//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - yanfei

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 29
61
agak aneh masa ada yang ke 8 bukan nya tuhan nya berisitirahat?
lucu juga ya =)) Tuhan bisa capek juga =))
pasti sekarang Tuhan juga lagi pusing denger rengekan milyaran manusia =))

62
berarti alkitab mau direvisi kembali nih? =))


63
sebagai buddhis awam, gw sangat seneng baca buku ini

64
Untuk penggemar lu sheng yen, di event ini ada altarnya juga lho?

=))

65
Kafe Jongkok / Re: Polisi Gorontalo Menggila (youtube)
« on: 08 April 2011, 11:14:21 PM »
ternyata briptu norman ini multi talenta, bukan cuma bisa lipsync saja
salut untuk bapak polisi satu ini

66
Diskusi Umum / Re: masuk baca liat perhatikan dan renungkan
« on: 08 April 2011, 09:45:19 PM »
 :whistle: :whistle: #-o #-o :?? :?? :-SS :-SS ~X( ~X( :?? :?? #:-S #:-S

67
Beberapa patung Budha di Pu Xian, Kuala Lumpur, Malaysia, belum lama ini terlihat bibir, dada dan tangannya bergerak, berkedip serta memancarkan cahaya. Fenomena aneh ini terjadi sekitar satu jam.

27 Februari, sekitar pukul 5-6 sore waktu setempat, setelah suatu acara pada pusa...t biara tersebut, lebih dari 100 anggota antri untuk bertemu kepala Biara Tong Chew. Pada saat itulah terlihat patung Budha yang berada dalam ruangan itu mulai bergerak, menurut laporan salah satu koran Mandarin, Guang Ming Daily.

Para saksi mengatakan kepada harian tersebut bahwa mereka untuk pertaman kalinya melihat bibir dan dada salah satu patung Budha itu bergerak, terlihat seolah bernapas. Beberapa saat kemudian patung-patung lainnya juga terlihat menggerakkan bibir, berkedip dan bahkan ada yang menggerakkan jari-jari mereka.

Banyak saksi merekam fenomena aneh ini dengan ponsel dan kamera mereka untuk diupload ke YouTube dan Facebook. Salah satu video menunjukkan adanya cahaya yang keluar dari simbol swastika di dada patung Budha itu beberapa kali. Ada pula video lain yang memperlihatkan munculnya cahaya biru di belakang patung Budha tersebut.

“Sebelum patung-patung itu menggerakkan bibinya, beberapa umat mengatakan bahwa mereka melihat seberkas sinar memasuki patung-patung tersebut hingga patung-patung itu bergerak seolah-olah hidup kembali,” ujar Yang Ping, salah satu umat Budha di Biara itu kepada Guang Ming Daily.

Chew, kepala pada biara tersebut mengklaim bahwa fenomena seperti ini telah terjadi beberapa kali, menurut Guang Ming Daily. Pada awalnya patung-patung ini hanya memancarkan cahaya, hingga kemudian mengeluarkan suara, ujarnya.

“Suara yang dikeluarkan dari patung-patung itu sangat keras dan harmonis, seolah berasal dari dimensi lain,” imbuhnya.

Chew juga mengatakan bahwa salah satu patung yang terletak di luar ruangan tersebut juga pernah terlihat melayang di atas tanah, namun karena patung itu memancarkan cahaya terang, maka tidak ada yang dapat dilihat pada rekaman video.

Bahkan yang lebih mankhjubkan lagi, beberapa orang yang hadir di pusat biara itu pada 27 Februari mengatakan bahwa mereka tidak melihat langsung patung-patung yang bergerak, namun dalam tayangan video yang mereka ambil, mereka dapat melihat patung-patung itu menggerakkan bibirnya. Ada pula yang mengatakan sebaliknya bahwa mereka dapat melihat patung itu bergerak secara langsung, namun dalam video mereka tidak terlihat apapun.

