//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Tan

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 34
1
Diskusi Umum / Re: Dasar-dasar Manajemen Vihara
« on: 01 February 2011, 08:33:45 PM »
semoga ada pembahasan tentang transparansi....

tanpa ini cuma bagaikan lukisan indah yg gak punya "nyali"

=))

Silakan saja dibuat di thread lain. Ini adalah pembahasan mengenai tatanan manajemen vihara. Dalam artian lebih ke arah sistemasi dan strukturnya. Jika Anda ingin membahas topik tersebut silakan buka thread lain, dengan begitu tidak campur-campur. Terima kasih.

Tan

2
Diskusi Umum / Re: Dasar-dasar Manajemen Vihara
« on: 31 January 2011, 12:13:37 AM »
Salam,

Sebenarnya divisi2 yang saya ungkapkan dalam artikel di atas sudah cukup banyak dan berat dengan mempertimbangkan kondisi vihara-vihara tertentu di negeri kita. Menurut pengamatan saya ada sebagian vihara yang jumlah umat atau aktifisnya cuman sedikit. Oleh karenanya, membentuk suatu sistim manajemen agak berat bagi vihara-vihara seperti itu. Oleh karena itu, penyusunan manajemen vihara hendaknya menyesuaikan dengan kondisi vihara bersangkutan. Bila jumlah tenaga pengurus tidak memadai, dapat membentuk divisi2 yang paling dibutuhkan dahulu.

Metta,

Tan

3
Diskusi Umum / Re: Dasar-dasar Manajemen Vihara
« on: 28 January 2011, 05:13:48 PM »
Mengenai pelayanan bagi kematian, ini adalah sesuatu yang baik. Meskipun demikian, perlu disesuaikan dengan kondisi vihara. Umpamanya disesuaikan dengan keuangan vihara. Ada baiknya dirapatkan lebih dahulu antara masing2 pengurus, bagaimana mekanismenya. Perlu juga diingat kemampuan tenaga pengurus di vihara tersebut.

Tan

4
Diskusi Umum / Re: Dasar-dasar Manajemen Vihara
« on: 27 January 2011, 08:41:21 PM »
Bagaimana dengan divisi "jemput bola"??
Contoh;
*antar-jemput umat vihara
*pelayanan pemabacaan paritta bagi memerlukan

Ya sangat bagus. Boleh dimasukkan menjadik tugas divisi acara. Memang divisi acara ini tugasnya sangat padat. Tetapi menjadi pengurus vihara berarti siap mengabdi.

Namo Buddhaya,

Tan



5
Diskusi Umum / Re: Dasar-dasar Manajemen Vihara
« on: 27 January 2011, 08:39:56 PM »
kadang kala, kalau vihara mau "bener" , maka "isi" nya harus benar.

namun karena melihat sisi debet dan  sisi kredit, maka kadang kala bisa putar haluan.
sehingga cost2 bisa tertutupi. nah ini bagaimana bro tan?

Namo Buddhaya,

Mungkin Bro dapat menyebutkan contoh-contoh putar haluan tersebut. Kalau bisa contoh2 nyata. Dengan begitu dapat kita bahas sama-sama penanggulangannya.

Salam,

Tan

6
Diskusi Umum / Dasar-dasar Manajemen Vihara
« on: 27 January 2011, 02:26:39 PM »
Dasar-dasar Manajemen Vihara
Ivan Taniputera
(16 Januari 2011)
[/b]

Pengantar

Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis mengenai manajemen vihara. Meskipun demikian, karena keterbatasan waktu, baru kali ini saya berhasil menuliskan artikel dengan topik tersebut. Tulisan ini didapat dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap berbagai organisasi vihara yang ada.
Perkembangan zaman yang terus bergulir menghendaki adanya suatu sistim  manajemen vihara. Tentu saja sistim yang diadopsi dalam mengatur vihara kemungkinan berbeda dari satu vihara ke vihara lainnya. Meskipun demikian, terdapat suatu panduan garis besar manajemen yang dapat diberlakukan di sebagian besar vihara.
Diharapkan artikel ini sanggup memberikan sumbangsih berharga bagi kemajuan organisasi vihara di negeri kita dan sanggup memajukan perkembangan agama Buddha pada umumnya.
a.Perlunya manajemen vihara

