//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: AKUSALA GARUKA KAMMA  (Read 12726 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
AKUSALA GARUKA KAMMA
« on: 12 September 2009, 10:29:34 PM »
Mau nanya donk...
kalau ada seseorang yang melakukan akusala garuka kamma, kan kabarnya udah dapet tiket ke neraka avici...
nah, apa hanya dengan berkappa2 di neraka avici then sudah lunas kamma buruk beratnya? seperti Devadatta yang melukai sang Buddha, raja Ajatasattu yang membunuh ayahnya, kabarnya mampu mencapai tingkat kesucian nantinya? atau, apakah akan tetap menderita di kehidupan berikutnya setelah menghabiskan waktu dan kamma buruk di neraka avici? (seperti kasus kematian Moggalana Thera)
mohon sharingnya, donk...
p.s. jangan junk yah kalau ada yang mau jawab. namaste.
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #1 on: 13 September 2009, 01:25:06 PM »
IMO, Hukum Kamma itu ngga selalu berjalan lurus bila berbuat A maka hasilnya B. Melainkan Hukum Kamma itu sendiri sebuah sistem yg kompleks. Demikian kompleks dan bertambah kompleks lagi saat Hukum Kamma bertemu dg sistem2 laen contoh: Niyama2 yg lainnya. Jd dg sendirinya bukan 1 penyebab saja yg menentukan suatu akibat terjadi, melainkan akumulasi dr berbagai faktor yg bersesuaian. Contoh gampangnya buah mangga bukan ada sendirinya melainkan perlu brbagai faktor yg bersesuaian, tanah yg gembur, angin yg cukup, sinar matahari yg cukup dan curah hujan/air yg cukup, tentu jg serangan hama yg tdk berlebihan.

Sedangkan dlm proses berbuahnya, tidak berarti sekali berbuah lsg habis pula. Seperti pohon mangga yg kalau 1 kondisi penunjangnya tidak mencukupi misal kurang mendapat air, atau serangan hama-wereng yg ganas, tdk akan menghasilkan buah yg matang dan sempurna, demikian juga halnya Hukum Kamma. Yg jelas akibat dr satu Kamma tdk dpt dinegasikan menjadi nol. Hanya saja bila diibaratkan akusala kamma sebagai garam, maka kusala kamma dpt digambarkan sbg air. Utk membuat air terasa lebih tawar drpd garam di dalam, tambahkan sebanyak mungkin air hingga kadar garam dan rasa asin menjadi tipis. Selanjutnya tentu saja yg paling penting, sucikan pikiran (sacitta pariyo dapanam) sehingga kita tdk lagi terpengaruh oleh manis-asinnya pengalaman yg kita alami.

Rumitnya pemahaman utk memahami akibat dr Hukum Kamma inilah makanya oleh Sang Buddha dijelaskan ttg 4 hal yg tak terpikirkan (acinteyya) oleh manusia biasa dlm Acintita Sutta:
1. Buddha-visaya: memikirkan ttg ruang lingkup kemampuan seorg Samma-Sambuddha.
2. Jhana-visaya: memikirkan ttg ruang lingkup kemampuan meditasi Jhana.
3. Kamma-vipaka: memikirkan ttg akibat kamma.
4. loka-cinta: memikirkan dan berspekulasi ttg dunia.

Semoga cukup menjawab. :) _/\_
appamadena sampadetha

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #2 on: 14 September 2009, 12:36:56 PM »
tambahan dari apa yang disebut bro xuvie  dengan sangat jelas sekali.........

tergantung dari bagaimana dia bisa menghadapi kondisi semenjak masuk ke neraka avici sampai saat akusala garuka kamma-nya itu habis

kalau dalam kondisi keseharian, dia mengikuti trend lingkungan yang penuh akusala, yah dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada waktu expire akusala vipakanya

tapi dalam kasus devadatta dimana dia sudah mencapai jhana2 yg tinggi, dia sesungguhnya bisa menjaga batinnya untuk tetap dalam konsentrasi, sehingga saat akusala garuka vipaka expire, dengan kondisi batin yg penuh konsentrasi, setidaknya dia bisa jadi mahluk tihetuka

