//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mengendalikan anak hyperaktif  (Read 10366 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Herina Tantica

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Mengendalikan anak hyperaktif
« on: 23 April 2011, 01:31:36 PM »
Saya mempunyai anak usia 3 tahun. Nakin namanya. Cowok. Setelah di konsultasikan, Nakin merupakan anak ADHD (Attention Defisit Hyperaktive Disorder). Belum bisa lancar komonikasi verbal. Saya sudah mencoba utk bersabar dalam menghadapi Nakin (mungkin sabarnya masih kurang ya..), tapi saya sudah berusaha sangat sangat keras. Terapi diet , berdoa utk Nakin , menjalankan Attha sila untuk Nakin sudah saya lakukan. Tetapi hati ini sangat cape, air mata saya aja udh cape. Saya berencana hanya punya 1 anak, tapi mengapa Nakin begitu? Saya tau jawabannya hanya 1 yaitu "KARMA" kan? tapi sangat amat berat rasanya... Mungkin saya terkena depresi.. kadang terlintas Nakin di tenggelamkan di bak mandi aja ato waktu tidur ditutup hidung nya....
Saya juga engk mengerti saya kok bisa jadi begitu?
Kemaren saya pukul habis2an. Kasian Nakin juga, dia hanya bisa nangis, padahal Nakin cakep anaknya.
Saya merasa semua sudah saya lakukan, tapi mengapa masih belum ada perkembangan.
Mungkin sebenarnya yang bermasalah adalah saya ya...
Mohon bantuan moral utk hati ini lebih damai 
Salam
Rina

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #1 on: 23 April 2011, 03:46:27 PM »
pertama2 terimalah "turut simpati" dari saya utk anda dan keluarga atas masalah yg sdg anda hadapi sis. saya pribadi pernah memiliki anak yg ada masalah gangguan otak (terlahir dg kondisi radang otak, hydrocephallus, lumpuh), namun berkat usaha gigih sy (tidak sombong lho, ini sungguh2), sejak dia bayi alarm hati sy mengatakan anak sy sakit gangguan di otak tp "apa" sy tidak tahu, kemudian sy berpindah2 dokter specialist anak hingga 4 kali baru ketemu yg COCOK ini wkt bayi sy umur 2 bln, sejak itu dilakukan berbagai therapi dan pengobatan, akhirnya berhasil sembuh total usia 4 thn, oleh dokter dinyatakan bebas dari obat2an utk otaknya, oya umur 8 bulan udah berjalan (kami semua menjerit terkejut & berbahagia).

menurut pengalaman pribadi sy, krn sesama pasien gangguan otak sering berbagi pengalaman, ada juga pasien yg demikian, persis dg keluhan anda, jadi sy ingat dan ingin berbagi dg anda. saran saya, sebelum usia 3 thn (apalagi msh terhitung bulanan) akan 100% sembuh, krn volume otak blm 100% padat dan masih bisa dikejar ditambah perkembangannya, ini menurut dokter specialis otak lho (dokter anak sy adalah dokter anak specialis otak S3 dari Jepang). sehingga wkt anak sy berumur 2 bln sy bawa ke dia, dia berjanji kepada sy akan berhasil menyembuhkan 100% dan terbukti, sekarang umur 19 thn tinggi lebih dari 180 cm, dan kuliah di jurusan komputer dg kemampuan normal. maka cepat2lah segera menemui dokter specialis anak bagian otak, SESEGERA mungkin. OPTIMISlah sis, pasti ada jalan. selain itu sekolahkan dia ke sekolah anak2 yg memiliki "kelainan" sebaiknya jangan ke sekolah SLB utk abnormal dlm arti terbelakang mental, JANGAN, carikan sekolah utk anak2 Authis, setahu sy anak2 Authis sebenarnya anak pandai, tp asyik dg dunia dia sendiri shg sulit berkomunikasi. nahh...cobalah cari sekolah spt ini, krn para gurunya memiliki kemampuan memancing kemampuan tersembunyi dari anak, shg anak menjadi lebih berkembang.

