[at] ryu,lebih baik wajah umat awamnya di blur saja..
Takutnya pembahasan malah ke objek yg warna pink..wkwkw
Fotonya Bro Ryu ikut dipajang
btapi yang pink memang menarik juga :whistle:
Ini masih bhikkhu yang sama dengan di awal thread apa bhikkhu baru?
Masih samanera atau sudah bhikkhu? ::)
Kayaknya monitor gw ga beres deh, koq gw lihatnya warna merah?
::):-?
sebagai penghargaan kepada gitaris baru ini, saya mohon agar mod men-split topik gitaris baru ini menjadi thread tersendiri.
sebagai penghargaan kepada gitaris baru ini, saya mohon agar mod men-split topik gitaris baru ini menjadi thread tersendiri.apakah dengan banyaknya orang kepo, akan bisa membuat biku bergitar ini lepas jubah
dia apain ya gadis cantik ini.... uahh imut banget nihhh....
Secara vinaya,apa bhikkhu ini melanggar vinaya? ;D
Secara vinaya,apa bhikkhu ini melanggar vinaya? ;D
Bagaimana tanggapan organisasi yg menaungin bhikkhu ini?
Secara vinaya,apa bhikkhu ini melanggar vinaya? ;D
Bagaimana tanggapan organisasi yg menaungin bhikkhu ini?
Foto menunjukkan mereka aliran dhammayuth juga. ::) Nah selain STI, apakah sudah ada organisasi dhammayuth lain di Indonesia yang bisa (memenuhi syarat) untuk menahbiskan samanera dan bhikkhu? Bergabung di organisasi apa bhikkhu ini sehingga mereka bisa mem-pabbaja samanera?
Foto menunjukkan mereka aliran dhammayuth juga. ::) Nah selain STI, apakah sudah ada organisasi dhammayuth lain di Indonesia yang bisa (memenuhi syarat) untuk menahbiskan samanera dan bhikkhu? Bergabung di organisasi apa bhikkhu ini sehingga mereka bisa mem-pabbaja samanera?
STI bukanlah organisasi Dhammayut, STI adalah organisasi Sangha beraliran Theravada di Indonesia, sesuai namanya. Dalam STI memang mayoritas berasal dari aliran Dhammayuth Thailand, karena Dhammadutta Thailand yg bertugas di Indonesia memang dari aliran Dhammayut, tapi saat ini ada banyak bhikkhu STI yg bukan beraliran Dhammayut, misalnya dari Myanmar.
Vinaya Theravada memperbolehkan diadakannya pabajja/samanera. Semua organisasi Sangha yang mengadopsi Vinaya ini berhak mengadakan kegiatan ini, jadi program ini bukan eksklusif dari Dhammayut.
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?Sama dengan kasus bhikkhu yg memberikan keturunan buat istrinya dong,*lupa di sutta apa*
Patimokkha pertama yang ditetapkan sang Buddha merujuk pada kasus yang dilakukan oleh Suddina. Pentahbisan Suddina menjadi Bhikkhu terjadi di setelah berakhirnya masa vassa ke-12 Sang Buddha di kota Veranja. Ketika itu Sang Buddha berada di Vesali. Setelah ditahbishkan, Sudinna menetap di Vajji selama 8 tahun[2]. Pada tahun itu, Vajji mengalami paceklik besar sehingga sulit bagi bhikkhu untuk berpindapatta (mengumpulkan dàna makanan dengan mangkuk di tangan mereka). Oleh karena kejadian itu, Suddina bermaksud untuk menggantungkan hidup pada sanak keluarganya yang hidup makmur di Vesali. Alasan pembenaran untuk keputusannya itu adalah seperti ini, "Karena aku mereka dapat mempersembahkan dàna dan melakukan kebajikan. Dan para bhikkhu akan memperoleh keuntungan secara materi, dan aku tidak akan dipersulit dalam hal makanan”. Setelah di Vesali, keluarganya berusaha membujuknya dengan harta agar Ia kembali kepada kehidupan umat awam. Namun Ia tidak bergeming. Tidak mempan dengan dengan cara itu, Sang Ibu kemudian memintanya agar dapat memberikan keturunan sebagai pewaris harta keluarga agar kelak tidak direnggut oleh kaum licchavi. Permohonan sang ibu dikabulkannya dan Ia kemudian melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang dulu. Atas kejadian itulah, kemudian Sang Buddha menetapkan aturan untuk pertama kalinya bahwa Barang siapa yang melakukan percabulan maka ia sudah kalah (parajika), tidak lagi dalam persekutuan (sangha)[2]Pada kasus suddhina beliau melakukannya untuk memberikan orangtuanya penerus keturunan..bukan untuk menghibur diri sendiri.hehehe
