//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)  (Read 10724 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ge2004

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 7
Sabbapapassa Akaranam
Kusalassupasampada
Sacittapariyodapanam
Etam Buddhana Sasanam

Offline pengelana_abadi

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 653
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • walking on the path of Dhamma
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #1 on: 17 March 2013, 11:36:50 PM »
Bagaikan seorang pria yang terkena anak panah dan sangat beracun. Ketika keluarganya memanggil seorang dokter, pria tersebut bertanya, ‘Aku tidak akan membiarkan anak panah ini dicabut kecuali aku mengetahui apakah orang yang memanahku adalah seorang brahmana atau seorang mulia (keluarga kerajaan) atau seorang pedagang, atau seorang pekerja. Aku harus tahu nama dan keluarganya, apakah dia tinggi atau pendek. Aku harus tahu apakah dia berkulit gelap atau coklat atau keemasan…’

Pria tersebut bisa saja berkata, ‘Aku tidak akan membiarkan anak panah ini dicabut kecuali aku dari busur mana anak panah ini berasal, apakah itu busur melengkung atau busur katapel.’ Pria tersebut akan mati terlebih dahulu sebelum dia mengetahui jawaban-jawaban atas pertanyaannya. Hal yang paling penting dan utama adalah mencabut anak panah itu dan mengobati lukanya. Karena terdapat hal-hal yang tidak memuaskan dari keberadaan manusia: kelahiran, usia tua, kesakitan, duka cita, kesedihan, penderitaan, ratapan dan keputus-asaan, maka Buddha mengajarkan jalan yang memastikan/memungkinkan kebebasan semua makhluk hidup dari segala bentuk ketidakpuasan dari keberadaan.

Sungguh menyedihkan lebih banyak dhammatalk seperti ini dibandingkan kegiatan/ event meditasi harian di vihara2
^o^**May All living beings be always happy and kind**^o^

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #2 on: 18 March 2013, 06:10:19 AM »
Sungguh menyedihkan lebih banyak dhammatalk seperti ini dibandingkan kegiatan/ event meditasi harian di vihara2

Sekarang agama Buddha khususnya di Indonesia sedang mengalami euforia kebebasan, dampak dari reformasi. Salah satu bentuk ekspresi kebebasan tersebut dengan memperluas pengajaran dalam hal ini pengajaran akademis dan teoritis. Jika dulu umat Buddha malu-malu mengakui konsep ketuhanannya dan fokus pada kegiatan spiritual dan kebajikan, kini ranah aktivitas dharma diperluas, yakni diskusi dan bila perlu debat tentang kebenaran agama dan aliran.

Tidak heran bila banyak umat Buddha yang arogan dan mungkin kurang toleran, dampak dari fokus pengajaran yang 'diperluas' tersebut.

Jaman orde baru umat Buddha cenderung 'bodoh' dan manut-manut saja, sekarang bukan hal aneh kalau ada umat Buddha berani mengaku agama tak bertuhan, dan/atau mengatai tuhan agama lain sebagai dewa (brahma) belaka. Itu salah satu dampak (silakan nilai positif atau negatif) dari reformasi yang disebut-sebut kebablasan. :)

Salam.  _/\_

Offline Raymond

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: 0
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #3 on: 18 March 2013, 07:55:08 AM »
Santai aja,
Umat buddhist perlu kok mendapatkan informasi yang lebih berimbang, sehingga paham bagaimana harus bersikap di dalam lingkungan internal ( umat buddha) dan bagaimana harus bersikap dengan lingkungan external ( dengan umat agama lain ).