OPTIMIS n SEMANGAT sis....banyak yg menderita lebih dari itu, sis tidak sendiri kok....

smg segera bertemu dg dokter dan sekolah yg sesuai dg putra sis. klo minat dikota sy Yogyakarta, entah dokter tsb masih hidup ato sudah berpindah alam, coba hub RS.SARDJITO dia Direktur Poli Anak. dokternya cewek namanya Dr.Sunarti. kemudian di Yogyakarta ada Sekolah anak Authis yg didirikan oleh Sultan dg sarana yg bagus sekali, krn dpt bantuan dari LN.

mettacittena,
« Last Edit: 23 April 2011, 04:09:42 PM by pannadevi »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #2 on: 23 April 2011, 04:10:35 PM »
sis rina, saya lebih cenderung memberikan pandangan kepada anda.. bukan kepada Nakin, anak anda, karena saya percaya anda sudah berusaha yang terbaik untuk kesembuhan Nakin, yang perlu ditingkatkan hanyalah kesabaran anda.

Sedikit pandangan saya, mudah2an bisa membuat anda lebih merenung. Anda mungkin sudah mempelajari Buddhisme dengan baik, dan anda juga percaya mungkin ini karena karma, dan saat ini anda cukup menderita karenanya. Yang perlu digarisbawahi anda "menderita". Nah jika anda katakanlah kalap, dan melakukan suatu tindakan yang membahayakan Nakin, percayalah anda pasti akan lebih menderita.. Penderitaan anda bisa berupa dihantui rasa bersalah seumur hidup, dll. Dan hal ini juga tentunya akan berlangsung di kehidupan berikutnya jika anda berjodoh dengan Nakin kembali. Dan tentunya karena anda berbuat buruk, maka ikatan yang terbentuk juga buruk, dan ada kemungkinan di masa depan, anda bisa lebih menderita dibanding yang sekarang.

Sis Rina, mungkin anda bisa mengatakan saya tidak mengerti kesulitan anda, bagaimana perasaan anda. Memang saya belum begitu paham. Namun jika saya yang mengalami seperti sis, saya juga amat sangat berat. Membayangkan saja sudah membuat berat, apalagi anda yang mengalami secara langsung. Makanya di sini, saya pribadi memberikan dukungan moril kepada anda walau maaf kata hanya bisa NATO doank. Tapi jika anda bisa melalui ini semua.. anda menjadi ibu yang paling luar biasa di muka bumi ini. Terimalah hal ini, maka niscaya anda akan merasa lebih lega. Terimalah Nakin apa adanya. Sayangi dia, cintai dia, lupakan kelemahannya. Nakin walau mungkin saat ini belum bisa ngomong dengan lancar, namun jika anda perlakukan dia dengan tulus, dia juga akan senang walau tidak bisa mengutarakannya. Jadikanlah ikatan buruk ini sebagai ikatan yang terakhir, sehingga ke depannya, jika anda berjodoh kembali dengan Nakin, hal2 yang indah yang bakal terjadi :)

Berjuanglah.. agar menjadi ibu yang baik :)



Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #3 on: 23 April 2011, 04:16:32 PM »
Quote
pengoabatan yang tersedia saat ini fokus kepada pengurangan gejala ADHD dan memperbaiki fungsi. perawatan termasuk obat-obatan, berbagai jenis psikoterapi, pendidikan atau pelatihan, atau kombinasi perawatan.

jenis-jenis psikoterapi yang digunakan untuk ADHD :

    terapi perilaku
    terapi medikasi atau farmakologi
    terapi nutrisi dan diet
    beberapa terapi biomedis
    terapi EEG biofeed back
    terapi herbal
    pengobatan homeopatik
    pengobatan tradisional cina, seperti akupuntur

pengobatan2 di atas boleh dicoba..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #4 on: 23 April 2011, 04:21:20 PM »
TREATMENT
Studi yang begitu lama membuktikan bahwa kombinasi antara obat-obatan dan psikoterapi (behavioral therapy) dan manajemen medikasi yang tepat, terapi yang intensif dan komunitas treatment yang rutin telah menolong anak-anak dengan gangguan ADHD menjadi lebih baik. Menurunnya intensitas kecemasan, membaiknya penampilan di sekolah, meningkatnya kualitas hubungan antara orangtua-anak, meningkatkan kemampuan sosial merupakan keuntungan pemberian treatment secara dini, tentunya dengan medikasi yang rendah dosis.

Kadang beberapa anak menunjukkan efek buruk dari medikasi, oleh karenanya perlunya pengawasan ketat dalam pemberian obat-obatan, apalgi bila anak tersebut disertai dengan gangguan kecemasan dan depresi. Haruslah berhati-hati dalam memberi obat-obatan medis

a) Medikasi
Jenis obat simultan berguna menurunkan gejala hiperaktif dan kompulsif, beberapa anak juga dilaporkan meningkatnya konsentrasi, pekerjaan dan belajar. Selain itu obat jenis simultan juga meningkatkan koordinasi tubuh sehingga anak tidak menemui kesulitan dalam melakukan pekerjaan tangan atau berolahraga.

