//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: sila ke 3  (Read 28150 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: sila ke 3
« Reply #45 on: 17 July 2011, 09:56:48 AM »
Ok. Biar lebih jelas, profesi A,B,C atau X,Y,Z memiliki potensi pelanggaran yang berbeda.

ok biar lebih jelas lagi, menurut anda profesi pelacur juga bukan pelanggaran, hanya memiliki potensi pelanggaran sama halnya dengan profesi lainnya, begitukah?

Quote
Jika menurut saya, maka samana bukan profesi.

ini membantah pernyataan anda sendiri bahwa "Sang Buddha menyarankan profesi Samana". saya setuju di sini

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: sila ke 3
« Reply #46 on: 17 July 2011, 10:32:39 AM »
ok biar lebih jelas lagi, menurut anda profesi pelacur juga bukan pelanggaran, hanya memiliki potensi pelanggaran sama halnya dengan profesi lainnya, begitukah?

ini membantah pernyataan anda sendiri bahwa "Sang Buddha menyarankan profesi Samana". saya setuju di sini
Profesi pelacur bukan pelanggaran. Pelacuran berbeda dengan pelacur. Pelacur sebagai profesi, pelacuran sebagai aktivitas. Pelacur tidak melakukan pelanggaran selama tidak ada aktivitas pelacuran yang mendukung pelanggaran sila. Profesi lain juga tidak melakukan pelanggaran selama aktivitas itu tidak terjadi. Profesi hanya sebuah label. Aktivitas adalah perbuatan/ tindakan.
Potensi juga berbeda lagi. Ada profesi dengan potensi pelanggaran tidak ada hingga selalu ada.

Karena saya tidak menyatakan samana sebagai profesi, bagaimana bisa anda berkesimpulan saya membantah pernyataan sendiri? Kata profesi itu tambahan anda sendiri. Bukan saya. Tidak pernah terlintas dalam kepala saya untuk menganggap samana sebagai profesi.
Dan anda setuju atau tidak, tidak penting juga buat saya. Karena mereka yang tidak setuju juga tidak ada masalah bagi saya.
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: sila ke 3
« Reply #47 on: 17 July 2011, 11:14:44 AM »
Profesi pelacur bukan pelanggaran. Pelacuran berbeda dengan pelacur. Pelacur sebagai profesi, pelacuran sebagai aktivitas. Pelacur tidak melakukan pelanggaran selama tidak ada aktivitas pelacuran yang mendukung pelanggaran sila. Profesi lain juga tidak melakukan pelanggaran selama aktivitas itu tidak terjadi. Profesi hanya sebuah label. Aktivitas adalah perbuatan/ tindakan.
Potensi juga berbeda lagi. Ada profesi dengan potensi pelanggaran tidak ada hingga selalu ada.


pelacur yg tidak melakukan aktivitas pelacuran apakah dapat disebut sbg pelacur?

Quote
Karena saya tidak menyatakan samana sebagai profesi, bagaimana bisa anda berkesimpulan saya membantah pernyataan sendiri? Kata profesi itu tambahan anda sendiri. Bukan saya. Tidak pernah terlintas dalam kepala saya untuk menganggap samana sebagai profesi.
Dan anda setuju atau tidak, tidak penting juga buat saya. Karena mereka yang tidak setuju juga tidak ada masalah bagi saya.


kalau bisakah anda menjelaskan kalimat anda "Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?"

karena sebelumnya anda hanya menjelaskan
Quote
Begini, kata 'selain' itu tidak sama dengan 'kecuali'. Meskipun penggunaannya terlihat sama. 'selain' itu berarti lain dari/ berbeda dari. Dengan kata lain, "Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?" bisa berarti, "Buddha hanya menyarankan seseorang menjadi samana."

"Buddha hanya menyarankan seseorang menjadi samana," yg mana kalimat ini adalah  bagian dari kalimat majemuk sebelumnya yg sedang membicarakan profesi, jadi masuk akal jika saya mengasumsikan bahwa anda menyiratkan samana sebagai profesi.

tambahan lagi, mungkin saya ingin memiinta referensi tentang pernyataan bahwa Buddha hanya menyarankan seseorang menjadi samana.

