//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Andil dalam membunuh  (Read 45979 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Andil dalam membunuh
« on: 08 January 2013, 10:58:52 AM »
saya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit
setiap tahun ada saja serangan dari hama ulat dan tikus pada tanaman sawit, untuk itu pimpinan kebun merasa perlu membasmi hama2 ini. karena memang serangan hama ini sangat berpengaruh pada hasil perkebunan.

pimpinan kebun lalu membuat order atas pestisida (racun serangga) dan racun tikus, diteruskan pada saya, saya meminta acc atau persetujuan untuk pembelian racun ini pada atasan atau bos, bos bilang segera beli, saya beli, kirim ke lapangan (kebun), pimpinan kebun menerima racun tersebut kemudian memerintahkan karyawan bagian perawatan untuk mengaplikasikannya. yang jelas segera setelah pengaplikasian racun, tidak terhitung serangga/ulat yang mati berikut juga tikus.

pertanyaannya, apa saya berandil terhadap pembunuhan tersebut?
siapa yang paling berat menanggung karma dari pembunuhan tersebut? bos? saya? kepala kebun? karyawan bagian perawatan? atau penjual racun serangga/tikus?

bagaimana pandangan teman2 sekalian?

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #1 on: 08 January 2013, 11:39:30 AM »
karma buruk kolektif,jangan memikirkan lebih berat mana atau siapa.jabatan atau status tidak paten dalam penghasilan karma,niat dan kondisi individu sangat menentukan kadar karmanya.

hukum alam----setiap kelahiran dan kelangsungan hidup,baik itu manusia atau hewan pasti akan membawa korban,kita tidak bisa menekan menjadi angka nol(korban atau karma buruk),.

menghindari dan menekan sehingga korban menjadi paling sedikit,itu usaha yang harus dilakukan manusia .

maka dengan kesadaran atas penghasilan buruk tsb,manusia di tuntut untuk lebih giat  mencetak karma baik lebih banyak lagi ,sebagai pengimbang atas resiko hidup tsb.
ibarat sebuah perusahaan,pasti ada ongkos/biaya operasi,kerugian dan penyusutan-----tugas seorang manager atau direktur adalah menekan kerugian dan mencetak keuntungan yang harus lebih besar dari kerugian.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #2 on: 08 January 2013, 02:22:32 PM »
wah, sepertinya sangat sulit menentukan apakah om rico ikut berperan atau tidak, karna proses bekerjanya kamma itu acinteyya (tidak terpikirkan oleh pikiran manusia biasa).
tapi imo, cetana itu menentukan. karna kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang dinamakan kamma. maka dilihat cetananya pada saat om rico melakukan itu apakah memang ingin ikut memusnakan serangga atau hanya sekedar menjalankan tugas.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #3 on: 08 January 2013, 02:28:47 PM »
cetananya lebih cenderung ke perasaan terpaksa karena tuntutan kerja namun tetap dengan sadar bahwa tindakan ini akan mendukung dan mengakibatkan terbunuhnya banyak makhluk hidup.

istilahnya, tau salah eh dikerjain juga

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #4 on: 08 January 2013, 02:42:14 PM »
Ternyata memang pemahaman tentang "Mata Pencaharian Benar" dalam Buddhisme harus diperluas dan diperdalam lagi. Segala usaha (pekerjaan) yang mengakibatkan makhluk lain terganggu, terluka atau terbunuh maka tidak dikategorikan sebagai mata pencaharian yang benar.

Jika tidak memungkinkan untuk pindah, mungkin saran pertama dapat dipraktekkan (menambah karma baik untuk mengurangi akibat/efek karma buruk yang berbuah kelak).

Tentang cetana, kita melakukan secara sadar, terlepas dari terpaksa ataupun tidak. Sepengetahuan/sepemahaman saya, karma tetap berbuah bila perbuatan dilandasi dengan keterpaksaan, ketidaktahuan, keteledoran (misalnya lupa membungkus kabel listrik secara benar, orang lain tersambar listrik hingga cedera).

Suatu karma tidak berbuah ketika tidak ada niat (cetana). Misalnya kita berjalan dan asyik mengobrol, saat melihat ke bawah baru sadar banyak makhluk kecil (semut dan serangga lain) terinjak mati.

Tindakan selanjutnya, bila sudah tahu (sadar) kita masih melanjutkan (jalan) karena sungkan dengan lawan bicara (misalnya bos kita), maka sejak detik itu juga karma mulai ada (akan berbuah) walau kita terpaksa menginjak semut/serangga tersebut.