Jenis simultan dianggap paling baik, dalam dosis yang rendah tidak akan membuat anak seperti “fly”. Selama pemberian obat dalam dosis rendah dan terkontrol jenis simultan ini dianggap tidak menimbulkan adiktif. Dalam treatmen juga diusahakan manajemen pemberian obat-obatan, misalnya seminggu sekali atau pada waktu siang hari.

Jika dalam seminggu tidak memberi pengaruh meningkatkan performance, dokter akan meningkatkan dosis, jika tidak juga memberi pengaruh maka dokter akan mengganti dengan obat jenis lainnya.

b) Psikoterapi

Behavior therapy
Terapi ini berguna untuk meningkatkan kemampuan pada anak, pada terapi ini orangtua terlibat langsung dalam terapi, misalnya memberikan penghargaan terhadap perilaku yang positif yang ditujukkan oleh anak. Ketika anak mulai kehilangan kontrol, orangtua mengambil time out, dan menyuruh anak untuk diam di kursinya sampai ia menjadi tenang. Tujuan dalam terapi ini juga mengajarkan anak untuk mengenal muatan-muatan emosinya. Terapi juga mengajarkan orangtua teknik-teknik bersenang-senang dengan anak ADHD tanpa harus merasa tertekan.

Social skills training
Dalam pelatihan ini anak belajar cara-cara menghargai dan menempatkan dirinya bersama dengan kelompok bermainnya. Pelatihan ini juga anak diajarkan kecakapan bahasa nonverbal melalui insyarat wajah, ekspresi roman, intonasi suara sehingga anak cepat tanggap dalam pelbagai situasi sosial. Disamping itu anak juga diajarkan untuk belajar mengendalikan impuls misalnya dilatih untuk menunggu giliran bermain, berbagi mainan dengan temannya, Pelatihan ini juga diharapkan anak dapat mengontrol perilaku amarah yang tidak terkendali.

Family support groups
Merupakan kelompok orangtua yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan ADHD untuk berbagi pengalaman. Kelompok ini juga saling menyediakan informasi bagi sesama anggotanya, mengundang pembicara profesional untuk berbagi pengetahuan dalam menghadapi dan membesarkan anak-anak mereka.
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #5 on: 23 April 2011, 04:22:20 PM »
ADHD bukan Autis
Banyak anak autis yang tidak dapat bicara, namun autis bukanlah "penyebab" ketidakmampuan ini.Tak seorangpun tahu mengapa beberapa anak autis dapat bicara dan yang lain tidak. Bila suara-suara yang diterima oleh telinga terasa berlarian secara bersamaan menjadi bundel yang tak berarti disebut dengan Central Prosecessing Disorder seperti yang terjadi pada Temple Grandin waktu ia kecil. Anak yang mengalami kesulitan dalam menghasilkan suara juga menunjukkan kesulitan meniru urutan gerakan dengan tangan atau anggota tubuh yang lain disebut dengan Dyspraxia atau kesulitan dalam menggabungkan gerakan motorik. Anak yang menunjukkan tonus otot lemah pada pipi dan lidah dan menunjukkan karakteristik yang konsisten disebut dengan Dysarthria.

Anak-anak non SN yang mengeluarkan suara tertentu "aturan" atau proses yang digeneralisasi secara berlebihan, contohnya mereka "stop" semua suara awal atau "menghilangkan" semua suara akhir gangguan ini disebut dengan Phonological Process Disorder yang juga dapat dialami oleh anak autis.

Seorang SLP (Speech Language Pathologist) dapat mendiagnosa apraxia bila anak mulai berbicara. Oral Apraxia,Apraxia/Dyspraxia of Speech, Verbal Apraxia/Dyspraxia adalah istilah yang digunakan untuk mendiagnosa kesulitan yang menyinggung output bicara. Kapanpun kata "a" ditempelkan pada istilah medis, biasanya berarti "tanpa" dan istilah "dys" digunakan berarti "hilang sebagian atau gangguan". Sehingga istilah "apraxia" harus digunakan untuk menjelaskan ketidakmampuan untuk menghasilkan gerakan yang bertujuan dan "dyspraxia" harus digunakan untuk menjelaskan satu kesulitan menghasilkan gerakan yang berujuan. Biasanya istilah "Dyspraxia" digunakan oleh Terapis Okupasi ketika menjelaskan kondisi pada daerah tungkai/lengan dan "Apraxia" digunakan oleh SLP untuk menjelaskan kondisi yang berkaitan dengan produksi suara.

