//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA  (Read 12837 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #30 on: 21 January 2013, 12:25:41 PM »
Oleh karena itu saya pribadi menganggap sutra tersebut adalah sutra "tempaan" (forge).  :backtotopic: :whistle:

Justru menurut saya "inti" dari "Mahayana" itu ada di Saddharmapundarika Sutra
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #31 on: 21 January 2013, 12:28:04 PM »
Sekarang begini, rekan Adi Lim, dalam Mahayana jelas tujuannya adalah Samma Sambuddha melalui jalur Bodhisattva-Mahasattva, sedang dalam aliran lain (saya hindari penyebutan agar tidak dikatakan pengecilan) jelas juga tujuannya adalah Arahat/Arahanta/Arhat. Bila paham kedua definisi tersebut (Samma Sambuddha dan Arahat) tentu sudah dapat menarik sendiri kesimpulan.

Seperti halnya sarjana S1 dan Profesor, serta ukuran mesin mobil, apakah jika yang satu disebut lebih kecil adalah sebuah penghinaan?

Saya kira realita lebih penting dari persepsi. Misalnya saya berberat badan 100 kg, tentu saya boleh mengatakan Anda lebih kecil jika hanya berbobot 50 kg atau dibawah 100 kg. Jika ini disebut mengecilkan atau merendahkan, bukankah itu sudah masuk dalam ranah persepsi (penilaian subyektif)?

Lihat sesuatu apa adanya, realita memang hanya demikian adanya.

 _/\_

Justru itu, kalau baca lagi Sutr Intan, Tidak ada yang namanya dhamma sempurna, tidak ada makhluk yang dibebaskan...
Justru karena bahkan untuk "keinginan mulia" (chanda) untuk mencapai annutara sammasambuddha, Petapa Sumedha harus menjalani 4 assankheya kappa + 100.000 kappa di dalam samsara (mengalami kelahiran dan kematian berulang2) lagi.

JADI TIDAK ADA YANG NAMA-nya ANNUTARA SAMYAKSAMBUDDHA (Baca Sutra Intan).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #32 on: 21 January 2013, 05:57:58 PM »
justru hanya melihat realita adanya itu adalah mengecilkan  ^-^

Jika Anda pendek dan saya katakan pendek apakah itu mengecilkan?

Salam.  _/\_

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #33 on: 21 January 2013, 06:05:43 PM »
Jika Anda pendek dan saya katakan pendek apakah itu mengecilkan?

Salam.  _/\_

Konon Mahayana di turunkan setelah Hinayana (jalan sravaka)... Trus setelah Mahayana diturunkan, plus argumentasi dengan istilah merendahkan ajaran sebelum-nya (baca : Hinayana a.k.a. jalan sravaka). Dan kisah ini katanya berasal / bersumber dari "orang yang sama" BUDDHA SAKYAMUNI.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #34 on: 21 January 2013, 06:09:31 PM »
Justru itu, kalau baca lagi Sutr Intan, Tidak ada yang namanya dhamma sempurna, tidak ada makhluk yang dibebaskan...
Justru karena bahkan untuk "keinginan mulia" (chanda) untuk mencapai annutara sammasambuddha, Petapa Sumedha harus menjalani 4 assankheya kappa + 100.000 kappa di dalam samsara (mengalami kelahiran dan kematian berulang2) lagi.

JADI TIDAK ADA YANG NAMA-nya ANNUTARA SAMYAKSAMBUDDHA (Baca Sutra Intan).

Anda paham makna hakiki (mutlak) dan makna konvensional (kondisional/situasional) tidak?

Anda tentu paham analogi berikut (di luar konteks, tapi serupa dengan penafsiran pragmatis Anda di atas):

1. Mobil itu ada, nyata dan bisa saya lihat dan sentuh.
2. Mobil itu tidak ada, terdiri dari mur, baut, besi, karet, busa, kaca, stiker, cat, lem, plastik, dsb.

Nah, perumpamaan di atas adalah analogi untuk anatta, tiada inti kekal. Tapi dalam keseharian kita, toh kita masih menggunakan terminologi mobil untuk mewakili suatu obyek yang kita tunjuk/maksudkan.

Jadi, tulisan Anda di atas, dipahami sebagai poin kedua dari analogi serupa yang saya berikan tidak?

Kalau Anda telan mentah, dan dicampur aduk, tentu saja Anda tidak akan pernah mencerna (dharma) dengan baik.

Bicara sesuai konteks,
bertindak dan berperilaku sesuai kondisi dan aturan.

Belajar dharma sesuai koridor, kebenaran mutlak atau kebenaran konvensional (Paramattha Sacca atau Sammuti Sacca).

Begitu, semoga bisa dipahami.

Salam.  _/\_

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #35 on: 21 January 2013, 06:23:01 PM »
Anda paham makna hakiki (mutlak) dan makna konvensional (kondisional/situasional) tidak?

Anda tentu paham analogi berikut (di luar konteks, tapi serupa dengan penafsiran pragmatis Anda di atas):

1. Mobil itu ada, nyata dan bisa saya lihat dan sentuh.
2. Mobil itu tidak ada, terdiri dari mur, baut, besi, karet, busa, kaca, stiker, cat, lem, plastik, dsb.

Nah, perumpamaan di atas adalah analogi untuk anatta, tiada inti kekal. Tapi dalam keseharian kita, toh kita masih menggunakan terminologi mobil untuk mewakili suatu obyek yang kita tunjuk/maksudkan.

Jadi, tulisan Anda di atas, dipahami sebagai poin kedua dari analogi serupa yang saya berikan tidak?

Kalau Anda telan mentah, dan dicampur aduk, tentu saja Anda tidak akan pernah mencerna (dharma) dengan baik.