Beberapa orang mencoba menjelaskan bahwa patung itu bergerak akibat ilusi kolektif. Namun hingga kini belum ada yang mampu menjelaskan video yang menunjukkan patung-patung Budha itu bergerak. [Chen Mei Ing]






68
sungguh kasihan ajahn brahm, karena kesalahan panitia yang mengundangnya, malah ajahn brahm yang disalahkan, dikatakan bhikkhu seleb, terlalu komersil lah, nyelenehlah, segala macam cara dicari kesalahannya
apakah anda sudah hebat dhammanya, sehingga memandang remeh ajahn brahm?
apakah anda sudah mengenal dekat dengan ajahn brahm sehingga tau ajahn brahm itu mengejar popularitas?

walaupun gw gak pernah ketemu dengan ajahn brahm dan gak pernah dengar ceramahnya, tapi dari bukunya memberi gw pencerahan

sekian unek2 gw bagi penghujat ajahn brahm
semoga anda berbahagia

69
kalo diliat postingan riveamaretta
sepertinya dia ini dendam amat sama ajahn brahm
ngata2in ajahn brahm seleb lah
apa sich yang sudah diperbuat riveamaretta untuk perkembangan agama buddha?
bisanya cuma menghasut aja


70
Keluarga & Teman / Re: teman lupa budi
« on: 20 February 2011, 11:36:41 PM »
Pamrih apa yang anda maksud???? Uangkah?? Bendakah??
Apa dasarnya anda berkata-kata seperti itu??
Apakah anda seorang paranormal atau orang suci yang dapat menebak maksud dan tujuan saya??

Saya sudah cukup senang seandainya dia mau mengundang saya ke pernikahannya, tapi saya tidak diundang
Saya sudah cukup senang seandainya dia mau datang ke pernikahan saya / ultah anak saya, tapi dia tidak datang
Saya sudah cukup senang seandainya dia mau antusias berbicara dengan saya di telepon
Pamrih itulah yang saya maksud.. Momen2 sakral seperti itulah pamrih yang saya maksud..
Kalau anak sekarang bilang "Lo nggak mandang gue, gue kan sohib lo"

Terus terang saya agak nyesel juga curhat di sini..
Namanya saja saudara sedhamma tapi diserang juga
Yang curhat disini sudah cukup terluka perasaannya jadi nggak perlu ditambahin kan..


sabbe sankhara anicca

sensi amat jadi orang
siapa juga mau menyerang orang, bikin karma buruk aja
kalo tau jiwa anda sesensitif itu, gw minta maaf atas postingan itu

 _/\_

71
Keluarga & Teman / Re: teman lupa budi
« on: 14 February 2011, 10:16:54 PM »
menolong orang itu gak perlu pamrih
biarkanlah dia berhutang budi terhadap anda, setidaknya anda tidak berhutang budi terhadap dia

72
bisa dijadikan ajang kopdar =))

73
Raja Pelindung Satwa

Ketika belum ada isu binatang punah atau terancam punah, Raja Asoka di India sudah punya kebijakan sadar lingkungan.

SEJAK berabad-abad silam, kesadaran atas lingkungan tumbuh di India. Catatan-catatan yang tertinggal dalam pilar-pilar dan batu besar di seluruh negeri mengungkap fatwa-fatwa Raja Asoka, yang begitu sering dipuji dalam legenda Budha, tentang perlindungan satwa.

Meski ada beragam versi, para sejarawan umumnya menyebut Asoka lahir sekitar 304 SM. Sebagai putra raja, dia tumbuh sebagai anak yang gesit dan berani, jago berburu, serta pemimpin perang dan negarawan ulung. Dia memimpin beberapa resimen tentara Maurya dan berhasil memenangi sejumlah peperangan. Popularitasnya membuat saudara-saudaranya cemas; takut ayah mereka, Raja Bindusara, memilih Asoka sebagai penerusnya.