Oral Apraxia seringkali digunakan untuk menjelaskan kondisi yang ditunjukkan pada gerakan dari otot mulut (lidah, bibir,velum/bagian belakang langit2). Beberapa anak menunjukkan karakteristik apraxia ketika mereka mencoba berbicara tapi bukan ketika mereka hanya meniru gerakan tanpa berbicara. Anak-anak ini seringkali disebut sebagai "Apraxia of Speech"

Verbal Apraxia terjadi bila anak mulai berkomunikasi mengalami kesulitan dalam aspek bahasa yang lain yang membutuhkan urutan seperti mengabungkan kata-kata kedalam kalimat atau menjelaskan urutan perisitwa dalam satu aktivitas.
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #6 on: 23 April 2011, 04:25:22 PM »
pengobatan2 di atas boleh dicoba..

nice post bro.

sis ini ada saran yg bagus sekali dari bro NPNG, smg cocok, tapi jangan lupa usahakan dalam bimbingan dokter specialist anak bagian Otak (setahu saya dokter anak specialist itu macam2, ada yg internist, ada yg tulang, ada yg otak). bukannya merendahkan specialist yg bukan otak ya, tp ini kaitannya dg otak, dia mengalami gangguan "lompatan electric" diotaknya, sehingga dlm merekam memori sulit, tp anggota tubuh sll ingin bergerak terus, kasihan gede ntar ga bisa konsen dlm belajar.

sis, dlm postingan sy diatas, ada saran utk disekolahkan ke sekolah anak Autis, bukan berarti dia Autis, tp maksud sy adalah "guru2 disana memiliki kemampuan" utk mengembangkan anak2 yg memiliki kelainan spt ini. tidak berarti mereka adalah anak2 IDIOT itu TIDAK samasekali. mereka mampu menjadi anak yang berkembang dg BAIK. berbeda dg system sekolah bagi anak2 yg terbelakang mental nya. itu maksud sy.

mettacittena,
« Last Edit: 23 April 2011, 04:30:28 PM by pannadevi »

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #7 on: 23 April 2011, 04:27:53 PM »
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline Landy Chua

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 678
  • Reputasi: 29
  • Gender: Female
  • Berkelana untuk belajar Dhamma ^^
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #8 on: 23 April 2011, 04:28:32 PM »
Saya mempunyai anak usia 3 tahun. Nakin namanya. Cowok. Setelah di konsultasikan, Nakin merupakan anak ADHD (Attention Defisit Hyperaktive Disorder). Belum bisa lancar komonikasi verbal. Saya sudah mencoba utk bersabar dalam menghadapi Nakin (mungkin sabarnya masih kurang ya..), tapi saya sudah berusaha sangat sangat keras. Terapi diet , berdoa utk Nakin , menjalankan Attha sila untuk Nakin sudah saya lakukan. Tetapi hati ini sangat cape, air mata saya aja udh cape. Saya berencana hanya punya 1 anak, tapi mengapa Nakin begitu? Saya tau jawabannya hanya 1 yaitu "KARMA" kan? tapi sangat amat berat rasanya... Mungkin saya terkena depresi.. kadang terlintas Nakin di tenggelamkan di bak mandi aja ato waktu tidur ditutup hidung nya....
Saya juga engk mengerti saya kok bisa jadi begitu?
Kemaren saya pukul habis2an. Kasian Nakin juga, dia hanya bisa nangis, padahal Nakin cakep anaknya.
Saya merasa semua sudah saya lakukan, tapi mengapa masih belum ada perkembangan.
Mungkin sebenarnya yang bermasalah adalah saya ya...
Mohon bantuan moral utk hati ini lebih damai 
Salam
Rina

sis Rina..

saya pernah denger curahan hati begini dari temen saya , saat itu dia mengatakan muncul pikiran ingin memasukkan anaknya "kedalam mesin cuci" ( pernah share ke bro npng n rooney di SB ) ,  mgkn krn dia merasa sangat depresi sama seperti yg sis Rina rasakan ..~ bahkan dia mulai berfikir dia punya masalah kejiwaan~

saya kurang mengerti dunia medis , saya cuma ingin mengatakan " menjadi seorang ibu itu memang SULIT , semua ibu jg merasakan hal yang sama. jadi sis Rina ayoo.. lebih fight dan semangat "  _/\_