Dari blog WE
Patimokkha pertama yang ditetapkan sang Buddha merujuk pada kasus yang dilakukan oleh Suddina. Pentahbisan Suddina menjadi Bhikkhu terjadi di setelah berakhirnya masa vassa ke-12 Sang Buddha di kota Veranja. Ketika itu Sang Buddha berada di Vesali. Setelah ditahbishkan, Sudinna menetap di Vajji selama 8 tahun[2]. Pada tahun itu, Vajji mengalami paceklik besar sehingga sulit bagi bhikkhu untuk berpindapatta (mengumpulkan dàna makanan dengan mangkuk di tangan mereka). Oleh karena kejadian itu, Suddina bermaksud untuk menggantungkan hidup pada sanak keluarganya yang hidup makmur di Vesali. Alasan pembenaran untuk keputusannya itu adalah seperti ini, "Karena aku mereka dapat mempersembahkan dàna dan melakukan kebajikan. Dan para bhikkhu akan memperoleh keuntungan secara materi, dan aku tidak akan dipersulit dalam hal makanan”. Setelah di Vesali, keluarganya berusaha membujuknya dengan harta agar Ia kembali kepada kehidupan umat awam. Namun Ia tidak bergeming. Tidak mempan dengan dengan cara itu, Sang Ibu kemudian memintanya agar dapat memberikan keturunan sebagai pewaris harta keluarga agar kelak tidak direnggut oleh kaum licchavi. Permohonan sang ibu dikabulkannya dan Ia kemudian melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang dulu. Atas kejadian itulah, kemudian Sang Buddha menetapkan aturan untuk pertama kalinya bahwa Barang siapa yang melakukan percabulan maka ia sudah kalah (parajika), tidak lagi dalam persekutuan (sangha)[2]
ini ada di sutta gitu? ada yg bisa kasih link sutta or ceritanya?
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?
Kalau begitu, bisa diperluas juga seperti ini:bahasa keren nya :
1. Boleh membunuh kalau itu untuk menolong orang lain
2. Boleh mencuri kalau untuk amal
3. Boleh berjinah kalau tujuannya membantu, bukan untuk kenikmatan,
4. Boleh berbohong kalau untuk kebaikan
5. Boleh minum arak asal tidak sampai mabuk.
:)) :)) :))
Kalau begitu, bisa diperluas juga seperti ini:Kalo begini caranya populasi biku bakal meningkat..
1. Boleh membunuh kalau itu untuk menolong orang lain
2. Boleh mencuri kalau untuk amal
3. Boleh berjinah kalau tujuannya membantu, bukan untuk kenikmatan,
4. Boleh berbohong kalau untuk kebaikan
5. Boleh minum arak asal tidak sampai mabuk.
:)) :)) :))
Kalo begini caranya populasi biku bakal meningkat..ya dan kehancuran buda dama pun terealisasi
kalau lihat cewek cantik boleh gak ? dan cara lihatnya gimana nih?Kalo ga salah,bhikkhu ketika sedang berpindapatta ga boleh lirik kira-kanan...yg tujuannya penglihatannya ga kemana-mana..cmiiw
kalau lihat cewek cantik boleh gak ? dan cara lihatnya gimana nih?
Kalau boleh, apakah cumpol berminat jadi biku? ;D
bahasa keren nya :
Upaya kausalya
adakah jarak minimum posisi antara bhiku dan seorang gadis dewasa ? :)) :))
tidak ada patokan jarak minimum atau maksimum, yang pasti tidak boleh menyentuh.
dalam hal ini seorang Bhikkhu tentunya harus waspada.
dan sebagai umat awam juga harus tahu diri.
tidak ada patokan jarak minimum atau maksimum, yang pasti tidak boleh menyentuh.statement menarik :
dalam hal ini seorang Bhikkhu tentunya harus waspada.
dan sebagai umat awam juga harus tahu diri.
Barang siapa yang melakukan percabulan maka ia sudah kalah (parajika), tidak lagi dalam persekutuan (sangha)apakah parajika tidak dpt ditembus kehidupain ini... ? bagaimana dgn kehidupan yg akan datang ?
statement menarik :
kalau misal nyentuh bayi perempuan, boleh tidak ?