NB: saya mulai suka berdiskusi dengan anda
« Last Edit: 17 July 2011, 11:25:45 AM by Indra »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: sila ke 3
« Reply #48 on: 17 July 2011, 11:19:14 AM »
muter2 terus nih

sebaiknya disepakati dulu, pelanggaran apa dan bagaimana pelanggaran itu terjadi

seorang pelacur, biku dll semua juga bisa melanggar.

menjadi pelacur apakah melanggar sila ke3?

Menjadi Pelukis melanggar sila yang mana

jadi nya ke profesi.

mending larinya ke mata pecaharian benar, jangan ke sila.

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: sila ke 3
« Reply #49 on: 17 July 2011, 11:21:57 AM »
Perjinahan, melakukan sendiri, menganjurkan, mengijinkan, ini membawa orang terlahir di alam neraka, di alam binatang, di alam setan; atau sekurang-kurangnya menjadikan orang itu akan dimusuhi oleh lingkungannya.
(Anguttara Nikaya VII, 4:4)

Ada yang bisa bantu Sutta lengkap yang berisi kalimat di atas?
yaa... gitu deh

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: sila ke 3
« Reply #50 on: 17 July 2011, 11:22:04 AM »
dari mana anda mengatakan tidak melanggar sila, tolong berikan referensi , faktor yang mempengaruhi yang dapat di pertanggung jawabkan, dan hal ini bagi saya bukan hal mudah yang di bikin susah , jika memang anda mampu jelaskan!

Pancasila :
1. ketuhan yang maha esa
2. kemanusiaan yang adil dn beradab
3. persatuan Indenesia.

trus, apa hubungannya pelacur dengan "persatuan Indonesia" ?  ;D  ^:)^

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: sila ke 3
« Reply #51 on: 17 July 2011, 11:28:55 AM »
Perjinahan, melakukan sendiri, menganjurkan, mengijinkan, ini membawa orang terlahir di alam neraka, di alam binatang, di alam setan; atau sekurang-kurangnya menjadikan orang itu akan dimusuhi oleh lingkungannya.
(Anguttara Nikaya VII, 4:4)

Ada yang bisa bantu Sutta lengkap yang berisi kalimat di atas?

kalau melihat ini , bagaimana dengan murid sang buddha  kalau tidak salah uttara, yang menyewakan pelacur untuk suaminya , apakah dia juga terlahir di alam neraka? , di alam binatang dan setan?


« Last Edit: 17 July 2011, 11:36:19 AM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: sila ke 3
« Reply #52 on: 17 July 2011, 11:31:38 AM »
muter2 terus nih

sebaiknya disepakati dulu, pelanggaran apa dan bagaimana pelanggaran itu terjadi

seorang pelacur, biku dll semua juga bisa melanggar.

menjadi pelacur apakah melanggar sila ke3?

Menjadi Pelukis melanggar sila yang mana

jadi nya ke profesi.

mending larinya ke mata pecaharian benar, jangan ke sila.

pelacur tidak melanggar sila kalau menurut saya , selama tidak di pengaruhi faktor dan obyek yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran sila ke 3 , tetapi pelacur bukanlah suatu profesi yang di anjurkan karena bisa membuat kemerosotan mental dan spritual , dan dengan mengatakan tidak melanggar bukannya mendukung adanya prostitusi ataupun melegalkan , mohon di koreksi jika salah ;D



Quote
SILA KETIGA PANCASILA BUDDHIS

Kamesumicchacara veramani sikkhapadam samadiyami. Kata “Kamesumicchacara” dalam bahasa Pali berasal dari tiga suku kata : Kama, miccha, dan cara.

“Kamesu” dalam bahasa Pali merupakan bentuk jamak dari kata “kama” yang berarti kesenangan indriya, atau nafsu-seksualitas. Hasrat indriya ini berlandaskan kelima indriya ( penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, perasa ) dan satu indra pikiran.

“Miccha” artinya adalah : Salah , ini merupakan lawan dari kata “Samma” yang artinya : Benar.

“Cara” artinya adalah pelaksanaan atau tingkah-laku.

