……………………………………………………………………………………………………
ada empat faktor yang menghalangi tindakan dananya ini (dàna vinibandha):
(a) Pada masa lalu tidak terbiasa dalam hal berdana,
(b) Tidak memiliki harta benda yang cukup,
(c) Harta benda yang dimiliki terlalu bagus untuk didanakan,
(d) Khawatir harta benda miliknya akan berkurang.
(a) Ketika Bodhisatta memiliki benda-benda untuk diberikan dan pencari dàna telah datang, namun pikiran Bodhisatta tidak cenderung untuk memberikan, Beliau menyadari, “Tentu Aku tidak terbiasa dalam hal berdana pada masa lampau; sehingga keinginan untuk berdana tidak muncul saat ini walaupun situasinya sangat mendukung,” oleh karena itu Beliau merenungkan,
“Walaupun keinginan untuk berdana tidak muncul dalam diriku, aku akan memberikan dàna sehingga Aku akan menjadi terbiasa dalam berdana dan bergembira karenanya. Sejak saat ini, Aku akan memberi dengan murah hati. Bukankah Aku telah bertekad untuk memberikan semua milikku kepada mereka yang membutuhkannya?
Setelah merenungkan demikian, Beliau memberikannya dengan tanpa beban, dengan gembira. Dengan memberikan dàna ini Bodhisatta melenyapkan rintangan pertama yaitu “Pada masa lampau tidak terbiasa dalam hal berdana.”
(b) Ketika tidak memiliki harta benda yang mencukupi, Bodhisatta merenungkan,
“Karena aku tidak melakukan dàna pada masa lampau, Aku menderita kekurangan harta benda. Aku harus melakukan dàna dari apa pun yang kumiliki, tidak peduli apakah harta bendaku sedikit atau tidak baik, bahkan jika hal ini akan membuat hidupku menjadi lebih sulit. Dengan pemberian ini, pada masa depan aku akan mencapai Kesempurnaan Kedermawanan.”
Setelah merenungkan demikian, Beliau memberikan dengan tanpa beban, dengan gembira, dengan benda apa pun yang dapat Beliau danakan. Dengan memberikan dàna ini Bodhisatta melenyapkan rintangan kedua yaitu “Tidak memiliki harta benda yang cukup.”
(c) Ketika merasa enggan memberikan karena kualitas yang baik dari benda miliknya, Bodhisatta merenungkan,
“O orang baik, bukankah engkau bercita-cita untuk menjadi yang termulia, yang paling terhormat, mencapai Pencerahan Sempurna? Untuk menjadi yang termulia, yang terhormat, mencapai Pencerahan Sempurna, engkau harus memberikan dàna yang termulia, yang terhormat.”
Setelah merenungkan demikian, Beliau memberikan benda-benda dengan kualitas yang terbaik dan terindah dengan tanpa beban, dengan gembira. Dengan memberikan dàna ini Bodhisatta melenyapkan rintangan ketiga yaitu “Harta benda yang dimiliki terlalu bagus untuk didanakan.”
(d) Ketika Bodhisatta merasa bahwa harta bendanya akan berkurang jika miliknya diberikan, Beliau merenungkan,
“Kerusakan dan kehilangan adalah sifat dari harta benda. Karena aku tidak melakukan perbuatan baik berdana pada masa lampau, sehingga aku tidak pernah merasa kekurangan benda untuk didanakan, maka aku sekarang mengalami kekurangan harta benda untuk didanakan. Aku akan memberikan dàna benda apa pun yang kumiliki, tidak peduli banyak atau sedikit. Dengan dàna ini, pada masa depan aku akan mencapai Kesempurnaan Kedermawanan.”
Setelah merenungkan demikian, Bodhisatta memberikan benda apa pun yang Beliau miliki dengan tanpa beban dan dengan gembira. Dengan memberikan dàna ini Bodhisatta melenyapkan rintangan keempat yaitu, “Khawatir harta benda miliknya akan berkurang.”
Melenyapkan rintangan dalam berdana dengan cara merenungkannya dengan cara yang tepat merupakan alat yang tepat dalam memenuhi Kesempurnaan Kedermawanan. Cara yang sama berlaku pula untuk kesempurnaan lainnya seperti Sãla, dan lain-lain.
~RAPB 1, pp. 189-191~