Bila direnungkan lebih seksama, vihara juga merupakan sejenis organisasi yang membutuhkan pengaturan, sehingga segenap fungsinya dapat berjalan lancar. Hal ini tidaklah berbeda dengan organisasi lain yang bersifat duniawi, umpamanya partai politik dan perusahaan. Vihara memerlukan sistim organisasi dan pengaturan yang baik, sehingga dapat memaksimalkan pelayanan terhadap umat tanpa terkecuali. Bedanya dengan organisasi sekuler ataupun keagamaan lainnya adalah manajemen vihara hendaknya mengedepankan prinsip-prinsip Dharma.

b.Prinsip-prinsip dasar manajemen vihara

Sebagaimana yang baru saja diungkapkan, prinsip-prinsip Dharma selayaknya menjadi landasan utama bagi manajemen vihara. Metta karuna hendaknya menjadi motor penggerak bagi sistim manajemen vihara. Dengan adanya belas kasih berlandaskan Dharma, hendaknya terjadi sikap saling menghormati dan mengasihi antara sesama pelaku manajemen vihara dan antara pelaku manajemen vihara dengan umat.
Sikap rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri, patut ditanamkan bagi setiap pelaksana manajemen vihara. Masing-masing hendaknya bersikap saling asih dan asuh. Jangan ada pelaksana manajemen vihara yang merasa dirinya paling penting, paling pandai, atau paling hebat. Yang patut dikedepankan adalah hasil kerja kelompok (team) dan bukannya kinerja perseorangan (single fighter).
Prinsip berikutnya adalah mudita, yang dalam hal ini adalah saling menyokong antara sesama pelaksana manajemen. Jangan menyalahkan atau mencoba menimpakan kesalahan pada orang lain. Bila ada sesama pelaksana yang sanggup menelurkan ide-ide atau karya hebat, kita hendaknya bersuka cita.
Selanjutnya adalah prinsip upekkha atau keseimbangan batin. Dalam hal ini seorang pelaksana harus dengan lapang dada menerima kritikan atau masukan dari sesama pelaksana manajemen serta umat. Jangan setelah menerima kritikan lantas marah atau emosi. Beberapa orang lantas mengundurkan diri dan tidak mau datang lagi ke vihara setelah dikritik. Biarlah kritik itu menjadi pelajaran bagi diri kita sebagai bekal kehidupan di tengah masyarakat. Keseimbangan batin ini juga mendorong kita agar tidak bersikap membeda-bedakan. Umat vihara tentunya berasal dari banyak golongan dan tingkat perekonomian. Janganlah mengutamakan umat-umat yang kaya atau berduit saja. Buddha sendiri mengajarkan Dharma kepada semua orang tanpa membeda-bedakan. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita meneladani Guru kita.
Tentu saja masih banyak lagi prinsip-prinsip lainnya, namun nampaknya keempat prinsip di atas yang terpenting. Prinsip-prinsip kecil lain umpamanya adalah rela berkorban serta tak mudah mengeluh. Sebelum seseorang memangku tugas-tugas sebagai pelaksana manajemen vihara, hendaknya prinsip-prinsip ini dipahami baik-baik.
Sebaliknya, sebagai umat kita juga harus menghargai para pelaksana manajemen vihara. Kita selaku umat perlu menyadari bahwa pelaksana manajemen telah bekerja keras menyelesaikan berbagai tugas. Dengan demikian, kita jangan mudah menyalahkan mereka hanya karena urusan sepele. Kendati demikian kembangkan sikap saling membangun. Apabila sekiranya ada kritikan atau usulan membangun janganlah ragu-ragu menyampaikan pada mereka. Dengan demikian, hubungan yang kondusif antara pelaksana manajemen vihara dan umat akan terselenggara dengan baik.

