//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.  (Read 6709 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« on: 05 August 2010, 03:12:43 AM »
Buddhisme bertentangan baik dengan materialisme maupun nihilisme.

Nihilisme menganggap:
- Tidak ada "apa-apa". 
- Tidak ada akibat dari suatu perbuatan (tidak melihat hukum aksi-reaksi).
- Tidak ada kelahiran kembali
(konsep tiada diri pada kaum nihilisme adalah ekstrim dan dangkal karena tidak dilandasi pengetahuan analitis sebagaimana adanya)

Buddhisme menunjukkan jalan pembebasan bagi para makhluk dari dukkha.
Makhluk (satta) itu ada, tapi sebagai satu set paduan khandha-khandha yang masing-masing adalah bukan suatu personifikasi. Yang tidak ada adalah "diri/ruh/jiwa/atta/personifikasi". Masing-masing khandha (Jasmani, Perasaan, Persepsi, Bentuk-bentuk Pikiran dan Kesadaran) bukanlah suatu "diri/ruh/jiwa/atta/personifikasi" dan tak mengandung suatu "diri/ruh/jiwa/atta/personifikasi".

Nihilisme tidak melihat bahwa segala sesuatu yang berkondisi itu (yang bukan diri) berproses atau mengalami proses terus menerus selama kondisi penunjangnya masih ada. Tidak melihat bahwa bentukan-bentukan batin (Sankhara) akan terus berproses selama Avijja masih meliputinya. Tidak melihat bahwa di saat  Pancakhandha terurai (kematian), Sankhara masih berproses membentuk menyusun Pancakhandha yang baru. Tidak melihat Paticcasamuppada, tidak melihat Dhamma. Tidak melihat adanya aksi dan reaksi pada aktivitas Sankhara; dengan kata lain tidak melihat hukum Kammabhava, ibarat orang yang tidak mengetahui bahwa suara yang dilepaskan di suatu lembah yang dikelilingi tebing-tebing akan menghasikan gema atau pantulan.

Singkatnya, Buddhisme melihat bahwa unsur-unsur batin dan jasmani, termasuk segala fenomena apapun di alam semesta, adalah bukan suatu "diri/ruh/jiwa/atta/personifikasi". Unsur-unsur atau fenomena ini berproses sesuai dengan keberadaan kondisi-kondisi penunjangnya. Nihilisme tidak melihat bagaimana unsur-unsur batin dan jasmani bekerja dan berproses. Nihilisme tidak melihat bagaimana segala sesuatu bekerja dan berproses.

Anumodana sebelumnya atas masukan dan perbaikan dari rekan-rekan.

Mettacittena _/\_
 

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #1 on: 05 August 2010, 10:38:44 AM »
Ada satu dialog yang sangat menarik antara Sang Buddha dengan seorang perumah tangga dalam Verañjakaṇḍa, Vinayapiṭaka. Perumah tangga bertanya, 'Apakah Sang Buddha mengajarkan ajaran nihilistik?'. Sang Buddha menjawab, 'Terkadang ada kalanya seseorang berkata dengan benar bahwa Sang BUddha mengajarkan ajaran nihilistik. Sang Buddha mengajarkan pemotongan lobha, dosa dan moha'. Memang nilisme Sang Buddha jauh berbeda dari nihilismenya para pertapa lain pada jamannya. Namun hanya sebagai informasi, Sang Buddha tetap mengajarkan ajaran nihilistik sejauh penghancurkan kekotoran batin. Pertanyaannya, apakah nibbāṇa juga termasuk kondisi nihilistik?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #2 on: 05 August 2010, 11:06:49 AM »
nihil juga salah satu kata yg di alergikan sama seperti dualitas
There is no place like 127.0.0.1

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #3 on: 05 August 2010, 09:09:32 PM »
^
Wakakaka..

 [at] Sam
Mungkin juga bisa dikatakan nihil, yaitu nihil (kosong) dari apa pun, termasuk dari konsep & kondisi yang dapat menjelaskannya.
appamadena sampadetha

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #4 on: 05 August 2010, 11:27:53 PM »
^
Wakakaka..