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #3 on: 14 September 2009, 05:29:45 PM »
Jawabannya berat amat...yang simple aja ya.
Jadi, iya atau tidak, si pelaku akusala garuka akan selalu hidup menderita setelah selesai di avici?
Seperti Moggalana Thera gitu, maksudnya. Bahkan setelah mencapai kesucian tertinggi pun masih perlu membayar sisa2 kamma...
Thanks yah xuvie n markus.
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #4 on: 14 September 2009, 07:21:51 PM »
Jawabannya berat amat...yang simple aja ya.
Jadi, iya atau tidak, si pelaku akusala garuka akan selalu hidup menderita setelah selesai di avici?
Seperti Moggalana Thera gitu, maksudnya. Bahkan setelah mencapai kesucian tertinggi pun masih perlu membayar sisa2 kamma...
Thanks yah xuvie n markus.

Mencapai kesucian tertinggi itu berarti tidak membuat kamma baru, bukan "menghabiskan kamma lampau". Pencapaian kesucian tidak ada hubungannya dengan banyaknya kamma baik/buruk.

Seperti dijelaskan bro xuvie, akusala garuka kamma pun berproses. Kadang dengan perbuatan baik yang luar biasa, akibatnya bisa berkurang. Contohnya Ajatasattu yang membunuh Bimbisara (yang selain merupakan ayahnya, juga adalah seorang Ariya Sotapanna), seharusnya terlahir di Avici. Namun karena penyesalannya dan jasa baiknya terhadap Buddha Sasana, ia tidak terlahir di Avici, melainkan di Lohakumbhiya Niraya, yang walaupun sama sekali bukan alam yang menyenangkan, namun dikatakan jauh lebih baik daripada Avici.

Jadi apakah akan selalu menderita? Tidak juga. Demikian pula dengan kusala garuka kamma, setelah orang terlahir di alam Brahma, tidak juga akan selalu bahagia. Semua adalah tidak kekal.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #5 on: 14 September 2009, 09:25:19 PM »
Iyup Sis Yuri.. Sori jawabannya rada complicated. Ini bukan pertanyaan yg bs dijawab dg ya atau tidak saja. Jadi kudu dijelasin dikit. Moga2 ngerti.. Xixixi.. pdhl saya jg lom ngerti. Kalo kata (alm) Bhante Dhammananda: 'nevermind nevermind' ^-^

Yg jelas proses berbuahnya kamma (baik/buruk) bukan ibarat dapat kupon 'all you can eat' utk 1 hari trus besok ga berlaku lg. Tapi kapan ada lagi ya bisa dapat lagi..

Yg penting:
-kurangi kejahatan.
-lakukan kebajikan.
-sucikan pikiran.

_/\_
appamadena sampadetha

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #6 on: 14 September 2009, 11:17:01 PM »
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,11930.msg197859.html#msg197859


5) Kerumitan dari Hukum Sebab dan Akibat

Hidup dalam kehidupan saat ini hanyalah satu buah kehidupan dan sangat “kecil” bila dibandingkan dengan kehidupan-kehidupan lampau kita yang tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu, kamma atau perbuatan-perbuatan yang kita lakukan hanya pada kehidupan sekarang ini adalah sangat-sangat “kecil” sekali ketika dibandingkan dengan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan di kehidupan-kehidupan lampau yang tak terhitung banyaknya.