Kembali lagi, menurut salah satu Mahathera di sini, bermusik asalkan tidak untuk menghibur diri, tidak apa-apa. Bagaimanakah pendapat kalian?
statement menarik :
kalau misal nyentuh bayi perempuan, boleh tidak ?
setau sy, bante tantra kalau menyentuh (pemberkatan) jidat wanita dewasa/gadis adalah umum. apakah begitu ?(http://1.bp.blogspot.com/-KJLeQU9AfGk/TjgjW7atZMI/AAAAAAAAOEg/SubU5e4LifQ/s640/khensur+rinpoche+sonam+palsang3.jpg)
pengen tau pendapat mereka: kalau musik bukan untuk menghibur, lantas untuk apa?Untuk olah raga jari.
::
Tapi pas kathina kemaren, panitianya suruh saya langsung memberikan dana ke tangan bhante...
^ ^ ^Kalo dari sutta sih biasa perumah-tangga wanita juga dibilang bisa memberikan persembahan dengan tangan sendiri (misalnya mengambilkan makanan di mangkuk untuk bhikkhu). Sepertinya asal tidak bersentuhan langsung tidak apa.
kemarin saya bukan dana uang (berasa kurang sreg kalo dana uang).
Tentang cara serah-terima dana yang tadi,
Saya belum cek ke vinaya, tapi memang sepertinya hanya tradisi saja. Jadi langsung serah-terima maupun tidak, ya ga masalah.. (saya sempat ragu saja, soalnya biasanya ketemu bhante tradisi thailand, selalu begitu..)
statement menarik :
kalau misal nyentuh bayi perempuan, boleh tidak ?
pengen tau pendapat mereka: kalau musik bukan untuk menghibur, lantas untuk apa?
::
Untuk olah raga jari.
dhammadinna: itu sih tradisi thailand.
di tradisi Bhikkhu Myanmar, boleh terima dana makanan langsung dari umat wanita, tapi tidak bersentuhan.apakah lebih aman pakai sarung tangan sekalian...
(http://1.bp.blogspot.com/-KJLeQU9AfGk/TjgjW7atZMI/AAAAAAAAOEg/SubU5e4LifQ/s640/khensur+rinpoche+sonam+palsang3.jpg)
kalau ce rambutnya pendek lagi, pastilah kena pipi........ ahhh teringat M1aka.... hahaha.....(maksudnya pipinya luas)
spt nya ini BLESSING.... banyak diminatin umat lhooo ;D
[spoiler](http://us.123rf.com/400wm/400/400/genlady/genlady1109/genlady110900043/10678375-ladakh--september-4-buddhist-monk-play-ritual-music-during-the-morning-ceremony-on-september-4-2011-.jpg)
(http://1.bp.blogspot.com/-KJLeQU9AfGk/TjgjW7atZMI/AAAAAAAAOEg/SubU5e4LifQ/s640/khensur+rinpoche+sonam+palsang3.jpg)
Buddhist monk play ritual music
nah apakah alat2 music ini diizinkan (ini ritual music, bukan guitar)
bahkan kata'nya' untuk latih pikiran dan konsentrasi ;DSelain latihan jari, juga latihan pikiran & konsentrasi, sesuai kāyānupassanā.
setelah banyak yang kepo, komplain sana komplain sini, ada pertanyaan, kenapa ga kalian aja yang menjadi biku?Ada waktunya. Nanti kalau sangha sudah sangat kreatif dalam vinaya, akan saya pertimbangkan untuk masuk.
setelah banyak yang kepo, komplain sana komplain sini, ada pertanyaan, kenapa ga kalian aja yang menjadi biku?
karena saat ini masih pengen maen gitar dan masih pengen foto2...Nah, ini justru bukan alasan, karena sekarang main gitar dan foto2 juga ga masalah. Jadi kalo bang Willi sekarang jd biku, juga bisa kok main gitar & foto2. Ayo cepet, jadi biku sana!!
::
setelah banyak yang kepo, komplain sana komplain sini, ada pertanyaan, kenapa ga kalian aja yang menjadi biku?
Kalau saya sih tunggu ada biku part-time aja, jadi bisa menjalani hidup perumah-tangga, nanti kalau lagi ada acara2 tertentu aja pake jubah.
bukankah memang begitu? ingat HINAYA kadang2?Hinaya itu masih mengharuskan sepanjang waktu berpenampilan biku dan berlaku sebagai perumah-tangga secara sembunyi-sembunyi. Lagi tunggu revisi dan penetapan baru agar boleh terang-terangan bersikap seperti perumah-tangga jika tidak sedang jam dinas.