c.Tatanan organisasi vihara

Sebagai pelindung bagi manajemen vihara biasanya adalah anggota Sangha. Selanjutnya diperlukan seorang ketua vihara. Sesudah itu barulah dibentuk berbagai divisi sesuai kebutuhan vihara, seperti bendahara, divisi kerohanian, divisi acara, divisi muda-mudi, divisi keamanan, divisi umum, dan lain sebagainya. Masing-masing vihara kemungkinan memiliki divisi yang tidak sama. Oleh karena itu, sebelum merancang sistim organisatoris vihara perlu mempertimbangkan kebutuhan yang ada. Yang perlu diingat divisi-divisi dalam vihara tidaklah berdiri sendiri-sendiri melainkan harus saling berkoordinasi satu sama lain. Suatu kegiatan barulah dapat terlaksana apabila berbagai divisi itu sanggup bekerja sama dengan baik.

KETUA VIHARA

Memimpin divisi-divisi di bawahnya dan mengupayakan agar kegiatan vihara berjalan lancar. Ketua vihara hendaknya berkoordinasi dengan pelindung manajemen vihara, yang biasanya berasal dari kalangan Sangha. Tugas ketua vihara sangat berat. Ia hendaknya sanggup pula mencari pribadi-pribadi yang berbobot demi mengembangkan viharanya.

BENDAHARA
Tugasnya tentu saja adalah menangani masalah keuangan vihara. Adapun kemungkinan sumber keuangan vihara antara lain: (1)sumbangan atau dana umat dan (2)penjualan melalui bursa. Oleh karena itu, di bawah bendahara boleh dibentuk divisi bursa vihara. Bendahara hendaknya sanggup menghadirkan laporan keuangan vihara yang transparan-mengingat sekarang adalah era transparasi. Sebagai tambahan, karena berkaitan dengan laporan keuangan vihara, ada baiknya bendahara menguasai pula ilmu akutansi. Penguasaan ilmu ini merupakan tuntutan perkembangan zaman, sehingga bila suatu vihara ingin maju diperlukan pula tenaga-tenaga handal sebagai pengurusnya.

DIVISI KEROHANIAN
Bertugas menangani kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pembelajaran dan pembabaran Dharma. Sebagai contoh adalah mengatur penyelenggaraan sekolah minggu atau kelas pembelajaran Dharma bagi muda-mudi.

DIVISI ACARA
Bertugas menangani acara-acara rutin maupun khusus. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan vihara, umpamanya retret, bakti sosial atau pembagian sembako juga merupakan tanggung jawab divisi ini. Khusus mengenai retret dapat berkoordinasi dengan divisi kerohanian, mengingat masing-masing divisi tidaklah berdiri sendiri-sendiri. Acara rutin misalnya puja bakti mingguan atau setiap hari uposatha. Oleh karena, upacara-upacara di vihara memerlukan kehadiran para anggota Sangha, divisi acara juga perlu berkoordinasi dengan pelindung organisasi manajemen vihara, tentu saja melalui ketua vihara.
Penyambutan umat juga menjadi tanggung jawab divisi acara.

DIVISI MUDA-MUDI

Kaum muda merupakan elemen penting vihara. Pada pundak kaum muda terletak kemajuan vihara dan agama Buddha secara umum di masa mendatang. Itulah sebabnya, penulis merasa perlu mengadakan suatu divisi khusus bagi kaum muda-mudi demi mewadahi dan menyalurkan aspirasi mereka. Mungkin ada yang berpikir bahwa kegiatan divisi muda-mudi ini ada tumpang tindihnya dengan divisi kerohanian (berupa kelas Dharma bagi kaum muda-mudi). Memang pemikiran ini ada benarnya, karena suatu divisi itu tidaklah berdiri sendiri-sendiri, sehingga perlu ada koordinasi antara berbagai divisi yang ada, termasuk divisi kerohanian dan muda-mudi. Divisi muda-mudi mungkin lebih banyak menangani kegiatan selain kerohanian, seperti kursus bahasa Inggris, Mandarin, bela diri, dan lain sebagainya yang dilakukan dalam lingkungan vihara. Tentu saja, hal ini tidak berarti bahwa orang yang merasa dirinya tidak muda lagi tak boleh berpartisipasi dalam kegiatan semacam itu.