Sebagai contoh, lihatlah perbuatan menulis dengan sebuah pena atau pensil di secarik kertas. Tulisan pertama dapat dibaca dan dipahami dengan mudah. Tetapi penulisan ulang pada kertas yang sama beberapa kali, membuat kata-katanya menjadi semakin sulit dilihat dan dibaca. Dengan kondisi demikian, maka membaca tulisan yang ada di kertas tersebut menjadi tidak mungkin. Penelusuran terhadap kata-kata yang ada di sana malah akan membingungkan kita; kita tahu bahwa di sana ada kata-kata di kertas tersebut namun kita tidak sanggup untuk mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Tulisan manakah yang lebih dulu dan belakangan?  Demikian pula halnya dengan perbuatan baik dan buruk dari seseorang. Perbuatan-perbuatan dilakukan berulang-ulang dan tidak dapat dihitung. Dengan cara yang sama,  perbuatan baik dan buruk menjadi “tercampur aduk”. Mereka tertimpa dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya dan bahkan jauh lebih tidak dapat dipahami dibandingkan dengan kata-kata yang tidak terbaca tersebut, serta tidak dapat dibedakan mana yang lebih awal atau belakangan. Seseorang tidak dapat memahami kamma-nya sendiri dan juga tidak dapat menunjukkan perbedaan atas mana kamma yang lebih awal. Juga, apa saja perbuatan baik dan buruk yang telah dilakukan selama ini tidak dapat diketahui semuanya pada kehidupan sekarang. Inilah kerumitan dari kamma yang tidak dapat dibedakan dan adalah sama dengan kerumitan yang membingungkan dari berbagai tulisan yang ditulis timpa-menimpa pada secarik kertas yang sama.


6) Apakah yang Mengungkapkan Kerumitan Kamma?

Ada hal yang membedakan antara kerumitan kamma dengan tulisan yang tidak terbaca, yaitu: tulisan yang tidak terbaca tidak dapat menunjukkan apakah arti dari tulisan tersebut adalah baik atau buruk.

Tidak peduli berapa banyak pun perbuatan yang saling tumpang tindih, mereka tetap dapat diketahui dan dibedakan antara mana yang baik dan buruk. Akibat yang muncul dari perbuatan-perbuatan tersebut menunjukkan atau mencerminkan penyebab-penyebabnya.


Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #7 on: 15 September 2009, 04:01:05 AM »
Walau masih agak2 bingung, thanks ya semua...
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #8 on: 15 September 2009, 09:36:35 AM »
Mau nanya donk...
kalau ada seseorang yang melakukan akusala garuka kamma, kan kabarnya udah dapet tiket ke neraka avici...
nah, apa hanya dengan berkappa2 di neraka avici then sudah lunas kamma buruk beratnya? seperti Devadatta yang melukai sang Buddha, raja Ajatasattu yang membunuh ayahnya, kabarnya mampu mencapai tingkat kesucian nantinya? atau, apakah akan tetap menderita di kehidupan berikutnya setelah menghabiskan waktu dan kamma buruk di neraka avici? (seperti kasus kematian Moggalana Thera)
mohon sharingnya, donk...
p.s. jangan junk yah kalau ada yang mau jawab. namaste.

Hukum Kamma itu kan kompleks, Ci. Apalagi kalau seseorang sudah melakukan akusala garuka kamma. Perbuatan itu pasti mengakibatkan penderitaan yang panjang. Dikatakan panjang itu bukan berarti hidup menderita berkappa-kappa di Avici saja. Karena setiap satu perbuatan, cenderung bisa memunculkan banyak buah perbuatan.

Misalnya kalau seseorang membunuh orang tuanya, dia pasti akan terlahir di alam neraka. Paling parah yah neraka Avici. Kecuali dia banyak menimbun kamma baik, sehingga dia terlahir di alam neraka yang lebih 'ringan' dari Avici.

Setelah selesai kehidupannya di Avici, dia bisa saja terlahir di alam bahagia. Misalnya menjadi manusia. Tapi hukum kamma itu kan kompleks. Banyak sebab menghasilkan banyak akibat. Jadi mungkin saja kelak ketika ia menjadi manusia, masih menjalani hidup dengan penderitaan. Misalnya sakit-sakitan, ditindas, ataupun mati dibunuh, dsb.