Sehingga, kamesumicchacara diartikan sebagai “perbuatan/perilaku sex yang tidak benar”.

Empat ( 4 ) keadaan diperlukan untuk terjadinya kejahatan pelanggaran susila :

   1. Pikiran untuk menikmati,
   2. Usaha ke arah itu,
   3. Cara untuk memuaskan,
   4. Pemuasan.

Buah karma buruk dari pelanggaran susila  yang tak dapat dielakkan yaitu :

   1. Mempunyai banyak musuh,
   2. Mendapat suami atau istri yang tidak diinginkan,
   3. Lahir sebagai perempuan; orang kasim ; banci atau /  waria.

Objek yang merupakan pelanggaran Sila III Pancasila Buddhist bagi seorang laki-laki adalah :

1. Wanita yang telah menikah atau akan menikah

Yang dimaksudkan adalah semua wanita yang telah menikah dan atau akan menikah dengan orang lain tanpa memandang latar belakang status sosial dan motivasi pernikahannya.

   1. Wanita yang sudah bertunangan
   2. Wanita yang sudah dibeli atau digadaikan oleh orang-tuanya
   3. Wanita yang tinggal dengan lelaki yang dicintainya
   4. Wanita yang sudah menikah menurut adat-istiadat dan tradisi agama tertentu
   5. Wanita yang dinikahi oleh laki-laki dalam jangka waktu tertentu ( misalnya dalam kasus kawin kontrak )

2. Wanita yang masih dalam Pengawasan Keluarga atau Asuhan Wali

Meliputi semua wanita yang belum menikah yang masih dalam pengawasan keluarga dan atau asuhan wali. Pelanggaran terhadap hal ini biasanya berupa kawin-lari.

3. Wanita yang dilarang untuk disetubuhi menurut adat-istiadat, aturan agama atau peraturan negara.

a. Wanita yang masih dalam satu garis keturunan ; artinya wanita yang masih dalam hubungan keluarga / kekerabatan. Contoh pelanggaran misalnya adalah seorang kakak laki-laki yang menyetubuhi adik perempuannya sendiri ; atau perkawinan inses. Hubungan sedarah telah terbukti menghasilkan keturunan yang lemah, baik secara biologis maupun mental, bahkan hingga bersifat mematikan.

b. Wanita yang dalam perlindungan Dhamma ; contohnya adalah para Upasika Atthasila ( Anagarini ), para Samaneri, dan para Bhikkhuni.

c. Wanita yang menjadi selir raja atau orang yang berkuasa ; ini menjadi terlarang karena adanya hukum kerajaan yang berlaku.

Objek yang merupakan pelanggaran Sila III Pancasila Buddhist bagi seorang perempuan adalah :

   1. Laki-laki yang telah menikah.
   2. Laki-laki yang dilarang untuk disetubuhi karena peraturan agama , misalnya : Upasaka Atthasila ( Anagarika ), Samanera, dan Bhikkhu.

Terjadinya pelanggaran Sila III Pancasila Buddhis adalah ketika :

   1. Seorang wanita/alki-laki yang berbuat asusila dengan laki-laki/wanita yang terlarang baginya, telah melakukan perzinahan
   2. Seorang wanita yg masih di bawah asuhan melakukan perbuatan asusila dengan laki-laki yang tidak merupakan objek terlarang baginya, tidak melanggar sila ini. Tetapi, wanita tersebut dapat dikatakan melanggar Dhamma karena menodai dirinya sendiri, dan menjatuhkan nama baiknya dalam masyarakat.

Hal-hal lain yang dikategorikan pelanggaran sila ketiga yang harus juga kita hindari :

1.   Berzinah (melakukan hubungan kelamin bukan dengan suami/istrinya)
2.   Berciuman dengan lain jenis kelamin yang disertai nafsu birahi
3.   Menyenggol, mencolek & sejenisnya yang disertai nafsu birahi

Catatan :
Tujuan sila ketiga ini adalah untuk mencegah perceraian, dan membina keharmonisan serta kepercayaan timbale balik antara suami istri


http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=16883.0;message=270937
« Last Edit: 17 July 2011, 11:37:01 AM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: sila ke 3
« Reply #53 on: 17 July 2011, 11:45:37 AM »
kalau melihat ini , bagaimana dengan murid sang buddha  kalau tidak salah uttara, yang menyewakan pelacur untuk suaminya , apakah dia juga terlahir di alam neraka? , di alam binatang dan setan?