Bicara sesuai konteks,
bertindak dan berperilaku sesuai kondisi dan aturan.

Belajar dharma sesuai koridor, kebenaran mutlak atau kebenaran konvensional (Paramattha Sacca atau Sammuti Sacca).

Begitu, semoga bisa dipahami.

Salam.  _/\_

Emang-nya Buddha (Tathagatha) bisa membebaskan makhluk lain ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #36 on: 21 January 2013, 07:57:29 PM »
Jika Anda pendek dan saya katakan pendek apakah itu mengecilkan?

Salam.  _/\_

perseps saya : ikan kribo   ;D
« Last Edit: 21 January 2013, 08:03:35 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #37 on: 21 January 2013, 08:00:26 PM »

Belajar dharma sesuai koridor, kebenaran mutlak atau kebenaran konvensional (Paramattha Sacca atau Sammuti Sacca).

Begitu, semoga bisa dipahami.

Salam.  _/\_

bagaimana pula kosong = isi, isi = kosong ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #38 on: 22 January 2013, 08:09:03 PM »
Emang-nya Buddha (Tathagatha) bisa membebaskan makhluk lain ?

Tergantung dalam pengertian (konteks) apa.

Jika Sakyamuni tidak memutar roda dharma di bumi ini, apakah hari ini ada Dhammacitta.org?
Jika saja di dunia ini tidak pernah ada Pangeran Siddharta yang mencapai Penerangan Sempurna, apakah hari ini ada saya dan Anda sedang berbicara tentang Buddha, Tathagatha, Triratna, Anatta, dll?

Bahkan vihara saja tidak ada, apalagi bhikkhu dan kitab sucinya.

Namun, jika bicara tentang pelatihan diri dan pembebasan, berhubung adanya free will (keinginan bebas), maka tentunya setiap makhluk bertanggung jawab atas semua pilihan hidupnya (terlahir dan mewarisi karmanya masing-masing).

Jadi, tergantung konteks. Semoga dapat dipahami.

Salam.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #39 on: 22 January 2013, 08:12:00 PM »
bagaimana pula kosong = isi, isi = kosong ?

Konsep kekosongan (Sunyata) hanya dianut sebagian aliran Buddhisme. Kurang tepat dibahas di topik umum seperti ini.

Lagi pula,  kosong = isi, isi = kosong bukan berarti kebenaran mutlak = kebenaran konvensional (jika itu yang Anda pikirkan).

Semoga berbahagia.

Salam.  _/\_

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #40 on: 23 January 2013, 02:21:48 PM »
Emang-nya Buddha (Tathagatha) bisa membebaskan makhluk lain ?

jawaban :
Tergantung dalam pengertian (konteks) apa.

Jika Sakyamuni tidak memutar roda dharma di bumi ini, apakah hari ini ada Dhammacitta.org?
Jika saja di dunia ini tidak pernah ada Pangeran Siddharta yang mencapai Penerangan Sempurna, apakah hari ini ada saya dan Anda sedang berbicara tentang Buddha, Tathagatha, Triratna, Anatta, dll?

Bahkan vihara saja tidak ada, apalagi bhikkhu dan kitab sucinya.

Namun, jika bicara tentang pelatihan diri dan pembebasan, berhubung adanya free will (keinginan bebas), maka tentunya setiap makhluk bertanggung jawab atas semua pilihan hidupnya (terlahir dan mewarisi karmanya masing-masing).

Jadi, tergantung konteks. Semoga dapat dipahami.

Salam.  _/\_

jawabannya nyambung ndak sih ?  ???
atau saya yg tidak mengerti 'bahasa tingkat tinggi'  :(
kayak ikan kribo
« Last Edit: 23 January 2013, 02:25:49 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #41 on: 25 January 2013, 09:04:44 AM »
Tergantung dalam pengertian (konteks) apa.

Jika Sakyamuni tidak memutar roda dharma di bumi ini, apakah hari ini ada Dhammacitta.org?
Jika saja di dunia ini tidak pernah ada Pangeran Siddharta yang mencapai Penerangan Sempurna, apakah hari ini ada saya dan Anda sedang berbicara tentang Buddha, Tathagatha, Triratna, Anatta, dll?

Bahkan vihara saja tidak ada, apalagi bhikkhu dan kitab sucinya.

Namun, jika bicara tentang pelatihan diri dan pembebasan, berhubung adanya free will (keinginan bebas), maka tentunya setiap makhluk bertanggung jawab atas semua pilihan hidupnya (terlahir dan mewarisi karmanya masing-masing).

Jadi, tergantung konteks. Semoga dapat dipahami.

Salam.  _/\_

Apakah semua makhluk tercerahkan ketika bertemu (dan sampai mendapat / mendengar khotbah dhamma) dengan Buddha (Tathagatha) ? Bagaimanakah Nasib Cinca (penfitnah Buddha) ? Bagaimanakah nasib Devadatta ?
« Last Edit: 25 January 2013, 09:06:46 AM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #42 on: 26 January 2013, 02:51:33 AM »
Apakah semua makhluk tercerahkan ketika bertemu (dan sampai mendapat / mendengar khotbah dhamma) dengan Buddha (Tathagatha) ? Bagaimanakah Nasib Cinca (penfitnah Buddha) ? Bagaimanakah nasib Devadatta ?

Sudah dijawab pada postingan yang Anda kutip.

Namun, jika bicara tentang pelatihan diri dan pembebasan, berhubung adanya free will (keinginan bebas), maka tentunya setiap makhluk bertanggung jawab atas semua pilihan hidupnya (terlahir dan mewarisi karmanya masing-masing).

 _/\_