Dalam kehidupan sosial dan politik "masyarakat indonesia" istilah "tuhan" itu punya definisi yang pasti ( definisi dari timur tengah )
Suka nggak suka, sadar nggak sadar kata "tuhan" dan "definisinya" itu sangat politis sekali di indonesia, apalagi waktu di jaman orba, bahkan masuk lewat sekolah sekolah , dan media - media lainnya. Baru masuk TK masih nangis nangis saja sudah di ajaran soal tuhan.
Bahkan kesulitan umat buddha untuk mempelajari agama budha karena salah satunya paham 'tuhan' menurut versi timur tengah, sudah tertanam jauh didalam pikirannya, terutama umat yang dari tk sekolah di sekolah non buddhist, dan lingkungan keluarga yang apatis dengan agama.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #4 on: 18 March 2013, 08:56:12 AM »
Baiknya dilihat dulu apa yang diomongin di sana. Nanti yang sudah menghadiri bisa share dan kita bahas di sini apakah pembahasannya sesuai atau tidak.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #5 on: 18 March 2013, 09:03:29 AM »
Acaranya belum dimulai, saya pribadi tidak bisa gegabah menilai acara ini. Dari mana kita tahu bahwa acara ini tidak bermanfaat jika belum tahu isinya apa? Mungkin di dalamnya terdapat pesan-pesan, nasihat-nasihat moral berhubungan hukum karma. Sepengetahuan saya topik seperti ini erat dengan Agganna Sutta, disana jelas ada pesan moral. Dan agak aneh bagi saya kalau mereka yang "anti" pada tafsir bahasa tapi justru cepat menafsir judul suatu acara yang berlum dimulai.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #6 on: 18 March 2013, 09:19:26 AM »
Acaranya belum dimulai, saya pribadi tidak bisa gegabah menilai acara ini. Dari mana kita tahu bahwa acara ini tidak bermanfaat jika belum tahu isinya apa? Mungkin di dalamnya terdapat pesan-pesan, nasihat-nasihat moral berhubungan hukum karma. Sepengetahuan saya topik seperti ini erat dengan Agganna Sutta, disana jelas ada pesan moral.
Betul, ini kemungkinan besar akan bahas Agannasutta, tapi tergantung cara bawakannya, kalo dijelaskan itu 'awal mula', maka itu memang ngaco ngikut2 agama lain. Tapi setahu saya nara sumbernya cukup berpengetahuan, jadi mungkin judul itu buat menarik minat orang yang awam saja.


Quote
Dan agak aneh bagi saya kalau mereka yang "anti" pada tafsir bahasa tapi justru cepat menafsir judul suatu acara yang berlum dimulai.
Mungkin sudah dengan kekuatan spiritualnya melihat masa depan dan menembus pemikiran pembicaranya.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #7 on: 18 March 2013, 11:04:21 AM »
Sekarang agama Buddha khususnya di Indonesia sedang mengalami euforia kebebasan, dampak dari reformasi. Salah satu bentuk ekspresi kebebasan tersebut dengan memperluas pengajaran dalam hal ini pengajaran akademis dan teoritis. Jika dulu umat Buddha malu-malu mengakui konsep ketuhanannya dan fokus pada kegiatan spiritual dan kebajikan, kini ranah aktivitas dharma diperluas, yakni diskusi dan bila perlu debat tentang kebenaran agama dan aliran.

Tidak heran bila banyak umat Buddha yang arogan dan mungkin kurang toleran, dampak dari fokus pengajaran yang 'diperluas' tersebut.

Jaman orde baru umat Buddha cenderung 'bodoh' dan manut-manut saja, sekarang bukan hal aneh kalau ada umat Buddha berani mengaku agama tak bertuhan, dan/atau mengatai tuhan agama lain sebagai dewa (brahma) belaka. Itu salah satu dampak (silakan nilai positif atau negatif) dari reformasi yang disebut-sebut kebablasan. :)

Salam.  _/\_

Jaman dulu umat Buddha 'dihabisi' dengan serangan2 paham ketuhanan agama lain, sehingga karena minder soal 'tuhannya' maka banyak yang pindah ke agama lain tersebut.

Dengan seminar2 semacam ini khususnya lewat usaha Pak Cornelis Wowor maka umat Buddha di Indonesia bisa menangkis gelombang serangan2 agama lain yang menuntut adanya paham ketuhanan.

Sudah jelas bahwa yang gelisah dan menentang upaya seperti ini adalah :
1.  Umat agama lain yang mengincar umat Buddhis lewat paham tuhan.
2.  Srigala berbulu domba -> mengaku umat buda tapi justru mengagung2kan paham tuhan seperti agama lain
3. "umat buda" keblinger, yang batinnya masih perlu tuhan untuk menetramkan dirinya yang rapuh dan mudah goyah dalam menempuh samsara.

