[at] sobat dalam ber Dharma
"Kebenaran Mutlak" disini bukan seperti konvensi arah mata angin, bukan pula konvensi mana kiri dan dimana kanan. hal itu tidak bisa disamakan dengan kebenaran mutlak hukum gravitasi.
Contoh yang sobat maksudkan tentang subjektifitas terhadap objek, hanyalah merupakan relativitas yang merupakan "hasil". maka itu tidak dapat dikatakan sebagai "Kebenaran Mutlak".
alasan yang mendukung adalah contoh dalam Gravitasi tersebut.
1. Saat sobat memberikan contoh berikut
Ia dirasakan "nyata ada" karena kita dapat merasakan dampaknya, misalnya kalau kita lompat dari tempat yang tinggi pasti kita jatuh. => hal ini adalah "hasil" bukan kebenaran mutlak. Dan seperti kata saya sebelumnya adalah merupakan relativitas yaitu
a. Kita Jatuh
b. Bumi Jatuh
contoh yang lain adalah. Apakah Bumi mengelilingi Matahari atau Matahari mengelilingi Bumi.
bila kita menilik berdasarkan hasil, maka subjektifitas yang sobat katakan akan berlaku.
1. Bila anda menganggap Bumi sebagai objek diam maka anda akan beranggap Matahari yg mengelilingi.
2. Bila anda menganggap Matahari sebagai objek diam maka anda akan beranggap Bumi yang mengelilingi.
3. Bila anda menganggap Matahari dan Bumi sebagai objek bergerak maka tidak ada sesuatu yang mengelilingi sesuatu.
4. Bila anda menganggap Matahari dan Bumi sebagai objek diam maka tidak ada sesuatu yang mengelilingi sesuatu.
Kalau dilihat dari banyaknya kemungkinan "hasil" yang didapat diatas, maka tidak bisa disebut "kebenaran mutlak"
Tetapi kita(manusia) sudah menyatakan bahwa "Bumi mengelilingi Matahari". apakah hal ini "Kebenaran Mutlak" ataukah suatu "Hasil"
?
bila dimana Hukum Gravitasi itu adalah "Kebenaran Mutlak" maka "Bumi mengelilingi Matahari" adalah kebenaran mutlak. karena hal tersebut bukanlah suatu hasil yang tercapai dari suatu subjektifitas.
"Kebenaran Mutlak" seperti tersebut tidak diperlukan keberadaan Subjek, karena memang tidak adanya Objek dalam kebenaran tersebut.
Dalam hal ini, saya melihat "kebenaran mutlak" bukan terletak pada suatu kenyataan yang berdiri terpisah dari subjek ataupun di dalamnya. Kebenaran mutlak justru muncul saat subjek dan objek tidak lagi terpisah. Dalam hal ini, ia harus berada di luar "benar" dan "salah", "nyata" dan "tidak nyata", serta berbagai oposisi konsep yang ada.
pernyataan diatas saya masih agak bingung.
1. Kebenaran mutlak yang muncul dengan objek dan subjek yg tidak lagi terpisah. seperti apakah contohnya?
2.Kebenaran yang berada "diluar" benar dan salah. Apakah maksudnya?