DIVISI KEAMANAN

Bertugas menangani masalah keamanan dan ketertiban di vihara. Mengingatkan para pengunjung agar berpakaian sopan juga menjadi tanggung jawab divisi keamanan. Tentu saja dalam menjalankan tugasnya divisi keamanan harus tetap bersikap ramah dan sopan namun tegas. Salah satu tugas lain divisi keamanan misalnya mengingatkan pengunjung vihara yang lalai melepas alas kakinya saat memasuki vihara.

d.Penyambutan tamu

Salah satu pertanyaan penting sehubungan dengan manajemen vihara adalah apakah diperlukan penyambut tamu saat diadakannya puja bakti di vihara. Tentu saja jawaban bagi pertanyaan ini beragam. Memang dalam naskah-naskah suci Buddhis tidak disebutkan mengenai perlunya penyambutan bagi tamu (setidaknya sejauh yang saya ketahui). Meskipun demikian, bila direnungkan menjadi penyambut tamu setidaknya dapat menjadi latihan bagi kita mengembangkan keramahan. Sesungguhnya memberikan senyuman saja, dapat dianggap sebagai pemberian dana. Jadi adanya penyambut tamu tidak ada ruginya serta dapat membawa efek positif.
Lalu dari sudut pandang sistim manajemen vihara,  di bawah koordinasi siapakah penyambut tamu itu? Penyambut tamu dapat berada di bawah divisi acara. Ada baiknya, sebelum bertugas sebagai penyambut tamu seseorang diberikan training dan panduan terlebih dahulu.

e.Pendapatan dan pengeluaran vihara
Bendahara bertugas melakukan pembukuan terhadap pemasukan dan pengeluaran vihara. Sebelumnya perlu didata terlebih dahulu apa yang menjadi sumber pemasukan dan pengeluaran vihara.

SUMBER PEMASUKAN VIHARA

Kotak dana sumbangan
Sumbangan umat
Penjualan barang-barang di bursa (patung, barang sembahyang, dan lain sebagainya)
Khusus kotak dana sumbangan perlu dihitung secara berkala, umpamanya seminggu sekali. Lalu seluruh hasilnya dibukukan secara teliti dan cermat.

SUMBER PENGELUARAN VIHARA

Listrik
Kebersihan dan perawatan
Gaji karyawan (bila ada)
Internet (bila ada)
Makan dan minum (bila ada-terutama saat perayaan-perayaan tertentu)
Pembangunan, perbaikan, atau perombakan gedung skala besar
Pemasukan dan pengeluaran vihara ini ada baiknya secara berkala juga diaudit.
f.Pertemuan (meeting) pengurus vihara
Para pelaku manajemen vihara perlu mengadakan pertemuan secara teratur guna membahas perkembangan dan pengaturan vihara. Demi menjaga profesionalisme, undangan mengadakan pertemuan hendaknya secara tertulis dan jelas. Undangan yang hanya lisan semata, perlu dihindari. Agar dipastikan pula agar seluruh pengurus vihara menerima undangan tersebut. Undangan boleh juga ditempel di papan pengumuman.
Undangan yang baik hendaknya mencamtumkan hal-hal sebagai berikut: tanggal, jam, dan tempat pertemuan, serta tujuan pertemuan. Bahasa yang dipergunakan jelas dan sopan. Hindari undangan rapat yang terlalu bertele-tele.
Saat membicarakan suatu topik dalam rapat para peserta seyogianya tetap berpegang pada prinsip-prinsip Dharma. Apabila menerima undangan rapat, para pengurus vihara selayaknya meluangkan waktu demi menghadirinya.

Penutup

Demikianlah sekelumit dasar-dasar manajemen vihara. Tentu saja, praktik manajemen vihara di lapangan jauh lebih sulit. Artikel ini hanya mengulas dasar-dasarnya saja. Tulisan ini boleh disebar-luaskan tanpa mengurangi atau menambahi isinya. Apabila hendak dikutip silakan disebutkan sumbernya. Segenap kritik dan saran dapat menghubungi penulis di ivan_taniputera [at] yahoo.com atau 0816658902. Semoga tulisan ini dapat menambah kepustakaan mengenai agama Buddha di negeri kita.


