ARIYA-PUGGALA Ariya-Puggala berarti Orang Suci, Orang Kudus, Orang Keramat.
Ariya-Puggala terdapat 4 tingkatan yaitu :
a.
Sotapanna: Orang Suci tingkat pertama (Sotãpatti-Phala ) yang akan lahir paling banyak tujuh kali lagi.
b.
Sakadagami: Orang Suci tingkat kedua (Sakadagami-Phala ) yang akan lahir sekali lagi.
c.
Anagami: Orang Suci tingkat ketiga (Anagami-Phala ) yang tidak lahir lagi, yaitu tidak lahir lagi di Kamasugati-Bhumi 7.
d.
Arahat: Orang Suci tingkat keempat (Arahatta-Phala ) yang telah terbebas dari kelahiran dan kematian.
a. SotapannaSotapanna terdiri dari 3 macam, yaitu :
A1.
Sattakkhattu-parama-Sotapanna : Sotapanna paling banyak tujuh kali lagi dilahirkan di Alam Sugati-Bhumi.
Penjelasannya :
Kalau Sotapanna tersebut tidak mempunyai Jhana, paling banyak tujuh kali lagi lahir di Alam Kamasugati-Bhumi 7.
Kalau Sotapanna tersebut mempunyai Jhana, paling banyak tujuh kali lagi lahir di Alam Brahma-Bhumi.
Ada bukti dalam bahasa Pali sebagai berikut :
YE ARIYASACCANI VIBHAVAYANTI
GAMBHIRRAPANNENA SUDESITANI
KINCAPI TE HONTI BHUSAPPAMATTA
NA TE BHAVAM ATTHAMAMADIYANTI.
Artinya :
Barang siapa menembus sepenuhnya ’ Ariya-Sacca 4 yang telah diajarkan oleh YMS Sang Buddha, walaupun masih ada kealpaan, ia tidak dilahirkan pada kehidupan yang kedelapan, yaitu hanya akan dilahirkan tujuh kali lagi.
A2. Kolankola-Sotapanna : Sotapanna yang akan dilahirkan dua sampai dengan enam kali lagi, setelah itu akan menjadi Arahat dan Parinibbana.
Ada bukti yang terdapat dalam Mahatika hal. 654 sebagai berikut :
YAVA CHATTHABHAVA SAMSARANTOPI KOLAM KOLOVA HOTI
Artinya :
Akan harus dilahirkan dari dua sampai dengan enam kali lagi, setelah itu akan menjadi Arahat dan Parinibbana.
A3. Ekabiji-Sotapanna : Sotapanna yang akan dilahirkan hanya sekali lagi, setelah itu akan menjadi Arahat dan Parinibbana.
Keterangan :
Sebab apakah Sotapanna terbagi menjadi 3 macam ?
Karena :
a.
Sattakkhattu-parama-Sotapanna : Dalam kehidupan yang lampau beliau melaksanakan Paramita yang ’ kurang tekun ’, maka bila itu menjadi Sotapanna menjadi Sattakkhattu-parama-Sotapanna.
b.
Kolankola-Sotapanna : Dalam kehidupan yang lampau beliau melaksanakan Paramita yang ’ setengah tekun ’ maka itu bila menjadi Sotapanna, menjadi Kolankola-Sotapanna.
c.
Ekabiji-Sotapanna : Dalam kehidupan yang lampau beliau melaksanakan Paramita dengan ’ tekun ’ , maka itu bila menjadi Sotapanna, menjadi Ekabiji-Sotapanna.
b. SakadagamiSakadagami terdiri dari 5 macam, yaitu :
B1.
Idha patva idha parinibbayi : Mencapai Sakadagami-Phala di Alam Manusia dan mencapai Arahatta-Phala ( Arahat ) di Alam Manusia, juga dalam kehidupan yang sama.
B2.
Tattha patva tattha parinibbayi : Mencapai Sakadagami-Phala di Alam Dewa dan mencapai Arahatta-Phala ( Arahat ) di Alam Dewa, juga dalam kehidupan yang sama.
B3.
Idha patva tattha parinibbayi : Mencapai Sakadagami-Phala di Alam Manusia, setelah itu meninggal dunia dan dilahirkan di Alam Dewa dan mencapai Arahatta-Phala ( Arahat ) di Alam Dewa.
B4.
Tattha patva idha parinibbayi : Mencapai Sakadagami-Phala di Alam Dewa, setelah itu meninggal dari Alam Dewa dan dilahirkan di Alam Manusia dan mencapai Arahatta-Phala ( Arahat ) di Alam Manusia.
B5.