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #9 on: 23 April 2011, 04:29:27 PM »
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
ADHD Medication: How Do You Decide If You Should Take it?
« Reply #10 on: 23 April 2011, 04:31:54 PM »


kalo tdk bisa mengerti yang diomongin, ntar gw bantu terjemahin :)
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #11 on: 23 April 2011, 04:33:14 PM »
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #12 on: 23 April 2011, 04:40:11 PM »
Pertama, Sdr. Herina, perlu kita ketahui bahwa anda bukanlah satu-satunya ibu yang mengalami hal itu. Banyak ibu-ibu lain yang mengalami hal yang sama dengan anda. Jadi, anda tidak sendirian.

Cobalah mencari kelompok-kelompok/organisasi para ibu yang mengalami hal yang sama, hal ini setidaknya bermanfaat untuk mengurangi keputusasaan karena merasa menanggung beban sendiri atas masalah yang ada.

Sedikit info:

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #13 on: 23 April 2011, 07:50:50 PM »
Saran sy coba sis latihan meditasi (bisa dengan objek metta)
Mungkin dengan latihan meditasi dapat membuat sis lebih sabar dan bijak..

Semoga sis terbebas dari penderitaan mental.sadhu
Related Topics
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #14 on: 24 April 2011, 12:55:26 AM »
obat yg paling mujarab, cinta ,kasih sayang, perhatian dari ibu. jangan anggap "nakin" sebagai beban , karena "nakin" itu anugerah ,jangan melihat kekurangan "nakin" yang mungkin sangat merepotkan. dan coba anda membawa "nakin"untuk bersosialisasi dengan teman sebaya dia, dan singkirkan rasa malu dan ego sis.

"Kemaren saya pukul habis2an. Kasian Nakin juga, dia hanya bisa nangis, padahal Nakin cakep anaknya.".
pukulan bukan solusi terbaik, semakin sis memukul , membentak, tidak akan membuat "nakin "sembuh, tapi mungkin akan menambah berat sakit nya dia, mental dia akan semakin down,merasa tersisih,merasa tidak dibutuhkan, karena "nakin"juga punya perasaan. jika saya jadi sis saya akan lebih bersabar dan makin bersabar walau berat dan susah untuk di lakukan ,dan  jangan masukan dalam pikiran sis apa yg di derita "nakin" itu akibat suatu karma  tetapi pikirkan itu adalah anugrah  _/\_


saya turut mendoakan untuk kesembuhan "nakin"  _/\_

Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #15 on: 24 April 2011, 12:08:48 PM »
dear sis Rina,

setuju dengan bro Kelana, mungkin bisa register dulu di http://adhd.or.id/
agar bisa diskusi dan sharing dengan orang tua lain. Bisa lebih lega dan dapat banyak info & support dari org2 yang punya pengalaman pribadi dari org2 yang sama2 mengasuh anak2 ADHD (Attention Defisit Hyperaktive Disorder) .

Saya hanya bisa memberikan dukungan moril untuk sis Rina
semoga sis Rina berbahagia
semoga Nakin berbahagia
semoga keluarga anda berbahagia
semoga semua mahkluk berbahagia

sadhu sadhu sadhu

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #16 on: 24 April 2011, 12:48:58 PM »
Pertama, Sdr. Herina, perlu kita ketahui bahwa anda bukanlah satu-satunya ibu yang mengalami hal itu. Banyak ibu-ibu lain yang mengalami hal yang sama dengan anda. Jadi, anda tidak sendirian.

Cobalah mencari kelompok-kelompok/organisasi para ibu yang mengalami hal yang sama, hal ini setidaknya bermanfaat untuk mengurangi keputusasaan karena merasa menanggung beban sendiri atas masalah yang ada.

Sedikit info:


dear sis Rina,

setuju dengan bro Kelana, mungkin bisa register dulu di http://adhd.or.id/
agar bisa diskusi dan sharing dengan orang tua lain. Bisa lebih lega dan dapat banyak info & support dari org2 yang punya pengalaman pribadi dari org2 yang sama2 mengasuh anak2 ADHD (Attention Defisit Hyperaktive Disorder) .