7
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 08:52:33 PM »
Betul seperti yang dikatakan Sdr. Dhammasiri. Memang demikian adanya. Isinya tidak sama, walau sama-sama mengulas Vinaya.

Namaste,

Tan

8
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 08:52:16 PM »
Betul seperti yang dikatakan Sdr. Dhammasiri. Memang demikian adanya. Isinya tidak sama, walau sama-sama mengulas Vinaya.

Namaste,

Tan

9
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 04:10:11 PM »
Faktor dana sebenarnya benar seperti yang dikatakan Bro. Purnama, tidaklah sulit dikumpulkan. Sejujurnya kalau masalah dana, saya tinggal sms saja dan berikan proposal yang jelas mau dipakai buat apa. Boleh dibilang 80 - 90 persen pasti goal. Lagipula cetak itu ga mahal. SAtu buku kecil bisa Rp.3000 - 5000. minim cetak 1000 buku jadi Rp. 5 juta. Mengumpulkan uang segitu sesungguhnya tidak begitu susah. Patungan sebentar saja sudah terkumpul. Cuman saya biasa tidak mau mengurusi masalah uang. Kalau mau cetak ya silakan cetak saja sendiri. Saya tinggal kasih filenya. Mengurusi uang itu bisa menimbulkan fitnah.

Namaste,

Tan

10
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 04:04:47 PM »
Namo Buddhaya,

Kalau menurut saya, mau dibisniskan silakan saja. Itu hak masing-masing penerbit. Tentunya itu bukan porsi saya mengomentarinya. Sebenarnya mau dibisniskan pun bukan halangan untuk bekerja sama. Mengapa alasan bisnis menjadi halangan dalam bekerja sama? Semuanya terpulang pada pribadi dan kepentingan masing-masing. Belajar dari pengalaman yang sudah2, saya lebih memusatkan diri pada penerjemahan teks-teks Mahayana saja, karena untuk teks2 Theravada sudah ada lembaganya yang menerjemahkan. Karena itu biar tidak dobel2 ya saya fokus saja di sutra2 Mahayana, karena penerjemahnya masih jarang. AGar maksimal sudah saya share lewat milis atau dhammacitta. Jadi kendala kerja sama atau biaya tidak lagi berlaku. Kalau ada yang mau ambil atau cetak sutra2 terjemahan itu ya silakan saja. Gratis alias tidak dipungut biaya. Tetapi alangkah baiknya kalau dicantumkan lengkap dan tidak dirubah. Alangkah baiknya juga kalau memberitahu dahulu, baik jika ingin mengambil atau merubahnya. Mau diprint dan dibagi2kan silakan. Tidak perlu bayar royalti... gratis!
Milis dan forum tempat saya menaruh hasil terjemahan itu juga bisa diakses dan terbuka bagi semua orang. Hasil tulisan saya juga sudah saya share ke dhammacitta. Silakan saja didownload bila memerlukan.

Namaste,

Tan

11
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 01:55:31 PM »
O ya saya lupa tambahkan. Yang saya terjemahkan bukan Vinaya Pali Text Society. Tapi buku Vinaya Mukha 3 jilid karya seorang bhikkhu Thailand. Jadi ada pengantar dan ulasan dari Beliau. Oleh karena itu, terjemahan saya mungkin tidak dapat dikatakan pararel dengan ITC Medan. Buku atau naskah asli yang diterjemahkan beda. Demikian penjelasan saya.

Namaste,

Tan

12
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 01:52:45 PM »
Ya saya memang pernah dengar ITC Medan juga kenal beberapa anggotanya. Saya jelaskan dulu kronologinya. Saya menerima tugas penerjemahan dari YA. Bhante Sudhammacaro. Jadi ketuanya adalah Bhante. Ketika terjemahan saya terbit terjemahan mereka juga terbit dan bahkan saya dikirimi satu kopi oleh teman. Jadinya pararel. Itu berlangsung tahun 2008. Makanya saya menganggap ini adalah "kesalahan" yang perlu diperbaiki. Di masa mendatang semoga ada koordinasi yang lebih baik... Tetapi bagaimana caranya? Ini yang perlu dipikirkan. Kendala jarak? Kendala komunikasi? Nah ini yang lebih penting kita cari solusinya. BAgaimana menyatukan para penerjemah ke dalam satu wadah?
Barangkali Bro Indra. bisa memberikan masukan membangun?