 [at] Sam
Mungkin juga bisa dikatakan nihil, yaitu nihil (kosong) dari apa pun, termasuk dari konsep & kondisi yang dapat menjelaskannya.

Berarti setuju dong kalau nibbāṇa adalah nihil? Btw, ajaran nihilisme pada jaman Buddha menggunakan istilah ucchedavāda. Uccheda adalah cutting off. Nihil sebagai kosong adalah suñña. Memang nibbāna sering dikatakan sebgai suñña.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #5 on: 06 August 2010, 12:28:54 AM »
Hanya dalam konteks di atas saya setuju nibbana adalah nihil/kosong (sunnya) dan nibbana adalah pemotongan (uccheda) sebagaimana dikatakan Sang Buddha. Tergantung definisi dari lawan diskusi kembali. :)
appamadena sampadetha

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #6 on: 06 August 2010, 12:52:40 AM »
Nibbana apakah bukan berarti padam?
Kalau dihubungkan dengan kata nihil mungkin berarti nihil dari nafsu atau padam dari nafsu?
Jadi Nibbana bukan pandangan nihil dalam arti tidak ada apa2 samasekali melainkan padam dari nafsu yang sebelumnya ada.
Entah lagi kalo tentang Parinibbana, padam total? Sekali lagi mungkin bukan dalam arti tidak ada apa2 dari awalnya melainkan berhentinya tumimbal lahir, kelihatannya sama dengan tidak ada apa2 samasekali, tetapi yang jelas sangat berbeda dengan pandangan nihilisme yang memandang bahwa tidak ada apa2 samasekali sejak awalnya.
yaa... gitu deh

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #7 on: 07 August 2010, 10:27:29 AM »
Dari berbagai forum memang anatta ini sering menimbulkan perbedaan pendapat, ini disebabkan anatta umumnya dimengerti sebagai konsep, karena kurangnya pengalaman meditasi.

Mahluk hidup hanya terdiri dari khandha-khandha, hal ini sulit dimengerti karena secara jujur dari kecil kita sudah terbiasa berpikir ada roh atau suatu entitas kekal dalam tubuh.
Bagi mereka yang terbiasa berpikir demikian, untuk menerima bahwa khandha-khandha hanyalah bentuk proses-proses mungkin sangat sulit menerima.

Anatta akan bisa dimengerti bagi mereka yang memang telah mampu melihat proses yang terjadi pada batin dan jasmaninya, dengan melihat sendiri bahwa semua itu hanya suatu bentuk perubahan/proses yang terjadi terus-menerus maka persepsi mereka akan atta menjadi lenyap dengan sendirinya.

Sering saya katakan bahwa anicca, dukkha dan anatta adalah suatu bentuk pengalaman nyata bukan suatu konsep pemikiran belaka. Tak mungkin seseorang mencapai Nibbana tanpa mengembangkan pengetahuan pengalaman langsung terhadap tilakkhana. Karena Nibbana dicapai melalui perhatian terus menerus terhadap salah satu dari ketiga karakteristik ini, dan tentunya setelah menyelami ketiganya.

Bila kita telah melihat dengan jelas proses pada kelima khandha, dimanakah adanya atta?

Dahulu ketika baru belajar Vipassana, guru pembimbing selalu mengatakan bahwa semua ini hanya proses, saya hanya mengangguk, tapi mengangguk tak mengerti (dalam hati mengatakan: nih guru ngomong apaan sih?). Tapi karena latihan jalan terus, dan melupakan keraguan mengenai proses dan sebagainya, selalu hidup memperhatikan kegiatan batin dan jasmani yang sedang berlangsung saat itu, akhirnya pengertian terhadap anatta perlahan-lahan muncul dan berkembang.
Akhirnya saya membenarkan ucapan guru tersebut.

Pada puncaknya pengalaman anattta seorang meditator akan melihat bahwa semua ini hanya proses yang timbul lenyap terus-menerus, tak ada penghancuran (annihilation) disana.