Salam sejahtera bagi anda semua  _/\_ ;D
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #8 on: 18 March 2013, 01:40:54 PM »
Jaman dulu umat Buddha 'dihabisi' dengan serangan2 paham ketuhanan agama lain, sehingga karena minder soal 'tuhannya' maka banyak yang pindah ke agama lain tersebut.

Dengan seminar2 semacam ini khususnya lewat usaha Pak Cornelis Wowor maka umat Buddha di Indonesia bisa menangkis gelombang serangan2 agama lain yang menuntut adanya paham ketuhanan.

Sudah jelas bahwa yang gelisah dan menentang upaya seperti ini adalah :
1.  Umat agama lain yang mengincar umat Buddhis lewat paham tuhan.
2.  Srigala berbulu domba -> mengaku umat buda tapi justru mengagung2kan paham tuhan seperti agama lain
3. "umat buda" keblinger, yang batinnya masih perlu tuhan untuk menetramkan dirinya yang rapuh dan mudah goyah dalam menempuh samsara.

Salam sejahtera bagi anda semua  _/\_ ;D

Sdr. Sanjiva. Perlu diketahui, bagi saya:
1. Agama Buddha bukan agama teistik, juga bukan agama etnik. Mau dia agama asal Timur Tengah, Amerika Selatan, Rusia, dsb... selama mereka tidak melakukan kejahatan, maka mereka sudah bisa dipastikan/dikonfirmasi bahwa mereka menjalankan ajaran Buddha. Mungkin ini akan Anda dan kawan-kawan Anda debat (seperti yang sudah-sudah) bahwa mereka tidak melaksanakan sila, samadhi, panna, atau mereka tidak kenal JMB 8. Jika ini argumen Anda, mari kita kupas lebih jauh, apa agama Buddha sesempit itu pengertiannya atau lebih luas dari yang Anda dan teman-teman Anda ketahui. :)
2. Menurut saya perpindahan agama dan kepercayaan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan karma masa depan seorang makhluk, sebab yang menentukan adalah perbuatannya (dari pikiran, ucapan hingga tindakan). Jika ini ditanggapi seperti: Tapi jika dia beragama tertentu maka ia akan menyembelih hewan kurban, beragama tertentu akan percaya seorang pemuda Yerusalem sebagai juru selamatnya, dsb... maka kita lihat sejauh apa dampak dari identitas agama seseorang dalam menentukan karmanya.
3. Agama Buddha adalah ajaran untuk melepaskan diri dari penderitaan, bukan agama diskriminatif, mengkotak-kotakkan manusia, apalagi bersaing meraih jumlah (kuantitas) umat. Jadi pernyataan Anda tentang agama Buddha dihabisi agama lain, diserang dsb... bagi saya ini cerminan batin yang masih kalut dan lekat pada jati diri duniawi, dalam hal ini agama. Anda merasa perlu bersaing, takut diserang oleh agama lain, dsb... yang merupakan manifestasi dari pandangan keliru, kekalutan pikiran (batin) serta kemelekatan pada agama (yang sesungguhnya hanya berupa 'rakit', sarana [ingat, Tisarana], bukan tujuan sesungguhnya/hakiki).

Demikian saja.

Jadi kekhawatiran Anda tentang diserang, ada serigala berbulu domba (cukup menggelikan dibaca), ada konsep tuhan yang mempengaruhi umat Buddha, dsb... ini dalam agama lain disebut su'udzon (berprasangka buruk), dan dalam Buddhisme mungkin bisa kita sebut kekalutan batin, batin yang tidak tenang dan penuh prasangka, dugaan, kekhawatiran, asumsi-asumsi.

Tenangkan diri Anda, maka walau seluruh dunia beragama 'bukan Buddha', itu tidak ada artinya bagi perkembangan batin setiap makhluk, sebab yang menentukan masa depannya adalah perbuatan, bukan identitas dan kepercayaan. Agama salah satu belenggu dalam mencapai pencerahan, sebab makhluk kerap mengidentifikasikan dirinya sebagai entitas tertentu, "Saya ini perempuan", "Saya ini mahasiswa S2", "Saya ini agama ini, maka saya harus begini atau begitu", dsb... padahal salah satu pengertian kesempurnaan yang dicapai Buddha, adalah kebebasan (freeedom), karena memang kita anatta. Jika diri ini, pikiran dan tubuh saja adalah berupa unsur kesinambungan hasil karma dan terus berubah sesuai perbuatan sekarang... apalagi identitas dan kepercayaan yang sebenarnya adalah produk dari pikiran, dibawa/dianut/dipercayai/diyakini/diimani hanya saat hidup sebagai kesadaran sekarang. Apa ini mau dijadikan sebagai bagian lagi dari diri?

Yang dimiliki sudah terlalu banyak dan harus dilepas... sekarang bertambah lagi satu identitas agama?

Tidak salah agama Buddha makin merosot. Teori dan praktek sering tidak sejalan. :)

Bebaskan diri, agama Buddha tidak sesempit yang kamu pahami.

Salam.  _/\_


Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #9 on: 18 March 2013, 03:52:08 PM »
koq ke-po abis ya, mau dhammatalk apa kek, apa urusan nya sampe mau dibahas bahwa kebablasan, ini itu...

liat dr judul kan dah jelas "Asal Mula Bumi dan Kehidupan"

entah mau dibahas bagaimana pun, jika berpikir positif, kan cm mau memberikan gambaran, gini loh asal mula bumi dan kehidupan dalam pandangan buddhist, selain itu juga bs memberikan pandangan yg benar akan hal itu, jd umat tidak salah kaprah akan hal tersebut. jika ada umat lain yg bertanya kepada kita (apa pun tujuan dia), bagaimana asal mula bumi dan kehidupan dalam pandangan buddhist, setidak nya kita bisa menjawab nya dengan benar...

so, berpikir simple lebih baik dari pada terbebani dengan hal2 seperti ini...

cm bs berkata "kasihan"

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #10 on: 18 March 2013, 03:57:29 PM »
jika seorang anak bertanya, bagaimana sih awal mula bumi dan kehidupan dalam pandangan buddhist ?

seorang bapak menjelaskan dengan benar kepada anaknya

tiba2 orang ke-po datang, trus berkomentar : ah km tu kebablasan jelas2kan gtu...

dato' datang dan mengatakan : dasar ke-po... udah la, ga usa sok bijak n jgn terbebani dgn masalah gtu, sampe repot2 komentar

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #11 on: 18 March 2013, 07:02:01 PM »
Seperti biasanya, bantahan anda keliatannya 'bijak', tapi gw perlu komentari sbb:

Sdr. Sanjiva. Perlu diketahui, bagi saya:
1. Agama Buddha bukan agama teistik, juga bukan agama etnik. Mau dia agama asal Timur Tengah, Amerika Selatan, Rusia, dsb... selama mereka tidak melakukan kejahatan, maka mereka sudah bisa dipastikan/dikonfirmasi bahwa mereka menjalankan ajaran Buddha. Mungkin ini akan Anda dan kawan-kawan Anda debat (seperti yang sudah-sudah) bahwa mereka tidak melaksanakan sila, samadhi, panna, atau mereka tidak kenal JMB 8. Jika ini argumen Anda, mari kita kupas lebih jauh, apa agama Buddha sesempit itu pengertiannya atau lebih luas dari yang Anda dan teman-teman Anda ketahui. :)
sanjiva:
Mending kita bicara yang simple saja, tidak mengawang-awang di langit angan-angan.
Tolong anda tanyakan kepada agama asal Timur Tengah dan sebagainya itu, apakah mereka menjalankan / merasa menjalankan ajaran Buddha?
Gw kira jawabnnya sudah jelas mereka akan menjawab tidak atau malah bisa2 lebih dari jawaban lisan, juga dengan aksi fisik.  ;D


2. Menurut saya perpindahan agama dan kepercayaan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan karma masa depan seorang makhluk, sebab yang menentukan adalah perbuatannya (dari pikiran, ucapan hingga tindakan). Jika ini ditanggapi seperti: Tapi jika dia beragama tertentu maka ia akan menyembelih hewan kurban, beragama tertentu akan percaya seorang pemuda Yerusalem sebagai juru selamatnya, dsb... maka kita lihat sejauh apa dampak dari identitas agama seseorang dalam menentukan karmanya.
sanjiva:
Kejauhan bicara karma dalam konteks ini.  Intinya adalah ada dhammatalk tentang "asal Mula Bumi dan Kehidupan" ditinjau dari konteks ajaran Buddha.  Salah satu penyebab karena di masyarakat memang umat Buddha ditanyakan oleh agama lain mengenai masalah ini.  Lantas setelah ada kalangan Buddhis mau membahasnya dari perspektif Buddhis kenapa sepertinya anda keberatan? Apa tidak keblinger?


3. Agama Buddha adalah ajaran untuk melepaskan diri dari penderitaan, bukan agama diskriminatif, mengkotak-kotakkan manusia, apalagi bersaing meraih jumlah (kuantitas) umat. Jadi pernyataan Anda tentang agama Buddha dihabisi agama lain, diserang dsb... bagi saya ini cerminan batin yang masih kalut dan lekat pada jati diri duniawi, dalam hal ini agama. Anda merasa perlu bersaing, takut diserang oleh agama lain, dsb... yang merupakan manifestasi dari pandangan keliru, kekalutan pikiran (batin) serta kemelekatan pada agama (yang sesungguhnya hanya berupa 'rakit', sarana [ingat, Tisarana], bukan tujuan sesungguhnya/hakiki).
Demikian saja.
Sanjiva:
Di sini yang dibicarakan adalah kenyataan,  Kenyataan memang umat Buddha ditarget oleh agama lain untuk pindah agama (menjadi mualaf ataupun domba all4h). Sementara keponya anda justru malah bak burung unta menyembunyikan kepala dalam pasir saat ada bahaya dan menganggap bahwa tak ada apa2.  Kalau anda mau tutup mata tutup telinga tutup batin terserah anda, tapi jangan menghalang2i orang lain untuk mendapatkan pengetahuan itu.


Jadi kekhawatiran Anda tentang diserang, ada serigala berbulu domba (cukup menggelikan dibaca), ada konsep tuhan yang mempengaruhi umat Buddha, dsb... ini dalam agama lain disebut su'udzon (berprasangka buruk), dan dalam Buddhisme mungkin bisa kita sebut kekalutan batin, batin yang tidak tenang dan penuh prasangka, dugaan, kekhawatiran, asumsi-asumsi.
Sanjiva:
Gw kira yang kuatir di sini justru adalah anda om Sunya, karena dalam kesempatan di thread lain anda mengungkapkan pandangan ketuhanan anda yang berbeda dengan ajaran Buddha.  Di sini ibarat Mara, anda ketakutan dan tidak rela kalau umat Buddha mendapatkan pengetahuan tentang ketuhanan menurut perspektif Buddhis yang sebenarnya.


Tenangkan diri Anda, maka walau seluruh dunia beragama 'bukan Buddha', itu tidak ada artinya bagi perkembangan batin setiap makhluk, sebab yang menentukan masa depannya adalah perbuatan, bukan identitas dan kepercayaan. Agama salah satu belenggu dalam mencapai pencerahan, sebab makhluk kerap mengidentifikasikan dirinya sebagai entitas tertentu, "Saya ini perempuan", "Saya ini mahasiswa S2", "Saya ini agama ini, maka saya harus begini atau begitu", dsb... padahal salah satu pengertian kesempurnaan yang dicapai Buddha, adalah kebebasan (freeedom), karena memang kita anatta. Jika diri ini, pikiran dan tubuh saja adalah berupa unsur kesinambungan hasil karma dan terus berubah sesuai perbuatan sekarang... apalagi identitas dan kepercayaan yang sebenarnya adalah produk dari pikiran, dibawa/dianut/dipercayai/diyakini/diimani hanya saat hidup sebagai kesadaran sekarang. Apa ini mau dijadikan sebagai bagian lagi dari diri?
Sanjiva:
Tenangkan diri Anda om Sunya.  Gw dan panitia dan peserta sepertinya tenang2 aja tuh.  ;D



Yang dimiliki sudah terlalu banyak dan harus dilepas... sekarang bertambah lagi satu identitas agama?

Tidak salah agama Buddha makin merosot. Teori dan praktek sering tidak sejalan. :)
Saniva:
==>  Kali ini anda benar, praktek anda memang sering tidak sejalan dengan teori Buddhis.

         Teori Buddhis ada di mana? Di kitab suci, bukan dari bisikan ilham atau hati nurani
         (entar kayak sekte Maiterya pula  :whistle:)
         Sementara anda dengan jelas dan tegas menentang belajar teori dari kitab suci.



Bebaskan diri, agama Buddha tidak sesempit yang kamu pahami.
==> Bebaskan diri Anda, Buddha Sasana tidak sama dengan khayalan dan angan2 belaka.


Salam.  _/\_
Salam sejahtera untuk Anda.  _/\_

« Last Edit: 18 March 2013, 07:04:27 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #12 on: 18 March 2013, 08:30:39 PM »
saya pikir point2 kedua belah pihak cukup valid:
* ada baiknya mengetahui doktrin dan dogma agama buddha mengenai ketuhanan, asal mula bumi dan kehidupan agar bisa menerangkan perbedaannya kepada penganut agama lain dan diri sendiri juga jelas akan perbedaannya
* ada baiknya mengerti bahwa pengetahuan itu sama seperti doktrin dan dogma lain, tidak perlu membuat kita jadi arogan dan membodoh2kan penganut agama lain, tapi juga tidak rendah diri pada dogma agama lain

kok yang begini aja bisa jadi perdebatan sengit hehehe...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #13 on: 19 March 2013, 06:10:48 AM »
saya pikir point2 kedua belah pihak cukup valid:
* ada baiknya mengetahui doktrin dan dogma agama buddha mengenai ketuhanan, asal mula bumi dan kehidupan agar bisa menerangkan perbedaannya kepada penganut agama lain dan diri sendiri juga jelas akan perbedaannya
* ada baiknya mengerti bahwa pengetahuan itu sama seperti doktrin dan dogma lain, tidak perlu membuat kita jadi arogan dan membodoh2kan penganut agama lain, tapi juga tidak rendah diri pada dogma agama lain

kok yang begini aja bisa jadi perdebatan sengit hehehe...

Ya, maka itu saya malas komentar lebih banyak. Jika mereka mau jujur, mereka antipati pada komentar saya. Di topik manapun tulisan saya selalu ditanggapi secara sengit. :) Biarkan saja seperti itu.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Dhammatalk bersama Bpk Cornelis Wowor (asal mula bumi dan kehidupan)
« Reply #14 on: 19 March 2013, 06:24:15 AM »
Ada kedengkian, antipati, ketidaksenangan sampai kebencian pada individu tertentu.

Individu ini dikira (oleh pandangan salah) berdiri secara independen (Atta) dan patut disenangi, dibenci, dikurangsenangi, dicemburui, dicintai, dan sebagainya, oleh mereka yang berpandangan salah (mengira ada sosok hakiki atau atta dalam kehidupan ini). Karena itu jika melihat sosok ini, entah dalam wujud fisik ataupun non-fisik (berupa imajinasi maupun personifikasi atas segala sesuatu) maka mereka mengira sosok ini sudah selayaknya diberi reaksi emosional tertentu yang muncul akibat persepsi sebelumnya. Jadi biarkan saja... memang unsur-unsurnya sudah seperti itu, diubah juga sulit jika tidak ada "benih"-nya (benih kebijaksanaan). Jika pengendalian diri masih kurang, bicara dharma setinggi apapun juga tidak banyak manfaatnya.  :)

Salam sejahtera untuk semua. _/\_

 

anything