Saya hanya bisa memberikan dukungan moril untuk sis Rina
semoga sis Rina berbahagia
semoga Nakin berbahagia
semoga keluarga anda berbahagia
semoga semua mahkluk berbahagia

sadhu sadhu sadhu

nahh...ini dia....itu ada organisasinya tentu mrk punya pemecahannya krn para penderita, orang tua penderita, serta para ahli bersama2 mencari solusinya. saya setuju sekali saran bro kelana utk gabung di organisasi tsb. smg bisa mendptkan solusi. smg Nakin dpt berkembang menjadi normal kembali. sadhu.

mettacittena,

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #17 on: 26 April 2011, 01:32:47 AM »
Saya belum bisa memberi saran
tapi ada cerita yg bagus ....

Semoga bermanfaat  _/\_



JANGAN BENCI AKU, MAMAa ...

Dua puluh tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Hasan, suamiku, memberinya nama Erik. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Aku berniat memberikannya kepada orang lain saja atau dititipkan di panti asuhan agar tidak membuat malu keluarga kelak.

Namun suamiku mencegah niat buruk itu. Akhirnya dengan terpaksa kubesarkan juga. Di tahun kedua setelah Erik dilahirkan, akupun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Kuberi nama Angel. Aku sangat menyayangi Angel, demikian juga suamiku. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan & membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Erik. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Suamiku sebenarnya sudah berkali-kali berniat membelikannya, namun aku selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Suamiku selalu menuruti perkataanku.

Saat usia Angel 2 tahun, Suamiku meninggal dunia. Erik sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya aku mengambil sebuah tindakan yang akan membuatku menyesal seumur hidup. Aku pergi meninggalkan kampung kelahiranku bersama Angel. Erik yang sedang tertidur lelap kutinggalkan begitu saja.

Kemudian aku memilih tinggal di sebuah rumah kecil setelah tanah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.......... telah berlalu sejak kejadian itu.

Kini Aku telah menikah kembali dengan Beni, seorang pria dewasa yang mapan. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Beni, sifat-sifat burukku yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.

Angel kini telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkannya di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Erik dan tidak ada lagi yang mengingatnya. Sampai suatu malam. Malam di mana aku bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arahku. Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama caya? caya lindu cekali cama Mama!"

Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun aku menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama caya Elik, Tante."
"Erik? Erik... Ya Tuhan! Kau benar-benar Erik?"

Aku langsung tersentak bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpaku saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu, seperti sebuah film yang sedang diputar di kepala. Baru sekarang aku menyadari betapa jahatnya perbuatanku dulu. Rasanya seperti mau mati saja saat itu.

Ya, sepertinya saya memang harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Erik melintas kembali di pikiranku. Ya Erik, Mama akan menjemputmu Erik...sabar ya nak...."

Sore itu aku memarkir mobil biruku di samping sebuah gubuk, dan Beni suamiku dengan pandangan heran menatapku dari samping. "Maryam, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oh, suamiku, kau pasti akan membenciku setelah kuceritakan hal yang telah kulakukan dulu." tetapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.

Ternyata Tuhan sungguh baik kepadaku. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangisku reda, aku pun keluar dari mobil diikuti oleh suami dari belakang. Mataku menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter didepan. Aku mulai teringat betapa gubuk itu pernah kutempati beberapa tahun lamanya dan Erik..... Erik......

Aku meninggalkan Erik di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih aku pun berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mataku mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.

Namun aku tidak menemukan siapa pun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Aku mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mataku mulai berkaca-kaca, aku mengenali betul potongan kain tersebut, itu bekas baju butut yang dulu dikenakan Erik sehari-hari, baju butut yang kadang aku sendiri jijik mencucinya......

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, aku pun keluar dari ruangan itu... Air mataku mengalir dengan deras. Saat itu aku hanya diam saja. Sesaat kemudian aku dan suami mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, tiba - tiba aku melihat seseorang di belakang mobil kami. Aku sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali aku tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau ke sini?!"

Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Erik yang dulu tinggal di sini?"

Tiba - tiba Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Erik terus menunggu ibunya seraya memanggil, 'Mamaaa..., Mamaaa!'

Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan & mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Erik meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu....."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mama, mengapa Mama tidak pernah kembali lagi...? Mama benci ya sama Erik? Ma...., biarlah Erik yang pergi saja, tapi Mama harus berjanji ya, kalau Mama tidak akan benci lagi sama Eric. Udah dulu ya Ma, Erik sayaaaang sama Mama, ......"