Kalau saya sih tunggu ada biku part-time aja, jadi bisa menjalani hidup perumah-tangga, nanti kalau lagi ada acara2 tertentu aja pake jubah.bukannya dulu pernah ada kasus yang biksu part time, yang ada kasus artis meninggal, dst dst
Hinaya itu masih mengharuskan sepanjang waktu berpenampilan biku dan berlaku sebagai perumah-tangga secara sembunyi-sembunyi. Lagi tunggu revisi dan penetapan baru agar boleh terang-terangan bersikap seperti perumah-tangga jika tidak sedang jam dinas.
bukannya dulu pernah ada kasus yang biksu part time, yang ada kasus artis meninggal, dst dst
bukannya dulu pernah ada kasus yang biksu part time, yang ada kasus artis meninggal, dst dstKaya'nya bukan aliran Theravada, juga bukan 'bhiksu' sih statusnya.
udah ada kan di jepang ?Itu beda aliran, lagipula 'kan kita mau 'memajukan' yang di Indonesia ini.
boleh married dan "temple" diwariskan turun-temurun ke anak cucu
Itu beda aliran, lagipula 'kan kita mau 'memajukan' yang di Indonesia ini.
*Menunggu aturan sangha yang lebih bijak*
bikin aliran baru aja, badut aja bisa ... apalagi engkauKata orang bijak jaman dulu: "Kalau bisa mengubah yang sudah ada, untuk apa bikin yang baru?"
Kata orang bijak jaman dulu: "Kalau bisa mengubah yang sudah ada, untuk apa bikin yang baru?"
kitakalianjangan takut jadi biku dong, karena akan banyak umat biku yang siap membela dan menunjang kitakalian.
*Menunggu aturan sangha yang lebih bijak*
contohnya?Yah itu tadi, kalo biku udah bisa part-time, tidak mengubah pola hidup saya, yah boleh juga lah dipertimbangkan. Walaupun entah apa pula maknanya jadi biku kalo begitu.
Yah itu tadi, kalo biku udah bisa part-time, tidak mengubah pola hidup saya, yah boleh juga lah dipertimbangkan. Walaupun entah apa pula maknanya jadi biku kalo begitu.
Kalo memang bisa begitu kk boleh kami (baca: cewe-cewe DC) fangsen secara part time. =P Secara kalo kk jadi bikhu beneran, bagaimana nasib kami :'(khan part time, bisa lah poligami ;D
OOT x_x
Kalo memang bisa begitu kk boleh kami (baca: cewe-cewe DC) fangsen secara part time. =P Secara kalo kk jadi bikhu beneran, bagaimana nasib kami :'(Yah, 'kan cuma part-time doang. Paling beberapa jem aja kok, ato tergantung kontrak. ;D
OOT x_x
Kalo memang bisa begitu kk boleh kami (baca: cewe-cewe DC) fangsen secara part time. =P Secara kalo kk jadi bikhu beneran, bagaimana nasib kami :'(
OOT x_x
jangan khawatir, pas KK lagi dinas, gue bersedia menggantikanbah, biasa jg main belakang, dines = ga dines
bah, biasa jg main belakang, dines = ga dines
Yah itu tadi, kalo biku udah bisa part-time, tidak mengubah pola hidup saya, yah boleh juga lah dipertimbangkan. Walaupun entah apa pula maknanya jadi biku kalo begitu.
_/\_ Pertanyaan diatas boleh ditambah lagi, apakah banthe therawada boleh menciptakan lagu juga, _/\_
kalian jangan takut jadi biku dong, karena akan banyak umat biku yang siap membela dan menunjang kalian.
tidak perlu meluas, menciptakan lagu tidak dilarang dalam vinaya sepanjang penciptaan itu tidak melibatkan main musik.
Yah 'kan blom ditetapkan revisi aturannya. Kudu sabar lah... ;D
Waduh kalo saya jadi biku part-time gitu, kira2 namanya apa yang bagus yah? Akusalacitto?
tapi ada juga yg akan (berani) melabrak (kalo kita bertindak aneh2) salah satu nya forum ini...dan akan ada juga yang membela jangan lupa ;D
jadi, wahai, para calon bhikkhu yg niatannya ga bener, bersiap2lah...
he3
::
coba lihat prospeknya bro, bisa hidup mewah misalnya.
cuman baca2 parita, hadir diacara ntah apa atas undangan umat, dll ===> pulang bawa angpao (isinya gede pula tuh)
dan ayolah, nanti jika sudah makin tenar, bisa pake tarif.
coba lihat prospeknya bro, bisa hidup mewah misalnya.
cuman baca2 parita, hadir diacara ntah apa atas undangan umat, dll ===> pulang bawa angpao (isinya gede pula tuh)
dan ayolah, nanti jika sudah makin tenar, bisa pake tarif.