Demikian, semoga jelas dan semoga selalu tekun dalam belajar dharma. Salam bahagia selalu untuk rekan Rico.  _/\_

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #5 on: 08 January 2013, 02:52:58 PM »
Tentang cetana, kita melakukan secara sadar, terlepas dari terpaksa ataupun tidak. Sepengetahuan/sepemahaman saya, karma tetap berbuah bila perbuatan dilandasi dengan keterpaksaan, ketidaktahuan, keteledoran (misalnya lupa membungkus kabel listrik secara benar, orang lain tersambar listrik hingga cedera).
imo, kadarnya akan beda apabila memang disengaja tidak membungkus secara benar dengan ketidaksengajaan.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #6 on: 08 January 2013, 02:53:46 PM »
cetananya lebih cenderung ke perasaan terpaksa karena tuntutan kerja namun tetap dengan sadar bahwa tindakan ini akan mendukung dan mengakibatkan terbunuhnya banyak makhluk hidup.

istilahnya, tau salah eh dikerjain juga
apakah harus om rico yang mengerjakan itu?
kalo masih ada orang lain, sebaiknya dihindari saja mengerjakannya.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #7 on: 08 January 2013, 03:05:34 PM »
apakah harus om rico yang mengerjakan itu?
kalo masih ada orang lain, sebaiknya dihindari saja mengerjakannya.

harus turun tangan mengerjakan sendiri, tidak bisa dihindari.

saya jadi sering merenungkan sepenggal kalimat di manggala sutta :

Hidup di tempat yang sesuai,
berkat kebajikan-kebajikan hidup yang lampau,

meununtun diri kearah yang benar,
itulah berkah utama.


.................

Membantu ayah dan ibu,
menyokong anak dan istri,
bekerja bebas dari pertentangan,
itulah berkah utama.


...............

nah mungkin jasa-jasa kehidupan lampau saya yang kurang baik, sehingga saya harus melakukan pekerjaan ini dan jauh dari apa yang disebut memiliki berkah utama.

atauuuuuuuu

saya kurang berusaha keras dalam kehidupan ini, namun berkeluh kesah dan menyalahkan bahwa pada kehidupan lampau tidak memiliki jasa-jasa yang baik (baca kusala kamma)

namun yang pasti, tanpa sebuah pembenaran pun, saya mengakui dan menyadari bahwa dengan pekerjaan/tindakan tersebut saya telah mengakibatkan atau paling tidak mendukung terjadinya pembantaian besar-besaran terhadap hama ulat dan tikus. ya tinggal tunggu waktu saja kapan benih yang ditaman ini berbuah.

ckckckck...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #8 on: 08 January 2013, 03:06:33 PM »
Tentang cetana, kita melakukan secara sadar, terlepas dari terpaksa ataupun tidak. Sepengetahuan/sepemahaman saya, karma tetap berbuah bila perbuatan dilandasi dengan keterpaksaan, ketidaktahuan, keteledoran (misalnya lupa membungkus kabel listrik secara benar, orang lain tersambar listrik hingga cedera).
Niat: bantuin beresin kabel supaya orang tidak repot (=baik)
 pelaksanaan: tidak sengaja/teledor dalam membungkus kabel, sehingga orang lain kesetrum.
Hasil: karma buruk bikin orang kesetrum.

Kok kontradiktif yah? Cetana baik, tapi buah karmanya buruk.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #9 on: 08 January 2013, 03:13:42 PM »
Niat: bantuin beresin kabel supaya orang tidak repot (=baik)
 pelaksanaan: tidak sengaja/teledor dalam membungkus kabel, sehingga orang lain kesetrum.
Hasil: karma buruk bikin orang kesetrum.

Kok kontradiktif yah? Cetana baik, tapi buah karmanya buruk.
nah hayo om sunya.. bagaimana tuh?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #10 on: 08 January 2013, 03:16:19 PM »
kalo berpegangan pada ini :
"O bhikkhu, kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang Aku namakan kamma. Sesudah berkehendak, orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan, dan pikiran." (Anguttara Nikaya, II: 415).
maka hasil bukanlah masalah, yang menentukan adalah niat awal.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #11 on: 08 January 2013, 03:41:20 PM »
Niat: bantuin beresin kabel supaya orang tidak repot (=baik)
 pelaksanaan: tidak sengaja/teledor dalam membungkus kabel, sehingga orang lain kesetrum.
Hasil: karma buruk bikin orang kesetrum.

Kok kontradiktif yah? Cetana baik, tapi buah karmanya buruk.

Dulu ada kasus guru sekolah Buddhis menabrak murid sekolahnya. Kita pakai ini sebagai contoh.
Berita:
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/293576-video--rekaman-cctv-guru-tabrak-18-murid-tk
http://www.tribunnews.com/2012/03/02/kronologi-guru-tk-tabrak-murid-sendiri
http://forum.kompas.com/nasional/69893-diliput-100an-media-asing-guru-tabrak-18-murid-jadi-sorotan-dunia.html
http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/03/03/146458/Polresta-Medan-Rilis-Video-Mobil-Guru-Menabrak-Siswa/6
http://www.jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com_content&view=article&id=15453:guru-tabrak-murid-tk-18-luka&catid=25:nasional&Itemid=29
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1836535/seorang-guru-tabrak-17-murid-yang-sedang-olah-raga

Niat: Memindahkan mobil (baik, agar lapangan lebih luas).
Pelaksanaan: Teledor dalam berkendaraan, sehingga murid TK yang sedang berolah raga malah tertabrak.