Pada forum lain saya memuat pendapat mengapa Sang Buddha menolak annihilation, karena yang terjadi pada batin dan jasmani hanya penghentian/padam bukan penghancuran.

- Perasaan hanyalah suatu proses tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
- Kesadaran hanya suatu proses, tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
- Bentuk-bentuk pikiran hanyalah suatu proses, tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
- Ingatan/persepsi hanyalah suatu proses, tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
- Jasmani hanya suatu proses, tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?

Banyak kali dalam berbagai Sutta Sang Buddha mengatakan penghentian/padam (nirodha), bukan pelenyapan (uccheda).
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk perasaan adalah suatu proses, dan itu bisa berhenti.
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk kesadaran adalah suatu proses dan itu bisa berhenti.
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk pikiran adalah suatu proses dan itu bisa berhenti.
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk ingatan/persepsi adalah suatu proses dan itu bisa berhenti
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk jasmani adalah suatu proses dan itu bisa berhenti.

Jadi yang ada hanya kelima khandha, tak ada roh/entitas/substansi/atta.
Kalau roh memang ada Sang Buddha pasti telah mengungkapkannya, dan tak perlu membingungkan orang banyak.
kebingungan umat Buddha terhadap konsep anatta karena mereka terbiasa berpikir ada atta atau sejenis atta (sesuatu yang kekal abadi).

 _/\_
« Last Edit: 07 August 2010, 10:35:05 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #8 on: 08 August 2010, 12:50:36 AM »
tambahan: pandangan salah tentang nihilisme konon mengakibatkan buah karma yang lebih buruk dari pandangan salah tentang kekekalan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #9 on: 08 August 2010, 01:18:45 AM »
Karena berawal dari pandangan lalu menjadi pikiran, lalu berkembang dalam ucapan dan bentuk realnya yaitu perbuatan.

Ketika orang berpandangan kekekalan maka orang berpikir hidup itu ada artinya, ada baik-buruk, ada perbuatan dan ada akibat perbuatan, ada pemberi hadiah-hukuman dan ada juga penerima hadiah-hukuman. Terikat dalam pandangannya, setidaknya eternalist masih memilih untuk hidup ke arah yang baik demi kebahagiaan yang abadi di surga.

Ketika orang berpandangan pelenyapan maka orang berpikir hidup tidak ada artinya, tidak ada baik-buruk, tidak ada perbuatan dan akibat perbuatan, tidak ada pemberi hadiah-hukuman dan tidak ada penerima hadiah-hukuman. Ketika sampai di titik ini, annihilationist akan cenderung memilih melakukan kejahatan daripada kebaikan.
appamadena sampadetha

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Beda Buddhisme dengan Nihilisme.
« Reply #10 on: 21 August 2010, 09:49:32 PM »
Nibbana apakah bukan berarti padam?
Kalau dihubungkan dengan kata nihil mungkin berarti nihil dari nafsu atau padam dari nafsu?
Jadi Nibbana bukan pandangan nihil dalam arti tidak ada apa2 samasekali melainkan padam dari nafsu yang sebelumnya ada.
Entah lagi kalo tentang Parinibbana, padam total? Sekali lagi mungkin bukan dalam arti tidak ada apa2 dari awalnya melainkan berhentinya tumimbal lahir, kelihatannya sama dengan tidak ada apa2 samasekali, tetapi yang jelas sangat berbeda dengan pandangan nihilisme yang memandang bahwa tidak ada apa2 samasekali sejak awalnya.

dalam artikel two words, ajahn chah menyatakan mengenai bahasa "keseharian" dan bahasa "dhamma"

dalam salah satu contoh disebut mengenai "sunna" atau kosong dimana dalam keseharian diartikan sebagai kosong, tidak ada isi....

sedangkan dalam bahasa dhamma, sunna adalah bebas dari kemelekatan.....

yg seringkali terjadi, adalah salah penempatan dimana sunna dalam dhamma, diartikan sebagai sunna dalam keseharian....