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #9 on: 15 September 2009, 01:08:57 PM »
Thanks yah papasaka..bahasanya gampang dibaca, udah disesuaiin ama TS yak.
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #10 on: 15 September 2009, 01:37:31 PM »
Thanks yah papasaka..bahasanya gampang dibaca, udah disesuaiin ama TS yak.

Ya. Kalau kurang jelas, bisa dilanjutkan pertanyaannya kok. Supaya teman2 yg lain juga bisa berbagi pemahaman Dhamma, dan temen2 yg lain juga mendapat info yang berguna. :)

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #11 on: 15 September 2009, 01:39:48 PM »
Jawabannya berat amat...yang simple aja ya.
Jadi, iya atau tidak, si pelaku akusala garuka akan selalu hidup menderita setelah selesai di avici?
Seperti Moggalana Thera gitu, maksudnya. Bahkan setelah mencapai kesucian tertinggi pun masih perlu membayar sisa2 kamma...
Thanks yah xuvie n markus.

Saat seorang menjadi suci, saat itu dia sudah melakukan kusala kamma yang luar biasa besarnya
Karena itu, kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk berbuahnya sebagian besar akusala kamma
Tapi bukan berarti semua kamma buruknya menjadi tidak berbuah


bisa dilihat pada kisah saat buddha terluka ujung kakinya oleh batu yg dilemparkan oleh devadatta
juga saat buddha menderita sakit perut yang amat sangat

Jadi untuk kamma2 tertentu yg buahnya sangat berat, saat seseorang menjadi suci, buahnya itu akan menjadi minimal dan untuk kamma yang biasa2 saja, menjadi ahosi kamma (sudah tidak berpotensi berbuah lagi)

Singkat kata, untuk kamma yang kekuatannya tidak terlalu berat, kesucian bisa menjadi kamma pemotong (upaghataka kamma)
tapi untuk yang kekuatannya berat, kesucian menjadi kamma penekan (upapilaka kamma)

semoga bahasanya udah bisa dimengerti yah karena kompleksitas hukum kamma ini, banyak membuat salah pengertian.......

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #12 on: 15 September 2009, 05:48:29 PM »
Saat seorang menjadi suci, saat itu dia sudah melakukan kusala kamma yang luar biasa besarnya
Karena itu, kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk berbuahnya sebagian besar akusala kamma
Tapi bukan berarti semua kamma buruknya menjadi tidak berbuah


bisa dilihat pada kisah saat buddha terluka ujung kakinya oleh batu yg dilemparkan oleh devadatta
juga saat buddha menderita sakit perut yang amat sangat

Jadi untuk kamma2 tertentu yg buahnya sangat berat, saat seseorang menjadi suci, buahnya itu akan menjadi minimal dan untuk kamma yang biasa2 saja, menjadi ahosi kamma (sudah tidak berpotensi berbuah lagi)

Singkat kata, untuk kamma yang kekuatannya tidak terlalu berat, kesucian bisa menjadi kamma pemotong (upaghataka kamma)
tapi untuk yang kekuatannya berat, kesucian menjadi kamma penekan (upapilaka kamma)

semoga bahasanya udah bisa dimengerti yah karena kompleksitas hukum kamma ini, banyak membuat salah pengertian.......
Saking banyaknya, sampai sering dlm pandangan org awam kamma bisa dihapus, atau dinegasikan menjadi tiada.

btw Om Markus, kusala itu terjemahan secara tepatnya dlm indonesia apa yah? _/\_
appamadena sampadetha

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #13 on: 15 September 2009, 07:46:36 PM »
 :-?
Elin baru tau juga nih, dulu pernah terpikir sih tapi males ampe detail. soalnya ga punya pengetahuan Dhamma yg luas :(

lumayan info nya, thanks lho c'Yuri uda nanya.
Thanks juga yg uda bantu jawab :)
Elin kan jadi inget hal yg dulu sempat nyangkut di pikiran..

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #14 on: 15 September 2009, 07:59:22 PM »
Gak usah sungkan, i terima utangan koq... :))
Life is beautiful, let's rock and roll..