Setelah Bindusara mangkat, dan perang suksesi, Asoka menjadi raja ketiga dinasti Maurya. Dia memiliki gelar Devanampiya Piyadasi yang berarti “Kekasih para dewa, dia yang memandang dengan cinta kasih.”

Semasa kekuasaannya, dia menyatukan wilayah yang sangat luas di bawah kekaisarannya, melampaui batas-batas wilayah kedaulatan India saat ini. Dia dikenal sebagai pemimpin yang kejam dan haus darah. Pada 262 SM, delapan tahun setelah penobatannya, tentara Asoka menyerang dan menaklukkan Kalinga. Banyak nyawa melayang akibat perang.

Suatu hari, usai perang, Asoka menjelajahi bekas palagan pasukannya. Dia melihat rumah-rumah yang hangus terbakar dan mayat-mayat bergelimpangan. Mereka yang masih hidup bergulingan di tanah. Hatinya hancur. “Perbuatan mengerikan apa yang kulakukan?“ ujarnya seperti dikutip Ariyakumara dalam Riwayat Hidup Raja Asoka.

Sejak itu, dia bertekad tak akan lagi mengobarkan perang. Kebijakan untuk memperluas kerajaan dia hapus. Asoka pun mulai mendedikasikan sisa hidupnya untuk menerapkan prinsip-prinsip Buddha ke dalam administrasi kerajaan. Dia memainkan peranan penting untuk menyebarkan agama Budha, bahkan hingga ke luar negeri. Dia juga menerapkan prinsip-prinsip perlindungan lingkungan.

“Negara memiliki tanggungjawab bukan hanya untuk melindungi tapi juga meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan satwa-satwa liar,” tulis Ven. S. Dhammika, bhiku asal Australia yang juga direktur spiritual  dari Buddha Dhamma Mandala Society di Singapura, dalam “The Edicts of King Ashoka” sebagaimana dimuat www.cs.colostate.edu.

Apa yang dilakukan Asoka bukan sekadar kisah legenda, tapi diperkuat penemuan dan penerjemahan tulisan kuno pada pilar dan batu besar. Upaya itu sudah dimulai filolog James Prinsep pada 1837 atas tulisan kuno di pilar batu besar di Delhi. Dalam dekade berikutnya, lebih banyak titah sang raja ditemukan dengan penguraian yang lebih akurat. Titah-titah Asoka dapat ditemukan tersebar di lebih dari 30 tempat di seluruh India, Nepal, Pakistan, dan Afghanistan.

Pada 256 SM, Raja Asoka mengeluarkan titah Tujuh Pilar, yang salah satunya menyatakan:

“26 tahun setelah penobatan saya, berbagai hewan dinyatakan dilindungi –burung kakatua, mainas, angsa merah, itik liar, kelelawar, semut ratu, terrapins, ikan tak bertulang, ikan, kura-kura, landak, tupai, rusa, banteng, keledai liar, merpati liar, merpati piaraan, dan semua makhluk berkaki empat yang tak berguna dan tak bisa dimakan ...“

“Kambing betina, biri-biri betina, dan babi betina yang masih bersama anaknya atau memberikan susu kepada anaknya juga dilindungi. Ayam jantan tak boleh dikebiri, sekam yang di dalamnya bersembunyi makhluk hidup tak boleh dibakar dan hutan tak boleh dibakar tanpa alasan ataupun untuk membunuh makhluk-makhluk….”

Dalam A history of Indian Buddhism: from Śākyamuni to early Mahāyāna, Akira Hirakawa menulis, Asoka berulangkali mengatakan dalam titah-titahnya tentang pentingnya menghormati kehidupan tiap mahluk. Asoka mencontohkannya dengan perbuatan nyata, bukan sebatas menekankan kepada rakyatnya. Harapan Asoka, rakyatnya akan mengikutinya.