Perjinahan, melakukan sendiri, menganjurkan, mengijinkan, ini membawa orang terlahir di alam neraka, di alam binatang, di alam setan; atau sekurang-kurangnya menjadikan orang itu akan dimusuhi oleh lingkungannya.
(Anguttara Nikaya VII, 4:4)

yaa... gitu deh

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: sila ke 3
« Reply #54 on: 17 July 2011, 11:54:53 AM »
Perjinahan, melakukan sendiri, menganjurkan, mengijinkan, ini membawa orang terlahir di alam neraka, di alam binatang, di alam setan; atau sekurang-kurangnya menjadikan orang itu akan dimusuhi oleh lingkungannya.
(Anguttara Nikaya VII, 4:4)

Ada yang bisa bantu Sutta lengkap yang berisi kalimat di atas?

bisa bantu berikan contohnya bro, soalnya saya tidak melihat di musuhi lingkungannya? apa saya terlewat dalam membacanya?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: sila ke 3
« Reply #55 on: 17 July 2011, 12:03:18 PM »
pelacur yg tidak melakukan aktivitas pelacuran apakah dapat disebut sbg pelacur?

kalau bisakah anda menjelaskan kalimat anda "Apakah Buddha pernah menyarankan profesi apa pun selain samana?"

karena sebelumnya anda hanya menjelaskan
"Buddha hanya menyarankan seseorang menjadi samana," yg mana kalimat ini adalah  bagian dari kalimat majemuk sebelumnya yg sedang membicarakan profesi, jadi masuk akal jika saya mengasumsikan bahwa anda menyiratkan samana sebagai profesi.

tambahan lagi, mungkin saya ingin memiinta referensi tentang pernyataan bahwa Buddha hanya menyarankan seseorang menjadi samana.

NB: saya mulai suka berdiskusi dengan anda

Pelacur yang yang sedang tidak melakukan ativitas pelacuran, profesinya tetap pelacur. Sebab, menurut saya, tidak setiap hari pelacur melacurkan diri. Barangkali mereka ada istrahat juga. Dan banyak alasan. Setelah itu mereka kembali melacurkan diri lagi. Sama seperti profesi A, B atau x. Ada waktunya orang rehat. Pada waktu rehat kan aktivitas tidak terjadi. Itulah yang membuat pelanggaran tidak terjadi karena tidak ada aktivitas.

Ya, betul. Itu kalimat majemuk dan bernada ambigu. Dan kemampuan orang memahami suatu teks berbeda-beda. Pembaca bisa saja keliru menangkap maksud penulis. Dan penulis juga tidak selalu benar. Tapi, jika hanya satu pembaca saja yang berpendapat, maka tidak bisa dikatakan penulis membuat kesalahan dalam menulis. Apabila dari 10 pembaca semua pembaca mengatakan kalimat itu memiliki makna seperti pembaca 1, maka sudah pasti penulis yang salah. Tetapi jika ada 2 atau 3 pembaca yang mengerti maksud penulis, maka besar kemungkinan pembaca lainnya yang salah menangkap makna.

Terus terang saya bukan seorang penghapal referensi yang baik. Sesuatu yang menurut saya baik dan bermanfaat, hanya saya ingat intinya. Yang saya ingat kira-kira begini, "... jalanilah/ tempuhlah kehidupan tanpa rumah. Berlatihlah dengan tekun...."
Saya harap tidak ada yang bertanya apa maksudnya kehidupan tanpa rumah.

