saya akan coba jawab, tetapi bukan dari pihak MMD walau judul thread ini adalah MMD...
Jika Panna[kebijaksanaan] muncul dari samadhi dan Kebijaksanaan tidak bisa diperoleh dari guru atau dari literatur mana pun juga, mengapa anda malah membuat literatur dan menjadi pengajar ?
Pertanyaan ini muncul karna ada sedikit kontradiksi antara pernyataan yg dibuat dgn tindakan yg dilakukan...
inilah adalah kutipan jawaban Buddha atas pertanyaan seorang brahmana bernama Dhotaka:
Dhotaka:'Yang Mulia,saya amat ingin mendengar Engkau berbicara. O, Guru, jelaskanlah: dapatkan seorang siswa yang mempelajari ajaran-ajaranmu menemukan ketenangan penghentian untuk dirinya sendiri?'
Buddha:'Siapa pun yang mempelajari ajaranku,' kata Sang Buddha, 'yang bersemangat, pandai dan sadar, di situ dan kini, dapat menemukan ketenangan Nibbana bagi dirinya sendiri.'
Dhotaka:'Saya dapat melihat sekarang. bahwa di dunia ada seseorang yang tidak memiliki apa pun, seorang Brahmana, seorang kelana. Saya membungkuk dalam-dalam dan menghormat Engkau, wahai Mata yang Melihat Segalanya. Tolonglah, wahai orang Sakya, bebaskanlah saya dari kebingungan!
Buddha:'Bukan praktekku yang membebaskan siapa pun dari kebingungan. Bila engkau telah memahami ajaran-ajaran yang paling berharga, maka engkau sendiri akan menyeberangi samudra ini.'
bukan praktek seorang guru sekaliber Buddha yg dapat membebas seseorang, lantas buat apa seorang guru seperti Buddha mengajarkan (berusaha menunjukkan jalan pembebasan, berhasil ataupun tidak)?
--------------------------------------------------------
Lebih baik lagi kalo menyebarkan Dhamma untuk menunjukan jalan mencerahkan..
Maokah kita menyebarkan Dhamma yg pernah dibabarkan Hyang Buddha dan bukan hanya menunjukan serta menyebarkan 2 daun Dhamma, yg seolah2 lebih lebih hebat dari daun2 lainnya (hingga lintas agama) ?
karena menurut saya, yg dimaksud menyebarkan 2 daun Dhamma adalah pihak MMD, maka saya no comment soal ini