Asoka mendirikan banyak hutan lindung dan suaka bagi satwa-satwa liar. Rumah sakit hewan didirikan. Selain itu, Asoka juga menghentikan kebiasaannya berburu hewan untuk kesenangan. Olahraga berburu menjadi aktivitas terlarang –waktu itu berburu merupakan hiburan favorit para pembesar. Berburu hanya diperbolehkan sebatas untuk makan. “Kekejaman terhadap hewan di ranah domestik maupun terhadap hewan liar juga dia larang,” tulis Dhammika.

Di ranah domestik, Asoka secara bertahap menghentikan penyembelihan-penyembelihan hewan untuk masakan. Awalnya di dapur istananya ratusan ribu hewan disembelih setiap hari. Jumlahnya berkurang drastis dengan hanya tiga hewan yang boleh disembelih: dua burung merak dan seekor rusa. Pada akhirnya tak satu pun hewan yang jadi santapannya. Asoka menjadi seorang vegetarian.

Pengaruhnya terasa hingga di luar wilayah kerajaan. Asoka mengirim beberapa misionaris, termasuk anaknya, Arahat Mahinda, ke Thailand dan Sri Lanka untuk mengajarkan Buddhisme. Di sesela berburu saat kedatangan di Sri Lanka pada 247 SM, “Arahat Mahinda menghentikan Raja Devanampiyatissa dari membunuh rusa dan mengatakan kepada raja bahwa setiap makhluk hidup memiliki hak yang sama untuk hidup," ujar Jawantha Jayewardene, konservasionis gajah dari Sri Lanka, sebagaimana dikutip situsweb Environmental History, https://php.radford.edu/~wkovarik/drupal.

Atas bujukan itu, Raja Devanampiyatissa menjadi Buddha dan menetapkan bahwa tak seorang pun boleh membunuh atau menyakiti makhluk hidup. “Dia memisahkan area luas di sekitar istananya sebagai tempat perlindungan flora dan fauna. Ini disebut Mahamevuna Uyana dan diyakini sebagai cagar alam yang pertama di dunia.”

Arahat Mahinda dan utusan Asoka lainnya juga memperkenalkan perlindungan binatang sebagai fungsi sentral biara di mana pun mereka pergi. Biara-biara Buddha di Thailand dan Sri Lanka hingga hari ini sering berfungsi sebagai tempat perlindungan binatang –meski kemudian terdistorsi menjadi hanya mempertahankan gajah.

Semua upaya itu Asoka lakukan untuk menebus dosa kepada makhluk-makhluk yang telah kehilangan nyawa selama dia memerintah dengan lalim. “Dia menganggap seluruh mahluk hidup adalah anaknya,” tulis Hirakawa.

Pada 232 SM, di usia 72 tahun, Asoka meninggal dunia setelah 38 tahun memerintah. Sayangnya, butuh berabad-abad untuk menyingkap pengetahuan dan kearifannya soal lingkungan hidup. Kini, ketika bumi kian rusak, orang baru menaruh perhatian pada isu lingkungan. Memang tak ada kata terlambat. Dan mungkin apa yang dilakukan Asoka bisa ditiru: membuat kebijakan lingkungan berbasis spiritualitas. [MF MUKTHI]

sumber : http://www.majalah-historia.com/majalah/historia/berita-339-raja-pelindung-satwa-.html

74
Perkenalan / Re: Namo Buddhaya...
« on: 17 December 2010, 11:53:13 PM »
p e r t a m a x  ;D

Salam kenal n Welcome  _/\_

selamat gan, uda jadi yang pertamax

kalo ane yang penting page one aja deh :D

75
Film / Re: film Buddha yang keren
« on: 16 December 2010, 09:41:00 PM »
Oh, jd klik di gambarnya ya ? Maklum bahasa pali jd ga ngerti hahaha...

Keren ya ni film, sapa yang buat ya ?
kayaknya sich itu tulisan thailand

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 29
anything