Aku menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Aku berjanji akan meyayanginya sekarang! Aku tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!" Suamiku memeluk tubuhku yang bergetar sangat keras.

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Erik telah meninggalkan dunia. Ia meninggal persis di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mama-nya datang, Mama-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ...

Ia hanya berharap dapat melihat Mamanya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya disana. Nyonya, dosa Anda sungguh tidak terampuni!"

Aku kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #18 on: 26 April 2011, 05:26:30 AM »
bolehkah gw tanya ?

apakah dunia ini masih dpt berjalan dgn baik, bila semua penduduknya
adalah ADHD ?

thx ya,...(sorry juga belum bisa memberikan saran yg baik...)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #19 on: 26 April 2011, 06:43:49 AM »
bolehkah gw tanya ?

apakah dunia ini masih dpt berjalan dgn baik, bila semua penduduknya
adalah ADHD ?

thx ya,...(sorry juga belum bisa memberikan saran yg baik...)
tidak boleh bertanya.. :P
kasian TS alasannya
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #20 on: 26 April 2011, 08:40:01 AM »
IMO sih, langkah pertama adalah menerima keadaan dan kondisi tersebut dahulu. Inilah keadaan dan kondisi yang ada, saya terima. Ketika keinginan dan fakta bertentangan, disana penderitaan terjadi. Kita tidak bisa merubah fakta langsung, tapi kita bisa atur keinginan kita.

Semoga bisa berbahagia dengan kondisi yang ada.
There is no place like 127.0.0.1

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #21 on: 26 April 2011, 06:35:15 PM »
tidak boleh bertanya.. :P
kasian TS alasannya


bayangkan kalau kita memasukin sebuah kota yg semua penduduknya adHD,
nah maka orang normal spt kita yg konon lebih diam akan terasa ANEH.....
dan dgn IQ mereka yg diatas rata2.... pertanyaan gw ini akan terasa BODOH....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #22 on: 26 April 2011, 06:52:44 PM »
bayangkan kalau kita memasukin sebuah kota yg semua penduduknya adHD,
nah maka orang normal spt kita yg konon lebih diam akan terasa ANEH.....
dan dgn IQ mereka yg diatas rata2.... pertanyaan gw ini akan terasa BODOH....
buka thread baru saja seh bro..
tapi bro.. FYI, saya pernah baca berita ya mengenai autisme ini. Intinya rata2 orang tidak menyukai kalau hal ini dijadikan joke..
Terutama ibu dari anak autism.  jadi ada baiknya bro Johan menahan diri untuk melontarkan pertanyaan yang tidak terlalu urgent
karena dari cerita TS di atas, sangat tertekan dan belum menerima anaknya menderita hiperaktif.. jadi mohon pengertian bro johan juga untuk menahan diri dalam hal ini :)
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #23 on: 26 April 2011, 06:55:39 PM »
thx bro Forte telah mengingatkan.....
 :(
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #24 on: 27 April 2011, 10:32:02 PM »
Saya belum bisa memberi saran
tapi ada cerita yg bagus ....

Semoga bermanfaat  _/\_



JANGAN BENCI AKU, MAMAa ...

Dua puluh tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Hasan, suamiku, memberinya nama Erik. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Aku berniat memberikannya kepada orang lain saja atau dititipkan di panti asuhan agar tidak membuat malu keluarga kelak.

Namun suamiku mencegah niat buruk itu. Akhirnya dengan terpaksa kubesarkan juga. Di tahun kedua setelah Erik dilahirkan, akupun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Kuberi nama Angel. Aku sangat menyayangi Angel, demikian juga suamiku. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan & membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Erik. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Suamiku sebenarnya sudah berkali-kali berniat membelikannya, namun aku selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Suamiku selalu menuruti perkataanku.

Saat usia Angel 2 tahun, Suamiku meninggal dunia. Erik sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya aku mengambil sebuah tindakan yang akan membuatku menyesal seumur hidup. Aku pergi meninggalkan kampung kelahiranku bersama Angel. Erik yang sedang tertidur lelap kutinggalkan begitu saja.

Kemudian aku memilih tinggal di sebuah rumah kecil setelah tanah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.......... telah berlalu sejak kejadian itu.

Kini Aku telah menikah kembali dengan Beni, seorang pria dewasa yang mapan. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Beni, sifat-sifat burukku yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.