Idha patva tattha nibbattitva idha parinibbayi : Mencapai Sakadagami-Phala di Alam Manusia, setelah itu meninggal dunia dan dilahirkan di Alam Dewa. Setelah itu meninggal dari Alam Dewa dan dilahirkan kembali di Alam Manusia dan mencapai Arahatta-Phala ( Arahat ) di Alam Manusia.
c. AnagamiAnagami terdiri dari 5 macam, yaitu :
C1.
Antaraparinibbayi : Anagami yang mencapai Arahat dan Pari-Nibbana dalam usia yang belum mencapai ’setengah usia’.
C2.
Upahaccaparinibbayi : Anagami yang mencapai Arahat dan Pari-Nibbana dalam usia yang hampir mencapai ’batas usia’.
C3.
Asangkharaparinibbayi : Anagami yang mencapai Arahat dan Pari-Nibbana dengan tidak usah berusaha keras.
C4.
Sasangkharaparinibbayi : Anagami yang mencapai Arahat dan Pari-Nibbana dengan berusaha keras.
C5.
Uddhangsoto akanitthgami : Anagami yang mencapai Arahat dan Pari-Nibbana di Alam Akanittha-Bhumi.
d. ArahatArahat terdiri dari 4 macam, yaitu :
D1. Sukkhavipassako : Arahat yang tidak mempunyai Jhana/Abhinna, hanya melaksanakan Vipassana-Bhavana saja.
D2. Tevijjo : Arahat yang mempunyai Vijja ( Pengetahuan ) 3 yaitu :
1.
Pubbenivasanussatinana ( Kemampuan untuk mengingat penitisan dahulu ).
2.
Dibbacakkhunana ( Kemampuan untuk melihat Alam-Alam halus dan kesanggupan melihat muncul-lenyapnya makluk yang menitis sesuai denga karma masing-masing ).
3.
Asavakkhayanana ( Kemampuan untuk memusnahkan asava/kekotoran bathin. )
D3.
Chalabhinno : Arahat yang mempunyai Abhinna/Tenaga Bathin 6 yaitu :
1.
Pubbenivasanussatinana ( Kemampuan untuk mengingat penitisan dahulu ).
2.
Dibbacakkhunana atau Cutuppatanana ( Mata Bathin ialah kemampuan untuk melihat Alam-Alam halus dan kesanggupan melihat muncul-lenyapnya makluk yang menitis sesuai dengan karma masing-masing.
3.
Asavakkhayanana ( Kemampuan untuk memusnahkan asava / kekotoran bathin ).
4.
Cetopariyanana atau Paracittavijanana ( Kemampuan untuk membaca pikiran makluk-makluk lain )
5.
Dibbasotanana ( Telinga Bathin, ialah kemampuan untuk mendengar suara-suara dari Alam Manusia, Alam Dewa, Alam Brahma, yang dekat maupun yang jauh )
6.
Iddhividhanana ( Kekuatan Megis ) yang terdiri dari :
a.
Adhittnana-iddhi, yaitu dengan kekuatan kehendak / will power mengubah tubuh sendiri dari satu menjadi banyak, dan dari banyak menjadi satu.
b.
Vikubbana-iddhi, yaitu kemampuan untuk menyalin rupa, umpamanya menyalin rupa menjadi anak kecil, raksasa, membuat diri menjadi tidak tertampak.
c.
Manomaya-iddhi, yaitu kemampuan mencipta dengan mengunakan pikiran, umpamanya menciptakan istana, taman, singa.
d.
Nanavipphara-iddhi, yaitu pengetahuan menembus ajaran
e.
Samadhivipphara-iddhi, yaitu konsentrasi, lebih jauh :
- Kemampuan menembus dinding, gunung-gunung.
- Kemampuan menyelam kedalam bumi bagaikan menyelam ke dalam air.
- Kemampuan berjalan di atas air.
- Kemampuan melawan api.
- Kemampuan terbang di angkasa.
D4.
Patisambhidappatto : Arahat yang mempunyai Patisambhida ( Pengertian Sempurna ) 4 yaitu :
1. Atthapatisambhida, yaitu pengertian mengenai arti-maksudnya dan mampu memberi penerangan secara terperinci.
2. Dhammapatisambhida, yaitu pengertian mengenai inti-sarinya dan mampu mengeluarkan pertanyaan.
3. Niruttipatisambhida, yaitu pengertian mengenai bahasa dan mampu memakai kata-kata yang mudah dimengerti.
4. Patibhananapatisambhida, yaitu pengertian mengenai kebijaksanaan dan mampu menjawab seketika bila ada pertanyaan secara mendadak.
Sumber : Dhamma Sakaccha (Panjika)