Kebanyakan orang berpikir, bahwa lahir adalah sebuah anugrah. Karena itu mereka justru berbahagia dalam menyambut kelahiran, baik apakah itu anak2 mereka, cucu mereka. Karena pola itu sudah terbentuk sedemikian lama.
Kemudian seorang anak yang melihat orang tuanya bahagia menyambut kelahiran anaknya yang baru lahir, secara tidak langsung memiliki pemahaman bahwa kelahiran adalah sumber kebahagiaan. Karena inilah banyak orang memiliki anggapan bahwa kelahiran bukanlah hal yang harus ditakuti, namun malah harus dirayakan.
Seperti yang kita ketahui, hampir tidak ada satu orang pun di dunia yang tidak pernah merasakan sakit, baik sakit secara fisik maupun secara mental (cth: marah). Karena hal ini hampir dialami oleh semua orang, maka sebagian besar orang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang wajar.
Tua. Seseorang yang memiliki usia cukup panjang akan mengalaminya. Anggapan bahwa orang tua adalah orang yang dihormati, disegani, dan kaya pengalaman, membuat beberapa/ sebagian besar orang asia menyadari bahwa menjadi tua adalah menjadi dewasa dalam sikap dan perbuatan. Sesuatu yang tidak terlalu menakutkan bukan? Kenyataannya tua menjadi sesuatu yang wajar bagi hampir setiap orang.
Kematian bukanlah sesuatu yang mudah diterima bagi setiap orang, meskipun hal ini dianggap wajar oleh mereka. Namun untuk mencari kebahagiaan, melepaskan penderitaan dari kesedihan akan kematian, sebagian besar orang mencari perlindungan di balik keyakinan dan kata-kata mereka. Semoga yang ditinggalkan dilahirkan di alam yang lebih baik, sorga, disisi-Nya, dan sebagainya. Karena sikap seperti itulah maka sebagian besar orang menganggap kematian adalah suatu hal yang wajar yang tidak perlu ditakuti.
Karena kepercayaan akan adanya kebahagiaan di setiap kelahiran, sakit, tua dan mati, banyak orang tidak terlalu peduli akan hal itu. Mereka akan selalu berpikir, itu masalah nanti. Lagipula kita tidak sendiri. Setiap orang akan mengalaminya. Karena itulah mereka tidak menjadikan 4 hal tersebut sebagai fokus utama. Daripada menyadari adanya penderitaan yang ditimbulkan dari 4 hal tersebut sebagian besar dari kita berusaha meraih kebahagiaan, mengejar kebahagiaan, yang membuat kita melupakan kesedihan kita, penderitaan kita.
Lebih mudah untuk mengejar kebahagiaan daripada menghadapi kenyataan bahwa hidup ini adalah penderitaan.
Entah kapan setiap orang dari kita menyadari penderitaan yang timbul berasal dari diri kita sendiri, menemukan sebabnya dan mengakhirinya........
Mungkin karena itulah sang Buddha mengatakan pada Angulimala:
"Aku telah berhenti, Angulimala. Engkaulah yang belum berhenti."