorang untuk berpikir kritis. Seseorang yang tidak dapat berpikir kritis dengan sendirinya tidak dapat mengidentifikasi dan memilah-milah persoalan dengan baik. Dan bila seseorang tidak mempunyai kemampuan melihat persoalan dengan betul, pikirannya juga tidak mempunyai kelengkapan daya analisis yang baik. Persepsi orang semacam ini dengan sendirinya kabur. Dan, kekaburan persepsi merupakan sumber kelemahan seseorang untuk menemukan persoalan yang dapat ditulisnya.
“Ketidakmampuan menemukan persoalan menyebabkan seseorang tidak mungkin menulis mengenai persoalan. Milik orang semacam ini terbatas pada kemampuan menceritakan kembali pengalamannya, atau apa yang pernah dilihatnya, didengarnya, dan dipelajarinya, ” kata Budi Darma.
taken from: http://hartye.blog.friendster.com