“Di sini, Ānanda, seorang bhikkhu mempersepsikan sebagai berikut: ‘Ini damai, ini luhur, yaitu, tenangnya segala aktivitas, lepasnya segala perolehan, hancurnya ketagihan, kebosanan, lenyapnya, nibbāna.’ Dengan cara inilah, Ānanda, seorang bhikkhu dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian di mana ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah … ia tidak menyadari apa pun yang dilihat, didengar, diindera, dikenali, dijangkau, dicari, dan diperiksa oleh pikiran, tetapi ia masih sadar.”
Apakah kita masing-masing memiliki persepsi yang berbeda-beda atau sama terhadap keadaan batin yang digambarkan di atas?
Keadaan tersebut diungkapkan oleh Sang Buddha dan Yang Mulia Sariputta jadi kita persepsikan bahwa Mereka memiliki keadaan batin yang sama atau Mereka memiliki persepsi yang sama?
Misalnya kita yang memiliki pengalaman pernah terbakar kulit tubuhnya oleh api maka mengetahui bahwa api adalah panas.
Namun mereka yang belum mengalaminya hanya bisa mempersepsikan rasa panas tersebut.
Apakah begitu maksud persepsi yang sedang dibahas oleh Rekan dhammadinna (maaf mau samakan persepsi dulu biar tidak salah sambung, hehehe)