Angel kini telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkannya di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Erik dan tidak ada lagi yang mengingatnya. Sampai suatu malam. Malam di mana aku bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arahku. Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama caya? caya lindu cekali cama Mama!"

Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun aku menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama caya Elik, Tante."
"Erik? Erik... Ya Tuhan! Kau benar-benar Erik?"

Aku langsung tersentak bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpaku saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu, seperti sebuah film yang sedang diputar di kepala. Baru sekarang aku menyadari betapa jahatnya perbuatanku dulu. Rasanya seperti mau mati saja saat itu.

Ya, sepertinya saya memang harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Erik melintas kembali di pikiranku. Ya Erik, Mama akan menjemputmu Erik...sabar ya nak...."

Sore itu aku memarkir mobil biruku di samping sebuah gubuk, dan Beni suamiku dengan pandangan heran menatapku dari samping. "Maryam, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oh, suamiku, kau pasti akan membenciku setelah kuceritakan hal yang telah kulakukan dulu." tetapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.

Ternyata Tuhan sungguh baik kepadaku. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangisku reda, aku pun keluar dari mobil diikuti oleh suami dari belakang. Mataku menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter didepan. Aku mulai teringat betapa gubuk itu pernah kutempati beberapa tahun lamanya dan Erik..... Erik......

Aku meninggalkan Erik di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih aku pun berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mataku mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.

Namun aku tidak menemukan siapa pun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Aku mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mataku mulai berkaca-kaca, aku mengenali betul potongan kain tersebut, itu bekas baju butut yang dulu dikenakan Erik sehari-hari, baju butut yang kadang aku sendiri jijik mencucinya......

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, aku pun keluar dari ruangan itu... Air mataku mengalir dengan deras. Saat itu aku hanya diam saja. Sesaat kemudian aku dan suami mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, tiba - tiba aku melihat seseorang di belakang mobil kami. Aku sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali aku tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau ke sini?!"

Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Erik yang dulu tinggal di sini?"

Tiba - tiba Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Erik terus menunggu ibunya seraya memanggil, 'Mamaaa..., Mamaaa!'

Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan & mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Erik meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu....."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mama, mengapa Mama tidak pernah kembali lagi...? Mama benci ya sama Erik? Ma...., biarlah Erik yang pergi saja, tapi Mama harus berjanji ya, kalau Mama tidak akan benci lagi sama Eric. Udah dulu ya Ma, Erik sayaaaang sama Mama, ......"

Aku menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Aku berjanji akan meyayanginya sekarang! Aku tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!" Suamiku memeluk tubuhku yang bergetar sangat keras.

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Erik telah meninggalkan dunia. Ia meninggal persis di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mama-nya datang, Mama-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ...

Ia hanya berharap dapat melihat Mamanya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya disana. Nyonya, dosa Anda sungguh tidak terampuni!"

Aku kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.


 _/\_ apakah ini kisah nyata? jika ya ... alangkah berbahagianya erik mempunyai cinta kasih yg besar , walau sudah di buang tapi tidak pernah sedikitpun memendam kebencian ...  semoga semua mahluk berbahagia_/\_

ampe netes ni air dari mata  :'(
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline PIKOCHAN RAPTOR

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 261
  • Reputasi: -2
  • Gender: Male
  • SSBS
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #25 on: 08 May 2011, 03:22:10 PM »
Metta adalah kunci kehidupan  :lotus:

 _/\_ SSBS
 [at]  Perjalanan seribu mil diawali dengan sebuah langkah.
 [at]  Sebuah batu permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, seperti halnnya seorang manusia disempurnakaan dengan cobaan hidup.

Offline Herina Tantica

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mengendalikan anak hyperaktif
« Reply #26 on: 14 April 2012, 11:47:18 AM »
Dear All

Makasih untuk masukannya. Mohon maaf saat ini saya baru memberikan balasan.
Sekarang Nakin sedang menjalani terapi di Psikolog Anak dengan Dosen di USU (Universitas Sumatera Utara). Ternyata Nakin positif Austis bukan ADHD, dengan gejala sedang cenderung ringan, dan aktif.
Proses terapi masih berjalan, dan Nakin juga saya masukin ke sekolah biasa. Sangat sulit melihat pandangan orang terhadap Nakin, dengan pandangan aneh. Tapi dengan berjalannya waktu, saya lebih bisa mengontrol diri.
Semoga saya lebih bisa meningkatkan diri lagi.
Saya bener2 terharu dengan perhatian yang diberikan. :)

Salam
Rina