Tentunya beliau sudah sehebat Beethoven yang menciptakan Nineth Symphony dalam keadaaan tuli total. ^:)^
kenapa jadi ngaco begini pembahasannya. :hammer:
mending makan kacang rempah dulu. :))
14. “Tetapi di sini, murid, seorang laki-laki atau perempuan memberikan makanan, minuman, pakaian, kereta, kalung bunga, wangi-wangian, salep, tempat tidur, tempat tinggal,dan pelita kepada para petapa atau para brahmana. Karena melakukan dan menjalankan perbuatan-perbuatan demikian … ia muncul kembali di alam bahagia …
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21311.0/message,379522.html
petapa/brahmana apakah sama dengan bhikkhu? bukannya mereka tidak menggunakan kereta, kalung bunga, wangi-wangian, dan salep? kecuali salep = obat.
sori kalau OOT.
pakai pesawat terbang aja boleh :)
Maksud saya, kereta tersebut didanakan (untuk dimiliki). Lalu bagaimana dengan wangi-wangian dan kalung bunga?
eh, saya baru teringat tentang seorang umat awam yang memberikan bunga dengan cara menaburkannya ke arah Buddha. Katanya, berkat kebajikan itu, beliau mendapatkan kebahagiaan untuk waktu yang lama.
Sepertinya, tidak masalah.
Nah kalo dana wangi-wangian?
eh, saya baru teringat tentang seorang umat awam yang memberikan bunga dengan cara menaburkannya ke arah Buddha. Katanya, berkat kebajikan itu, beliau mendapatkan kebahagiaan untuk waktu yang lama.sumana si penjual bunga yah, kalo g salah. :)
Sepertinya, tidak masalah.
Nah kalo dana wangi-wangian?
dupa termasuk juga wangi2ankalo wewangian sejenis parfum begitu om?
wong jaman Buddha banyak kok umat awam berdana dupa wangi kepada Beliau dan para muridnya
berdana bunga, dupa, parfum, golok, pistol, dll bukanlah pelanggaraniya mungkin memang bukan pelanggaran, tapi g akan membawa manfaat.
menerima bunga, dupa, parfum, golok, pistol, dll juga bukanlah pelanggaranpelanggaran bagi si penerima yang menggunakan, ya kan om?
pelanggaran baru terjadi jika digunakan oleh orang2 yg menurut sila/vinaya tidak boleh menggunakannya
iya mungkin memang bukan pelanggaran, tapi g akan membawa manfaat.pertanyaan boleh atau tidak boleh paralel dengan apakah pelanggaran atau bukan pelanggaran, sedangkan pertanyaan apakah bermanfaat atau tidak, ini adalah pertanyaan lain lagi dengan jawaban yang lain pula.
maka kami perlu tau apakah itu boleh atau tidak, sehingga bisa mendanakan yang bermanfaat. :)
pelanggaran bagi si penerima yang menggunakan, ya kan om?
apakah pelanggaran itu juga sedikit banyaknya berimbas pada si pemberi?
sumana si penjual bunga yah, kalo g salah. :)
Juga lihat dulu wangi2an untuk ruangan atau wangi-wangian untuk dikenakan? Kalau wangi2an yang seperti dupa atau bunga untuk ruangan, tentu ga apa, beda sama parfum atau bunganya diselipkan di telinga atau dibikin kalung.
pertanyaan boleh atau tidak boleh paralel dengan apakah pelanggaran atau bukan pelanggaran, sedangkan pertanyaan apakah bermanfaat atau tidak, ini adalah pertanyaan lain lagi dengan jawaban yang lain pula.
tidak.
kita bisa saja memberikan benda yang bermnafaat bagi bhikkhu, misalnya pisau cukur, dan tidak ada pelanggaran di sini. Tapi kemudian oleh bhikkhu itu pisau cukur itu digunakan untuk menyembelih ayam, ini adalah pelanggaran di pihak bhikkhu, tapi tidak ada imbas apa pun di pihak si pemberi pisau cukur.
dari sutta yang saya kutip di atas, sang Buddha mengatakan tentang berdana kalung bunga kok. Berarti dana parfum juga sebenarnya tidak masalah? Kenapa Sang Buddha mengatakan hal itu? bukankah hal-hal demikian tidak akan digunakan oleh si penerima? bahkan jika digunakan, malah dapat terjadi pelanggaran?"Mālā" ini bisa berarti 'bunga' saja, 'kalung bunga', ataupun 'rangkaian bunga'. Dalam artian 'kalung/rangkaian bunga', maksudnya adalah bunga yang sudah dirangkai. Ini untuk diletakkan di altar, bukan untuk dipakai.