Profesi/ pekerjaan dalam hal ini adalah kegiatan/ usaha dalam memenuhi kebutuhan hidup, mengumpulkan kekayaan dsb.
Istilah lainnya mata pencaharian. Samana tidak memiliki mata pencaharian (tidak bekerja/berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup, mengumpulkan kekayaan dsb). Itulah sebabnya, menurut saya samana bukan profesi. Tapi jika ada yang berpendapat berbeda, tidak masalah juga.
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: sila ke 3
« Reply #56 on: 17 July 2011, 12:14:42 PM »
Pelacur yang yang sedang tidak melakukan ativitas pelacuran, profesinya tetap pelacur. Sebab, menurut saya, tidak setiap hari pelacur melacurkan diri. Barangkali mereka ada istrahat juga. Dan banyak alasan. Setelah itu mereka kembali melacurkan diri lagi. Sama seperti profesi A, B atau x. Ada waktunya orang rehat. Pada waktu rehat kan aktivitas tidak terjadi. Itulah yang membuat pelanggaran tidak terjadi karena tidak ada aktivitas.


bagaimana menurut anda jika kasusnya sebaga berikut: seorang pembunuh melakukan pembunuhan, setelah membunuh orang itu tertidur, apakah menurut anda pembunuh itu melakukan pelanggaran atau tidak?

Quote
Ya, betul. Itu kalimat majemuk dan bernada ambigu. Dan kemampuan orang memahami suatu teks berbeda-beda. Pembaca bisa saja keliru menangkap maksud penulis. Dan penulis juga tidak selalu benar. Tapi, jika hanya satu pembaca saja yang berpendapat, maka tidak bisa dikatakan penulis membuat kesalahan dalam menulis. Apabila dari 10 pembaca semua pembaca mengatakan kalimat itu memiliki makna seperti pembaca 1, maka sudah pasti penulis yang salah. Tetapi jika ada 2 atau 3 pembaca yang mengerti maksud penulis, maka besar kemungkinan pembaca lainnya yang salah menangkap makna.

baiklah, saya terima fakta bahwa saya tidak mampu memahami teks anda. dan saya tidak tertarik untuk membuka polling untuk mengumpulkan 10 pembaca, mengingat tidak ada member lain yg tertarik pada diskusi kita.

Quote
Terus terang saya bukan seorang penghapal referensi yang baik. Sesuatu yang menurut saya baik dan bermanfaat, hanya saya ingat intinya. Yang saya ingat kira-kira begini, "... jalanilah/ tempuhlah kehidupan tanpa rumah. Berlatihlah dengan tekun...."
Saya harap tidak ada yang bertanya apa maksudnya kehidupan tanpa rumah.

Profesi/ pekerjaan dalam hal ini adalah kegiatan/ usaha dalam memenuhi kebutuhan hidup, mengumpulkan kekayaan dsb.
Istilah lainnya mata pencaharian. Samana tidak memiliki mata pencaharian (tidak bekerja/berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup, mengumpulkan kekayaan dsb). Itulah sebabnya, menurut saya samana bukan profesi. Tapi jika ada yang berpendapat berbeda, tidak masalah juga.


sayang sekali anda tidak bisa memberikan referensinya, karena kita harus melihat situasi dan lawan bicara pada saat Sang Buddha mengajarkan hal itu.

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: sila ke 3
« Reply #57 on: 17 July 2011, 12:34:09 PM »
bagaimana menurut anda jika kasusnya sebaga berikut: seorang pembunuh melakukan pembunuhan, setelah membunuh orang itu tertidur, apakah menurut anda pembunuh itu melakukan pelanggaran atau tidak?

Mungkin maksudnya: seorang pembunuh melakukan pembunuhan. Setelah membunuh, orang itu tertidur. Apakah menurut anda pembunuh itu melakukan pelanggaran atau tidak?

Apakab benar maksudnya seperti itu?
Jika iya, tentu saja (setelah) membunuh adalah pelanggaran sila ke-1. Dia tertidur setelah perbuatan membunuh. Bukan sebelum membunuh.

Btw, pembahasan jadi keluar dari topik pelacur, pelacuran dan sila-3.
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: sila ke 3
« Reply #58 on: 17 July 2011, 12:36:33 PM »
btw bukannya topik ini sudah pernah di bahas?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: sila ke 3
« Reply #59 on: 17 July 2011, 12:41:49 PM »
btw bukannya topik ini sudah pernah di bahas?
Rasanya memang pernah.
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell