//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Maha Viriyani

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 9
1
Turut Berduka Cita
Semoga Bpk Kakalim terlahir di alam yang lebih bahagia. Sadhu sadhu sadhu

2
Seremonial / Re: Turut berduka cita to Indra ^^
« on: 16 March 2009, 12:47:16 PM »

3
Seremonial / Re: [2009] Selamat Ulang Tahun Felix Thioris
« on: 14 March 2009, 01:16:09 PM »

4
Seremonial / Re: Happy B'day, HuiHui - 13 march 2009
« on: 13 March 2009, 08:33:54 AM »

5
Seremonial / Re: [2009] Selamat Ulang Tahun Felix Angkasa
« on: 12 March 2009, 08:54:44 AM »


6
Personality / Re: Motivasi dan Inspirasi
« on: 11 March 2009, 11:21:35 AM »
Memaafkan

"Tidak ada orang yang lahir untuk membenci terhadap sesama karena
perbedaan warna kulit atau agama."
-- Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan

MAAF. Sebuah kata yang sangat pendek, tetapi memiliki makna yang
sangat dalam. Bila tak ada persoalan dengan kata ini, pasti takkan
ada cerita 'Malin Kundang'. Takkan ada pula lagu 'Camelia 3' yang
dipopulerkan Ebiet G. Ade di tahun 1980-an. Bila si ibu memaafkan
Malin, tentu dia tidak akan menjadi batu. Juga, tak akan ada pula
bait-bait rasa bersalah dan penyesalan yang ditumpahkan oleh Ebiet
G. Ade dalam 'Camelia 3'. Jadi, tak perlu lagi panjang-panjang kata
mengupas soal kata yang hanya terdiri empat huruf tersebut. Intinya,
maaf adalah proses lanjutan dari sebuah peristiwa tersakitinya atau
tercederainya satu pihak oleh pihak lain. Ya, namanya juga hati
sudah tercederai, sulit rasanya dengan mudah untuk diobati.
Sebaliknya, orang yang tak termaafkan sepanjang hidupnya akan
mengalami kegelisahan yang akan mengganggu hidupnya. Nah, tentu hal
itu tidak kita inginkan. Karena namanya juga hidup, sekali waktu
kita yang punya hak untuk memberi maaf pada orang lain. Di saat
lain, untuk hal sekecil apa pun persoalannya, kita toh pasti pernah
memohon maaf pada orang lain. Tentu kita tidak ingin perasaan
bersalah terus mendekam dalam hati kita. Sebab, sungguh sangat tidak
menyenangkan. Meminta maaf memang mudah, tetapi memberi maaf jauh
lebih sulit dari yang dibayangkan. Masalahnya, bagaimana kita bisa
memaafkan seseorang bila hati kita sudah sedemikian sakit atau malah
telanjur remuk?

Mari sejenak kita buka lembaran sejarah untuk menemukan jawabnya.
Anda tahu Nelson Mandela? Lengkapnya, Nelson Rolihlahla Mandela,
mantan Presiden Afrika Selatan. Mandela adalah orang yang terkenal
dengan kerendahan dan kelapangan hatinya. Bayangkan, akibat
aktivitas politiknya, dia beroleh ganjaran dibui selama 27 tahun.
Sungguh tak mengenakkan. Bayangkan, teman-temannya bisa berkumpul
dengan suami atau istrinya, membesarkan anak-anaknya. Sedangkan
Mandela, sepanjang hari hanya berada di balik jeruji besi.

Nah, pada saat dia berkuasa menjadi presiden di negeri itu pada
tahun 1994, dia sama sekali membuang dendam tersebut. Meskipun
memiliki kekuasaan, Mandela tidak menggunakan kekuasaannya untuk
balas dendam, ia justru memaafkan semua lawan-lawan politiknya. Hal
tersebut tertuang dalam kata-katanya, "No-one is born hating another
person because of the colour of his skin, or his religion." Manusia
seperti Nelson Mandela hanya ada satu di antara sejuta, bisa jadi.
Tapi, sikapnya itu bukannya tidak dapat memberikan inspirasi betapa
agungnya seseorang yang dengan kerendahan hati membagi-bagikan
maafnya pada orang-orang yang menzaliminya. Toh, kalau pun berpikir
dosa, itu menjadi urusan manusia dengan Tuhannya.

Sebenarnya, memberikan maaf pada orang lain bukan saja meringankan
langkah dan hidup orang yang pernah zalim, tetapi juga punya dampak
bagi si pemberi maaf. Kurang percaya? Mari kita telaah buku yang
berjudul `Forgive for Good' atau istilah Melayunya, Maafkanlah demi
Kebaikan, yang ditulis oleh Dr. Frederic Luskin. Luskin menjelaskan
orang-orang yang memiliki sikap pemaaf sudah jelas memiliki
kesehatan yang lebih dan dijamin hidupnya akan bahagia. Lo, kok
bisa? Ini penjelasan lanjutnya. Saat kita memberikan maaf pada
seseorang, tanpa kita sadari perasaan tenang merayap dalam tubuh.
Ada sebuah penaklukan dalam diri kita terhadap sebuah kekesalan
dalam tubuh kita. Nah, dengan begitu semua sikap buruk akan lenyap.
Kemarahan telah padam dengan kesabaran yang dimiliki. Tentu hal ini
akan sangat menguntungkan. Sebab, menurut. Luskin, kemarahan yang
dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang membahayakan. Lihat saja
sekeliling Anda. Orang yang cepat marah dan menyimpan kemarahannya,
sudah pasti tidak pernah memakai make up dengan baik. Semahal apa
pun kosmetik yang dipakainya, tak akan mampu mengusir kerutan
dikulitnya. Jadi mulai sekarang, kalau mau mengikuti masehat Pak
Luskin, mulailah menyetel emosi dalam tahap yang terkendali.
Sehingga nantinya tidak meledak-ledak dan ujung-ujungnya bisa
membakar tubuh. Orang seperti ini sih sudah jelas tak mudah punya
stok welas maaf yang bertumpuk. Ngeri ya? Pasti.

Sebuah artikel yang dirilis Harvard Women's Health Watch, 2005,
menyatakan bahwa memaafkan seseorang yang melukai Anda bisa membuat
keadaan mental dan fisik menjadi lebih baik. Ternyata memaafkan
memiliki banyak kejutan yang tak terduga. Dan sangat mungkin,
memberi maaf akan jauh lebih bermanfaat bagi Anda dibandingkan orang
yang Anda maafkan. Mulai sekarang memang saatnya untuk lebih legowo
dalam memaafkan seseorang. Tak mudah memang. Tapi keuntungannya
banyak juga. Ini hanya beberapa saja:

Mengusir Stres
Seburuk-buruknya sinetron yang beredar di televisi kita, ternyata
ada satu dialog yang berhikmah. "Memangnya kalau gue balas bunuh
dia, kekasihku akan hidup lagi?" Hikmah yang dapat dipetik sederhana
saja, tak perlu mendendam. Ada penelitian soal itu. Orang yang
menyimpan dendam secara berlarut-larut bisa membuat ketegangan atau
tekanan yang dapat menyebabkan stres. Kalau ini yang terjadi, gawat
deh, otot-otot menjadi tegang, tekanan darah meningkat, dan keringat
mengucur deras seperti air terjun.

Jantung Pun Oke
Sebuah penelitian menemukan hasil yang sepertinya tak berhubungan.
Ternyata orang yang memaafkan mendapatkan tekanan darah dan detak
jantung yang bagus. Nah, semakin sering memaafkan, akan bertambah
baik juga fungsi kerja jantung Anda.

Lebih Mesra
Saat bertengkar dengan pasangan, apa yang Anda lakukan? Banting
piring? Waduh, itu sih waktu zamannya piring masih murah. Sekarang,
sayang sekali bila kebiasaan itu masih berlanjut. Mendingan,
segeralah mencari jalan keluar dan berakhir dengan kata maaf yang
tulus. Sebuah studi di tahun 2004 menunjukkan wanita yang selalu
memaafkan dan bermurah hati terhadap pasangannya akan lebih mudah
menyelesaikan konflik. Dengan seorang wanita yang pemaaf dan sabar,
hubungan bisa terjalin lebih bertahan lama, lebih mesra, dan ehm,
lebih romantis.

Mengurangi Rasa Sakit
Penyakit punggung kronis ternyata punya hubungan dengan kemarahan.
Orang yang bisa mengendalikan kemarahannya, niscaya rasa sakit dan
rasa tegang bisa hilang. Bukan apa-apa, meditasi yang dilakukan
untuk mengurangi kemarahan membuat tubuh menjadi rileks. Nah, kalau
marah-marah terus, otot juga mengkeret dan tegang. Itu yang membuat
punggung pun terasa sakit.

Lebih Bahagia
Dimanapun juga, orang yang memberi lebih tinggi derajatnya
dibandingkan orang yang menerima. Pun begitu dengan maaf. Meski uang
di rekening bank sudah susut, namun pada saat Anda memberikan maaf,
tiba-tiba saja Anda merasa menjadi orang yang paling berbahagia.
Survei menunjukkan orang yang membicarakan tentang maaf-memaafkan
selama sesi psikoterapi, lebih menghasilkan perasaan bahagia
dibanding mereka yang tidak.

Maaf, pada akhirnya, memang hanya sebuah kata, tetapi beribu makna.
Orang yang pemaaf adalah mereka yang paling memahami makna tersebut.
Sumber: (Resonansi) Memaafkan oleh Sonny Wibisono
copas from email

7
Personality / Re: Motivasi dan Inspirasi
« on: 27 February 2009, 08:59:50 AM »
Melakukan Inisiatif

"Ya, gue cari jalan lain.''
-- Benyamin Sueb dalam `Lampu Merah'

NAMANYA juga orang baru, sudah tentu banyak hal yang dia tidak tahu.
Alkisah, seorang manajer baru masuk kantor tepat di hari pertamanya.
Bukan sambutan hangat yang dia terima, tapi masalah yang dia dapat.
Pagi-pagi sekali, saat hendak membuang hajat ke jamban, dia langsung
dikejutkan oleh air yang menggenang hingga ke lantai.

Si manajer baru yang ternyata polos, tidak bisa berbuat banyak. Dia
langsung balik kanan dan masuk ke kamar direktur utama. Hmm, tentu
saja aneh bin ajaib. Coba tebak apa yang akan dia lakukan? Sekadar
menyapa sang bos lalu basa-basi sebentar, atau hal yang ingin dia
sampaikan?

Ternyata nomor dua yang diambil. Namun sungguh di luar dugaan.
Kepada direktur utama, orang paling tinggi jabatannya di Perfect
Courier di Brooklyn, New York, si manajer baru melaporkan soal
toilet bocor tersebut. Kepada Norm Brodsky, Direktur Utama
perusahaan itu, si manajer bertanya apa yang harus dilakukannya dan
siapakah yang harus bertanggung jawab dengan masalah tersebut. Naif
sekali memang, tapi itulah yang terjadi.

Mendapat laporan dari orang baru itu, Brodsky segera berdiri. Dia
bergegas menuju gudang, mengambil lap dan ember dan masuk ke kamar
mandi. Si manajer lugu itu mengikutinya. Brodsky pun berlaku sebagai
petugas kebersihan. Dia mulai membersihkan toilet yang bocor tanpa
memperhatikan sang manajer baru yang melihat dengan penuh
kebingungan. Setelah selesai, Brodsky pun buka suara. ''Itulah yang
harus kita lakukan di sini jika toilet banjir. Lain kali, kamu harus
melakukannya sendiri,'' ujarnya. Lembut sekali, namun terasa menohok
di dada.

Inisiatif, kata yang sangat akrab di telinga. Di kala semua pintu
sudah tertutup, pada saat itulah inisiatif dibutuhkan. Seekor tikus
yang dikejar kucing dapat lolos karena si tikus mampu mendapatkan
jalan yang tak pernah diduga. Satu lubang kecil dia temukan ketika
semua jalan sudah tertutup. Lewat lubang itulah dia terselamatkan.
Insting, naluri, bisa jadi berdekatan dengan inisiatif.

Semestinya si manajer itu punya akal atau cara lain untuk mengatasi
masalah yang dihadapi. Insting atau nalurinya harus dipakai untuk
sekadar mengepel dan membersihkan lantai, tapi nyatanya dia langsung
mengalami kebuntuan. Akibatnya, si direktur pun jengkel berat.

Untunglah manajer seperti itu hanya ada di Amerika Serikat. Di
negeri sendiri, justru kita bernafas lega. Di Belitung Timur, ada
orang namanya Basuki Tjahaya Purnama. Sehari-hari dia dipanggil
Ahok. Dia bukanlah orang sembarangan di tempat itu. Jabatannya
Bupati alias Kepada Daerah Tingkat II, untuk periode 2005-2010.

Ahok teramat istimewa. Ketika daerahnya tak memiliki cukup dana
untuk memenuhi kebutuhannya, dia tidak lantas mentok akal lalu
mengadu pada pemimpin yang lebih tinggi. Tahu apa yang
dilakukannya? Pendidikan di daerahnya, mulai dari sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas, dia bebaskan dari biaya alias gratis.

Dari mana dia mendapatkan biaya untuk itu? Ini yang luar biasa. Ahok
melakukan inisiatif yang sesungguhnya. Dia memotong tunjangan
jabatannya. Inisiatif lainnya dia berunding dengan para guru.
Hasilnya, dana bantuan operasional sekolah alias BOS dipakainya
tidak lagi untuk memperbaiki pagar sekolah tapi dialihkan membiayai
pendidikan gratis tersebut.

Kreativitas atau inisiatif pun dilakukan di bidang kesehatan. Lagi-
lagi, Ahok memotong sebagian besar tunjangan jabatannya. Orang
menjadi sakit karena dia tidak memiliki cukup untuk mencapai standar
hidup sehat. Itulah yang ada di kepalanya. Nah, karena itu pula yang
menyebabkan para pasien tak bisa datang ke dokter.

Dia pun membebaskan biaya pengobatan pada warganya, mulai dari
puskesmas hingga rumah sakit di Pangkal Pinang, Ibu Kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Dengan cara itu, pasien puskemas
meningkat sampai 300 persen dari 20 orang menjadi 60 orang per hari.

Dua cerita itu jelaslah betapa inisiatif merupakan hal penting bagi
siapa pun dan di mana pun. Inisiatif yang keluar dari tindakan
seseorang akan menentukan kualitas manusia itu sendiri. Alangkah
kacaunya bila semua keputusan, apalagi dalam sebuah keadaan yang
genting, harus menunggu perintah dari atasan, dengan alasan tidak
ingin dianggap salah.

Dalam pekerjaan dan kehidupan yang kita jalani, diperlukan tindakan
inisiatif. Inisiatif perlu dilakukan tanpa harus menunggu dahulu
apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan. Pada
akhirnya, apa pun inisiatif yang dilakukan seseorang, akan sangat
berguna bagi kebanyakan orang lain. Sekecil apa pun tindakan yang
dilakukan, sudah jelas akan menghasilkan manfaat yang luar biasa.
Selain itu, dengan berinisiatif, menunjukkan sebuah keberanian untuk
bertindak. (140708)

Sumber:(Resonansi) Melakukan Inisiatif oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di
Jakarta
NB : copy paste dr email...

8
Perkenalan / Re: Hellooo,Salam kenal ;D
« on: 06 February 2009, 08:46:34 AM »

9
Perkenalan / Re: Salam kenal!
« on: 05 February 2009, 08:37:34 AM »

10
Perkenalan / Re: Nammo Buddhaya To All _/\_
« on: 05 February 2009, 08:36:01 AM »

11
Perkenalan / Re: Namo Buddhaya
« on: 05 February 2009, 08:34:39 AM »

12
Seremonial / Re: selamat untuk adrian luwardi wijaya
« on: 04 February 2009, 09:00:28 AM »

13
Tolong ! / Re: Minta Info donk!!!
« on: 31 January 2009, 11:33:07 AM »
yang biasa  dimakan itu katak ya? atau biasa bahasa hokkiennya cui ke itu bisa gak dilepasin disungai? gmn bisa lht kura2 itu jenis apa? maksudnya antara kura-kura dan penyu atao ada kura-kura sejenis lainnya lagi ya? mohon petunjuknya   :) _/\_

14
Perkenalan / Re: wei, ;D
« on: 29 January 2009, 09:24:19 AM »

15
Seremonial / Re: Selamat Ulang Tahun.. Gina..
« on: 20 January 2009, 01:33:22 PM »

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 9
anything