Ada yang berani berkata bahwa guru ini tidak menciptakan karma apa-apa? :)

Ada perbedaan antara sengaja tidak sengaja, dengan teledor/lalai/ceroboh dengan ketekunan (sungguh-sungguh).
Yang pertama itu berkaitan dengan nasib dan kondisi (tidak terduga, tidak diatur/dikendalikan). Yang kedua berhubungan dengan kearifan (prajna/panna/wisdom/kebijaksanaan).

Dalam agama Buddha menekankan pengembangan kearifan dalam menyikapi hidup, sehingga masalah besar bisa diperkecil, masalah kecil bisa ditiadakan atau diminimalisir. Jika alasannya tidak sengaja lalu mengabaikan unsur kelalaian, sepertinya juga tidak arif (hukum pun tetap memproses sebuah tindakan akibat dari kelalaian).

Jadi tolong dibedakan, sengaja tidak sengaja, dan teledor/lalai/ceroboh/slebor. Ini perbedaan cukup kontras.

Salam.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #12 on: 08 January 2013, 03:50:07 PM »
kalo berpegangan pada ini :
"O bhikkhu, kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang Aku namakan kamma. Sesudah berkehendak, orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan, dan pikiran." (Anguttara Nikaya, II: 415).
maka hasil bukanlah masalah, yang menentukan adalah niat awal.

Jangan lupa lho, ketidaktahuan itu juga salah satu unsur pencipta karma (ingat, LDM = Lobha, Dosa dan Moha).

Niat baik tidak dilandasi dengan pengetahuan (kebijaksanaan/panna), juga hasilnya tidak akan baik.

Itu pandangan saya. Maaf jika kurang berkenan.  Salam. _/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #13 on: 08 January 2013, 04:22:36 PM »
Dulu ada kasus guru sekolah Buddhis menabrak murid sekolahnya. Kita pakai ini sebagai contoh.
Berita:
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/293576-video--rekaman-cctv-guru-tabrak-18-murid-tk
http://www.tribunnews.com/2012/03/02/kronologi-guru-tk-tabrak-murid-sendiri
http://forum.kompas.com/nasional/69893-diliput-100an-media-asing-guru-tabrak-18-murid-jadi-sorotan-dunia.html
http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/03/03/146458/Polresta-Medan-Rilis-Video-Mobil-Guru-Menabrak-Siswa/6
http://www.jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com_content&view=article&id=15453:guru-tabrak-murid-tk-18-luka&catid=25:nasional&Itemid=29
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1836535/seorang-guru-tabrak-17-murid-yang-sedang-olah-raga

Niat: Memindahkan mobil (baik, agar lapangan lebih luas).
Pelaksanaan: Teledor dalam berkendaraan, sehingga murid TK yang sedang berolah raga malah tertabrak.

Ada yang berani berkata bahwa guru ini tidak menciptakan karma apa-apa? :)

Ada perbedaan antara sengaja tidak sengaja, dengan teledor/lalai/ceroboh dengan ketekunan (sungguh-sungguh).
Yang pertama itu berkaitan dengan nasib dan kondisi (tidak terduga, tidak diatur/dikendalikan). Yang kedua berhubungan dengan kearifan (prajna/panna/wisdom/kebijaksanaan).

Dalam agama Buddha menekankan pengembangan kearifan dalam menyikapi hidup, sehingga masalah besar bisa diperkecil, masalah kecil bisa ditiadakan atau diminimalisir. Jika alasannya tidak sengaja lalu mengabaikan unsur kelalaian, sepertinya juga tidak arif (hukum pun tetap memproses sebuah tindakan akibat dari kelalaian).

Jadi tolong dibedakan, sengaja tidak sengaja, dan teledor/lalai/ceroboh/slebor. Ini perbedaan cukup kontras.

Salam.  _/\_
Iya, berarti kalau teledor, walaupun tidak sengaja, jadi berbuah karma 'kan?
Misalnya ada orang lihat pengemis kelaparan & kehausan, lalu dia berniat baik memberikan susu. Ternyata pengemis itu lactose-intolerant. Begitu minum malah mati. Maka si pemberi susu yang sangat gegabah tidak memastikan dulu itu, menuai karma buruk menyebabkan orang mati.

Intinya niat baik 100% bisa mengakibatkan buah karma buruk.

Kok tetap tidak sesuai dengan kamma = niat?

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Andil dalam membunuh
« Reply #14 on: 08 January 2013, 04:32:02 PM »
Iya, berarti kalau teledor, walaupun tidak sengaja, jadi berbuah karma 'kan?
Misalnya ada orang lihat pengemis kelaparan & kehausan, lalu dia berniat baik memberikan susu. Ternyata pengemis itu lactose-intolerant. Begitu minum malah mati. Maka si pemberi susu yang sangat gegabah tidak memastikan dulu itu, menuai karma buruk menyebabkan orang mati.

Intinya niat baik 100% bisa mengakibatkan buah karma buruk.

Kok tetap tidak sesuai dengan kamma = niat?

Saya tidak pernah menulis kamma = niat, rekan Kainyn. Justru saya menuliskan sebaliknya, bahwa niat baik belum tentu menghasilkan karma baik kalau tidak dilandasi dengan kebijaksanaan.

Demikian, semoga jelas. Salam.  _/\_