Namaste,

Tan

13
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 01:40:36 PM »
Namo Buddhaya,

Siapa bilang dana umat Buddha tidak kuat? Banyak konglomerat2 Buddhis. Kita lihat vihara-vihara juga mentereng. Kalau kita lihat acara kebaktian, umatnya juga rata-rata bermobil. Jelas menilik dari hal itu, umat Buddha itu sebenarnya punya potensi keuangan bagus. Tentu saja ga semua umat Buddha kaya. Ini juga benar. Namun kalau hanya untuk mendukung generasi muda saya kira LEBIH dari mampu. Masalahnya mau apa tidak? Maaf mungkin ada yang tersinggung dengan hal ini. Tetapi saya hanya mengungkapkan faktanya saja. Jadi masalahnya bukan terletak pada dana, melainkan pada mau atau tidak umat Buddha menyisihkan miliknya demi kemajuan generasi muda dan penulis Buddhis.

Namaste,

Tan

14
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 11:48:23 AM »
Yang muda-muda memang mau tidak mau harus bangkit. Organisasi2 Buddhis sendiri harus mampu menyemangati kaum mudanya. Kalau perlu berikan insentif seperti di agama tetangga. Insentif ini tak harus uang, tetapi bisa juga penghargaan dan lain sebagainya. Kalau generasi "tua" dan "muda" bisa bangkit bersama tentunya sinergi ini akan mampu menghasilkan banyak hal. Terus maju!

Namaste,

Tan

15
Diskusi Umum / Re: Membangkitkan Penulis2 Buddhis
« on: 23 December 2010, 11:45:49 AM »
Namo Buddhaya,

Mengenai Vinaya, sudah ada terjemahannya. Saya yang menerjemahkannya dari buku Vinaya Mukha buah karya seorang Bhikkhu Thailand. Dalam bahasa Indonesia diterbitkan dalam dua jilid, yakni jilid 1A dan 1B karena cukup tebal. Isinya tentang aturan2 pathimokha bagi para bhikkhu lengkap dengan penjelasannya. Jilid 2 dan 3 masih dalam proses penerjemahan, hanya saja isinya aturan2 minor.  Buku jilid 1A dan 1B (terbit 2008) sudah habis dibagikan.
Mengenai Abhidhamma memang belum ada terjemahannya dalam bahasa Indo, tetapi buku2 tentang Abhidhamma sudah ada banyak. Ya. Abhidhamma memang sulit terjemahannya. Banyak kata-kata teknis yang perlu dicari padanan maknanya dalam bahasa Indo. Ini masih perlu perjalanan panjang. Tapi untuk sementara boleh membaca dulu buku2 karya Pandit. J. Kaharuddin tentang Abhidhamma.
Memang kerancuan dalam penerjemahan bisa saja terjadi. Karena sebagian besar penerjemahan berpedoman pada buku bahasa Inggris dan bukannya Pali. Karena itu, butuh peran serta aktif para pembaca dalam memberikan kritik dan sarannya (khususnya yang paham Pali). Tentu saja kritik yang membangun dan harus ada dasarnya sesuai pengetahuan bahasa yang dimiliki.
Mengenai Tripitaka (Mahayana), sutra2 utama sudah ada bahasa Indonesianya. Coba cari buku Dharma Pitaka, terbitan Sangha Mahayana Indonesia. Lalu ada juga kumpulan sutra Mahayana I dan II (bisa diunduh di dhammacitta. Terjemahan2 lain menyusul. Sementara waktu kalau mau rujukan boleh diambil dari terjemahan sutra2 utama yang sudah ada. Saya kira itu sementara waktu cukup. Lebih baik lagi, kalau paham bahasa Mandarin klasik bisa juga ambil dari cbeta.org.

Demikian semoga bermanfaat adanya.

Namaste,

Tan

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 34
anything